LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk dan Ukuran)
Oleh:
Nama : Anisa Yanthy Rahayu NPM : 240110120080
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 9 September 2014 Waktu/Shift : 13.00 – 15.00 WIB/B1 Asisten : Desny Anggelina
LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN
2014
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahan hasil pertanian sering mengalami kerusakan baik di lahan maupun dalam proses penanganan pasca panen. Ini dikarenakan produk pertanian mempunyai ciri mudah rusak. Kerusakan-kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisiologis, mekanis, termis, biologis dan kimia. Sebagai mahasiswa di bidang pertanian tentu kita harus dapat mengatasi hal-hal tersebut dengan efektif dan efisien sehingga produk pertanian yang dihasilkan siap untuk dipasarkan dan diminati masyarakat. Selain itu produk pertanian dalam negeri di pasaran akan lebih diminati dari pada produk pertanian luar negeri.
Oleh karena itu, dalam prosesnya kami mempelajari mengenai Teknik Penanganan Hasil Pertanian dan materi dalam praktikum kali ini adalah Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian. Kita mempelajari materi ini agar dapat mengetahui karakteristik fisik bahan hasil pertanian yang baik. Dalam praktikum kali ini kami akan melakukan tiga percobaan untuk menentukan kebundaran (roundness), menentukan kebulatan (sphericity) dan menentukan volume dan luas permukaan.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan diadakannya praktikum kali ini adalah sebagai berikut: 1.2.1 Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentuk Acuan (charted standard)
Didalam metode ini, permukaan dari potongan melintang dan memanjang sampel atau bahan diukur dan kemudian dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard).
Tabel 2.1.1 Istilah dan deskripsi objek dari bentuk acuan
Bentuk Deskripsi
Bundar (Round) Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
Oblate Datar pada bagian pangkal dan pucuk
atau puncak
Kerucut (Conic) Meruncing ke arah bagian puncak Bujur telur (Ovate) Bentuk seperti telur dan melebar pada
bagian pangkal
Berat sebelah atau miring (Lopsided)
Poros yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak tegak lurus melainkan miring
Bujur telur terbalik (Obovate) Seperti telur terbalik
Bulat panjang (Elliptical) Menyerupai bentuk elips (bulat panjang)
Kerucut terpotong (Truncate) Kedua ujungnya mendatar atau persegi
Tidak seimbang (Unequal) Separuh bagian lebih besar daripada yang lain
Ribbed Pada potongan melintangnya
sisi-sisinya menyerupai sudut-sudut Teratur (Regular) Bagian horizontalnya menyerupai
lingkaran
tidak menyerupai lingkaran Sumber : (Mohsenin, 1980)
2.2 Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar. Ada beberapa metode untuk mengestimasi kebundaran suatu benda diantaranya adalah :
Roundness (Rd) = Ap Ac=
r12 r22 Dimana :
Ap = luas permukaan proyeksi terbesar dalam posisi bebas Ac = luas permukaan pronyeksi terkecil yang membatasinya R1 = jari-jari dalam
R2 = jari-jari luar
Roundness (Rd) =
∑
r N R Dimana :r = jari-jari kelengkungam N = Jumlah sudut yang ada
R = Jari-jari lingkaran dalam maksimum Roundness (Rd) = r
R Dimana :
r = jari –jari kelengkungan tertajam R = jari-jari rata-rata dari objek
2.3 Kebulatan (Sphericity)
dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai suatu kebulatan bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
Dengan menganggap volume objek sama dengan volume elips dengan tiga buah sumbunya masing-masing a, b, dan c, maka kebulatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
abc¿ 1 3
¿ ¿ sphericity=¿ dimana :
a = sumbu terpanjang (sumbu mayor)
b = sumbu terpanjang normal terhadap a (sumbu intermediate) c = sumbu terpanjang normal terhadap a dan b (sumbu minor)
2.4 Pengukuran dimensi sumbu
Untuk objek-objek yang berukuran kecil seperti biji-bijan, garis besar proyeksi dari setiap objek dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat pembesar photo (photographics enlarger), namun cara sederhana juga dapat pula dilakukan dengan metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Overhead Projector).
Adapun cara penggunaan pengukuran dimensi sumbu menggunakan OHP adalah sebagai berikut :
Bahan (biji-bijian) diletakan di atas OHP untuk diproyeksikan.
Kertas milimeter blok dipasangkan pada layar, sehingga proyeksi bahan berada di atas kertas milimeter blok tersebut.
Buatlah pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan batas garis tepi dari bahan.
Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka sumbu a, b, dan c dari bahan dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor), sumbu b adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate) dan sumbu c adalah sumbu terpendek (sumbu minor).
Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu, seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid), dan kerucut berputar atau silinder. Adapun definisi dari masing-masing bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh dari bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah buah anggur.
Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau silinder (tabung). Contohnya adalah wortel atau mentimun.
Setelah diketahui bentuk bahan berdasarkan kemiripan terhadap benda-benda geometri, maka volume dan luas permukaan bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Bentuk bahan bulat memanjang V = 43(π a b2)
e = b a¿
2 ¿
1 2
1−¿ ¿
S = 2π b2+2πa b e sin
−1 e
Dimana:
V = volume bahan
S = luas permukaan bahan
a = sumbu memanjang elips (major axes) b = sumbu membujur elips (minor axes) e = eksentrisitas, yaitu :
Bentuk bahan bulat membujur V = 4
3
(
π a 2e = b a¿
2 ¿
1 2
1−¿ ¿
S = 2π b2+πb 2
e ln( 1+e 1−e)
Bentuk bahan kerucut berputar atau silinder V =
(
π3
)
h(
r1 2+r1r2+r22
)
S = r1−r2¿ 2
¿ 1 2
h2+¿ π(r1+r2)¿
dimana :
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1. Jangka Sorong
2. Penggaris 3. Planimeter 4. Jangka
5. Kertas Milimeter Block 6. Over Head Projector (OHP) 7. Spidol Warna
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1. Mentimun
2. Tomat 3. Telur 4. Kentang 5. Wortel 6. Jeruk
3.2 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut;
1. Menentukan kebundaran (roundness) kentang, tomat, telur dengan menggunakan OHP.
c. Tentukanlah luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap) dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi bahan (Ap) dengan planimeter.
d. Hitunglah kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan persamaan.
2. Menentukan kebulatan (sphericity) kentang, tomat, telur dan biji jagung. a. Ukurlah sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu
terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet) dan c (sumbu terpendek/minor).
b. Hitunglah kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan persamaan. 3. Menentukan volume dan luas permukaan teoritis mentimun, kentang, tomat,
telur.
a. Ukurlah sumbu a, b dan c dari bahan.
b. Tentukanlah kemiripan bahan terhadap bentuk-bentuk geometri : bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid) dan kerucut berputar atau silinder.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil Percobaan
Tabel 1. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 1 Pengamatan (Bahan) Ke r1 (mm ) r2 (mm ) a (mm) b (mm ) c (mm ) h (mm )
Rd Sp V S
Roundness (Telur)
1 50,5 59 0,732
6
2 52 66 0,620
7
3 53,5 59 0,8222
Sphericity (Tomat)
1 60,2 50,1 36,1 0,7932
2 57,25 53,7 30,4
4
0,793 0
3 62,45 51,6 41,6 0,8195
Kemiripan benda dengan geometri (Timun) 145,1 5 45,1 1236683,97 5 3,12401 4 Perhitungan
Kebundaran (Roundness)
Telur Rd1 =
r1 2
r22 =
50, 52
5 92 = 0,7326 Rd2 =
r12 r22 =
5 22
6 62 = 0,6207 Rd3 =
r12 r22 =
5 3,52
5 92 = 0,8222
Kebulatan (Sphericity)
Tomat
Sp1 = (a b c) 1/3
a =
(60,2.50,1.36,1)1/3
Sp2 = (a b c) 1/3
a =
(57,25.53,7. 30,44)1/3
57,25 = 0,7930 Sp3 = (a b c)
1/3
a =
(62,45.51,6.41,6)1/3
62,45 = 0,8195
Kemiripan Benda Geometri
Bulat Memanjang (Timun) V=4
3
(
π .ab 2)
= 4
3
(
π.245,15.(45,1) 2)
= 1236683,975 mm3
e = (1 – ( b a ¿2¿ ¿
1 2
= (1 – (
45,1 145,15
¿2¿ ¿ 1 2
= 0,9505
S = 2 π b2 + 2 π ab
e sin-1 e = 2 π 45,12 + 2 π 145,15x45,1
0,9505 sin-1 0,9505 = 3124014,205 mm2
Tabel 2. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 2 Pengamatan (Bahan) Ke r1 (mm ) r2 (mm ) a (mm) b (mm ) C (mm ) h (mm )
Rd Sp V S
Roundness (Kentang)
1 0,98 1,09 0,808
3
2 0,965 1,155 0,698
3 0,76 0,89 0,7292
Sphericity
(Telur) 1 60
46 34 0,757
3
2 58,4 44,25 34 0,7612
5 1 Kemiripan benda
dengan geometri
(Jeruk) 72,3 64,45 1,441 ×10-3 0,085
Perhitungan
Kebundaran (Roundness)
Kentang
Rd1 = ApAc = 0,98 2
1,092 = 0,8083 Rd2 =
Ap Ac =
0,9652
1,1552 = 0,698 Rd3 =
Ap Ac =
0,762
0,892 = 0,7292
Kebulatan (Sphericity)
Telur
Sp1 = (a b c) 1/3
a =
(60.46.34)1/3
60 = 0,7573 Sp2 = (a b c)
1/3
a =
(58,4.44,25. 34)1/3
58,4 = 0,7612 Sp3 = (a b c)
1/3
a =
(59,15.45,2.33,2)1/3
60 = 0,7541
Kemiripan Benda Geometri
Bulat Membujur (Jeruk) V = 43 ( π a2b )
e =
[
1−(
ba
)
2]
1 2=
[
1−(
64,4572,3
)
2]
1 2= 0,1085
S = 2 π a2 + 2 π b2 e ln
(1+e) (1−e)
= 2 π72,32 + 2 π 64,452 0,1085ln
(1+0,1085) (1−0,1085)
= 85248,54264 mm2 = 0,085 m2
Tabel 3. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 3 Pengamatan (Bahan) Ke r1 (mm ) r2 (mm ) a (mm) b (mm ) c (mm ) H (mm )
Rd Sp V S
Roundness (Tomat)
1 63,5 74,5 0,9692
2 66 80,5 0,6722
3 61,5 74 0,690
7
Sphericity (Jeruk)
1 6,3 50 48,65 0,849
4
2 62,25 60,75 52,25 0,9356
3 67,2
5
59,15 51,15 0,874
6 Kemiripan benda
dengan geometri
(Wortel) 22,3 4,03 118
7,5584 × 10-5
1,0108 × 102
Perhitungan
Kebundaran (Roundness)
Tomat Rd1 =
r12 r22 =
6 3,52
6 4,52 = 0,9692 Rd2 =
r12 r22 =
6 62
Rd3 = r1
2
r22 =
6 1,52
7 42 = 0,6907
Kebulatan (Sphericity)
Jeruk
Sp1 = (a b c) 1/3
a =
(63.50.48,65)1/3
63 = 0,8494 Sp2 = (a b c)
1/3
a =
(62,25.60,75.52,25)1/3
62,25 = 0,9356 Sp3 = (a b c)
1/3
a =
(67,25.59,15.51,15)1/3
67,25 = 0,8746 Kemiripan Benda Geometri
Kerucut Berputar atau Silinder (Wortel) V=
(
π3
)
h(
r1 2+r1∙ r2+r22
)
=
(
π3
)
118(
22,30 2+95,89+4,302
)
= 7,5583,64048 mm3= 17,5584 x 10-5 m3
S = π(r1+r2)
[
h2+(r1+r2)2]
1/2= π(22,30+4,30)
[
1182+(22,30−4,30)2
]
1/2= 10108,26981 mm2 = 1,0108 x 102 m2
Tabel 4. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 4 Pengamatan (Bahan) Ke r1 (mm ) r2 (mm ) a (mm) b (mm ) c (mm ) H (mm )
Rd Sp V S
Roundness (Telur)
1 55 61,5 0,799
2 50 58,5 0,731
3 54 59 0,838
Sphericity (Jeruk)
1 71,2 55,2 54,2 0,832
2 71,1 55,1 46,1 0,792
3 74,1 55,5 55,1 0,823
Kemiripan benda dengan geometri
(Mentimun)
1,823 ×
10-3 3,156
Perhitungan
Telur Rd1 =
r12 r22 =
5 52
6 1,52 = 0,799 Rd2 =
r1 2
r22 = 502
5 8,52 = 0,731 Rd3 =
r1 2
r22 = 542
592 = 0,838
Kebulatan (Sphericity)
Jeruk
Sp1 = (a b c) 1/3
a =
(71,2.55,2.54,2)1/3
71,2 = 0,832 Sp2 = (a b c)
1/3
a =
(71,1.55,1. 46,1)1/3
71,1 = 0,792 Sp3 = (a b c)
1/3
a =
(74,1.55,5.55,1)1/3
74,1 = 0,823 Kemiripan Benda Geometri
Bulat Memanjang (Timun) V=4
3
(
π a b 2)
V=4
3
(
π144,1x46,1 2)=
1,283x10−3 m3
e=
[
1−(
ba
)
2]
1 2e=
[
1−(
46,1144,1
)
2]
1 2=0,947
S=2π b2+2π ab e sin
−1 e S=2π46,12
+2π144,1x46,1 0,947 sin
−10,947
=3,156
Tabel 5. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 5 Pengamatan (Bahan) Ke r1 (mm ) r2 (mm ) a (mm) b (mm ) c (mm ) H (mm )
Rd Sp V S
Roundness (Kentang)
1 95 105 0,818
2 78 100 0,608
3 90 93 0,936 5
Sphericity (Tomat)
1 65,1 53 38,4 0,848
2
2 68,3 49,6 23,2 0,6268
3 63,2 48,5 32,2 0,7312
Kemiripan benda dengan geometri
(Wortel) 6,9 22 137
9,8 ×
10-5 1,25 ×10-2
Perhitungan
Kentang Rd1 =
r12 r22 =
952
1052 = 0,818 Rd2 =
r1 2
r22 = 782
1002 = 0,6084 Rd3 =
r1 2
r22 = 902
932 = 0,9365
Kebulatan (Sphericity)
Tomat
Sp1 = (a b c)
1/3
a =
(65,1.53.38,4)1/3
65,1 = 0,8482
Sp2 = (a b c)
1/3
a =
(68,3.49,6. 23,3)1/3
68,3 = 0,6268
Sp3 = (a b c)
1/3
a =
(63,2.48,5.32,2)1/3
63,2 = 0,7312
Kemiripan Benda Geometri
Bulat Memanjang (Timun) V=
(
π3
)
h(
r1 2+r1∙ r2+r22
)
V=
(
π3
)
137[
(6,9) 2+(6,9x22)+(22)2
]
V=9,8046×10−5m3 S=π(r1+r2)
[
h2+(
r1−r2)
2
]
12S=π(6,9+22)
[
(137)2+(6,9−22)2]
1 2
BAB V PEMBAHASAN
Dari praktikum kali ini kami membahas materi mengenai Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk dan Ukuran), dimana kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran dari suatu bahan hasil pertanian yaitu bentuk acuan (charted standard), kebundaran (roundness), kebulatan (sphericity), pengukuran dimensi sumbu dan kemiripan terhadap benda-benda geometri. Dalam praktikum kali ini kami kelompok tiga akan menentukan kebundaran (roundness) pada tomat dengan menggunakan Over Head Projector (OHP), menentukan kebulatan (sphericity) pada jeruk dan menentukan kemiripan benda geometri pada wortel.
(acuan kebundaran suatu bahan). Meskipun masih jauh dari angka 1 tetapi tomat memiliki nilai roundness lebih besar dari bahan lainnya. Tetapi ada kemungkinan hasil yang didapatkan dari percobaan ini tidak akurat, mungkin saja ada beberapa factor yang menyebabkan hal itu diantaranya adalah kesalahan dalam menggambar proyeksi bahan, ketidakakuratan dalam menghitung nilai dan ketidakakuratan dalam membuat jari-jari luar dan dalam.
Selanjutnya kami melakukan percobaan yang kedua yaitu menentukan kebulatan pada jeruk. Dari bahan jeruk diukur sumbu a (terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet) dan c (sumbu terpendek/minor). Setelah diukur sumbu-sumbu tersebut lalu hitung kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan rumus yang ada. Dan didapatkan nilai sphericity rata-rata untuk jeruk kelompok tiga adalah 0,886. Sedangkan untuk jeruk kelompok empat dengan nilai 0,816. Untuk tomat kelompok satu dengan nilai 0,8019 dan tomat kelompok lima 0,7354. Lalu untuk telur dengan nilai 0,7575. Sama seperti nilai roundness, nilai sphericity suatu bahan juga berkisar 0-1. Maka dari hasil nilai kebulatan dapat disimpulkan bahwa jeruk paling mendekati nilai kebulatan sempurna.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya: 1. Kebundaran (roundness) adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu
benda padat.
2. Kebulatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang mempunyai volume yang sama dengan objek dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi objek.
3. Yang memiliki nilai luas permukaan paling besar adalah mentimun dengan 3124014,205 m2.
4. Kebundaran bahan dikatakan sempurna jika nilai roundness mendekati nilai 1. 6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya pada saat menggambar proyeksi bahan pada kertas millimeter blok dipastikan agar bahan tidak bergerak-gerak sehingga gambar yang dibentuk lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Mohsenin, N.N. 1980. Physical Properties of Plant and Animal Materials. Rusendi, Dedi, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Teknik Penanganan Hasil
Pertanian. FTIP, Jatinangor.
Anonim. 2012. Sifat Produk Pertanian.
http://aljabarsquad.blogspot.com/2012/08/sifat-produk-pertanian.html
(Diakses pada Sabtu, 13 September 2014, pada pukul 09.46 WIB).
Dwi, Mulyati. 2011. Pertanian Sukabumi.
LAMPIRAN
Gambar 1. Alat dan Bahan Gambar 2. Pengukuran Kebulatan (sumber: Dokumen Pribadi) (sumber: Dokumen Pribadi)