• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II-2 Konstruksi-Perlindungan Kebakaran, Deteksi Kebakaran dan Pemadam Kebakaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab II-2 Konstruksi-Perlindungan Kebakaran, Deteksi Kebakaran dan Pemadam Kebakaran"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

Konstruksi-Perlindungan Kebakaran, Deteksi

Kebakaran dan Pemadam Kebakaran

Bagian A

- Umum

Halaman

1

Penerapan...

...

2

Prinsip-prinsip

dasar ...

3 Definisi-definisi ...

4 Pompa kebakaran, saluran kebakaran, hidran

dan selang kebakaran

5 Sistem pemadam kebakaran dengan gas

yang dipasang tetap

6 Alat pemadam kebakaran

7 Tata-susunan pemadam kebakaran yang dipasang tetap

dalam ruang mesin

8 Sistem pemadam kebakran dengan busa expansi

rendah yang dipasang tetap dalam ruang mesin

9 Sistim-sistim pemadam kebakaran dengan busa expansi

tinggi yang dipasang tetap dalam ruang mesin

10 Sistem pemadam kebakaran semprot air

(2)

11 Tata-susunan khusus di dalam ruang permesinan

12 Sistim pemercik, sistim deteksi kebakaran dan alarm

kebakaran otomatis

13 Sistem deteksi kebakaran dan sistim alarm kebakaran

yang dipasang tetap

13-1 Sistem deteksi pengisapan contoh asap

14 Sistim-sistim kebakaran dan kebakaran yang dipasang

tetap untuk ruang mesin yang tidak diawasi pada waktu-waktu tertentu

15 Tata-susunan bahan bakar minyak, minyak lumas

dan minyak-minyak lain yang mudah menyala

16 Sistem ventilasi untuk kapal-kapal penumpang

yang mengangkut lebih dari 36 orang penumpang

17 Kelengkapan petugas pemadam kebakaran

18 Serba aneka

19 Sambungan darat internasional

20 Denah rancangan pemadaman kebakaran

dan pelatihan kebakaran

21 Kesiapan dan kelengkapan alat-alat pemadam kebakaran

22 Alat pengganti yang disetujui

Bagian B

- Tindakan keselamatan pencegah kebakaran

pada kapal penumpang

23 Struktur

24 Zona vertikal dan zona horizontal utama

25 Sekat-sekat di dalam zona vertikal utama

26 Keutuhan akibat kebakaran dari sekat dan geladak pada

kapal-kapal yang mengangkut lebih dari 36 orang penumpang

27 Keutuhan akibat kebakaran sekat-sekat dan geladak-geladak

pada

kapal-kapal yang mengangkut tidak lebih dari 36 orang penumpang

(3)

28-1 Rute penyelamatan diri pada kapal penumpang ro-ro

29 Perlindungan tangga tapak dan elavator di dalam ruang akomodasi

dan ruang layanan

30 Bukaan di Pemisah kelas AA@

31 Bukaan di Pemisah kelas AB@

32 Sistem ventilasi

33 Jendela-jendela dan tingkap-tingkap samping

34 Pembatasan bahan-bahan yang mudah terbakar

35 Rincian konstruksi

36 Sistem percik otomatis dan sistim alarm kebakaran dan sistem

deteksi atau sistem alarm otomatis dan deteksi kebakaran yang dipasang tetap

37 Perlindungan ruang kategori khusus

38 Perlindungan ruang muat yang bukan ruang katagori

khusus yang diperuntukkan bagi pengangkutan kendaraan-kendaraan bermotor dengan bahan bakar di dalam

tangkinya untuk pergerakannya sendiri

39 Tata-susunan pemadam kebakaran yang dipasang tetap

di dalam ruang muat

40 Sistem ronda, deteksi kebakaran, alarm

kebakaran dan pemberitahuan umum

41 Ketentuan khusus untuk kapal yang mengangkut

bahan-bahan berbahaya

41-1 Peningkatan untuk kapal penumpang yang mengangkut lebih dari 36 orang penumpang yang dibuat sebelum 1 Oktober 1994 41-2 Ketentuan-ketentuan untuk kapal-kapal penumpang yang

mengangkut lebih dari 36 orang penumpang yang dibuat sebelum 1 Oktober 1994

Bagian C

- Upaya-upaya keselamatan terhadap

kebakaran pada kapal barang

(4)

43 Sekat-sekat di dalam ruang akomodasi dan ruang layanan

44 Keutuhan akibat kebakaran sekat dan geladak

45 Jalan untuk penyelamatan diri

46 Perlindungan tangga tapak dan tabung elevator di dalam

ruang akomodasi, ruang layanan dan stasiun kontrol

47 Pintu-pintu pada pemisah tahan api

48 Sistim ventilasi

49 Pembatasan penggunaan bahan-bahan yang mudah terbakar

50 Rincian konstruksi

51 Tata-susunan untuk bahan bakar dalam untuk gas

untuk tujuan pelayanan

52 Sistem deteksi kebakaran dan sistim alarm kebakaran, sistim

pemercik otomatik, atau penemu kebakaran dan sistim alarm kebakaran yang dipasang tetap

53 Tata-susunan perlindungan kebakaran dalam ruang muat

54 Ketentuan-ketentuan khusus untuk kapal-kapal yang

mengangkut muatan berbahaya

Bagian D

- Upaya-upaya keselamatan terhadap

kebakaran padakapal tangki

55 Penerapan

56 Penempatan dan pemisahan ruangan-ruangan

57 Struktur, sekat-sekat dalam ruang akomodasi dan ruang

layanan dan rincian konstruksi

58 Keutuhan akibat kebakaran dari sekat dan geladak

59 Pelubangan, pembersihan, pembebasan gas dan ventilasi

(5)

61 Sistim busa di geladak yang dipasang terap

62 Sistim gas lamban

63 Kamar pompa muat

(6)

BAGIAN A

UMUM

Peraturan 1

Penerapan

1.1 Kecuali jika secara tegas ditentukan lain, bagian A,C dan D

bab ini berlaku bagi kapal -kapal yang peletakan lunasnya atau tahapan pembangunan yang serupa pada atau sesudah 1 Juli 1986, dan bagian B bab ini berlaku bagi kapal - kapal yang peletakan lunasnya atau berada dalam tahapan pembangunan yang serupa pada atau sesudah 1 Oktober 1994.

1.2 Untuk memenuhi maksud Bab ini, istilah"Tahapan

Pembangunan yang Serupa" ialah tahap dimana:

.1 Pembangunannya telah dimulai dengan identifikasi

khusus, dan

.2 Perakitan kapal sudah dimulai mencapai sekurang-

kurangnya 50 ton atau 1% dari massa semua material bangunan yang diperkirakan, yang mana yang lebih rendah.

1.3 Untuk memenuhi maksud dari Bab ini:

.1 Istilah "kapal yang dibangun" adalah kapal yang peletakan lunasnya diletakan atau yang tahap pembangunannya serupa dengan itu.

.2 Istilah " semua kapal" adalah kapal yang dibangun sebelum ,pada saat atau sesudah 1 Juli 1986.

.3 Kapal barang, yang pembangunannya dirombak menjadi

kapal penumpang harus diperlakukan sebagai kapal penumpang yang dibangun pada saat perombakannya dimulai.

2 Kecuali jika secara tegas ditentukan lain, bagi kapal- kapal

yang dibangun sebelum 1 Juli 1986; maka Badan Pemerintah harus menjamin bahwa persyaratan - persyaratan yang berlaku menurut pasal II - 2 SOLAS 1974, sebagaimana ditambah dan dirubah oleh resolusi MSC.l(XLV) dan diterima pada tanggal 20 November 1981 harus dipenuhi dan untuk kapal yang dibangun sebelum 1 Oktober 1974. Badan Pemerintah harus menjamin bahwa syarat - syarat yang

(7)

di berlakukan pada bagian B pasal II-2 SOLAS 19474,sebagaimana ditambah dan dir ubah dengan resolusi MSC.I(XLV ),

MSC.6 (48),MSC.13 (57) MSC.22(59) dan MSC.24 (60) dipenuhi.

3.1 Semua kapal yang sedang mengalami perbaikan,penggatian

perombakan dan pemasangan alat -alat yang berkenaan dengannya harus memenuhi sekurang - kurangnya syarat - syarat yang berlaku sebelumnya bagi kapal itu kapal - kapal itu. Kapal tersebut, jika dibangun sebelum 1 Juli 1986 harus memenuhi syarat - syarat untuk kapal yang dibangun pada dan sesudah tanggal tersebut sekurang - kurangnya sama besarnya dengan yang dilakukan sebelum mengami perbaikan, perubahan, pergantian, perombakan atau pema sangan peralatan. Perbaikan, pergantian dan perombakandari

karakter utama**dan peralatan yang terkait harus memenuhi syarat-

syarat untuk kapal yang dibangun pada saat atau sesudah 1 Juli 1986 sejauh Badan Pemerintah menganggap layak dan dapat dilaksanakan.

3.2 Dengan tidak mengesampingkan ketentuan paragraf 3.1, kapal

-kapal penumpang yang mengangkut lebih dari 36 penumpang bilamana mengalami perbaikan, pergantian, perubahan - perubahan dan pemasangan alat alat yang berkenaan dengan persyaratan harus memenuhi ketentuan berikut:

1. Semua material yang digunakan untuk kapal - kapal ini harus memenuhi persyaratan material yang dipakai untuk kapal kapal yang dibangun pada atau sesudah 1 Oktober 1994, dan

2. Semua perbaikan, pergantian, perubahan dan

pemasangan alat alat yang berkenaan dengan yang menyangkut penggantian material yang mencapai 50 ton atau lebih, selain dari yang dipersyaratkan oleh peraturan 41-1, harus memenuhi persyaratan yang berlaku bagi kapal yang dibangun pada saat atau sesudah 1 Oktober 1994.

* Perbaikan, perubahan dan modifikasi berikut harus diakui sebagai " suatu karakter utama" : 1 Setiap perubahan yang secara substansial merubah dimensi kapal

Contoh - Memperpanjang dengan menambah bagian tengah badan kapal yang baru Bagian tengah badan kapal harus sesuai dengan Bab II SOLAS 1974 sebagaimana dirubah dan ditambah.

2 Setiap perubahan yang secara substansial merubah kapasitas daya angkut penumpang kapal.

Contoh - Geladak kendaraan dirubah menjadi akomodasi penumpang.

Akomodasi baru harus sesuai dengan Bab II SOLAS 1974 sebagaimana dirubah dan ditambah.

3 Setiap perubahan yang secara substansial meningkat kan pelayanan hidup kapal Contoh - Pembaharuan akomodasi penumpang pada satu geladak keseluruhan

Pembaharuan akomodasi harus sesuai dengan Bab ii SOLAS 1974 sebagaimana dirubah dan ditambah.

(8)

4.1 Jika Badan Pemerintah menganggap bahwa sifat dan keadaan perairan terlindung sedemikian rupa sehingga mengakibatkan pemberlakuan setiap syarat dari Bab ini tidak beralasan atau tidak diperlukan dapat membebaskan kapal secara sendiri - sendiri atau golongan kapal yang mengibarkan benderanya, yang dalam pelayarannya tidak berada lebih jauh dari 20 mil dihitung dari daratan yang terdekat.

4.2 Bagi kapal - kapal penumpang yang dipergunakan pada

pelayaran untuk mengangkut sejumlah besar penumpang pelayaran khusus seperti misalnya jemaah haji, Badan Pemerintah dari negara bendera kapal, jika diketahui bahwa hal tersebut tidak dapat diterapkan untuk menjamin terpenuhinya persyaratan Bab ini, dapat membebaskan kapal - kapal tersebut dari persyaratan tersebut, dengan catatan memnuhi secara penuh ketentuan berikut ini:

.1 Aturan yang di lampirkan persetujuan untuk kapal penumpang untuk pelayaran khusus 1971 (STP 1971), dan

.2 Aturan tambahan dari protokol mengenai persyaratan ruang untuk kapal kapal penumpang yang ditujukan pada pelayaran khusus 1973 (STP 1973).

Peraturan 2

Prinsip - prinsip dasar

1 Bab ini dimaksudkan untuk mensyaratkan tingkat

perlindungan tertinggi yang dapat dilaksanakan terhadap kebakaran, deteksi kebakaran dan pemadaman kebakaran di kapal.

2 Prinsip - prinsip dasar berikut mendasari peraturan - peraturan didalam bab ini dan yang diwujudkan didalam peraturan - peraturan yang bersesuaian dengan memperhatikan jenis kapal dan bahaya kebakaran yang mungkin terjadi yang melibatkan:

.1 Pembagian kapal menjadi zona - zona vertikal utama oleh

pembatas panas dan konstruksi;

.2 Pemisah ruang akomodasi dari bagian lain kapal oleh pembatas panas dan pembatas konstruksi;

.3 Pembatasan pemakaian bahan yang mudah terbakar;

.4 Deteksi setiap kebakaran didalam zone asal;

.5 Pengurangan dan pemadaman setiap kebakaran didalam

ruangan asal;

.6 Perlindungan jalan penyelamatan atau jalan masuk untuk

pemadaman kebakaran;

(9)

kebakaran;

.8 Pengurangan hinggga sekecil -kecilnya atas kemungkinan

atas terbakarnya uap muatan yang mudah menyala.

Peraturan 3

Definisi

Untuk memenuhi maksud dari bab ini, kecuali jika dengan tegas di tentukan lain :

1 Bahan yang tidak dapat terbakar** berarti bahan yang tidak dapat terbakar juga tidak menghasilkan uap yang mudah menyala dalam jumlah yang cukup banyak untuk terbakar sendiri bila dipanasi sampai kira-kira 750  C, ini ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan

Badan Pemerintah dengan suatu prosedur pengujian yang diadakan.

2Setiap bahan lain adalah bahan yang dapat terbakar.

2 Standar Uji bakar ialah pengujian benda kerja dari sekat atau geladak yang bersangkutan dipanasi didalam tanur uji sampai kira-kira sesuai dengan lengkung suhu waktu standar. Benda kerja itu

harus memiliki permukaan terbuka yang tidak kurang dari 4,65 m2

dan tinggi (panjang geladak) 2,44 m yang semirip mungkin dengan konstruksi yang dimaksudkan dan meliputi sekurang-kurangnya disatu sambungan. Lengkung waktu standar ditentukan oleh lengkung beraturan yang ditarik melalui titik-titik temperatur diukur diatas temparatur dapur awal

diakhir 5 menit yang pertama 556 C diakhir 10 menit yang pertama 659 C diakhir 15 menit yang pertama 718 C diakhir 30 menit yang pertama 821 C diakhir 60 menit yang pertama 925 C

3 Pemisah kelas "A" adalah pemisah-pemisah yang terbentuk oleh sekatsekat dan geladak-geladak yang memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:

.1 Pemisah itu harus dikonstruksikan dari baja atau bahan

lain yang sepadan

*

Jika suatu bahan melewati pengujian seperti yang ditentikan pada resolusi A.270(VIII), maka bahan tersebut harus dianggap sebagai " tidak terbakar" sama juga jika bahan tersebut memuat campuran zat - zat anorganik dan organik, ( Interpretasi disetujui oleh Komite Keselamatan Maritim pada sidang ke- 45, SLS.14/Cire.17. )

2

Mengacu pada rekomendasi yang direvisi pada metode pengujian untuk menunjukkan bahan

(10)

.2 Pemisah itu harus dipertegar dengan selayaknya

.3 Pemisah itu harus dibuat sedemikian rupa sehingga mampu mencegah lewatnya asap dari nyala api sampai ke akhir uji batas standar selama satu jam.

.4 Pemisah itu harus diisolasi dengan bahan-bahan tidak dapat terbakar yang disetujui sedemikian rupa sehingga suhu rata - rata sisi yang tidak terkena uji tidak akan naik lebih dari 139 C diatas suhu asal. Demikian juga disatu titik sembarang, termasuk setiap sambungan,suhu itu tidak akan naik lebih tinggi dari 180 C diatas suhu asal , sebagaimana yang tertera dibawah ini:

Kelas "A - 60" 60 menit

Kelas "A - 30" 30 menit Kelas "A - 15" 15 menit Kelas "A - 0" 0 menit

.5 Badan Pemerintah dapat mensyaratkan suatu pengujian

yang dikenakan pada suatu prototipe sekat atau geladak untuk memastikan bahwa sekat atau geladak itu sesuai dengan syaratsyarat diatas untuk keutuhan dan kenaikan suhu.*1

4 Pemisah kelas "B" adalah pemisah-pemisah yang ternbentuk oleh sekat, geladak,langit-langit atau lapisan yang memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:

.1 Pemisah itu harus dibuat, sedemikian rupa sehingga mampu mencegah lewatnya nyala api sampai akhir selama setengah jam yang pertama dari uji bakar standar.

.2 Pemisah itu harus mempunyai nilai isolasi sedemikian rupa sehingga suhu rata-rata dari sisi yang tidak terkena uji tidak akan naik lebih tinggi dari 139 C diatas suhu asal. Suhu disatu titik sembarang, termasuk setiap

sambungan suhu itu tidak akan naik lebih tinggi dari 225

C diatas suhu asal, pada kurun yang tertera didalam daftar berikut ini:

Kelas "B -15" 15 menit

Kelas "B - O" 0 menit

.3 Pemisah itu harus dibuat dari bahan-bahan yang tidak

dapat terbakar yang disetujui dan bahan-bahan yang dipakai dalam konstruksi dan bangunan pemisah Kelas "B" harus tidak dapat terbakar, jika penggunaan lapisan yang dapat terbakar diijinkan maka pemisah tersebut harus memenuhi persyaratan lain dari bab ini.

.4 Badan Pemerintah dapat mensyaratkan pengujian bagi suatu prototipe pemisah untuk memastikan bahwa bahan

1* Mengacu pada rekomendasi pada pengujian tahan api untuk pemisah kelas "A","B", dan "F" yang diterima oleh Organisasi sesuai resolusi A.754(18).

(11)

pemisah itu memenuhi syarat - syarat keutuhan dan kenaikan suhu *.

5 Pemisah Kelas "C@ adalah pemisah yang dibuat dari bahan-bahan yang tidak dapat terbakar yang disetujui. Bahan-bahan itu tidak perlu bersesuaian

dengan syarat-syarat yang berkaitan dengan lewatnya asap dan nyala api atau tidak dibatasi terhadap kenaikan suhu.Lapisan kayu yang mudah terbakar dapat diizinkan dengan ketetentuan memenuhi persyaratan bab ini.

6 "Langit-langit atau lapisan-lapisan kelas "B" yang menyeluruh adalah langitlangit atau lapisan-lapisan klas "B" yang hanya berakhir di pemisah kelas "A" atau "B".

7 "Baja atau bahan lain yang sepadan" dimana terdapat kata-kata "Baja bahan lain yang sepadan" berarti setiap bahan yang sifatnya sendiri atau karena diisolasi memiliki sifat-sifat itu sendiri yang sepadan dengan baja pada akhir pengenaan uji bahan standar (misalnya logam paduan aluminium dengan isolasi yang layak).

8 "Rambat nyala api rendah" berarti bahwa permukaan bahan yang sedemikian rupa sehingga akan membatasi perambatan nyala api dengan selayaknya, hal ini ditentukan oleh Badan Pemerintah berdasarkan prosedur pengujian yang telah diadakan.

9 "Zona" adalah bagaian-bagian dari badan kapal, bangunan atas dan rumah geladak oleh pemisah kelas "A" yang panjang rata-ratanya di geladak yang manapun pada umumnya tidak melebihi dari 40 m (131 kaki).

10 "Ruang akomodasi" adalah ruang yang diperuntukkan bagi ruang umum, lorong-lorong, kamar kecil, kabin, kantor, tempat tinggal awak kapal, ruang pangkas, ruang penyimpanan makanan dan serta ruangan serupa itu.

11 "Ruang umum" adalah bagian dari akomodasi yang digunakan sebagai bangsal, ruang makan, ruang duduk dan ruang tertutup secara tetap serupa itu yang tertutup.

12 "Ruang layanan" adalah ruangan yang digunakan untuk dapur, ruangan penyiapan makanan utama, yang terdiri dari ruangan penyiapan makanan dan lemari-lemari terpisah, kamar dan rempah-rempah bengkel yang bukan merupakan bagian dari ruang mesin, dan ruang yang serupa dan lorong menuju ruang tersebut.

13 "Ruang muat" adalah semua ruangan yang digunakan untuk menempatkan muatan (termasuk tangki muatan minyak muatan) dan lubang keruang tersebut.

(12)

14 "Ruang muatan kapal RO RO" adalah ruangan yang lazimnya tak dibagi-bagi yang bentuk sembarang dan membentang pada salah satu sebagian panjang atau keseluruhan panjang kapal dimana barang-barang {terbungkus atau curah, di dalam atau diatas kereta rel atau mobil , kendaraan, (termasuk mobil tangki, gerbong tangki, trailer, peti kemas, palet, tangki yang dapat dilepas atau pada unit pemuatan yang serupa atau yang lain} yang umumnya dapat dimuati atau dibongkar dalam arah mendatar.

15 "Ruang muat RO RO terbuka" adalah ruang muat RO RO salah satu dari berikut yang terbuka kedua ujungnya atau terbuka disalah satu ujungnya dan dilengkapi dengan ventilasi alam yang memadai yang efektif pada panjangkeseluruhannya melalui bukaan-bukaan yang tetap pada pelat sisi atau geladak sesuai dengan yang disyaratkan oleh Badan Pemerintah.

16 "Ruang muatan RO RO tertutup" adalah ruang muatan kapal RO RO yang pada ruang muatnya tidak terbuka juga bukan merupakan geladak cuaca.

17 "Geladak cuaca" adalah geladak yang terbuka seluruhnya terhadap cuaca dari atas maupun dari kedua sisinya.

18 "Ruang katagori khusus" adalah ruangan tertutup diatas atau dibawah geladak sekat yang digunakan untuk mengangkut kendaraan bermotor dengan bahan bakar didalam tangkinya untuk penggeraknya sendiri, kendaraan tersebut dapat masuk atau keluar dari ruangan tersebut dan penumpang dapat masuk kedalamnya.

19 "Ruang mesin katagori A" adalah semua ruangan lorong menuju ruang tertentu yang berisi:

.1 Mesin pembakaran dalam yang digunakan untuk maksud

penggerakan utama; atau

.2 Mesin pembakaran dalam yang digunakan untuk maksud

selain paragrap utama dimana mesin-mesin tersebut mempunyai daya total tidak kurang dari 373 KW; atau

.3 Setiap ketel uap yang diopak dengan minyak atau instalasi (unit) bahan bakar minyak. dan lubang - lubang ke ruang tersebut.

20 "Ruang mesin" adalah semua ruang mesin katagori "A" dan semua ruangan lain yang berisi mesin penggerak, ketel uap, instalasi bahan bakar minyak, mesin-mesin uap dan mesin pembakaran dalam geberator-generator dan motor listrik utama, tempat-tempat pengisian minyak, ruang pendingin, alat keseimbangan, peranginan dan pengaturan udara ruang serupa itu;dan lorong - lorong ke ruang tersebut.

(13)

21 "Instalasi bahan bakar minyak" adalah perlengkapan yang digunakan untuk penyiapan bahan bakar minyak guna disalurkan ke ketel yang diopak dengan minyak atau perlengkapan yang digunakan untuk persiapan penyalur minyak yang dipanaskan ke mesin pembakaran dalam, dan termasuk setiap pompa-pompa tekanan minyak, saringan-saringan dan pemanas-pemanas yang mempergunakan minyak pada suatu tekanan yang melebihi 0,18 N/mm2.

22 "Stasiun kontrol" adalah ruangan tempat radio kapal, perlengkapan navigasi utama atau sumber tenaga darurat atau tempat pemusatan pencatatan kebakaran atau perlengkapan pengawasan kebakaran.

22-1 "Stasiun kontrol pusat" adalah stasiun pengawasan dimana fungsi kontrol dan indikator dipusatkan pada:

.1 Sistem alarm dan deteksi kebakaran yang dipasang tetap

.2 Sistem percik, sistem deteksi kebakaran dan sistem alaram otomatis

.3 Panel indikator pintu kebakaran

.4 Penutup pintu kebakaran

.5 Panel indikator pintu kedap air

.6 Bukaan dan penutup pintu kedap air

.7 Kipas ventilasi

.8 Alaram kebakaran

.9 Sistem komunikasi termasuk telepon dan

.10 Sistem mikropon untuk pengeras suara untuk umum.

22-2 AStasiun kontrol pusat yang dijaga secara terus-menerus

ialah stasiun pengaturan pusat yang dijaga secara terus menerus oleh KRU yang berwenang.

23 "Kamar-kamar berisikan perabot (furniture) dan perlengkapan rumah tangga yang resiko kebakarannya terbatas" adalah, untuk memenuhi maksud peraturan 26, kamar - kamar itu yang berisikan perabot dan perlengkapan rumah tangga yang resiko kebakarannya terbatas (apakah kabin, ruangan umum, kantor atau akomodasi lain) yang didalamnya;

.1 Semua perabot misalnya meja tulis, lemari pakaian, meja rias, meja tulis besar, rak-rak, yang keseluruhannya dari bahan-bahan yang tidak dapat terbakar, dan disetujui kecuali lapisan tipis yang dapat terbakar yang tebalnya tidak lebih dari 2 mm ( l /12 inci) boleh digunakan dipermukaan kerja barang-barang tersebut.

(14)

.2 Semua perabot yang tidak diikat misalnya kursi, sofa, meja, yang dibuat dari kerangka-kerangka yang bahannya tidak dapat terbakar.

.3 Semua hiasan kain, tirai-tirai dan bahan-bahan tekstil yang terbentang, memenuhi ketentuan yang disetujui oleh Badan Pemerintah, mempunyai sifat daya hambat terhadap merambatnya api tidak kurangg dari sifat daya

hambat wol yang beratnya 0.8 kg/m *1

.4 Semua penutup lantai, memenuhi ketentuan yang

disetujui oleh Badan Pemerintah, kualitas tahanan terhadap perambatan nyala api tidak rendah seperti misalnya bahan setara wol yang digunakan untuk maksud yang sama.

.5 Semua permukaan terbuka dari sekat-sekat

lapisan-lapisan dan langit-langit yang mempunyai ciri-ciri rambat api yang rendah.

.6 Semua perabot rumah tangga yang dilapisi kayu yang

memiliki kualitas tahan penyalaan dan perambatan api

sesuai dengan ketentuan Badan Pemerintah.2

24 "Geladak sekat" adalah geladak teratas sampai dimana sekat-sekat kedap air melintang dipasang.

25 "Bobot mati" adalah perbedaan dalam ton metrik antara berat benaman kapal di air yang berat jenisnya 1,025 yang garis muatnya sesuai dengan lambung timbul musim panas yang ditetapkan dan berat kapal dalam keadaan kosong.

26 "Berat kapal kosong" adalah displasment kapal dalam ton metrik tanpa muatan, bahan bakar, minyak pelumas, air tolak bara, air tawar dan air ketel di dalam tangki, barang - barang pakai, serta para penumpang dan awak kapal dan barang bawaan mereka.

27 "Pengangkut gabungan" adalah kapal tangki yang dirancang untuk mengangkut minyak atau muatan padat curah secara berganti-ganti.

28 "Minyak mentah" ialah setiap minyak mentah yang terjadi secara alami di bumi baik yang diberikan perawatan untuk dapat diangkut atau tidak dan termasuk :

.1 Minyak mentah dari fraksi penyulingan tertentu yang

1

* Merujuk pada Rekomendasi pada pengujian untuk menentukan daya api dari film dan tekstil yang didukung yang didukung secara vertikal yang diterima oleh Organisasi melalui resolusi A.47(XII) dan amandemen untuk Rekomendasi yang diterima oleh resolusi A.563(14).

2

Merujuk pada Rekomendasi pada prosedur pengujian kebakaran untuk perabot yang tertempel

(15)

sudah dapat dipindahkan, dan

.2 Minyak mentah dimana fraksi penyulingan tertentu telah

ditambahkan

29 ABarang-barang berbahaya" adalah barang seperti yang ditunjukkan pada peraturan bab VII/2.

30 "Kapal tangki kimia" ialah kapal tangki yang dibangun atau disesuaikan dan digunakan untuk mengangkut dengan cara dan curah setiap produk cairan yang bersifat mudah terbakar yang didaftar (dicatat) pada:

.1 Bab 17 dari kode internasional untuk konstruksi dari perlengkapan dari kapal yang mengangkut bahan kimia yang berbahaya dalam bentuk curah yang disetujui oleh Komite Keselamatan Maritim sesuai resolusi MSC.4 (48), yang selanjutnya disebut "Koda Internasional untuk bahan kimia curah" seperti yang telah ditambah dan diubah Organisasi; atau

.2 Bab Vl dari koda untuk konstruksi dan perlengkapan kapal yang mengangkut bahan kimia yang berbahaya dalam bentuk curah yang disetujui oleh sidang umum organisasi sesuai resolusi A.2.12 (Vll), yang selanjutnya disebut "koda bahan kimia curah" seperti yang telah ditambah atau diubah yang mana yang lebih sesuai.

31 "Kapal pengangkut gas" ialah kapal tanki yang dibangun atau disesuaikan untuk pengangkutan gas atau produk lain dari bahan yang mudah terbakar yang tercantum dalam salah satu sbb :

.1 Bab 19 dari koda internasional tentang konstruksi dan

perlengkapan kapal yang mengangkut gas cair dalam bentuk curah yang disetujui oleh Komite Keselamatan Maritim sesuai resolusi MSC.5 (48), yang selanjutnya disebut sebagai: "Koda Internasional tentang Pengangkutan gas@ yang mungkin ditambah atau diubah oleh organisasi atau;

.2 Bab XIX dari koda tentang konstruksi dan perlengkapan

bagi kapal yang mengangkut gas cair dalam bentu curah yang disetujui oleh sidang umum organisasi sesuai resolusi A.328 (IX) yang selanjutnya disebut sebagai "Koda Pengangkutan Gas", yang telah atau mungkin ditambah dan diubah oleh organisasi.

32 "Daerah muatan" adalah bagian-bagian dari kapal yang seperti tangki-tangki muatan, tangki tumpah (slop tank), dan ruang penumpah muatan termasuk ruang pompa, koferdam (ruang antara),

(16)

tolak bara (balast) dan ruang kosong yang melekat pada tangki muatan dan juga pada daerah geladak sepanjang kapal dan lebar kapal pada ruangan-ruangan yang disebut diatas.

33 Untuk kapal yang dibangun pada atau setelah 1Oktober 1994

sebagai pengganti dari pengertian dari zona vertikal utama yang disyaratkan paragraf 9 berlaku di definisi berikut:

"Zona Vertikal" adalah bagian-bagian dimana lambung, bangunan atas atau rumah geladak dipisahkan oleh divisi kelas "A", panjang dan lebar rata-rata untuk setiap geladak tidak boleh lebih dari 40 m.

1

34 "Kapal penumpang RO RO" adalah kapal penumpang dengan muatan RO RO atau ruang kategori khusus sebagaimana yang didefinisikan dalam peraturan ini.

Peraturan 4

Pompa Pemadam Kebakaran, Saluran Kebakaran,

Hidran dan Selang Kebakaran

(Paragraf 3.3.2.5 dari peraturan ini berlaku untuk kapal yang dibangun pada tanggal 1 Februari 1992 atau sesudahnya)

1 Setiap kapal harus dilengkapi dengan pompa kebakaran,

saluran kebakaran, hidran dan selang kebakaran sesuai dengan syarat-syarat dalam peraturan ini.

2 Kapasitas pompa kebakaran

2.1 Pompa kebakaran yang disyaratkan itu harus mampu

menyalurkan sejumlah air untuk memadamkan kebakaran, dengan tekanan yang ditentukan pada paragraf 4 sebagai berikut :

.1 Pompa-pompa pemadam kebakaran pada kapal penumpang,

tidak kurang dari 2/3 dari jumlah yang dipenuhi oleh pompa bilga bilamana digunakan untuk memompa bilga, dan

1

 Paragrap ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 1997

(17)

.2 Pompa-pompa pemadam kebakaran pada kapal barang, selain dari pompa darurat, tidak kurang dari 4/3 dari jumlah yang disyaratkan pada peraturan II - 1/21 yang harus dipenuhi oleh tiap-tiap pompa bilga yang berdiri sendiri pada sebuah kapal penumpang yang ukurannya sama pada saat digunakan sebagai pompa bilga, dengan catatan bahwa di kapal barang tidak perlu disyaratkan mempunyai pompa kebakaran dengan kapasitas total yang disyaratkan lebih dari 180 meter kubik per jam.

2.2 Setiap pompa pemadam kebakaran yang disyaratkan itu

(selain dari pompa darurat yang dipersyaratkan pada paragraf 3.32 untuk kapal barang) harus mempunyai kapasitas yang tidak kurang dari 80% dari jumlah total yang disyaratkan dibagi dengan jumlah minimum dari pompa pemadam kebakaran yang dipersyaratkan tetapi sekalipun demikian tidak kurang dari 25 m3 / jam dan setiap pompa pemadam kebakaran harus mampu menyalurkan

sekurang-kurangnyadua pancaran air. Pompa pemadam kebakaran

ini setiap saat harus mampu memasok sistem pipa induk kebakaran sesuai kondisi yang dipersyaratkan. Satu kata dipasang pompa-pompa yang jumlahnya lebih banyak dari pada jumlah minimum dari pompa-pompa yang disyaratkan, maka kapasitas pompa-pompa tambahan itu harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pemerintah.

3 Tata susunan pompa-pompa kebakaran dan saluran kebakaran

3.1 Kapal-kapal harus dilengkapi dengan pompa pemadam

kebakaran yang dapat dijalankan sendiri sebagai berikut:

15084.

15085.Kapal penumpang yang tonase sekurang kurangnya 3 kotornya 4000 keatas.

3. Kapal penumpang yang tonase sekurang-kurangnya

2 kotornya kurang dari 4000 dan kapal barang yang tonase kotornya 1000 atau lebih.

4. Kapal barang yang tonase kotornya memenuhi

ketentuan

kurang dari 1000. Badan Pemerintah.

3.2 Pompa-pompa saniter, tolak bara,bilga atau pompa dinas umum dapat diterima sebagai pompa pemadam kebakaran, dengan catatan bahwa pompa - pompa teresebut dapat digunakan secara normal tidak digunakan untuk memompa minyak dan bahwa jika pompa dimaksudkan untuk tugas mengalirkan atau memompa bahan bakar maka tata susunan untuk pengubahan yang layak harus

(18)

dipasang.

3.3 Tata susunan katub laut, pompa pemadam kebakaran dan sumber dayanya harus sedemikian rupa untuk menjamin agar :

(19)

.1 Pada kapal penumpang yang tonase kotornya 1000 atau lebih, jika terjadi kebakaran pada salah satu kompartemen, maka tidak semua pompa digunakan.

.2 Pada kapal barang yang tonase kotornya 2000 atau lebih, jika terjadi kebakaran pada salah satu kompartemen yang dapat menyebabkan pompa tidak dapat berfungsi harus ada peralatan alternatif yang terdiri dari pompa darurat yang dapat digerakkan sendiri yang harus memiliki kemampuan untuk memasok 2 pancar air sesuai yang diisyaratkan oleh Badan Pemerintah. Pompa - pompa tersebut dan letaknya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

.2.1 Kapasitas pompa tidak boleh kurang dari 40 % dari kapasitas keseluruhan pompa kebakaran yang dipersyaratakan oleh peraturan ini dan bagaimanapun tidak boleh kurang dari

25 m3 / jam.

.2.2 Bila pompa kabakaran menyalurkan sejumlah air

seperti yang dipersyaratkan dalam paragraf 3.3.2.1. tekanan darisetiap hidran tidak boleh kurang dari tekanan minimum yang diberikan pada paragraf 4.2.

.2.3 Setiap sumber daya yang digerakan oleh diesel untuk

pompa harus mampu diasut pada kondisi dingin pada suhu 0 C dengan engkol tangan. Jika tidak dapat dilaksanakan atau jika suhu yang lebih rendah kemungkinan terjadi, harus dipertimbangkan penyediaan sarana untuk mempertahankan panas, yangdisetujui Badan Pemerintah, agar ada jaminan untuk dapat menstarnya. Jika sistem asut manual tidak dapat dilakukan, Badan Pemerintah dapat mengizinkan peralatan-peralatan asut yang lain. Peralatan ini harus sedemikian untuk memungkinkan sumber daya yang digerakan oleh diesel dapat diasut sekurang-kurangnya 6 kali dalam jangka waktu 60 menit dan sekurang-kurangnya 2 kali dalam waktu 10 menit pertama.

.2.4 Setiap tangki bahan bakar layanan umum harus

berisikan bahan bakar yang cukup untuk memungkinkan pompa dapat bekerja pada beban penuh sekurang-kurangnya 3 jam dan cadangan bahan bakar yang cukup harus tersedia diluar ruang mesin utama untuk memungkinkan pompa dapat bekerja pada beban penuh selama 15 jam.

.2.5 Tinggi hisap keseluruhan dan tinggi hisap jaringan positif dari pompa harus sedemikian agar paragraf 3.32, 3.3.21, 3.3.22 dan 4.2 dari peraturan ini memenuhi pada kondisi miring, trim, oleng, dan angguk

(20)

yang mungkin akan ditemukan pada saat berlayar.

.2.6 Pembatas-pembatas ruang yang berisi pompa

pemadam kebakaran harus dilapisi dengan pelindung kebakaran dengan standar yang sama dengan yang disyaratkan untuk stasiun kontrol pada peraturan 4.4.

.2.7 Tidak ada jalan masuk langsung yang diizinkan antara

ruang mesin dan ruangan yang berisi pompa pemadam kebakaran darurat dan sumber dayanya. Jika hal ini tidak dapat dilaksanakan maka Badan Pemerintah dapat menerima tata susunan diamana jalan masuknya adalah dengan sarana pintu koferdam udara, dimana salah satu dari kedua pintu dapat menutup sendiri, atau melalui pintu kedap air yang dapat dioperasikan dari ruang yang jauh dari ruang mesin dan ruang yang berisi pompa pemadam kebakaran darurat dan dapat ditutup bila terjadi kebakaran pada ruang muat tersebut. Pada kejadian seperti tersebut diatas sarana masuk yang kedua untuk memasuki ruang yang berisi pompa pemadam kebakaran darurat dan sumber tenaganya harus dilengkapi.

.2.8 Tata susunan ventilasi untuk ruangan yang berisi sumber daya untuk pompa pemadam kebakaran darurat harus sedemikian rupa sehingga sejauh memungkinkan menghalangi kemungkinan asap dari kamar mesin membakar memasuki atau ditarik ke dalam ruang tersebut.

.2.9 Kapal-kapal yang dibangun pada tanggal 1 Oktober 1994 atau sesudahnya, sebagai pengganti dari ketentuan dari paragraf 3.3.2.6 harus memenuhi persyaratan berikut : pemadaman ruangan yang berisi pompa pemadam kebakaran tidak boleh berdampingan dengan pembatas ruang mesin kategori "A" atau ruangan yang berisi pompa pemadam kebakaran utama. Jika hal ini tidak dapat diterapkan, sekat antara 2 ruangan harus diisolasi dengan standar susunan perlindung kebakaran standar yang setara dengan yang dipersyaratkan untuk stasiun kontrol dalam peraturan 4.4.

.3 Untuk kapal penumpang yang tonase kotornya kurang dari 1000 dan kapal barang yang tonase kotornya kurang dari 2000, jika api disuatu kompartemen menyebabkan semua pompa-pompa tidak berfungsi maka harus tersedia peralatan-peralatan alternatif untuk menyediakan air yang dimaksudkan untuk memadamkan kebakaran yang harus memenuhi ketentuan dari Badan Pemerintah.

(21)

1994 atau sesudahnya peralatan - peralatan alternatif harus disediakan sesuai dengan ketentuan paragraf 3.3.3 harus yang dapat digerakkan secara terpisah, pompa pemadam kebakaran darurat yang digerakkan dengan daya listrik dengan sumber daya dan katup laut terletak diluar ruang permesinan.

.4 Sebagai tambahan untuk kapal-kapal barang dimana

pompa-pompa lain, seperti pompa pelayanan umum, pompa bilga dan pompa balast (tolak bara), dll yang diletakkan di kamar mesin, tata susunannya harus diatur,dibuat untuk menjamin agar sekurang-kurangnya salah satu dari pompa ini yang memiliki kapasitas dan tekanan yang dipersyaratkan oleh paragraf 2.2 dan 4.2 mampu menyediakan air untuk pemadaman kebakaran.

3.4 Tata susunan untuk persediaan dan pasok air harus ada pada :

.1 Kapal penumpang yang memiliki tonase kotor 1000 atau

lebih sekurang-kurangnya harus terdapat satu pancaran air efektif yang segera dapat dioperasikan dari setiap hidran dalan suatu lokasi ruang dalam dan untuk menjamin kelanjutan hasil pengeluaran air oleh sistem asut otomatis dari pompa pemadam kebakaran yang dipersyaratkan.

.2 Kapal penumpang yang tonase kotornya kurang dari 1000

dan kapal barang sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pemerintah.

.3 Kapal barang dengan kamar mesin yang tidak dijaga secara periodik atau jika hanya diperlukan seseorang untuk menjaganya, harus dilengkapi dengan penyaluran air yang cepat dari sistem kebakaran utama dengan tekanan yang sesuai, baik dengan sistem asut jarak jauh dari suatu pompa pemadam kebakaran utama dengan sistem asut jarak jauh dari anjungan navigasi dan dari stasiun kontrol kebakaran jika ada, atau tekanan tetap dari sistem saluran kebakaran dengan satu pompa kebakaran utama kecuali jika Badan Pemerintah dapat membebaskan persyaratan ini untuk kapal barang yang tonase kotornya kurang dari 1600 apabila tata susunan jalan masuk ruang mesin dipandang tidak perlu.

.4 Pada kapal penumpang jika ruang mesinnya tidak dijaga

secara periodik sesuai dengan peraturan II - 1/54, Badan Pemerintah harus menentukan perlengkapan pemadam kebakaran tetap untuk ruangan tersebut yang setara dengan yang dipersyaratkan untuk ruang mesin yang dijaga secara normal.

(22)

3.5 Katup-katup pelepas harus dipasang pada sambungan dengan semua pompa pemadam kebakaran jika pompa itu mampu menciptakan suatu tekanan melebihi tekanan desain dari pipa-pipa layanan air, hidran dan selang-selang. Katup-katup itu harus diletakkan dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya tekanan lebih dari sistem pompa pemadam kebakaran induk.

3.6 Pada kapal tangki katup-katup isolasi harus diletakkan pada pipa pemadam kebakaran didepan kimbul dalam posisi terlindung dan pada geladak tangki pada jarak yang tidak lebih dari 40 m untuk memelihara keutuhan dari sistem pipa pemadam kebakaran pada saat terjadi kebakaran atau ledakan.

4 Diameter dan tekanan didalam pipa kebakaran induk

4.1 Diameter dari pipa kebakaran induk dan pipa-pipa layanan air

harus cukup untuk pendistribusian yang efektif pada pengeluaran maksimum yang diperlukan dari 2 pompa kebakaran yang bekerja secara bersamaan, kecuali bagi kapal barang diameter yang

dibutuhkan hanya cukup untuk mengeluarkan air sebanyak 140 m3 /

jam.

4.2 Dengan 2 pompa yang menyalurkan secara serentak melalui

nosel yang dirinci pada paragraf 8 ini, maka volume air yang ditentukan dalam paragraf 4.1 melalui setiap hidran yang letaknya dekat dengannya, tekanan minimum berikut harus dipertahankan pada semua hidran.

Kapal penumpang :

Tonasei kotornya 4000 keatas 0,31 N/mm2

Tonase kotornya 1000 keatas

-tetapi kurang dari 4000 0, 27 N/mm2

Tonase kotornya kurang dari 1000 memenuhi ketentuan

Badan Pemerintah. Kapal barang :

Tonase kotornya 6000 keatas 0,27 N/mm2

Tonase kotornya 1000

-tetapi kurang dari 6000 0,25 N/mm2

Tonase kotornya kurang dari 1000 memenuhi ketentuan

Badan Pemerintah

.1 Kapal penumpang yang dibangun pada tanggal 1 Oktober

1994 atau sesudahnya, sebagai pengganti dari paragraf 4.2 harus memenuhi persyaratan berikut :

(23)

seperti yang ditentukan dalam paragraf 8 dan dengan hidran yang cukup untuk menyediakan jumlah air sebagai mana diutarakan dalam paragraf 4.1, tekanan minimum sebesar 0,4 N/mm2 untuk kapal yang tonasenya 4000 atau lebih dan 0,3 N/mm2 untuk kapal-kapal yang tonase kotornya kurang dari 4000 harus dipertahankan untuk semua hidran.

4.3 Tekanan maksimum pada setiap hidran tidak melebihi Tekanan

kontrol efektif dari selang kebakaran yang dapat ditunjukkan.

5 Jumlah dan letak hidran

5.1 Jumlah dan letak hidran harus sedemkian rupa sehingga sehingga sekurang -kurangnya dua pancaran air tidak berasal dari hidran yang sama ,salah satu dari hidran harus dari sebuah selang tunggal, yang dapat mencapai setiap bagian dari kapal yang secara normal dapat dijangkau oleh para penumpang atau awak kapal selagi kapal berlayar dan setiap bagian dari ruang muat pada saat kosong,setiap ruang muatan ro -ro atau setiap ruangan dengan kategori khusus yang mana pada tahap berikutnya 2 pancaran harus mencapai ruangan itu,masing - masing dari selang panjang tunggal. Selanjutnya,hidran tersebut harus ditempatkan didekat jalan masuk dari ruang yang dilindungi.

5.2 Di ruang akomodasi,ruang layanan dan ruang mesin kapal penumpang, jumlah dan posisi hidran harus sedemikian rupa sehingga persyaratan paragraf 5.1 dipenuhi apabila semua pintu - pintu kedap air dan semua pintu - pintu pada sekat pada zona vertikal utama dalam keadaan tertutup.

5.3 Apabila, pada kapal penumpang, jalan masuk disediakan ke ruang mesin kategori A berada pada bagian bawah dari saluran poros yang berdekatan,dua hidran harus sediakan di luar,namun dekat dengan jalan masuk keruang mesin.Jika jalan masuk itu juga terdapat juga dari ruang lain,maka pada salah satu dari ruang harus tersedia 2 (dua) berada dekat jalan masuk keruang mesin kategori A. Perlengkapan tersebut tidak perlu dipasang jika terowongan atau ruang yang berdekatan bukan bagian dari jalan penyelamatan.

6 Pipa - pipa dan hidran - hidran

6.1 Bahan - bahan yang tidak efektif menahan panas tidak boleh

digunakan untuk pipa induk kebakaran dan hidran -hidran.Kecuali dilindungi secara memadai. Pipa - pipa dan hidran - hidran harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga selang - selang kebakaran dapat dengan mudah disambung dengannya. Tata susunan pipa - pipa dan hidran harus sedemikian rupa untuk menghindari kemungkinan dari pembekuan. Di kapal yang geladaknya dimuati

(24)

barang-barang ,letak -letak hidran itu harus sedemikian rupa sehinga dapat dijangkau dengan mudah dan pipa -pipa harus ditata sejauh dapat diterapkan sehingga menghindari resiko kerusakan oleh muatan . Selain satu selang dan nozel yang disediakan untuk setiap hidran di kapal harus tersedia secara lengkap selang dan nosel yang dapat dipertukarkan.

6.2 Sebuah katup harus dipasang untuk melayani masing - masing

selang kebakaran sehingga setiap selang dapat dilepas selagi pompa kebakaran sedang dalam keadaan berjalan.

6.3 Katup- katup pengisolasi untuk memisahkan bagian dari

saluran induk kebakaran didalam ruang mesin yang berisi pompa pemadam kebakaran utama atau pompa - pompa dari bagian luar induk kebakaran harus dipasang pada posisi yang dapat dimasuki dengan mudah dan dapat dipertahankan diluar ruang mesin,saluran induk kebakaran harus diatur sedemikian rupa sehingga ketika katup - katup isolasi menutup semua hidran pada kapal,kecuali di ruang mesin seperti yang disebutkan diatas, dapat dipasok dengan air oleh sebuah pompa kebakaran yang dipasang di luar pada ruang mesin melalui pipa -pipa yang tidak masuk ke ruangan ini. Sebagai pengecualian Badan Pemerintah dapat mengizinkan lintasan pendek dari pipa hisap dan tekan pompa pemadam kebakaran darurat untuk menembus ruang mesin apabila rute eksternal dianggap tidak praktis dengan catatan keutuhan keseluruhan saluran induk kebakaran dilindungi oleh penutup pipa baja yang kokoh.

7 Selang kebakaran.

7.1 Selang kebakaran harus dibuat dari bahan yang tidak mudah

rusak yang disetujui oleh Badan Pemerintah dan cukup panjang untuk mengarahkan pancaran air kesetiap ruangan yang membutuhkan untuk disemprot. Selang kebakaran yang tidak mudah rusak harus dipakai pada kapal yang dibangun pada dan sesudah tanggal 1 Pebruari 1992 dan pada kapal yang dibangun sebelum tanggal 1 Pebruari 1992 jika selang kebakaran yang lama diganti. Panjang maksimum selang kebakaran itu harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pemerintah. Setiap selang kebakaran harus dilengkapi dengan pipa pancar dan sambungan sambungan yang diperlukan. Selang yang dirinci dalam Bab ini sebagai "selang kebakaran " bersama - sama dengan peralatan dan alat - alat yang diperlukan harus dipertahankan untuk tetap dalam keadaan siap pakai ditempat - tempat yang mudah dijangkau dan letaknya dekat dengan tempat hidran atau sambungan layanan air .Disamping itu,pada tempat - tempat dibagian dalam

(25)

dari kapal - kapal penumpang yang mengangkut lebih dari 36 orang penumpang,pada selang kebakaran itu harus disambungkan dengan hidran setiap saat.

7.2 Kapal - kapal harus dilengkapi dengan selang kebakaran yang

jumlah dan diameternya harus sesuai dengan ketentuan Badan Pemerintah.

7.3 Pada kapal penumpang harus tersedia sekurang kurangnya satu selang kebakaran untuk setiap hidran seperti yang dipersyaratkan pada paragraf 5 dan selang-selang ini harus digunakan hanya untuk memadamkan kebakaran atau pengujian peralatan pemadam kebakaran pada latihan kebakaran.

7.4.1Pada kapal barang yang tonase kotornya 1000 atau lebih jumlah selang kebakaran yang disediakan harus ada 1 untuk setiap 30 m dari panjang kapal dan 1 cadangan namun bagaimanapun tidak boleh kurang dari 5. Jumlah ini tidak termasuk selang yang dipakai pada ruang mesin dan ruang ketel. Badan Pemerintah dapat menambah jumlah selang di perlukan untuk menjamin agar selang - selang dalam jumlah yang cukup tersedia dan dapat dijangkau setiap saat, menurut jenis kapal dan daerah pelayaran tempat kapal dioperasikan.

7.4.2Pada kapal barang yang tonase kotornya kurang dari 1000 jumlah selang kebakaran yang harus disediakan harus sesuai dengan ketentuan Badan Pemerintah.

8 Nosel

8.1 Untuk memenuhi maksud Bab ini, ukuran standar nosel

harus 12 milimeter, 16 milimeter, l9 milimeter atau sedapat mungkin mendekati nilai itu.Pipa pancar yang garis tengahnya lebh besar dapat diizinkan atas pertimbangan Badan Pemerintah.

8.2 Untuk ruang akomodasi dan ruang layanan, nosel yang ukuran

diameternya lebih besar dari 12 milimeter tidak perlu digunakan.

8.3 Untuk ruang mesin dan tempat-tempat di luar, ukuran nosel harus sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pengeluaran semaksimal mungkin dari dua pancaran pada tekanan sebagaimana yang dikemukakan di dalam paragraf 4 peraturan ini dari pompa yang terkecil,dengan catatan bahwa tidak perlu digunakan nosel yang ukuranya lebih besar dari 19 milimeter.

8.4 Semua nosel harus yang berjenis dwiguna (jenis semprotan

(26)

9. Lokasi dan tata susunan pomppa air, dll, untuk sistem pemadam kebakaran lain

Pompa yang diperlukan untuk penyediaan air dari sistem pemadam kebakaran seperti yang dipersyaratkan dalam bab ini, sumber daya dan kontrolnya harus dipasang di luar ruanganan tersebut atau ruangan yang dilindungi oleh sistem yang demikian dan harus disusun agar api yang ada dalam ruangan atau ruangan yang terlindung tidak akan menyebabkan sistem tersebut tidak berfungsi.

Peraturan 5

Sistem pemadam kebakaran dengan gas yang dipasang

tetap.

1 Umum

1.1 Penggunaan bahan pemadam kebakaran yang menurut

pendapat Badan Pemerintah, baik karena sifatnya atau pada kondisi penggunaan yang diharapkan, menghasilkan jumlah gas beracun yang jumlahnya sedemikian banyaksehingga membahayakan manusia, tidak boleh digunakan.

1.2 Pipa -pipa yang diperlukan untuk menyalurkan bahan

pemadam kebakaran kedalam ruang terlindung harus dilengkapi dengan katup - katup pengatur,ditandai sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan secara jelas ke kompartemen mana pipa itu disalurkan. Perlengkapan yang sesuai disiapkan untuk mencegah masuknya gas secara tidak sengaja ke setiap ruangan. Jika ruang muat yang dipasangi sistem pemadam kebakaran dengan gas, tetap digunakan sebagai ruang penumpang,maka sambungan gasnya harus di tutup mati selama penggunaan tersebut.

1.3 Pipa-pipa untuk pendistribusian bahan pemadam kebakaran

harus disusun dan nosel pengeluaran harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga distribusi yang seragam dari bahan bakar dapat tercapai.

1.4 Harus tersedia sarana untuk menutup semua bukaan - bukaan

yang bisa membuat udara atas gas bisa keluar dari tempat terlindung.

1.5 Apabila volume udara bebas berada dalam bejana udara pada

tiap ruangan adalah sedemikian sehingga, jika dikeluarkan diruang tersebut pada saat terjadi kebakaran, maka pengeluaran udara seperti demikian yang ada didalam ruang akan berpengaruh secara

(27)

serius terhadap efisiensi dari sistem pemadam kebakaran tetap,Badan Pemerintah harus meminta persediaan tambahan bahan pemadam kebakaran.

1.6 Peralatan harus tersedia untuk memberi tanda peringatan yang

dapat didengar secara otomatis atas mengalirnya medium pemadam kebakaran kedalam suatu ruangan setiap ruangan yang biasanya dipakai tempat kerja atau sering dimasuki oleh personil. Alaram harus beroperasi untuk suatu jangka tertentu sebelum medium itu dikeluarkan.

1.7 Sarana kontrol dari setiap sistem pemadam kebakaran yang dipasang tetap harus mudah dijangkau dan sederhana dalam pengoperasiannya dan harus dikelompokan bersama dalam beberapa lokasi pada posisi yang sesedikit mungkin sehingga tidak akan terputus oleh api dalam ruang yang dilindungi. pada setiap lokasi harus ada instruksi yang jelas menyangkut pengoperasian dari sistem bagi keselamatan personil.

1.8 Penyaluran otomatis dari gas pemadam kebakaran tidak akan

diizinkan, kecuali atas persetujuan sesuai paragraf 3.3.5 dan yang berhubungan dengan unit pemadam kebakaran lokal yang dioperasikan secara otomatis seperti yang ditunjukan pada paragraf 3.4 dan 3.5.

1.9 Apabila jumlah gas pemadam kebakaran tersebut di perlukan

untuk melindungi lebih dari satu ruangan, maka jumlah gas yang tersedia tidak perlu lebih dari jumlah terbesar yang diperlukan untuk setiap ruangan tertutup.

1.10 Kecuali jika diizinkan lain oleh paragraf 3.3,3.4 atau 3.5 tekanan bejana yang diperlukan untuk penyimpanan medium pemadam kebakaran , selain dari uap harus diletakan diluar ruangan yang dilindungi sesuai dengan paragraf 1.13

1.11 Peralatan harus tersedia bagi awak kapal untuk memeriksa secara aman volume medium didalam bejana.

1.12 Bejana untuk penyimpanan medium pemadam kebakaran

dan tekanan dari masing-masing komponen yang bersangkutan harus didesain tekanan sesuai praktek yang disetujui Badan Pemerintah berdasarkan lokasinya dan suhu tekanan sekitarnya yang diperlukan dalam operasinya.

1.13 Jika bahan bakar pemadam kebakaran disimpan diluar rungan

yang dilindungi, maka bahan bakar tersebut harus disimpan diruangan yang posisi nya aman dan mudah dijangkau serta secara efektif diventilasi sesuai ketentuan Badan Pemerintah. Setiap jalan

(28)

masuk keruang pemuatan harus dari geladak terbuka dan tidak tergantung pada ruang terlindung . Pintu masuk harus terbuka dari arah luar sekat dan geladak termasuk pintu B pintu dan alat Balat penutup yang lain yang terbuka didalamnya, yang membentuk batas antara ruang tersebut dan ruang didekatnya yang kedap gas. Untuk memenuhi maksud dari penerapan keseluruhan tabel dalam peraturan 26,27,44 dan 58, ruang penyimpanan seperti itu harus diperlakukan sebagai stasiun kontrol.

1.14 Suku cadang dari sistem harus disimpan di atas kapal, dan

harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Badan Pemerintah.

2 Sistem karbon dioksida

2.1 Bila karbon diokasida digunakan sebagai bahan pemadam didalam ruang muat, jumlah gas yang tersedia harus cukup mengeluarkan gas bebas dengan volume minimum 30% isi kotor ruang muatan terbesar di kapal yang ditutup rapat.

2.2 Bila karbon dioksida digunakan sebagai bahan pemadam

kebakaran untuk ruang mesin,jumlah gas yang dibawa harus cukup memberikan volume gas bebas sama dengan yang lebih besar dari salah satu volume berikut :

.1 40% dari isi kotor ruang mesin yang terbesar yang dilindungi

tidak termasuk selubung mesin diatas bidang datar yang luas bidang horizontalnya 40% atau kurang dari luas bidang datar dari ruangan tersebut diukur pada tengah antara pelat alas dalam dan bagian bawah dari selubung; atau

.235% dari isi kotor seluruh ruang mesin terbesar yang dilindungi termasuk selubung.

Dengan catatan presentase tersebut di atas boleh dikurangi 35% dan 30% secara proporsional untuk kapal yang tonase kotornya kurang dari 2000 juga dengan catatan bahwa jumlah 2 atau lebar ruang mesin tidak sepenuhnya terpisah,ruangan-ruangan mesin itu harus dianggap sebagai satu kompartemen.

2.3 Untuk memenuhi maksud dari paragraf ini volume dari karbon

dioksida bebas harus dihitung pada tekanan 0,56 m3/kg.

2.4 Untuk ruang-ruang mesin,sistem pipa tetapnya harus

sedemikian hingga 85% dari gas dapat dimasukan kedalam ruangan dalam 2 menit.

(29)

2.5 Sistem karbondioksida yang dipasang pada atau sesudah tanggal 1 Oktober 1994 harus memenuhi persyaratan berikut :

.1Dua kontrol yang terpisah harus disediakan untuk melepas

karbon dioksida kedalam ruang tertutup dan untuk menjamin aktifitas alaram. Satu kontrol harus digunakan untuk membuang gas dari bejana tempat penyimpanannya. Kontrol kedua harus digunakan untuk membuka katup pipa yang membawa gas kedalam ruang tertutup.

.2Dua kontrol harus dipasang di dalam kotak pelepas yang

diidentifikasikan dengan jelas untuk ruang tersebut. Jika kotak berisi kontrol harus dikunci. kunci kotak harus diletakkan dalam kotak yang tertutup kaca yang mudah pecah yang berdekatan dengan kotak kontrol.

3 Sistem hidrokarbon halogen*1

3.1 Penggunaan dari hidrokarbon halogen sebagai bahan

pemadam kebakaran hanya di izinkan dalam ruang mesin. Ruang pompa dan diruang muatan yang dimaksudkan semata-mata hanya untuk mengangkut kendaraan yang tidak bermuatan. Pemasangan baru dari sistem karbon halogen harus dilarang pada semua kapal.

3.2 Jika hidrokarbon halogen digunakan sebagai bahan pemadam

kebakaran maka keseluruhan dari sistem :

.1

Sistem tersebut harus disusun hanya untuk

pelepasan daya awal secara normal.

.2 Jika jumlah hidrokarbon halogen yang dibutuhkan untuk

memasok lebih dari satu ruangan, maka tata susunan untuk penyimpanan dan penyalurannya harus sedemikian hingga memenuhi paragraf 3.2.9 atau 3.2.10.

.3 Peralatan harus disediakan untuk penghentian secara otomatis semua kipas ventilasi yang melayani ruang terlindung sebelum bahan gas disalurkan.

.4 Peralatan harus tersedia untuk menutup secara manual

alat penutup api pada sistem ventilasi yang melayani ruang terlindung.

.5 Tata susunan alat pembuangan harus didesain

sedemikian hingga jumlah minimum bahan gas yang di perlukan oleh ruang muat atau ruang mesin sesuai paragraf 3.2.9. atau 3.2.10 masing B masing dapat dibuang dengan jumlah besar dalam jangka waktu 20

1* Mengacu pada resolusi A.719(17) mengenai pencegahan polusi udara dari kapal dan pada MSC/Circ.668 pada tata susunan alternativ untuk sistem pemadam kebakaran halon pada ruang pompa dan ruang mesin.

(30)

detik atau kurang yang didasarkan pada pembuangan fase cairan.

.6 Sistem harus didesain untuk beroperasi pada suatu suhu

sesuai ketetentuan Badan Pemerintah.

.7 Pembuangan tidak boleh membahayakan personil yang dipekerjakan untuk menjaga perlengkapan atau menggunakan tangga jalan masuk yang normal dan jalan penyelamatan untuk yang melayani ruang tersebut.

.8 Sarana harus tersedia untuk awak kapal untuk

memeriksa dengan aman tekanan didalam bejana.

.9 Jumlah zat pemadam kebakaran untuk ruang muat yang

semata-mata dimaksudkan untuk mengangkut kendaraan yang tidak mengangkut muatan harus dihitung menurut tabel 5.1. Jumlah ini harus didasarkan pada isi kotor dari ruang terlindung. Untuk Halon 1301 dan 1211 jumlahnya harus dihitung berdasarkan dasar perbandingan isi dari Halon 2402 di dasarkan pada massa per satuan volume.

Tabel 5.1

Halon Minimum Maximum

1301 1211 2402 5 % 5 % 0,23 kg/m3 7 % 5,5 % 0,30 kg/m3

.10 Jumlah media pemadam kebakaran untuk ruang mesin

harus dihitung menurut tabel 5.2. Jumlah ini harus didasarkan pada isi kotor ruangan dengan konsentrasi minimum dan isi bersih ruangan dengan konsentrasi maksimum, termasuk selubung. Untuk Halon 1301 dan 1211, jumlahnya harus dihitung berdasarkan perbandingan volume, dan untuk Halon 2402 didasarkan pada massa per satuan volume.

Tabel 5.2

Halon Minimum Maximum

1301 1211 1402 4,25 % 4,25 % 0,20 kg/m3 7 % 5,5 % 0,30 kg/m3

.11 Untuk memenuhi maksud dari paragraf 3.2.9 dan 3.2.10

volume Halon 1301 harus dihitung pada 0,16 m3/kg dan

volume Halon 1211 harus dihitung pada 0,14 m3/kg.

(31)

terlindung. Bejana harus didistribusi masing-masing keseluruh ruangan tersebut dan persyaratan berikut harus dipenuhi :

.1 Harus tersedia suatu pelepasan daya awal secara manual,

yang terletak diluar ruang yang dilindungi,harus tersedia duplikat sumber tenaga untuk menyalurkan dan harus diletakan diluar ruang terlindung dan harus siap seketika kecuali untuk ruang mesin, satu sumber daya boleh diletakan di dalam ruang terlindung.

.2 Sirkuit daya listrik yang berhubungan dengan bejana harus dimonitor terhadap kondisi kesalahan dan kehilangan daya.Alaram yang dapat lihat dan dapat didengar harus tersedia untuk menunjukannya.

.3 Jaringan tenaga angin dan hidrolik yang berhubungan dengan bejana harus diberi duplikat. Sumber tekanan angin dan hidrolik harus dimonitor atas kehilangan tekanan.Alaram yang dapat didengar harus tersedia untuk menunjukannya.

.4 Didalam ruangan yang terlindungi,jaringan listrik yang penting untuk penyaluran sistem tersebut harus yang tahan panas, sebagai contoh : Kabel isolasi mineral atau yang setara.Sistem pipa yang penting untuk penyaluran sistem tersebut didisain untuk dioperasikan secara hidrolis atau angin haruslah dari baja atau material tahan panas yang setara sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pemerintah.

.5 Setiap bejana tekan harus dipasang alat pelepas tekanan

otomatis dimana pada saat bejana terbuka sebagai akibat kebakaran dan sistem tersebut tidak dapat dioperasikan, maka isi dari bejana akan terbuka dengan aman dan masuk keruangan yang dilindungi.

.6 Tata susunan bejana dan jaringan listrik serta pipa yang

penting untuk melepaskan setiap sistem harus sedemikian rupa sehingga pada saat terjadi kerusakan pada satu saluran daya akibat kebakaran atau ledakan di ruang yang dilindungi seperti konsep kesalahan tunggal, pada sekurang B kurangnya 2/3 dari isi pemadam kebakaran yang ditetapkan oleh paragraf 3.2.9 atau 3.2.10 untuk ruang tersebut masih dapat dikeluarkan dengan memperhatikan persyaratan pendistribusian medium yang secara merata keseluruh ruangan, tata susunan yang berkaitan dengan sistem untuk ruang hanya memerlukan ada satu atau dua bejana yang harus sesuai dengan persyaratan Badan Pemerintah.

.7 Tidak lebih dari 2 nosel pengeluaran harus dipasang pada

setiap bejana tekan dan jumlah maksimum media pada setiap bejana harus sesuai dengan ketentuan Badan

(32)

Pemerintah menyangkut persyaratan untuk distribusi media yang merata keseluruh ruangan.

.8 Bejana harus dimonitor pengurangan tekanannya akibat

dari kebocoran dan pengeluaran. Alaram visual dan yang dapat didengar di daerah yang dilindungi, dan pada anjungan navigasi atau diruangan dimana perlengkapan kontrol dipusatkan harus tersedia untuk menunjukan kondisi tersebut, kecuali untuk ruang muat, alaram hanya diperlukan dianjungan navigasi atau di ruangan dimana perlengkapan kontrol dipusatkan.

3.4 Unit pemadam kebakaran tetap yang dioperasikan secara lokal

dan otomatis yang berisi halon 1301 atau 1211,yang dipasang di daerah tertutup yang beresiko tinggi dalam ruang permesinan, sebagai tambahan dan terpisah dari setiap sistem pemadam kebakaran yang dipasang tetap dapat diterima jika memenuhi hal berikut:

.1 Ruangan dimana pelindung tambahan setempat yang

disiapkan harus berada pada satu tingkat untuk bekerja pada tingkat yang sama dengan jalan masuk. Atas persetujuan dari Badan Pemerintah dapat diizinkan lebih dari satu tingkatan tempat kerja dengan catatan harus tersedia jalan masuk pada setiap tingkat.

.2 Ukuran ruangan dan penataan jalan masuk keruang

tersebut yang didalamnya ada permesinan, harus sedimikian sehingga penyelamatan diri dari sisi manapun di kamar mesin dapat dilakukan dengan tidak lebih dari 10 detik.

.3 Operasi dari setiap unit harus ditandai baik secara visual

maupun dengan suara diluar setiap jalan masuk keruang mesin dan ke anjungan navigasi atau ke ruangan dimana perlengkapan pengawasan dipusatkan.

.4 Suatu peringatan yang menunjukkan bahwa ruangan

yang berisi satu atau lebih unit pemadam kebakaran yang dioperasikan secara otomatis dan menyatakan medium yang digunakan harus dipampangkan diluar jalan masuk.

.5 Nosel pengeluaran harus diletakkan sedemikian rupa agar

pengeluaran tidak membahayakan personil yang menggunakan tangga jalan masuk normal dan jalan penyelamatan dari ruang tersebut. Perlengkapan harus disediakan untuk melindungi personil yang bertugas merawat mesin dari pengeluaran pengeluaran medium secara tak sengaja.

.6 Unit pemadam kebakaran harus didisain untuk operasi pada rentang suhu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Badan Pemerintah.

(33)

.7 Harus tersedia sarana agar awak kapal dapat memeriksa tekanan bejana dengan aman.

.8 Jumlah total dari bahan pemadam yang disediakan pada

unit lokal yang dioperasikan secara otomatis harus sedemikian hingga agar konsentrasi 7 % dari Halon 1301 dan 5,5 % dari Halon 1211 pada suhu 20 0C yang didasarkan pada isi bersih ruang yang dilindungi. Persyaratan ini berlaku tetap yang dioperasikan secara lokal dan otomatis yang memenuhi paragraf 3.2 telah beroperasi, namun tidak berlaku bila keduanya beroperasi. Volume Halon 1301 harus dihitung pada 0,16 m3/kg dan volume Halon 1211 harus dihitung pada 0,14 m3/kg.

.9 Waktu pengeluaran dari suatu unit, didasarkan pada pengeluaran fase cair, harus 10 detik atau kurang.

.10 Penataan atau pengaturan unit pemadam kebakaran lokal

yang dioperasikan secara otomatis harus sedemikian agar pelepasan tidak menyebabkan hilangnya daya listrik atau pengurangan kemampuan olah gerak kapal.

3.5 Unit pemadam kabakaran yang dioperasikan secara otomatis,

seperti diuraikan pada paragraf 3.4, yang dipasang pada ruangan mesin yang berisi perlengkapan yang memiliki resiko kebakaran tinggi, sebagai tambahan dan tidak tergantung pada sistem pemadam pemadam kebakaran yang dipasang tetap, dapat diterima dengan catatan memenuhi paragraf 3.4.3 s/d 3.4.6, 3.4.9 dan 3.4.10 dan memenuhi hal berikut:

.1 Jumlah medium yang disediakan pada unit lokal yang dioperasikan secara otomatis harus sedemikian sehingga dalam konsentrasi udara tidak melebihi 1,25 % pada 20 0C dari isi kotor ruang permesinan yang diperoleh pada saat pengoperasian secara bersamaan.

.2 Volume Halon 1301 harus dihitung pada 0,16 m3/kg dan

volume Halon 1211 harus dihiting pada 0,14 m3/kg.

4 Sistem uap

Pada umumnya, Badan Pemerintah harus tidak mengizinkan penggunaan uap sebagai bahan pemadam kebakaran pada sistem pemadam kebakaran yang dipasang tetap. Bilamana penggunaan uap yang diizinkan oleh Badan Pemerintah, hal ini hanya akan digunakan pada daerah yang terbatas dan sebagai tambahan dari medium pemadam kebakaran yang dibutuhkan dan dengan syarat bahwa ketel-ketel tersedia untuk memasok uap harus menghasilkan sekurang-kurangnya 1,0 kg uap perjam untuk setiap 0,75 m3 isi kotor dari ruang terbesar yang dilindungi. Disamping itu untuk memenuhi persyaratan sebelumnya sistem tersebut harus sesuai

Gambar

Tabel 26.2 - Geladak yang bukan merupakan undakan di zona-zona vertikal utama  maupun zona-zona pembatas horisontal
Tabel 27.1 - Integritas kebakaran untuk sekat pemisah  ruang-ruang yang berdekatan

Referensi

Dokumen terkait