I
Jumal Iktiologi Indonesia Vol.2, No. 2,Th.2002: 5l-55 ISSN 1693 - 0339
PERAN
MUSEUM
ZOOLOGI DALAM PENELITIAN DAN KONSERVASI
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
(IKAN)
(The
Important
of
Museum
Zoology
on
Research and
Conservation
of
Biodiversity)
Arie
Budiman, A.J.Arief &
A.H.Tjakrawidjaya *)
*)
Pusat Penelitian Biologi-
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIP!
ABSTRACT
Indonesia is rich in fish diversity. It contains nearly 8500 species. 1300 species live in freshwater ecosystem, approximately 45 %o of the world's fish species. Habitat loss is the primary threat to Indonesia's biological diversity. Rerffiant natural habitats inside and
outside protected areas have come under a variety of unprecedented threats and have suffered severe and likely irreparable degradation. Freshwater ecosystems too have been subjected to intense and destructive pressures. To conserve the richness of fish diversity, more study
and scientific information should be created more intense. The systematic collections of the Bogor Zoological Museum provide the
scientific information and basic reference material forbiodiversity inventory and monitoring in Indonesia. Improving scientific information through better reference collection and through better access to associated, habitat, geographic and environmental data is therefore an
integral component of the Indonesia biodiversity conservation shategy.
Key word: Diversity, fish, collection and Museum
ABSTRAK
Indonesia kaya akan keanekaragaman ikan, terdiri dari 8500 jenis, 1300 jenis hidup di ekosistim air tawar, merupakan 45% dair jumlah jenis global di dunia. Kehilangan habitata ada'lah ancaman utama bagi kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia. Beberapa kawasan alami yang tersisasa, baik di dalam kawasan lindung ataupun di luar, menunjukan kondisi yang mengkhawatirkan, bahkan cenderung tidak dapat dipulihkan. Ekosistim perairan air tawar paling banyak mendapat tekanan. Untuk lebih mengetahui kekayaan
keanekaragaman ikan, harus banyak belajar dan mencari informasi ilmiah yang lebih intensif. Koleksi sistematik di Museum Zoologi Bogor
menyediakan informasi mengenai materi acuan dasar akan inventaris keanekaragaman dan monitoring di Indonesia. Museum Zoologi
berperan aktifdalam menyediakan bahan acuan koleksi ilmiah dan dapat diakses, data lain yang terhimpun berupa data habitat, geografi dan
lingkungan. Hal tersebut merupakana suatu komponen yang terintegrasi dari strategi konservasi keanekaragaman hayati Indonesia.
Kata kunci: Keanekaragama, ikan, koleksi dan Museum.
I.
PendahuluanKehilangan habitat adalah ancaman utama
bagi
kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia. Beberapa kawasanalami yang
tersisa,baik
didalam
kawasan
lindung
ataupun
diluar,menunjukkan
kondisi yang
menghawatirkanbahkan
cenderung
tidak
dapat
dipulihkan. Kerusakan hutan basah tropisdi
Indonesia sudah mencapai kisaranl.6ha-2.2
juta ha per tahun (Dep.Kehutanan,
2000).
Dikabarkan
hutan
dataranrendah
hopis
di
Sulawesi sudah
tidak
dapat dipetakan lagi. Kalau kondisiini
terus berlangsung, 5 (lima) tahun lagi kondisi yang sama akan terjadidi
Sumateradan
10
(sepuluh)tahun
lagi
akan terjadi di Kalimantan. Kerusakan yang sama terjadipada ekosistem
laut dimana
60-70%
ekosistemkoral
sudah dalam kondisi yang parah. Ekosistem perairan tawar juga mengalami hal yang sama, dariluas
awal
108329 km2
tersisahanya
37
km2. Kondisiini
secara langsung akan berpengaruh pada eksistensi keanekaragaman jenis hayati Indonesia.Indonesia
memiliki
kekayaanjenis
ikan yang sangattinggi.
Diperkirakan 8500jenis
ikanhidup
di
perairan Indonesia (Australian museum) dan merupakan45
o/o dari jumlahjenis global
di dunia. Dari jumlah tersebut 1300 jenis menempati perairan tawar (Koffelat, 1996).Dilihat
dari jumlah jenis ikan air tawar, Indonesia menempati rangking ke duadi
dunia setelah Brazil dan pertama di Asia. Kenyataan yang ada saatini
menunjukkan bahwaArie Budiman-Peran Museum Zoologi dalam Penelitian dan Konservasi Keqnekaragaman Hayati (Ikan)
pengetahuan mengenai kekayaan sumberdaya ikan
ini
masih
relatif
sangatkecil. Tidak
saja
daripengenalan
jenis,
tetapi
juga
pengetahuan mengenai potensinya.Museum Zoology
Bogor, saatini
baru
mencatatdan memiliki
koleksinyakira-kira
68
%
dari jumlah
jenis
air
tawar, sedangkan ikan laut masih sangat sedikit.Prioritas konservasi keanekaragaman hayati selalu terfokus pada konservasi species, ekosistem dan genetic.
Di
Indonesia, kawasanyang
sangattinggi
keanekaragamanjenisnya
biasanyadite-tapkan
sebagaitaman nasional, hutan
lindung dan/ atau kawasan konservasi lainnya sesuai dengan ketentuan Departemen Kehutanan. Pencarian data dan pengetahuan biologi jenis terus dilakukan tidak saja di kawasan-kawasan konservasi ini, tetapi juga di tempat lain karena sifat fauna ikan tidak dibatasi olehwilayah
kawasan konservasi melainkan juga menyangkut sistim perairan yang lebih luas. Secaraumum informasi
tentang "species biogeography"biasanya didapatkan
di
museum
yang
selalu menyimpan spesimen koleksi.Paper
ini
mengemukakan beberapa aspekmengenai peran Museum,
khususnya Museum Zoologicum Bogoriense, dalam menunjangpene-litian
dan
konservasi
Keanekaragaman Hayati Indonesia.II.
Peran koleksi museumHampir
di
semua museumkoleksi
telahberkembang dalam tempo
yang
relatif
lama.Museum Zoologicum
Bogorienseberdiri
sejak tahun 1894 dibawah Land's plantentuin atau KebunRaya
Bogor
sebagai
induk
organisasinya.Museum
ini
selalu
mempunyaijaringan
denganmuseum
lainnya
di
tingkat
regional
danintemational, sehingga
memudahkan
dalamdivalidasi
sebagai
koleksi
sistematik
dariberbagai
lokasi
yang berbeda
di
Indonesia. Karenaitu
koleksi museum memberi informasiyang
akurat tentang keberadaandan
distribusigeografis
setiap
spesies.
Hal ini
akan memudahkanuntuk
mendapatkanjenis
yang bersangkutan pada lokasi aslinya.r
Kedua, museum
koleksi
bisa
menyediakaninformasi
mengenai variabilitas,
morfologi, genetik dari species. Halini
dimungkinkan sejak belakanganmuseum
tidak
saja
menyimpankoleksinya dalam rak/kabinet tetapi
kegiatanmuseum selalu terintegrasi dengan
kegiatan lainnya menyangkutekologi,
dan penelitian dilaboratorium.
Akan sangat mudah bagi peneliti untuk mempelajari ekologi dan aspek biologi lain untuk j enis-j enis tertentu.o
Ketiga,
museum
memberikan
layanan/jasapendidikan
konservasi menyangkutjenis
dan kebutuhan untuk mengkonservasinya.o Keempat, berbagai
field
guide manual
yangbiasanya diproduksi
oleh
museum
akan memudahkan pengenalanjenis
dilapangan dan akan sangat membantu peneliti di lapangan. o Kelima, koleksi museum akan sangat membantupengungkapan pengetahuan
baik
dibidang boisistematik atau kepentingan lainnya, terutamadengan
teknik
ekstrak
DNA
yang
secara langsung maupuntidak
langsung dapat diambil dari koleksi museum.III.
Pentingnya koleksilokal
Pengetahuan yang masih relatif rendah akan kekayaan
jenis ikan
ini
menjadi
kendala dalampemanfaatannya.
Dengan berbekal
padabanyak koleksi lokal yang tersimpan akan semakin memudahkan kita untuk melakukan studi mengenai jenis,
baik
untuk kepentingan konservasi ataupun penelitian lainnya.IV.
Data baseIkan
IndonesiaSampai
saat
ini
Puslit
Biologi
telah mempublikasikan sistem aplikasi data base yangdisebut dengan
IBIS
(Indonesia
Biodiversity Information System). System ini terdirl dari system utama dan 5 turunannya yaitu database botany, data base hewan, data base mikro, data base bibliografiJurnal Iktiologi Indonesia Vol.2, No. 2,Th.2002: 5l-55 rssN 1693 - 0339
dan
databaseuntuk
field
srtrvey (Gambar
1.) Sistem yang dibangun tersebut saling beritegrasidan
berhubungansatu
denganlainnya.
Dengan demikian mulai dari pengumpulan data di lapangansampai
pada analisi
data
(terutama
daiam hubungannyadengan pemetaan
akan
dengan mudah dilakukan.Koleksi
ikan
akan masuk di dalam data base fauna Indonesia. Dengan sistemini,
ekstraksi dataikan yang meliputi
informasidasar dan
biogeografinya dimungkinkan untuk mudah dilakukan.Arie Budiman-Peran Museum Zoologi dalam Penelitian dan Konsentasi Keanekaragaman Hayati (Ikan)
V.
Arah
Penelitian dan konservasiDalam kondisi tekanan terhadap alam yang
demikian
berat
maka prioritas kegiatan
yang diperlukan adalah menyangkut pengetahuan dasar keanekaragaman hayati mencakup :L
Eksplorasi dan pengungkapan jenisKoleksi
spesimenikan
yang tersimpan di Museum Zoologicum Bogoriense saatini
masih dalam jumlah yang terbatas dibanding perkiraan jumlah jenis yang ada. Walaupun untuk ukuran Asia merupakan terbesar dan telah berkualifikasi standarInternasional.
Beberapakoleksi
dari beberapa daerah masih relatif sedikit terutama di kawasan Indonesia bagian timur. Hanya wilayahSulawesi
dan
Kalimantan koleksinya relatif
banyak. Sementara jenis-jenis
di
berbagai pulaulannya, terutama pulau-pulau
kecil
datanyamasih
sangatterbatas.
Berpacu dengan lajukerusakan lingkungan,
sudah
selayaknyaeksplorasi
yang
intensif
dilakukan
dengan segera.2.
Secara bersamaan dengan eksplorasi intensif, studi biosistematik dengan berbagai pendekatan perludilakukan.
PuslitBiologi
sudah memulaibiosystematic
study melalui
berbagai pendekatan.Untuk otokritik
kepadakita
parapeneliti ikan, harus diakui produktifitas
kitarelatif
sangat rendah . Sumber Daya Manusia di bidanginipun
sangat langka, kalau tidak boleh dikatakantidak
ada yang
memadai. Sebagai contoh Museummemiliki
data untuk penemuan jenis baru ikan air tawar dalam kurun waktu dua puluhan tahun terakhirini,
rata-rata 6 jenis baru ikan Indonesia ditemukan per-tahunnya, namunmasih belum
dipublikasikan.
Penambahanini
mencakup 18 o/o dari perkiraan total
jenis
ikanair
tawar
Indonesia yang berarti masih sekitar 400-
600 jenis lainnya yang harus ditemukan.Karakterisasi potensi.
Dalam upaya
mempercepat
pemanfaatankeanekaragaman
hayati
ikan
ini,
pemahamanakan
karakterisasijenis-jenis
ikan
menjadipenting
sebagai
dasar
dari
budidaya. Pengembanganbudidaya
yang terjadi
di Indonesia saatini
banyak terfokus pada jenis-jenis yang bukan ikan asli Indonesia. Contohnyahampir
seluruh
jenis ikan hias
yang diperdagangkanberasal
dari luar
Negeri, misalnya ikan Lohan yang sedang ngetren, ikanDiscus,
Koi,
Neon tetra, dsb.. Begitu
juga dengan ikan-ikan konsumsi sepertiikan
mas,ikan nila, ikan bawal air
tawar, dsb.. Padahaltidak
sedikit jenis-jenis potensial
itu
adalah jenis-jenis asli Indonesia, hanya saja bagaimana untuk mempromosikan ikan-ikan asli Indonesia sebelumjenis-jenis potensial
asli
Indonesia punah dari habitat alaminya..Pengembangan koleksi:
Dalam
membangun
dan
mengembangkankoleksi ikan untuk referensi ilmiah perlu adanya jaringan kerja yang praktis dan partisipasi dari
banyak
pihak. Kondisi obyektif
yang
ada menunjukan wilayah perairan Indinesia sebagaihabitat
ikan
begitu luas, disisi
lain
tekanan terhadap ekosistemnya begitu berat, cepat dankomplek,
sementarasarana, prasarana
dan sumberdayanya terbatas. Saat ini jumlah koleksiikan di
MZB
15.000 nomor hasildari
wilayah 3.VI.
Kerjasama
lintas
instansi
(Nasional
&
International)
Selama
ini
memangharus diakui
secarajujur
keberhasilan-keberhasilanyang ada
tidak lepas dari hasil kerjasama dengan pihak luar negeriyang
selama
ini
telah terjalin baik,
misalnya denganJICA, GEF,
dsb..Di
waktu-waktu yang akan datang sudah barang tentu masih diperlukan kelanjutandan
peningkatan kerjasama semacamini,
lebih-lebih menyongsong era globalisasi. Disisilain
jaringan
penelitian serta pertukaran data ditingkat
nasional
perlu
dilakukan
untuk
lebihmengoptimalkan
dan
mempercepat
laju pemahaman sumberdayaikan.
Selainitu
sudah haruslebih
disadari bahwa pengelolaan penelitian ikan tidak cukup hanya mengandalkan para penelitiikan
saja, namun harus dipikirkan
penangananlintas disiplin
ilmu
lairurya
secaraholistik
dan terrntegrasi.VII.
Kesimpulan1.
Secara
jelas
bahwa
eksplorasi
mengenai keanekaragamanhayati
ikan
harus
menjadiprioritas
untuk
segera dilakukan
mengingattekanan
yang berat
terhadap
habitat
dan terjadinya perubahan ekosistem.2.
Management
informasi
untuk
kepentinganpengelolaan
sumberdaya
dan
promosikonservasi harus terus dikembangkan.
Hal ini
menyangkut
bahwa
konsentrasi
informasi mengenai keanekaragamanjenis
ikan
hanya terdapatdi
sedikit
instansi, sementara instansilainnya masih kosong. Karena
itu,
sebagaikegiatan
lanjutan
perlu
dibangun
jaringaninformasi
yang bias menghubungkan berbagaiJumal Iktiologi Indonesia Vo1.2, No. 2, Th. 2002: 51-55 rssN 1693 - 0339
instansi provider data
KH
Ikan di Indonesia. 3.Karakterisasi ikan-ikan
asli
Indonesia
perlusegera
dilakukan
mengingat
pengetahuan tentangjenis ikan asli
tersebut masih relativerendah. Hal
tersebut menahan
lajunyapercepatan pemanfaatan
Keanekaragaman Hayati ikan di Indonesia.4.
Ke4asama lintas instansi baik di tingkat nasional maupun internasionalperlu
digalakkanmengi-ngat
keterbatasan sumberdayayang
menjadi input penelitian di Indonesia masih sedikit.VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen.
Kehutanan
R[, 2000.
StatistikKehutanan
Indonesia.
Badan
Planologi Kehutanan. JakartaKottelat,
M;
A.J. Whitten, S.N.
Kartikasari dan S.Wirjoatmodjo.
1993,
Ikan
Air
TawarIndonesia
Bagfian
Barat dan
Sulawesi.Periplus
€d, (Hk) &
Menhi
Negara Kependudukan dan LH, Republik Indonesia.Kottelat
, M &
T.
Whitten.
1996.
Freshwater Biodiversity in Asia LTith Special Reference toFish.
The World Bank. Washington D.C.Allen,
G.R.
1991.
Field guide
to freshwater fishes of NewGuinea.
Christensen Re. Inst.Publication No.9
Yamane,
S.
1996. TowardThe
Establishmentof
Multipurpose Reference Collections