• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Dan Karakterisasi Dekstrin Dari Pati Umbi Talas (Xanthosoma Sagittifolium (L.) Schott) Dengan Metode Katalis Asam Dan Enzimatis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Dan Karakterisasi Dekstrin Dari Pati Umbi Talas (Xanthosoma Sagittifolium (L.) Schott) Dengan Metode Katalis Asam Dan Enzimatis"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

44

DAFTAR PUSTAKA

Agra, I.B., Warnijati, S., dan Pujianto, B. (1973). Hidrolisa Pati Ketela Rambat pada Suhu Lebih dari 100 oC. Forum Teknik, 3. Di dalam Lubis, R.M. (2012). Hidrolisis Pati Sukun dengan Katalisator H2SO4 untuk Pembuatan Perekat. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. 9 (2) : 63.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 748.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi Keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 1212, 1157.

Gunawan, D., dan Mulyani, S. (2010). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jakarta : Penebar Swadaya. Hal. 38, 39.

Groggins, P.H. (1997). Unit Processes in Organic Synthesis 5th edition. New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. Hal. 751-783.

Herawati, H. (2012). Teknologi Proses Produksi Food Ingredient dari Tapioka Termodifikasi. Jurnal Litbang Pertanian. 31 (2) : 69, 73, 74, 75.

Humprey, A. E. (1979). The Hidrolysis of Cellulosis Material of Useful Product. 181:

25. Di dalam Jati, P.W. (2006). Pengaruh Waktu Hidrolisis Dan

Konsentrasi HCl Terhadap Nilai Dextrose Equivalent (DE) Dan Karakterisasi Mutu Pati Termodifikasi Dari Pati Tapioka Dengan Metode Hidrolisis Asam. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 10.

Jati, P.W. (2006). Pengaruh Waktu Hidrolisis Dan Konsentrasi HCl Terhadap Nilai Dextrose Equivalent (DE) Dan Karakterisasi Mutu Pati Termodifikasi Dari Pati Tapioka Dengan Metode Hidrolisis Asam. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 1, 10, 27, 49, 56.

Koswara, S. (2009). Teknologi Modifikasi Pati.

McKee, T., dan McKee, J.R. (2004). Biochemistry: The Moleculer Basis of Life, 3th Edition. New York : McGraww-Hill. Hal. 188

Meyer, L.H. (1973). Food Chemistry. New Delhi : Affiliated East-West Press PVT. Hal. 78.

(2)

45

Niazi, S.K. (2009)b. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Semisolid Products 2nd Edition Volume 4. New York : Informa Healthcare USA, Inc. Hal. 77.

Ningsih, D.R., Asnani, A., dan Fantoni, A. (2010). Pembuatan Dekstrin Dari Pati Ubi Kayu Menggunakan Enzim Amilase dari Azospirillum sp. JG3 Dan Karakterisasinya. Molekul. 5 (1) : 16, 17.

Nurcahya, H. (2014). Budidaya dan Cara Olah Talas Untuk Makanan dan Obat. Yogyakarta. Pustaka Baru Press. Hal. 1 - 21.

Perwitasari, D.S., dan Cahyo, A. (2009). Pembuatan Dekstrin Sebagai Bahan Perekat Dari Hidrolisis Pati Umbi Talas Dengan Katalisator HCl. Chemical Engineering Seminar Soebardjo Brotohardjono. 4 : 4, 6, 7.

Poedjiadi, A., dan Supriyanti, T. (2009). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press. Hal. 158 - 163.

Pudiastuti, L., dan Pratiwi, T. (2013). Pembuatan Dekstrin dari Tepung Tapioka Secara Enzimatik dengan Pemanasan Microwave. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2 (2) : 170, 173.

Rahmawati, W., Kusumastuti, Y.A., dan Aryanti, N. (2012). Karakterisasi Pati Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) Sebagai Sumber Pati Industri di Indonesia. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 1 (1) : 347-348.

Ridal, S. (2003). Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Tepung dan Pati Talas (Colocasia esculenta) dan Kimpul (Xanthosoma sp.) dan Uji Penerimaan

α-amilase terhadap Patinya. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 1 - 33.

Robyt, J.F. (1984). Enzymes In The Hydrolysis and Synthesis of Starch. Disunting oleh Whistler, R.L., Bemiller, J.N., dan Paschall, E.F. London : Academic Press. Hal. 89, 105.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press. Hal. 220, 221, 223, 685.

Santosa, H. (2010). Hidrolisis Enzimatik Pati Tapioka Dengan Kombinasi Pemanas Mikrowave-Water Bath Pada Pembuatan Dekstrin. Momentum. 6 (2) : 31-33.

(3)

46

Setyawan, B. (2015). Budidaya Umbi-umbian Padat Nutrisi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Hal. 70-71.

Sun, J., Li, X., Zeng, J., Liu, B., dan Li, G. (2010). Characterization Of Dextrin

Prepared By Common Neutral And Thermostable α-Amilases. Journal of

Food Processing and Preservation. 34 : 622.

Standar Nasional Indonesia. (1992). Dekstrin Industri Pangan. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.

Turang, A.C., dan Matindas, L.A. (2011). Mengenal Tanaman Talas/Bete (bhs : Minahasa) dan Kegunaannya Bagi Manusia. pertanian.go.id. Diakses 27 April 2015.

Triyono, A. (2006). Upaya Memanfaatkan Umbi Talas (Colocasia esculenta) Sebagai Sumber Bahan Pati Pada Pengembangan Teknologi Pembuatan Dekstrin. Prosiding Seminar Nasional Iptek Solusi Kemandirian Bangsa. 98, 99.

Triyono, A. (2007). Peningkatan Fungsional Pati dari Ubi Jalar (Ipomea batatas

L.) dengan enzim α-amilase (Bacillus subtilis) Sebagai Bahan Substitusi Pengolahan Pangan. Jurnal Sains MIPA. 13 (1) : 60-61.

USP 30-NF 25. (2007). United States Pharmacopeia and The National Formulary. Rockville (MD): The United States Pharmacopeial Convention. Hal. 1109.

Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 27.

Referensi

Dokumen terkait

Subjek penelitian ini (N=359) adalah seluruh siswa kelas IV-VI di SD Katolik Santa Clara Surabaya dengan menggunakan teknik total population study yang

a) Kajian ini dilakukan secara amnya ialah untuk mengenal pasti sumber-sumber sejarah yang sahih. Ini akan dapat membantu saya membuat satu kajian ilmiah dengan tatacara yang

In control and hypercholesterolemic rabbits treated with 17b- estradiol, charybdotoxin alone or with apamin or glibenclamide suppressed this indomethacin- and L -

Reksa Dana Terbaik 2015 untuk kategori Reksa Dana Saham periode lima tahun dengan rata-rata return tertinggi (Panin Dana Maksima), penghargaan dari Majalah Investor-Infovesta..

In all situations where no source terms were involved, and where boundary conditions were given as known water potentials, the number of iterations needed to find a solution was

Langkah 2 : Anak bersama guru Tanya jawab tentang nama binatang yang akan diberi makan dan minum. Langkah

solution derived in this work for a point source geometry with constant solute mass release rate is equivalent to the one-dimensional analytical solution for virus transport

Anak bersama guru Tanya jawab tentang tanaman yang akan disiram. Langkah 7 : Anak mencuci tangan dengan sabun dan di lap dan