• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

Hafidah Ainur Rahmi, Achmad Fatchan, Budijanto

S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang

E-mail: fiedha_996@yahoo.com

Abstract: This research to obtain information about pedagogical

competence of teachers, especially in (1) lesson planning; (2) lesson implementation; and (3) evaluation of learning process. This research is located in Lumajang Regency with the research subjects of senior high school geography teacher and junior high school social studies teachers who have been certified. This research is exposfacto. The data techniques included documentation, observation, and questionnaires. The analysis of data used the descriptive analysis with single tabulation. The results showed that the competence of senior high school geography teacher and junior high school social studies teacher in Lumajang Regency preparing the lesson plans were good, the competence of teachers in carried out the learning process were good, and also the competence of teachers conducted of the learning evaluation were good. It concluded that pedagogical competence of senior high school geography teacher and junior high school social studies teacher who have been certified in Lumajang Regency were good.

Key word: Pedagogical competence, educator certificate

Faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Guru berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru

merupakan ujung tombak keberhasilan suatu proses pembelajaran. Mulyasa (2005: 13) menyatakan “Kualitas pembelajaran sangat tergantung pada

kemampuan profesional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif dan efisien”. Oleh karena itu, di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas. Profesionalitas guru sangat penting untuk memenuhi kebutuhan siswa dan tuntutan masyarakat.

Guru profesional tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru profesional merupakan komponen vital yang dapat menjamin

(2)

kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru profesional dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya yang dapat

mendorong terwujudnya proses dan produk kinerja sehingga dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Guru profesional dapat dibuktikan dengan perolehan sertifikasi guru.

Sertifikasi guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik bagi guru. Sertifikat pendidik bagi guru berlaku sepanjang yang bersangkutan menjalankan tugas sebagai seorang guru sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sertifikat pendidik ditandai dengan satu nomor registrasi guru yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen).

Pelaksanaan sertifikasi guru juga dibarengi dengan pemberian

kesejahteraan guru yang berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan fungsional, profesi, dan tunjangan khusus terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasii. Adanya pemberian tunjangan tersebut diharapkan diimbangi dengan adanya usaha untuk memajukan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan mampu

membina siswa dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam setiap kompetisi dalam bidang pendidikan. Kompetensi yang dimiliki oleh guru akan berdampak pula terhadap kinerja guru untuk menambah kualitas pendidikan.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini lebih menekankan kepada kemampuan guru untuk mengelola pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa.

Penelitian ini menjabarkan kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dengan melihat langsung kenyataan di lapangan. Kenyataan yang dikhawatirkan adalah apakah guru yang sudah bersertifikat pendidik ini bisa menjamin bahwa guru tersebut adalah guru yang

(3)

profesional terutama dalam kompetensi pedagogiknya terutama guru geografi SMA dan guru IPS SMP di Kabupaten Lumajang.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian eksposfakto, yaitu jenis penelitian yang hanya menggambarkan serta meringkas berbagai kondisi dan situasi yang ada. Peneliti menjabarkan kondisi konkret dari objek penelitian dan selanjutnya akan dihasilkan deskripsi tentang objek penelitian. Penelitian ini hanya

melukiskan variabel atau kondisi yang sedang terjadi dalam suatu situasi. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN dan SMAN yang terdapat di

Kabupaten Lumajang, meliputi SMPN 1 Lumajang, SMPN 2 Lumajang, SMPN 3 Lumajang, SMPN 4 Lumajang, SMPN 5 Lumajang, SMPN 1 Sukodono, SMAN 1 Lumajang, dan SMAN 3 Lumajang. Objek dalam penelitian adalah guru geografi SMA dan guru IPS SMP yang telah lulus program sertifikasi di Kabupaten Lumajang yang berjumlah 30 orang.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa studi dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru, observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, serta teknik angket untuk mengetahui evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Instrumen penelitian dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan angket skala likert. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kompetensi guru dalam perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi yang digunakan merujuk pada Alat Penilaian Kompetensi Guru (APKG). APKG 1 digunakan untuk mengetahui kompetensi guru dalam perencanaan pembelajaran, sedangkan APKG 2 digunakan untuk mengetahui kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya, instrumen angket digunakan untuk mengetahui kompetensi guru dalam evaluasi pembelajaran. Angket yang digunakan berupa angket skala likert, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban pada angket tersebut. Analisis data pada penelitian ini berupa tabulasi tunggal dengan persentase.

(4)

HASIL

Hasil kompetensi guru dalam perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Kompetensi Guru dalam Perencanaan Pembelajaran

No Variabel Skor

Perolehan

Skor

Maksimal % Kualifikasi

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 111 120 93 Amat Baik 2. Pemilihan materi pembelajaran 100 120 83 Baik 3. Pengorganisasian materi pembelajaran 40 120 33 Kurang Baik 4. Pemilihan metode dan model

pembelajaran

107 120 89 Baik

5. Pemilihan media pembelajaran 100 120 83 Baik

6. Pemilihan sumber belajar 89 120 74 Cukup

7. Kejelasan skenario pembelajaran 104 120 87 Baik 8. Kerincian skenario pembelajaran 90 120 75 Cukup 9. Kesesuaian teknik dengan tujuan

pembelajaran

99 120 83 Baik

10. Kelengkapan instrumen evaluasi pembelajaran

70 120 58 Sedang

Nilai Keseluruhan 910 1200 76 Baik

Berdasarkan tabel di atas, variabel yang memperoleh kualifikasi amat baik adalah aspek merumuskan tujuan pembelajaran. Hal ini karena sebagian besar guru mencantumkan tujuan pembelajaran dengan jelas, lengkap, tersusun secara logis, dan dapat mendorong siswa untuk berfikir tingkat tinggi. Sedangkan aspek yang memperoleh kualifikasi kurang baik adalah aspek pengorganisasian materi pembelajaran. Aspek ini memperoleh kualifikasi terendah karena sebagian besar guru tidak mengorganisasikan materi secara luas dan detail.

Aspek kelengkapan instrumen evaluasi pembelajaran memperoleh

kualifikasi sedang. Hal ini karena sebagian besar guru tidak mencantumkan rubrik penilaian kinerja maupun kunci jawaban untuk instrumen penilaian tes pada RPP. Aspek pemilihan sumber belajar berkualifikasi cukup karena sebagian besar guru hanya menggunakan sumber belajar yang berasal dari satu sumber. Sedangkan aspek kerincian skenario pembelajaran juga berkualifikasi cukup dikarenakan sebagian besar guru tidak menyusun skenario pembelajaran secara rinci bahkan tidak terdapat alokasi waktu setiap langkah pembelajaran. Namun secara

(5)

Hasil kompetensi guru dalam perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran

No Variabel Skor

Perolehan

Skor

Maksimal % Kualifikasi Pra Pembelajaran

1. Pemeriksaan kesiapan siswa 108 120 90 Baik

2. Melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi 108 120 90 Baik 3. Penyampaian kompetensi dan tujuan

pembelajaran, serta rencana kegiatannya

109 120 91 Amat Baik

Inti Pembelajaran

4. Penguasaan materi pembelajaran 106 120 88 Baik 5. Kesesuaian materi dengan hierarki belajar 108 120 90 Baik 6. Kaitan materi dengan realitas kehidupan 109 120 91 Amat baik 7. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

114 120 95 Amat Baik 8. Penggunaan kemampuan dasar mengajar 105 120 88 Baik 9. Penggunaan metode dan model pembelajaran 101 120 84 Baik 10. Pembelajaran secara runtut (sesuai sintaks) 100 120 83 Baik

11. Pemanfaatan alokasi waktu 99 120 83 Baik

12. Penggunaan variasi sumber belajar 98 120 82 Baik 13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 99 120 83 Baik 14. Keterlibatan siswa dalam pemanfaatan media 100 120 83 Baik 15. Menghasilkan pesan yang menarik bagi siswa 100 120 83 Baik 16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran

102 120 85 Baik

17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

104 120 87 Baik

18. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar

104 120 87 Baik

19. Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran

104 120 87 Baik

20. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 100 120 83 Baik 21. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar

sesuai dengan kompetensi

102 120 85 Baik

22. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

109 120 91 Amat Baik 23. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 99 120 83 Baik

Penutup

24. Refleksi atau pembuatan kesimpulan dengan melibatkan siswa

98 120 82 Baik

25. Melaksanakan tindak lanjut 101 120 84 Baik

Nilai Keseluruhan 2587 3000 86 Baik

Berdasarkan tabel di atas, variabel yang memperoleh kualifikasi amat baik adalah penyampaian kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta rencana

kegiatannya, kaitan materi dengan realitas kehidupan, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai, serta aspek menggunakan bahasa lisan dan tulis dengan jelas, baik, dan benar. Pada aspek penyampaian kompetensi dan tujuan pembelajaran, sebagian besar guru telah menyampaikan

(6)

kompetensi dan tujuan pembelajaran pada awal pelajaran. Guru menjelaskan apa saja tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.

Kualifikasi amat baik juga diperoleh aspek kaitan materi dengan realitas kehidupan. Sebagian besar guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan. Guru memberikan contoh berdasarkan apa yang dialami oleh siswa. Contoh: guru mengaitkan materi hidrosfer dengan memberi contoh manfaat air bagi kehidupan sehari-hari mereka (air bermanfaat untuk mandi, mencuci, dsb). Aspek

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dicapai memperoleh kualifikasi amat baik. Hal ini karena sebagian besar guru dalam melaksanakan pembelajaran selalu merujuk pada RPP yang telah dibuat sebelumnya sehingga apa yang disampaikan guru tidak keluar dari tujuan pembelajaran.

Aspek menggunakan bahasa lisan dan tulis dengan jelas, baik, dan benar juga memperoleh kualifikasi amat baik. Sebagian besar guru telah menggunakan bahasa lisan dan tulis dengan jelas, baik, dan benar. Dalam menjelaskan, suara guru lantang sehingga dapat didengar oleh seluruh siswa, pelafalan kalimat yang disampaikan oleh guru jelas, penggunaan bahasa baku, serta tulisan guru di papan tulis maupun media yang lain dapat dibaca dengan jelas oleh siswa. Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran tergolong baik dengan perolehan persentase sebesar 86%.

Hasil kompetensi guru dalam evaluasi pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kompetensi Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran

No Variabel Skor

Perolehan

Skor

Maksimal % Kualifikasi

1. Kegiatan penilaian (afektif, kognitif, atau

psikomotorik) terhadap Siswa 113 120 94 Amat Baik 2. Kegiatan penginformasian kriteria

penilaian tes dan non tes kepada siswa 113 120 94 Amat Baik 3. Pemberian tugas individu dan kelompok

yang berkaitan dengan fenomena sehari-hari

104 120 87 Baik

4. Kegiatan membahas tugas individu dan

kelompok di depan kelas 96 120 80 Baik

5. Kegiatan penyusunan soal ulangan

berdasarkan kisi-kisi 112 120 93 Amat Baik

6. Kegiatan pemeriksaan hasil kerja siswa

dengan cepat dan dikembalikan 108 120 90 Baik 7. Kegiatan analisis butir soal 96 120 80 Baik 8. Kegiatan analisis daya serap siswa 99 120 83 Baik

(7)

9. Kegiatan bimbingan belajar siswa 100 120 83 Baik 10. Kegiatan remedial/program perbaikan 110 120 92 Amat Baik

Skor Perolehan 1051 1200 88 Baik

Berdasarkan tabel di atas, variabel yang memperoleh kualifikasi amat baik adalah kegiatan penilaian terhadap siswa, kegiatan penginformasian kriteria penilaian kepada siswa, kegiatan penyusunan ulangan berdasarkan kisi-kisi, serta aspek kegiatan remidial/program perbaikan. Pada aspek kegiatan penilaian terhadap siswa, sebagian besar guru selalu melakukan penilaian terhadap siswa, baik penilaian afektif, kognitif, dan psikomotor. Namun, dalam penelitian ini, penilian yang dilakukan oleh guru hanya penilaian afektif yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa dan kognitif yang berkaitan dengan hasil belajar siswa.

Aspek kegiatan penginformasian kriteria penilaian kepada siswa memperoleh kualifikasi amat baik karena sebagian besar guru selalu menginformasikan kriteria penilaian baik itu penilaian tes maupun non tes. Sebelum guru memberikan tes, guru terlebih dahulu memberitahukan kriteria penilian sehingga siswa akan dapat dengan sendirinya memperkirakan hasil belajar yang akan diperolehnya. Pada aspek kegiatan penyusunan ulangan berdasarkan kisi-kisi, sebagian besar guru menyusun soal ulangan berdasarkan kisi-kisi. Sebelum guru membuat soal ulangan, guru terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal, hal ini agar soal yang dibuat oleh guru tidak keluar dari tujuan pembelajaran serta indikator pencapaian.

Aspek kegiatan remidial/program perbaikan juga memperoleh kualifikasi amat baik. Hal ini karena sebagian besar guru selalu melakukan program remidial kapada siswa yang nilainya berada di bawah standar nilai (KKM). Siswa yang nilainya di bawah KKM diharuskan mengikuti program remidial agar hasilnya optimal. Berdasarkan data tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru dalam evaluasi pembelajaran juga tergolong baik.

PEMBAHASAN

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa kompetensi pedagogik guru geografi SMA dan guru IPS SMP yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Lumajang tergolong baik. Baik tidaknya kompetensi dipengaruhi oleh

(8)

faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal berasal dari dalam diri guru, seperti pendidikan yang ditempuh oleh guru, keikutsertaan dalam berbagai pelatihan kependidikan, serta lama kerja dan pengalaman kerja guru. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar, seperti lingkungan sekolah dan sarana prasarana yang disediakan oleh sekolah.

Penelitian mengenai kompetensi guru yang telah lulus sertifikasi telah banyak dilakukan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Dinar Cindarbumi (2010). Penelitian yang dilakukan oleh Dinar

menyimpulkan bahwa tingkat kompetensi pedagogik guru yang bersertifikat pendidik dalam menyusun RPP, melaksanakan pembelajaran, serta melaksanakan evaluasi pembelajaran sudah sangat baik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut terletak pada

kesamaan menganalisis kompetensi pedagogik guru yang bersertifikat pendidik dalam menyusun RPP, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Perbedaan penelitian ini terletak pada subjek dan lokasi penelitian. Subjek pada penelitian tersebut adalah guru kewarganegaraan dan berlokasi di Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan subjek pada penelitian ini adalah guru geografi SMA dan guru IPS SMP di Kabupaten Lumajang. Perbedaan berikutnya adalah teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian tersebut berupa observasi, dokumentasi, dan wawancara. Sedangkan pada penelitian ini tidak menggunakan teknik wawancara, melainkan angket.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Wahyu Utami (2010). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru ekonomi yang sudah lulus program sertifikasi guru di Kabupaten Bojonegoro adalah baik. Pada kompetensi kepribadian, kinerja guru sangat baik; pada kompetensi pedagogik, kinerja guru sangat baik; pada kompetensi profesional, kinerja guru baik; dan pada kompetensi sosial, kinerja guru juga tergolong baik.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Wahyu Utami dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis guru yang bersertifikat pendidik. Perbedaan terletak pada subjek dan lokasi penelitian. Pada penelitian tersebut, subjek penelitiannya adalah guru ekonomi SMA se Kabupaten Bojonegoro, sedangkan pada penelitian ini adalah guru geografi SMA dan guru IPS SMP di

(9)

Kabupaten Lumajang. Perbedaan selanjutnya terletak pada teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian tersebut adalah angket,

wawancara, dan observasi, sedangkan penelitian ini tidak menggunakan teknik wawancara, melainkan menggunakan teknik studi dokumen.

Penelitian ini juga mendukung penelitian oleh Dian Justicia (2010). Penelitian yang dilakukan oleh Dian menunjukkan bahwa kompetensi guru ekonomi yang telah lulus program sertifikasi dalam proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Malang adalah baik.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Dian Justicia (2010) dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis guru yang bersertifikat pendidik. Perbedaan terletak pada subjek dan lokasi penelitian. Pada penelitian tersebut, subjek penelitiannya adalah guru ekonomi SMAN 1 Malang, sedangkan pada penelitian ini adalah guru geografi SMA dan guru IPS SMP di Kabupaten Lumajang. Selain itu, pada penelitian tersebut, aspek yang dinilai adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sedangkan pada penelitian ini tidak hanya proses pembelajaran, melainkan juga perencanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Eka Apriliya Sari (2012) juga sejalan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kinerja guru Sekolah Dasar Pasca Sertifikasi di kabupaten Kediri tergolong baik. Kinerja guru pada kompetensi pedagogik baik (88,24%), kinerja guru pada kompetensi kepribadian baik (89,17%), kinerja guru pada kompetensi profesional baik (82,59%), dan kinerja guru pada kompetensi sosial baik (77,34%).

Dari beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru yang bersertifikat pendidik adalah baik. Berdasarkan teori dan temuan sebelumnya, jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka hasilnya sangat relevan. Akan tetapi penelitian ini menunjukkan hasil berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Fatimatus (2012). Penelitian yang dilakukan oleh Fatimatus menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan profesionalisme guru (khusus kompetensi pedagogik) antara yang belum bersertifikat dengan yang sudah bersertifikat pendidik. Sertifikasi tidak memberikan kontribusi terhadap tingkat profesionalisme guru (khusus kompetensi pedagogik). Dalam penelitian

(10)

tersebut, kompetensi pedagogik antara guru yang belum bersertifikat dengan yang sudah bersertifikat sama-sama menunjukkan kualitas yang baik dalam proses belajar mengajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru yang bersertifikat pendidik menunjukkan hasil yang baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru geografi SMA dan guru IPS SMP dalam merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran tergolong baik.

DAFTAR RUJUKAN

Cindrabumi, Dinar. 2010. Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan

Kewarganegaraan yang Bersertifikat Pendidik di SMK Kecamatan Kabupaten Bojonegoro. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas

Negeri Malang

Justicia, Dian. 2010. Kompetensi Pedagodik Guru Ekonomi yang Telah Lulus

Program Sertifikasi dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri 1 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sari, Eka Apriliya. 2012. Kinerja Guru Sekolah Dasar Pasca Sertifikasi di

Kabupeten Kediri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri

Malang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press

Utami, Dewi Wahyu. 2010. Evakuasi Kinerja Guru Ekonomi yang Sudah Lulus

Program Sertifikasi Guru di Kabupaten Bojonegoro. Skripsi tidak

Referensi

Dokumen terkait

As far as the relationship between job satisfaction and socio-demographic characteristics; the results of a one-way ANOVA indicate that overall job satisfaction is slightly related

Hasil dari penelitian ini terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) dampak keberadaan hiburan malam (band) terhadap perilaku remaja baik berdampak positif maupun negatif, (2) faktor

Kasus yang dirawat dengan: advanced wound dressing , tindakan necrotomy-debridement , tidak diberikan insulin SC, dan dilakukan pemberian nutrisi IV akan

penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas kabupaten/kota menjadi urusan pemerintah provinsi. Kewenangan provinsi sebagai daerah otonom dalam bidang penanaman modal, yaitu;

Oleh karena itu, karakteristik mangrove bervariasi pada lokasi yang berbeda dan dapat saling tumpang tindih antar zona atau bahkan dapat terjadi pengurangan zona akibat

DIREKTUR UTAMA RUPS ANAK PERUSAHAAN DIREKTUR SDM& UMUM DIREKTUR PERENCANAAN & PENGEMBANGAN DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR KEUANGAN BAGI AN SPI BAGIAN MRC & GCG

Hasil yang ada menunjukkan ketika minat beli dengan daya tarik dikontrol variabel kelompok referensi maka nilai korelasi X (daya tarik iklan televisi) dan Y (minat

Bertanggung jawab untuk mengoordinasikan pelaksanaan Peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat XI, Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Ke 42, Hari