• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perbandingan Pelat Hollow Pracetak (Hollow Core Slab) Terhadap Pelat Konvensional Dengan Beban Hidup Yang Variatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Perbandingan Pelat Hollow Pracetak (Hollow Core Slab) Terhadap Pelat Konvensional Dengan Beban Hidup Yang Variatif"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERBANDINGAN PELAT HOLLOW PRACETAK

(HOLLOW CORE SLAB)

TERHADAP PELAT

KONVENSIONAL DENGAN BEBAN HIDUP YANG

VARIATIF

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk

Menempuh Ujian Sidang Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh :

10 0404 088

REBEKKA ROSALIA SILALAHI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Lembar Persembahan

Υντυκ σετιαπ πενψερτααν Τυηαν δαλαµ ηιδυπκυ... Υντυκ σετιαπ βερκατ, καρυνια−Νψα βαγικυ δαν κελυαργακυ ....

Υντυκ σετιαπ κεκυαταν ψανγ ∆ια βερικαν βαγικυ δαν βαγι σεµυα ορανγ δισεκιταρκυ υντυκ µεµβυατ ηιδυπ λεβιη βεραρτι ...

Aku mau bersyukur kepada-Mu

Diantara bangsa-bangsa, ya Tuhan,

Dan aku mau bermazmur bagi-Mu

diantara suku-suku bangsa;

sebab kasih Mu besar mengatasi langit,

dan setia Mu sampai ke awan-awan

(3)

ABSTRAK

Seiring perkembangan teknologi konstruksi, penggunaan elemen pracetak pada bangunan sudah mulai dipertimbangkan. Salah satu elemen struktur itu adalah pelat. Penggunaan pelat pracetak dibandingkan dengan pelat konvensional akan menguntungkan secara ekonomi , waktu, dan tenaga kerja. Pada tugas akhir ini penulis membandingkan seberapa besar efektifitas pelat pracetak hollow core slab dibandingkan dengan pelat konvensional, dengan desain pelat one way slab untuk pelat hollow core slab dan two way slab untuk pelat konvensional.

Dasar-dasar perencanaan dan metode-metode yang digunakan dalam perhitungan disusun berdasarkan buku-buku referensi penulis. Perhitungan mekanika teknik momen dan lendutan one way slab menggunakan metode Hirschfeld dan metode pelat silindris (Thimosenko). Sementara pada pelat two way slab menggunakan metode Hirschfeld dan metode Stiglat/Wippel, dimana momen dan lendutan paling efisien digunakan untuk merencakan tulangan pelat konvensional. Untuk perencanaan pelat hollow core slab, desain pelat ditentukan oleh penulis, kemudian dihitung gaya prategang yang terjadi terhadap beban hidup yang variatif dan didapat diameter dan jumlah strand yang digunakan untuk kemudian dikontrol terhadap tegangan yang diizinkan. Kehilangan, lawan lendut dan lendutan ikut dihitung dalam perencaan.

Pada tugas akhir ini akan terlihat bagaimana efektifitas penggunaan pelat hollow core

slab terhadap pelat konvensional dengan beban hidup yang variatif. Bagaimana desain pelat

yang ekonomis akan terlihat dan diharapkan menjadi alternatif penggunaan pelat pracetak pada konstruksi bangunan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji, syukur dan sembah kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati dan

menyertai penulis sehingga tugas akhir ini dapat selesai dengan baik.

Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik Sipil bidang

struktur Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dengan judul

“ANALISA PERBANDINGAN PELAT HOLLOW PRACETAK (HOLLOW CORE

SLAB) TERHADAP PELAT KONVENSIONAL DENGAN BEBAN HIDUP YANG

VARIATIF”.

Tugas akhir ini merupakan studi untuk mengetahui perencanaan dan efisiensi antara

pelat konvensional dengan pelat pracetak hollow. Tugas akhir ini dapat disusun berkat

adanya bimbingan dan kerjasama beberapa dosen maupun mahasiswa Departemen Teknik

Sipil, Universitas Sumatera Utara. Disamping itu penulis juga mencari literature untuk

mendukung penyelasaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian tugas akhir ini tidak terlepas dari dukungan,

bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada banyak pihak. Pertama-tama terimakasih penulis sampaikan kepada kedua orangtua

penulis yang sangat penulis cintai dan banggakan, Bapak Justin Silalahi dan Ibu Dameria

Sidabutar atas doa-doa yang dipanjatkan kepada putri tercintanya.

Penulis juga menyampaikan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang berperan

(5)

1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing yang telah memberikan

dukungan, masukan, bimbingan, waktu, serta tenaga serta pikiran dalam membantu

penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Ir. Syahrizal, M.Sc selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Ir. Besman Surbakti, MT dan Bapak Ir. Torang Sitorus, MT selaku dosen

pembanding dan penguji

4. Bapak / Ibu staf pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara

5. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuannya kepada penulis

6. Saudara-saudara penulis, Kak Riama Silalahi, Bang Sijabat, Kak Risda Silalahi, Bang

Manik Sikettang, Bang Roiman Silalahi, Kak Frisca Siregar, Kak Rumata Silalahi, Bang

Siahaan, Kak Rut Silalahi, Bang Damanik, Kak Raphita Silalahi, Bang Harianja, serta

keponakan-keponakan penulis Enjes, Edu, Bionita, Thania, Jonathan, Lemuel, Griselda,

Evelyn dan Laura yang telah memberikan dorongan, motivasi, doa dan bantuan materil

kepada penulis

7. Rekan, sahabat-sahabat dan saudara yang setia mendukung, membantu, memberikan

masukan dan informasi, memotivasi dan menghibur, menjalani suka-duka, pahit-manis

masa perkuliahan : Badia Sihite, Hopnagel Sinaga, Tohap Pakpahan, Elwis Sitorus,

Grandson Tumorang, Boby Hutapea, Fander Simanjuntak, Festus Simbolon, Henry

Beteholi, Rizky Siagian, Fransiscus Pinem, Dila Marpaung, Mardi Banurea, Mangasi

Sinaga, Welman Tambunan, Andre Manurung, serta seluruh rekan-rekan Keluarga Besar

Teknik Sipil 2010, abang dan kakak 2007 dan adik-adik 2013 Universitas Sumatera

(6)

8. Rekan-rekan di Paguyuban Karya Salemba Empat USU, Margaret, Saryanta, Dany, Bang

Laung, Dek Santo dan semua abang, kakak, dan adik-adik penggiat sharing, networking

and developing

9. Sahabat-sahabat penulis semasa SMA yang juga selalu mendukung dan mendorong

penulis, Jenni Sinaga, Sofina Harahap, Theresia Pasaribu, Elsa Sembiring, Tiara

Batubara, Melinda Siahaan, Lia Purba, Enny Manalu, Ikhwan Zulmi

10.Seluruh rekan-rekan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas dukungan dan

batuannya yang baik kepada penulis

Walaupun dalam menyusun tugas akhir ini penulis telah berusaha untuk mengkaji dan

menyampaikan materi secara sistematis dan terstruktur, penulis menyadari tugas akhir ini

masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang

membangun dari pembaca demi perbaikan di masa yang akan dating. Akhir kata, penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi

pembaca.

Medan, Oktober 2014

Rebekka Rosalia Silalahi

(7)

DAFTAR ISI

II. 2 Material Beton Prategang II. 2. 1 Beton ……….………..11

II. 2. 2 Baja Prategang ………..12

II. 3 Prinsip Dasar Prategang ………...13

II. 4 Sistem Pemberian Prategang ………...15

II. 5 Sistem Hollow Core Slab II. 5.1 Metode Pembuatan ………17

II. 5.2 Material Pembentuk Hollow Core Slab ...…...21

II. 5.3 Jenis-Jenis Hollow Core Slab ……..………...22

II. 5.4 Keuntungan Penggunaan Hollow Core Slab ……….24

(8)

II. 6.1 Perencanaan Lentur ……….26

II. 7.2 Teori Pelat Silindris (Thimosenko)………..35

II. 7.3 Metode Stiglat/Wippel …..………..40

II. 8 Lendutan pada Pelat Beton Bertulang ………..43

BAB III METODE ANALISA III. 1 Data Desain dan Geometri II. 1.1 Pelat Konvensional …...……….……..47

II. 1.2 Pelat Pracetak Hollow Core Slab ………..48

III. 2 Data Pembebanan ...………..48

III. 3 Perhitungan Tebal Pelat ...………..50

(9)

III. 6 Penulangan Pelat Konvensional ……….53

III. 7 Mengitung Momen ……….56

III. 8 Hitung dan Kontrol Tegangan ……….…….56

III. 9 Menghitung Kehilangan (Losses)……….……..57

III. 10 Kontrol Lawan Lendut dan Lendutan ………..…………58

BAB IV APLIKASI IV. 1 Perhitungan Momen dan Lendutan ………59

IV. 2 Penulangan Pelat Konvensional ………..69

IV. 3 Perencanaan Pelat Hollow Core Slab ………..77

IV. 4 Analisa Harga Bahan ………..100

IV. 5 Diskusi ………..106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V. 1 Kesimpulan ……….136

V. 2 Saran ……….137

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema two way slab 4

Gambar 2.1 Kebutuhan prinsipil beton yang baik 11

Gambar 2.2 Tendon konsentris, hanya prategang 14

Gambar 2.3 Tendon konsentris, berat sendiri ditambahkan 14

Gambar 2.4 Tendon eksentris, hanya prategang 14

Gambar 2.5 Tendon eksentris, berat sendiri ditambahkan 14

Gambar 2.6 Proses pembuatan beton prategang pratarik 16

Gambar 2.7 Proses pembuatan beton prategang pascatarik 17

Gambar 2.8 Persamaan lendutan dengan berbagai perletakan 35

Gambar 2.9 Tegangan pada pelat 36

Gambar 3.1 Ilustrasi portal gedung 44

Gambar 3.2 Desain denah pelat rencana 45

Gambar 3.3 Potongan A-A 45

Gambar 3.4 Diagram alir perencanaan pelat konvensional 49

Gambar 3.5 Diagram alir perencanaan pelat hollow core slab 55

Gambar 3.6 Diagram tegangan prategang penampang 56

Gambar 4.1 Segmen pelat dua arah konvensional 59

Gambar 4.2 Segmen pelat satu arah pracetak hollow core slab 60

Gambar 4.3 Potongan A-A, desain rencana hollow core slab 60

Gambar 4.4 Penulangan pelat konvensional beban hidup 125 Kg/m2 70

(11)

Gambar 4.6 Penulangan pelat konvensional beban hidup 400 Kg/m2 74

Gambar 4.7 Penulangan pelat konvensional beban hidup 500 Kg/m2 76

Gambar 4.8 (a) Detail A, (b) Detail B, (c) Detail C portal gedung pelat pracetak 77

Gambar 4.9 Jumlah dan letak strand pelat hollow beban hidup 125 Kg/m2

(Pro. RS 01) 84

Gambar 4.10 Jumlah dan letak strand pelat hollow beban hidup 250 Kg/m2

(Pro. RS 02) 89

Gambar 4.11 Jumlah dan letak strand pelat hollow beban hidup 400 Kg/m2

(Pro. RS 03) 94

Gambar 4.12 Jumlah dan letak strand pelat hollow beban hidup 500 Kg/m2

(Pro. RS 04) 99

Gambar 4.13 Denah dan penamaan pelat 108

Gambar 4.14 Denah pemodelan pembebanan lapangan 131

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Mencari nilai u (Thimosenko, 1992) 39

Grafik 2.2 Mencari nilai f0(u) dan ѱ0 (u) 40

Grafik 4.1 Momen arah x di tumpuan pelat konvensional 65

Grafik 4.2 Momen arah x di lapangan pelat konvensional 65

Grafik 4.3 Momen arah y di tumpuan pelat konvensional 66

Grafik 4.4 Momen arah y di lapangan pelat konvensional 66

Grafik 4.5 Momen pelat pracetak hollow core slab satu arah 67

Grafik 4.6 Momen pelat pracetak hollow core slab satu arah dengan

pelat konvensional dua arah 67

Grafik 4.7 Lendutan pelat konvensional dua arah 68

Grafik 4.8 Lendutan pelat pracetak satu arah 68

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kawat-Kawat untuk Beton Prategang 12

Tabel 2.2 Strand Standar Tujuh Kawat untuk Beton Prategang 13

Tabel 2.3 Sistem Hollow Core 24

Tabel 2.10 Koefisien lendutan metode Stiglat/Wippel 42

Tabel 4. 1 Perhitungan momen dan lendutan pelat konvensional dan pracetak 61

Tabel 4. 2 Penulangan pelat konvensional dengan beban hidup 125 Kg/m2 69

Tabel 4. 3 Penulangan pelat konvensional dengan beban hidup 250 Kg/m2 71

Tabel 4. 4 Penulangan pelat konvensional dengan beban hidup 400 Kg/m2 73

Tabel 4. 5 Penulangan pelat konvensional dengan beban hidup 500 Kg/m2 75

Tabel 4. 6 Perhitungan volume pelat konvensional dan pracetak hollow core slab 100

Tabel 4. 7 Daftar harga satuan bahan 105

Tabel 4. 8 Analisa harga bahan pelat konvensional dan pracetak hollow core slab 105

Tabel 4. 9 Perhitungan momen tumpuan pelat dengan berbagai kombinasi

pembebanan papan catur 109

Tabel 4. 10 Momen lapangan yang terjadi dihitung dengan sistem pembebanan

Referensi

Dokumen terkait

Bila dimodelkan dengan balok-pelat ekuivalen pada bangunan gedung, momen dan gaya lintang yang terjadi pada balok-pelat flat slab with drop panel ekuivalen lebih

Sedangkan dalam [1] dilakukan analisis dan perbandingan pengaruh penggunaan pelat pracetak Hollow Core Slab dengan penggunaan pelat beton konvensional, hasil analisis menunjukkan bahwa

Tabel 8 Rekapitulasi Kebutuhan Pembesian Pelat Lantai Topping Precast Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan besi polos diameter 8 mm didapat kebutuhan