BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:7) “Laporan keuangan merupakan
bagian dari pelaporan keuangan”. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan labarugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang
disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan”.
Laporan keuangan pemerintah ditujukan untuk memenuhi tujuan umum pelaporan
keuangan, namun tidak untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakaiannya.
Disamping penyusunan laporan keuangan bertujuan umum, entitas pelaporan
dimungkinkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang disusun untuk
kebutuhan khusus. Mardiasmo (2001:160) mengatakan bahwa lembaga
pemerintah dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan eksternal yang
meliputi laporan keuangan formal seperti laporan surplus defisit, laporan realisasi
anggaran, laporan arus kas, dan neraca serta kinerja yang dinyatakan dalam
ukuran finansial dan non finansial. Pelaporan keuangan dihasilkan dari proses
akuntansi keuangan dan merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi
keuangan kepada pihak-pihak eksternal yang menaruh perhatian kepada badan
A. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif
yangperlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya.Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun 2010, tentang SAP. Bagian
kerangka konseptual akuntansi pemerintah pada paragraf 35 menyatakan bahwa
terdapat empat karakteristik kualitatiflaporan keuangan, yaitu: Relevan, Andal,
dapat dibandingkan, dapat dipahami. Keempat karakteristik tersebut merupakan
prasyarat normatifyang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat
memenuhi kualitas yangdikehendaki.
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuatdi
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantumereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian, informasi laporan keuangan yang relevandapat dihubungkan dengan
maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan apabila:
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau
mengoreksiekspektasi mereka di masa lalu.
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang
berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
3. Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan bergunadalam
pengambilan keputusan.
4. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin,mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.Informasi yang
melatar belakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan
keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi
tersebut dapat dicegah.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yangmenyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,serta dapat diverifikasi.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat ataupenyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebutsecara potensial dapat
Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
1. Penyajian Jujur, informasi menggambarkan dengan jujur transaksi
sertaperistiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
dapatdiharapkan untuk disajikan.
2. Dapat Diverifikasi (verifiability), informasi yang disajikan dalam
laporankeuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari
sekalioleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang
tidakberbeda jauh.
3. Netralitas, informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jikadapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atauentitas pelaporan
lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secarainternal dan eksternal.
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bilasuatu entitas menerapkan
kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.Perbandingan secara eksternal
dapat dilakukan bila entitas yangdiperbandingkan menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama. Apabila entitaspemerintah menerapkan kebijakan akuntansi
yang lebih baik daripadakebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan
tersebutdiungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami olehpengguna
dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan denganbatas
pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi
entitaspelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari
informasiyang dimaksud.
B. Peranan Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan
selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan
anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Setiap entitas pelaporan
mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta
hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur
pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan : akuntabilitas, manajemen,
transparansi dan keseimbangan antargenerasi (unternational equity). (SAP No 24
Tahun 2005).
Mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik.
b. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas
pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung-jawaban pemerintah dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan.
d. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah
pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan
dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.
Berdasarakan SAP Nomor 24 Tahun 2005, pelaporan keuangan pemerintah
seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik dengan:
a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.
b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
D. Komponen Laporan Keuangan
Berdasarkan SAP Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,
Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan terdiri dari laporan
pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga seluruh
komponen menjadi sebagai berikut:
a. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan relisasi dalam suatu periode pelaporan.
Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) dimaksudkan untuk memberikan ringkasan atas pemanfaatan saldo anggaran dan pembiayaan pemerintah, sehingga suatu entitas pelaporan harus menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam LP-SAL dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Struktur LP-SAL baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.
c. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporanmengenai aset, kewajiban, danekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban, dan ekuitas dana merupakan rekening utama laporan yang masih dapat dirinci lagi menjadi subrekening.
d. Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan operasional terdiri dari pendapatan laporan operasional, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.
e. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintahpusat/daerah selama periode tertentu.
f. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
2.1.2Kompetensi Sumber Daya Manusia
Menurut Fathoni (2006:8) Sumber Daya Manusia merupakan modal dan
kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur
tenaga dan kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu.
Kompetensi merupakan dasar seseorang untuk mecapai kinerja tinggi dalam
menyelesaikan kinerjanya. Sumber daya manusia yang tidak memiliki kompetensi
tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaanya secara efisien, efektif, dan ekonomis.
Dalam hal ini pekerjaan yang dihasilkan tidak akan tepat waktu dan terdapat
pemborosan waktu serta tenaga. Dengan adanya kompetensi sumber daya manusia
maka waktu pembuatan laporan keuangan akan dapat dihemat. Hal ini karena
sumber daya manusia tersebut telah memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai hal-hal yang harus dikerjakan, sehingga laporan keuangan yang disusun
dapat diselesaikan dan disajikan tepat pada waktunya. Semakin cepat laporan
keuangan disajikan maka akan semakin baik dalam hal pengambilan keputusan
(Mardiasmo, 2002: 146).
Kompetensi sumber daya manusia mencakup kapasitasnya, yaitu kemampuan
seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk
melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya
secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk
mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil
(outcomes). Untuk menilai kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia dalam
melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of
responsibility dan kompetensi sumber daya manusia tersebut. Tanggungjawab
dapat dilihat dalam deskripsi jabatan, deskripsi jabatan merupakan dasar untuk
sumber daya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kompetensi dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan yang
pernah diikuti, dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas.
Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki
keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman.
2.1.3Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah (SIKD) menyebutkan bahwa Sistem Informasi
Keuangan Daerah adalah suatu sistem yang mendokumentasikan,
mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data
terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai
bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah. Sedangkan Informasi
Keuangan Daerah adalah segala informasi yang berkaitan dengan keuangan
daerah yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan Sistem Informasi
Keuangan Daerah. Dengan demikian sisteminformasi akuntansi keuangan daerah
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pengelompokan, penggolongan,
pencatatan dan pemrosesan aktivitas keuangan pemerintah daerah kedalam sebuah
laporan keuangan sebagai suatu informasi yang dapat digunakan oleh pihak
tertentu dalam pengambilan keputusan. Sedangkan pemanfaatan sistem informasi
oleh masing-masing SKPD dalam proses penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah.
2.1.4 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 60 tahun 2008 tentang sistem
pengendalian intern, Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah
Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Terdiri dari lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi
dan pemantauan pengendalian intern.
SPIP terdiri atas unsur:
A. Lingkungan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan
Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:
a. penegakan integritas dan nilai etika;
c. kepemimpinan yang kondusif;
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber
daya manusia;
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan
h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
B. Penilaian Risiko
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. identifikasi risiko; dan
b. analisis risiko.
Dalam rangka penilaian risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan
Instansi Pemerintah menetapkan:
1. tujuan Instansi Pemerintah; dan
2. tujuan pada tingkatan kegiatan, dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
c. Kegiatan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian
sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah yang bersangkutan.
Penyelenggaraan kegiatan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
• kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi
Pemerintah;
• kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko;
• kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus
Instansi Pemerintah;
• kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;
• prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan
secara tertulis; dan
• kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.
Kegiatan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
b. pembinaan sumber daya manusia;
c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
d. pengendalian fisik atas aset;
e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
f. pemisahan fungsi;
g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
i.pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan
k. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan
D. Informasi dan komunikasi
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.
(1) Komunikasi atas informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 wajib
diselenggarakan secara efektif.
(2) Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), pimpinan Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya:
• menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi;
dan
• mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara
terus menerus.
E. Pemantauan Pengendalian Intern
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian
Intern.Pemantauan Sistem Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak
lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.
Pemantauan berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2)
diselenggarakan melaluikegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan,
(1) Evaluasi terpisah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2)
diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem
Pengendalian Intern.
(2) Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern
pemerintah atau pihak eksternal pemerintah.
(3) Evaluasi terpisah dapat dilakukan dengan menggunakan daftar uji
pengendalian intern sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Peneliti mengambil penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini dari
beberapa jurnal berbeda. Adhi (2013) meneliti tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan, Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Kualitas
Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Tual). Hasil penelitian ini
menunjukkan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Aparatur
Pemerintah Daerah berpengaruh signifikan terhadapKualitas Laporan Keuangan.
Choirunisah (2008) melakukan penelitian tentang kemampuan SDM, dukungan
pimpinan dan alat, fasilitas, organisasi tim, sistem pengendalian intern terhadap
Kualitas informasi laporan keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan Sumber
daya manusia dan organisasi tim berpengaruh signifikan terhadap kualitas
informasi laporan keuangan, sedangkan sistem pengendalian intern tidak
Diani (2009) melakukan penelitian tentang pemahaman akuntansi, pemanfaatan
sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Pemahaman akuntansi dan peran audit internal berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan pemenrintah daerah, sedangkan sistem
informasi keuangan daerah tidak berpengaruh signifikan.
Herawati (2014) melakukan penelitian tentang Sistem Pengendalian Intern
terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei Pada Organisasi Perangkat Daerah
Pemda Cianjur). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapatpengaruh yang
signifikan antara sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan
daerah.
Juwita (2013) melakukan penelitian tentang Implementasi Standar Akuntansi
Pemerintahan, Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem
Informasi Akuntansi Pemerintahan secara simultan dan parsial berpengaruh
terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Mahaputra (2014) melakukan penelitian tentang Kapasitas Sumber Daya
Manusia, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Sistem Pengendalian Intern,
Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan Kapasitas SDM, Sistem Informasi Keuangan
Daerah, Sistem Pengendalian Intern, Standar Akuntansi Pemerintahan
Roviyantie (2011) melakukan penelitian tentang Kompetensi SDM, Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Hasil
penelitian menunjukkan Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan daerah.
Syarifudin (2014) melakukan penelitian tentang Kompetensi SDM dan Peran
Audit Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah sebagai variabel intervening. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem pengendalian intern pemerintah
berpengaruh signifikan terhadap kualiatas laporan keuangan pemerintah daerah,
sedangkan kompetensi SDM dan peran audit intern tidak berpengaruh signifikan.
Udiyanti (2014) melakukan penelitian tentang Penerapan SAP, Sistem
Pengendalian Internal, Kompetensi Staf Akuntansi terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada SKPD Kabupaten Buleleng).
Hasil penelitian ini menunjukkan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem
Pengendalian Internal, dan Kompetensi Staf Akuntansi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kualitas laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Buleleng).
Wati (2014) melakukan penelitian tentang Kompetensi SDM, Penerapan SAP,
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.
Hasil penelitian ini menunjukkan Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan
SAP dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh positif dan signifikan
Yuliani (2014) melakukan penelitian tentang Pemahaman Akuntansi,
Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah, Peran Internal Audit
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah
Kota Banda Aceh). Hasil penelitian ini menunjukkan Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Peran Internal Audit secara
simultan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah Kota Banda
Aceh.
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
NO Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1. Adhi dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan
2. Choirunisah (2008)
Independen : kemampuan SDM, dukungan pimpinan dan alat, fasilitas, organisasi tim, sistem pengendalian intern
Dependen :
Kualitas informasi laporan keuangan
Sumber daya manusia dan organisasi tim berpengaruh signifikan terhadap
kualitas informasi laporan keuangan, sedangkan sistem pengendalian intern tidak berpengaruh
3. Diani
Pemahaman akuntansi dan peran audit internal
keuangan daerah dan peran internal audit
Dependen : kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
daerah, sedangkan sistem informasi keuangan daerah tidak berpengaruh signifikan antara sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Pemerintahan dan Sistem Informasi Akuntansi Daya Manusia, Sistem Informasi Keuangan
Kapasitas SDM, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Sistem Pengendalian Intern, Standar Akuntansi
Pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Keuangan Daerah
Dependen : Kualitas Laporan Keuangan Daerah
8. Syarifudin (2014)
Independen :
Kompetensi SDM dan Peran Audit Intern
Dependen :
Sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh signifikan terhadap
kualiatas laporan keuangan pemerintah daerah,
sedangkan kompetensi SDM dan peran audit intern tidak berpengaruh signifikan Staf Akuntansi
Dependen : Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada SKPD
Kabupaten Buleleng)
Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal, dan Kompetensi Staf
Akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Keuangan Daerah
Dependen : Kualitas Laporan Keuangan Daerah
Kompetensi sumber daya manusia. Penerapan SAP dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah Peran Internal Audit
Dependen : Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada
Pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem
akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit secara simultan
Pemerintah Kota Banda Aceh)
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dibangun untuk memperlihatkan hubungan pengaruh setiap
variabel dalam satu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, landasan teoritis
dan review penelitian terdahulu, kerangka konseptual penelitian ini digambarkan
pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Berikut ini uraian konsep variabel-variabel independen yang mempengaruhi
variabel dependen dalam penelitian inipada gambar 2.1:
a. Pengaruh Kompetensi SDM terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
SDM yang berkompetensi dan memilikikecakapan sertapengetahuan dalam
pengolahan informasi akan menghasilan laporan keuangan yang bernilai tinggi
dan berkualitas. Sebaliknya, jika sumber daya manusia tidak memiliki Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
(Y)
Kompetensi SDM (X1)
Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah (X2)
keterampilan untuk mempertanggung jawabkan sistem dan kualitas laporan, maka
laporan tidak dapat bernilai dan dipergunakan untuk pengambilan keputusan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Roviyantie (2011) yang memberikan
temuan empiris bahwa sumber daya manusia di sub bagian/tata usaha keuangan
yang ada di Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya sudah mencukupi, baik dari sisi
jumlah maupun kualifikasinya.
b. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Sistem informasi akuntansi dirancang untuk mempermudah setiap entitas dalam
penyusunan laporan keuangan. Dengan bantuan sistem informasi akuntansi akan
memberikan manfaat kepada entitas yaitu meningkatkan kecepata waktu
pelaporan, meningkatkan keamanan, meningkatkan efisiensi biaya dan
meningkatkan kualitas hasil. Penelitian Yuliana dkk (2010) menyimpulkan bahwa
pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.
c. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Sistem Pengendalian internal yang bertanggung jawab akan menghasilkan
laporankeuangan yang berkualitas karena terdapat control yang baik dari dalam
sehingga laporan yang disajikan ke masyarakat benar sesuai kejadian yang
sebenarnya. Hal ini didukung oleh penelitian Herawati (2014) yang membuktikan
bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan di atas, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1:Kompetensi SDMberpengaruh secara parsial terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat
H2 : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerahberpengaruh secara parsial terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Langkat
H3 : Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh secara parsial terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Langkat
H4 : Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern berpengaruh secara simultan terhadap