• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah,"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Merkuri

Merkuri (Hg) adalah unsur logam yang sangat penting dalam teknologi diabad modern saat ini. Merkuri (Hg) merupakan salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik (Setiawati, 2012).

Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA ; 80) serta mempunyai massa molekul relatif (MR : 200,59). Merkuri diberikan symbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargricum, merkuri atau raksa (Zul Alfian, 2006).

Sebagai unsur, merkuri berbentuk cair keperakan pada suhu kamar. Merkuri membentuk berbagai persenyawaan baik anorganik maupun organik. Merkuri dapat menjadi senyawa anorganik melalui oksidasi dan kembali menjadi unsur merkuri (Hg) melalui reduksi. Merkuri anorganik menjadi merkuri lambat berdegradasi menjadi merkuri anorganik. Merkuri mempunyai titik leleh 38,87 dan titik didih 35,00

Merkuri (Hg) adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruang. Merkuri, baik logam maupun metal merkuri (CH

(Lubis Sari Halida, 2002).

3Hg+) biasanya masuk

tubuh manusia lewat pencernaan dan pernafasan. Namun bila dalam bentuk logam, biasanya sebagian besar bisa diekreksikan. Sisanya akan menumpuk

(2)

diginjal dan system saraf, yang suatu saat akan menganggu bila akumulasinya makin banyak. Merkuri dalam bentuk logam tidak begitu berbahaya, karena hanya 15% yang bisa terserap tubuh manusia. Tetapi begitu terpapar ke alam, dalam kondisi tertentu merkuri bisa bereaksi dengan metana yang berasal dari dekomposisi senyawa organik membentuk metal merkuri yang bersifat toksis. Dalam bentuk metal merkuri, sebagian besar akan berakumulasi di otak. Karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat bisa menyebabkan berbagai gangguan (Palar Heryanto, 2008).

Logam merkuri dihasilkan dari bijih sinabar, HgS, yang mengandung unsur merkuri antara 0,1% - 4%.

HgS + O2→ Hg + SO

Merkuri yang telah dilepaskan kemudian dikondensasi, sehingga diperoleh logam cair murni. Logam cair inilah yang dikemudian digunakan oleh manusia untuk bermacam-macam keperluan termasuk bagi penambang emas tradisional. Berdasarkan pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh badan survey geologi di Amerika Serikat pada tahun 1974, dapat diketahui konsentrasi merkuri dilingkungan dekat penambangan.

2

Secara umum logam merkuri memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Berwujud cair pada suhu kamar (250C) dengan titik beku paling rendah sekitar -390

2. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam-logam yang lain.

(3)

3. Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkuri sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.

4. Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang disebut juga dengan analgon.

5. Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua mahluk hidup, baik itu dalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan (Palar Heryanto, 2008).

Secara umum ada 3 bentuk merkuri (Hammond dan Beliles, 1980) yaitu 1. Merkuri Metal (Hg0

Merupakan logam berwarna putih, berkilau dan pada suhu kamar berada dalam bentuk cairan. Pada suhu kamar akan menguap dan membentuk uap merkuri yang tidak berwarna dan tidak berbau. Makin tinggi suhu, makin banyak yang menguap. Merkuri metal banyak digunakan untuk pemurnian emas dan digunakan pada thermometer.

)

2. Merkuri anorganik

Senyawa merkuri anorganik terjadi ketika merkuri dikombinasikan dengan elemen lain seperti klorin, sulfur oksigen. Senyawa ini biasa disebut garam-garam merkuri, garam-garam-garam-garam merkuri anorganik termasuk amoniak merkuri klorida dan merkuri iodide digunakan untuk cream pemutih kulit.

3. Merkuri organik

Senyawa merkuri organik terjadi ketika merkuri bertemu dengan karbon atau organometri. Yang paling popular adalah metal merkuri (dikenal monometil mercuri) CH3 – Hg-COOH. Merkuri organik sebagai contoh metal merkuri

(4)

yang secara komersial digunakan sebagai fungsida, desinfektan, dan sebagai pengawet cat.

Terpaparnya merkuri pada tubuh dalam waktu yang lama dapat menimbulkan dampak kesehatan hingga kematian pada manusia. Salah satu pengaruh merkuri terhadpa fisiologi manusia yaitu ; pada sistem saluran pencernaan dan ginjal, terutama akibat merkuri yang terakumulasi, juga berpengaruh terhadap system syaraf, karena senyawa kerusakan otak yang irreversible sehingga mengakibatkan kelumpuhan permanen serta berpengaruh terhadap pertumbuhan (Wurdiyanto, 2007).

Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri didalam tubuh adalah menghalangi kerja enzim dan merusak membran sel, keadaan itu disebabkan karena kemampuan merkuri dalam membentuk gugus yang mengandung belerang(s) yang terdapat dalam protein, enzim atau membrane sel. Keracunan yang bersumber dari senyawa merkuri biasanya melalui saluran pernapasan, disebabkan karena senyawa-senyawa alkil-merkuri mempunyai rantai pendek yang mudah menguap, yang masuk besama jalur pernapasan akan mengisi ruang-ruang dan organ pernapasan dan berkaitan dengan darah (Palar, 2008)

2.1.1. Mekanisme Kerja Merkuri Dalam Tubuh

Merkuri membentuk berbagai senyawa anorganik (seperti oksida, klorida, dan nitrat) dan organik (alkil dan aril). Logam merkuri dan uap merkuri termasuk kedalam merkuri anorganik (Palar, 2004). Adapun mekanisme kerja merkuri dalam tubuh adalah sebagai berikut :

(5)

1. Absorbsi

Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru - paru dalam bentuk uap atau debu. Sekitar 80 % uap merkuri yang terinhalasi akan diabsorbsi. Absorbsi merkuri logam yang tertelan dari saluran cerna hanya dalam jumlah kecil yang dapat diabaikan, sedangkan senyawa merkuri larut air mudah diabsorbsi. Beberapa senyawa merkuri organik dan anorganik dapat diabsorbsi melalui kulit.

2. Biotransformasi

Unsur merkuri yang diabsorbsi dengan cepat dioksidadi menjadi ion Hg2+, yang memiliki afmitas berikatan dengan substrat-substrat yang kaya gugus tersebut. Merkuri ditemukan dalam ginjal (terikat pada metalotionen) dan hati. Merkuri dapat melewati darah-otak dan plasenta. Metil merkuri mempunyai afmitas yang kuat terhadap otak. Sekitar 90% merkuri darah terdapat dalam eritrosit. Metabolisme senyawa alkil merkuri serupa dengan metabolisme merkuri logam atau senyawa anorganiknya. Senyawa fenil dan metoksietil merkuri di metabolisme dangan lambat.

3. Ekskresi

Sementara unsur merkuri dan senyawa anorganiknya dieliminasi lebih banyak melalui kemih daripada feses, senyawa merkuri anorganik terutama diekskresi melalui feses sampai 90 %. Waktu paruh biologis merkuri anorganik mendekati 6 minggu.

(6)

2.1.2. Kadar Batas Aman Merkuri

Menurut WHO batas tolerir kadar merkuri dalam urin manusia rata-rata maksimal 4 µg/l. jika kadar merkuri dalam urin melebihi 10 µg/l akan menimbulkan gejala simptomatik.

2.1.3. Cara masuk merkuri ke dalam tubuh

Cara masuk merkuri ke dalam tubuh turut mempengaruhi bentuk gangguan yang ditimbulkan, penderita yang terpapar dari uap merkuri dapat mengalami gangguan pada saluran pernafasan atau paru - paru dan gangguan berupa kemunduran pada fungsi otak. Kemunduran tersebut disebabkan terjadinya gangguan pada korteks. Garam - garam merkuri yang masuk dalam tubuh, baik karena terhisap ataupun tertelan, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran pencernaan, hati dan ginjal. Dan kontak langsung dengan merkuri melalui kulit akan menimbulkan dermatitis lokal, tetapi dapat pula meluas secara umum bila terserap oleh tubuh dalam jumlah yang cukup banyak karena kontak yang berulang - ulang (Kalyanamedia, 2006 dalam Sugeng 2010).

2.1.4. Toksisitas merkuri.

Merkuri secara kimia terbagi menjadi tiga jenis yaitu merkuri elemental,merkuri anorganik, dan merkuri organik. Merkuri elemental berbentuk cair dan menghasilkan uap merkuri pada suhu kamar. Uap merkuri ini dapat masuk ke dalam paru-paru jika terhirup dan masuk ke dalam sistem peredaran darah. Merkuri elemental ini juga dapat menembus kulit dan akan masuk ke aliran darah. Namun jika tertelan merkuri ini tidak akan terserap oleh lambung dan akan keluar tubuh tanpa mengakibatkan bahaya. Merkuri inorganik dapat masuk dan

(7)

terserap oleh paru-paru serta dapat menembus kulit dan juga dapat terserap oleh lambung apabila tertelan. Banyak penyakit yang disebabkan oleh merkuri anorganik ini bagi manusia diantaranya mengiritasi kulit, mata dan membran mucus. Merkuri organik dapat masuk ketubuh melalui paru-paru, kulit dan juga lambung. Merkuri apapun jenisnya sangatlah berbahaya pada manusia karena merkuri akan terakumulasi pada tubuh dan bersifat neurotoxin. Merkuri yang digunakan pada produk-produk kosmetik dapat menyebabkan perubahan warna kulit yang akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, iritasi kulit, hingga alergi, serta pemakaian dalam dosis tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak secara permanen, ginjal, dan gangguan perkembangan janin, bahkan pemakaian dalam jangka pendek dalam kadar tinggi bisa menimbulkan muntah-muntah, diare, kerusakan paru-paru, dan merupakan zat karsinogenik yang menyebabkan kanker (Gatot, 2007 dalam Lestarisa 2010).

2.1.5. Pengaruh Merkuri terhadap Kesehatan

Beberapa hal terpenting yang daapat dijadikan patokan terhadap efek yang ditimbulkan oleh merkuri terhadap tubuh, adalah sebagai berikut:

1. Semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh

2. Senyawa merkuri yang berbeda, menunjukkan karakteristik yang berbeda pula dalam daya racun, penyebaran, akumulasi dan waktu retensi yang dimilikinya di dalam tubuh.

3. Biotransformasi tertentu yang terjadi dalam suatu tata lingkungan dan atau dalam tubuh organisme hidup yang telah kemasukan merkuri, disebabkan oleh

(8)

perubahan bentuk atas senyawa - senyawa merkuri dari satu tipe ke tipe lainnya.

4. Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri dalam tubuh adalah menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding (membran) sel.

Keadaan itu disebabkan karena kemampuan merkuri dalam membentuk ikatan kuat dengan gugus yang mengandung belerang, yang terdapat dalam enzim atau dinding sel.

5. Kerusakan yang diakibatkan oleh logam merkuri dalam tubuh umumnya bersifat permanen.

Dalam bidang kesehatan kerja dikenal istilah keracunan akut dan keracunan kronis. Keracunan akut didefinisikan sebagai suatu bentuk keracunan yang terjadi dalam jangka waktu singkat atau sangat singkat. Peristiwa keracunan akut ini dapat terjadi apabila individu secara tidak sengaja menghirup atau menelan bahan beracun dalam dosis atau jumlah besar. Adapun keracunan kronis didefinisikan dengan terhirup atau tertelannya bahan beracun dalam dosis rendah tetapi dalam jangka waktu yang panjang. Keracunan kronis lebih sering diderita oleh para pekerja di penambangan emas.

Penggunaan merkuri dalam waktu lama menimbulkan dampak gangguan kesehatan hingga kematian pada manusia dalam jumlah yang cukup besar. Meskipun kasus kematian sebagai akibat pencemaran merkuri belum terdata di Indonesia hingga kini namun diyakini persoalan merkuri di Indonesia perlu penanganan tersendiri. Tentu saja hal ini sebagai akibat dari pengelolaan dan

(9)

pemanfaatan yang tidak mengikuti prosedur. Pengaruh merkuri terhadap kesehatan manusia dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengaruh terhadap fisiologis

Pengaruh toksisitas merkuri terutama pada SSP (Sistem Saluran Pencernaan) dan ginjal terutama akibat merkuri terakumulasi. Jangka waktu, intensitas dan jalur paparan serta bentuk merkuri sangat berpengaruh terhadap sistem yang dipengaruhi. Organ utama yang terkena pada paparan kronik oleh elemen merkuri dan organomerkuri adalah SSP (Sistem Saluran Pencernaan). Sedangkan garam merkuri akan berpengaruh terhadap kerusakan ginjal. Keracunan akut oleh elemen merkuri yang terhisap mempunyai efek terhadap sistem peraafasan sedang garam merkuri yang tertelan akan berpengaruh terhadap SSP, efek terhadap sistem kardiovaskuler merupakan efek sekunder.

2. Pengaruh terhadap Sistem Syaraf

Merkuri yang berpengaruh terhadap sistem syaraf merupakan akibat pemajanan uap elemen merkuri dan metil merkuri karena senyawa ini mampu menembus blood brain barrier dan dapat mengakibatkan kerusakan otak yang irreversible sehingga mengakibatkan kelumpuhan permanen. Metilmerkuri yang masuk ke dalam pencernaan akan memperlambat SSP (Sistem saraf pusat) yang mungkin tidak dirasakan pada pemajanan setelah beberapa bulan sebagai gejala pertama sering tidak spesifik seperti malas, pandangan kabur atau pendengaran hilang (ketulian).

(10)

3. Pengaruh terhadap Ginjal

Apabila terjadi akumulasi pada ginjal yang diakibatkan oleh masuknya garam inorganik atau phenylmercury melalui SSP akan menyebabkan naiknya permeabilitas epitel tubulus sehingga akan menurunkan kemampuan fungsi ginjal (disfungsi ginjal). Pajanan melalui uap merkuri atau garam merkuri melalui saluran pernafasan juga mengakibatkan kegagalan ginjal karena terjadi proteinuria atau nephrotic syndrom dan tubular necrosis akut.

4. Pengaruh terhadap Pertumbuhan.

Terutama terhadap bayi dan ibu yang terpajan oleh metilmerkuri dari hasil studi membuktikan ada kaitan yang signifikan bayi yang dilahirkan dari ibu yang makan gandum yang diberi fungisida, maka bayi yang dilahirkan mengalami gangguan kerusakan otak yaitu retardasi mental, tuli, penciutan lapangan pandang, buta dan gangguan menelan.

Metode terbaik penilaian paparan terhadap uap merkuri, senyawa alkil dan merkuri anorganik adalah penetapan kuantitatif merkuri dalam kemih dengan spektrometri. Pada paparan senyawa organik (metil merkuri), hendaknya diukur kadar senyawa-senyawa tersebut alam eritrosit dan plasma. Pekerja yang bekerja dengan merkuri akan memiliki kemungkinan risiko terpapar merkuri yaitu keracunan akut dan kronis.

1. Keracunan akut

Keracunan akut adalah keracunan yang terjadi dalam waktu singkat atau seketika, dapat terjadi karena keracunan dalam dosis tinggi dan atau akibat daya tahan yang rendah. Keracunan akut yang disebabkan oleh logam merkuri

(11)

umumnya terjadi pada pekerja - pekerja industri pertambangan dan pertanian yang menggunakan merkuri sebagai bahan baku, katalis dan atau pembentuk amalgam atau pestisida. Keracunan akut yang ditimbulkan oleh logam merkuri dapat diketahui dengan mengamati gejala - gejala berupa : peradangan pada tekak (pharyngitis), dyspaghia, rasa sakit pada bagian perut, mual - mual dan muntah, disertai dengan darah dan shock. Bila gejala - gejala awal ini tidak segera diatasi, penderita selanjutnya akan mengalami pembengkakan pada kelenjar ludah, radang pada ginjal (nephritis), dan radang pada hati (hepatitis). Senyawa atau garam - garam merkuri yang mengakibatkan keracunan akut, dalam tubuh akan mengalami proses ionisasi.

2. Keracunan kronis

Keracunan kronis adalah keracunan yang terjadi secara perlahan dan berlangsung dalam selang waktu yang panjang. Penderita keracunan kronis biasanya tidak menyadari bahwa dirinya telah menumpuk sejumlah racun dalam tubuh mereka, sehingga pada batas daya tahan yang dimiliki tubuh, racun yang telah mengendap dalam selang waktu yang panjang tersebut bekerja. Pengobatan akan menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Keracunan kronis yang disebabkan oleh merkuri, peristiwa masuknya sama dengan keracunan akut, yaitu melalui jalur pernafasan dan makanan.

Akan tetapi pada peristiwa keracunan kronis, jumlah merkuri yang masuk sangat sedikit sekali sehingga tidak memperlihatkan pengaruh pada tubuh. Namun demikian masuknya merkuri ini berlangsung secara terus menerus sehingga lama kelamaan jumlah merkuri yang masuk dan mengendap dalam tubuh menjadi

(12)

sangat besar dan melebihi batas toleransi yang dimiliki tubuh sehingga gejala keracunan mulai terlihat Peristiwa keracunan kronis tidak hanya menyerang orang-orang yang bekerja secara langsung dengan merkuri, melainkan juga dapat diderita oleh mereka yang tinggal di sekitar kawasan industri yang banyak menggunakan merkuri. Hanya saja masa keracunan yang terjadi berjalan dalam selang waktu yang berbeda. Untuk mereka yang bekerja langsung dengan menggunakan merkuri, proses keracunan kronis mungkin sudah memperlihatkan gejala dalam selang waktu beberapa minggu. Sedangkan pada mereka yang tidak terkena langsung, proses keracunan kronis merkuri ini baru dapat diketahui setelah waktu bertahun - tahun.

Akibat yang ditimbulkan tentu saja berbeda, dimana mereka yang mengalami proses keracunan kronis setelah kemasukan merkuri dalam waktu tahunan akan lebih sulit untuk diobati, bila dibandingkan dengan mereka yang mengalami keracunan kronis dalam selang waktu beberapa minggu. Pada peristiwa keracunan kronis oleh merkuri, ada dua organ tubuh yang paling sering mengalami gangguan, yaitu gangguan pada sistem pencernaan dan sistem syaraf. Radang gusi (gingivitis) merupakan gangguan paling umum yang terjadi pada sistem pencernaan. Radang gusi pada akhirnya akan merusak jaringan penahan gigi, sehingga gigi mudah lepas. Gangguan terhadap sistem syaraf dapat terjadi dengan atau tanpa diikuti oleh gangguan pada lambung dan usus. Ada dua bentuk gejala umum yang dapat dilihat bila korban mengalami gangguan pada sistem syaraf sebagai akibat keracunan kronis merkuri, yaitu tremor ringan (gemetar), dan parkinsonisme yang juga disertai dengan tremor pada fungsi otot sadar.

(13)

Biasanya, satu dari kedua gejala ini akan mendominasi gejala keracunan kronis dan ada kemungkinan terjadinya komplikasi dengan psikologis. Hal ini diperlihatkan dengan terjadinya gangguan emosional, seperti cepat marah yang diluar kewajarannya dan mental hiperaktif yang berat. Gejala tremor biasanya dimulai dari ujung jari tangan atau ujung jari kaki. Gejala pada ujung jari tangan akan terus menjalar sampai pada otot wajah, lidah, dan pangkal tenggorokan (larynx). Tremor tersebut biasanya akan berhenti bila penderita tidur, namun demikian seringkali terjadi gangguan kram secara tiba-tiba dan kontraksi-kontraksi lainnya. Tanda-tanda seorang penderita keracunan kronis merkuri dapat dilihat pada organ mata. Biasanya pada lensa mata penderita terlihat warna abu-abu sampai gelap, atau abu-abu-abu-abu kemerahan, yang semua itu dapat dilihat dengan mikroskop mata. Disamping itu, gejala keracunan kronis merkuri yang lainnya adalah terjadinya anemia ringan

pada darah.

2.1.6. Merkuri dalam urine

Sampel urine merupakan indikator terbaik terhadap kandungan merkuri dalam tubuh pada paparan merkuri anorganik jangka panjang karena paparan uap logam merkuri. Hal ini dikarenakan merkuri dalam urine mencapai puncaknya + 2 - 3 minggu setelah pemaparan dan berkurang dengan sangat lambat dengan waktu paruh 40 - 60 hari untuk pemaparan jangka pendek dan 90 hari untuk pemaparan jangka panjang. Pemaparan pada masyarakat umum kadar merkuri dalam urine jarang melebihi 10μg/l, sedangkan pada pekerja berbanding lurus antara konsentrasi merkuri di udara dan urine.

(14)

Pada hasil beberapa studi menunjukkan bahwa tanda awal pengaruh kurang baik yang berkenaan dengan sistem syaraf pusat atau ginjal dapat dilihat pada konsentrasi kadar merkuri dalam urin antara 10 - 20 μg/l. Dan apabila konsentrasi merkuri dalam urine melebihi 20 μg/l secara pasti mempunyai risiko efek kurang baik pada kesehatan, terutama pada sistem syaraf pusat, tremor, rasa cemas, erethism dan kerusakan ginjal dengan proteinuria dapat diamati (WHO Geneva, 1994).

2.1.7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Merkuri Dalam Urin 1. Kadar Merkuri

Jumlah merkuri yang digunakan pekerja sebagai bahan pecampur pada saat proses amalgamasi dan penggarangan dengan satuan lt/hr.

2. Lama Kontak Merkuri

Adalah lama seseorang bekerja setiap harinya (dalam satuan jam) dan berapa hari dalam seminggu (dalam satuan hari), sehingga semakin lama jam kerja orang tersebut dalam sehari maka akan semakin banyak jumlah paparan merkuri yang diterima oleh tubuhnya, dan terakumulasi dalam berapa hari kerja selama seminggu.

3. Frekuensi Pemakaian Merkuri

Intensitas pekerja kontak dengan merkuri dalam satu minggu yang dinyatakan dalam satuan hr/mg.

(15)

4. Masa Kerja

Adalah lama seseorang bekerja (dalam satuan tahun), dan selama itu pula orang tersebut terpajan merkuri. Karena merkuri bersifat akumulatif maka semakin lama orang tersebut bekerja akan semakin banyak pula jumlah merkuri di dalam tubuhnya.

5. Penggunaan Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk meminimalisasi tingkat paparan bahan berbahaya atau beracun serta menghindari kecelakaan akibat kerja di tempat kerja. APD (Alat Pelindung Diri) ada untuk semua jenis bahaya dan keadaan. Jenis APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan pada pertambangan emas, meliputi : sarung tangan karet, kaca mata, sepatu boot, dan pakaian panjang (pada proses amalgamasi), sedangkan pada proses penggarangan dibutuhkan masker sebagai alat pelindungnya. Pada dasarnya APD tersebut dapat berfungsi untuk mencegah masuknya merkuri ke dalam tubuh pekerja, baik melalui inhalasi maupun melalui pori - pori kulit. Dengan pekerja memakai APD, diharapkan akan mengurangi risiko yang diakibatkan oleh paparan merkuri.

(16)

2.2. Ginjal

2.2.1. Anatomi Ginjal

Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak pada dinding posterior abdomen, didaerah lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, dibelakang peritoneum. Ginjal jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kanan lebih tebal dari yang kiri. Masing masing ginjal memiliki facies anterior dan posterior, margo medialis dan lateralis, ekstremitas posterior dan inferior. Ginjal berbentuk seperti kacang dengan warna kemerahan (Price dan Wilson, 2006). Posisi hati menyebabkan ginjal kanan terlatak 1-2 cm lebih rendah dibandingkan ginjal kiri. Masing masing ginjal memiliki berat 130-150 gram dengan ukuran panjang 11 cm, lebar 4-5 cm dan tebal 3 cm (Gartner dan Hialt 2007). Ginjal merupakan organ terpenting dalam tubuh. Ginjal memiliki tiga bagian utama yaitu korteks (bagian luar), medulla, dan pelvis renalis ( Guyton, 1995)

Bagian korteks ginjal mengandung nefron, sisi medial ginjal merupakan daerah lekukan yang disebut hilum. Hilum merupakan tempat lewatnya arteri dan vena renalis, cairan limfatik, suplai darah dan ureter yang membawa urin akir dari ginjal ke vesika urinaria (Ganong, 2003).

(17)

Organ ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung. Sebelah posterior dilindungi oleh iga dan otot- otot sedangkan sebelah anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal

2.2.2. Fisiologi Ginjal

Ginjal mengatur komposisi kimia dari lingkungan dalam melalui suatu proses majemuk yang melibatkan filtrasi, absorpsi aktif, absorpsi pasif dan sekresi. Filtrasi terjadi dalam glomerulus, tempat ultrafiltrat dari plasma darah terbentuk. Tubulus nefron terutama tubulus proksimalis mengabsorbsi zat-zat dalam substrat yang berguna bagi metabolisme tubuh, sehingga memelihara homeostatis lingkungan dalam (Junqueira dan Carneiro, 2007). Filtrasi memindahkan produk sisa tertentu dari darah ke dalam lumen tubulus, yang dikeluarkan bersama urin. Dalam keadaan tertentu, dinding duktus koligens dapat ditembus air, sehingga membantu memekatkan urin, yang umumnya hipertonik terhadap plasma darah. Dengan cara ini, organisme mengatur air, cairan interselular dan keseimbangan osmotik (Junqueira dan Carneiro, 2007).

Ginjal merupakan alat tubuh yang strukturnya amat rumit, berperan penting dalam pengelolaan berbagai faal utama tubuh. Beberapa fungsi ginjal:

1. Regulasi volume dan osmolalitas cairan tubuh

Bila tubuh kelebihan cairan maka terdapat rangsangan melalui arteri karotis interna ke osmoreseptor di hipotalamus anterior. Rangsangan tersebut diteruskan ke kelenjar hipotalamus posterior sehingga produksi hormon anti diuretik dikurangi dan akibatnya diuresis banyak.

(18)

2. Regulasi keseimbangan elektrolit

Untuk mempertahankan homeostasis, ekskresi air dan elektrolit seharusnya sesuai dengan asupan. Jika asupan melebihi ekskresi, jumlah zat dalam tubuh meningkat. Jika asupan kurang dari ekskresi, jumlah zat dalam tubuh berkurang.

3. Regulasi keseimbangan asam basa

Ginjal turut mengatur asam-basa, bersama dengan sistem dapar paru dan cairan tubuh, dengan mengekskresi asam dan mengatur penyimpanan dapar cairan tubuh.

4. Ekskresi produk metabolit dan substansi asing

Ginjal merupakan organ utama unruk membuang produk sisa metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh, seperti urea (dari metabolisme asam amino), kreatinin (dari kreatin otot), asam urat (dari asam nukleat), produk akhir pemecahan hemoglobin (seperti bilirubin), dan metabolit dari berbagai hormon. Ginjal membuang banyak toksin dan zat asing lainnya yang diproduksi oleh tubuh atau pencernaan, seperti pestisida, obat-obatan dan makanan tambahan.

5. Fungsi endokrin

a. Partisipasi dalam eritropoiesis ; Ginjal mengsekresi eritropoietin, yang merangsang pembentukan sel darah merah. Salah satu rangsangan yang penting untuk sekresi eritropoietin oleh ginjal ialah hipoksia.

b. Pengatur tekanan arteri; Ginjal berperan dalam mengatur tekanan arteri jangka panjang dengan mengekskresi sejumlah natrium dan air. Ginjal

(19)

juga mengatur tekanan arteri jangka pendek dengan mengsekresi faktor atau zat vasoaktif, seperti renin yang menyebabkan pembentukan produk vasoaktif.

6. Pengaturan produksi 1,25-dihidroksi vitamin D3

Ginjal menghasilkan bentuk aktif dari vitamin D, yaitu 1,25-dihidroksi vitamin D3.

7. Sintesa glukosa

Ginjal menerima sekitar 20% hingga 25% dari curah jantung atau sekitar 1000 hingga 1200 ml/menit untuk difiltrasi. Semua elemen akan mengalami filtrasi, termasuk air, elektrolit, dan nonelektrolit, kecuali untuk sel darah merah dan sebagian besar protein.

2.2.3. Nefron

Merupakan satuan fungsional ginjal mengandung kira-kira 1,3 juta nefron dan tiap nefron dapat membentuk urina sendiri. Selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah.

Unit fungsional ginjal yaitu nefron yang berjumlah 1-4 juta , nefron memiliki beberapa segmen yaitu: (1) korpuskel renalis (Malpighi) (2) Tubulus kontortus proksimal (3) Segmen tipis, (4) Segmen tebal (5) Lengkung henle (6)Tubulus kontotortus distal (7) Tubulus dan (8) Duktus koligentes.

(20)

Gambar 2.3 Struktur nefron (Junqueira et al., 2007)

Setiap korpusel renalis dengan diameter 150-250 µm mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman, yang dapat berjumlah lebih dari satu juta unit dalam satu ginjal (junqueira et al, 2007).

Nefron memiliki fungsi dasar yaitu membersihkan plasma darah dari zat yang tidak diinginkan oleh tubuh. Biasanya substansi tersebut berasal dari hasil metabolisme urea, kreatinin, asam urat, dan ion-ion natrium, kalium, klorida, serta ion-ion hidrogen dalam jumlah yang berlebihan, melalui mekanisme filtrasi pada korpuskel renal, reabsorbsi pada saluran tubular dan sekresi pada epitel tubulus (silverthone, 2001).

(21)

Ginjal melakukan fungsinya dengan menyaring plasma darah, zat – zat yang tidak dibutuhkan lagi diekskresikan melalui urin dan zat yang masih dibutuhkan tubuh dikembalikan lagi kedalam darah. Organ ginjal dapat mengalami gangguan dalam melakukan fungsinya baik berupa gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronis. Efek dari kegagalan fungsi ginjal secara umum dapat berupa :

1. Edema umum disebabkan retensi air dan garam.

2. Asidosis yang disebabkan oleh kegagalan ginjal untuk mengeluarkan produk- produk asam normal dalam tubuh.

3. Tingginya konsentrasi nitrogen non protein terutama urea.

4. Tingginya konsentrasi produk retensi urin lainnya, termasuk kreatinin. Maka dari itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium sebagai pemeriksaan penunjang. Beberapa indikator lain pemeriksaan kreatinin dan ureum dalam darah dapat digunakan sebagai salah satu parameter fungsi normal ginjal pada pemeriksaan laboratorium ( Raphael, 1987 ).

2.2.4. Pemeriksaan Kadar Ureum

Ureum adalah hasil akir metabolisme protein, berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal. Ureum bersifat racun dalam tubuh, pengeluarannya dari tubuh melalui ginjal berupa air seni (urin). Kadar ureum normal dalam darah adalah 10-50 mg/dl.

(22)

2.2.5. Pemeriksaan Kadar Kreatinin

Kreatinin adalah suatu zat sisa metabolisme yang terbantuk dari hasil pemecahan keratin dalam rangkaian proses perubahan makan menjadi energi. Kreatinin dikeluarkan dalam tubuh melalui ginjal. Oleh karena itu jika kadar kreatinin meningkat didalam darah dapat menjadi indikasi dari berkurangnya fungsi ginjal. Kadar normal kreatinin pada orang dewasa adalah 0,7- 1,3 mg/dl (Le Fever Kee, 1997).

(23)

2.2.6. Kerangka Teori

Gambar 2.4 Skematis Kerangka Teori

Penambangan Emas Menggunakan Merkuri (Hg) Makanan / Minuman Terkontaminasi Proses Amalgamasi Sumber Merkuri Senyawa Merkuri (Merkuri Organik) Oral Uap Merkuri (Merkuri Anorganik) Proses Penggarangan Inhalasi Paparan Jangka Panjang Jenis Merkuri Logam Merkuri (Merkuri Anorganik) Dermal Kadar Merkuri Paparan Jangka Pendek Dengan Konsentrasi Tinggi Karakteristik Individu Lama Kontak Frekuensi Pemakaian Masa Kerja Penggunaan APD

Kadar Merkuri Dalam Urin

Kadar Merkuri Dalam : • Rambut • Darah Gangguan Fungsi Ginjal

Peningkatan ureum dan kreatinin

(24)

2.2.7. Kerangka Konsep

Gambar 2.5 Skematis Kerangka Konsep Penambang Emas Tradisional Merkuri (Hg) Paparan Kontak Langsung Terhirup Merkuri (Hg) Pemeriksaan Urine Kadar Merkuri (Hg)

Uji Fungsi Ginjal

Ureum Kreatinin

Gangguan Fungsi Ginjal

Gambar

Gambar 2.1. Alat Pelindung Diri (APD) standar
Gambar 2.2. Struktur Ginjal
Gambar 2.3  Struktur nefron (Junqueira et al., 2007)
Gambar 2.4 Skematis Kerangka Teori
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang diperoleh dari 40 penelitian terhadap tes kemahiran membaca cepat siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat

Ketrampilan etika yang dibutuhkan dalam pelayanan publik menekankan empat hal: (i) tingkat kesadaran penalaran moral sebagai dasar pengambilan keputusan etis; (ii) kemampuan

Oleh karena itu, erupsi Merapi sebagai konteks kajian utama beserta konsekuensinya seperti hilang atau rusaknya pemilikan harta benda, hancur atau rusaknya permukiman, berbagai

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan keseluruhan jumlah populasi, jadi besaran sampel

Pada penelitian ini dilakukuan analisa perbandingan rata-rata sinyal terhadap rata-rata interferensi (Ŝ/Î) dengan mempertimbangkan dampak redaman hujan yang diambil

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP),

Fahmi (2012:26) mengatakan bahwa laporan keuangan ditunjukan sebagai pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya kepada pemilik