5
ABSTRAK
UU Perkawinan menentukan batas umur untuk kawin bagi pria adalah 19 tahun dan bagi wanita berusia 16 tahun. Tapi kenyataan di lapangan menunjukkan banyaknya perkawinan dilangsungkan di bawah umur. Secara nasional data BPS memperlihatkan hampir 47 persen perempuan pernah menikah saat usia mereka di bawah 18 tahun. Mengingat betapa besar tanggung jawab, baik suami maupun istri perlu kesiapan yang matang, baik fisik maupun psikis. Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah apa sajakah faktor penyebab timbulnya perkawinan anak di bawah umur dan bagaimana dampak dari suatu perkawinan yang salah satu dan/atau kedua pasangan suami istri masih dikategorikan sebagai anak di bawah umur tersebut dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mencengah perkawinan anak di bawah umur.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode yuridis normatif dan metode yuridis sosiologis. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Lokasi penelitian di Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis. Metode pengumpul data berupa penelitian lapangan dan studi pustaka dan analisa data dilakukan secara kualitatif.
Perkawinan anak di bawah umur ini, disebabkan oleh beberapa faktor yakni kurangnya pencegahan dari orang tua; kurangnya efektifitas UU Perkawinan dan kurangnya kesadaran hukum masyarakat; kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua; faktor kemiskinan dan ekonomi; faktor kebiasaan dan turun-temurun dan hamil di luar nikah. Sehingga menimbulkan banyak dampak negatif yakni kesulitan mereka dalam menata ekonomi dan keuangan keluarga seringnya terjadi perselisihan dalam rumah; pendidikan mereka menjadi terbengkalai dan kesulitan dalam mengurus anak-anak. Selain itu, dari sudut pandang kedokteran, perkawinan dibawah umur ini juga mempunyai dampak negatif baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan, diantaranya : kehamilan prematur, kematian ibu dan problem kesehatan lainnya. Perkawinan di bawah umur juga menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Walaupun ada juga dampak positifnya yakni yakni masa depan anak mereka lebih terjamin dan terhindar dari perzinahan. Tapi perkawinan di bawah umur ini lebih banyak dampak negatifnya dari pada dampak negatifnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya perkawinan di bawah umur antara lain dengan membuat kebijakan-kebijakan strategis nasional sepertipemerintah perlu membuat komitmen politik dan pernyataan yang tegas untuk menghentikan praktek-praktek tradisi yang berbahaya, meratifikasi dan menerapkan secara efektif instrumen-intsrumen international, serta melakukan reformasi undang-undang perkawinan, antara lain dengan menghapus institusi dispensasi nikah, serta menetapkan usia minimum untuk menikah bagi anak laki-laki dan perempuan secara sama dan lebih tinggi dari sebelumnya, yakni 18 tahun.
Kata kunci : Perkawinan Anak di Bawah Umur, UU Perkawinan, Kompilasi
Hukum Islam.