• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Definisi Harga

Harga dapat didefinisikan sebagai berikut, harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa (Kotler, 2004:430). Harga adalah satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan, sedangkan semua elemen lain merupakan biaya. Harga juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang paling flesibel. Secara historis, harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan pembeli.

Konsumen memiliki persepsi mengenai harga, bahwa semakin tinggi harga suatu produk makin tinggi pula kualitas produk (Stanton,1995). Hal tersebut terjadi ketika konsumen tidak memiliki petunjuk lain dari kualitas produk selain harga. Banyak perusahaan yang mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga, keputusan untuk menetapkan harga adalah hal yang sangat krusial. perusahaan harus menetapkan harga secara tepat.

Harga merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen pada saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasi harga dengan nilai. Terdapat konsumen-konsumen tertentu yang dapat menetapkan harga sebagai hal yang paling utama saat akan memutuskan membeli produk ( Schechter dan Bishop,1984 Dalam Zeithaml 1988,p.13). Sehingga suatu produk harus tepat dalam penentuan dan penetapan harga jualnya sehingga dapat

(2)

diterima oleh konsumen dengan tidak mengabaikan kualitasnya produk tersebut. Lebih lanjut Tjiptono,(2001) mengatakan bahwa harga memiliki 2 peranan utama dalam mempengaruhi minat beli konsumen, yaitu peranan alokasi harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Kedua, peranan informasi dari harga yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana konsumen mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.

Persepsi konsumen terhadap harga dan nilai menentukan apakah perusahaan telah menetapkan harga yang tepat. Jika harga yang ditetapkan terlalu tinggi dari jumlah nilai-nilai yang dipahami, konsumen tidak mau membeli produk tersebut ( Wardhono dan Santoso,1998). Setiap tugas, termasuk menetapkan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Menurut Ratih Hurriyati (2005:52-53) secara singkat, prinsip-prinsip penetapan harga, seperti yang diusulkan oleh Philip Kotler (1996) dikutip dari Zeithaml dan Bitner (2000:436) adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harga, yang mencakup : pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga, serta menentukan harga akhir.

b. Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum melalui penetapan harga maksimum, tetapi dapat pula dicapai dengan cara

(3)

memaksimumkan penerimaan sekarang, memaksimumkan penguasaan pasar atau kemungkinan lainnya.

c. Para pemasar hendaknya memahami seberapa besar respon permintaan terhadap perubahan harga.

d. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk didalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, serta biaya-biaya lainnya.

e. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang ditawarkan sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.

f. Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup market, sasaran perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor psikologis dan harga lainnya.

g. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya dengan menggunakan harga psikologis, diskon harga promosi, serta harga bauran produk

Dalam bauran pemasaran (Kotler dan Keller,2009 : 23) bahwa bauran harga terdiri dari daftar harga, diskon, potongan harga khusus, periode pembayaran, dan syarat kredit.

1. Daftar harga, harga yang diberitahukan/dipublikasikan, adalah harga yang biasanya dapat memperoleh potongan (discount)

2. Potongan harga (discount) adalah pengurangan yang ditetapkan, karena pembeli memenuhi syarat yang ditentukan :

(4)

a) Trade function discount (potongan dagang potongan fungsional), potongan yang diberikan penyalur ; misalnya untuk distributor 40%, toko pengecer (retailer) 20%, pemakia langsung dalam jumlah besar 10%

b) Cash Discount (potongan tunai), Potongan yang diberikan kepada pembeli yang membayar tunai

c) Quantity discount (Potongan Kuantitas), potongan yang diberikan kepada pembeli karena membeli dalam jumlah tertentu, misalnya karena jumlah unit yang besar, nilai rupiahnya besar atau ukurannya besar

d) Early order discount (Potongan order dini), yakni potongan yang diberikan kepada pembeli karena order/pesannya lebih awal/dini. e) Group discount (potongan kelompok), potongan yang diberikan kepada

pembeli yang dihimpun dalam kelompok.

f) CL-discount (potongan penuh muatan) pembeli diberi potongan apabila membeli barang penuh dalam satu kali muatan, misalnya mebeli pasir penuh satu truk, atau satu gerbong. Ini hanya berlaku dalam perusahaan angkutan atau barang yang harus diangkut dengan truk/kereta api,dll.

3. Periode Pembayaran, merupakan tenggang waktu yang diberikan oleh penjual kepada pembeli dalam melakukan pembayaran.

4. Syarat kredit, dimana merupakan persyartan yang diberikan oleh produsen kepada konsumen untuk melakukan angsuran pembayaran. Harga yang ditentukan biasanya lebih tinggi dalam hal ini penjual mengadakan penjualan secara kredit dengan tujuan meningkatkan volume penjualan,

(5)

mengurangi bertumpuknya barang-barang digudang, dan supaya produksi jalan terus.

Hermawan Kertajaya (2002), berpendapat bahwa indikator dari harga dapat dinyatakan dalam penelitian konsumen terhadap besarnya pengorbanan finansial yang diberikan dalam kaitannya dengan spesifikasi harga yang berupa kualitas produk. Kotler (2005) berpendapat bahwa harga sering menjadi penentu dalam pembelian. Selain itu, pendapat dari Ferdinand (2001) yang menyatakan bahwa dalam banyak kasus harga merupakan variabel keputusan yang paling penting yang diambil oleh pelanggan karena berbagai alasan, salah satunya adalah alasan ekonomis yaitu harga yang rendah atau harga yang bersaing merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Oleh karena itu harga yang ditentukan secara rasional dengan harga ekonomis disertai manfaat yang besar yang diberikan akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut.

2.1.2 Desain Produk

Produk adalah barang yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada konsumennya. Untuk menambah nilai bagi konsumen adalah salah satunya dengan desain produk yang khas. Desain bukan hanya sekedar tampilan setipis kulit ari, desain masuk kedalam jantung produk, apalagi untuk suatu desain produk fashion seperti sulaman karawo. Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Desain yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, memotong biaya produksi, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar sasaran.

(6)

Pengertian desain menurut terminologinya dari bahasa latin (desionare) atau bahasa inggris (design). John Echols (1975) dalam kamusnya mengatakan desain sebagai potongan, pola, model, konstruksi, tujuan, dan rencana. Menurut Stanton (1995) Desain produk merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Dua faktor yang menyangkut desain produk adalah warna dan kualitas produk ( Stanton, 1995 ).

Pemilihan warna yang tepat merupakan keuntungan tersendiri bagi pemasaran suatu produk. Begitu juga dengan desain sulaman karawo, dimana dalam pemilihan kombinasi warna benang-benang untuk memuat desain motif karawo dan warna dasar kain yang digunakan, merupakan hal yang sangat penting untuk membuat ciri khas khusus desain produk karawo yang dapat menjadi faktor penentu keputusan pembelian konsumen. Suatu produk harus mampu mencapai tingkat kualitas yang sesuai dengan fungsi penggunaanya. Sedangkan menurut Kotler terdapat 7 parameter desain produk yaitu, Kotler (2005):

a. Ciri-ciri

Ciri-ciri adalah karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk. Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri. Ciri-ciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk perusahaan yang terdiferensiasi. Beberapa perusahaan sangat inovatif dalam penambahan ciri-ciri baru ke produknya.

(7)

b. Kinerja

Kinerja mengacu kepada tingkat karakteristik utama produk pada saat beroperasi. Pembeli produk-produk mahal biasanya membandingkan kinerja (kenampakan/prestasi) dari merek-merek yang berbeda. Para pembeli biasanya rela membayar lebih untuk kinerja yang lebih baik sepanjang lebihnya harga tidak melebihi nilai yang dirasakan.

c. Mutu Kesesuaian

Yang dimaksud dengan penyesuaian adalah tingkat dimana desain produk dan karekteristik operasinya mendekati standar sasaran. Mutu kesesuaian adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan.

d. Tahan Lama (Durability)

Daya tahan merupakan ukuran waktu operasi yang diharapkan dari suatu produk tertentu. Pembeli bersedia membayar lebih untuk produk yang lebih tahan lama.

e. Tahan Uji (Reliabilitas)

Reliabilitas adalah ukuran kemungkinan bahwa suatu produk tidak akan berfungsi salah atau rusak dalam suatu periode waktu tertentu. Pembeli rela membayar lebih untuk produk-produk dengan reputasi reliabilatas yang lebih tinggi. Mereka ingin menghindari biaya karena kerusakan dan waktu untuk reparasi.

f. Kemudahan Perbaikan (Repairability)

Kemudahan perbaikan adalah suatu ukuran kemudahan perbaikan suatu produk yag mengalami kegagalan fungsi atau kerusakan– kerusakan. Kemudahan perbaikan ideal akan ada jika pemakai dapat

(8)

memperbaiki produk tersebut dengan biaya murah atau tanpa biaya dan tanpa memakan waktu terlalu lama.

g. Model (Style)

Model menggambarkan seberapa jauh suatu produk tampak dan berkenan bagi konsumen. Model memberi keunggulan ciri kekhususan produk yang sulit untuk ditiru.

Semakin ketatnya persaingan, perusahaan harus bisa bersaing dengan menunjukkan keunggulan-keunggulan produk yang dimilikinya, dan salah satu keunggulan yang dapat ditonjolkan yakni melalui desain produk. Desain produk dapat menjadi penentu posisi perusahaan dipasar, semaki unik desain produk yang dimiliki, semakin besar pelaung pasar yang dapat diraih perusahaan. Oleh karena itu, tugas mendesain produk merupakan pekerjaan penting untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi terhadap suatu produk.

Beberapa perusahaan kini menyadari pentingnya desain produk, termasuk pentingnya desain Sulaman Karawo. Aspek desain dalam kegiatan pemasaran merupakan salah satu pembentuk daya tarik terhadap suatu produk. Desain dapat membentuk atau memberikan atribut pada suatu produk, sehingga dapat menjadi ciri khas pada merek suatu produk. Desain produk dapat berupa peningkatan maupun penyederhanaan.

Desain motif-motif Sulaman Karawo hendaknya mampu memberikan nuansa baru yang lebih kreatif tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya Gorontalo. Desain harus lebih up to date mengikuti tren mode saat ini, sehingga Sulaman Karawo bisa lebih disenangi oleh para kawula muda, yang nantinya akan menjadi generasi penerus kebudayaan daerah.

(9)

2.1.3 Keputusan Pembelian

Konsumen membuat sejumlah keputusan pembelian setiap hari. Keputusan pembelian konsumen sangat erat hubungannanya dengan perilaku konsumen. Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka (John C, Mowen, 2002). Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk.

Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan tingkah laku setelah pembelian (Basu Swastha, 1997). Menurut Basu Swastha perilaku konsumen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan serta menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penerapan kegiatan (Basu Swastha,2005).

Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000 :437) adalah “The selection of an option from two or alternative choice”. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Dalam pengambilan keputusan merupakan suatu proses kegiatan pembelian yang tampak hanyalah satu tahap dari keseluruhan

(10)

proses pembelian konsumen. Menurut Philip Kotler (2004:224) proses pengambilan keputusan pembelian pada konsumen di bagi menjadi lima tahapan yaitu:

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Dalam sebuah kasus, rasa lapar, haus, dapat menjadi sebuah pendorong atau pemicu yang menjadi kegiatan pembelian. Dalam beberapa kasus lainnya, kebutuhan juga dapat didorong oleh kebutuhan eksternal, contohnya ketika seseorang mencium sebuah wangi masakan dari dalam rumah makan ia akan merasa lapar atau seseorang menjadi ingin memiliki mobil seperti yang dimiliki tetangganya.

Pada tahap ini pemasar perlu melakukan identifikasi faktor-faktor yang paling sering memicu ketertarikan terhadap produk dan mengembangkan program pemasaran yang melibatkan faktor-faktor tersebut 2. Pencarian Informasi

Tahap proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungin pula mencari informasi secara aktif. Dalam tahap ini, pencarian informasi yang dilakukan oleh konsumen dapat dibagi ke dalam dua level, yaitu situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan dengan penguatan informasi. Pada level ini orang akan mencari serangkaian informasi tentang sebuah produk. Pada level kedua, konsumen mungkin akan mungkin masuk kedalam tahap pencarian

(11)

informasi secara aktif. Mereka akan mencari informasi melalui bahan bacaan, pengalaman orang lain, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang dapat menjadi perhatian pemasar dalam tahap ini adalah bagaimana caranya agar pemasar dapat mengidentifikasi sumber-sumber utama atas informasi yang didapat konsumen dan bagaimana pengaruh sumber tersebut terhadap keputusan pembelian konsumen selanjutnya.

Menurut Kotler (2003:225) sumber utama yang menjadi tempat konsumen untuk mendapatkan informasi dapat digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu:

a) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

b) Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko.

c)

Sumber publik: Media masa, organisasi penentu peringkat konsumen.

d) Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

Melalui sebuah aktivitas pengumpulan informasi, konsumen dapat mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur-fitur yang dimiliki oleh setiap merek sebelum memutuskan untuk membeli merek yang mana. 3. Evaluasi alternatif

Pengevaluasian alternatif adalah tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Pada tahap ini ada tiga buah konsep dasar yang dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhannya. Kedua, konsumen akan mencari mafaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen akan memandang masing-masing produk sebagai

(12)

sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan dan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh pembeli dapat berbeda-beda tergantung pada jenis produknya.

4. Keputusan Pembelian

Pada tahap ini merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Pada tahapan keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh dua faktor utama yang terdapat diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian yaitu: a) Sikap orang lain, yaitu sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal. Pertama, intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai calon konsumen. Kedua, motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain (Fisbhein, dalam Kotler 2003:227). Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan preferensi sebaliknya juga berlaku, preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama.

b) Faktor yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat mengurangi kecenderungan pembelian konsumen. Contohnya, konsumen mungkin akan kehilangan niat pembeliannya ketika ia kehilangan pekerjaannya atau adanya kebutuhan yang lebih mendesak pada saat yang tidak terduga sebelumnya.

(13)

5. Perilaku Setelah Pembelian

Perilaku setelah pembelian merupakan tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk pasca pembelian. Apa yanh menentukan pembeli puas atau tidak puas terhadap pembeliannya? Jawabannya terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk yang dirasakan. Jika produk dibawah harapan konsumen, konsumen akan kecewa, sebaliknya jika produk memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan, jika melebihi harapannya, maka konsumen akan sangat senang.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Menurut Philip Kotler (2005:203), yang dialihbahasakan oleh Drs. Benyamin Molan, ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan, yaitu:

(14)

1. Faktor budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam perilaku konsumen. Perusahaan perlu memahami peranan yang dimainkan oleh budaya (kultur), subkultur, dan kelas sosial pembeli. a. Kultur

Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang.

b. Sub-kultur

Tiap kultur mempunyai sub-kultur yang lebih kecil, atau kelompok orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama.

c. Kelas sosial

Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.

2. Faktor sosial a. Kelompok

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung di dalam mana seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan.

a. Keluarga

Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari orangtua yang memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi, dan harga diri.

(15)

b. Peran dan status

Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.

3. Faktor pribadi

a. Usia dan tahap daur hidup b. Pekerjaan

c. Keadaan ekonomi d. Gaya hidup

e. Kepribadian dan konsep diri 4. Faktor psikologis

a. Motivasi, yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut

b. Persepsi, adalah proses menyeleksi, mengatur, dan menginterprestasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.

c. Pembelajaran, perubahan perilaju seseorang karena pengalaman d. Kepercayaan dan sikap, pemikiran adalah pemikiran deskriptif yang

dipertahnkan seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang berhubungan dengan Pengaruh Harga dan Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh

(16)

peneliti terdahulu. Penulis mendapatkan inspirasi dan mengambil ide dari peneliti terdahulu tersebut. Oleh karena itu, pada subbab ini penulis mengemukakan hasil penelitian yang relevan dari peneliti terdahulu, yaitu:

1. Enrico Adrian Ramadhan (2009), yang meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Fashion ( Studi Kasus Pada Droof Recons Clothing di DistrictSide Gorontalo )”. Variabel yang diteliti adalah harga, produk, desain produk, promosi yang mempengaruhi keputusan pembelian produk fashion recons. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa harga yang rendah, adanya potongan harga akan meningkatkan keputusan pembelian. Variabel produk menunjukkan bahwa produk yang lebih baik dapat meningkatkan keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut. Variabel promosi menunjukkan bahwa promosi yang lebih baik dapat meningkatkan keputusan konsumen untuk membeli. Variabel desain produk diperoleh bahwa desain memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Desain secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Dari hasil analisis diperoleh bahwa variabel atribut produk menunjukkan bahwa desain produk fashion terbaru dan dengan gaya yang menarik dapat meningkatkan keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut. 2. Rizky Fimaulida (D2D 605 190) dalam “Pengaruh Harga, Kualitas

Produk dan Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian Kijang Innova Tipe G pada PT. Nasmoco Pemuda Gorontalo” Harga, kualitas produk dan desain produk merupakan salah satu pertimbangan konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian mobil. PT.

(17)

Nasmoco Pemuda Semarang adalah salah satu dealer produk kendaraan roda empat khusus merek Toyota, salah satu produknya adalah Kijang Innova Tipe G.. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif antara harga, kualitas produk dan desain produk terhadap keputusan pembelian Kijang Innova tipe G pada PT. Nasmoco Pemuda Gorontalo.

3. Fahma Ilmaya (C2A607060 ) dalam “Analisis Pengaruh Interaksi Harga dan desain produk terhadap Keputusan pembelian batik di Eka Batik , Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel harga dan desain produk serta interaksi keduanya terhadap keputusan membeli konsumen karawo Eka Batik Semarang. Pada kelompok harga dan desain produk, responden paling banyak berada pada kelompok harga terjangkau dan model terbaru. Dari hasil Two Ways Anova dapat dibuktikan bahwa harga mempunyai pengaruh terhadap keputusan membeli dengan nilai F sebesar 3,647 dan signifikan pada 0,030 , desain produk juga mempunyai pengaruh terhadap keputusan membeli dengan nilai F sebesar 3,445 dan signifikan pada 0,036. Serta harga dan desain produk mempunyai pengaruh interaksi terhadap keputusan membeli dengan nilai F 5,784 dan signifikan pada 0,000.

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis harga dan desain yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli Sulaman Karawo di Aneka Karawo Inn Collection, untuk menjelaskan jalan pemikiran dalam penelitian ini maka digambarkan kerangka pikir seperti pada Gambar 2.1

(18)

Gambar : 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir pada Gambar 2.1 maka peneliti merumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Gambar : 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: Garis Hubungan Parsial : Garis Hubungan Simultan

Konsumen

Produk

Keputusan Pembelian (Y) Harga (X1) Desain (X2)

Keputusan

Pembelian

Harga

Desain

(19)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011 : 51) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pernyataan. Berdasarkan latar belakang dan kajian teori, hipotesis yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

a. Diduga harga berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian Sulaman Karawo di Aneka Karawo Iin Collection.

b. Diduga desain produk berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian Sulaman Karawo di Aneka Karawo Iin Collection.

c. Diduga harga dan desain produk berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian Sulaman Karawo di Aneka Karawo Iin Collection.

Gambar

Gambar : 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Serqual dan QFD, metode Serqual digunakan untuk menentukan atribut kebutuhan/pelayanan yang sesuai dengan

didapatkan bahwa dari kedua subjek N dan W, setelah keluar pasca karantina, mereka lebih menghargai tentang kesehatan, jati diri dan makna keluarga dalam

Keputusan pembelian merupakan tindakan konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu produk (barang/jasa) yang dipengaruhi oleh berbagai informasi pada bauran

q Intrinsic KPC/Arutmin present value of its combined coal reserves and resources of 8 billion tons at $5/ ton amounts to $40.6 billion.. q KPC/Arutmin's intrinsic valuation

No Nama Jika dilakukan inovasi dari segi rasa, menurut anda rasa apa yang anda inginkan untuk diolah pada dawet.. Alsan memilih rasa

Hasil pengujian regresi berganda di peroleh nilai koefisien regresi usia sebesar 0,032 dan nilai koefisien regresi tingkat pendidikan 0,367 artinya karakteristik

Walau ancaman itu belum terjadi saat ini, desas-desus yang ada sudah mulai menyebutkan bahwa besi baja produksi negeri China akan segera masuk Indonesia dengan harga yang lebih

keputusan pembelian adalah keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan-tahapan yang dilalui konsumen sebelum melakukan pembelian yang