• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Risiko Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan, Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Risiko Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan, Medan Chapter III VI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

23

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya maka kerangka konsep dalam penelitian “Gambaran Risiko Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan, Medan” dapat digambarkan berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

1. Usia

(2)

24

Skala Ukur : Interval 2. Jenis Kelamin

Definisi Operasional : Responden terdiri dari dua jenis jantina. Cara Ukur : Angket

Definisi Operasional : Tingkat ilmu pengetahuan responden yang didapat secara formal.

Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner

Hasil Ukur : a) Tidak/belum pernah sekolah b) Tidak tamat SD/MI

Definisi Operasional : Mengetahui apakah responden mempunyai riwayat merokok

Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : a) Ya,setiap hari.

b) Ya, kadang-kadang

(3)

25

Skala Ukur : Ordinal 5. Riwayat Keluarga

Definisi Operasional : Keluarga responden yang mempunyai riwayat Diabetes Mellitus sebelumnya.

Definisi Operasional : Berapa lama responden melakukan jenis olahraga pada waktu lapang.

Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner

Hasil Ukur : a) <3x/minggu (30-50 menit) b. >3x/minggu (30-50 menit)

Skala Ukur : Nominal. 7. Obesitas

Definisi Operasional : Mengetahui berat badan responden ideal atau tidak ideal.

Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner

Hasil Ukur : 1. Berat badan normal ( 18.50-24-99)

2. Berat badan melebihi nilai normal ( >25.00) 3. Pre-obesitas(25.00-29.99)

4. Obesitas (> 30.00)

(4)

26

8. Konsumsi Serat

Definis Operasional : Kebiasaan mengkonsumsi serat per hari yang terdiri dari buah dan sayur.

Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : 1. <5porsi/hari

(5)

27

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan potong lintang.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan,Medan. Waktu penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada periode bulan Juni sampai September 2015.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Mellitus yang berobat ke Puskesmas Padang Bulan, Medan.

4.3.2. Sampel

Seluruh populasi yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan, Medan dari tanggal 30 Juni 2015 sampai dari 30 September 2015 dijadikan sampel.

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Pasien Diabetes Mellitus rawat jalan yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan.

b. Bersedia ikut dalam penelitian. 2. Kriteria Ekslusi

Kriteria esklusi dalam penelitian ini adalah:

(6)

28

4.3.3. Jumlah Sampel

Semua penderita Diabetes Mellitus rawat jalan.

4.3.4. Besar Sampel

Besar sampel penelitian dihitung dengan rumus besar sampel untuk penelitian belah lintang. Rumus besar sampel adalah sebagai berikut:

Rumus besar sampel deskriptif kategorik: n = Zα2 x P x Q d2 Q = 1 – P Keterangan:

N = Besar sampel

Zα = Nilai Z pada derajat kemaknaan ( 95%=1,96)

P = Proporsi sesuatu kasus terhadap populasi, bila tidak diketahui proporsinya, 6,9% (0.069) ( Riskesdas,2013).

d = Derajat penyimpangan (0.05)

Maka besar sampel adalah:

n = (1.96) X 0,069 X 0.931 (0.05)

= 98.71 (dibulatkan menjadi 99)

Melalui rumus didapati besar sampel minimal yaitu 99 responden. Cara pemilihan subyek penelitian dilakukan secara non-probability sampling dengan menggunakan consecutive sampling, dimana seluruh penderita Diabetes Mellitus yang telah memenuhi kriteria penelitian diikutsertakan dalam penelitian.

4.3.5. Cara Sampling

Teknik sampling penelitian ini adalah consecutive sampling.Consecutive

sampling ini merupakan jenis non-probability sampling yang paling baik dan

(7)

29

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan berupa lembar penelitian yang telah diisi oleh responden.

4.5. Pengolahan dan analisis data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah yaitu: (1) editing, dilakukan untuk memeriksa ketetapan dan kelengkapan data; (2) coding, data yang telah terkumpul kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer; (3) entry, data tersebut dimasukkan ke dalam program komputer; (4) cleaning data, pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data;

(5) saving, penyimpanan data untuk siap dianalisis; dan (6) analisa data (Wahyuni,

2008).

Data yang telah dikumpul akan diolah menggunakan program komputer yaitu Statistical Product and Service Solutions (SPPS) kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan tabel distribusi dan dilakukan pembahasan data yang diperoleh sesuai dengan pustaka yang ada. Analisis univariat digunakan. (Sopiyudin,2013).

Analisis ini mengambarkan masing-masing variabel penelitian. Data yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. (Sopiyudin,2013).

4.6. Etika Penelitian

(8)

30

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Padang Bulan terletak di Jalan Jamin Ginting, Kompleks Pamen, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan. Puskesmas Padang Bulan ini dulunya bukan sebuah Puskesmas tetapi sebuah poliklinik dan rumah dokter. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Pangdam II/Bukit Barisan Bapak Sarwo Edhi Wibowo (Brigjen TNI) pada tanggal 27 Maret 1968 dan selesai pada tanggal 20 Juli 1968. Pelaksanaannya yaitu Zi Bang Ron-DIM 0212/MS. Dalam melaksanakan kegiatannya, Puskesmas Padang Bulan melayani 6 Kelurahan yang ada di wilayah kerja Kecamatan Medan Baru dengan luas 527 hektar. Jumlah penduduk yang dicakup oleh Puskesmas Padang Bulan menurut jenis kelamin sebanyak 46170 jiwa yang terdiri dari jumlah perempuan (23.547 jiwa) dan jumlah laki-laki (22.623 jiwa).

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Pada penelitian ini diperoleh sampel yang diambil per harinya mulai dari tanggal 26 Oktober 2015 sampai 20 November 2015 didapati sebanyak 100 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada seluruh pasien Diabetes Mellitus yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan, Medan. Pada penelitian ini yang diteliti adalah profil sampel yang berupa usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, riwayat keluarga dengan DM, riwayat melahirkan bayi >4kg, perilaku merokok, perilaku makan serat, dan olahraga.

(9)

31

5.1.3. Distribusi Data Penelitian

1. Profil Penderita Diabetes Mellitus

Table 5.1. Karakteristik Umum Penderita Diabetes Mellitus

Karakteristik n %

Pendidikan Tidak/belum pernah sekolah 30 30.0

Tidak tamat SD/MI 35 35.0

Dari tabel 5.1. mengenai karakteristik umum penderita DM yang pertama yaitu berdasarkan umur dapat dilihat bahwa kelompok umur terbanyak pasien DM di Puskesmas Padang Bulan adalah 46-55 tahun yaitu sebanyak 47 orang (47%). Angka yang paling sedikit adalah kelompok umur 35-45 tahun sebanyak 15 orang (15%). Jenis kelamin yang tertinggi adalah laki-laki dengan persentase 65% manakala perempuan dengan persentase 35% dan jenis pendidikan yang paling tinggi adalah tidak tamat SD/MI mencatatkan angka 35 dengan persentase sebanyak 35% sedangkan yang paling sedikit adalah tamat D1/D2/D3 sebanyak 1 orang (1%).

Tabel 5.2. Distribusi berdasarkan Indeks Massa Tubuh

(10)

32

Dari tabel 5.2. dapat dilihat untuk distribusi proporsi kedua berdasarkan indeks massa tubuh, bahwa kategori berat badan melebihi nilai normal terbanyak adalah 50 orang (50%). Lalu diikuti kategori Obesitas sebanyak 29 orang (29%) sedangkan yang paling sedikit adalah kategori berat badan normal sebanyak 21 orang (21%).

Tabel 5.3. Distribusi Berdasarkan Perilaku merokok

n % perilaku merokok setiap hari sebanyak 34 orang (34%) manakala pasien DM yang tidak pernah merokok sebanyak 36 orang (36%). Lalu diikuti Kadang-kadang merokok sebanyak 17 orang (17%), Tidak, sebelumnya pernah setiap hari sebanyak 8 orang (8%) sedangkan yang paling sedikit adalah tidak pernah namun kadang-kadang sebanyak 5 orang (5%).

(11)

33

Tabel 5.5. Distribusi Berdasarkan Olahraga dan Perilaku makan serat

n %

Olahraga <3x/minggu 95 95.0

>3x/minggu 5 5.0

Perilaku makan serat <5 porsi/hari 93 93.0

>5 porsi/hari 7 7.0

Total 100 100.0

Selanjutnya distribusi proporsi kelima yaitu Olahraga dan Perilaku makan serat, maka dari Tabel 5.5.dapat dilihat bahwa tempoh pasien DM melakukan olahraga di bawah 3x/minggu mencatatkan sebanyak 95 orang (95%) dan di atas 3x/minggu sebanyak 5 orang (5%) sementara perilaku makan serat pasien DM di bawah 5 porsi/hari sebanyak 93 orang (93%) manakala perilaku makan serat pasien DM di atas 5 porsi/hari berjumlah 7 orang (7%).

5.2. Pembahasan

Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran risiko penderita Diabetes Mellitus di Puskemas Padang Bulan, Medan.

Berdasarkan data, dapat dilihat bahwa kebanyakan responden yang merupakan penderita Diabetes Mellitus adalah antara kelompok usia 46-55 tahun. Umur minimum dan maksimum adalah 30 dan >55. Menurut Laporan Riskesdas (2013) penderita Diabetes Mellitus kategori kelompok umur terbanyak pada 45-54 tahun (14.7%) di daerah perkotaan manakala Diabetes Mellitus menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8% di daerah pedesaan sedangkan pada kelompok umur usia 15 tahun ke atas mencatat sebanyak 6.9%. Peningkatan Diabetes risiko Diabetes seiring dengan umur, khususnya pada usia lebih dari 40 tahun, disebabkan karena pada usia tersebut mulai terjadi peningkatan intolenransi glukosa. Adanya proses penuaan menyebabkan berkurangnya kemampuan sel β pankreas dalam memproduksi insulin.

(12)

34

terhadap hormone insulin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2011) menunjukkan bahwa laki-laki lebih berisiko terkena Diabetes Mellitus dibandingkan dengan perempuan. Beberapa studi di Augsburg mendapatkan hasil insidens rate yang distandardiasi menurut umur pada laki-laki sebesar 5,8 per-1000/orang-tahun dan 4,0 per-per-1000/orang-tahun pada perempuan. Diabetes secara umum untuk laki-laki datang lebih cepat dari wanita. Wanita bisa terlindungi dari diabetes sampai mencapai usia menopause karena pengaruh hormone wanita yaitu estrogen, hormone reproduksi yang membantu mengatur tingkat gula darah dalam tubuh wanita.

Hubungan antara pendidikan dan pola pikir, presepsi dan perilaku masyarakat memang sangat signifikan dalam arti bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin rasional dalam pengambilan berbagai keputusan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati,2010 menunjukkan pada kelompok kasus sebagian besar responden yang berpendidikan SMA dan PT cenderung memeriksakan dirinya ke RSUD Sunan Kalijaga Demak untuk mencegah faktor risiko Diabetes Mellitus. Dalam hubungan pasien DM dengan faktor risiko DM didapati bahwa pasien yang berpendidikan tinggi dapat mengetahui faktor risiko DM dan berupaya untuk mencegahnya. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pasien DM di Puskesmas Padang Bulan sangatlah rendah karena rata-rata pendidikan terakhir yang paling banyak adalah tidak tamat SD/MI (35%). Lebih dari responden (30%) yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan adalah Ibu Rumah Tangga yang tidak pernah ke sekolah. Hanya 1% dari reponden telah tamat D1/D2/D3 dan selebihnya pasien (29%) telah tamat SD/MI.

(13)

35

membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga wanita berisiko menderita DM Tipe 2.

Dari data yang diperoleh berdasarkan perilaku merokok sejumlah 34 orang (34%) merokok setiap hari manakala 36 orang (36%) tidak merokok karena angka ini terdiri dari pasien DM wanita. Sementara kategori Tidak, namun sebelumnya pernah kadang-kadang menyumbang 5%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anna et al, yang menunjukkan bahwa merokok merupakan masalah dunia. Prevalensi merokok masih cukup tinggi dan berhubungan terhadap risiko penyakit dan tingginya angka kematian.( Hariadi S,2008). Begitu pula dengan penelitian oleh Houston juga mendapatkan bahwa perokok aktif memiliki risiko 76% lebih tinggi untuk terserang DM dibanding dengan yang tidak terpajan. Merokok secara langsung meningkatkan resistensi insulin. Respon insulin pada pembebanan glukosa oral lebih banyak pada perokok dibandingkan yang tidak merokok. Perokok memiliki ciri khas sindrom resistensi insulin termasuk di dalamnya gula darah puasa yang meningkat. (Chiolero, 2008).

Berdasarkan data, dapat dilihat bahwa kebanyakan responden memiliki riwayat keluarga dengan DM adalah orang tua. Kategori yang terbanyak adalah Ayah menyumbang (32%) manakala Ibu berjumlah (26%). Lalu diikuti Ayah dan Ibu sebanyak (18%). Hal ini sejalan dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati, 2012 bahwa ada hubungan yang signifikan (OR 4,19 95% 1.246-14,08). Sebagian besar responden memiliki riwayat DM keluarga. Responden yang memiliki keluarga dengan DM harus berwaspada. Risiko menderita DM bila salah satu orang tuanya menderita DM adalah sebesar 15%. Jika kedua orang tua memiliki DM maka risiko untuk menderita DM adalah 75%. (Diabetes UK,2010). Risiko untuk mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan DM. Hal ini dikarenakan penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih besar dari ibu. Jika saudara kandung menderita DM maka risiko untuk menderita DM adalah 10% dan 90% jika yang menderita DM adalah saudara kembar identik ( Diabetes UK,2010).

(14)

36

(5%) pasien DM melakukan olahraga di atas 3x/minggu selama 30-50 menit. Kurangnya latihan fisik atau olahraga juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya DM. Menurut penelitian yang telah dilakukan di Cina beberapa waktu yang lalu, jika seseorang dalam hidupnya kurang melakukan latihan fisik ataupun olahraga maka cadangan glikogen ataupun lemak akan tetap tersimpan di dalam tubuh, hal inilah yang memicu terjadinya berbagai macam penyakit degenratif salah satu contohnya DM. (Yuni dan Soebardi, 2008). Olahraga adalah latihan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan badan seperti bola sepak, berenang, dan lain-lain. Pengelolaan DM yang meliputi 4 pilar, aktivitas fisik atau olahraga merupakan salah satu dari keempat pilar tersebut. Laporan Kemenkes 2009 menyatakan semenjak anak-anak dan remaja mengamalkan gaya hidup sehat dengan kebiasaan olahraga merupakan cara yang baik dalam pencegahan DM.

(15)

37

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran faktor risiko penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan, Medan tahun 2015 dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas penderita DM adalah yang berusia antara 46-55 tahun.

2. Rerata penderita DM yang datang adalah dari masyarakat golongan menengah rendah yang tidak tamat SD/MI dan Jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-laki.

3. Hampir setengah dari jumlah responden mempunyai berat badan melebihi nilai normal.

4. Pasien DM mempunyai perilaku merokok setiap hari.

5. Riwayat DM dengan keluargan golongan Ayah tertinggi mencatakan nilai tetinggi.

6. Sebagian besar pasien DM berolahraga di bawah 3x/minggu antara 30-50 menit sedangkan pasien DM mengamalkan perilaku makan sehat di bawah 5porsi/hari.

6.2. Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

2. Diperlukan penyuluhan dan konseling terhadap masyarakat untuk memiliki kebiasaan hidup sehat sejak dini.

3. Perlunya masyarakat untuk melakukan pengontrolan pada perilaku merokok untuk mencegah terjadinya Diabetes Mellitus.

(16)

38

5. Secara dini kepada anggota keluarga lainnya dengan menjauhi faktor lingkungan yang menjadi faktor pencentus terjadinya Diabetes Mellitus. 6. Deteksi dini Diabetes Mellitus yang difokuskan pada kelompok usia

berisiko tinggi diabetes, yaitu mulai usia 45 tahun ke atas dengan cara melakukan pemeriksaan gula darah secara gratis pada Hari Diabetes Internasional.

Gambar

Gambar 3.1  Kerangka Konsep
Table 5.1. Karakteristik Umum Penderita Diabetes Mellitus
Tabel 5.3. Distribusi Berdasarkan Perilaku merokok
Tabel 5.5. Distribusi Berdasarkan Olahraga dan Perilaku makan serat

Referensi

Dokumen terkait

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2012). Usia balita merupakan usia pra sekolah dimana seorang anak akan

Demikian Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pembuatan Dua Ruang Vip,Satu Ruang Perawat Ruangan Hesti Rumah sakit TK III DR.R.Soeharsono ini di buat dan di tanda tangani

TRAJECTORY PLANNING FOR PERIODIC STEADY-STATE MOTION The dynamic model developed above was used in [13] to design feasible periodic trajectories that extend beyond the static

Multimedia audio yang dibangun dan dibuat oleh para programmer pada umumnya menggunakan bahasa yang sulit pada setiap komponen dan button yang digunakan, maka dari itu penulis

Memiliki NPWP dan Telah melunasi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan) Tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak setempat sesuai

Dengan latar belakang tersebut, dibuatlah suatu Aplikasi Web Store dengan menggunakan PHP dan MySQL, untuk dijadikan sebagai sumber informasi yang mempermudah user dalam hal ini

Dimana website ini merupakan program yang menolong pelanggan dalam memperoleh informasi berbagai macam pelayanan yang disediakan oleh CMS Fashion Collection dengan cepat

Tujuan penulis melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana yaitu untuk menjadi tenaga ahli dibidang kependidikan, khususnya pada bidang studi Biologi untuk meningkatkan