• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mungkin hatinya merasakan sesuatu yang aneh. Apakah mungkin terjadi sesuatu? Semoga semuanya baik-baik saja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mungkin hatinya merasakan sesuatu yang aneh. Apakah mungkin terjadi sesuatu? Semoga semuanya baik-baik saja."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.Penuh Rasa Syukur

“Apabila kamu bersyukur nescahya Aku akan tambahkan nikmat-Ku dan apabila kamu kufur maka adzab-Ku sangatlah pedih” (Q.S Ibrahim : 7)

(2)

Masih dalam hari yang baik. Sebab dari awalpun aku memulainya dengan baik. Tapi hari ini rasa lelah, benar-benar melanda sangat berat. Mungkin akibat kegiatan yang terlalu banyak di lakukan. Bahkan malam ini, aku tidak melakukan tadarus dan belajar tafsir Al-qur‟an di Mesjid.

Rasanya ingin mengatur bagaimana seimbang antara kedekatanku terhadap Allah dan melakukan kegiatan di dunia juga. Hmmm belum sempat aku pikirkan secara panjang, bagaimana aturan hidupku ini.

Sahabat, bolehkan aku mengenalkan diri ini? yang sudah merasa bingung tentang hidupnya sendiri. Pasti boleh kan? Sahabat kan baik, jadi aku harap perkenalan kita ini adalah awal dari kebaikan untuk masa yang panjang, bahkan kalau perlu selamanya. Namaku adalah Dae Zaveda Al-Wahyu, aku terlahir dari seorang ibu yang begitu luar biasa menurutku, dia bernama Rohayatiara dan aku memiliki ayah yang hebat juga menurutku yaitu Wahyu, tak ketinggalan juga, jika aku memiliki seorang kakak yang begitu menawan yaitu Said. Itulah keluargaku, keluarga yang Insyaallah mendapatkan kebahagiaan yang di ridhai Allah dan mendapatkan perlindungan dari hal yang buruk. Amiin.

Keluargaku tentu memiliki kegiatan yang berbeda-beda setiap harinya. Dan itu membuatku merasa terasingkan. Tapi, semenjak ummi memutuskan untuk membuka usaha di rumah, dia selalu ada untukku dan pastinya aku tak merasa di asingkan lagi. Namun, kedua kaum adam yang tampan itu, tetap harus melakukan kegiatannya sampai malam dan tidak banyak waktu di rumah. Aku jadi ingin mencoba cara supaya mereka berdua bisa tetap bersama aku dan juga ummi. Tapi bagaimana?

“Dae? Apa kau sudah tidur?”Panggil ummi yang terdengar suaranya dari luar kamarku. Padahal aku sudah akan tidur dan entah aku harus bagaimana lagi untuk melanjutkannya.

“Tidak ummi!”Jawabku yang memaksakan untuk menghilangkan rasa kantuk yang terasa berat sekali.

“Temani ummi, untuk menunggu abi dan juga kak Said. Kenapa mereka belum juga pulang?”Kata ummi dan terlihat sekali wajahnya khawatir.

Kebiasaan ummi adalah menunggu orang yang belum pulang ke rumah ini. Walaupun konsekuensinya adalah lelah dan mengganggu waktu tidur. Tapi hati ummi itu selalu gelisah, jika orang-orang disini tidak memberikan kabar ketika di luar. Aku merasa sangat beruntung memiliki ummi sepertinya, beliau tidak akan pernah baik jika orang lain juga tidak baik. Hatinya akan tenang jika semuanya ada di hadapannya dan selamat.

Bahkan pernah beberapa kali, ummi harus menunggu abi dari larut malam sampai pagi menjelang. Ummi tidak tidur dan terus membaca Al-qur‟an untuk menemaninya. Mungkin waktu itu aku sedang tidak ada di rumah dan aku tahu dari kak Said. Ada sedikit kesal juga terhadap abi yang selalu membuat khawatir, abi itu terlalu dingin dan pendiam, sulit sekali untuk membangun komunikasi dengan abi yang selalu sibuk dengan bisnis.

“Ummi, alangkah baiknya kita tidur saja dulu! Nanti juga abi akan pulang dengan selamat. Percayalah! Mereka berdua akan selalu di lindungi”Kataku yang berusaha menenangkan ummi. Jika aku lihat wajah ummi sekarang, ternyata terlihat sangat khawatir dan terus gelisah.

(3)

“Tidak Dae! Ummi tetap akan menunggu mereka, ummi sudah biasa menunggu. Kau bisa temani ummi kan?”Tetap saja ummi memaksakan kehendaknya dan dia tidak mau mendengarkanku. Aku hanya takut jika ummi sakit, sekarang dia sudah sering jatuh sakit . Ya Allah aku kasihan tehadapnya.

Aku lupa memberitahu pada sahabat semua. Malam ini adalah malam terakhir bulan Ramadhan dan nanti besok adalah hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir batin sahabat. Mungkin itu yang membuat ummi begitu khawatir sekarang, karena ummi ingin merasakan berkumpulnya sebuah keluarga di malam hari Raya. Tapi memang tidak bisa di harapkan, karena sekarang sudah pukul 22.00 WIB. Sudah sangat malam, dan masih terdengar takbir yang menggema begitu menggetarkan jiwa.

Tok.. Tok..

Terdengar suara pintu besar rumah kami yang di ketuk oleh seseorang. Tapi pikiranku malah tak karuan, ketika melihat banyak orang yang datang. Aku tak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Dan ummi memang memikirkan hal yang sama, dengan cepat aku langsung membuka pintu rumah. Terlihatlah orang-orang yang menampakkan wajah kesedihan, ada beberapa orang yang menangis juga. Ditengah-tengah mereka ada sebuah peti mati, jelas saja aku semakin bingung dengan pengiriman itu. Apa yang sebenarnya terjadi?

“Maaf bu. Kami mengganggu ketenangan ibu. Saya melaporkan jika suami ibu, pak Wahyu mengalami kecelakaan ketika ia mengendarai mobilnya yang ternyata menabrak sebuah pohon besar. Nyawa suami ibu tidak bisa tertolong, karena lukanya terlalu parah dan beliau menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit. Kami juga minta maaf, karena tidak memberitahu ibu sebelumnya, itu karena putra ibu, Said menyuruh untuk tidak memberitahukannya kepada ibu”Penjelasan salah seorang Polisi, benar-benar sudah membuat kami merasa dunia ini tak terlihat lagi. Dari semenjak ummi melihat peti mati itu, ummi sudah kelihatan lemah dan mendengar penjelasan dari pak polisi, membuat ummi pinsan.

***

“Dae? Sebaiknya kau tidur lebih awal! Nanti besok kita akan pergi ke Mesjid pagi-pagi, jadi supaya tak terlambat”Kata ummi yang menyadarkanku dari lamunan.

Sudah lama aku berada di sopa dekat jendela, melihat kearah luar yang masih terang dengan cahaya lampu. Suasana malam hari Raya ini membuatku terharu dan sedih. Aku terharu karena sebentar lagi akan menyambut indahnya hari Raya Idul Fitri.

Waktu terasa begitu cepat. Sudah satu tahun berlalu abi pergi, aku sudah merasakan kehidupan bersama keluarga baruku, dan hal lain lagi yang tampak jauh berbeda dari sebelumnya. Bersyukur! hati ini tak akan berhenti bersyukur atas semua nikmat yang telah Allah berikan. Mungkin Idul Fitri dulu adalah Idul Fitri yang sangat bersejarah dalam hidupku. Aku berpikir jika nanti abi pergi maka kehidupan keluargaku tidak akan tentram dan entah apakah ada kebahagiaan atau tidak. Ternyata itu hanyalah pikiran buruk yang membuatku takut sendiri.

Allah itu Maha Adil dan sangat baik. Satu tahun yang lalu, yaitu ketika abi pergi untuk selama-lamanya yang betepatan di malam hari Raya. Itu merupakan takdir yang tidak bisa di cegah oleh siapapun. Bahkan aku merasa khawatir kepada ummi yang terus sakit karena memikirkan abi. Sampai pada akhirnya ada seseorang yang menyukai dan mencintai ummi apa adanya

(4)

dengan tulus. Dia adalah laki-laki keturunan Arab Saudi yang sudah lama menetap di Indonesia. Setelah masa iddah ummi selesai, akhirnya aku menemukan keluarga baru dan kehidupan baru dari ayah tiriku yang bernama Wan Jafar.

Betapa banyaknya kebaikan Allah dari sebuah hikmah di balik masalah. Sabar dan ikhlaskan saja semua yang telah terjadi. Meski aku memiliki kehidupan yang lebih baik sekarang, tapi aku tetap mengingat abi yang tak pernah sedikitpun aku akan melupakannya. Abi adalah sosok yang hebat.

Sudah waktunya untuk tidur sahabat. Nanti besok aku akan pergi ke Mesjid untuk shalat ied. Subhanallah.. pasti esok akan menjadi hari yang begitu luar biasa bagi seluruh umat muslim di dunia. Pokoknya aku ingin shalat di shaf depan, aku tidak ingin tertinggal dengan khutbah besok, karena para pemuka agama pasti akan ada banyak yang hadir. Betapa indahnya jika esok tiba. Aku berambisi keras untuk bisa datang pagi, supaya aku mendapatkan tempat di shaf yang paling depan, tapi sahabat, jangan berpikir jika aku akan mengambil tempat imam. Sama sekali tidak! Aku ingin berlomba-lomba dalam kebaikan atas perintah Allah. Sudahlah sahabat, waktunya untuk tidur.

“Dae? Cepat bangun! Hari sudah mulai pagi. Bukankah kau tidak ingin terlambat?”Suara itu terdengar dari luar kamarku. Seperti suara ayah. Tapi aku sama sekali tidak menggubrisnya, aku tetap tertidur dan hanya mengatakan „iya‟.

“Sepertinya kau tak akan ikut. Sudahlah kami pergi sekarang”Suara itu adalah suara kak Said. Lagi-lagi aku hanya mengatakan „iya‟ dan tidak tertarik sedikitpun, aku terus tidur.

“Kau benar-benar akan melewatkan pagi ini?”Suara ummi terdengar jelas dan aku tetap ingin tidur.

Sudah tidak ada suara yang terdengar lagi, apa mungkin mereka semua sudah pergi? Hah apa? Pergi? Tidak mungkin! Bagaimana denganku? Secepatnya aku bangun dan lupa membaca do‟a setelah tidur. Tidak sopan aku malah membaca do‟a sambil berjalan dan segera membersihkan diri. Sungguh! Baru pertama kali ini aku tergesa-gesa. Sebelumnya aku tidak pernah. Setelah selesai membersihkan diri dan sekarang aku sudah terlihat rapi dan sopan, shalat subuh sudah aku laksanakan. Untung saja langit masih terlihat gelap dan belum pagi sepenuhnya, tapi aku sudah tidak banyak waktu lagi. Mungkin aku akan terlambat dan tidak mendengarkan khutbah ied atau mungkin aku tidak akan shalat di shaf depan? Ah sungguh! Aku takut dan merasa bersalah.

Mesjid Hidayatul Islam Indonesia

Sampai pada akhirnya aku melihat sudah banyak orang di Mesjid dan kapasitas Mesjid yang besar itu, tidak mampu menampung banyak orang. Bahkan banyak orang yang mendapatkan tempat di Jalan Raya. Ini membuatku semakin takut dan harus menerima kenyataan, jika aku tak mendapatkan tempat di shaf depan.

Astaghfirullah... tanpa sengaja aku menabrak seorang pria dari belakang. Kenapa aku jadi seperti ini? Mungkin aku terlalu tergesa-gesa hingga akhirnya mendapatkan banyak masalah. Entah siapa orang yang aku tabrak tadi, dia belum juga

(5)

memalingkan muka dan tanpa sengaja aku melihat wajahnya. Dia adalah seorang pemuda yang tak aku kenal sama sekali, wajahnya bersinar karena sering berwudlu, dan matanya begitu teduh. Maaf aku tidak sengaja bertatapan dengannya.

“Ada apa ukhti?”Tanya pemuda itu dengan baik-baik dan tidak ada kemarahan sedikitpun.

“Aku minta maaf akhi! Tadi aku tergesa-gesa dan tak sengaja menabrakmu. Jalanan ini licin dan membuatku terdorong. Percayalah! Tak ada niatan apapun, aku tidak mencari perhatian, dan tidak ingin merusak pagi yang indah ini. Apa kau memafkanku?”Aku berharap supaya dia mampu mengerti dan tidak marah. Subhanallah... aku malah terkagum dengannya, dia sama sekali tidak memandangku dan terus menjaga pandangannya. Baru pertama kali ini aku bertemu dengan pemuda shaleh seperti dirinya.

“Tidak apa-apa ukhti! Jangan merasa bersalah! Alangkah baiknya jika kau mampu berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Sebab tergesa-gesa adalah salah satu perangai setan. Itu tidak baik kau lakukan! Sampai jumpa ukhti”Kata-kata itu terdengar dari mulutnya. Tutur katanya baik dan pandai menasehati, dia sama sekali tidak marah. Awal yang indah...

Baikalah! Aku sudah merasa tenang karena dia sudah memaafkanku. Semoga tak ada masalah lain yang terjadi lagi, aku berharap hari ini akan menjadi kebahagiaan dalam kebaikan. Amiin. Termasuk aku menerima shalat di bagian shaf ke delapan. Yang terpenting aku merasa khusyuk dan semakin dekat kepada Allah.

Allahummasollialaasayyidinaamuhammad, pagi yang indah ini aku ingin lebih dekat kepada baginda nabi Muhammad Saw. Hanya satu khtubah yang aku dengarkan dengan jelas hari ini, tapi aku mendengarnya tidak seutuhnya. Banyak sekali anak-anak yang berisik dan di biarkan saja. Mungkin ini salahku sahabat. Sudahlah yang terpenting aku memperbaiki semuanya. Ada pelajaran berharga yang aku dapatkan dari salah seorang Kiyai yang bekhutbah.

(Jangan merasa jika Syurga itu milik kita sendiri! Merasa beramal baik dengan benar dan banyak, pasti imbalannya syurga. Belum tentu! Sebab syurga adalah milik Allah. Untuk itulah tetap beramal lebih baik dan lebih banyak. Jangan sampai membiarkan orang lain terus berbuat dosa dan mendapatkan siksa di neraka nantinya. Jika kita mampu mengerti, maka peringati mereka dan beramalah bersama-sama untuk bisa lebih taqwa kepada Allah Swt).

“Maaf ukhti! Bolehkan saya di sampingmu?”Suara itu terdengar dari samping kananku. Dia adalah seorang wanita bercadar yang tidak aku kenali sama sekali, walaupun aku sudah satu tahun disini. Tapi aku tidak menghapal semua orang-orang yang ada di tempat ini.

“Tentu boleh ukhti”Jawabku dengan senang hati. Karena di samping kananku masih ada yang kosong. Kan tidak baik jika di tempati syetan karena kosong.

Hanya bisa memperhatikan gadis yang kurasa dia adalah orang yang sangat alim. Bercadar adalah cita-citaku, aku ingin sekali masuk ke Pondok Pesantren, dan tidak memikirkan urusan dunia lagi (Zuhud), tapi entah kapan? Aku belum pernah mendapatkan kesempatan.

Gadis itu membuka cadarnya dan dengan cepat memakai mukena putih miliknya, dia langsung duduk dan mengambil tasbe yang tadi dibawanya. Kemudian melihat kearahku dan memberikan sebuah senyuman yang luar biasa. Dia sangat cantik!

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hal tersebut muncul pemikiran penulis untuk mebuat suatu Design untuk Simulasi Lowpass yang mampu meloloskan yang masuk kedalam spektrum frekuensi L-Band

Didepan pintu kelas, setiap orang yang mau masuk kelas harus membayar uang kepada Abduh dan rudi jika mereka tidak ingin mendapat sebuah pukulan dimuka mereka.. Dari kejauhan,

Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) rekonstruksi protofonem; (2) rekonstruksi protoetimon; (3) penentuan kata kognat dan tidak kognat atas 200 kosa

Namun terdapat perbedaan pada subjek dengan kategori kemampuan sedang dan rendah, dimana mereka belum bisa menjawab masalah yang diberikan dengan jawaban yang beragam dan

bahwa untuk pembentukan tim pelaksana pelayanan publik serta penetapan visi, misi, motto dan maklumat pelayanan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) perlu

Untuk tujuan perbandingan, beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2006 telah direklasifikasi agar sesuai penyajiannya dengan

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut penulis membuat kerangka penelitian disertai beberapa hipotesa mengenai wallpaper “Ragnarok” Online Games versi Indonesia yaitu

Dari keseluruhan data yang diperoleh, da- pat dilihat bahwa tingkat kebisingan mesin pembangkit sudah menggangu aktivitas pekerjaan operator dan persepsi