• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paradigma Penerimaan Demokrasi Dalam Gerakan Politik Islam (Studi Analisis : Pemikiran Politik Islam Partai Keadilan Sejahtera dan Hizbut Tahrir Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Paradigma Penerimaan Demokrasi Dalam Gerakan Politik Islam (Studi Analisis : Pemikiran Politik Islam Partai Keadilan Sejahtera dan Hizbut Tahrir Indonesia)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL DAN GAMBARAN UMUM

2.1 Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

2.1.1 Latar Belakang Berdirinya PKS

Partai ini dideklarasikan pada tanggal 9 Agustus 1998, di Masjid Al-Azhar,

Kebayoran Baru, Jakarta. Dengan suasana religius yang kental, penuh kidmad, jauh dari

hangar binger layaknya deklarasi sebuah partai. Mengambil masjid sebagai basis

operasionalnya melalui kampus-kampus, dimulai dari gerakan dakwah Islam yang dibangun

secara sistematis dan mendetil oleh aktivitas-aktivitas muda Islam, itulah awal sejarah

kelahiran partai ini.

Dari sinilah bermunculan halaqah atau kelompok-kelompok, forum-forum diskusi

yang nantinya akan semakin meluas ke tataran masyarakat, yang tidak hanya membahas

persoalan-persoalan agama saja, tetapi menyeluruh aspek kehidupan. Islam tidak hanya

dipandang sebagai agama dengan ritualnya saja, setiap sendi kehidupan masuk didalamnya.

Sehingga mereka berpendapat, bahwa gerakan politik merupakan kelanjutan dakwah untuk

seluruh proses panjang perbaikan umat.

Di samping itu, terbentuknya ekspresi wadah politik yang khas bagi anak muda ini

sedikit banyak didorong oleh ketidakpercayaan mereka terhadap institusi politik yang telah

ada, terutama tiga institusi politik yang telah ada sebelumnya. Pada isntitusi yang baru

lahirpun mereka terlihat ragu bahkan cenderung tidak percaya. Tidaklah mengherankan jika

mayoritas kader dang anggota partai ini kebanyakan dari kalangan muda.Pendirian partai

(2)

Islam dengan cara-cara demokrasi yang bisa diterima oleh banyak orang. Karena partai ini

secara terang-terangan menyatakan dirinya sebagai partai dakwah dengan asas dan ideologi

Islam, yang mengajak pada amar ma’ruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan, mencegah

keburukan. Tatkala gerakan dakwah ini semakin membesar dan mengental, maka

sayap-sayap yang digelutinya semakin luas.

Partai Keadilan sebagai representasi sebuah idealisme anak muda Islam tentang

kehidupan bangsanya, mencoba menawarkan model sebuah partai yang modern tanpa

sedikitpun meninggalkan nilai-nilai Islam. Menurut mereka, partai ini didirikan dalam rangka

membangun kesadaran umat terhadap eksistensi dirinya dan menghimpunnya dalam sebuah

barisan yang solid, kuat dan teratur. Dalam makna ini pula sebuah partai yang hakiki tidak

bekerja hanya sekedar untuk turut serta dalam pemilihan umum dan tidak akan bubar hanya

lantaran kalah dalam jumlah perolehan suara. Mewujudkan bangsa dan negara Indonesia

yang diridhoi Allah SWT jauh lebih mulai dari sekedar turut dalam pemilihan umum. Dalam

pemilu 1999 Partai Keadilan memperoleh 7 kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 21 Kursi

Dewan Perwakilan Rakyat Propinsi, dan sekitar 160 kursi Dewan Perwakilan Daerah

Kabupatan dan Kota Partai Keadilan berhasil menduduki peringkat 7 diantara partai politik

peserta pemilu. Bahkan di Jakarta, sebuahkota barometer demokrasi di Indonesia, Partai

Keadilan menduduki peringkat ke-5.

Partai Keadilan Sejahtera (PK-Sejahtera) merupakan pelanjut perjuangan Partai

Keadilan (PK) yang dalam Pemilu 1999 meraih 1,4 Juta Suara (7 kursi DPR, 26 kursi DPRD

Provinsi dan 163 kursi DPRD Kota/Kabupaten).56

56

Pada perkembangan berikutnya, PK terus

berbenah dan memperkuat dirinya. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa capaian pada

pemilu 1999 tidak memungkinkan subtainbilitas partai ini. Ketentuan electoral threshold

mengharuskan sebuah partai melewati perolehan 2 % jika ingin ikut pemilu berikutnya.

(3)

Berdasarkan UU. Pemilu 1999, bab VII, Pasal 39 mengenai syarat keikutsertaan dalam

pemilu, Partai Keadilan tidak diperbolehkan mengikuti pemilihan umum 2004, kecuali jika

PK mau bergabung dengan partai lainnya, atau mendirikan partai lainnya, atau mendirikan

partai politik baru.

Setelah berdiri lewat Akta Notaris, untuk mengukuhkan pendiriannya pada tanggal 18

Maret 2003 Partai Keadilan Sejahtera melakukan pendaftaran sementara sebagai partai politik

yang berbadan hukum ke Departemen Kehakiman dan HAM. Kemudian, dalam musyawarah

Majelis Syuro XIII Partai Keadilan yang berlangsung tanggal 17 April 2003 di Wisma Haji

Bekasi, Jawa Barat, direkomendasikan agar Partai Keadilan bergabung dengan PKS. Pada

tanggal 20 April 2003, di Lapangan Monas, Jakarta resmi dideklarasikan partai baru yang

bernama Partai Keadilan sejahtera, pada saat itu disampaikan pula pernyataan resmi dari

Presiden Partai Keadilan, bahwa Partai Keadilan secara resmi, bergabung dan siap dipimpin

oleh Partai Keadilan Sejahtera. Namun, penggabungan itu, baru resmi dilakukan pada tanggal

3 Juli 2003. Dengan penggabungan itu, seluruh hak milik Partai Keadilan menjadi hak milik

PKS, termasuk para anggota Dewan dan para kadernya. Sementara itu, PKS yang sudah

mendaftarkan secara resmi ke DepKehHAM pada 27 Mei 2003, akhirnya dapat disahkan

sebagai partai politik berbadan hukum pada 17 Juli 2003. Setelah itu dilakukan perombakan

pengurus, hingga akhirrnya pada tanggal 18 September 2003 pengurus DPP PKS masa bakti

2003-2008 dikukuhkan. Dalam kepengurusan yang baru, Hidayat Nur Wahid yang semula

menjabat sebagai Presiden Partai Keadilan, lalu menggantikan posisi Almuzzammil Yusuf

sebagai Presiden PKS.57

57

Tim Litbang Kompas, Partai-Partai Politik Indonesia, Ideologi dan Program 2004-2009, Jakarta: Penerbit Buku Kompas ,2004, cet.pertama, hal. 301-304

Dengan wajah baru inilah, Partai Keadilan Sejahtera bertekad

menjadi kontestan pemilu tahun 2004, 2009 dan 2014, dan berusaha melampaui ketentuan

(4)

Sebagai partai kader, Partai Keadilan Sejahtera menempatkan pembinaan kader

sebagai aktivitas utama dan pertama sehinga diharapkan akan lahir para kader yang memiliki

kesadaran tinggi dan komitmen kuat melakukan perbaikan. Training Orientasi Partai

disenggarakan kepada para simpatisan yang berminat memasuki organisasi partai sebagai

langkah awal pengenalan terhadap jati diri dan perjuangan partai. Partai Keadilan Sejahtera

adalah partai dakwah, dengan pengertian seluasluasnya dan tampik ke hadapan masyarakat,

berupaya untuk memperhatikan, memperjuangkan, dan melakukan pembelaan kepada seluruh

rakyat. PK-Sejahtera percaya bahwa jawaban untuk melahirkan Indonesia yang lebih baik di

masa depan adalah dengan mempersiapkan kader-kader yang berkualitas baik secara moral,

intelektual, dan professional. Karena itu, PK-Sejahtera sangat peduli dengan

perbaikan-perbaikan kea rah terwujudnya Indonesia yang adil dan sejahtera.

2.1.2. Landasan Filosofis

Pendirian partai ini didasari oleh sebuah keyakinan bahwa islam adalah ajaran yang

luas meliputi seluruh bidang kehidupan. Salah satunya adalah melalui institusi politik yang

mempunyai kekuatan untuk ikut andil dalam gerakan perbaikan bangsa dengan menjadi

kontributor kebijakan pemerintah. Politik sebagai bagian dari universalitas ajaran islam

menjadi tanggungjawab setiap muslim dalam tataran yang tidak hanya bersifat ibadah saja,

melainkan juga hubungan manusia dengan manusia, dan juga hubungan manusia dengan

Tuhan. Sehingga tak akan pernah lepas dari tanggung jawab mengtaur, memelihara dan

sebagainya. Maka partai lahir dan tumbuh berkembanng tidak hanya berorientasi pada

kekuasaan, namun lebih berorientasi pada perluasan dakwah dalam rangka mengembalikan

(5)

2.1.3. Karakteristik Partai Keadilan Sejahtera

Ada tujuh karakteristik Partai Keadilan Sejahtera sesuai dengan apa yang tertuang

dalam dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pimpinan pusat. Tujuh karakter tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Moralitas

Sebagai partai yang belandaskan pada nilai keislaman, aspek moralitas ditempatkan

pada karakter pertama partai. Islam sebagai agama juga pedoman hidup yang lengkap dan

sempurna. Tentunya mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagai pedoman hidup,

Islam juga mengatur masalah politik, ekonomi, sosial-budaya, pendidikan termasuk juga

mengatur masalah ibadah. Islam sebagai pedoman hidup yang sempurna tidak hanya

mengatur aktivitas yang berorientasi agama saja namun juga mengatur masalah duniawi.

Islam juga memberi bimbingan dan memberikan bimbingan dan pedoman dalam kehidupan

politik. Politik merupakan suatu hal yang penting dalam islam. Dalam aktivitas politik ini

setiap muslim terikat dan mengacu pada etika atau norma yang telah digariskan. Setiap

muslim dilarang untuk menghalalkan segala cara dalam menggapai tujuan politik. Prinsip

kebenaran, kejujuran dan amanah manjadi landasan dalam kiprah seorang muslim dalam

politik.

b. Profesional

Professional bercirikan pada penguasaan detil masalah yang akan mengantarkan

partai pada kebijakan tepat dan bertanggung jawab atas permasalahan yang dihadapi, dalam

bidang politik, ekonomi, sosial-budaya. Pembentukan pribadi, dengan memperhatika

(6)

partai ini. Profesionalitas yang terbentuk tidak bias dilepaskan dari moral. Dengan kata lain

profesionalitas yang tumbuh dari kondisi yang penuh kebebasan harus senantiasa

dikendalikan oleh rasa tanggung jawab pribadi. Dengan tanggung jawab ini, segala bentuk

penyelewengan, anarki dan pelanggaran terhadap hak orang lain dapat dihilangkan mulai dari

lingkup organisasi.

c. Patriotik

Hidup berpartai bagi kader Paratai Keadilan Sejahtera adalah jihad siyasi (jihad dalam

politik). Jihad politik merupakan sebuah kewajiban bagi kader dalam rangka

memperjuangkan dakwah islam melalui medan siyasah (politik). Pemahaman dan keyakinan

seperti ini telah terpatri dalam kader, sehingga mereka siap mengerahkan segenap

kemampuan untuk menjayakan partai. Hal ini tidak mengherankan karena jiwa patriotik

sesungguhya merupakan sebuah karakter yang dibangun sejak lama sebelum berdirinya partai

melalui proses tarbiyah (pembinaan).

d. Moderat

Sikap moderat merupakan suatu sikap yang alamiah. Bahwa ala mini diciptakan

dengan segala keseimbangan dan keadilannya. Kehidupan alam semestinya tidak hanya

mengutamakan satu sisi saja, namun secara komprehensif memperhatikan seluruh segi

kehidupan. Oleh karena itu sikap pertengahan merupakan sebuah sikap yang alamiah, dimana

pemikiran, pandangan dan sikap-sikap moderasi, berimbang dan pertengahan serta saling

(7)

alamiah. Sikap semacam ini merupakan refleksi dari pandangan yang menggambarkan jalan

tengah yang telah manjadi ciri umat pilihan, umat yang jauh dari sikap berlebih-lebihan.

e. Demokrat

Berkaitan dengan karakter ini, Partai Keadilan Sejahtera menerima nilai-nilai

universal dari demokrasi, yang notabene bukan nilai islam. Nilai dan semangat demokrasi

dalam kondisi bangsa yang ada saat ini, lebih memungkinkan masyarakat leluasa

menyampaikan pendapat, mengekspresikan diri dan meyalurkan potensinya membentuk

kekuatan kebersamaan. Nilai demokrasi yang berdasarkan pada pembentukan partisipasi

rakyat dalam penyelenggaraan kekuasaan negara tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam.

Namun perlu diingat, bahwa penyelanggaraan negara disini didasarkan pada nilai-nilai syuro,

dimana penyelenggaraan pemerintah dalam sebuah negara didasarkan pada ajaran Al- Qur’an

dan sunnah.

f. Reformis

Partai Keadilan Sejahtera menempatkan dirinya sebagai partai reformis yang

berupaya konsisten menjauhkan dirinya dari sifat-sifat yang menyimpang sehingga

menimbulkan kerusakan. Karakter reformis pada diri Partai Keadilan Sejahtera berawal dari

kualitas pribadi kader yang mampu menampilkan syaksiyah (kepribadian islam dalam segi

kehidupan. Partai Keadilan Sejahtera berprinsip bahwa persoalan politik sama pentingnaya

dengan pembinaan pribadi para calon politikus. Oleh karena itu aktivitas kaderisasi partai ini

menjadi aktivitas utama yang terus dilakukan secara intensif. Tidak heran apabila partai ini

(8)

g. Independen

Definisi independen atau merdeka yang dimiliki Partai Keadilan Sejahtera, adalah

seperti halnya yang dikemukakan oleh seorang panglima peran islam. Ribi’ bin Amir

dihadapan panglima Rustum, “aku datang diutus untuk membebaskan manusia menuju

penghambaan kepada Allah semesta, dari kesempitan dunia menuju keluasan dunia-akhirat,

dan dari tirani-tirani agama menuju keadilan islam”. Dengan prinsip kemerdekaan seperti ini,

maka kemerdekaan, kebebasan dan keadilan yang dipunyai dan dicita-citakan oleh Partai

Keadilan Sejahtera adalah yang tidak terbataskan oleh perbedaan etnis, ras, suku, status,

sosial dan agama.

2.1.4. Prinsip Dasar Partai Keadilan Sejahtera

Sebagai sebuah intitusi kepartaian yang memiliki agenda politik, ada beberapa prinsip

dasar yang menjadi pegangan Partai Keadilan Sejahtera yaitu:

a. Keadilan, persamaan dan keseimbangan adalah pengakuan terhadap keberadaan dan

hak-hak politik dan sosial setiap manusia yang memiliki kedudukan hukum dan

undang-undang yang sama, meski berbeda suku, warna kulit dan agama, baik laki-laki

maupun perempuan.

b. Kesatuan nasional, yaitu memperkokoh struktur negara sambil tetap menjaga

integritas dan persatuan nasional. Memandang pluralitas rakyat dan realitas hukum

serta kekayaan alam sebagai kenyataan alamiah yang harus dihormati secara

proporsional.

c. Kemajuan, adalah membangun kesadaran sejarah, kesadaran tentang realitas dan

(9)

kewajibannya sebagai makhluk moral dalam melaksanakan misi untuk membangun

peradaban.

d. Khidmatul Ummah demi persatuan, adalah upaya untuk menjembatani kelompok,

organisasi atau partai islam untuk mewujudkan persatuan umat.

e. Kerjasama internasional, yaitu menjalin interaksi bangsa lain dalam rangka

manandaskan kepada dunia internasional bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang

damai, mengakui hak-hak bangsa dalam kehidupan yang saling menghormati dan

saling bekerja sama untuk meningkatkan kemajuan, pertumbuhan dan pemakmuran

bumi yang dilandaskan rasa keadilan.

2.1.5. Visi dan Misi PKS

Visi Indonesia yang dicita-citakan Partai Keadilan Sejahtera adalah :

“Terwujudnya Masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat.:

Masyarakat madani adalah masyarakat berperadaban tinggi dan maju yang

berbasiskan pada: nilai-nilai, norma, hukum, moral yang ditopang oleh keimanan;

menghormati pluralitas; bersikap terbuka dan demokratis; dan bergotong royong menjaga

kedaulatan negara.

Adil adalah kondisi dimana entitas dan kualitas kehidupan baik pembangunan politik,

ekonomi, hukum, dan sosial-kemasyarakatan ditempatkan secara proporsional dalam ukuran

yang pas dan seimbang, tidak melewati batas.

Sejahtera mengarahkan pembangunan pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin

manusia, agar manusia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba dan khalifah Allah, yakni

(10)

Bermartabat, bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang mampu menampilkan

dirinya, baik dalam aspek sosial, politik, maupun budaya secara elegan, sehingga

memunculkan penghormatan dan kekaguman dari bangsa lain.

Misi yang diemban Partai Keadilan Sejahtera adalah :

1. Mempelopori reformasi sistem politik, pemerintahan, dan birokrasi, peradilan, dan

militer untuk berkomitmen terhadap penguatan demokrasi.

2. Mengentaskan kemiskinan mengurangi pengangguran, dan meningkatkan

kesejahteraan seluruh rakyat melalui strategi pemerataan pendapatan, pertumbuhan

bernilai tambah tinggi, dan pembangunan berkelanjutan.

3. Menuju pendidikan berkeadilan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya

bagi seluruh rakyat Indonesia. 58

2.2. Hizbut Tahrir Indonesia

2.2.1. Sejarah Berdirinya Hizbut Tahrir Indonesia

Hizbut Tahrir atau Hizbut-Tahrir (Arab: ﺮﻳﺮﺤﺘﻟﺍ ﺏﺰﺣ Inggris: Party of Liberation;

Indonesia: Partai Pembebasan) awalnya bernama Partai Pembebasan Islam (hizb tahrir

al-islami).58F

59

Hizbut Tahrir didirikan pada tahun 1953 M/1372 H oleh Syaikh Taqiyuddin bin

Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani, yaitu seorang Qadhi pada mahkamah

Isti’naf (Mahkamah Agung) di al-Quds kelahiran ijzim, Haifa, Palestina, dan salumnus

58 MPP PKS, Memperjuangkan Masyarakat Madani, edisi gabungan falsafah dasar perjuangan dan platform

kebijakan pembangunan PKS, Jakarta: MPP, 2008, Cet.ke-1, hal.1-4

59

(11)

uiversitas al Azhar dan Dar al-“ulum, Kairo Mesir60 disebuah Mahkamah Banding Yerussalem, di daerah Baitul Maqdis, serta seorang politisi ulung. Taqiyuddin an-Nabhani

berasal dari sebuah “keluarga ilmu”, karena kedua orang tua beliau adalah ahli syariah Islam

(faqih). Selain itu, kakek buyutnya, yakni Syaikh Yusuf bin Hasan bin Muhamad an-Nabhani

as-Syafi’iy, Abu Mahasin, adalah seorang ulama, penyair dan salah seorang hakim pada masa

Daulah Khilafah.61

Hizbut Tahrir bukanlah sebuah organisasi kerohanian, melainkan merupakan

organisasi politik yang bermaksud untuk membagkitkan kembali umat Islam dari

kemerosotan yang sangat parah, membebaskan umat Islam dari ide-ide, sistem

perundang-undangan, dan hukum-hukum kufur, serta membebaskan mereka dari cengkeraman dominasi

dan pengaruh negara-negara Barat. Selain itu kemunculan Hizbut Tahrir juga bermaksud

untuk membangun kembali Daualah Islamiyah di muka bumi, sehingga urusan pemerintahan

dapat dijalankan kembali sesuai dengan apa yang diturunkan Allah.62

Semenjak terjadinya perang dunia I dan II, keadaan yang semula hidup dalam system

dan kultur Islam mengalami perubahan yang sangat signifikan dengan adanya aksi

pendudukan negara-negara Barat, mulai dari Jazirah Arab, Afrika dan kawasan Asia

tenggara. Pendudukan ini tidak saja mengambil alih kekuasaan, akan tetapi juga berbagai

upaya negara Barat untuk meruntuhkan simbol kekuasaan kaum Muslim. Hal ini dibuktikan

dengan semakin gencarnya negara-negara Barat dalam melancarkan paham dan doktrin

nasionalisme.63

60

Khamami Zada, Arif R. Arafah, Diskursus Politik Islam, Jakarta: LSIP, 2013, hal. 82

61

Tim Hizbut Tahrir, Manifesto Hizbut tahrir untuk Indonesia: Indonesia, Khilafah dan Penyatuan Kembali Dunia Islam, Jakarta: HTI Press, 2009, hal. 17

62 Tim Hizbut Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir (Bogor: Thariqul Izzah, 2007),

hal.4

63

(12)

Untuk merespon hegemoni Barat itulah lahir berbagai gerakan-gerakan Islam yang

menamakan diriya sebagai kelompok atau partai. Namun munculnya kelompok maupun

partai-partai ini sangat disayangkan, karena masih sangat mudah dipatahkan oleh Barat,

sehingga pergerakannya tidak bisa optimal.

Hizbut Tahrir telah beberapa kali berupaya pengambil alihan kekuasaan di banyak

negeri-negeri Arab, seperti di Yordania pada tahun 1969, Mesir pada tahun 1973, dan

serentak di Irak, Sudan, Tunisia, Al-Jazair pada tahun 1973, namun semuanya gagal. Sejak

saat itulah Hizbut Tahrir mulai merubah setrategi perjuangannya dengan lebih banyak

melontarkan wacana dan membina masyarakat melalui dakwah.64

Kegiatan dakwah banyak dilakukan oleh Hizbut Tahrir dengan mendidik dan

membina masyarakat melalui training pengenalan tsaqafah (kebudayaan) Islam,

memahamkan masyarakat tentang aqidah Islamiyah yang benar. Dakwah Hizbut Tahrir lebih

banyak ditampakkan dalam aspek pergolakan pemikiran (ash shira' al-fikr). Hizbut Tahrir

pula yang memperkenalkan istilah ghazw alfikr (perang pikiran) sebagai upaya meluruskan

pemikiran-pemikiran yang salah serta persepsi-persepsi yang keliru, membebaskannya dari

pengaruh ide-ide barat, dan menjelaskannya sesuatu ketentuan Islam.65

64 Ihsan Samarah, Biografi Singkat Taqiyuddin al-Nabhani, Bogor: Al-Izzah Press, 2002, hal. 5-6

65

Hizbut Tahrir, Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir. terj. Muhammad Maghfur, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2000, hal. 23

Metode yang

ditempuh dalam rekrutmen dan pembinaan anggota adalah dengan mengambil thariqah

(metode) dakwah Rasulullah Muhammad saw. Menurut pemikiran Hizbut Tahrir kondisi

kaum muslimin saat ini hidup di darul kufur (wilayah orang-orang kafir) karena mereka

menerapkan hukum-hukum kufur yang tidak diturunkan Allah swt maka keadaan mereka

serupa dengan makkah ketika Rasulullah Muhammad saw diutus untuk menyampaikan

(13)

dan mensuritauladani Rasulullah Muhammad saw hingga berhasil mendirikan suatu daulah

Islamiyah di Madinah.

Dengan mencoba pola dakwah Rasulullah Muhammad saw, Hizbut Tahrir

merumuskan tiga tahapan dakwah (marhalah al-da'wah) sebagai strategi beserta cirinya, yaitu

:

Pertama, tahapan pembinaan dan pengkaderan (marhalah al-tatsqif), melalui

halaqah-halaqah. Tahapa ini dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang mempercayai

pemikiran dan model Hizbut Tahrir dalam rangka pembentukan kerangka tubuh partai.

Kedua, tahapan berinteraksi dengan umat (marhalah tafa'ul 'alal ummah). Tahapan ini

dilaksanakan agar umat turut memikul kewajiban dakwah Islam., sehingga umat menjadikan

Islam sebagai permasalahan umatnya, berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas

kehidupan.

Ketiga, tahapan pengambil alihan kekuasaan (marhalah istilam alhukm). Tahapan ini

dilaksanakan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke

seluruh dunia.66

1. Penegakan hukum-hukum syari'ah ditengah-tengah kaum muslim, sekaligus

pencampakan hukum-hukum kufur yang diterapkan atas mereka saat ini.

Hizbut Tahrir berjuang dan bergerak di tengah-tengah masyarakat dengan

melontarkan wacana mendirikan kembali khilafah Islamiyah. Adapun maksud dan arti

didirikannya khilafah oleh Hizbut Tahrir diantaranya adalah :

2. Penyebaran Islam ke seluruh dunia melalui dakwah dan jihad untuk mengeluarkan

manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terangbenderang.

66

(14)

3. Penyatuan negeri-negeri kaum muslim di dalam lindungan satu negara di bawah

kepemimpinan seorang khalifah. Tegaknya khalifah menandakan berakhirnya

perpecahan dan ketercerai-beraian yang sengaja diadakan oleh kaum kafir dan kaki

tangan mereka di negeri-negeri kaum muslim.

4. Pengembalian ikatan ukhuwah islamiyah, sebagaimana sabda Nabi……"Seorang

Muslim adalah saudara muslim yang lain. Karena itu, ikatan ukhuwah adalah

satu-satunya ikatan yang menggantikan ikatan-ikatan Jahiliyah seperti ikatan patriotisme,

nasionalisme, kesukuan dan yang lainnya, yang telah memecah belah kaum muslim

saat ini.

5. Kembalinya umat mendapatkan kekuasaannya yang telah dirampas. Umat juga

memegang kembali kehendak dan keputusan di tangan mereka sendiri.

6. Pembebasan negeri-negeri kaum muslim yang dikuasai oleh kekuasaan yang zolim,

seperti Irak, Afganistan, Kashmir, Timor Timur dan yang lain.

7. Realisasi jaminan pemenuhan makanan pokok bagi kaum muslim dengan menempuh

strategi-strategi yang bertujuan menjamin pencapaian swasembada bahkan lebih baik,

baik dari hasil-pertanian, peternakan, perikanan laut maupun darat.

8. Realisasi keamanan industrial melalui strategi politik pembangunan dan

pengembangan industri berat untuk memproduksi berbagai peralatan, mesin-mesin

pabrik dan persenjataan, sekaligus menghentikan sikap mengekor dan

mengemis-ngemis di depan pintu negara-negara barat.

9. Pemberdayaan sumber daya umat yang amat besar melalui politik pendidikan yang

bertujuan membuka ruang dan kesempatan bagi semua orang. Dengan demikian

mereka menjadi orang-orang yang kreatif dan produktif demi kepentingan agama dan

umat mereka. Dengan itu pula dapat mengurangi akumulasi jumlah penganguran

(15)

10.Pengembalian kekuasaan umat atas kekayaan-kekayaannya sehingga umat menjadi

pemilik murni akan kekayaan-kekayaan itu.

11.Penyebarluasan kebaikan, keutamaan, keadilan serta penjagaan atas darah, kekayaan,

kehormatan dan kemuliaan kaum muslim.67

Secara garis besar, Agenda yang di emban oleh Hizbut Tahrir, yakni melanjutkan

kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Tinjauan ini

berarti mengajak kaum muslim kembali hidup secara Islami dalam daulah Islam, di mana

seluruh kegiatan kehidupannya oleh aturan Islam.68

Hingga saat ini, Hizbut Tahrir memiliki pengikut puluhan juta yang tersebar luas di 40

negara dengan membentuk cabang-cabang seperti di Suriah, Libanon, Kuwait, Irak, Arab

Saudi, Afrika Utara, Tunisia, Sudan, Turki, Pakistan, Malaysia, Inggris, Perancis, Jerman,

Australia, dan termasuk Indonesia. Meskipun di beberapa negara tidak mendapat pengakuan

resmi.69

Berangkat dari perjuangan ideologis dan berbekal pengalaman kegagalan dari

sejumlah gerakan Islam, muncullah keinginan sebagian ulama yang dipelopori oleh Syekh

Taqiyuddin an-Nabhani untuk mendirikan partai. Hizbut Tahrir sebagai gerakan yang

meluruskan dan bertujuan untuk menegakkan kembali kejayaan Islam dengan menegakkan

kembali khalifah Islamiyah70

67

Ismail al-Wahwah, "Dunia Membutuhkan Khilafah", dalam Buletin al-Wa'ie, VII, edisi 1-31 September 2007, hal. 13.

68

Hizbut Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir Partai Islam Ideologis, terj. Abu Afif dan Nur khalis, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2000, hal. 20.

69 John L. Esposito, (ed.), The Oxford Encyclopedia of The Modern Islamic World, New York: Oxford University

Press, 1995, hal. 126.

70

Tim Hizbut Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir, hal.4

sebagaimana yang Allah firmankan dalam Q.S. Ali Imron ayat

(16)

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah

orang-orang yang berutung. (Q.S Ali Imron:3:104)

Selain itu, sebagaimana yang dijelaskan oleh Taqiyuddin An-Nabhani bahwasanya

berdirinya Hizbut tahrir disebabkan oleh beberapa hal:

a. Bahwasanya umat Islam mempelajari Islam dengan cara yang bertentangan dengan

metoda kajian yang telah digariskan Islam. Lain dari itu menurut Taqiyuddin banyak

umat Islam yang keliru memahami firman Allah Swt :

Artinya: “ Tidak patut orang-orang mukmin keluar semuanya. Tetapi alangkah

baiknya jika keluar sebagian (saja) dari tiap-tiap golongan dari mereka, supaya

mereka menerima pelajaran tentang agama, dan untuk mereka ingatkan pada kaumnya

apabila mereka telah kembali kepada mereka, agar supaya mereka bisa hati-hati.”

(TQS. At-Taubah:9: 122).

b. Bahwasanya dunia Barat yang dengki dan membenci Islam dan kaum Muslim terus

menerus menyerang agama Islam. Di satu sisi mereka mencela Islam dengan cara

mengada-adakan sesuatu yang tidak ada dalam Islam, sementara di sisi lain mereka

menjelekjelekan sebagian hukum Islam, padahal semuanya adalah

hukum-hukum yang tidak diragukan lagi kebenarannya dalam memecahkan masalah dan

persoalan hidup.

c. Sebagai akibat menyusutnya Daulah Islamiyah karena banyaknya negeri-negeri Islam

yang melepaskan diri lalu tunduk kepada pemerintahan kufur, apalagi disusul dengan

runtuh dan lenyapnya Daulah Islamiyah, maka terciptalah dalam benak kaum Muslim

gambaran yang memustahilkan terwujudnya kembali Daulah Islamiyah berikut

(17)

diterapkan. Inilah yang mengakibatkan mereka bersedia menerima begitu saja hukum

lain yang bukan berasal dari Allah Swt.71

Atas dasar inilah Hizbut Tahrir berdiri. Hizbut Tahrir berusaha untuk melangsungkan

kembali kehidupan Islam di kawasan negeri-negeri Arab. Dari sanalah tujuan untuk

melangsungkan kehidupan Islam di seluruh dunia Islam secara alami akan tercapai, yaitu

dengan jalan mendirikan Daulah Islamiyah di satu atau beberapa wilayah sebagai titik sentral

Islam dan sebagai benih berdirinya Daulah Islamiyah yang besar yang akan mengembalikan

kehidupan Islam, dengan menerapkan Islam secara sempurna di seluruh negeri-negeri Islam,

serta mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia.

Sepeninggal Syekh Taqiyuddin An-Nabhani, tonggak kepemimpinan Hizbut Tahrir

digantikan oleh Syekh Abdul Qadim Zallum. Pandangan-pandangan kedua tokoh dapat

dilihat dari buku-buku yang sudah diterbutkan oleh Hizbut Tahrir melalui HTI Press.

Sepeninggal kepemimpinan kedua pada tahun 2003, Hizbut Tahrir dipimpin oleh Syekh A.

Abu Rostah secara Internasional hingg sekarang ini.

2.2.2. Masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia

Masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia diperkirakan pada awal tahun 1980-an, disaat

Abdurrahman al-Bagdhadi, seorang warga negara Australia keturunan Arab, atas bantuan

K.H. Abdullah bin Nuh, pendiri pesantren Al-Ghazali Bogor, mengajaknya tinggal di

Indonesia, mulai melakukan safari dakwah dan memperkenalkan Hizbut Tahrir ke berbagai

pesantren dan kampus-kampus Indonesia.

71

(18)

Berawal dari para aktivis masjid kampus Al-Ghifari, IPB Bogor, kemudian

dibentuklah sebuah halaqah-halaqah (pengajian-pengajian kecil) untuk mengeksplorasi

gagasan-gagasan Hizbut Tahrir. Setelah secara bertahap melakukan pengkaderan dan

pergerakan “bawah tanah”, saat ini Hizbut Tahrir telah tersebar di 150 kota di seluruh

Indonesia. Bahkan cabang Hizbut Tahrir telah tersebar di hampir seluruh provinsi di

Indonesia, termasuk di Papua dan bahkan “pulau dewa” Bali.

Menjelang pertengahan tahun 1990-an, ide-ide Hizbut Tahrir mulai menyebar ke

berbagai lapisan masyarakat, baik melalui dakwah para kader di mesjid, perkantoran, pabrik,

dan perumahan, maupun melalui penerbitan buku-buku, bulletin Al-Islam, dan majalah

bulanan Al-Wa`ie, yang membahas tema-tema khas, yang menjadi acuan dalam berbagai

kegiatan diskusi, seminar, dan bahkan aksi unjuk rasa.72

Ketika Indonesia memasuki era reformasi; suatu momentum terbuka luas bagi Hizbut

Tahrir untuk melegalkan gerakannya. Gebrakan besar dilakukan Hizbut Tahrir pada tahun

2002 dengan sukses menggelar Konferensi Internasional Khilafah Islamiyah di Senayan

Jakarta. Tidak kurang dari 5000 orang menghadiri acara tersebut. Sukses tersebut berlanjut

dengan kegiatan aksi demo menentang penyerangan Amerika Serikat terhadap Afghanistan.

Gerakan Hizbut Tahrir semakin mengemuka ketika berhasil menggelar long-march yang

diikuti 12.000 kader dan simpatisan, pada Sidang Tahunan MPR 2002, menuntut penerapan

syariat Islam. Kemudian, pada tanggal 29 Februari 2004, Hizbut Tahrir kembali menggelar

long-march dari Monas ke Bundaran Hotel Indonesia dengan melibatkan 20.000 anggota

dengan agenda penegakan syariat Islam dan Khilafah.73

72 Kurniawan Abdullah, “Gerakan Politik Islam Ekstraparlementer: Studi Kasus Hizbut Tahrír Indonesia”, 2003,

hal. 49

73

(19)

Sejak diselenggarakannya konferensi internasional di Istora Senayan pada tahun 2002

yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Internasional dan Nasional, serta tokoh-tokoh

Islam dari organisasi lain, Hizbut Tahrir resmi melakukan aktifitasnya di Indonesia secara

terbuka seperti bisa dilihat dari munculnya organisasi ini dalam konteks Indonesia yang

kemudian di kenal dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Lahirnya Hizbut Tahrir di Indonesia langsung memproklamirkan diri sebagai partai

politik yang berideologi Islam, namun menolak bergabung dengan sistem politik yang ada,

karena Indonesia menganut sistem politik ciptaan kaum Kafir seperti demokrasi dan

sebagainya. Di Indonesia, perkembangan pesat HTI ini bisa dilihat dari kuantitas anggotanya

dan intensitas kegiatan HTI di ruang publik, yaitu dalam bentuk pawai, seminar (baik yang

berskala internasional, nasional, dan lokal), dialog dan diskusi publik, serta proliferasi media

di berbagai daerah di tanah air.

Para tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia banyak yang bertempat tinggal di Bogor

sebagai upayanya dalam mensosialisasikan gerakan yang mereka usung. Untuk kepengurusan

Hizbut Tahrir Indonesia dalam lingkup nasional, Humas Hizbut Tahrir Indonesia secara resmi

dipegang teguh oleh Ismail Yusanto, sedangkan untuk wilayah Jawa Barat dipegang oleh

Muhammad Syahabi.74

Seluruh kegiatan yang dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia adalah kegiatan yang

bersifat politik. Dimana mereka memperhatikan urusan masyarakat sesuai dengan

hukum-hukum serta pemecahannya secara syar’i, karena politik adalah mengurus dan memelihara 2.2.3. Aktivitas Hizbut Tahrir Indonesia

74

(20)

urusan masyarakat (rakyat) banyak sesuai dengan hukum-hukum Islam dan

pemecahan-pemecahannya.

Kegiatan-kegiatan yang bersifat politik ini tampak jelas di dalam mendidik dan

membina umat dengan tsaqafah (kebudayaan) Islam, meleburnya dengan Islam,

membebaskannya dari akidah-akidah yang rusak, pemikiran-pemikiran yang salah, serta dari

persepsi yang keliru, yang sekaligus membebaskannya dari pengaruh ideide dan pandangan

-pandangan yang kufur. Kegiatan politik ini tampak juga dalam aspek pergolakan pemikiran

dan dalam perjuangan politiknya.

Adapun pergolakan pemikiran tersebut dapat terlihat dalam penentangannya terhadap

ide-ide dan aturan-aturan kufur. Seperti halnya dalam penentangannya terhadap ide yang

salah, aqidah-aqidah yang rusak atau pemahaman yang keliru dengan cara menjelaskan

kerusakannya, menampakkan kekeliruannya, yang disertai dengan menjelaskan ketentuan

hukum Islam dalam masalah tersebut. Adapun perjuangan politiknya, dapat terlihat dari

penentanga nnya terhadap orang-orang kafir Imperialis untuk memerdekakan umat dari

belenggu kekuasaannya, membebaskan umat dari tekanan dan pengaruhnya, serta mencabut

akar-akarnya yang berupa pemikiran, kebudayaan, politik, ekonomi, maupun militer dari

seluruh negeri-negeri Islam.

Perjuangan politik ini juga tampak jelas dalam menentang para penguasa,

mengungkapkan pengkh ianatan dan persekongkolan mereka terhadap umat; melancarkan

kritik, kontrol dan koreksi terhadap mereka serta berusaha meng gantinya apabila hak -hak

umat dilangggar atau tidak menjalankan kewajibannya terhadap umat, begitu halnya bila

mereka melalaikan salah satu urusan umat, atau mereka menyalahi hukum-hukum Islam.

Jadi kegiatan Hizbut Tahrir Indonesia secara keseluruhan adalah kegiatan yang

(21)

pemerintahan ataupun yang menyangkut pemerintahan. Kegiatan Hizbut Tahrir Indonesia

tidak hanya pada aspek pendidikan. Hizbut Tahrir Indonesia bukan madrasah. Begitu pula

seruannya tidak hanya bersifat nasehat-nasehat dan petunjuk-petunjuk. Akan tetapi

kegiatannya bersifat politik, dengan cara mengemukakan fikrah-fikrah Islam beserta

hukum-hukumnya untuk dilaksanakan, dipikul dan diwu judkan dalam kenyataan hidup dan

pemerintahan.

Hizbut Tahrir Indonesia mengemban da’wah Islam agar Islam dapat dilaksanakan

dalam kehidupan, sehingga aqidah Islam menjadi dasar negara, dasar konstitusi dan

Undang-undang. Karena aqidah Islam adalah aqidah aqliyah (dasar untuk pemikiran) dan aqidah

siyasiyah (dasar untuk politik) yang memancarkan aturan yang dapat memecahkan problema

manusia secara keseluruhan, baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial masyarakat

dan lain-lain.75

75

Referensi

Dokumen terkait

Membangun kejayaan umat menurut pendapat Hizbut Tahrir harus berada dalam satu payung politik yakni di bawah naungan Daulah Islam, yaitu Daulah Khilafah, yang

Dimana keduanya harus menghadapi problem-problem umum yang terjadi di negara-negara muslim, Kekhalifahan sendiri dalam hal ini diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir Indonesia

Jika ditinjau lebih jauh, Hizbut Tahrir Indonesia merupakan organisasi keagamaan yang berubah menjadi organisasi politik, dimana tujuannya adalah menjadikan

Dalam prakteknya, strategi pembangunan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Sumatera Utara menunjukkan bahwa model pembangunan yang dilakukannya adalah sebuah

Dalam prakteknya, strategi pembangunan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Sumatera Utara menunjukkan bahwa model pembangunan yang dilakukannya adalah sebuah

Kerajaan adalah sistem yang tidak benar dalam pandangan pemikiran Hizbut Ideologi politik Hizbut Tahrir adalah Islam dengan menerapkan hukum.. Islam dalam

Konsep Negara Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia. Medan : Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Di dalam buku, Mengenal Hizbut Tahrir: Partai Politik Islam Ideologis, dijelaskan bahwa pergolakan pemikiran dilakukan dengan cara menentang berbagai keyakinan, ideologi,