• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KEGAGALAN LOCATION UPDATE DI MSC SIEMENS PADA JARINGAN INDOSAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KEGAGALAN LOCATION UPDATE DI MSC SIEMENS PADA JARINGAN INDOSAT"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KEGAGALAN LOCATION UPDATE

DI MSC SIEMENS PADA JARINGAN INDOSAT

Disusun oleh :

Nama : Yayan Rudiana

NIM : 0140312-064

Peminatan Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Industri

Universitas Mercu Buana

2008

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA KEGAGALAN LOCATION UPDATE

DI MSC SIEMENS PADA JARINGAN INDOSAT

Disusun oleh :

Nama : Yayan Rudiana

NIM : 0140312-064

Peminatan : Teknik Telekomunikasi

Jurusan : Teknik Elektro

Fakultas : Teknologi Industri

Jakarta , Maret 2008

Menyetujui,

Pembimbing Koordinator TA

( Bp. Ir. Ahmad Y. Syauki, MBAT ) ( Bp. Ir. Yudhi Gunardi, MT )

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Elektro

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul:

ANALISA KEGAGALAN LOCATION UPDATE

DI MSC SIEMENS PADA JARINGAN INDOSAT

Adalah hasildari kerja pribadi saya sendiri, sejauh yang saya ketahui bukan

merupakan tiruan atau duplikasi dari tugas akhir yang sudah dipublikasikan dan

atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan

Universitas Mercu Buana maupun di Perguruan Tinggi atau instansi manapun,

kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya

Jakarta, 04 Maret 2008

(Yayan Rudiana)

NPM 0140312-064

(4)

CURRICULUM VITAE

Nama : Yayan Rudiana

Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 02 Juni 1967

Jenis kelamin : Laki-laki

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Perum Villa Asri blok E No. 19 Mustika Jaya Bekasi

Nama orang tua : Anda Sudarma

Perkerjaan orang tua : Pensiunan Dinas P&K

Riwayat pendidikan : 1. SD berijazah tahun 1980

2. SMP berijazah tahun 19883

3. SMU berijazah tahun 1986

4. DIII. Politeknik berijazah tahun 1989

Hasil karya tulis : 1. Demodulator Kode Pulsa Selisih

2 Analisa kegagalan Location Update di MSC

Siemen pada jaringan Indosat

Pengalaman Kerja

: 1. 1991 – 1993 PT. National Gobel : Staff designer

2. 1993 – 1997 PT PGCOM : Suverpisor designer

3. 1997 – sekarang PT. INDOSAT : Senior Staff

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Tuhan yang Maha

Esa, karena rahmat dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan karya tulis

dengan judul ” Analisa Kegagalan Location Update di MSC Siemens pada

jaringan Indosat”.

Didalam menyusun karya tulis ini, penulis banyak sekali mendapatkan

dukungan dan masukan dari berbagai pihak, sehingga dari hati yang paling dalam

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan doa dan restunya.

2. Istri dan anak tercinta Syarifah dan M. Fauzi Ilham yang rela waktunya

terkurangi selama ayahnya melanjutkan kuliah.

3. Bapak Ir. Ahmad Y Syauki MBAT. selaku dosen pembimbing yang

memberikan saran yang terbaik sehingga karya tulis ini dapat selesai

4. Bapak Ir. Yudhi Gunardi, MT selaku Koordinator Tugas Akhir

5. Bapak Ir. Budi Yanto Husodo, MSc selaku ketua program studi teknik

Elektro

6. Bapak Ir. Yenon Orsa, MT selaku direktur PKSM Universitas Mercu

Buana

7. Bapak-Bapak Dosen pengajar PKSM, Jurusan Teknik Elektro Universitas

Mercu Buana

8. Rekan-rekan di PT Indosat yang telah memberikan bantuan dan

dukungannya dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis telah engupayakan untuk meyelesaikan tugas akhir ini dengan

sebaik mungkin namun dengan keterbatasan waktu, pengalaman dan wawasan,

penulis menyadari bahwa hasil yang dicapai jauh dari memuaskan.

(6)

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang senantiasa

memberikan Rahmat dan hidayah-Nya. Dan semoga karya tulis ini ada

manfaatnya.

Jakarta, 04 Maret 2008

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Lembar pengesahan ...ii

Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ...iii

Curriculum Vitae...iv

Kata Pengantar ………..…….……...v

Daftar isi ...vii

Abstrak...ix

BAB I. PENDAHULUAN...1

I.1. Latar Belakang ………...1

I.2. Pokok Permasalahan ...1

I.3. Tujuan Penulisan ...2

I.4. Batasan Masalah...2

I.5. Metode Pembahasan...2

I.6. Sistematika Penulisan...3

BAB II. SISTEM KOMUNIKASI GSM...4

II.1. Arsitektur Jaringan GSM...4

II.1.1. Mobile Station ...5

II.1.1.1. Subcriber Identity Modul...5

II.1.1.2. Mobile Equipment ...6

II.1.2. Base Station Subsystem ...6

II.1.2.1. Base Transceiver Station (BTS) ...6

II.1.2.2. Base Station Controler (BSC) …...7

II.1.3. Network Switching Subsystem(NSS)...7

II.1.3.1. Mobile Switching Subsystem(MSC)...7

II.1.3.2. Home Location Registe (HLR)...8

II.1.3.3. Visitor Location Register (VLR)...8

II.1.3.4. Equipment Identity Register(EIR)...8

(8)

II.2. Fungsi fungsi Khusus Kominikasi Bergerak...9

II.3. Pengertian Pensinyalan………...10

II.3.1. Jenis Pensinyalan ...11

II.3.2. Jaringan Pensinyalan ...11

II.3.3. Komponen Jaringan Pensinyalan ...13

II.3.3.1. Signaling Point……… ...13

II.3.3.2. Signaling Link……… ...13

II.3.3.3. Signaling Route……… ...13

II.3.4. Arsitektur Protokol GSM …...14

II.3.5. Message Transfer Part (MTP) ...15

II.3.6. Signaling Connection Control Part (SCCP)...17

II.3.7. Mode T ransfer Pensinyalan ...18

BAB III. PROSES PENGADAAN LOCATION UPDATE...19

III.1. Pengertian Location Update….………19

III.2. Prosedure Location Update..….………19

III.3. Hal-hal yang Menyebabkan Location Update ..….………..23

III.4. Location Update Success Rate ………....……..….………..23

BAB IV. ANALISA PROSES LOCATION UPDATE DAN

PERBAIKANNYA ………25

IV.1. Pengambilan Data Location Update Success Rate .……….……….25

IV.2. Analisa Problem Location Update Success Rate .……….27

IV.3. Perbaikan Problem Location Update Success Rate .……….30

IV.4. Hasil Pengukuran Location Update Success Rate setelah

Perbaikan ………31

BAB V. KESIMPULAN ... 33

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISTILAH

LAMPIRAN : 1. Contoh trace

(9)

ABSTRAK

Pada sistem komunikasi GSM, location update merupakan proses awal

pengaksesan atau pendaftran pertama kali suatu mobile station (MS) dengan

jaringan Switching (MSC/VLR). Location update bisa juga diperlukan untuk

memperbaharui informasi lokasi karena telah melakukan perpindahan lokasi

(location area). Sehingga dapat dikatakan prose location update adalah prosedur

utama yang penting dalam lokasi manajemen yang tujuannya untuk pendaftran

awal ataupun unutk memperbaharui data lokasi dimana pelanggan tersebut

berada. Informasi lokasi ini dipergunakan untuk me-routing-kan incoming call,

short message dan supplementary service ke pelanggan yang melakukan

perpindahan lokasi.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi telekomunikasi sekarang ini semakin meningkat.

Hal tersebut mengakibatkan masyarakat menuntut tersedianya kemudahan

disegala bidang telekomunikasi yang mampu menunjang usaha di bidang

pendididikan, industri, perbankan dan kesehatan. Komunikasi atau transfer

informasi yang cepat, yang dapat diakses kapan saja dan dimanpun lokasinya,

diperlukan untuk mendukung tuntutan masyarakat tersebut. Salah satu sistem

yang mampu meyediakan layanan tersebut adalah sistem telekomunikasi

bergerak, yang dewasa ini juga mengalami perkembangan sangat pesat,

diantaranya adalah Global System for Mobile Communication (GSM).

Sistem komunikasi bergerak selular atau GSM didefinisikan sebagai

komunikasi antara dua mobile station (MS) dimana salah satu atau keduanya

bepindah tempat, yang didasarkan pada teknologi selular digital. Pada sistem

komunikasi begerak selular ini pelanggan dapat bergerak secara bebas dalam area

layanan jaringannya tanpa mengalam pemutusan panggilan.

Akses yang cepat untuk dapat menyambungkan suatu panggilan dari mobile

station (MS) yang satu ke MS yang lainnya merupakan salah satu fungsi call

setup dari telekomunikasi pada GSM. Sebelum terjadinya proses call setup sebuah

MS harus terdaftar dulu dalam sebuah Visitor Location Register (VLR) yaitu

terjadinya proses Location Up date. VLR merupakan suatu unit penyimpanan

dinamik atau dengan kata lain unit penyimpanan database sementara untuk MS

yang roaming dalam area MSC.

I.2. Pokok Permasalahan

Terbentuknya komunikasi pada system selular didahului dengan suatu

proses awal dari mobile station untuk akses dengan jaringa switching (MSC/VLR)

dimana pelanggan tersebut terdaftar sebagai pelanggannya. Dengan berhasilnya

(11)

suatu proses location update selanjutnya pelanggan dapat melakukan panggilan

(mobile originating call- MOC) atau menerima panggilan (mobile terminating

call- MTC). Sebaliknya, bila prose location update gagal, maka tidak ada

komunikasiyang dapat dilakukan.

Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah

proses location update pada suatu mobile station untuk pelanggan yang

melakukan roaming di jaringannya dipandang dari sisi Mobile Switching Center

(MSC)

I.3. Tujuan Penulisan

Mengetahui proses Location Update, menganalisa kegagalan dari proses

tersebut dan memperbaikinya di salah satu MSC Siemens pada jaringan Indosat.

I.4. Batasan Masalah

Ruang lingkup pembahasan adalah terbatas pada proses pengadaan

location update suatu mobile station pada sistem komunikasi GSM, yaitu

rendahnya pencapaian target Location Update Success Rate (LUSR) < 96 % di

salahsatu MSC/VLR dalam jaringan komunikasi Indosat.

I.5. Metode Pembahasan

Metode yang dipergunakan untuk mendukung dalam penulisan tugas

seminar ini adalah sebagai berikut :

1.

Studi Literatur

Mempelajari buku-buku serta literatur-literatur yang berhubungan dengan

penulisan tugas seminar ini.

2.

Observasi

Melakukan studi lapangan di salah satu perusahaan telekomunikasi GSM yaitu

PT. INDOSAT, sebagai salah satu operator telekomunikasi selular di

Indonesia, untuk mengumpulkan data-data sebagai contoh aplikasi dalam

proses Location Update di salahsatu MSC/VLR.

(12)

I.6. Sistematika Penulisan

Tugas seminar ini disusun melalui cara pikir sistematis dan menjadi

bab-bab sebagai berikut :

Bab

I.

Pendahuluan, menjelaskan latar belakang permasalahan, pokok

permasalahan, tujuan penulisan, pembatasan permasalahan dan metode

pembahasan dari penulisan tugas seminar ini.

Bab II. Sistem Komunikasi GSM dan CCS No.7, membahas arstitektur sistem

komunikasi GSM, NSS (network switching subs system), BSS (base

station sub system).

Bab III. Membahas prosedur Location Update dan hal-hal yang menyebabkan

Location update.

BAB IV. Berisi tentang pembahasan dan analisa dari perbaikan Location Update

Success Rate (LUSR) yang telah dilakukan.

BAB V. Kesimpulan

(13)

BAB II

SISTEM KOMUNIKASI GSM

II.1. Arsitektur Jaringan Global System for Mobile Communication (GSM)

Arsitektur jaringan GSM yang merupakan salah satu Public Land Mobile

Network (PLMN) tersusun dari beberapa komponen pendukung (subsystems)

yang masing-masing komponen mempunyai spesifikasi dan tugas tersendiri.

Arsitektur Jaringan GSM berdasarkan pada komponen pendukungnya

(subsystems) dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu Mobile Station (MS),

Base Station Subsystem (BSS) dan Network Swicthing Subsystem (NSS).

Arsitektur jaringan GSM ini dapat dilihat pada gambar II.1.

(14)

II.1.1. Mobile Station .

Mobile Station (MS) merupakan peralatan bergerak yang berfungsi untuk

mengakses layanan telekomunikasi Public land Mobile Network (PLMN) GSM.

MS ini terdiri dari dua bagian yaitu kartu Subscriber Identity Module (SIM) dan

mobile unit (equipment)

II.1.1.1. Subscriber Identity Module.

Setiap pelanggan GSM memiliki Subscriber Identity Module (SIM) card

pribadi yang diletakkan di dalam mobile station yang berfungsi untu mengakses

jaringan PLMN, baik dipergunakan untuk menerima atau melakukan panggilan.

SIM card tidak diperlukan juka melakukan panggilan darurat (emenrgency call)

tertentu.

Data yang disimpan dalam SIM card adalah:

a. International Mobile Subscriber Identity (IMSI), merupakan kode

internasional untuk mengetahui identitas pelanggan yang dipergunakan di

jaringan GSM.

Format kode tersebut terdiri dari :

IMSI

= MCC

+ MNC

+ MSIN

Contoh : IMSI =

510

01

8000000127

MCC: Mobile Country Code, merupakan kode negara dimana jaringan

GSM berada. MCC terdiri dari tiga digit.

MNC: Mobile Network Code, merupakan kode jaringan GSM yang

membedakan jaringan GSM satu dengan jaringan lainnya dalam

satu Negara, terdiri dari dua digit.

MSIN:

Mobile Subscriber Identification Number, merupakan nomor

identitas pelanggan yang terdiri dari sepuluh digit dimana dua digit

pertama merupakan nomor logical HLR, yang menunjukkan alamat

HLR dimana data pelanggan tersebut disimpan.

(15)

b. Mobile Station ISDN Number (MSISDN) diperguanakan sebagai nomor

dial yang terdiri dari :

MSISDN = CC

+ NDC

+ SN

Contoh : MSISDN = 62

816

800587

CC: Country Code, merupakan kode negara dimana identitas pelanggan

berasal.

NDC: National Destination Code, merupakan identitasa dari jaringan

GSM di suatu negara yang terkadang mempunyai lebih dari satu

NDC.

SN:

Subcriber Number, merupakan nomor telepon dari pelanggan.

c. Temporary Mobile Subcriber Identity (TMSI) berfunsi sama dengan IMSI,

namun bersifat sementara dan dipergunakan satu kali pada suatu operasi

karena TMSI yang diberikan selanjutnya oleh system tidak sama dengan

TMSI sebelumnya.

II.1.1.2. Mobile Equipment.

Mobile Equipment (ME) merupakan peranggkat telepon atau pesawat

yang dipakai pelanggan, yaitu berisi komputer yang dikendalikan penerima yang

berhubungan dengan telepon, facsimile atau terminal computer. Dalam

penggunaannya perangkat ini memerlukan sebuah SIM card.

II.1.2. Base Station Subsystem (BSS).

Base Station Subsystem (BSS) terdiri dari dua komponen, yaitu Base

Transceiver Station (BTS) dan Base Station Controller (BSC).

II.1.2.1. Base Transceiver Station (BTS)

Base tranceiver station (BTS) terdiri dari perangkat radio pemancar dan

penerima ke MS, termasuk didalamnya adalah antena, dan semua pemrosesan

signal pada radio interface.

(16)

BTS juga merupakan elemen mendasar dari cakupan pelayanan di dalam

suatu jaringan. dan melayani secara langsung sebuah sel dan berhubungan

langsung dengan MS. Di samping itu, kemampuan cakupan dari suatu BTS bisa

diatur. Jika pada daerah yang padat, cakupan dari BTS bisa diatur hanya sampai

radius 200 meter untuk meningkatkan kapasitas panggilan tersebut. Jika pada

daerah yang tidak padat, BTS bisa mempunyai daerah cakupan yang lebih luas

yaitu radius sekitar 30 kilometer.

II.1.2.2. Base Station Controller (BSC)

Base Station Controller (BSC) berfungsi untuk mengontrol dan

memonitor beberapa BTS yang dibawahnya. Untuk trafik yang datang dari BTS,

BSC berfungsi sebagai konsentrator dan untuk trafik yang datang dari MSC, BSC

berfungsi sebagai pengatur dari BTS yang ingin dituju. Fungsi di dalam jaringan

adalah BSC mengirim alarm dan statistik perfomansi ke BTS, dan membantu

men-download sofware ke BTS dari pusat operasi. BSC juga melakukan

pengaturan handover antar BTS yang dicakupinya, mengatur semua radio

interface terutama pengalokasian dan pelepasan kanal radio.

BSC pada satu sisi terhubung pada beberapa BTS, dan pada sisi lainnya

pada sisi NSS (tepatnya pada sisi MSC).

II.1.3. Network Switching Subsystem (NSS).

Dalam

subsistem

Network Switching Subsystem (NSS) ini masih terbagi

lagi menjadi beberapa bagian yaitu:

II.1.3.1. Mobile Switching Centre (MSC)

Mobile Service Switching Center (MSC) merupakan komponen utama dari

subsystem ini dan dapat dianggap sebagai sentral switching GSM seperti sentral switching

pada Public Switch Telephone Network (PSTN) atau Integrated Switch Digital Network

(ISDN). Fungsi utamanya adalah mengatur agar terselenggaranya komunikasi antar BSC,

antar MSC, antar semua subsystem (HLR, AuC, EIR, OMC), atau dengan jaringan lain,

(17)

misalnya jaringan PSTN dan ISDN. Pensinyalan yang digunakan antar fungsional pada

jaringan ini menggunakan Signaling System Number 7 (SS7).

II.1.3.2. Home Location Register (HLR)

Home Location Register (HLR) merupakan database yang berisi semua

informasi dari MS, yaitu identitas MS, kemampuan akses dan layanan yang dapat

diterima oleh MS tertentu serta fasilitas tambahan lainnya. HLR mempunyai tugas

untuk mengetahui posisi setiap MS. Dalam HLR terkandung informasi penting

untuk sistem mengenai pelanggan, yaitu :International Mobile Subscriber Identity

(IMSI), Mobile Station ISDN (MSISDN) merupakan nomor ponsel pelanggan dan

alamat VLR yang menyimpan data pelanggan yang sedang roaming.

II.1.3.3. Visitor Location Register (VLR)

Visitor Location Register (VLR) berisi data base dari MS yang sifatnya

sementara untuk pelanggan yang aktif di daerah layanan MSC yang bersangkutan.

VLR bertugas pada suatu wilayah tertentu dan akan diberi tahu oleh MSC apabila

ada MS yang memasuki daerahnya. Pada VLR terkandung informasi berupa

Mobile Subscriber Roaming Number (MSRN) yang merupakan nomor tunggal

yang diberikan oleh VLR pada saat itu, hanya berlaku pada daerah VLR.

II.1.3.4. Equipment Identity Register (EIR)

Equipment Identity Reigster (EIR) berisikan data base mengenai identitas

dari ME (perangkat telepon). Fungsinya sebagai security terhadap ME, apakah

ME dizinkan untuk masuk kedalam jaringan atau tidak. Dalam EIR terdapat tiga

daftar status yaitu daftar resmi (white list), daftar terlarang (black list) dan daftar

diragukan (grey list). MS yang masuk dalam daftar terlarang, misalnya karena

telah dicuri, tidak dapat digunakan kembali, kecuali telah diijinkan kembali oleh

operator, sedangkan MS yang termasuk dalam diragukan tidak diperkenankan

menggunakan ponselnya untuk sementara.

(18)

Authentication Center (AuC) meyimpan kunci rahasia untuk pemeriksaan

suatu MS akses ke jaringan, apakah MS tersebut boleh akses ke jaringan atau

tidak . Kunci rahasia yang ada di SIM card akan di bandingkan dengan yang ada

di VLR, kunci rahasia ini dikenal dengan triplet. Dengan cara ini seseorang yang

tidak tercatat sebagai pelanggan GSM tidak dapat ikut menggunakan jaringan

GSM. Lebih dari itu, AuC juga digunakan untuk melindungi data pelanggan yang

tersimpan dalam sistem agar tidak dapat diubah oleh orang yang tidak

bertanggung jawab.

II.2.

Fungsi Funsi Khusus Komunikasi Bergerak (Mobilty).

Komunikasi bergerak GSM mempunyai fungsi-fungsi call handling

khusus yang membedakan dengan komunikasi bergerak lainnya. Fungsi tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Location Register.

Location Register merupakan satu unit fungsional yang menyimpan

informasi lokasi dari sebuah MS yang terdiri dari dua macam yaitu HLR

dan VLR. Prosedur yang berhubungan dengan registrasi pelanggan GSM

pada suatu jaringan GSM tentang informasi lokasi dimana sekarang ia

berada disebut location update. Registrasi dan pembaharuan informasi

lokasi dari sebuah MS diperlukan seorang pelanggan yang melakukan

perpindahan agar dapat menerima panggilan, short message serta

supplementary service.

b. Autentikasi.

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan pengamanan yang mencegah

pengaksesan jaringan serta layanan GSM bagi yang tidak berhak.

Kebarhasilan autentiaksi merupakan prasyarat untuk menggunakan

pelayanan jaringan GSM oleh MS. Seorang pelanggan yang akan

mengakses ke jaringan tanpa melalui proses autentikasi terlebih dahulu,

maka panggilan yang dapat dilakukan dengan handset-nya hanyalah

panggilan darurat.

(19)

c. Handover.

Handover adalah proses perpindahan pelayanan dari satu sel ke sel lain

dengan tujuan untuk menjaga atau memelihara panggilan ketika MS

mengubah sumber radionya sehubungan dengan berpindahnya hubungan

dari cell ke cell. Perubahan hubungan fisik tersebut terjadi antara mobile

station dan base station system. Proses ini selalu diawali dengan

penawaran kualitas transmisi terbaik dimanapun cell baru berada.

Handover merupakan keunggulan lain dari system bergerak GSM yang

memungkinkan seorang pelanggan dapat melakukan panggilan tanpa

terputus hubungan jaringan saat berpindah cell.

d. Roaming.

Roaming mempunyai pengertian bahwa pelanggan mobile suatu PLMN

dapat berpindah secara bebas dalam sebuah PLMN atau area layanan

GSM internasional. Pelanggan mobile selalu tetap dapat akses selama

pelanggan tidak di tempat larangan roaming dan dapat melakukan

panggilan setiap saat.

II.3. Pengertian

Pensinyalan

Dalam sistem komunikasi, signaling atau pensinyalan merupakan fungsi

yang utama yaitu penyambungan panggilan dari satu terminal pelanggan ke

terminal pelanggan lain yang dituju. Pensinyalan diunakan untuk mengontrol

hubungan komunikasi yang meliputi pembentuakan panggilan, meter pelanggan

(charging) dan pemutusan panggilan.

Secara umum hubungan telepon yang terbentuk akan meliputi tiga daerah

pensinyalan yaitu:

a. Pensinyalan antara pelanggan dengan sentral.

b. Pensinyalan di dalam sentral.

c. Pensiyalan antar sentral

(20)

Pada jaringan telekomunikasi pensinyalan dibagi menjadi dua (2) yaitu

Channel Associated Siganling (CAS) dan Common Channel Signaling (CCS).

a. Channel Associated Siganling (CAS)

Suatu metode dimana informasi pensinyalan dalam suatu hubungan

disalurkan melalui kanal fisik yang juga dipergunakan sebagai kanal trafik

(data/suara). Satu kanal pensinyalan digunakan untuk satu PCM link.

b. Common Channel Signaling (CCS).

Suatu metode dimana pertukaran informasi dilakukan dengan

menggunakan kanal khusus yang terpisah dari kanal trafik. Satu kanal

pensinyalan digunakan secara bersama-sama untuk banyak PCM link.

CCS mampu menangani trafik yang tinggi dengan fleksibilas yang tinggi

pula. Signalink link terpisah dari link data/suara dan mempunyai

kecepatan transmisi sinyal yang tinggi.

Exchange A Exchange B Speech/Data Speech/Data Speech/Data Speech/Data Speech/Data CSC (Common Signaling Ch)

Gambar II.2. Common Channel Signaling (CCS no.7)

II.3.2. Jaringan Pensinyalan.

Sebuah jaringan sentral terdiri dari point exchange (titik jaringan) dan

(21)

signalink link membentuk suatu jaringan pensinyalan, dutunjukan oleh gambar no.

II.3.

1

2

5

3

4

6

7

Titik pensinyalan

B

A

E

C

D

F

G

Titik Jaringan

data link

signalling link

A….G titik -titik jaringan (exchange)

1 ….7 signalling point

(22)

II.3.3. Komponen Jaringan Pensinyalan.

II.3.3.1. Signaling Point

Signaling Point (SP) adalah semua titik yang ada pada jaringan yang yang

diwakilkan secara logika dengan menggunakan penomeran yang sifatnya unik

untuk mengatur message (pesan) signaling no.7. Signaling point yang

menghasilkan sebuah message (pesan) dinamakan Originating Point Code (OPC)

sedangkan signaling point yang digunakan sebagai tujuan dari message (pesan)

dinamakan Destination Point Code (DPC). Signaling point yang bukan sebagai

asal dan tujuan dari message (pesan) tetapi hanya digunakan untuk transfer

message (pesan) dinamakan Signaling Transfer Code (SPC), seperti terlihat pada

gambar II.4.

II.3.3.2. Signaling Link

Sebuah kanal yang digunakan sebagai transmisi informasi signaling antara

dua signaling point dinamakan signaling link , sedangkan gabungan dari

beberapa signaling link pararel yang secara langsung menghubungkan dua

signaling point dinamakan link set , seperti terlihat pada gambar II.4

II.3.3.3. Signaling Route

Jalur yang ditetapkan melalui jaringan signaling (dari originating point ke

destination point) yang terdiri dari urutan signaling point dan atau signaling

transfer point dan terhubungkan dengan signaling link dinamakan signaling route,

sedangkan semua signaling route yang dapat dilalui oleh message (pesan) antara

originating point dan destination point dinamakan signaling route set, seperti

terlihat pada gambar II.4.

- 13 -

Signaling Relation

(23)

Gambar II.4. Komponen Jaringan Signaling

II.3.4. Arsitektur Protokol GSM

Untuk arsitektur protokol pada komunikasi GSM terlihat pada gambar

II.5.

Gambar II.5. Arsitektur Protokol GSM

LAPD

Link Access Protocol on D Channel

MTP Message Transfer Part

DTAP

Direct Transfer Application Part

MAP Mobile Application Part

RR

Radio Resource Management

CM Call Management

SCCP

Signalling Connection Control Part

ISUP ISDN User Part

(24)

RR

Radio Resource Management

MM Mobility Management

TCAP

Transaction Capabilities Application Part

BTSM BTS Management

BSSMAP BSS Management Application Part

II.3.5.

Message Transfer Part (MTP)

MTP User

lainnya

MTP

T

U

P

I

S

U

P

SCCP

TCAP

TC User

CCS No.7 User

Gambar II.6. Arsitektur CCS No.7

Message Transfer Part (MTP) pada sistem signaling No.7 berfungsi untuk :

a.

Mempercepat dan membebaskan kesalahan pemindahan message antara dua

titik jaringan .

b.

Me-routing-kan message ke titik tujuan signaling.

c.

Mendistribusikan message ke user part mereka pada titik tujuan signaling.

d.

Me-routing-kan ulang aliran message signaling, jika jaringan signaling

mengalami kegagalan (seperti: gangguan signaling link, gangguan signaling

transfer point,dsb)

Struktur dari MTP ada 3 macam seperti pada gambar II.7 yaitu :

1. MTP Level 1

a. Menggambarkan secara fisik, elektrik dan kualitas fungsional dari

signaling data link.

(25)

Level 1

Level 2

Level 3

MTP

Signaling data link

Signaling link Function

Signaling message

handling

Signaling network function

Signaling network

management

Gambar II.7. Struktur MTP

c. Menggambarkan secara fisik, elektrik dan kualitas fungsional dari

signaling data link.

d. Menggunakan kanal dengan kecepatan 64 Kbit/s .

e. Berdasarkan pada rekomendasi CCITT Q.702 , time slot 16 dari PCM

multiframe direkomendasikan untuk kanal signaling.

2. MTP Level 2

a.

Menggambarkan fungsi dan prosedur untuk pengiriman message

signaling yang melalui signaling data link.

b.

Menyediakan signaling link untuk memindahkan message signaling

antara dua buah signaling point yang berhubungan secara langsung.

c.

Berfungsi juga sebagai pembatasan (delimitation) signal unit, pendeteksi

kesalahan, pembetul kesalahan, memonitor kesalahan signaling link dan

pengontrol aliran link .

3. MTP Level 3

Sebagai signaling message handling , untuk memastikan bahwa message

yang dihasilkan oleh User Part pada sebuah signaling point dikirimkan ke

(26)

II.3.6. Signaling Connection Control Part (SCCP)

SCCP adalah sebuah blok fungsional di dalam arsitektur CCS No. 7

yang berfungsi untuk mengontrol transaksi dari hubungan signaling. Signaling

Connection Control Part (SCCP) mendukung MTP dengan koneksi logika dan

pengalamatan di seluruh dunia. Posisi SCCP berada diatas MTP dan mempunyai

user sendiri, seperti gambar II. 8.

SCCP

MTP

SCCP - User

Gambar II.8. Lokasi SCCP di dalam arsitektur CCS No.7

SCCP terdapat diantara interface berikut ini , A-interface (MSC -BSS),

B-interface (MSC - VLR), C-B-interface (MSC - HLR), E-B-interface (MSC - MSC) ,

F-interface (MSC - EIR), G (VLR - VLR) .

SCCP melengkapi fungsi dari MTP yang meliputi :

a.

Beberapa bentuk alamat seperti Signaling Point Code dan alamat secara

umum untuk Global Tittle (GT).

b.

Fungsi - fungsi translasi dan routing.

c.

Pembagian transfer informasi signaling dan fungsi managemen.

d.

Aplikasi yang menggunakan SCCP, ISDN User Part (ISUP) dan Transaction

(27)

II.3.7. Mode Transfer Pensinyalan.

a. Associated mode.

Sebuah model signalling dimana pentransferan informasi signalling dan

informasi user antara dua signalling point pada sebuah jaringan signalling

dilewatkan secara langsung tanpa menggunakan titik transfer dan

melalui jalur yang sama .

signalling link

SP

SP

Speech circuit

Gambar II.9. Associated mode

b. Quasi Associated mode

Model signalling dimana pentransferan signalling informasi antara dua

titik signalling dilewatkan pada suatu signalling transfer point , jalur

signalling informasi dan informasi user dilewatkan pada jalur yang

terpisah .

speech circuit

SP

SP

signalling link

STP

Gambar II.10. Quasi Associated mode

(28)

PROSES PENGADAAN LOCATION UPDATE

III.1. Pengertian Location Update

Seorang pelanggan GSM agar dapat melakukan suatu panggilan ataupun

menerima panggilan, maka pelanggan tersebut harus akses dulu ke jaringan GSM

diamana ia terdaftar sebagai pemakai jaringannya. Proses awal seorang

pelanggan dapat akses ke jaringan dikenal dengan istilah location update.

Location Update dapat dijelaskan sebagai sebuah proses yang diperlukan seorang

pelanggan untuk peregisteran pertama kali pada jaringan ataupun untuk

menginformasikan lokasi pelanngan tersebut pada jaringan agar

memperbaharuinya, saat pelanggan melakukan perpindahan location area.

Informasi lokasi ini digunakan untuk proses incoming call dan short message

service ke pelanggan yang melakukan perpindahan.

III.2. Prosedure Location Update

Gambar III.1 mengilustrasikan urutan dari suatu procedure location update

secara blok diagram, dimana MS dalam keadaan idle mode dan sedang berpindah

dari VLR satu ke VLR lainnya. Berikut penjelasan dari langkah-langkah proses

yang terjadi :

1. MS telah terdaftar di VLR yang tidak mempunyai informasi tentang

pelanggan tersebut, maka MS mengirimkan permintaan location update

(location update request) ke VLR melalui BSS dan MSC.

2. MS mengidentifikasi dirinya dengan mengunakan TMSI (Temporary

Mobile Subcriber Identity) yang terdapat di VLR sebelumnya (PVLR,

previous Visitor Location Register). Dengan menggunakan MAP

prosedur, VLR yang baru akan meminta PVLR untuk mengirimkan IMSI

dan Authentication.

3. VLR baru melakukan proses autentikasi setelah memperolah informasi

yang dibutuhkan dari VLR lama.

(29)

dari HLR.

5. HRL mengirimkan message insert subscriber data berupa data MS yang

relevan kepada VLR baru.

6. Setelah VLR baru memberikan respon bahwa message dari HLR telah

diterima, selanjutnya HLR mengirimkan informasi kepada VLR lama

untuk melakukan penghapusan data MS pada VLR lama tersebut.

7. HLR menginformasikan kembali ke VLR baru bahwa data pelanngan telah

diperbaharui, kemudian VLR baru menginformasikan ke MS dengan

memberikan identitas baru berupa TMSI yang baru.

2

4

VLR

HLR

VLR 3

Lama

6

5

Baru

7

1

MSC

MSC

7

1

BSS

BSS

7 1

- - -

Radio Interface

- - -

MS

MS

Roaming (perubahan dari satu cell ke cell lain)

Gambar III.1 Prosedure location update

(30)

A B

D

MS BSS

MSC

VLR

HLR

G

D

PVLR

A_LU_REQUEST MAP_UPDATE_ LOC_AREA MAP_SEND_IDENTI. MAP_SEND_IDENTI. ack MAP_UPDATE_LOC. MAP_CAN._LOC. MAP_CAN._LOC. ack MAP_TRACE_SUBS. MAP_ACTINATE_TRACE_MODE ACTIVITY MAP_ACTIVATE_TRACE_MODE ack MAP_INSERT_SUBS._DATA MAP_INSERT_SUBS._DATA ack MAP_UPDATE_LOCATION ack MAP_UPDATE_LOC._ AREA ack A_LU_CONFIRM

Gambar III. 2. Skenario Location update

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam proses location Update :

a. Proses Autentikasi

Format message untuk proses autentikasi selalu mengawali proses dari

location update, sehingga tanpa proses autentikasi location update tidak

akan berhasil. Message pertama yang dikirim untuk proses ini adalah Send

Authentication Info dari VLR sebagai pihak yang memanggil kepada HLR

sebagai pihak yang dipanggil. Sebagai jawabannya HLR akan mengirim

Send Authentication Info Res berupa data triplet, yaitu Authentication

Random No., Authentication Response dan Ciphering Key.

(31)

Permintaan untuk location update, dalam proses ini VLR mengirim sinyal

update location ke HLR BEGin), kemudian akan diteruskan

(MAP-CONtinue) berupa pengiriman data-data pelanggan (Insert Subscriber

Data) hingga semua data dikirim HLR akan mengirim acknowledge

(MAP-END) berupa Update Location Res.

Gambar III. 3. Contoh Location update yang berhasil

c. Proses Cancel Location

Untuk tahap terakhir adalah proses cancel location, setelah proses update

location berhasi HLR akan mengirim pesan ke VLR lama untuk

menghapus data subscriber yang telah pindah lokasi VLR.

(32)

Bebarapa hal yang dapat menyebabkan MS melakukan proses location

Update, yaitu :

A) Pada saat MS menghidupkan handset.

Dengan area lokasi yang berbeda dari register terakhirnya saat MS

menghidupkan handset-nya, mengharuskan MS untuk melakukan proses

location update. Sedangkan untuk lokasi yang sama dengan register

terakhir maka location update tidak diperlukan.

B) Ketika MS melakukan perpindahan ke MSC/VLR yang lain.

Untuk mendapatkan pelayanan yang normal saat MS melakukan

perpindahan lokasi dimana MS berpindah dari VLR satu ke VLR lainnya,

ataupun di saat MS menggunakan jaringa PLMN yang berbeda maka

location update diperlukan.

C) Location update yang dimainta oleh system secara periodic.

Pada dasarnya location update secara periodik mengacu pada kebutuhan

MS agar tetap berhubungan ke jaringan pada kondisi layanan normal

yang dilakukan secara otomatis oleh MS. Periode dari location update

periodic ditentuka oleh jaringan, mulai dari tiap 6 menit sekali hingga

lebih dari 24 jam.

III.4. Location Update Sussess Rate

Parameter dan juga formulasi untuk menghitung performansi dari location

update dapat dijabarkan sebagai berikut.

Nama

: Location Update Success Rate

Definisi

: Keberhasilan location update attempts dari total jumlah

percobaan yang melakukan location update.

Rumus :

*

100%

OCUPD

REQUESTS_L

STS_LOCUPD

SUCC_REQUE

I_ATTACH

D_WITH_IMS

SUCC_LOCUP

+

(33)

Keterangan :

• SUCC_REQUESTS_LOCUPD

Menunjukkan jumlah permintaan location update yang berhasil (normal,

periodic).

Trigger : setiap waktu LOCATION UPDATE ACCEPT diterima

• SUCC_LOCUPD_WITH_IMSI_ATTACH

Menunjukkan jumlah permintaan location update yang berhasil untuk IMSI

attach.

Trigger : setiap waktu LOCATION UPDATE ACCEPT berisi “IMSI attach”

dikirim ke theBSS

• REQUEST_LOCUPD

Menunjukkan jumlah total percobaan permintaan location update (normal,

periodic attach, invalid IMSI attach).

Trigger : setiap waktu LOCATION UPDATE REQUEST diterima.

BAB IV

(34)

DAN PERBAIKANNYA

IV.1. Pengambilan Data Location Update Success Rate

Dari hasil pengamatan ditemukan location update success rate di salah

satu MSC Indosat berada dibawah target yaitu dibawah 96 %. Data-data tersebut

diambil dari data measurement yang ada di internal MSC, yaitu file

MT.USVM.xx. MSC setiap saat akan meng-update date data pengukuran location

update tersebut.

Data MT.USVM.xx sendiri merupakan data mentah yang harus diolah

lagi, data tersebut berupa data-data:

a. Succ_Request_Locupd

b. Succ_Locupd_with_IMSI_Attach

c. Permintaan Location Update

Dari perhitungan :

*

100%

OCUPD

REQUESTS_L

STS_LOCUPD

SUCC_REQUE

I_ATTACH

D_WITH_IMS

SUCC_LOCUP

+

Maka diperoleh data dari tanggal 20 sampai dengan 29 Mei 2007 sebagai berikut :

Tabel III.1 Hasil pengukuran location update success rate

May 2007

Hour

(35)

0:00

94,87% 98,24% 66,93% 97,78%

96,33%

96,35% 96,82% 96,19% 95,40% 89,65%

1:00

99,05% 96,77% 69,32% 91,74%

95,39%

96,60% 98,44% 96,61% 93,71% 91,48%

2:00

97,82% 97,57% 73,11% 92,60%

95,21%

98,23% 97,66% 97,19% 94,50% 91,22%

3:00

98,46% 97,29% 72,79% 95,80%

97,13%

97,59% 97,89% 98,74% 96,90% 98,79%

4:00

97,50% 98,43% 69,87% 96,29%

96,90%

98,34% 98,25% 95,91% 97,84% 98,38%

5:00

98,11% 96,78% 71,73% 96,66%

97,39%

98,18% 97,77% 93,83% 97,24% 97,77%

6:00

96,69% 96,50% 62,82% 95,78%

96,24%

97,66% 95,71% 97,91% 98,07% 96,74%

7:00

97,25% 96,98% 55,59% 90,78%

94,01%

96,46% 95,66% 95,96% 96,23% 97,79%

8:00

93,19% 95,79% 51,70% 96,09%

94,64%

93,91% 95,26% 95,78% 92,79% 93,86%

9:00

93,72% 94,13% 48,87% 94,77%

94,25%

91,09% 95,21% 95,08% 92,03% 92,71%

10:00

93,07% 94,06% 88,63% 92,25%

92,66%

93,14% 93,42% 94,52% 92,52% 93,53%

11:00

95,01% 94,64% 89,91% 92,10%

93,55%

95,53% 94,63% 93,36% 92,18% 91,70%

12:00

92,89% 91,68% 93,68% 92,11%

92,50%

93,08% 94,36% 93,25% 91,19% 92,63%

13:00

94,79% 92,81% 91,12% 90,91%

92,85%

93,94% 94,79% 89,84% 89,64% 87,20%

14:00

90,48% 90,35% 91,91% 90,03%

90,26%

93,73% 95,53% 92,69% 88,41% 88,37%

15:00

92,78% 95,16% 94,10% 89,12% 89,74% 93,46% 96,01% 94,34% 84,45% 89,26%

16:00

92,25% 95,84% 92,14% 85,77% 92,04% 94,59% 93,86% 93,37% 91,97% 93,57%

17:00

92,39% 93,57% 90,27% 87,24% 87,38% 95,17% 95,09% 94,20% 91,81% 95,78%

18:00

90,42% 94,86% 91,70% 91,96% 83,57% 93,53% 91,36% 89,20% 92,55% 91,55%

19:00

93,58% 93,51% 92,34% 91,56% 88,01% 92,19% 91,41% 90,22% 90,14% 89,64%

20:00

91,87% 73,66% 91,84% 91,06% 90,42% 91,99% 90,90% 91,95% 87,60% 90,37%

21:00

93,41%

94,32%

91,36% 92,34% 92,49% 94,00% 93,04% 90,36% 87,88% 90,57%

22:00

94,52%

94,29%

92,88% 90,79% 94,05% 94,57% 90,18% 92,37% 91,03% 89,59%

23:00

95,31%

96,23%

89,53%

91,70%

92,61% 96,13% 93,18% 95,00% 89,29% 92,55%

Rata-rata

94,56% 94,31% 80,17% 92,38% 92,90% 94,98% 94,85% 94,08% 92,31% 92,70%

LUSR MSC JAYAPURA 80,00% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00% 92,00% 94,00% 96,00% 20 /0 5/ 2 0 0 7 21 /0 5/ 2 0 0 7 22 /0 5/ 2 0 0 7 23 /0 5/ 2 0 0 7 24 /0 5/ 2 0 0 7 25 /0 5/ 2 0 0 7 26 /0 5/ 2 0 0 7 27 /0 5/ 2 0 0 7 28 /0 5/ 2 0 0 7 29 /0 5/ 2 0 0 7 DATE % L U S R JAYA1

Gambar IV.1 Grafik LUSR.

IV.2. Analisa Problem Location Update Success Rate

Dari hasil analisa problem rendahnya (dibawah Key Performance

(36)

yang dihasilkan oleh MSC maupun alat ukur lainnya yang terpisah dari MSC

merupakan hal yang sangat penting dalam sistem telekomunikasi GSM.

Measurement digunakan untuk melihat key performance indicator dari jaringan

yang ada, sedangkan alat ukur lain (seperti K1103 untuk tracing) bermanfaat

dalam hal analisa masalah sehingga problem-problem sperti call setup dan

location upadate dapat diselesaikan dengan cepat.

Dari hasil trace yang dilakukan di MSC (signaling antara MSC dan BSS)

ditemukan :

Gambar IV.2. Contoh hasil trace.

Dari gambar diatas ditemukan/ diidikasikan problem sebagai berikut :

• IM3 subcribers IMSI (51001966xx) tidak dapat melakukan location

update (IMSI unknown in HLR)

(37)

Gambar IV.3. Statistik Kesalahan

(38)

• Gambar IV.4. SCCP return cause

Proses SCCP Routing untuk IMSI Translation (E214) ke HLR yang mana

diroutingkan dari MSC-JAYA1 ke MSC Makassar diperoleh pesan “ No

Translation for this specific address ” . Kesalahan ini didominasi oleh

IMSI range “ 51001966xx “ yang mana nomor tersebut adalah pelanggan

Indosat Jayapura.

(39)

Gambar IV.5 Location update oleh Roamer Internasional.

Ditemukan juga kegagalan location update dengan IMSI range 5250161xx

(pelanggan singapura sedang berada di Jayapura.) setelah dicek ternyata

nomor tersebut belum ada kerjasa dengan Indosat.

IV.3. Perbaikan Location Update Success Rate

Dari data Analisa ditemukan problem :

1. Proses SCCP Routing untuk IMSI Translation (E214) ke HLR yang mana

diroutingkan dari MSC-JAYA1 ke MSC Makassar diperoleh pesan “ No

Translation for this specific address ” . Kesalahan ini didominasi oleh IMSI

range “ 51001966xx “ yang mana nomor tersebut adalah pelanggan Indosat

Jayapura

Ini menunjukkan SCCP routing untuk IMSI translation ke HLR dari MSC

Jayapura tidak dilanjutkan oleh MSC Makassar, sehingga IMSI 51001966xx

tidak bisa melakukan location update di MSC Jayapura.

(40)

Perbaikannya: merubah SCCP routing untuk IMSI translation (E214) dari

MSC Jayapura dengan imsi range 51001966 yang termasuk HLR Ericson

Makassar, dari sebelumnya via MSC Makassar menjadi via ITP Jayapura.

2. Ditemukan juga kegagalan location update dengan IMSI range 5250161xx

(pelanggan singapura sedang berada di Jayapura.) setelah dicek ternyata

nomor tersebut belum ada kerjasa dengan Indosat.

Untuk problem seperti ini biasanya di sisi Sentar Gatway International belum

dibuka dikarenakan belum ada perjanjian Antara Indosat dengan penyedia jasa

pelanggan luarnegri dengan IMSI range 5250161xx.

3. Untuk mengurangi beban signaling dari MSC ke BSS, dilakukan perubahan

waktu periodic location update di MSC menjadi 245 menit.

IV.4. Hasil Pengukuran Location Update Success Rate setelah Perbaikan.

Dari data pengukuran setelah perbaikan dapat dilihat per tanggal 31 Mei

2007 telah ada kenaikan location update dan pada 1 s/d 3 Juni 2007 Location

update sudah diatas 96%.

(41)

Tabel IV.2 Hasil pengukuran location update success rate

May 2007

June 2007

Hour

25 26 27 28 29 30 31 1 2 3

0:00

96,35% 96,82% 96,19% 95,40% 89,65%

96,50%

96,48% 98,18% 97,53% 97,34%

1:00

96,60% 98,44% 96,61% 93,71% 91,48%

96,81%

97,19% 98,64% 98,40% 97,09%

2:00

98,23% 97,66% 97,19% 94,50% 91,22%

97,03%

97,98% 98,76% 98,49% 97,77%

3:00

97,59% 97,89% 98,74% 96,90% 98,79%

97,53%

99,06% 98,86% 98,23% 98,66%

4:00

98,34% 98,25% 95,91% 97,84% 98,38%

97,83%

97,96% 98,33% 98,73% 98,27%

5:00

98,18% 97,77% 93,83% 97,24% 97,77%

97,78%

98,09% 98,50% 98,97% 98,27%

6:00

97,66% 95,71% 97,91% 98,07% 96,74%

96,53%

94,54% 98,37% 97,65% 97,20%

7:00

96,46% 95,66% 95,96% 96,23% 97,79%

95,38%

95,59% 96,88% 96,19% 96,84%

8:00

93,91% 95,26% 95,78% 92,79% 93,86%

94,60%

94,38% 97,50% 95,55% 97,54%

9:00

91,09% 95,21% 95,08% 92,03% 92,71%

93,52%

93,61% 96,82% 97,55% 95,84%

10:00

93,14% 93,42% 94,52% 92,52% 93,53%

93,08%

94,58% 94,36% 95,80% 95,66%

11:00

95,53% 94,63% 93,36% 92,18% 91,70%

94,57%

92,59% 96,21% 97,28% 96,23%

12:00

93,08% 94,36% 93,25% 91,19% 92,63%

93,31%

93,38% 96,11% 96,89% 95,92%

13:00

93,94% 94,79% 89,84% 89,64% 87,20%

93,86%

89,51%

94,96% 94,04% 95,40%

14:00

93,73% 95,53% 92,69% 88,41% 88,37%

93,17%

96,26% 95,13% 95,19% 95,69%

15:00

93,46% 96,01% 94,34% 84,45% 89,26%

93,07%

94,80% 95,98% 97,10% 95,90%

16:00

94,59% 93,86% 93,37% 91,97% 95,37%

93,50%

96,33% 95,76% 95,95% 95,36%

17:00

95,17% 95,09% 94,20% 91,81% 95,78%

92,55%

95,13% 97,21% 95,52% 96,35%

18:00

93,53% 91,36% 89,20% 92,55% 91,55% 89,48%

95,83% 95,96% 95,73% 95,14%

19:00

92,19% 91,41% 90,22% 90,14% 89,64%

90,54%

95,64% 95,23% 92,99% 94,95%

20:00

91,99% 90,90% 91,95% 87,60% 90,37%

91,11%

94,89% 95,53% 95,92% 95,64%

21:00

94,00% 93,04% 90,36% 87,88% 90,57%

93,18%

96,52% 95,78% 93,57% 95,71%

22:00

94,57% 90,18% 92,37% 91,03% 89,59%

92,93%

96,86% 96,34% 94,86% 96,08%

23:00

96,13% 93,18% 95,00% 89,29% 92,55%

93,97%

97,97% 97,56% 95,73% 96,11%

Rata-rata 94,98% 94,85% 94,08% 92,31% 92,77% 94,24% 95,63% 96,79% 96,41% 96,46%

lUSR MSC JAYAPURA 80,00% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00% 92,00% 94,00% 96,00% 98,00% 100,00% 20 /05/ 2007 21 /05/ 2007 22 /05/ 2007 23 /05/ 2007 24 /05/ 2007 25 /05/ 2007 26 /05/ 2007 27 /05/ 2007 28 /05/ 2007 29 /05/ 2007 30 /05/ 2007 31 /05/ 2007 01 /06/ 2007 02 /06/ 2007 03 /06/ 2007 04 /06/ 2007 05 /06/ 2007 06 /06/ 2007 07 /06/ 2007 DATE % L U S R JAYA1

(42)

BAB V

KESIMPULAN

1. Telah terjadi kesalahan SCCP routing sehingga muncul No Translation

for this specific address.

2. Setelah dilakukan perbaikan, Location Update Success rate

keberhasilannya bertambah dari 94 % menjadi 96 %, ini berarti dari 100

kali percobaan location upadate yang berhasil melakukan location update

adalah 96 kali.

3. Perlu diperhatikan (perbaikan) kembali SCCP routing di MSC lainnya

untuk IMSI range 51001966.

(43)

DAFTRA PUSTAKA

1.. Siemens, Training Document PLMN : SSS Operation & Maintenance 1720,

1996

2. Buku diktat Indosat Training & Conference Centre (ITCC), Common Channel

Signalling CCITT no.7, 2003

3. Gunnar Heine, GSM Networks: Protocol, Terminology and Implementation,

Artech House-Boston London

4. Website:

www.pt.com

, Tutorial on Signalling System 7 (SS7), Performance

Technologies

(44)

DAFTAR GAMBAR

II.1. Arsitektur jaringan GSM

. . . 4

II.2. Common Channel Signaling (CCS no.7)

. . . 11

II.3. Jaringan untuk transfer informasi user dan informasi signalling . . . 12

II.4. Komponen Jaringan Signaling

. . . 14

II.5. Arsitektur Protokol GSM

. . . 14

II.6. Arsitektur CCS No.7

. . . 15

II.7. Struktur MTP

. . . 16

II.8. Lokasi SCCP di dalam arsitektur CCS No.7

. . . 17

II.9. Associated mode

. . . 18

II.10. Quasi Associated mode

. . . 18

III.1 Prosedure location update

. . . 20

III. 2. Skenario Location update

. . . 21

III. 3. Contoh Location update yang berhasil

. . . 22

IV.1 Grafik LUSR.

. . . 26

IV.2. Contoh hasil trace.

. . . 27

IV.3. Statistik Kesalahan

. . . 28

IV.4. SCCP return cause

. . . 29

IV.5 Location update oleh Roamer Internasional

. . . 30

IV.6. Grafik LUSR setelah perbaikan

. . . 32

(45)

DAFTAR ISTILAH

AuC

: Authentication Center

BSC

: Base Station Controller

BSS

: Base Station Subsystem

BTS

: Base Transceiver Station

CAS

: Channel Associated Siganling

CC

: Country Code

CCS

: Common Channel Signaling

DPC

: Destination Point Code

EIR

: Equipment Identity Reigster

GSM

: Global System for Mobile Communication

GT

: Global Tittle

HLR

: Home Location Register

IMSI

: International Mobile Subscriber Identity

ISDN

: Integrated Switch Digital Network

ISUP

: ISDN User Part

LUSR

: Location Update Success Rate

MCC

: Mobile Country Code

ME

: Mobile Equipment

MNC

: Mobile Network Code

MOC

: Mobile Originating Call

MS

: Mobile Station

MSC

: Mobile Switching Center

MSC

: Mobile Switching Centre

MSIN

: Mobile Subscriber Identification Number

MSISDN

: Mobile Station ISDN Number

MSISDN

: Mobile Station ISDN

MSRN

: Mobile Subscriber Roaming Number

MTC

: Mobile Terminating Call

(46)

MTP

: Message Transfer Part

NDC

: National Destination Code

NSS

: Network Swicthing Subsystem

OPC

: Originating Point Code

PLMN

: Public land Mobile Network

PSTN

: Public Switch Telephone Network

SCCP

: Signaling Connection Control Part

SIM

: Subscriber Identity Module

SN

: Subcriber Number

SP

: Signaling Point

SPC

: Signaling Transfer Code

TCAP

: Transaction Capabilities Application Part

TMSI

: Temporary Mobile Subcriber Identity

VLR

: Visitor Location Register

(47)

I. Contoh Trace

1. UDT Begin Update Location

=== MTP ===

83 SIO : ....0011 = SCCP SPARE : ..00....

NETW : 10... = National network === SCCP === 30 2E DPC : 11824 = STP1_HW FB 30 OPC : 1004 = MJKT4 SLS : 3 09 MESSTYPE : 09h = UDT --- UDT --- --- PROT CLASS ---

81 PROT CLASS : 1 = Class 1 - Sequenced (MTP) connectionless class

MESS HANDL : 1000.... = Return message on error 03 MAND PTR1 : 3

10 MAND PTR2 : 16 1B MAND PTR3 : 27 0D LEN : 13 --- CALLED ---

12 PC IND : ...0 = Point code not present SUBSYS IND : ...1. = Subsystem number present GBLTIT IND : ..0100.. = Global title includes translation type, numbering plan,

encoding scheme and nature of address indicator

ROUT IND : .0... = Routing based on global title

RESERVED : 0... 06 SUBSYS NO : 06h = MAP_ETSI --- GLOBAL TIT ---

00 TRANSTYPE : 00h = Unknown

71 NUMB PLAN : 0111.... = ISDN/Mobile Numbering Plan (ITU-T E.214)

ENCODING : ....0001 = BCD, odd number of digits 04 SPARE : 0...

NOA : 04h = International number 26 18 96 62

60 87 40 00 ADDRESS : 628169260678040 FILLER : 0000....

0B LEN : 11 --- CALLING ---

12 PC IND : ...0 = Point code not present SUBSYS IND : ...1. = Subsystem number present GBLTIT IND : ..0100.. = Global title includes translation type, numbering plan,

encoding scheme and nature of address indicator

ROUT IND : .0... = Routing based on global title

RESERVED : 0... 07 SUBSYS NO : 07h = MAP_ETSI --- GLOBAL TIT ---

00 TRANSTYPE : 00h = Unknown

12 NUMB PLAN : 0001.... = ISDN/Telephony Numbering Plan (ITU-T E.163 and E.164)

ENCODING : ....0010 = BCD, even number of digits 04 SPARE : 0...

NOA : 04h = International number 26 18 06 12

04 00 ADDRESS : 628160214000 5C LEN : 92

(48)

--- DATA --- === TCAP === --- BEGIN --- 62 TAG : 62h [APPLICATION 2] 5A LEN : 90 --- ORIG TID --- 48 TAG : 48h [APPLICATION 8] 04 LEN : 4 84 00 01 01 ORIG TID : 84000101h --- DLG PORT --- 6B TAG : 6Bh [APPLICATION 11] 1E LEN : 30 --- EXTERNAL --- 28 TAG : 28h EXTERNAL 1C LEN : 28

06 TAG : 06h = OBJECT IDENTIFIER 07 LEN : 7 --- DIRECTREF --- 00 INTLBODY : 0 = itu-t RECOM : 0 = recommendation 11 Q : 17 = q 86 05 QSERIES : 1414 = 773 01 AS : 1 = as 01 DIALOGUE : 1 = dialogue-as 01 VERSION : 1 = VERSION2 --- SINGLETYPE --- A0 TAG : A0h [0] 11 LEN : 17 --- AARQ-APDU --- 60 TAG : 60h [APPLICATION 0] 0F LEN : 15 --- PROT VERS --- 80 TAG : 80h [0] 02 LEN : 2 07 80 PROT VERS : 07 80h --- APPL CTX --- A1 TAG : A1h [1] 09 LEN : 9

06 TAG : 06h = OBJECT IDENTIFIER 07 LEN : 7

04 INTLBODY : 0 = CCITT

ORG. : 4 = Identified Organization 00 STD BODY : 0 = ETSI

00 DOMAIN : 0 = Mobile Domain 01 NETWORK : 1 = Gsm/UMTS Network 00 CTXID : 0 = AC Id

01 CTXNAME : 1 = Network Loc Up 03 VERSION : 3 = Version3 --- COMP PORT --- 6C TAG : 6Ch [APPLICATION 12] 80 LEN : 0 INDEF --- INVOKE --- A1 TAG : A1h [1] 2E LEN : 46 --- INVOKE ID --- 02 TAG : 02h INTEGER 01 LEN : 1 01 INVOKE ID : 1 === MAP === --- OPERATION --- 02 TAG : 02h INTEGER 01 LEN : 1 02 OPERATION : 2 = updateLocation --- UPD LOC A --- 30 TAG : 30h SEQUENCE 26 LEN : 38 --- IMSI ---

(49)

04 TAG : 04h OCTET STRING 08 LEN : 8 15 00 91 62 60 87 40 F0 IMSI : 510019260678040 FILLER : 1111.... --- MSC NUMBER --- 81 TAG : 81h [1] 07 LEN : 7

91 NUMB. PLAN : ....0001 = ISDN/Telephony Numbering Plan (Rec CCITT

E.164)

NATUR.ADDR : .001.... = international number

EXT : 1... = Last octet 26 18 06 12

04 00 ADDRESS : 628160214000 --- VLR NUMBER ---

04 TAG : 04h OCTET STRING 07 LEN : 7

91 NUMB. PLAN : ....0001 = ISDN/Telephony Numbering Plan (Rec CCITT

E.164)

NATUR.ADDR : .001.... = international number

EXT : 1... = Last octet 26 18 06 12 04 00 ADDRESS : 628160214000 --- VLR CAPABL --- A6 TAG : A6h [6] 08 LEN : 8 --- SUP CAMELP --- 80 TAG : 80h [0] 02 LEN : 2 04 UNUSED BIT : 4 C0 Phase 1 : 1... = supported Phase 2 : .1... = supported Phase 3 : ..0... = not supported SPARE : ...00000 --- SUP LCS CS --- 85 TAG : 85h [5] 02 LEN : 2 05 00 SUP LCS CS : 05 00h 00 00 EOC : 0000h 2. UDT Continue insertSubcriber === MTP ===

83 SIO : ....0011 = SCCP SPARE : ..00....

NETW : 10... = National network === SCCP === EC 03 DPC : 1004 = MJKT4 8C EB OPC : 11824 = STP1_HW SLS : 14 09 MESSTYPE : 09h = UDT --- UDT --- --- PROT CLASS ---

81 PROT CLASS : 1 = Class 1 - Sequenced (MTP) connectionless class

MESS HANDL : 1000.... = Return message on error 03 MAND PTR1 : 3

0E MAND PTR2 : 14 18 MAND PTR3 : 24 0B LEN : 11 --- CALLED ---

(50)

SUBSYS IND : ...1. = Subsystem number present GBLTIT IND : ..0100.. = Global title includes translation type, numbering plan,

encoding scheme and nature of address indicator

ROUT IND : .1... = Routing based on DPC and SSN RESERVED : 0...

07 SUBSYS NO : 07h = MAP_ETSI --- GLOBAL TIT ---

00 TRANSTYPE : 00h = Unknown

12 NUMB PLAN : 0001.... = ISDN/Telephony Numbering Plan (ITU-T E.163 and E.164)

ENCODING : ....0010 = BCD, even number of digits 04 SPARE : 0...

NOA : 04h = International number 26 18 06 12

04 00 ADDRESS : 628160214000 0A LEN : 10

--- CALLING ---

12 PC IND : ...0 = Point code not present SUBSYS IND : ...1. = Subsystem number present GBLTIT IND : ..0100.. = Global title includes translation type, numbering plan,

encoding scheme and nature of address indicator

ROUT IND : .0... = Routing based on global title

RESERVED : 0... 06 SUBSYS NO : 06h = MAP_ETSI --- GLOBAL TIT ---

00 TRANSTYPE : 00h = Unknown

12 NUMB PLAN : 0001.... = ISDN/Telephony Numbering Plan (ITU-T E.163 and E.164)

ENCODING : ....0010 = BCD, even number of digits 04 SPARE : 0...

NOA : 04h = International number 26 58 05 18 11 ADDRESS : 6285508111 DF LEN : 223 --- DATA --- === TCAP === --- CONTINUE --- 65 TAG : 65h [APPLICATION 5] 81 DC LEN : 220 --- ORIG TID --- 48 TAG : 48h [APPLICATION 8] 04 LEN : 4

AA 00 01 EE ORIG TID : AA0001EEh --- DEST TID --- 49 TAG : 49h [APPLICATION 9] 04 LEN : 4 84 00 01 01 DEST TID : 84000101h --- DLG PORT --- 6B TAG : 6Bh [APPLICATION 11] 2A LEN : 42 --- EXTERNAL --- 28 TAG : 28h EXTERNAL 28 LEN : 40

06 TAG : 06h = OBJECT IDENTIFIER 07 LEN : 7 --- DIRECTREF --- 00 INTLBODY : 0 = itu-t RECOM : 0 = recommendation 11 Q : 17 = q 86 05 QSERIES : 1414 = 773 01 AS : 1 = as 01 DIALOGUE : 1 = dialogue-as

(51)

01 VERSION : 1 = VERSION2 --- SINGLETYPE --- A0 TAG : A0h [0] 1D LEN : 29 --- AARE-APDU --- 61 TAG : 61h [APPLICATION 1] 1B LEN : 27 --- PROT VERS --- 80 TAG : 80h [0] 02 LEN : 2 07 80 PROT VERS : 07 80h --- APPL CTX --- A1 TAG : A1h [1] 09 LEN : 9

06 TAG : 06h = OBJECT IDENTIFIER 07 LEN : 7

04 INTLBODY : 0 = CCITT

ORG. : 4 = Identified Organization 00 STD BODY : 0 = ETSI

00 DOMAIN : 0 = Mobile Domain 01 NETWORK : 1 = Gsm/UMTS Network 00 CTXID : 0 = AC Id

01 CTXNAME : 1 = Network Loc Up 03 VERSION : 3 = Version3 --- RESULT --- A2 TAG : A2h [2] 03 LEN : 3 --- ASSOC RES --- 02 TAG : 02h INTEGER 01 LEN : 1

00 ASSOC RES : 0 = accepted --- RESULT SRC --- A3 TAG : A3h [3] 05 LEN : 5 --- DLGSRV USR --- A1 TAG : A1h [1] 03 LEN : 3 --- DLGSRV USR --- 02 TAG : 02h INTEGER 01 LEN : 1 00 DLGSRV USR : 0 = null --- COMP PORT --- 6C TAG : 6Ch [APPLICATION 12] 80 LEN : 0 INDEF --- INVOKE --- A1 TAG : A1h [1] 81 9D LEN : 157 --- INVOKE ID --- 02 TAG : 02h INTEGER 01 LEN : 1 04 INVOKE ID : 4 === MAP === --- OPERATION --- 02 TAG : 02h INTEGER 01 LEN : 1 07 OPERATION : 7 = insertSubscriberData --- INS SD ARG --- 30 TAG : 30h SEQUENCE 80 LEN : 0 INDEF --- MS ISDN --- 81 TAG : 81h [1] 08 LEN : 8

91 NUMB. PLAN : ....0001 = ISDN/Telephony Numbering Plan (Rec CCITT

E.164)

NATUR.ADDR : .001.... = international number

Gambar

Gambar II.1. Arsitektur jaringan GSM
Gambar II.2. Common Channel Signaling  (CCS no.7)
Gambar II.3. Jaringan untuk transfer informasi user dan informasi signalling
Gambar II.4.  Komponen Jaringan Signaling
+7

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya, vitamin D membantu bayi menggunakan kalsium dari ASI untuk tumbuh- kembang tulang.Vitamin K yang diperlukan untuk proses pembekuan darah terdapat dalam

Tahap kedua adalah menggabungkan hasil tahap pertama dengan analisa Unique Selling Preposition dari stakeholder yang kemudian menghasilkan sebuah konsep yaitu “More

Bagaimana keefektifan multimedia interaktif untuk pemebelajaran kimia materi asam basa kelas XI SMA yang telah dikembangkan terhadap hasil belajar kimia siswa..

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dari (1) kompetensi intelektual terhadap pengembangan karir karyawan, (2) kompetensi intelektual terhadap kinerja

Para ibu yang memilih bekerja di pabrik ini masih tetap bisa menjalankan pekerjaan-pekerjaan rumah, walaupun ada dari suami mereka juga bekerja di luar kota dan

Metode argentometri (titrasi pengendapan) dapat dilakukan dengan beberapa cara yang melibatkan ion perak, diantaranya adalah cara Mohr, cara Volhard, dan cara Fajans.. Pada

Dilengkapi Media Handout Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Interaksi Sosial Siswa Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa Kimia dan Persamaan Reaksi Kimia Kelas

selaku Sekertaris Departemen Fisika Universitas Sumatera Utara, dan seluruh staf pengajar beserta pegawai administrasi di Departemen Fisika yang telah memberikan