• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Tumbuh Kembang Bayi Usia 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dengan Bayi yang Mendapat ASI Non Eksklusif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Tumbuh Kembang Bayi Usia 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dengan Bayi yang Mendapat ASI Non Eksklusif"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tumbuh Kembang

2.1.1 Defenisi pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil dari pertumbuhan otak adalah anak mempunyai kapasitas lebih besar untuk belajar, mengingat, dan mempergunakan akalnya. Jadi anak tumbuh baik secara fisik maupun mental. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang, dan tanda-tanda seks sekunder (Soetjiningsih, 2013). Menurut Karl E Garrison (Syamsussabri, 2013) pertumbuhan adalah perubahan individu dalam bentuk ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar.

(2)

pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif (dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuscular, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi (Depkes, 2007).

2.1.2 Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan

A. Aspek pertumbuhan

Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antopometri, pengukuran antopometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lingkar dada (Saputri, 2014).

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik, sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya reterdasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat penyumbatan cairan serebrospinal. (Hidayat, 2011). Pada umur 6 bulan lingkar kepala rata-rata adalah 44 cm (Angelina, 2014).

B. Aspek Perkembangan

(3)

2. Motorik halus (fine motor skills) merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan yang memerlukan koordinasi yang cermat. Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki menggambar dua tau tiga bagian, menggambar orang, melambaikan tangan dan sebagainya (Saputri, 2014).

3. Bahasa (Languange) adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan, berkomunikasi (Hidayat, 2011 )

4. Sosialisasi dan kemandirian merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya ( Rusmil, 2008).

2.1.3 Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan

Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara stimulant. Pertumbuhan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan perkembangan anak. (Nursalam, 2006).

Adapun ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Soetjiningsih (2013) adalah :

A. Ciri pertumbuhan

(4)

terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lain-lain. (b) Proporsi tubuh, perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya umur anak, proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa. (c) Hilangnya ciri-ciri lama, selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilangnya refleks-refleks primitif. (d) Timbul ciri-ciri baru, dikarenakan pematangan fungsi-fungsi organ, seperti tumbuh gigi permanen.

B. Ciri perkembangan

(5)

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Tumbuh kembang anak mulai dari konsepsi sampai dewasa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor genetik dan faktor lingkungan bio-fisiko-psikososial, yang bisa menghambat atau mengoptimalkan tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2013). Menurut Riyadi (2009) setiap orang tua akan mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sempurna tanpa mengalami hambatan tertentu. Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan anak yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi oleh banyak faktor. (Nursalam, 2008).

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu : A. Faktor dari dalam (internal)

(6)

B. Faktor dari luar (eksternal)

Faktor dari luar dapat dilihat dari : (a) faktor prenatal, antara lain gizi, mekanis, toksin/zat kimia, endoktrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoksiembrio dan psikologi ibu. (b) faktor persalinan, yaitu komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, afaksia dapat menyebabkan kerusakn jaringan otak. (c) Faktor pasca salin, yaitu gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisis dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan (Rusmil 2008).

2.1.5 Tahap tumbuh kembang Anak

A. Pertumbuhan 1) Berat badan

(7)

2) Panjang badan

Istilah panjang badan dinyatakan sebagai pengukuran yang dilakukan ketika anak terlentang (Wong, 2008). Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Selain itu, panjang badan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk perbandingan terhadap perubahan relatif, seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas (Nursalam, 2008). Pengukuran panjang badan dapat dilakukan dengan sangat mudah untuk menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Panjang bayi baru lahir normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva yang ditentukan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), bayi akan mengalami penambahan panjang badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya (Wong, 2008). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia 18-20 tahun (Nursalam, 2008).

3) Pengukuran Lingkar Kepala Anak

(8)

dan dewasa 54 cm. Jadi, pertambaha lingkar kepala pada 6 bulan pertama adalah 10 cm, atau sekitar 50% pertambahan lingkar kepala sejak lahir sampai dewasa terjadi 6 bulan pertama kehidupan. (Soetjiningsih, 2013).

B. Perkembangan

1) Perkembangan motorik kasar, aspek perkembangan lokomosi (gerakan) dan postur (posisi tubuh). Pada usia 6 bulan, bila bayi didudukkan di lantai, bayi bisa duduk sendiri tanpa disokong tetapi punggung masih membungkuk, bayi mampu berguling sebagai aktivitas yang disadari sehingga untuk mencapai benda dengan jarak dekat, bayi dapat berguling-guling. Kontrol kepala bayi muncul lebih dulu pada posisi tengkurap, sehingga bayi lebih dahulu berguling dari posisi terlentang.

2) Perkembangan motorik halus, kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal. Pada usia 6 bulan bayi mampu memindahkan objek dari tangan satu ke tangan lainnya, bayi juga mampu meraih dan mengambil benda dengan baik, tanpa disertai gerakan simultan pada tangan yang lain, bayi juga mampu memasukkan balok ke dalam gelas tapi tidak bisa mengambil kembali

3) Perkembangan bahasa, kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mulai mengenal kata-kata “da da, pa pa, ma ma”.

(9)

lingkungan sosial, bayi akan merasa nyaman disekitar orang-orang akrab dan timbul kecemasan di sekitar orang asing. Pada usia ini bayi senang bermain dengan bayi lainnya, dan sekali- kali ia akan tersenyum dan meniru suara masing-masing, diusia ini bayi mulai mengenali orang tua.

2.1.6 Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan

A. Gangguan pertumbuhan fisik

Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan diatas normal dan gangguan pertumbuhan dibawah normal. Pemantauan berat badan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat). Menurut Soetjaningsih (2003, dalam Abdul Rajab, 2013) bila grafik berat badan naik lebih dari 120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan apabila grafik berat badan dibawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis atau atau kelainan hormonal. Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang penting. Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita hidroseflus, megaensefali, tumor otak. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis.

B. Gangguan perkembangan motorik

(10)

atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Namun tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik (Nur, 2009 dalam Rajab, 2013)

C. Gangguan perkembangan bahasa

Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh sistem perkembangan anak, kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan motorik, psikologis, emosional dan perilaku (Widyastuti, 2008). Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat. Selain itu, gangguan perkembangan bicara dapat juga disebabkan oleh kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral pasli ( Nur, 2009 dalam Rajab, 2013).

D. Gangguan suasana hati (mood disoders)

Gangguan tersebut antara lain adalah major depression yang ditandai dengan disforia, kehilangan minat, sukar tidur, sukar konsentrasi, dan nafsu makan terganggu. (Rajab, 2013).

E. Gangguan pervasif dan psikosis pada anak

(11)

perilaku yang terbatas dan diulang-ulang, obsesif), childhood disentegrative disorders. (Rajab, 2013).

2.2 Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak

A. Antopometri

Pengukuran antropometri dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran). (Nursalam, 2008). Pada penentuan keadaan pertumbuhan fisik anak perlu dilakukan pemeriksaan antopometri dan pertumbuhan fisik. Pengukuran antropometri untuk emantau tumbuh kembang anak adalah berat badan, badan panjang, lingkar kepala dan lingkar lengan atas. B. Indeks antopometri

Indeks antropometri merupakan rasio dari pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur, TB/U (Tinggi Badan terhadap Umur) dan BB/U (Berat Badan terhadap Umur).

C. Interpretasi indeks antropometri gizi

Interpretasi indeks antropometri gizi memerlukan ambang batas. Ambang batas dapat disajikan kedalam tiga cara, yaitu persen terhadap median, persentil, dan standar deviasi unit. WHO menyarankan menggunakan standar deviasi unit untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Standar Deviasi Unit (SD) disebut juga Z-skor.

Rumus perhitungan Z- Score adalah:

(12)

Hasil seorang penemu pakar gizi Indonesia Mei 2000 di Semarang, standar baku antropometri yang digunakan secara nasional dipakai menggunakan standar baku WHO-NHCS 1983. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor:920/Menkes/SK/VII/2002 tentang klasifikasi status gizi anak (Susilowati, 2008).

2.3 Konsep ASI Eksklusif

2.3.1 Defenisi

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bernutrisi bernergi tinggi yang mudah untuk dicerna yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi (Munasir, 2008). ASI merupakan makanan cair yang secara khusus diciptakan untuk memenuhi kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi yang dibutuhkan. Untuk pertumbuhan dan perkembangan disamping memenuhi kebutuhan bayi akan energi. Hanya dengan diberi ASI saja tanpa makanan lain, bayi mampu tumbuh dan berkembang dengan baik sampai usia 6 bulan (Moehji, 2008).

(13)

2.3.2 Kandungan Nutrisi ASI

Kandungan nutrisi yang terdapat dalam ASI adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, air dan vitamin. Zat karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya akan berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium fosfor dan magnesium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan perkembangan tulang (Purwanti, 2004). ASI juga terdiri dari 88% air yang berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat didalamnya. ASI sebagai sumber air yang relatif tinggi dapat meredakan rangsangan haus dari bayi. Vitamin yang terdapat dalam ASI cukup lengkap yaitu terdiri dari vitamin A, D, C, sedangkan golongan vitamin B selain riboflavin dan asam panthothenik kandungannya masih kurang (Soedjiningsih, 2013).

2.3.3 Manfaat ASI eksklusif A. Manfaat ASI bagi bayi

Menurut Damayanti (2010) manfaat ASI bagi bayi yaitu ASI sebagai nutrisi, yang merupakan sumber gizi yang sangat ideal bagi bayi karena komposisi ASI seimbang dan sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan bayi, ASI juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh , meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan jalinan kasih sayang.

(14)

perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik. (Roesli, 2004).

B. Manfaat ASI bagi ibu

Sebagai proteksi kesehatan ibu, Oksitoksin yang dilepaskan selama menyusui memba ntu uterus kembali keukuran sebelumnya dan membantu mengurangi perdarahan postpartum. Menyusui juga mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium ibu. Selama enam bulan pertama setelah kelahiran, jika seorang wanita amenorik dan sepenuhnya menyusui bayinya, ia memiliki proteksi 98% terhadap kehamilan lainnya. Semakin lama durasi menyusui, semakin lama durasi dari amenorea postpartum, yang mengarah pada interval kelahiran yang lebih panjang.

2.3.4 Waktu pemberian ASI

Biasanya bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24 jam. Bila bayi tidak minta diberi ASI, anjurkan ibu untuk memberikan ASInya pada bayi setidaknya setiap 4 jam. Namun, selama dua hari pertama sesudah lahir, bebrapa bayi tidur panjang selama 6-8 jam. Untuk memberikan ASI pada bayi setiap atau sesudah empat jam, yang paling baik adalah membangunkannya selama siklus tidurnya. Pada hari ketiga setelah lahir, sebagian besar bayi menyusu setiap 2-3 jam.

(15)

bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu dua jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik bagi bayi, karena isapan sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Menyususi dengan tidak terjadwal atau sesuai kebutuhan bayi akan mencegah banyak masalah yang berpotensi muncul.

2.3.5 Masalah pemberian ASI

Kegagalan pemberian ASI eksklusif akan mkenyebabkan kekurangan jumlah sel otak sebanyak 15-20%, sehingga dapat menghambat perkembangan bayi (Griselia, 2014). Ada beberapa masalah menyusi terkait dengan ibu yaitu :

1) Pembengkakan payudara

Pembengkakan payudara ialah respon payudara terhadap hormon-hormon laktasi dan adanya air susu. Payudara membengkak dan menekan saluran air susu, sehingga bayi tidak memperoleh air susu. Rasa nyeri dapat menjalar ke aksila. Perawatan yang lebih baik dapat dilakukan dengan menggunakan es yang diletakkan di payudara. Es akan mengurangi pembengkakan, sehingga sejumlah air susu yang cukup dapat dikeluarkan untuk membuat aerola menjadi lunak. (Bobak, 2005 dalam Grisela, 2014) .

2) Puting yang luka

(16)

3) Masalah pada bayi

Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui, salah satu diantaranya adalah bayi tidak tahan terhadap laktosa atau fenilketonuria. Kelainan sumbing bibir atau langit-langit, dan kelainan bentuk mulut sehingga bayi tidak dapat menghisap dengan baik. (Rajab, 2013).

2.3.6 Pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap tumbuh kembang bayi

Bayi mengalami proses tumbuh kembang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah gizi. Unsur gizi pada bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI, bahkan sampai umur enam bulan sesuai rekomendasi WHO tahun 2001 diberikan ASI eksklusif (Fitri DI, dkk, 2014). Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif umumnya akan mengalami pertumbuhan yang pesat pada umur 2-3 bulan, namun lebih lambat dibandingkan bayi yang mendapat ASI non eksklusif. Hasil penelitian retrospektif di Baltimore-Washington DC bahwa dalam kondisi yang optimal, ASI eksklusif mendukung pertumbuhan bay i selama enam bulan pertama sehingga status gizi mencapai normal (Fitri DI, dkk, 2014).

Tyas dkk (2013) menunjukkan bahwa hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusifdan ASI non eksklusif dengan pertumbuhan berat badan pada bayi 0-6 bulan. Pemberian ASI Non Eksklusif meningkatkan pertumbuhan berat badan yang tidak baik 15 kali lipat daripada bayi yang mendapat ASI eksklusif.

(17)

eksklusif memiliki aspek kognitif yang lebih baik daripada yang tidak mendapat ASI eksklusif. Ini ditunjukkan oleh Novita dkk (2007) dilingkungan Puskesmas Cigondewah Bandung, yang menyimpulkan bahwa aspek kognitif pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Rata-rata IQ bayi ASI eksklusif 128,3 dengan rentang IQ 112-142 sedangkan bayi ASI non eksklusif rata-rata 114,4 dengan rentang IQ 82-137.

Namun, sebuah studi analitik dengan desain cross sectional dilakukan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengan tumbuh kembang bayi umur enam bulan di Puskesmas Nanggalo, Padang. Pertumbuhan dinilai melalui status gizi dan perkembangan melalui Tes Denver II, dengan jumlah sampel 50 bayi. Hasil penelitian menunjukkan penelitian ASI eksklusif masih rendah (30%) dibandingkan ASI non eksklusif (70%). Bayi ASI eksklusif berpeluang mengalami pertumbuhan normal 1,62 kali lebih besar dibandingkan bayi ASI non eksklusif dan perkembangan sesuai umur 5,474 kali lebih besar dibandingkan bayi ASI non eksklusif. Namun, diperoleh hubungan yang signifikan dengan pertumbuhan bayi tapi tidak dengan perkembangan bayi. Penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan tumbuh kembang bayi umur enam bulan di Puskesmas Nanggalo kota Padang. (Fitri DI, dkk, 2014)

(18)

badan dan panjang badan bayi menjadi tidak optimal. Selain itu faktor gizi pada ibu saat hamil dan menyusui, cara menyusui yang belum tepat dan benar sehingga produksi ASI tidak sempurna. (Fitri DI, dkk, 2014)

Hubungan pemberian ASI yang tidak signifikan dengan perkembangan bayi mungkin disebabkan oleh adanya pengaruh lain seperti kualitas dan kuantitas ASI yang belum tercapai dengan baik sehingga mempengaruhi pertumbuhan otak bayi dan berdampak pada terlambatnya perkembangan bayi. Selain itu faktor lingkungan, stimulasi, dan sosial ekonomi juga mempengaruhi proses perkembangan. (Fitri DI, dkk, 2014).

2.4 Konsep Susu Formula

2.4.1 Defenisi

(19)

2.4.2 Susu Formula pengganti ASI

Referensi

Dokumen terkait

Karena kajian naskh yang berkaitan dengan penghapusan, menghilangkan atau penggantian sebuah hukum ke hukum yang lain sesuai dengan pengertian dua kata tersebut

tentang koping pada yang digunakan pasien kanker kolorektal saat menjalani. perawatan kolostomi di Indonesia, khususnya di

Sayangnya usaha yang dilakukan selama ini justru membawa pengkaji pada perdebatan tersendiri. Aksin Wijaya membagi sikap pengkaji terhadap naskh menjadi tiga

Kecenderungan yang dapat dilihat dari hasil penelitian ini adalah pola makan yang berlebih dapat menjadi faktor terjadinya obesitas. Obesitas terjadi jika seseorang

Penelitian ini menguji pengaruh pengetahuan akuntansi, skala usaha, jenis usaha, pengalaman usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik / manajer, pelatihan

ThebeliefthattheAssassinscouldstrikeeverywhereandany­ wherespreadthroughouttheChristianandMoslemworld.TheFrench chroniclerGuillaumedeNangistellsofhowtheOldManofthe Mountain sent

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

Ada pengaruh signifikan dari implementasi prinsip kemitraan terhadap kinerja, ada pengaruh signifikan dari komunikasi interpersonal terhadap kinerja, ada