• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMODALAN, EFISIENSI, LIKUIDITAS DAN KUALITAS ASET TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERMODALAN, EFISIENSI, LIKUIDITAS DAN KUALITAS ASET TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMODALAN, EFISIENSI, LIKUIDITAS DAN

KUALITAS ASET TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia)

Fia Zumrohatul Fatmawati

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

[email protected]

Dosen Pembimbing

Atim Djazuli

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: Sharia banks are banks which is run based on Islamic law. The positive

improvement of sharia banks performance become a benchmark for the

successfullness of sharia economic existence. The performance of sharia banks

can be seen from the level of profitability measured by ROA. ROA is used to

measure bank's effectiveness in generating profits by utilizing its assets. This

study aims to test and analyze the effect of Capital, Efficiency, Liquidity and

Asset Quality variables on Profitability in sharia commercial banks listed on Bank

Indonesia. The type of this research is explanatory research which intend to

explain the relationship between variables through hypothesis testing. The

population in this study is all sharia commercial banks listed on Bank Indonesia

from 2012-2016. This study used 11 sharia banks as sample by utilizing saturated

sample technique. Multiple linear regression analysis is used as the method of

analysis, with model feasibility test using F test, coefficient determination test,

and hypothesis testing using t test.

The results show that Capital, Efficiency, Liquidity and Asset Quality able to

explain its effect on Profitability variable at 39,3%. In addition, Capital,

Efficiency and Asset Quality variables have a negative and significant effect on

Profitability, and the variable Liquidity has positive and insignificant effect on

Profitability.

Keywords: Profitability, Capital, Efficiency, Liquidity, Asset Quality

Abstrak: Bank syariah merupakan bank yang pelaksanaannya berdasarkan

hukum islam. Peningkatan kinerja bank syariah yang relatif baik menjadi tolak

ukur bagi keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Kinerja bank syariah dapat

dilihat dari tingkat profitabilitasnya yang diukur menggunakan ROA. ROA

digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel

Permodalan, Efisiensi, Likuiditas dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas pada

bank umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Jenis penelitian ini adalah

(2)

explanatory research dengan maksud menjelaskan hubungan antar

variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

bank umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dari tahun 2012-2016. Dan

didapatkan sebanyak 11 sampel bank berdasarkan teknik sampel jenuh. Metode

analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan uji

kelayakan model menggunakan uji F, uji koefisien determinasi dan pengujian

hipotesis menggunakan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

Permodalan, Efisiensi,

Likuiditas dan Kualitas Aset mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel

Profitabilitas sebesar 39,3%. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

masing-masing variabel Permodalan, Efisiensi dan Kualitas Aset berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas, dan variabel Likuiditas berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas.

(3)

PENDAHULUAN

Perbankan syariah merupakan salah

satu perbankan yang pelaksanaanya

berdasarkan

hukum

syariah.

Perkembangan perbankan syariah di

Indonesia telah menjadi tolak ukur

keberhasilan

eksistensi

ekonomi

syariah. Pada saat Indonesia dilanda

krisis moneter pada tahun 1997-1998

bank syariah mampu bertahan dan

dapat menunjukkan eksistensi dan

kinerja

yang

relatif

lebih

baik

dibandingkan perbankan konvensional.

Hal ini dapat dilihat dari rendahnya

pembiayaan

bermasalah

(non

performing financing)

pada bank

syariah di tahun 2000 adalah sebesar

12,96% dan pada tahun 2001 sebesar

4,04%, dan tidak terjadinya negative

spread atau kondisi dimana suku

bunga tabungan lebih besar dari pada

suku

bunga

pinjaman

yang

menyebabkan bank sulit memperoleh

keuntungan(Sumber: Bank Indonesia,

2004). Berdirinya bank syariah sebagai

suatu intuisi bisnis keuangan dengan

prinsip-prinsip yang dianut dalam

syariah islam, menghadirkan nuansa

baru dalam kehidupan sosial dan

ekonomi masyarakat Indonesia.

Prinsip utama bank syariah yaitu

bank tanpa bunga dalam setiap

transaksi, dan melakukan kegiatan

usaha

berdasarkan

perolehan

keuntungan yang sah dan sesuai

kesepakatan

bersama.

Seluruh

kegiatan transaksi maupun kegiatan

perbankannya

disesuaikan

dengan

prinsip-prinsip syariah islam, sehingga

tidak

ada

istilah

riba

dalam

pelaksanaannya, artinya membayar

dan menerima bunga atas yang

dipinjam atau dipinjamkan dilarang.

Perkembangan

bank

syariah

tergolong pesat, karena dalam waktu

yang

singkat

banyak

bank-bank

konvensional

membuka

cabang

perbankan yang bersifat syariah.

Bank-bank tersebut tidak hanya mencoba

mengembangkan prinsip syariah di

Indonesia, tetapi faktor yang paling

penting adalah permintaan masyarakat

untuk dibentuknya perbankan syariah.

Seiring

dengan

perkembangan

eksistensi jumlah Bank Umum Syariah

(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan

Bank Perkreditan Rakyat Syariah

(BPRS), industri perbankan syariah

juga mengalami peningkatan kinerja.

(4)

Pertumbuhan

positif

menandai

perkembangan Bank Umum Syariah

tahun 2016 setelah 3 tahun terakhir

mengalami perlambatan pertumbuhan.

Berdasarkan data statistik Laporan

Perkembangan

Keuangan

Syariah,

menunjukkan pada akhir tahun 2016

Bank

Umum

Syariah

(BUS)

mencatatkan

pertumbuhan

aset,

pembiayaan yang diberikan (PYD),

dan dana pihak ketiga (DPK) sebagai

berikut :

Gambar 1: Pertumbuhan Aset,

Pembiayaan Yang Diberikan (PYD)

dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Sumber : Laporan Perkembangan

Keuangan Syariah 2016, Data

diolah

Dari gambar 1 terlihat pada tahun

2012 pertumbuhan aset, PYD dan

DPK Bank Umum Syariah tinggi,

tetapi mulai dari tahun 2013 hingga

tahun 2015 terjadi penurunan secara

terus menerus, namun pada akhir

tahun 2016 bank umum syariah

mengalami peningkatan pertumbuhan

aset, PYD dan DPK, masih-masing

mengalami

pertumbuhan

sebesar

19,10%, 18,02%, dan 16,41%.

Dalam perkembangan yang pesat

tersebut, maka perbankan sebagai

sumber

pembiayaan

bagi

hasil

perekonomian

dan

masyarakat

sebagai pihak yang paling berperan,

pada

umumnya

memiliki

sikap

tanggap terhadap berbagai bentuk

pelayanan

yang

diberikan

oleh

masing-masing bank untuk menarik

simpati masyarakat. Simpati dan

kepercayaan

masyarakat

terhadap

suatu bank tidak terlepas dari keadaan

keuangan bank, termasuk kinerja bank

tersebut.

Kinerja

keuangan

suatu

bank

mencerminkan tingkat kesehatan bank

tersebut. Menurut (Slamet, 2006:169),

tingkat

kesehatan

bank

adalah

penilaian atas suatu kondisi laporan

keuangan bank pada periode dan saat

tertentu sesuai dengan standar yang

ditetapkan

oleh

Bank

Indonesia.

Kinerja bank juga merupakan ukuran

keberhasilan bagi bank serta dijadikan

sebagai pedoman untuk memperbaiki

hal-hal yang perlu diperbaiki dan

bagaimana

cara

memperbaikinya.

Kesehatan bank dapat diukur dengan

berbagai metode, penilaian kesehatan

bank akan berpengaruh terhadap bank

yang bersangkutan, salah satu alat

yang digunakan untuk mengukur

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% Aset PYD DPK 2012 2013 2014 2015 2016

(5)

tingkat kesehatan bank adalah dengan

analisis CAMELS

(Capital, Asset

Quality,

Management,

Earning,

Liquidity, dan Sensitivity to market

risk).

Menurut Kasmir (2014:300)

unsur-unsur penilaian dalam analisis

CAMEL adalah Capital (Permodalan)

, Asset (Kualitas Aset), Management

(Manajemen), Earning (Profitabilitas),

Liquidity (Likuiditas). Aspek capital

(permodalan)

meliputi

Capital

Adequacy Ratio (CAR), aspek asset

(kualitas

aspek)

meliputi

Non

Performing Financing (NPF), aspek

earning

(profitabilitas)

meliputi

Return on Asset (ROA) dan Biaya

Operasional

Terhadap

Pendapatan

Operasional (BOPO), aspek likuiditas

meliputi Financing to Deposit Ratio

(FDR).

Profitabilitas

dapat

dijadikan

sebagai salah satu indikator yang tepat

untuk mengukur kinerja dan kesehatan

suatu bank. Kesehatan suatu bank

merupakan suatu kepentingan bagi

seluruh pihak yang terkait, baik

pemilik dan pengelola, masyarakat

pengguna jasa bank maupun Bank

Indonesia

selaku

pembina

dan

pengawas bank. Kemampuan bank

dalam

menghasilkan

laba

dapat

menjadi tolak ukur kinerja perbankan

tersebut. Rasio profitabilitas yang

penting bagi bank adalah Return On

Asset. Alasan dipilihnya Return On

Asset sebagai ukuran kinerja adalah

karena

ROA

digunakan

untuk

mengukur efektivitas perusahaan di

dalam

menghasilkan

keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya.(Lukman,2005:118)

Capital Adequacy Ratio adalah rasio

kinerja

bank

untuk

mengukur

kecukupan modal yang dimiliki bank

untuk

menunjang

aktiva

yang

mengandung atau menghasilkan risiko,

misal kredit yang diberikan (Lukman,

2005:32).

Biaya adalah salah satu faktor yang

ikut menentukan tinggi rendahnya

profitabilitas. Rasio BOPO bertujuan

untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan

kegiatan

operasinya

(Lukman,

2005:120).

Financing to Deposit Ratio adalah

perbandingan antara total pembiayaan

yang diberikan dengan total Dana

Pihak Ketiga yang dihimpun oleh

bank.

Maksimal

FDR

yang

diperkenankan oleh Bank Indonesia

adalah sebesar 110%.

Menurut (Aulia, 2016:2)

Non

Performing

Financing

merupakan

rasio keuangan yang menunjukkan

total pembiayaan bermasalah dalam

perbankan syariah. Berdasarkan uraian

latar belakang diatas peneliti tertarik

(6)

untuk melakukan penelitian yang

berjudul

“Pengaruh Permodalan,

Efisiensi, Likuiditas Dan Kualitas

Aset Terhadap Profitabilitas” (Studi

Pada Bank Umum Syariah Di

Indonesia)”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang

telah

diuraikan,

maka

rumusan

masalah untuk penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1.1.1

Apakah

Permodalan

berpengaruh

terhadap

Profitabilitas

pada

Bank

Umum Syariah di Indonesia ?

1.1.2

Apakah Efisiensi berpengaruh

terhadap Profitabilitas pada

Bank

Umum

Syariah

di

Indonesia ?

1.1.3

Apakah

Likuiditas

berpengaruh

terhadap

Profitabilitas

pada

Bank

Umum Syariah di Indonesia ?

1.1.4

Apakah

Kualitas

Aset

berpengaruh

terhadap

Profitabilitas

pada

Bank

Umum Syariah di Indonesia ?

LANDASAN TEORI

Profitabilitas

Profitabilitas pada bank dalam

penelitian

ini

diukur

dengan

menggunakan Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA)

Menurut Lukman (2005: 118) rasio

ini

digunakan

untuk

mengukur

kemampuan

manajemen

dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan. Semakin besar ROA,

semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai oleh perusahaan tersebut

dan

semakin

baik

pula

posisi

perusahaan

tersebut

dari

segi

penggunaan

asset.

Berdasarkan

ketentuan

Bank

Indonesia,

yang

tercantum dalam Surat Edaran BI No.

13/24/DPNP, secara matematis ROA

dirumuskan sebagai berikut:

ROA =

Laba Sebelum Pajak

Rata-rata Total Aset

x 100%

Sumber : SE BI No. 13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011

Permodalan

Salah satu faktor penting dalam

mengembangkan usaha bisnis adalah

modal. Besarnya modal dalam suatu

bank akan mempengaruhi kemampuan

bank tersebut dalam melaksanakan

kegiatannya. Kententuan pemenuhan

permodalan minimum bank disebut

Capital Adequacy Ratio (CAR).

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Menurut Lukman (2005:121) CAR

adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh seluruh aktiva bank

yang mengandung risiko ikut dibiayai

dari dana modal sendiri bank, seperti

(7)

dana masyarakat, pinjaman (utang),

dan

lain-lain

Rasio

ini

dapat

dirumuskan sebagai berikut :

CAR=

%

Sumber : Dendawijaya (2005:121)

Hasil perhitungan rasio di atas

kemudian

dibandingkan

dengan

kewajiban

penyediaan

modal

minimum sebesar 11% sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia.

Efisiensi

Efisiensi

mengendalikan

biaya

operasi atas kegiatan pembiayaan

dalam

kegiatan

perbankan

akan

menentukan

besarnya

keuntungan

yang diperoleh bank. Untuk mengukur

efisiensi

bank

syariah

dalam

melaksanakan kegaiatan operasinya,

digunakan rasio BOPO.

Biaya

Operasional

Terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi kemampuan bank

dalam melakukan kegiatan operasinya

(Lukman, 2005:120). Semakin tinggi

rasio ini menunjukkan semakin tidak

efisien biaya operasional bank. BOPO

dirumuskan sebagai berikut:

BOPO=

%

Sumber : Lukman (2005:120)

Menurut ketentuan Bank Indonesia

efisiensi operasi diukur dengan batas

maksimum BOPO adalah 94 %.

Likuiditas

Likuiditas suatu bank berarti bahwa

bank tersebut memiliki sumber dana

yang cukup tersedia untuk memenuhi

semua

kewajibannya.

Salah

satu

penilaian

likuiditas

bank

adalah

menggunakan FDR.

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Muhammad(2005:55) menyatakan

bahwa FDR adalah perbandingan

antara pembiayaan yang diberikan

oleh bank dengan dana pihak ketiga

yang berhasil dikerahkan oleh bank.

FDR dirumuskan sebagai berikut:

FDR =

%

Sumber : Muhammad (2005:55)

Rasio FDR minimal 75% dan tidak

boleh melebihi 110%. Baiknya bank

mampu menjaga nilai FDR hanya

diantara 80%-90%.

Kualitas Aset

Kualitas Aktiva merupakan asset

untuk memastikan kualitas aset yang

dimiliki bank dan nilai dari aset

tersebut (Veithzal, 2013 : 473).

Non Performing Financing (NPF)

Rasio NPF menurut Bachri,dkk

(2013:179)menunjukkan kemampuan

manajemen bank dalam mengelola

kredit bermasalah digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen

bank

dalam

mengelola

kredit

(8)

bermasalah yang diberikan oleh bank.

Perhitungan NPF yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia dirumuskan sebagai

berikut :

NPF =

%

Sumber : SE BI No. 3/30/DPNP

tanggal 14 Desember 2001

Bank Indonesia telah menetapkan

bahwa setiap bank harus menjaga

NPF-nya di bawah 2%.

Kerangka Pikir

Gambar 2: Kerangka Pikir Konseptual

HIPOTESIS

H1: Permodalan berpengaruh terhadap

Profitabilitas

H2: Efisiensi berpengaruh terhadap

Profitabilitas

H3: Likuiditas berpengaruh terhadap

Profitabilitas

H4:

Kualitas

Aset

berpengaruh

terhadap Profitabilitas

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah berupa

penelitian

explanatory

research

dengan

pendekatan

kuantitatif.

Menurut

Sugiyono

(2014:11),

metode

explanatory

research

merupakan metode penelitian yang

bermaksud menjelaskan kedudukan

variabel-variabel yang diteliti serta

pengaruh antara satu variabel dengan

variabel yang lain.

Populasi Dan Sampel

Menurut

Sugiyono

(2014:115)

populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek

yang

mempunyai

kualitas

dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh penulis untuk dipelajari dan

kemudian

ditarik

kesimpulannya.

Populasi

yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh Bank

Umum Syariah di Indonesia yang

terdapat pada Bank Indonesia (BI)

hingga tahun 2016. Jumlah Bank

Umum Syariah yang ada hingga

tahun 2016 sebanyak 11 bank.

Sampel

menurut

Sugiyono

(2014:116)

adalah sebagian dari

jumlah

dan

karakteristik

yang

dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel

yang

digunakan

dalam

penelitian ini ada 11 Bank Umum

Syariah di Indonesia yang terdaftar

di Bank Indonesia.

Penentuan

sampel

tersebut

berdasarkan teknik sampling jenuh.

Permodalan (X1) Efisiensi (X2) Likuiditas (X3) Kualitas Aset (X4) Profitabilitas (Y) H1 H2 H3 H4

(9)

Menurut Sugiyono (2014: 68) teknik

sampling jenuh merupakan teknik

penentuan

sampel

bila

semua

anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Sampel yang diambil adalah

sebanyak 55 sampel yang diperoleh

dari 11 x 5 (perkalian antara jumlah

bank dengan periode pengamatan),

sehingga dari penjelasan diatas,

terdapat 11 Bank Umum Syariah

yang

dijadikan

sebagai

sampel

penelitian diantaranya :

Tabel 1

Daftar Sampel Penelitian

No Nama Bank

1 PT. Bank BNI Syariah 2 PT. Bank Syariah Mandiri 3 PT. Bank Mega Syariah 4 PT. Bank Muamalat Indonesia 5 PT. Bank BCA Syariah 6 PT. Bank BRI Syariah 7 PT. Bank Jabar Banten Syariah 8 PT. Bank Panin Dubai Syariah 9 PT. Bank Syariah Bukopin 10 PT. Bank Victoria Syariah 11 PT. Bank Maybank Syariah

Indonesia

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan

data

dilakukan

melalui studi pustaka dengan mengkaji

buku-buku literatur, jurnal, makalah

dan

sumber-sumber

lain

yang

berkaitan dengan penelitian untuk

memperoleh landasan teoritis secara

komprehensif terkait Bank Umum

Syariah serta mengeksplorasi

laporan-laporan keuangan berupa perhitungan

rasio

keuangan

dalam

laporan

keuangan tahunan yang dipublikasikan

oleh masing

masing Bank Umum

Syariah

melalui

website

Bank

Indonesia maupun website resminya.

Metode Analisis Data

Teknik

analisis

data

yang

digunakan yaitu Analisis Deskriptif,

Uji Asumsi Klasik, setelah memenuhi

uji asumsi klasik , tahap selanjutnya

digunakan untuk uji hipotesis dimana

untuk

menguji

hubungan

antara

variabel dependen dengan variabel

independen

dengan

menggunakan

teknik

analisis

regresi

berganda

(Multiple Regression). Model Regresi

linear

Berganda

yang

digunakan

adalah :

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ b

4

X

4

+ e

Keterangan:

Y= Return on Assets (ROA)

a = Konstanta

b

1

= Koefisien variabel bebas ke-1

b

2

= Koefisien variabel bebas ke-2

b

3

= Koefisien variabel bebas ke-3

b

4

= Koefisien variabel bebas ke-4

X

1

= Capital Adequacy Ratio (CAR)

X

2

= BOPO

X

3

= Financing to Deposits Ratio

(FDR)

X

4

= Non Performing Financing (NPF)

e = Error

(10)

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Data

Menurut (Imam, 2016:154) uji

normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal, bila asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi

tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Uji Multikolinearitas

Menurut (Imam, 2016:103) uji

multikolinearitas

bertujuan

untuk

menguji

apakah

model

regresi

ditemukan adanya

korelasi antar

variabel bebas (independen). Terdapat

cara

mendeteksi

multikolinearitas

adalah apabila mempunyai nilai VIF

disekitar angka 1 dan tidak melebihi

10 dan mempunyai angka toleransi =

1/VIF

Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah pengujian

asumsi dalam regresi dimana variabel

dependen tidak berkorelasi dengan

dirinya sendiri. Cara pendeteksi ada

tidaknya autokorelasi adalah dengan

uji

Run

Test.

Menurut

(Imam,

2016:116) Run Test sebagai bagian

dari statistik non-parametik dapat pula

digunakan untuk menguji apakah antar

residual terdapat korelasi yang tinggi.

Uji Heterokedastisitas

Uji

heterokedastisitas

menurut

(Imam, 2016:134) bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regrei

linier terjadi ketiaksamaan varian dari

residual

yang

satu

pengamatan

kepengamatan yang lain. Deteksi ada

tidaknya

heterokedastisitas

dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik scatterplot

antara nilai prediksi variabel dependen

yaitu ZPRED (sumbu Y) dengan

residual SRESID (sumbu X).

Uji Kelayakan Model (Goodness of

Fit)

Uji F

Menurut

Imam

(2016:96)

menyatakan bahwa pengujian secara

simultan (uji F) dilakukan untuk

mengetahui apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama

terhadap

variabel

dependen. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan uji dua arah

dengan hipotesis sebagai berikut :

1.

H0 : b1 = b2=……….=bk=0,

artinya

semua

variabel

independen bukan merupakan

penjelas

yang

signifikan

terhadap variabel dependen.

(11)

2. HA : b1

≠ b2 ≠……...≠bk≠0,

artinya

semua

variabel

independen secara simultan

merupakan

penjelas

yang

signifikan terhadap variabel

dependen.

Koefisien Determinasi (Uji R²)

Koefisien determinasi (R²) pada

intinya

mengukur

seberapa

jauh

kemampuan

model

dalam

menerangkan

variasi

variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. (Imam,

2016:95).

Uji Hipotesis

Uji t

Menurut

(Imam,

2016:97)

menyatakan bahwa pengujian hipotesis

dalam penelitian ini menggunakan

pengujian secara parsial (uji t).

Pengujian

ini

dilakukan

untuk

mengetahui secara parsial variabel

independen

berpengaruh

secara

signifikan atau tidak terhadap variabel

dependen.

Untuk

menguji

hipotesis

ini

digunakan statistik t dengan kriteria

pengujian sebagai berikut :

1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila

nilai sig > 0,05 atau t hitung < t

tabel, artinya variabel independen

tidak

berpengaruh

secara

siginifikan

terhadap

variabel

dependen.

2. Ho ditolak dan Ha diterima apabila

nilai sig < 0,05 atau t hitung > t

tabel, artinya variabel independen

berpengaruh

secara

siginifikan

terhadap variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Gambar 3: Hasil Uji Normalitas

Dari gambar 3 di atas dapat

dilihat bahwa titik-titik menyebar di

sekitar garis diagonal dan pola

penyebarannya mengikuti arah garis

diagonal, dengan demikian berarti

model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Tabel 2

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant CAR 0.417 2.397 BOPO 0.879 1.137 FDR 0.468 2.137 NPF 0.752 1.329

(12)

Pada tabel 2 di atas dapat dilihat

hasil pengujian uji multikolinieritas

diperoleh hasil bahwa nilai tolerance

menunjukkan

semua

variabel

independen memiliki nilai tolerance

berada dibawah 1 dan nilai VIF jauh

dibawah angka 10. Dengan demikian

dalam model ini tidak ada masalah

multikolinieritas.

3. Uji Autokorelasi

Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil perhitungan

runs test yang ada pada tabel 3 di

atas,

diketahui bahwa nilai test

sebesar -0,678 dengan probabilitas

0,498 > 0,05 yang berarti data

penelitian tidak mengalami gangguan

permasalahan autokorelasi.

4. Uji Heterokedastisitas

Gambar 4: Hasil Uji Heterokedastisitas

Dari gambar 4 di atas grafik

scatterplot menunjukkan bahwa

titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik diatas maupun dibawah

angka 0 pada sumbu Y. dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa

model regresi ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Hasil Analisis Regresi

Tabel 4

Hasil Regresi Berganda

Dari hasil analisis tabel 4 di atas,

konstanta dan koefisien regresi yang

diperoleh apabila dimasukkan pada

persamaan umum regresi adalah

sebagai berikut :

ROA = 8,447 - 0,095 (CAR)

0,048

(BOPO) + 0,011(FDR)

1,077

(NPF) + e

Dari persamaan analisis regresi

berganda diatas, dapat di jelaskan

bahwa :

a. Nilai

konstanta

yang

diperoleh

sebesar

8,447.

Artinya apabila nilai variabel

(13)

dependen yang terdiri dari

CAR, BOPO, FDR, dan NPF

mempunyai nilai nol, maka

variabel ROA akan tetap

sebesar 8,477.

b. Nilai koefisien CAR (X1)

sebesar -0,095 menunjukkan

bahwa variabel CAR (X1)

berpengaruh negatif terhadap

ROA.

Artinya

setiap

kenaikan CAR sebesar satu

satuan akan menurunkan nilai

ROA sebesar 0,095

dan

sebaliknya

apabila

CAR

turun sebesar satu satuan

maka akan menaikkan nilai

ROA sebesar 0,095.

c. Nilai koefisien BOPO (X2)

sebesar -0,048 menunjukkan

bahwa variabel BOPO (X2)

berpengaruh negatif terhadap

ROA.

Artinya

setiap

kenaikan BOPO sebesar satu

satuan akan menurunkan nilai

ROA sebesar 0,048 dan

sebaliknya apabila BOPO

turun sebesar satu satuan

maka akan menaikkan nilai

ROA sebesar 0,048 .

d. Nilai koefisien FDR (X3)

sebesar 0,011 menunjukkan

bahwa variabel FDR (X3)

berpengaruh positif terhadap

ROA.

Artinya

setiap

kenaikan FDR sebesar satu

satuan akan menaikkan nilai

ROA sebesar 0,011 dan

sebaliknya apabila FDR turun

sebesar satu satuan maka

akan menurunkan nilai ROA

sebesar 0,011.

e. Nilai koefisien NPF (X4)

sebesar -1.077 menunjukkan

bahwa variabel NPF (X4)

berpengaruh negatif terhadap

ROA.

Artinya

setiap

kenaikan NPF sebesar satu

satuan akan menurunkan nilai

ROA sebesar 1.077 dan

sebaliknya apabila NPF turun

sebesar satu satuan maka

akan menaikkan nilai ROA

sebesar 1.077.

Hasil Pengujian Uji F

Tabel 5 Hasil Uji F

Berdasarkan

tabel

5

di

atas

menunjukkan bahwa variabel CAR,

BOPO, FDR, dan NPF mampu

(14)

menjelaskan pengaruhnya terhadap

variabel ROA, hal ini ditunjukkan

dengan nilai F

hitung

sebesar 8,102

dimana F

hitung

lebih besar dari F

tabel

sebesar 2,56, dengan nilai signifikansi

0,000 yang lebih kecil dari 0,05.

Hasil Pengujian Uji Koefisien

Determinasi (R

2

)

Tabel 6

Hasil Uji Determinasi (R2)

Pada tabel 6 di atas dapat dilihat

bahwa nilai koefisien determinasi (R

square) hasil hitung adalah sebesar

0,393. Nilai tersebut menunjukkan

bahwa variabel independen atau bebas

Permodalan yang diukur menggunakan

CAR,

Efisiensi

yang

diukur

menggunakan BOPO, Likuiditas yang

diukur

menggunakan

FDR,

dan

Kualitas

Aset

yang

diukur

menggunakan

NPF)

mampu

menjelaskan variabel dependen atau

terikat (Profitabilitas yang diukur

menggunakan ROA) sebesar 39,3%

dan sisanya yaitu sebesar 60,7%

dijelaskan oleh faktor-faktor lain

diluar faktor-faktor tersebut.

Hasil Pengujian Uji t

Tabel 7 Hasil Uji t

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 7

diatas, maka :

1. H

1

=

Terdapat

Pengaruh

signifikan

Permodalan

terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil uji t di atas

menunjukkan

variabel CAR

signifikansi sebesar 0,021 <

0,05 dan nilai t hitung -2,380

menunjukkan

bahwa

permodalan

yang

diukur

menggunakan

CAR

mempunyai pengaruh negatif

signifikan

terhadap

profitabilitas

yang

diukur

menggunakan ROA. Hipotesis

pertama

yang

menyatakan

Permodalan (X1) berpengaruh

terhadap

Profitabilitas

(Y)

diterima.

2. H

2

= Terdapat pengaruh

signifikan Efisiensi terhadap

Profitabilitas

(15)

Berdasarkan

hasil

uji

t

menunjukkan bahwa variabel

BOPO memiliki nilai t hitung

sebesar -2,170 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,035 <

0,05

menunjukkan

bahwa

efisiensi

yang

diukur

menggunakan

BOPO

mempunyai pengaruh negatif

signifikan

terhadap

profitabilitas

yang

diukur

menggunakan ROA. Hipotesis

kedua

yang

menyatakan

Efisiensi (X2) berpengaruh

terhadap

Profitabilitas

(Y)

diterima.

3. H

3

=

Tidak

terdapat

pengaruh

signifikan

Likuiditas

terhadap

Profitabilitas

Berdasarkan

hasil

uji

t

menunjukkan FDR memiliki

nilai t hitung sebesar 0,658

dengan

nilai

signifikansi

sebesar

0,514

>

0,05

menunjukkan

bahwa

Likuiditas

yang

diukur

menggunakan

FDR

mempunyai pengaruh positif

tidak

signifikan

terhadap

Profitabilitas

yang

diukur

menggunakan ROA. Hipotesis

ketiga

yang

menyatakan

Likuiditas (X3) berpengaruh

terhadap

Profitabilitas

(Y)

ditolak

4. H

4

= Terdapat pengaruh

signifikan

Kualitas

Aset

terhadap Profitabilitas

Berdasarkan uji t menunjukkan

NPF memiliki nilai t hitung

sebesar -4,124 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000. <

0,05

menunjukkan

bahwa

kualitas aset yang diukur

menggunakan

NPF

mempunyai pengaruh negatif

signifikan

terhadap

profitabilitas

yang

diukur

menggunakan ROA. Hipotesis

keempat

yang

menyatakan

Kualitas

Aset

(X4)

berpengaruh

terhadap

Profitabilitas (Y) diterima.

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Permodalan terhadap

Profitabilitas

Hasil penelitian permodalan yang

diukur menggunakan CAR terhadap

profitabilitas

yang

diukur

menggunakan ROA ini menunjukkan

hasil bahwa CAR berpengaruh negatif

signifikan terhadap ROA. Hal tersebut

berarti bahwa apabila CAR mengalami

kenaikan maka menyebabkan ROA

mengalami

penurunan,

sebaliknya

apabila CAR mengalami penurunan

maka ROA mengalami kenaikan. Pada

(16)

hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa

CAR

yang

tinggi

tidak

menyebabkan

ROA

meningkat.

Kondisi ini dapat disebabkan

bank-bank syariah yang beroperasi tersebut

kurang memanfaatkan modal yang

dimilikinya

secara

efektif

untuk

menghasilkan

laba

dan

tidak

menempatkan modal tersebut pada

investasi

yang

menguntungkan,

sehingga modal tersebut tidak mampu

memberikan

kontribusi

pada

peningkatan ROA bank sampel.

2. Pengaruh Efisiensi

Terhadap

Profitabilitas

Pengujian efisiensi yang diukur

menggunakan

BOPO

terhadap

profitabilitas

yang

diukur

menggunakan

ROA

menunjukkan

hasil

bahwa

BOPO

berpengaruh

signifikan terhadap ROA dan memiliki

nilai koefisien negatif sehingga dapat

diartikan

bahwa

apabila

BOPO

mengalami kenaikan maka hal ini akan

membuat ROA mengalami penurunan,

sebaliknya apabila BOPO mengalami

penurunan maka menyebabkan ROA

mengalami

kenaikan.

Hal

ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi

tingkat pembiayaan pada suatu bank,

maka laba yang didapatkan oleh bank

akan semakin kecil. Beban atau biaya

kredit yang semakin tinggi akan

mengurangi permodalan dan laba yang

dimiliki bank.

3. Pengaruh Likuiditas Terhadap

Profitabilitas

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

Likuiditas

yang

diukur

menggunakan FDR tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas yang

diukur menggunakan ROA bank

syariah. Hal tersebut berarti bahwa

meningkat dan menurunnya FDR tidak

secara signifikan meningkatkan atau

menurunkan ROA, sehingga FDR

tidak dapat dijadikan acuan dalam

melihat kinerja bank syariah. Pengaruh

FDR yang tidak signifikan dapat

disebabkan oleh besarnya pembiayaan

yang diberikan bank kepada deposan

yang

tidak

diimbangi

dengan

penambahan

jumlah Dana

Pihak

Ketiga (DPK), sehingga menyebabkan

besarnya piutang yang belum diterima

oleh bank tidak bisa menambah kas

bank, serta rasio FDR pada periode

penelitian terdapat bank sampel yang

memiliki rasio diatas 90%. Maka dari

itu, pemberian pembiayaan yang besar

juga harus memperhatikan tingkat

pengembalian pengelolaan modal.

4. Pengaruh

Kualitas

Aset

Terhadap Profitabilitas

Pengujian kualitas aset yang diukur

menggunakan

NPF

terhadap

profitabilitas

yang

diukur

(17)

menggunakan ROA bank syariah

menunjukkan

hasil

bahwa

NPF

berpengaruh signifikan terhadap ROA

bank syariah dan memiliki nilai

koefisien

negatif

sehingga

dapat

diartikan

bahwa

setiap

terjadi

peningkatan NPF maka hal ini akan

membuat ROA mengalami penurunan,

namun

sebaliknya

apabila

NPF

mengalami penurunan, maka ROA

akan mengalami kenaikan.

Karena

pembiayaan merupakan sumber utama

pendapatan bank, di sisi lain adanya

NPF

yang

tinggi

akan

dapat

mengganngu perputaran modal kerja

dari bank. Maka jika bank memiliki

jumlah pembiayaan macet yang tinggi,

bank akan berusaha mengevaluasi

kinerja mereka terlebih dahulu dengan

sementara

menghentikan

kegiatan

penyaluran pembiayaannya hingga

NPF

berkurang.

Implikasi Hasil Penelitian

1. Nilai CAR harus diperhatikan oleh

bank karena CAR menggambarkan

kemampuan bank syariah dalam

menyediakan kecukupan modal

untuk membiayai aktiva yang

mengandung

resiko.

Semakin

tinggi nilai CAR pada bank

syariah, menunjukkan semakin

baik kondisi bank syariah karena

dapat menanggung resiko. Untuk

tahun-tahun

berikutnya,

diharapkan Bank Umum Syariah

harus

dapat

meningkatkan

pengelolaan modalnya dengan baik

dan selalu mengutamakan prinsip

kehati-hatian agar bank syariah

dapat berjalan efektif dan efisien

dalam menghasilkan keuntungan.

2.

Bank syariah harus memberikan

perhatian lebih terhadap efisiensi

operasional

yang

diukur

menggunakan BOPO.

Semakin

baik efisiensi manajerial bank

syariah, semakin tinggi laba yang

diperoleh.

Laba

yang

tinggi

nantinya akan berpengaruh positif

terhadap profitabilitas bank itu

sendiri.

3. Bank syariah diharapkan mampu

memperhatikan

likuiditas

bank

dengan melihat tingkat pemberian

pembiayaan

kepada

deposan.

Pemberian pembiayaan yang besar

juga harus memperhatikan tingkat

pengelolaan

dan

pengembalian

modal sehingga dari kegiatan

penyaluran pembiayaan tersebut

dapat menghasilkan keuntungan.

4. Nilai dari NPF suatu bank syariah

sangat penting untuk diperhatikan,

karena apabila terjadi pembiayaan

bermasalah dalam bank maka akan

menimbulkan

resiko

yang

berdampak

pada

kinerja

dan

profitabilaitas bank. untuk bank

(18)

umum

syariah

pada

tahun

berikutnya

untuk

selalu

memperhatikan

prinsip

kehati-hatiannya, apabila bank syariah

memiliki jumlah pembiayaan macet

yang tinggi, maka sebaiknya bank

syariah

mengevaluasi

terlebih

dahulu kinerja dan menghentikan

kegiatan penyaluran pembiayaan

sementara hingga nilai NPF yang

tinggi berkurang.

KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Hasil

penelitian

yang

dilakukan diketahui bahwa

Permodalan

yang

diukur

menggunakan CAR, Efisiensi

yang diukur menggunakan

BOPO dan Kualitas Aset

yang diukur menggunakan

NPF

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

Profitabilitas

2. Hasil

penelitian

yang

dilakukan diketahui bahwa

Likuiditas

yang

diukur

menggunakan

FDR

berpengaruh

positif

tidak

signifikan

terhadap

profitabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Farrashita, Prasetiono. 2016.

Pengaruh CAR, FDR, NPF,

dan

BOPO

Terhadap

Profitabilitas

(Return

On

Equity) (Studi Empiris Pada

Bank

Umum

Syariah

Di

Indonesia

Periode

Tahun

2009-2013). Jurnal Universitas

Diponegoro.

Bachri, Suhadak,

dan Muh.Saifi.

2013.

Pengaruh

Rasio

Keuangan Terhadap Kinerja

Keuangan

Bank

Syariah.

Jurnal

Administrasi

Bisnis

Universitas Brawijaya

Imam

Ghozali

2016.

Aplikasi

Analisis Multivariate Dengan

Program IBM. SPSS 23 (edisi

kedelapan.)

Semarang:

Universitas Diponegoro.

Kasmir. 2014. Bank Dan Lembaga

Keuangan Lainnya.

Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Lukman

Dendawijaya

2005.

Manajemen Perbankan. Edisi

Kedua.

Jakarta:

Penerbit

Ghalia Indonesia.

Laporan Perkembangan Keuangan

Syariah. 2016. (Online)

(http://www.ojk.go.id/, diakses

12 Desember 2017).

Muhammad. 2005. Manajemen Bank

Syariah.

Yogyakarta:

UPP

AMP YKPN.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian

Kuantitatif, kualitatif R & D.

Bandung: Penerbit Alfabeta.

Veithzal

Rivai,

Sofyan

Basir,

Sarwono

Sudarto.

2013.

Manajemen Perbankan dari

Teori ke Praktika. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Gambar

Gambar 4: Hasil Uji Heterokedastisitas
Tabel 7 Hasil Uji t

Referensi

Dokumen terkait

dapat disimpulkan dengan adanyakompetensi profesional guru dalam memanfaatkan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajai peserta didik SMpN 3 Bandar Lampung

Grafik Perbandingan Precision, Recall dan Accuracy pada Pengujian Jumlah Layer Tersembunyi .... Grafik Perbandingan F1 dan Train Loss pada Pengujian Jumlah Layer

Berdasarkan hasil perhitungan uji yang telah dilakukan menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel artinya bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode

Manusia disini melakukan tindakan sebagaimana layaknya makhluk Tuhan, akan tetapi manusia yang memiliki Religiusitas yang baik, akan meletakan harga dan makna

“Sebenarnya kalau kita lihat subjek kemahiran hidup ini merupakan satu tapak dimana pelajar boleh memperbaiki kecerdasan emosi mereka kerana kalau kita lihat subjek

Jumlah penumpang secara keseluruhan yang datang ke Bandara Adi Sucipto pada bulan November 2009 sebanyak 145.838 penumpang atau turun sebesar 3,47 persen dibandingkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sumberdaya yang digunakan untuk pengembangan kegiatan produksi dan tingkat produksi hasil hutan, peternakan, dan