• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selain itu bambu memberikan kesan alami yang eksotis dan indah sehingga akan mempengaruhi karakter orang yang tinggal di dalamnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Selain itu bambu memberikan kesan alami yang eksotis dan indah sehingga akan mempengaruhi karakter orang yang tinggal di dalamnya."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Bambu sebagai hasil hutan bukan kayu (HHBK) sangat potensial untuk mensubstitusi kayu bagi industri yang menggunakan kayu sebagai bahan baku. Selain berpotensi sebagai bahan substitusi kayu, penggunaan bambu tergolong ramah lingkungan.

Di Indonesia sudah lama memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah, perabotan, alat pertanian, kerajinan, alat musik, maupun makanan. Namun, bambu belum menjadi prioritas pengembangan dan masih dilihat sebagai “bahan milik kaum miskin yang cepat rusak” padahal kenyataannya bambu merupakan bahan material yang kuat, indah, dan tahan lama. Bambu yang sudah diawetkan dapat menjadi bahan alternatif pengganti kayu yang semakin langka dan mahal.

Berdasarkan Dinas Pertamanan dan Kehutanan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, daerah Bantul menjadi salah satu daerah yang melakukan pengembangan tanaman bambu. Pengembangan bambu di Bantul akan dapat megembangkan industri bambu dalam hal penyediaan bahan bakunya. Bambu ditanam sekali dan akan dapat di panen sampai dengan 50 tahun. Selain dapat tumbuh lebih cepat, bambu juga menyerap air lebih tinggi serta dapat mencegah erosi. Maka dari itu selain lebih menguntungkan secara ekonomi, bambu juga lebih menguntungkan dari segi ekologi. Jenis bambu yang dikembangkan di daerah Bantul adalah bambu apus dan bambu wulung.

Melihat potensi bambu yang ada di Kabupaten Bantul dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki bambu, bambu cocok dijadikan material bangunan pengganti kayu dengan kualitas dan ketahanan yang tidak kalah dengan kayu. Bambu pun lebih kuat dari baja sehingga konstruksi bangunan dengan material bambu cocok untuk daerah yang sering terjadi gempa bumi karena aman dari ancaman roboh.

(2)

2 Selain itu bambu memberikan kesan alami yang eksotis dan indah sehingga akan mempengaruhi karakter orang yang tinggal di dalamnya.

Menurut artikel berita yang dimuat pada Tribun Jogja hari Rabu tanggal 11 Juni 2014 oleh reporter Siti Ariyanti, di Kabupaten Bantul terdapat Sekolah Menengah Kejuruan satu satunya yang berada di Kabupaten Bantul yang berbasis pendidikan kepariwisataan. Namun kondisi saat ini sangat memprihatinkan dimana terdapat beberapa bagian bangunan yang rusak parah. Terdapat salah satu gedung dengan atap dan dinding gunungan yang ambruk sehingga mengganggu kenyaman dan keamanan proses belajar karena siswa harus belajar di gudang sebagai pengganti ruang kelas.

Sarana infrastuktur pendidikan di Kabupaten Bantul masih saja ada yang memprihatinkan. Gedung Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata yang terletak di Jalan Parangtritis, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro kondisinya rusak cukup parah. Gedung Sekolah Kejuruan Tata Busana dan Usaha Perjalanan Wisata yang berada di jalur pariwisata Bantul tersebut terlihat banyak bagian bangunan retak dan berlobang. Melihat riwayat Kabupaten Bantul yang pernah mengalami gempa bumi besar berkekuatan 5,9 skala Richter pada 27 Mei 2006 yang mengakibatkan kerusakan besar, bangunan di daerah ini haruslah bangunan yang tahan gempa atau secara periodik dapat diperbaharui.

SMK ini menggunakan bangunan gedung yang sebelumnya merupakan gedung Sekolah Menengah Kejuruan Tri Praja Bantul yang didirikan sejak 1976 melalui program pemerintah bernama inpres dan sampai saat ini belum pernah adanya perbaikan gedung. Menurut pihak sekolah sudah beberapa kali diajukan proposal perbaikan gedung namun belum ditindak lanjuti.

Proses perbaikan gedung pun terhambat akibat keterbatasan biaya karena sebagian besar siswa datang dari keluarga yang kurang mampu dengan jumlah siswa yang sedikit. Perlu adanya solusi agar sekolah tersebut dapat bertahan melihat sekolah tersebut merupakan satu satunya Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata di Kabupaten Bantul.

Kenyamanan dan keamanan dalam belajar merupakan hal terpenting dalam proses belajar. Kenyamanan tempat belajar akan memberikan perasaan yang menyenangkan sehingga setiap anak akan selalu bersemangat dalam belajar. Keamanan tempat belajar juga mempengaruhi kenyamanan. Tempat belajar

(3)

3 seharusnya adalah tempat yang aman dari gangguan yang berasal dari luar maupun dalam.

Sekolah adalah tempat untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberikan pelajaran. Sekolah harus dapat menunjang setiap kegiatan belajar mengajar yang diwadahinya. Memberikan kenyamanan proses belajar mengajar bagi pelajar maupun pengajar. Sekolah yang nyaman akan mempengaruhi psikologis penggunanya maupun orang lain yang melihatnya dari luar. Dalam sudut pandang arsitektur, hal tersebut dapat diwujudkan dengan konfigurasi ruang-ruang dalam bangunan yang aman dan nyaman bagi penggunanya serta dapat difungsikan sebagaimana mestinya untuk dikombinasikan dengan desain bangunan sehingga sesuai dengan standar bangunan dan menarik untuk sebuah sekolah kejuruan.

Perbaikan bangunan Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata di Bantul menjadi jawaban atas urgensi sebuah fasilitas pendidikan yang mendidik kepariwisataan di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Terletak di jalur pariwisata Kabupaten Bantul. Tempat belajar mengajar untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata satu-satunya di Kabupaten Bantul Yogyakarta yang aman dan nyaman bagi penggunanya serta dapat menarik lebih banyak pelajar untuk dapat belajar mengenai kepariwisataan melihat potensi pariwisata di Kabupaten Bantul Yogyakarta yang meningkat.

Melihat latar belakang di atas, Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata ini akan menerapkan desain dengan mengembangkan potensi lokalitas Kabupaten Bantul. Dengan tujuan agar pelajar dapat menghargai lingkungan di sekitar mereka serta belajar untuk dapat memanfaatkan potensi lingkungan yang ada menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Sesuai dengan program kejuruan yang ditawarkan diharapkan bangunan SMK Pariwisata ini dapat menjadi contoh dan mengedukasi masyarakat sekitar mengenai bangunan yang tidak hanya sebagai bangunan pendidikan tetapi merupakan fasilitas wisata yang ramah lingkungan serta mengembangkan potensi lokal.

(4)

4 1.2. Permasalahan

1.2.1. Permasalahan umum

Bagaimana mendesain SMK Pariwisata yang mengedukasi lingkungan sekitar dengan memanfaatkan potensi lokal di Bantul Yogyakarta?

1.2.2 Permasalahan khusus

 Bagaimana mendesain bangunan SMK Pariwisata dengan memanfaatkan potensi tanaman bambu yang ada di Bantul Yogyakarta?

 Bagaimana mendesain bangunan SMK Pariwisata yang ideal sebagai fasilitas pendidikan kejuruan pariwisata?

 Bagaimana mendesain bangunan SMK Pariwisata dengan merespon kondisi lingkungan di Bantul Yogyakarta?

1.3. Tujuan & sasaran 1.3.1. Tujuan

Mendapatkan sebuah rumusan konsep perancangan untuk bangunan SMK Pariwisata yang dapat mengakomodasi kebutuhan tempat belajar yang :

 Memanfaatkan potensi bambu di Bantul Yogyakarta sebagai bahan baku bangunan.

 Mengedukasi lingkungan sekitar sesuai dengan kejuruan kepariwisataan.

 Memiliki bangunan yang atraktif dan tahan terhadap gempa bumi. 1.3.2. Sasaran

Menjawab permasalahan mengenai desain SMK Pariwisata yang :

 Memperkenalkan material bambu sebagai bahan baku bangunan pengganti kayu.

 Menarik dan mengedukasi masyarakat sekitar mengenai bangunan yang ramah lingkungan.

(5)

5 1.4. Metoda

1.4.1. Studi Pustaka

 Peraturan pemerintah dan undang-undang negara mengenai Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata.

 Buku-buku panduan dan standar desain mengenai bangunan sekolah.  Buku-buku panduan dan standar desain mengenai bangunan bambu.

 Data dan berita dari surat kabar maupun internet mengenai isu Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata di Indonesia dan Yogyakarta.

 Berbagai macam preseden desain bangunan sekolah.  Berbagai macam preseden desain bangunan bambu.

 Berbagai macam preseden desain bangunan yang menerapkan teori tektonika.

 Data-data dari laporan penelitian mahasiswa mulai dari tugas akhir, thesis yang memiliki kesinambungan dengan tema dan konsep dari judul.

1.4.2. Analisis Tapak dan Studi Kasus

 Observasi pada site dan tinjauan bangunan-bangunan di lokasi sekitar site.  Mempelajari preseden bangunan terkait.

1.5. Keaslian Penulisan

Selama penulisan Pra Tugas Akhir yang ada di program Studi Arsitektur Universitas Gadjah Mada tidak dapat ditemukan materi yang sama. Sehingga diambil beberapa contoh dengan penulisan lain yang sama, baik secara pendekatan maupun permasalahan studi yang diangkat pada sekolah dan teori yang digunakan yaitu tektonika bambu. Terdapat beberapa contoh karya yaitu :

1. Perancangan Sekolah Inklusi dengan Penekanan pada Fleksibilitas Ruang (Florika, Vriesia Tissa).

2. Penerapan Prinsip Adaptasi pada Desain Bangunan Ekowisata di Lahan Konservasi Mangrove Wonorejo (I Gusti Ngurah Antaryana). Terdapat perbedaan pembahasan serta penyelesaian yang digunakan, berikut pembahasan masing masing karya :

(6)

6 a. Perancangan Sekolah Inklusi Dengan Penekanan pada Fleksibilitas Ruang. (Florika, Vriesia Tissa). Pada penelitian ini, penulis berusaha melakukan sebuah penelitian dengan menjadikan desain sebuah ruang sekolah inklusi agar menjadi sebuah kelas yang menjadikan ruang fleksibel dan lebih mudah dialihfungsikan ketika kebutuhan bertambah, dalam hal ini fleksibilitas untuk sebuah sekolah adalah suatu keharusan dimana sekolah harus fleksibel terhadap perkembangan tren pendidikan.

b. Penerapan Prinsip Adaptasi pada Desain Bangunan Ekowisata di Lahan Konservasi Mangrove Wonorejo (I Gusti Ngurah Antaryana). Pada penelitian ini, penulis berusaha merespon potensi di sekitar tapak dengan prinsip adaptasi terhadap alam. Menggunakan material bambu sebagai material utama bangunan pada kawasan ekowisata dengan meminimalisir intervensi terhadap alam. Sebagai contoh penggunaan struktur yang sesedikit mungkin menyentuh tanah karena tapak yang merupakan rawa.

1.6. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1. Diagram kerangka pemikiran. Sumber: Analisa penulis, 2015.

Dengan beberapa latar belakang mengapa dipilih material bambu dan terkait dengan potensi yang ada di Bantul dan untuk menjaga kelestarian bahan baku kayu yang sudah semakin menipis. Kemudian keadaan bangunan bangunan yang terdapat di Bantul melihat beberapa tahun yang lalu daerah ini mengalami gempa bumi yang cukup besar sehingga sangat berpengaruh pada keadaan bangunan sekarang. Terdapat bangunan SMK Pariwisata di Bantul dengan keadaan bangunan

(7)

7 yang sudah rusak dan sudah beberapa tahun dibiarkan saja karena kekuatan ekonomi yayasan pengurus yang tidak dapat memenuhi pembangunan kembali bangunan. Dengan latar belakang tersebut terdapat tujuan mengapa bangunan ini perlu dibangun kembali yaitu untuk mengedukasi masyarakat mengenai bangunan ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi berlimpah yang ada di sekitar site. Yaitu material bambu. Selain berlimpah dan lebih murah bambu ini memiliki kesan ramah sehingga akan menimbulkan suasana keramahtamahan pada SMK Pariwisata tersebut, sesuai dengan program keahlian yang diajarkan.

Sehingga pada bab selanjutnya dijelaskan tinjauan pustaka mengenai teori tektonika bambu yang digunakan dalam memanfaatkan potensi bambu yang berlimpah. Kemudian dijelaskan mengenai SMK Pariwisata itu sendiri, standar sekolah secara umumnya dan kurikulum program keahlian yang dimiliki.

Pada bab selanjutnya dibahas mengenai deskripsi dan analisis tapak dan juga beberapa permasalahan dan potensi terkait site yang dijadikan pertimbangan dalam perumusan konsep. Juga dibahas beberapa preseden sebagai studi kasus tipologi bangunan yang sama, teori terkait, maupun hubungan bangunan dengan konteks tapak.

Pada bab selanjutnya yaitu analisis permasalahan terdapat tiga analisis yaitu analisis fungsi bangunan yaitu SMK Pariwisata terhadap teori tektonika bambu, analisis teori tektonika bambu terhadap konteks tapak di Bantul Yogyakarta dan analisis konteks tapak di Bantul Yogyakarta terhadap fungsi bangunan SMK Pariwisata.

Pada bab penarikan kesimpulan dan solusi permasalah dijelaskan mengenai penarikan konsep yang dijadikan visi desain kedepannya dan juga digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang teras dianalisis. Dijelaskan juga transformasi konsep pada masing masing hasil analisis masalah utama yang akan diselessaikan.

(8)

8 1.7. Sistematika Penulisan

Urutan dalam penulisan karya ini sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan sasaran, metoda, keaslian penulisan, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. Latar belakang mengapa menggunakan teori tektonika bambu dan kaitannya dengan fungsi bangunan serta kaitannya dengan potensi dan permasalahan umum di Bantul Yogyakarta.

BAB II KAJIAN TEORI

Kajian pustaka ini membahas mengenai berbagai macam teori-teori tinjauan tentang teori arsitektur tektonika yang akan menjadi bagian dalam penekanan konsep bangunan ini. Secara khusus membahas mengenai tektonika bambu sebagaimana bambu merupakan potensi daerah Bantul Yogyakarta. Selain itu juga membahas mengenai berbagai standar-standard desain bangunan sekolah khususnya untuk SMK Pariwisata.

BAB III KAJIAN LAPANGAN

Kajian lapangan pada bangunan yang sudah ada dengan mempelajari fungsi yang diwadahi, kondisi ruang, layout ruang, fasilitas yang disediakan sebagai batasan desain bangunan, sekaligus aktivitas apa saja yang perlu diwadahi di dalamnya untuk mencapai bangunan dengan konsep yang diharapkan. Penambahan studi preseden yang akan digunakan sebagai pembanding dengan jenis bangunan dengan tipologi yang sama.

BAB IV ANALISIS

Pemaparan analisis fungsi SMK Pariwisata terhadap konteks di Bantul Yogyakarta, analisis konteks di Bantul Yogyakarta terhadap teori tektonika bambu, dan analisis teori tektonika bambu terhadap fungsi SMK Pariwisata serta penarikan kesimpulan mengenai masalah utama yang akan diselesaikan dan untuk perumusan konsep.

(9)

9 BAB V KONSEP

Pemaparan gagasan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Serta pemaparan transformasi konsep pada setiap masalah yang akan diselesaikan sehingga terlihat gambaran atau visi ke depan pada desain.

Gambar

Gambar 1.1. Diagram kerangka pemikiran.

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melalui Bidang Permukiman berupaya untuk selalu mereview dan memperbaharui status dari Database infrastruktur,

[r]

4 Sehingga diperlukan pengelolaan dengan cara yang tepat dan disesuaikan dengan karakteristik wilayah, dan ketersediaan lahan yang sesuai dengan

Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut (abdomen). Pada bagian kepala-dada terdapat empat pasang kaki. Pada kepala terdapat beberapa pasang mata tunggal dan dua

kedatangan saya kesini mau mendapatkan informasi tentang bagaimana perilaku kesehatan ibu selama hamil dengan malaria, terkait judul skripsi saya yaitu

Adapun tujuan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan kearsipan sistem nomor pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

Kinerja jaringan umumnya ditentukan dari berapa rata-rata dan persentase terjadinya tundaan (delay) terhadap aplikasi, jenis pembawa (carriers), laju bit

Dari pengamatan dan hasil eksperimen yang dilakukan, didapat bahwa 2% fraksi serat polyolefin pada beton menunjukkan kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan