BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. (PT. BSP) merupakan Perusahaan
Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak di bidang usaha
perkebunan dan pengolahan karet. Bunut Rubber Factory merupakan pabrik
bagian dari PT. BSP yang mengolah karet dari bahan baku berupa lateks, getah
mangkok (cup lump), lateks yang dibekukan (coagulum) dan getah tarik (tree
lace) menjadi centrifuged latex dan crum rubber.
Sejarah PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (BSP) dimulai dengan
pembentukan sebuah perkebunan karet pada tahun 1911, bernama NV Hollandsch
Amerikaanse Plantage Maatschapij. Perkebunan ini merupakan kerjasama modal antara pemerintah Amerika dan pemerintah Belanda, dengan Belanda sebagai
pengelola perkebunan dan Amerika sebagai pengelola pabrik. Pada tahun 1917
NV. H.A.P.M. membentuk departemen khusus untuk meneliti penyakit dan
pengobatan tanaman karet dan juga mengembangkan tanaman karet yang diberi
nama Plantations Research Department (PRD) yang berlokasi di Bunut.
Pemerintah Belanda menjual semua sahamnya kepada pemerintah Amerika
pada 8 Februari 1957, lalu perusahaan berganti nama menjadi United States
Rubber Sumatera Plantations (USRSP). Pada tanggal 2 Maret 1965, manajemen USRSP dipegang oleh pemerintah Republik Indonesia dan berganti nama menjadi
XVIII (PPN Karet XVIII). Pada tahun 1986, PT Bakrie & Brothers Group
mengakuisisi saham dan berubah nama menjadi Uniroyal SumatraPlantations.
Pada bulan Maret 1990, Uniroyal Sumatra Plantations menjadi perusahaan publik
di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia),dan pada tanggal 25 Juni
1992, perusahaan berganti nama menjadi PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk.
yang disahkan oleh Menteri Kehakiman yang saat itu dijabat Bapak Ismail Saleh.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk. Bunut Rubber Factory menghasilkan
produk sebagai berikut:
a. Crumb Rubber (SIR 10, SIR 10 VK, SIR 20, SIR 20 VK, SIR 3 L/ CV) b. Concentrated Latex NC405 dan NC411
c. Block Skim Rubber (BSR)
Saat ini PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk. juga sudah memperluas
bidang usaha, yaitu perkebunan dan pengolahan kelapa sawit.
2.3. Lokasi Perusahaan
Kantor pemasaran PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk berkedudukan di
Jalan Ir. Juanda Kisaran, kabupaten Asahan Sumatera Utara dan kegiatan produksi
(pengolahan karet) yang disebut Pabrik Bunut berlokasi di Kelurahan Bunut,
Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Lokasi pabrik ini terletak ditengah
areal perkebunan yang berjarak 5 kilometer dari kota Kisaran, yang berada pada
2.4. Daerah Pemasaran
Hasil produksi PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk sebagian besar di
export ke luar negeri yaitu Spanyol, Amerika (New Orleans, Norfolk, dan
Toronto), Brazil, Jepang, Turki, Peru, India dan Vietnam. Selain itu, juga
dipasarkan di Indonesia diantaranya di Medan, Surabaya dan Jakarta.
2.5. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi pada PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbkadalah
berbentuk lini karena pembagian tugas dilakukan dalam bidang atau area
pekerjaan dengan pimpinan tertinggi dipegang oleh Managerdanberbentuk
fungsional karena pembagian tugas juga dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi
yang membentuk hubungan fungsional. Berikut ini merupakan struktur organisasi
PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1.Struktur Organisasi PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. Manager
Krani Mandor
Asst. Penerimaan & Sortasi Bahan
Baku
2.6. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda-bedatersebut yang saling
diintegrasikan (koordinasi). Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari pada suatu
organisasi dibutuhkan personil-personil untuk menduduki jabatan tertentu yang
mampu menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang diberikan
sesuai dengan jabatan tersebut. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab untuk
masing-masing jabatan pada PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk. adalah
sebagai berikut:
1. Manager Bunut Rubber Factory
Manager Factory merupakan pimpinan tertinggi di pabrik yang mengelola kebijakan di pabrik, penanggung jawab utama atas jalannya dan tercapai tujuan
perusahaan di pabrik.
Tugas dan Wewenang :
a. Mengkoordinir seluruh kegiatan di pabrik dan distribusi.
b. Mengkoordinir tugas-tugas asisten.
c. Bertindak sesuai dengan perintah direktur utama.
d. Membuat laporan rutin mengenai keadaan pabrik secara keseluruhan setiap
bulan.
2. Asisten Laboratorium Mini
Laboratorium Mini adalah bagian laboratorium yang dibuat untuk
menganalisis proses produksi untuk membantu Quality Control Department.
Tugas dan Wewenang :
a. Mengawasi mutu pengolahan pada masing-masing pengolahan.
b. Mengawasi dan mengatur kegiatan pemeriksaan produk, proses, dan
pemeriksaan pada penimbangan.
c. Melakukan percobaan penentuan kadar karet kering pada bahan baku dan
bahan jadi.
Asisten laboratorium mini mempertanggung jawabkan tugas dan
wewenangnyakepada Manager Factory.
3. Asisten Maintenance
Asisten General Maintenance adalah bertugas menangani segala kegiatan
perawatan di pabrik khususnya yang berkaitan dengan mesin-mesin umum di
dalam pabrik seperti mesin-mesin produksi.
Tugas dan Wewenang :
a. Mengawasi dan mengatur kegiatan karyawan-karyawan maintenance.
b. Menerima informasi tentang keadaan mesin dari asisten pengolahan.
c. Membuat laporan rutin setiap minggu mengenai keadaan mesin dan peralatan.
d. Perbaikan dan perawatan mesin-mesin produksi.
e. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditetapkan Manager Factory.
Asisten Maintenance mempertanggung jawabkan tugas dan wewenangnya
4. Asisten Traksi &NGRR (Narroe Gauge Rail Road) - DOCK
Bagian ini bertugas menangani kegiatan engineering yang berkaitan dengan
mesin-mesin transportasi untuk keperluan pabrikasi.
Tugas dan Wewenang :
a. Mengawasi pekerjaan-pekerjaan di bengkel Traksi &NGRR-DOCK
b. Membuat laporan rutin mingguan mengenai keadaan di bengkel Traksi
&NGRR-DOCK
c. Mengawasi peralatan-peralatan transportasi.
d. Menjalankan tugas-tugas lain yang diberikan Manager Factory.
Asisten Traksi &NGRR-DOCK mempertanggung jawabkan tugas dan
wewenangnya kepada Manager Factory.
5. Asisten Pengolahan Crumb Rubber
Asisten Pengolahan crumb rubber bertugas mengawasi kegiatan pabrik
khususnya di pengolahan crumb rubber I (SIR3L dan SIR3CV) dan Crumb
Rubber II (SIR10, SIR10VK, SIR20, dan SIR20VK). Tugas dan Wewenang :
a. Mengawasi pengolahan crumb rubber
b. Mengatur kegiatan yang ada di dalam pabrik crumb rubber.
c. Membuat metode kerja yang baru dalam pabrik crumb rubber untuk
meningkatkan produktivitas.
d. Mengatur jadwal karyawan yang ada di pabrik crumb rubber.
Asisten pengolahan crumb rubber mempertanggung jawabkan tugas dan
wewenangnya kepada Manager Factory.
6. Asisten Pengolahan Block Skim Rubber (BSR)
Asisten Pengolahan Block Skim Rubber bertugas mengawasi kegiatan pabrik
khususnya di pengolahan Block Skim Rubber.
Tugas dan Wewenang :
a. Mengawasi pengolahan Block Skim Rubber.
b. Mengatur kegiatan yang ada di dalam pabrik Block Skim Rubber.
c. Membuat metode kerja yang baru dalam pabrik Block Skim Rubber untuk
meningkatkan produktivitas.
d. Mengatur jadwal karyawan yang ada di pabrik Block Skim Rubber.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Manager Factory.
Asisten Pengolahan Block Skim Rubber mempertanggung jawabkan tugas dan
wewenangnya kepada Manager Factory.
7. Asisten Pengolahan Cenex/Cream Plant
Asisten Pengolahan Cenex/Cream Plant bertugas mengawasi kegiatan pabrik
khususnya di pengolahan Cenex/Cream Plant
Tugas dan Wewenang :
a. Mengawasi pengolahan Cenex/Cream Plant.
b. Mengatur kegiatan yang ada di dalam pabrik Cenex/Cream Plant.
c. Membuat metode kerja yang baru dalam pabrik Cenex/Cream Plant untuk
meningkatkan produktivitas.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Manager Factory.
Asisten Pengolahan Cenex/Cream mempertanggung jawabkan tugas dan
wewenangnya kepada Manager Factory.
8. Asisten Belawan Instalasi
Belawan Instalasi bertugas membantu Manager Factory dalam
pendistribusian produk ke konsumen.
Tugas dan Wewenang :
a. Mengatur kegiatan yang ada di Belawan Instalasi.
b. Mengawasi karyawan-karyawan yang ada di Belawan Instalasi.
c. Membuat laporan mingguan mengenai kegiatan di Belawan Instalasi.
d. Mengawasi kegiatan pemasaran produk jadi.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Manager Factory.
Asisten Belawan Instalasi mempertanggung jawabkan tugas dan
wewenangnya kepadaManager Factory dalam menjalankan tugasnya.
9. Asisten Administrasi dan Security
Asisten Administrasi bertugas membantu Manager Factory dalam pekerjaan
yang berkaitan dengan anggaran, administrasi, keuangan pada pabrik
Tugas dan Wewenang :
a. Mengerjakan segala kegiatan ketatausahaan dan perencanaan kebutuhan
teknik/pabrik.
b. Membuat laporan penjualan dan pembelian setiap akhir bulan.
c. Membuat surat jalan untuk barang yang hendak di kirim atau hasil produksi
d. Menangani secara profesional penyelenggaraan administrasi, pembayaran
upah dan gaji karyawan serta pencatatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
e. Menyelenggarakan permintaan dana, permintaan barang dan permintaan
lainnya, untuk diajukan ke kantor direksi.
f. Menyusun anggaran belanja untuk masa-masa tertentu.
g. Membuat pembayaran atas pembelian-pembelian yang telah dilakukan.
h. Membuat laporan keuangan kas periode mingguan, bulanan, semesteran, dan
tahunan.
i. Membayar hak-hak pegawai sesuai dengan ketentuan perusahaan berdasarkan
golongan pegawai.
j. Mengawasi kegiatan security di pabrik.
Asisten Administrasi dan Security mempertanggung jawabkan tugas dan
wewenangnya kepada Manager Factory.
10. Asisten Penerimaan dan Sortasi Bahan Baku
Asisten Penerimaan dan Sortasi Bahan Baku bertugas untuk membantu
Manager Factory dalam menangani seluruh kegiatan penerimaan dan sortasi bahan baku.
Tugas dan Wewenang :
a. Mengatur jadwal penerimaan bahan baku.
b. Mengawasi penerimaan dan sortasi bahan baku, termasuk penimbangan.
c. Membuat laporan mingguan mengenai kegiatan penerimaan dan sortasi bahan
d. Mengawasi karyawan yang bertugas pada penerimaan dan sortasi bahan baku.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Manager Factory.
Asisten Penerimaan dan Sortasi Bahan Baku mempertanggung jawabkan
tugas dan wewenangnya kepada Manager Factory.
11. Mandor
Mandor merupakan bawahan asisten yang berada pada setiap pengolahan.
Tugas dan Wewenang :
a. Mengawasi operator/pekerja yang sedang bekerja agar dapat bekerja dengan
efisien dan efektif.
b. Melaporkan keadaan yang terjadi pada stasiun pengolahan.
c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan asisten pengolahan.
Mandor mempertanggung jawabkan tugas dan wewenangnya kepada asisten
pada masing-masing pengolahan.
12. Krani
Krani merupakan pembantu asisten dalam menangani masalah-masalah
perencanaan dan administrasi bidang masing-masing asisten.
Tugas dan Wewenang :
a. Membantu asisten dalam melakukan penjadwalan, perencanaan produksi, dan
perencanaan lainnya pada bidang masing-masing.
b. Membantu asisten dalam menangani urusan administrasi pada bidang
masing-masing.
Krani mempertanggung jawabkan tugas dan wewenangnya kepada asisten
yang terdapat pada bidang masing-masing.
2.7. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja pada Pabrik Bunut (Bunut Rubber Factory) terbagi menjadi
2 golongan, yaitu golongan staf dan non staf.
1. Staf
Staf adalah pegawai yang berkedudukan sebagai pemimpin seksi/bagian di
setiap divisi/lokasi.Kedudukan yang termasuk staf meliputi manajer dan
asisten.
2. Non staf
Karyawan non staf adalah karyawan yang bekerja sebagai pelaksana
operasional dalam seluruh kegiatan dalam perusahaan. Karyawan non staf
dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:
a. HIP (High Indonesian Personal) merupakan tenaga kerja yang bekerja di
bagian administrasi dan merupakan tenaga kerja bulanan.
b. Labour merupakan tenaga kerja yang bertugas di bagian produksi, baik berhubungan langsung dengan produksi maupun tak langsung. Tenaga
kerja ini meliputi: krani, supir, mandor, mandor besar, dan kepala
administrasi.
Jumlah tenaga kerja pada Pabrik Bunut (Bunut Rubber Factory) adalah
sebanyak 576 orang, dengan perincian yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1.Jumlah Tenaga Kerja di PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk.
Tenaga Kerja Tata Usaha Pengolahan Teknik Transportasi Jumlah(orang)
Staf 1 3 4 1 9
HIP 27 39 126 79 271
Labour 1 154 67 33 225
Casual Labour 6 2 33 - 41
Jumlah 35 198 230 113 576
Jam kerja pada PT. BSP - Bunut Rubber Factory adalah tujuh jam per hari.
Jam kerja pada waktu libur, apabila diperlukan, dihitung sebagai lembur. Untuk
kelancaran proses produksi, pabrik Bunut membagi jam kerja atas tiga shift untuk
tenaga kerja harian yaitu :
Shift I : Pukul 06.30 – 14.00 Shift II : Pukul 14.00 – 21.30
Sesudah waktu shift III habis, dilakukan pembersihan.
Waktu istirahat untuk masing-masing shift adalah :
Shift I : Pukul 09.00 – 09.30 Shift II : Pukul 18.00 – 18.30
Jam kerja untuk manajer pabrik, staf, asisten, serta karyawan HIP adalah :
Bekerja : Pukul 07.00– 12.00
Istirahat : Pukul 12.00 – 14.00
2.8. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pemberian upah dan gaji karyawan golongan staf dan non staf pada
dasarnya adalah sama. Hanya dalam pelaksanaannya, orang-orang yang
melaksanakan sistem penggajian/pengupahan untuk staf dan non staf yang
berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan.
Karyawan dengan status HIP, sistem penggajiannya didasarkan atas jasa
yang diberikan sesuai dengan golongannya, dan tidak bergantung pada jam atau
hari kerja maupun jumlah produk yang dihasilkan.
Sedangkan karyawan dengan status labour, pembayaran upahnya adalah
atas dasar waktu kerjanya berdasarkan tarif upah harian, di samping
tunjangan-tunjangan, lembur, dan premi yang dikaitkan dengan produktivitas.
Pelaksanaan pembayaran gaji/upah karyawan pabrik Bunut dilakukan dua
kali dalam sebulan, yaitu :
a. Pembayaran pertama sebesar 30 % dari upah bulanan dan dibayarkan pada
pertengahan bulan. Upah ini dikenal dengan istilah gajian kecil.
b. Pembayaran kedua sebesar sisa upah bulanan ditambah dengan upah lembur
yang diperoleh (jika ada) dibayarkan pada setiap akhir bulan. Pembayaran ini
dikenal dengan istilah gajian besar.
Untuk tenaga kerja harian (casual labour), pembayaran gaji pokok dan upah
lembur dibayarkan pada setiap Sabtu.
Unsur-unsur pengupahan pada perusahaan terdiri atas :
a. Gaji pokok
c. Tunjangan dan premi
Gaji pokok ditentukan berdasarkan jabatan, status, dan masa kerja. Untuk
upah lembur ditentukan setiap jamnya sebagai berikut :
a. Hari Biasa
- Jam I : 150 % dari upah/jam reguler.
- Jam II dan seterusnya : 200 % dari upah/jam reguler.
b. Hari Libur
- Jam I – VII : 200 % dari upah/jam reguler.
- Jam VIII dan seterusnya : 300 % dari upah/jam reguler.
Untuk peningkatan produktivitas, perusahaan juga memberikan
tunjangan-tunjangan berdasarkan jabatan dan status, serta premi sebagai upah perangsang
bagi karyawan untuk bekerja lebih baik.
Di samping gaji dan tunjangan lainnya, perusahaan juga memberikan
fasilitas kehidupan dan jaminan sosial guna mendorong terciptanya kondisi
kehidupan yang lebih baik yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
Fasilitas dan jaminan yang tersedia antara lain berupa sarana perumahan,
sarana kesehatan, sarana olah raga, sarana ibadah, sarana hiburan, jaminan hari tua
dan tunjangan pensiun.
1. Perumahan
Pegawai staf dan karyawan mendapat perumahan yang terletak di sekitar
2. Sarana Kesehatan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi seluruh karyawan dan keluarganya,
perusahaan menyediakan poliklinik dan rumah sakit Ibu Kartini yang
dilengkapi dengan dokter dan ahli medis.
3. Sarana Olah Raga
Perusahaan menyediakan sarana olah raga antara lain : lapangan golf,
lapangan tennis, lapangan sepak bola, lapangan voli, lapangan bulutangkis,
dan lain-lain.
4. Sarana Ibadah
Selain kebutuhan akan kesehatan jasmani, perusahaan juga memperhatikan
kebutuhan rohani karyawan dengan menyediakan tempat ibadah , yaitu
mesjid dan gereja.
5. Sarana Hiburan
Sebagai sarana hiburan, perusahaan juga mengadakan pemutaran film yang
diadakan dua kali sebulan bagi para karyawannya.
6. Jaminan Hari Tua dan Tunjangan Pensiun
Pihak perusahaan tidak hanya memperhatikan kesejahteraan karyawan yang
masih aktif bekerja saja, tetapi juga masih mengingat jasa karyawan yang
telah pensiun, dengan memberikan jaminan hari tua dan pensiunan pada
2.9. Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara, metode, dan teknikuntuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan
sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada1
No.
. Uraian
proses produksi Cenex dimulai dari proses penerimaan bahan baku, sentrifugasi,
penyimpanan dan pengepakan.
2.10. Standar Mutu Bahan/ Produk
Standar mutu bahan yang digunakan dalam proses produksi sesuai
dengan SNI 06-2047-2002. Adapun spesifikasi persyaratan mutu bahan dapat
dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Spesifikasi Persyaratan Mutu Bahan
Parameter Satuan
Persyaratan
Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak karet
Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu
karet serta penggumpalan
alami
Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet serta penggumpalan alami
Sumber : PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
Lateks pekat umumnya bersifat tidak stabil atau cepat mengalami
penggumpalan.Lateks dikatakan stabil apabila sistem koloidnya stabil yaitu tidak
terjadi flokulasi atau penggumpalan selama penyimpanan.Kestabilan lateks yaitu
tidak terjadinya penggumpalan pada kondisi yang diinginkan.Untuk tetap menjaga
kestabilan lateks, maka lateks pekat harus memenuhi persyaratan mutu menurut
ASTM D 1076 dan ISO2004, ditunjukkan pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Spesifikasi Mutu Lateks Pekat
No. Parameter ASTM D1076 ISO2004
HA LA HA LA
1 Kandungan padatan total (TSC) min. % 61.5 61.5 61.5 61.5 2 Kandungan Karet Kering (DRC) min. % 60.0 60.0 60.0 60.0
3 Kandungan non karet max 2.0 2.0 2.0 2.0
4 Kadar amoniak Min 1.6 Min 1.0 Min 1.0 Min 0.8 5 Waktu kemantapan mekanis min detik 650 650 540 540
6 Bilangan KOH max % 0.8 0.8 1.0 1.0
7 Asam lemak eteris max - - 0.2 0.2
8 Tembaga max ppm 8 8 8 8
9 Mangan mx ppm 8 8 8 8
2.11. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk-Pabrik
Bunut untuk menghasilkan produk lateks pekat dikelompokkan menjadi bahan
baku, bahan penolong, dan bahan tambahan.
a. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations,
Tbk-Pabrik Bunut adalah lateks kebun yang dihasilkan dari perkebunan milik PT.
Gambar 2.2. Lateks Kebun
b. Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan dalam proses yang
sifatnya hanya membantu kelangsungan proses produksi agar lebih baik atau
lebih sempurna dan bahan penolong ini tidak akan tampak pada produk jadi.
Bahan penolong yang digunakan adalah cangkang Kelapa Sawit digunakan
sebagai bahan bakar produk crumb rubber.
Gambar 2.3. Cangkang Kelapa Sawit
c. Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan sebagai pelengkap atau
menambah nilai barang yang diolah agar menjadi lebih sempurna dan bias
.
Gambar 2.4. Kemasan Lateks Pekat
2.12. Uraian Proses
Lateks pekat merupakan produk olahan lateks alam yang dipekatkan dengan
proses sentrifugasi atau pendadihan dari Kadar Karet Kering (KKK) 28-30%
menjadi KKK 60-64%. Biasanya lateks pekat digunakan untuk pembuatan
bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.Pemekatan lateks alam dilakukan
dengan menggunakan carasentrifugasi. Berikut urutan pengolahan lateks dengan
cara sentrifugasi (pemusingan):
a. Penerimaan Lateks Kebun
Lateks dari kebun kebersihannya harus terjaga dengan selalu mengunakan
peralatan yang bersih.Lateks diterima dalam bak penerimaan melalui
saringan 80mesh, diukur jumlahnya dan diaduk merata. Kemudian diambil
contoh untuk menentukan kadar karet dengan cara menambahkan amoniak
kedalam lateks sebanyak 2-3 gram per liter lateks kemudian dilakukan
pengadukan.
b. Sentrifugasi (Pemusingan)
Lateks yang dimasukkan kedalam alat sentrifugasi (separator) akan
dalam sentrifugasi ini melibatkan dua gaya yaitu gaya sentripetal dan gaya
sentrifugal. Gaya sentrifugal tersebut jauh lebih besar daripada percepatan
gaya berat dan gerak brown sehingga akan terjadi pemisahan partikel karet
dengan serum. Bagian serum yang mempunyai rapat jenis besar akan
terlempar ke bagian luar (lateks skim) dan partikel karet akan terkumpul
pada bagian pusat alat sentrifugasi. Lateks pekat ini mengandung karet
kering 60%, sedangkan lateks skimnya masih mengandung karet kering
antara 3-8% dengan rapat jenis sekitar 1,02 g/cm3.
c. Penyimpanan Lateks Pekat
Lateks Pekat hasil dari proses pemusingan perlu disimpan atau diperam
terlebih dahulu selama 2 minggu atau lebih. Selama pemeraman perlu
diaduk setiap hari untuk menjaga agar tidak terjadi pengendapan.
d. Pengemasan
Pada umunya pengemasan lateks dilakukan didalam drum besi atau plastik
(volume 200 liter). Apabila menggunakan drum besi maka perlu diberi
bahan pelapis terlebih dahulu dibagian dalamnya.
2.13. Utilitas
Utilitas merupakan sarana penyediaan tenaga dan bahan pembantu lain
untuk kelangsungan dan kelancaran produksi. Beberapa sistem utilitas dalam
proses pengolahan pada PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk dapat dirincikan
1. Listrik
PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk menggunakan tenaga listrik dari
PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menjalankan mesin-mesin
dan peralatan produksi. Selain itu, perusahaan juga menggunakan genset
sebagai cadangan jika terjadi pemadaman listrik dari PLN.
2. Air (H2O)
Air digunakan perusahaan untuk mencuci bahan baku untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada bahan baku. Air yang
digunakan pada pabrik berasal dari sumur.
2.14 Safety and Fire Protection
Keselamatan pekerja merupakan salah satu hal penting yang diperhatikan
oleh PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
jaminan jamsostek dan jaminan pemeriksaan berkala kepada para pekerja.Selain
itu, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja, PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk memberikan alat pelindung diri saat pekerja ada di pabrik.
Alat-alat pelindung diri yang tersedia di PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk. adalah:
1. Pelindung pernafasan berupa masker khusus untuk melindungi dari bau tak
sedap berupa zat kimia, debu dan sebagainya.
2. Sepatu karet (sepatu boot) untuk melindungi tenaga kerja dari kecelakaan
kerja, seperti menghindari terpeleset di daerah kerja yang licin, melindungi
3. Topi/helm khusus untuk melindungi kepala pekerja saat bekerja dari benda
yang jatuh atau melayang dari atas.
4. Sarung tangan khusus untuk melindungi tangan dari tusukan, sayatan, terkena
benda panas, bahan kimia, aliran listrik dan sebagainya.
5. Baju pelindung untuk melindungi badan terkena langsung dari benda panas,
bahan kimia dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi kebakaran, perusahaan menyediakan fire extinguisher
yang berfungsi sebagai alat pemadam api apabila terjadi kebakaran. Fire
extinguisher ini terdapat di setiap departemen agar ketika terjadi kebakaran dapat langsung diatasi oleh orang yang sedang berada di daerah tempat terjadi
kebakaran.
2.15. Waste Treatment
Limbah yang dihasilkan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
dalam proses produksiya relatif kecil karena residu dari proses masih dapat
digunakan kembali. Limbah yang berasal dari bagian produksi yang ada pada
umumnya berupa sisa larutan pembersih dan air bekas pencucian bahan. Air dan
larutan kimia yang digunakan untuk membersihkan cetakan dinetralisir terlebih
dahulu di dalam waste water treatment, kemudian limbah tersebut dibuang ke
2.16. Jenis Tata Letak
Jenis tata letak susunan mesin dan peralatan pada lantai produksi PT
Bakrie Sumatera Plantations, Tbk disusun berdasarkan aliran produk (layout by
product).Hal ini dikarenakan mesin dan peralatan disusun menurut urutan proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk dan diletakkan sesuai dengan
garis aliran produk.
2.17. Pola Aliran Bahan
Ditinjau dari segi aliran bahan yang terjadi, PT Bakrie Sumatra
Plantations, Tbk menerapkan pola aliran bahan tak beraturan.Pola ini diterapkan
untuk memudahkan pemindahan bahan dengan jarak aliran yang pendek antar
daerah kerja dan lokasi kerja yang permanen.
2.18. Rincian Bagian/Departemen
Perusahan PT Bakrie Sumatra Plantations, Tbk memiliki beberapa
departemen dan fasilitas yang ada. Rincian departemen dan fasilitas umum yang
terdapat pada PTBakrie Sumatra Plantations, Tbk adalah sebagai berikut:
1. Production Service Department, yaitu departemen yang aktivitasnya melayani secara langsung kegiatan operasi produksi. Pada PT Bakrie Sumatra
Plantations, Tbk, yang termasuk ke dalam kategori production service
department yaitu gudang bahan baku dan consumable.
fasilitas-fasilitas fisik pabrik. Pada PT Bakrie Sumatra Plantations, Tbk. yang termasuk
ke dalam kategori physical plant service department adalah pos satpam, parkir
kereta, parkir mobil, tempat pembuangan limbah, power house, ruang tamu,
rumah karyawan dan kolam.
3. Administration Office, yaitu departemen yang berfungsi melayani kegiatan administratif dari seluruh pabrik seperti surat menyurat, kearsipan dan
lain-lain. Pada PT Bakrie Sumatra Plantations, Tbk. yang termasuk ke dalam
kategori administration office yaitu kantor.
4. Personel, yaitu departemen yang memberikan pelayanan yang terutama bersangkutan dengan kebutuhan personel. Pada PT Bakrie Sumatra
Plantations, Tbk. yang termasuk ke dalam kategori personel yaitu kamar
mandi dan mushalla.
5. Fasilitas umum yang ada di PT Bakrie Sumatra Plantations, Tbk. Adalah pos
satpam, parker, kantor, gudang bahan baku, bagian produksi, power house,
musholla, tempat penampungan limbah, ruang tamu, rumah karyawan, kolam,