• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI SEMINAR NASIONAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) BARATA. Komersialisasi Vs Eksistensi Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI SEMINAR NASIONAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) BARATA. Komersialisasi Vs Eksistensi Pendidikan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI SEMINAR NASIONAL YANG

DISELENGGARAKAN OLEH BADAN EKSEKUTIF

MAHASISWA (BEM)

“BARATA”

Tema :

Komersialisasi Vs Eksistensi Pendidikan

Judul :

Layanan Pendidikan Profesional

Oleh :

Drs. H. Muhtadi Irvan, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

1

Layanan Pendidikan Profesional Oleh : Muhtadi Irvan, M.Pd

Disajikan dalam seminar nasional dengan judul

Komersialisasi vs Eksistensi Pendidikan yang diselenggarakan di gedung Sutarjo Universitas Jember tanggal 29 April 2004

Pendahuluan

Pendidikan adalah salah satu budaya manusia yang diselenggarakan oleh manusia untuk memanusiakan manusia, secara antropologis pendidikan dilakukan oleh orang tua dan keluarga yang sering disebut sebagai pendidikan in-formal, dan pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan seperti sekolah disebut sebagai pendidikan formal, sedangkan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat di luar sekolah disebut sebagai pendidikan non-formal.

Pendidikan yang diselenggarakan oleh orang tua mulanya merupakan pendidikan untuk melestarikan hidup dan bersifat moral, karena tuntutan kebutuhan anak dalam hidup maka orang tua atau keluarga menyerahkan pendidikan anaknya pada lembaga pendidikan yaitu sekolah, hal ini didorong oleh ketidakmampuan orang tua dan kesempatan untuk memberikan layanan pendidikan yang diperlukan oleh anak. Orang tua mengirimkan anak mereka untuk dididik oleh guru di sekolah sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan yang ada, mereka berharap dapat menggantikan posisi dan tanggung jawab pendidikan pada anak mereka sesuai dengan cita-cita dan keinginan serta kebutuhan mereka.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan mula-mula berdirinya berdasarkan keinginan dan kebutuhan para orang tua, sekolah memberikan pendidikan berupa pencapaian kebutuhan dan upaya mempertahankan hidup serta memberikan pengetahuan untuk hidup. Sekolah didirikan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial dan budaya masyarakat oleh karena itu sekolah disebut sebagai lembaga pendidikan sosial (school is social agencies).

Sekolah sebagai lembaga sosial dapat digambarkan bahwa sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak dengan sistim komunikasi sebagaimana rumah

(3)

2

tinggal mereka. Sekolah diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi mereka untuk kehidupan di masyarakatnya.

Dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat yang makin memerlukan pemikiran dan pengetahuan untuk dapat mengatasinya, sekolah berusaha untuk memberikan pengetahuan keterampilan dan sikap moral untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menghadapi kompleksitas permasalahan tersebut.

Layanan pendidikan didorong untuk memberikan pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat, untuk itu sekolah berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

Sekolah sebagai Suatu Sistem

Sekolah sebagai suatu sistem tersusun dari komponen-komponen konteks, input, proses, output, dan outcome. Konteks adalah eksternalitas yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan di sekolah dan karenanya harus diinternalisasikan ke dalam sekolah. Sekolah mampu menginternalisasikan konteks ke dalam dirinya akan membuat sekolah sebagai bagian dari konteks dan bukan terisolasi darinya dengan demikian sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan bukannnya sekolah yang berada di masyarakat. Konteks meliputi nilai-nilai dan harapan masyarakat, ilmu pengetahuan, dukungan masyarakat, dan kebijakan pemerintah, untuk itu konteks merupakan bahan ajar bagi anak-anak di sekolah.

Input adalah segala hal baik real ataupun abstrak yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar. Input digolongkan menjadi 2, yaitu yang diolah dan pengelolaannya, input yang diolah adalah siswa yang belajar di sekolah dan input pengelola meliputi visi, misi, tujuan, sasaran, kurikulum, tenaga pendidik, dana, sarana prasarana, regulasi sekolah, organisasi sekolah, administrasi sekolah, budaya sekolah, dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah.

Proses adalah kejadian perubahannya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Proses meliputi manajemen, kepemimpinan, dan utamanya adalah proses belajar

(4)

3

mengajar. Dalam pendidikan proses belajar mengajar adalah kejadian berubahnya siswa belum terdidik menjadi siswa terdidik. Mutu proses belajar mengajar sangat tergantung pada mutu interaksi guru dan siswa. Mutu inteaksi guru dan siswa sangat tergantung pada perilakunya di kelas dan perilaku siswa di kelas itu sendiri. Perilaku guru di kelas misalnya menjelaskan bahan ajar, menggunakan media belajar, menggunakan metode pembelajaran, antusiasme mengajar, memotivasi anak dalam belajar, manajemen kelas, penggunaan waktu, kedisiplinan, keempatian terhadap siswa, hubungan interpersonal antar guru dan siswa, ekspektasi, inovasi pembelajaran, dan penggunaan prinsip-prinsip mengajar dan pembelajaran yang efektif. Dengan demikian mutu interaksi siswa di kelas sangat tergantung mutu perilaku siswa di kelas. Mutu perilaku siswa di kelas misalnya keseriusan belajar, semangat belajar, perhatian terhadap pelajaran, keingintahuan, usaha dan kesiapan belajar baik fisik maupun mental.

Output pendidikan adalah hasil belajar (prestasi belajar) yang merefleksikan beberapa efek proses belajar mengajar diselenggarakan. Artinya prestasi belajar ditentukan oleh tingkat efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Prestasi belajar ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan dasar dan kemampuan fungsional. Kemampuan dasar meliputi daya pikir, daya kalbu, dan daya raga sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan fungsionalnya. Daya pikir terdiri dari berpikir deduktif, induktif, ilmiah, kritis, kreatif, eksploratif discovery, nalar, lateral, dan berpikir sistemik.

Daya kalbu terdiri dari daya spiritual seperti emosional, moral, kasih sayang, kesopanan, toleransi, kejujuran, dan kebersihan, disiplin diri, harga diri, tanggung jawab, keberanian moral, kerajinan, komitmen, estetika dan etika. Daya raga meliputi kesehatan, stamina/ketahanan, keterampilan untuk kegiatan olah raga kejuruan dan kesenian. Kemampuan fungsional adalah kemempuan aplikatif yang diperlukan antara lain meliputi kemampuan memanfaatkan teknologi dalam kehidupan, kemampuan mengelola sumber daya manusia dan sumber daya finansial, kemampuan kerja sama, kemampuan memanfaatkan informasi, kemampuan menggunakan sistem dalam kehidupan, kemampuan berwira usaha, kemampuan kejuruan, kemampuan menjaga harmoni dengan lingkungan baik

(5)

4

fisik mupun non-fisik, kemampuan mengembangkan karir, dan kemampuan menyatukan visi, misi, dan pandangan ke depan.

Outcome adalah dampak jangka panjag dari output atau hasil belajar, baik dampak bagi individu lulusan maupun bagi masyarakat, artinya jika hasil belajar bagus dampaknya terhadap kehidupan di masyarakat diharapkan bagus. Dalam kenyataan hasil belajar itu tidak selalu demikian karena outcome banyak dipengaruhi oleh faktor diluar hasil belajar. Outcome meliliki 2 dimensi yaitu kemanfaatan pribadi dan kemanfaatan sosial. Kemanfaatan pribadi/individu menyangkut keuntungan pribadi lulusan, sedangkan kemanfaatan sosial menyangkut keuntungan masyarakat luas terutama pengembangan ekonomi dan sosial.

Dalam menggambarkan sekolah sebagai suatu sistem, kita dapat melakukan analisis SWOT (streght, weakness, opportunity, and threat) dimulai dari outcome dan diakhiri dengan konteks. Jika sekolah ingin melakukan langkah-langkah pemecahan persoalan atau penyiapan sekolah dimulai dari konteks dan berakhir dengan outcome, cara berpikir demikian adalah dengan menggunakan kerangka berpikir bersistem

Sistem penyelenggaran pendidikan

Kualitas dan inovasi

Konteks Input Proses Output Outcome

Efisiensi Eksternal Efisiensi Internal

Produktifitas

(6)

5

Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari input, proses, dan output sekolah yang mampu menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau tersirat. Output sekolah adalh hasil proses belajar mengajar dan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input.

Produktifitas adalah perbandingan antara output sekolah dan input sekolah. Baik input maupun output sekolah dalam bentuk kuantitas maupun kualitas. Kuantitas input sekolah misalnya jumlah guru, modal sekolah, bahan ajar, dan energi yang dikeluarkan. Kualitas output sekolah adalah jumlah siswa yang lulus tiap tahunnya. Contoh produktifitas misalnya jika tahun ini sekolah lebih banyak meluluskan siswanya daripada tahaun lalu dengan input yang sama (jumlah guru, fasilitas, biaya pembelajaran, dan lain sebagainya) maka dapat dikatakan bahwa tahun ini sekolah tersebut lebih produktif dari tahun sebelumnya.

Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas kuantitas, dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektifitas sama dengan hasil nyata di bagi hasil yang diharapkan. Misalnya, prestasi baku idealnya berjumlah 30, namun prestasi yang diperoleh siswa hanya 18, maka efektifitasnya adalah 18 : 30 = 60%.

Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal menunjukkan kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memproses atau menghasilkan output sekolah. Efisiensi internal sekolah biasanya diukur dengan biaya yang diperlukan denga efektifitas kerja. Efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk mengahsilkan lulusan dan keuntungan komulatif (individu, sosial, ekonomi, dan non-ekonomi) yang didapat setelah seseorang menempuh kegiatan degan kurun waktu yang panjang di luar sekolah. Analisis biaya manfaat merupakan alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal.

Layanan pendidikan sekolah sebagai layanan publik seharusnya dilakukan berdasarkan kemanfaatan dari besarnya layanan yang diberikan oleh sekolah kepada publik atau masyarakat, oleh karena itu keberadaan sekolah yang masih

(7)

6

mempunyai pengertian sekolah sebagai lembaga masyarakat dinilai dari sejauh mana sekolah memberikan kontribusi sesuai dengan keinginan masyarakat yang tercermin dalam program sekolah.

Sekolah seharusnya merupakan lembaga pendidikan yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Sekolah mempunyai kewajiban memberikan layanan profesional kepada masyarakat khusunya kepada siswa yang ada di sekolah, layanan profesionl yang dimaksud adalah dengan memberikan layanan prima secara terus menerus dengan mengedepankan kemanfaatan dan didasari efisiensi efektifitas sebagaimana hasil dari input, proses, maupun output yang ada di sekolah. Layanan prima yang dimaksud tidak didasari oleh kepentingan untuk mendapatkan hasil kenerja yang berdasarkan kepentingan individu, guru, atau staf sekolah tetapi berdasarkan mekanisme kerja yang telah ditentukan. Dengan demikian sekolah benar-benar merupakan lembaga sosial yang memberikan kontribusi layanan yang profesional.

(8)

7 Daftar Pustaka

Change, Richard Y. (1994). Mastering Change Management. Irvine, Ca: Richard Chan Associates, Inc.

Coleman, Marianne and Lesley Anderson (2000). Managing Finance and Resources in Education. Thousands Oaks, CA: Sage Publications Inc.

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama (2002). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasi Sekolah. Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Gilbert, Christine (1990). Local Management of Schools. London : Biddle Ltd.

William, Vivian (1995). Towards Self-Managing of Schools. 387 Park Avenue South, New York : Cassel.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu pemerintaah melaksanakan program dan salah satunya KUBE, Adanya KUBE dalam melaksanakan program pemberdayaan keluarga miskin melalui program Kelompok

Metode Ilmiah dalam IPA banyak diadopsi Metode Ilmiah dalam IPA banyak diadopsi bidang lain (a.l. sosial, ekonomi, pendidikan).. bidang lain (a.l. sosial,

Soewondo Kendal dipimpin oleh seorang Kepala Ruang yang sudah mempunyai pengalaman manajemen di ruang lain, tetapi untuk petugas yang terdiri dari perawat dan

Untuk meningkatkan produktifitas dan kunjungan wisata ke Museum Perjuangan Mandala Bhakti sebagai museum sejarah dan senjata di Semarang harus diikuti dengan

Penerapan Strategi Metakognisi Melalui Pembelajaran Kooperatif untuk Mengetahui Profil Metakognisi dan Peningkatan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA pada Materi Fluida

- Daftar Penerimaan Naskah Soal dan Penyerahan Lembar Jawab Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016 dari Panitia ke Pengawas.. -

Faktor Pembatas lahan, Upaya Perbaikan Lahan, dan Evaluasi Kesesuaian Lahan Potensial Bekas Tambang Timah untuk Komoditas Pertanian (jeruk, melon, semangka, nanas, dan lada)

Dalam rangka evaluasi dokumen kualifikasi untuk paket Pekerjaan Pembangunan Konstruksi Workshop BLK pada Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja, dengan ini perusahaan tersebut