• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATUS GIZI DAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DIET PASIEN RAWAT INAP DI BLU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STATUS GIZI DAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DIET PASIEN RAWAT INAP DI BLU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Pelayanan gizi rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam pemberian terapi gizi dan edukasi pasien selama di rawat. Berbagai survei di rumah sakit dalam dan luar negeri membuktikan kejadian hospital malnutrition disebabkan pelayanan gizi yang tidak tepatdan menjadi faktor resiko. Menurut Budiningsari & Hadi (2004)1 di Indonesia prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit 56,9%.

Tingginya prevalensi malnutrisi di rumah sakit saat ini masih dihubungkan dengan ketidakmampuan atau kurangnya kesadaran

dari provide rrumah sakit dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah malnutrisi di rumah sakit2yang dapat memberi ancaman terhadap peningkatan angka kesakitan, kematian serta biaya pengobatan maupun perawatan. Fungsi setiap organ tubuh dan pemulihannya akan terganggu bila tubuh dalam kondisi kekurangan zat gizi dan berpotensi terjadinya infeksi3.

Naber et al. (1997) 4melaporkan bahwa penurunan status gizi selama di rumah sakit dapat meningkatkan sekitar 2,7 kali komplikasi penyakit, memperpanjang lama rawat 6,3 – 11,9 kali dan meningkatkan biaya rawat 1,76 – tidak terbatas dibandingkan pasien dengan status gizinya normal1.

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan

STATUS GIZI DAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DIET PASIEN

RAWAT INAP DI BLU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

Olga Lieke Paruntu

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes manado ABSTRACT

Background: Nutritional Care in hospital nutrition services that are tailored to the patient and the clinical situation, nutritional status, and metabolic status of the body. Nutritional state of the patient is very influential in the healing process, and vice versa course of the disease process can affect the nutritional state of the patient. Common condition of the client / patient is getting worse because it does not consider the state of nutrition. Various surveys in the hospital and the incident proved foreign hospital malnutrition due to improper nutrition services and a risk factor.

Objective: Todetermine the nutritional status and dietary food administration in hospitalized patients in the department of Prof. Dr. BLU. RD Kandou Manado

Methods: The study was a descriptive cross-sectional observational approach. The population is all class III patients hospitalized and received food diet. Sample was treated patients care class III as much as 95 class, defined by consecutive sampling. Processing and data analysis begins with theediting, codingand then analyzed using SPSS.

The results: The level of patient satisfaction on the implementation of the RS diet foods average is 84.9%, the officer friendly attitude 1.4%, 65.2% manners, personal hygiene 33.4%. The average intake of nutrients; energy 1775.0kal ± 336.7, 23.9 ± 62.0gr protein, fat and carbohydrates 50.1gr ± 10.6 ± 41.1.Rata 284.2gr average rank of the adequacy of energy; 84.6% ± 14.1, 78.2% ± 13.8 protein, fat 12.5 ± 81.3%, carbohydrate 87.5% ± 10.5. Sufficient levels of nutrients in common: energy 13.5 ± 80.4%, protein 78.6% ± 13.8, fat 81.3% ± 12.5, carbohydrate 87.5% ± 10.5, average adequacy rate is good (> 80%), ie 75.8% of energy, protein 36.8%, 84.2% fat and 69.2% carbohydrate. The majority of patients (65.3%) and underweight (23.2).

(2)

klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, demikian pula sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi klien/pasien semakin buruk karena tidak diperhatikan keadaan gizinya5.

Pelayanan gizi yang berkualitas berarti melakukannya dengan benar pada individu yang tepat untuk mencapai hasil yang sebaik mungkin 6

Upaya pemenuhan kebutuhan gizi pasien selama sakit merupakan suatu proses yang kompleks. Menurut Institute of Medicine (IOM) dari the National Academy of Science’s (NAS), suatu pelayanan dikatakan berkualitas bila pelayanan tersebut dapat dinilai dari hasil akhir pasien (outcome) dan dinilai dari derajat ketaatan seorang provider dalam melaksanakan proses layanan7.

Penyelenggaraan makanan merupakan salah satu sarana penunjang dalam pelayanan kesehatan untuk menghindari masalah gizi kurang pada pasien di rumah sakit dengan menyediakan makanan diet yang memenuhi standar gizi dan kesehatan. Tujuan dari penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan pasien serta layak dan memadai bagi pasien. Makanan yang disediakan harus memenuhi standar dan kecukupan yang dianjurkan. Disamping memenuhi syarat-syarat gizi seperti standar diet, cita rasa dan penampilan makanan yang merupakan bagian dalam penyelenggaraan makanan harus diperhatikan. Tingkat kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan akan mempengaruhi asupan gizi pasien dan status gizi pasien. Tingkat kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan di rumah sakit dapat ditentukan dengan beberapa indikator di antaranya yaitu variasi menu makanan, cita rasa makanan, besar porsi, kebersihan makanan, ketepatan waktu

penyajian serta sikap petugas penyaji makanan8.

Daya terima pasien terhadap makanan yang disajikan dapat dilihat dari sisa

makanan. Keberhasilan suatu

penyelenggaraan makanan dapat dinilai dari ada tidaknya sisa makanan, sehingga sisa makanan dapat dipakai sebagai indikator

untuk mengevaluasi kegiatan

penyelenggaraan makanan rumah sakit. Bila makanan yang disajikan dengan baik dapat dihabiskan oleh pasien berarti pelayanan gizi rumah sakit tersebut sudah tercapai5.

BAHAN DAN CARA

Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado pada Bulan Mei s/d Oktober 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien kelas III rawat inap dan mendapat makanan khusus dalam bentuk diet berdasarkan diagnose medis. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus estimating a population proportion with spefic absolute precision berjumlah 95. Sampel dalam penelitian ini ditentukanberdasarkan consecutive sampling dengan kriteriainklusi: pasien rawat inap kelas tiga, mendapat diet khusus dari instalasi gizi, memiliki data hasil pemeriksaan fisik, klinis, laboratorium dan pemeriksaaan penunjang lainnya, Kooperatif dan dapat berbicara dengan baik (tidak ada gangguan kesadaran), Telah dirawat lebih dari 3 hari, Mengikuti penelitian ini hingga selesaidan menandatangani inform consent serta mendapat persetujuan komisi etik Poltekkes Manado dan izin dari BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : Pasien Kritis dan Pasien yang dirawat di gawat darurat dan ICCU.

Variabel dependent adalah status gizi sedangkan variabel independent adalah penyelenggaraan makanan. Status gizi menggunakan indikator IMT dan

(3)

diklasifikasikan yaitu status gizi kurang, gizi normal, kegemukan dan obesitas. Penyelenggaraan makanan berdasarkan tingkat kepuasaan pasien terhadap makanan yang disajikan oleh pihak rumah sakit. Indikator penyelenggaraan makanan yaitpu penampilan makanan, cita rasa makanan, ketepatan waktu penyajian, kebersihan makanan dan sikap petugas penyaji makanan. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Asupan gizi pasien dihitung berdasarkan recall 24 jam dengan memperhitungkan sisa makanan yang menggunakan metode comstock. Tingkat kecukupan adalah perbandingan asupan zat gizi dengan kebutuhan, tingkat kecukupan gizi baik apabila >80 % sedangkan tingkat kecukupan gizi kurang adalah <80%.

HASIL

1. Gambaran Lokasi Penelitian

BLU RSUP Prof. DR. R.D Kandou memiliki kapasitas tempat tidur 740 dengan kelas utama VVIP 6 TT, VIP 18 TT, Kelas I 94 TT, Kelas II 206, Kelas III 416. Karyawan saat ini berjumlah 2438 orang yang terdiri dari Dokter spesialis 170 orang, Dokter umum 32 orang, Dokter PPDS 493 orang, Dokter Gigi 5 orang, Perawat dan Bidan 863 orang, non perawatan 875 orang. Jumlah hari perawatan 208.616 dengan tempat tidur umum 682 jumlah pasien masuk 43.444 sedangkan BOR rawat inap 86.16%, hari rawat inap perinatologi 10.410 dengan temapt tidur 58 BOR 49.17%.

Pelayanan gizi RS merupakan salah satu unsur penting dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Instalasi Gizi BLU RSUP Prof DR. R.D Kandow Manado adalah bagian dari satuan unit kerja yang berada di bawah kewadiran II Penunjang Medik dan Diklit. Pada surat keputusan Kementerian Kesehatan RI no. 134 tahun 1978, menyatakan bahwa Instalasi Gizi mempunyai tujuan melaksanakan kegiatan pengadaan, penyediaan makanan, pelayanan gizi untuk

ruang rawat inap, penyuluhan dan konsultasi gizi serta penelitian dan pengembangan gizi. 1.Karakteristik Sampel

Jenis Kelamin dan Umur

Sampel penelitian sebanyak 95 orang yang terdiri dari laki-laki 51 orang (53.7%) dan perempuan 44 orang (46.3%). Kisaran umur sampel antara 25 sampai 61 tahun, tinggi badan berkisar antara 143-173 cm dengan berat badan antara 37-75 kg.

Tabel 1. Sebaran sampel berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 51 53.7

Perempuan 44 46.3

Tabel 2. Sebaran sampel berdasarkan umur, tinggi badan dan berat badan

Mean±SD Minimum-maximum Umur 40.53 tahun±8.8 25 - 61tahun TB 160 cm±7.2 143 – 175 cm BB 51 kg± 8,2 35 – 75 kg

1. Penyakit dan jenis Diet

Penyakit pasien di BLU RSUP Prof DR. R.D Kandow Manado bervariasi, dan penyakit paling banyak di derita oleh sampel penelitian adalah Anemia (13.7%). Dan jenis diet terbanyak (41.1%) adalah TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein).

Tabel 3. Sebaran sampel

(4)

n %

Anemia 16 16.8

Batu asam urat 6 6.3

Bronchitis 6 6.3

Ca Mamae 2 2.1

Diabetes Mellitus 10 10.5

Gagal Ginjal Kronik 4 4.2

Gastritis 9 9.5 Gout 6 6.3 Hepatitis 2 2.1 Hipertensi/Hiperlipidemia 13 13.7 Kandung Empedu 1 1.1 Orthopedi 2 2.1 Patah tulang 8 8.4 TB Paru 7 7.4 Tumor Pancreas 3 3.2 Total 95 100.0

Tabel 4. Sebaran sampel berdasarkan jenis diet Jenis Diet n % Diet Hati/RL 3 3.2 Diet Lambung 9 9.5 DM1700 10 10.5 Hiperlipidemia/RG 13 13.7 Pasca Bedah 5 5.3 Rendah Protein 10 10.6 Rendah Purin 6 6.3 TKTP 39 41.1 Total 95 100.0 2. Penyelenggaraan Makanan 1. Tingkat Kesukaan Makanan

Hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner diperoleh data bahwa tingkat kesukaan terhadap makanan sebagian besar menyatakan suka, yaitu makanan pokok 82.1%, lauk hewani 81.1%, lauk nabati 77.9% dan buah 85.3% kecuali sayur 69.5%

2. Tingkat Kepuasan Terhadap

Penyelenggaraan Makanan

Hasil observasi diperoleh data adanya kesesuain intervesi diet dengan jenis penyakit dan bentuk makanan yang diberikan pihak rumah sakit terhadap pasien. Bentuk makanan yang diberikan yaitu makanan biasa dan lunak. Makanan biasa diberikan kepada sampel sebanyak 78 orang (82.1%) dan makanan lunak sebanyak 17 orang (17.9%).

Hasil wawancara dengan

menggunakan kuesioner diperoleh data bahwa ternyata pasien sebagian besar merasa puas dengan penyelenggaraan makanan yang diberikan baik cita rasa, penampilan makanan, ketepatan waktu, kebersihan serta sikap petugas penyaji makanan yaitu sikap sopan santun dan kebersihan dirisedangkan sikap keramah-tamahan petugas dinilai pasien masih kurang (1.4%).

Cita rasa makanan yaitu lauk hawani dan nabati persentase kepuasaannya rendah yaitu 73.8%dan 69.8% dibandingkan makanan pokok dan buah

Tabel 5

Sebaran pendapat sampel terhadap sikap petugas penyaji makanan

Sikap Petugas Penyaji makanan % Ramah tamah 1.4 Sopan Santun 65.2 Bersih 33.4 Total 100.0

3.Kebutuhan zat gizi, Asupan Zat Gizi , Tingkat Kecukupan Zat gizi, Status Tingkat Kecukupan zat gizi dan Status Gizi

3.2 Asupan zat gizi

Asupan energi,protein, lemak dan karbohidrat sampel diukur dengan menggunakan metode visual comstock yaitu suatu metode dengan memperhitungkan sisa makanan sampel selama di rumah sakit. Rata-rata asupan zat gizi sampel selama di

(5)

rawat di rumah sakit dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6.

Rata-rata asupan zat gizi pasien terhadap makanan rumah sakit

Zat Gizi Asupan Zat Gizi

Mean±SD Minimum-Maximum

Energi 1775.0kal±336.7 984.8kal-2350.0kal

Protein 62.0gr±23.9 27.0gr-98.0gr

Lemak 50.1gr±10.6 28.0gr-80.0gr

Karbohidrat 284.2gr±41.1 159.5gr-366.9gr

3.4 Tingkat Kecukupan Zat Gizi

Tingkat kecukupan zat gizi diperoleh dengan cara membanding asupan zat gizi dengan kebutuhan gizi sampel berdasarkan standar makanan yang diselenggarakan oleh pihak rumah sakit. Tingkat kecukupan zat gizi

rata-rata adalah baik (energi 84.6%, protein 78.2%, lemak 82.5% dan karbohidrat 88.6%). Tingkat kecukupan zat gizi sampel dapat dilihat pada Tabel 7.

Tingkat kecukupan zat gizi yang memenuhi kebutuhan hanya dipenuhi pada asupan lemak dan karbohidrat, yang dalam hal ini menyumbangkan nilai kalori terbanyak, sedangkan asupan protein rendah atau kurang. Menganalisis asupan gizi makanan, sumber protein hanya disumbangkan dari protein hewani sedangkan protein nabati sebagian besar tidak terdistribusi ke pasien.

3.5 Status Tingkat Kecukupan Zat Gizi Status tingkat kecukupan zat gizi yaitu asupan masing-masing sampel dibandingkan dengan kebutuhan, bila tingkat kecukupan gizi adalah 80 persen dari kebutuhan dikategorikan baik, bila kurang dari 80 persen dikategorikan kurang. Status Tingkat Kecukupan zat gizi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8.

Status Tingkat Kecukupan Zat gizi

Zat Gizi Tingkat Kecukupan Zat Gizi

Mean±SD Minimum-Maximum Energi 84.6%±14.1 44.6%-103.8% Protein 78,2%±14.9 41.6%-119% Lemak 82.5%±9.4 53.1%-103.3% Karbohidrat 88.6%±10.8 55%-108.1% Tabel 7.

(6)

Zat gizi

Tingkat Kecukupan Zat Gizi

Baik Kurang n % n % Energi 72 75.8 23 24.2 Protein 35 36.8 60 63.2 Lemak 70 84.2 15 15.8 Karbohidrat 71 69.2 24 30.8

Dari tabel 8 di atas dapat digambarkan bahwa tingkat kecukupan gizi yaitu energi, lemak dan karbohidrat sebagian besar sampel dikategorikan baik, sedangkan untuk tingkat

kecukupan protein hanya 36.8 % yang memenuhi kebutuhan sesuai standar diet. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Status Tingkat Kecukupan Zat Gizi

3.7 Status Gizi

Status gizi adalah performa yang dihasilkan dari asupan zat gizi. Indikator status gizi adalah indeks massa tubuh/IMT. Berdasarkan indikator tersebut diperoleh

status gizi sampel seperti terlihat pada Tabel 9. Status Gizi sampel sebagian besar (65.3 %) adalah normal, hanya terdapat 23.2 % status gizi kurang.

Tabel 9. Status Gizi Subjek Penelitian Status Gizi

Makanan Biasa Makanan Lunak Total

n % n % n % Kurang 17 21.8 5 29.4 22 23.2 Normal 52 66.7 10 58.8 62 65.3 Kegemukan 5 6.4 0 0 5 5.3 Obesitas 4 5.1 2 11.8 6 6.3 Total 78 100 17 100 95 100

Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berperan penting dalam pemberian terapi gizi dan edukasi pasien selama di rawat. Berbagai

survei yang telah dilakukan baik di rumah sakit dalam negeri maupun rumah sakit luar negeri membuktikan adanya kejadianhospital mallnutrition oleh karena adanya pelayanan

(7)

gizi yang tidak tepat dan menjadi faktor resiko(Kondorup et al.,2002).

Pelayanan gizi di rumah sakit lebih tepat jika berorientasi sesuai keadaan individu. Pelayanan gizi harus memperhitungkan kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan penyakit/diagnosa penyakit sehingga pelayanan gizi dapat berjalan secara efektif. Selain itu perlu kerjasama antara petugas medis dan ahli gizi dalam melakukan pelayanan gizi

Ketidaktepatan pelayanan gizi dengan keadaan penyakit pasien dan pengobatan akan mengakibatkan malnutrisi. Menurut Budiningsari dan Hadi (2004) prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit Indonesia adalah sekitar 56.9%. Hasil ini berbeda dengan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini diperoleh sampel yang menderita malnutrisi/kurang gizi sekitar 23.2%.

Malnutrisi dapat terjadi berdasarkan penyebabnya yaitu primer, yaitu suatu keadaan yang terjadi karena asupan zat gizi yang tidak cukup (Fatimah, N 2002). Keadaan ini dapat dipengaruhi oleh adanya penurunan kondisis fisik pasien, gangguan fisiologis dan utilitas sistem pencernaan serta kondisi penyakit pasien yang mempengaruhi kemampuan penerimaan diet. Faktor sekunder atau eksternal yang tidak kalah pentingnya merupakan faktor penentu asupan zat gizi yaitu lingkungan baik rumah sakit maupun keluarga, sikap dan perilaku pemberi layanan gizi dan menu yang dihasilkan dan disajikan ke pasien. Keadaan gizi pasien yang dirawat di rumah sakit merupakan faktor prioritas dalam keseluruhan penatalaksanaan gizi dan pengobatan. Dukungan gizi yang tidak adekuat mengakibatkan keadaan kurang gizi yang dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian (Soegih R, 1998).

Tingginya prevalensi malnutrisi di rumah sakit dapat memberi ancaman terhadap peningkatan angka kesakitan, kematian serta biaya pengobatan maupun

perawatan. Fungsi setiap organ tubuh dan pemulihannya akan terganggu bila tubuh dalam kondisis kekurangan zat gizi dan berpotensi terjadinya infeksi (Saunders et al.,2010). Naber et al (1997) melaporkan bahwa penurunan status gizi selama di rawat di rumah sakit dapat meningkatkan sekitar 2,7 kali komplikasi penyakit, memperpanjang lama rawat yaitu 6,3-11,9 kali dan meningkatkan biaya perawatan 1,76- tidak terbatas dibandingkan dengan status gizi normal (Budiningsari dan Hadi)

Asupan zat gizi selama di rawat di rumah sakit akan mempengaruhi keadaan gizi atau status gizi pasien. Penelitian yang dilakukan Indriasari BRW(2002) menyimpulkan bahwa pasien dengan asupan zat gizi yang adekuat mempunyai status gizi lebih baik pada saat keluar rumah sakit dibandingkan pasien dengan yang asupannya tidak adekuat. Untuk bisa memenuhi tingkat kecukupan zat gizi pasien baik faktor primer/internal maupun faktor sekunder/eksternal harus diperhatikanoleh team kesehatan dan setiap team harus dapat berkoordinasi dengan baik sehingga setiap fungsi dan tanggung jawab dapat dilaksanakan secara efektif. Ahli gizi yang berperan dalam penyelenggaraan makanan harus bekerja secara profesional sehingga bisa memberikan pelayanan gizi dengan sebaik mungkin. Selain makanan yang harus diperhatikan, kebersihan dan sikap petugas merupakan bagian yang penting yang memberikan sumbangsih terhadap penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien

BLU Rumah sakit Prof. Dr. RD Kandou, secara umum sesuai penelitian ini diperoleh hasil bahwa untuk output dari kegiatan penyelenggaraan makanan berupa menu yang disajikan, jika dinilai dari tingkat kesukaan dan tingkat kepuasan pasien dapat dikategorikan baik. Tingkat kesukaan dan kepuasaan pasien terhadap penyelenggaraan makanan diet BLU RSUP Prof. DR. R.D Kandow lebih dari 80% adalah puas. Tingkat

(8)

kepuasan pasien terhadap pelayanan makanan RS dapat ditentukan didasarkan pada beberapa indikator yaitu cita rasa makanan, besar porsi, variasi menu, penampilan makanan, ketepatan waktu penyajian, kebersihan makanan dan sikap petugas penyaji makanan. Kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan diet rumah sakit berpengaruh terhadap asupan makan pasien. Secara teori kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan diet RS, berdampak pada asupan makanan yang tinggi dan sisa makanan yang sedikit (Semedi P et al 2008).Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan dapat dinilai dari ada tidaknya sisa makanan, sehingga sisa makanan dapat dipakai sebagai indikator untuk mengevaluasi kegiatan penyelenggaraan makanan rumah sakit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa output dari kegiatan penyelenggaraan makanan rumah sakit jika diukur dari hasil penilaian pasien terhadap tingkat kesukaan dan kepuasan terhadap menu/makanan yang diselenggarakan sebagian menunjukkan hasil yang memuaskan (> 80 %) tetapi untuk penyajian lauk hewani dan lauk nabati masih kurang (< 80 %). Hal ini berdampak pada asupan gizi dimana total energi yang dikonsumsi sebagian besar hanya disumbangkan dari asupan lemak dan karbohidrat sedangkan kalori dari protein rendah karena tingkat kecukupan protein (< 80 %). Bila makanan yang disajikan dengan baik dapat dihabiskan oleh pasien berarti pelayanan gizi rumah sakit tersebut sudah tercapai. Penyelenggaraan makanan dikatakan baik bila sisa makanan kurang dari 20 % sesuai standar pelayanan minimal di rumah sakit (Depkes RI, 2007). Dalam penelitian ini asupan protein khususnya dari lauk hewani dan nabati masih belum memenuhi standar pelayanan minimal rumah sakit.

Pada penelitian ini status gizi pasien sebanyak 65.3 % normal dan hanya 23.2 % yang kurang. Untuk saat ini sebenarnya status

gizi harus dipertahankan dengan cara mengevaluasi pelayanan diet ke pasien khususnya dalam mengontrol cara pendistribusian porsi makan ke pasien yang seharusnya sesuai dengan standar diet dan juga membuat inovasi pengembangan resep khususnya lauk hewani dan nabati sebagai sumber protein. Karena jika tidak demikian maka status gizi pasien akan menurun ke arah malnutrisi. Hal lain yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pelayanan makanan di rumah sakit adalah sikap petugas terutama sikap keramahtamahan harus diperbaiki.

Pada penelitian ini hanya 1.4% sampel menganggap sikap petugas penyaji ramah tamah. Kepuasan bukan hanya didasarkan pada menu yang disajikan tapi juga dipengaruhi oleh sikap dari petugas kesehatan terutama petugas penyaji makanan. Petugas penyaji makanan harus dapat berkomunikasi baik dengan pasien, bersikap ramah dan santun serta berpenampilan bersih dan menarik. Petugas penyaji makanan bisa menjadi motivator untuk kesembuhan pasien karena selain dokter dan perawat, petugas penyaji makanan adalah orang yang paling dekat dengan pasien. Keramahtamahan dan sikap sopan santun petugas akan bisa menyemangati pasien sehingga memudahkan pasien untuk menghabiskan makanan yang disajikan

sehingga mempercepat proses

penyembuhan.

SIMPULAN

1. Status gizi sampel penelitian yaitu gizi baik 65.3%, kurang 23.2%, kegemukan (Ow) 5,3% dan obesitas (Ob) 6.3%.

2. Rata-rata asupan zat gizi sampel penelitian dikategorikan baik pada asupan energi, lemak dan karbohidrat, sedangkan asupan protein masih rendah.

3. Output dari kegiatan penyelenggaraan makanan di BLU rumah sakit Prof. Dr. R.D. Kandou Manado berupa menu/

(9)

makanan yang disajikan untuk saat ini dikategorikan baik dinilai dari tingkat kesukaan dan tingkat kepuasan pasien terhadap makanan yang diterima, kecuali kepuasan pasien terhadap penyajian lauk hewani dan nabati yang dinilai masih

rendah dan sikap ramah tamah petugas penyaji yang harus diperbaiki dan lebih diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA

American Dietetic Association, 2008.Nutrition Diagnosis & intervention:Standardized Language for the Nutrition Care ASPEN and ADA. ( 2007 ) Standars of Practice and standards of Professional

permormance for Registered dietitians (Generalist,Specialty, and Advanced) in Nutrition support. Journals of the American dietetic Association. October 2007

ASPEN (2005) The ASPEN Nutrition Support Practice Manual 2nd Ed. USA: American Society for Parenteral & Enteral Nutrition. Bavelaar, J.W., Otter, C.D., Van Bodergraven,

A.A., Thijs, A. & Van Bokhorst-de van der Schueren, M.A.E. (2008) Diagnosis and treatment of (disease-related) in-hospital malnutrition: The performance of medical and nursing staff.Clinical Nutrition, 27, pp 431-8.

Budiningsari, R.D. & Hadi, H. (2004) Pengaruh perubahan status gizi pasien dewasa terhadap lama rawat inap dan biaya rumah sakit. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 1 (1), pp. 35-45.

Charney, P. & Malone, A.M. (2009) ADA Pocket Guide to Nutrition Assessment Second Edition. Chicago: ADA.

Correira, M.I.T. & Campos, A.C.L. (2003) Prevalence of hospital malnutrition in Latin America : The Multicentre ELAN Study.Nutrition, 19, pp. 823-5.

Depkes, RI. (2006) BukuPedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Dirjen Pelayanan Medik , Direktorat Rumah Sakit Khusus Swasta. Jakarta.

Fatimah N.(2002) Malnutrisi di rumah sakit dalam gizi medik Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia p.4-6

Gibson, R.S. (2005). Principles of nutritional assessment second edition. USA: Oxford Universty Press.

Indriasari BRW (2002). Pengaruh kecukupan gizi rumah sakit terhadap status gizi pulang pasien anak bangsal rawat inap. Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Kagansky, N., Berner, Y., Morag, N.K., Perelman, L., Knolber, H. & Levy, S. (2005) Poor nutritional habits are predictors of poor outcome in very old hospitalized patients.American Journal Clinical Nutrition,82, pp. 784 -91.

Lacey K. & Pritchett, E. (2008) Nutrition care process and model : ADA adopts road map to quality care and outcomes management. Journal of The American Dietetic Association, 103 (8), November, pp. 348-358.

Nelms, M. (2007) Assessment of Nutrition Status and Risk. In: Nelms, M., Sucher, K., Long, S. Nutrition Therapy and

(10)

Pathophysiology. USA: Thomson Brooks/cole, pp 101-35.

Norman, K., Pichard, C., Lochsa, H. & Pirlicha, M. (2008) Prognostic impact of disease-related malnutrition.Clinical Nutrition, 27, pp.5–15.

Persagi & AsDI. (2011) Pengembangan Konsep Nutrition care Process Nutrition. USA : Wadsworth Cengage Learning.

Sabarguna (2005) Logistik Rumah Sakit Dan Teknik Efisien. Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.

(NCP)Proses Asuhan Gizi Terstandar ( PAGT).

Rolfes, S.D., Pinna, K. & Whitney, E. (2009) Understanding Normal And Clinical

Saunders, J.,Smith, T & Stroud, M. (2010) Malnutrition and undernutrition. Medicine. Elsevier.

Soegih R. (1998) Pola penanganan kasus gizi di puskesmas dan rumah sakit. Dalam Daldiyono & AR Thaha, editors. Kapita Selekta Nutrisi Klinik Jakarta: Perhimpunan Nutrisi Enteral dan Parenteral Indonesia

Stratton, R.J. (2005) Elucidating effective ways to identify and treat malnutrition.Proceedings of the Nutrition Society, 64, pp. 305–11.

Stump, S.E. (2008) Nutrition and diagnosis-related care. California: Lippincott Williams &wilkins.

Syamsiatun, N.H., Hadi, H. & Julia, M. (2004) Hubungan status gizi awal dengan status pulang dan lama rawat inap pasien dewasa di rumah sakit.Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 1 (1), pp. 27-33.

Waitzberg, D.L., Caiaffa, W.T.T. & Correia, M.I.T.D. (2001) Hospital malnutrition: the Brazilian National Survey (IBRANUTRI): A study of 4000 Patients, Nutrition, 17, pp. 573–80.

Willet.(2005) Nutritional Epidemiology. New York : Oxford University Press.

Gambar

Tabel 1. Sebaran sampel berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4. Sebaran sampel berdasarkan jenis diet Jenis Diet n % Diet Hati/RL 3 3.2 Diet Lambung 9 9.5 DM1700 10 10.5 Hiperlipidemia/RG 13 13.7 Pasca Bedah 5 5.3 Rendah Protein 10 10.6 Rendah Purin 6 6.3 TKTP 39 41.1 Total 95 100.0 2
Tabel 9. Status Gizi Subjek Penelitian Status Gizi

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya bila ada rekanan/ perusahaan peserta pelelangan yang berkeberatan atas pengumuman ini, maka diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara

[r]

Here, we report our innovative literacy education class on personal genomics in Keio University Shonan Fujisawa Campus, using an actual personal genome as the course material..

Abstrak: Subjek penelitian ini adalah rubrik “Waktu Senggang” majalah Femina tahun 2007. Tujuan penelitian ini mengungkapkan secara keseluruhan jenis-jenis film, musik, buku

Jumlah Perkara Permohonan Dispensasi Nikah Anak Di Bawah Umur Pengadilan Agama Magelang Tahun 2009-2012. Melihat fakta tersebut, tingkat permohonan untuk

Menurut Fat dalam Hutahaean (2014:1) “Sistem adalah suatu himpunan suatu “benda” nyata atau abstarak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengembangkan instrumen dan menganalisis tes pemahaman konsep dan kemampuan menganalisis terkait materi sifat mekanik

[r]