Rencana Kerja Tahunan
(RKT)
Direktorat Kesehatan Keluarga
Tahun 2016
Kata Pengantar
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016, merupakan gambaran kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga dalam mencapai tujuan/sasaran strategisnya di Tahun 2016. Direktorat Kesehatan Keluarga sebagai salah satu unit esselon 2 di Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dan merupakan bagian dari Kementerian Kesehatan juga memiliki kewajiban untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan.
Penyusunan RKT 2016 ini sebagai sarana untuk mengkomunikasikan kegiatan yang akan dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Keluarga sesuai dengan tugas pokok dan fungsi institusi sepanjang tahun 2016. RKT ini diharapkan akan bermanfaat dalam didalam pengambilan kebijakan agar :
1. kebijakan yang muncul dapat tetap focus dan selaras dengan pencapaian di akhir tahun 2016
2. Sebagai bahan monitoring dan evaluasi kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga tahun 2016.
Masukan dan saran membangun dari semua pihak sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan RKT Direktorat Kesehatan Keluarga pada waktu yang akan datang. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan RKT ini.
Jakarta, Januari 2016
Direktur Kesehatan Keluarga
dr. Eni Gustina, MPH NIP : 196308201994122003
Daftar Isi Contents Kata Pengantar ... 2 Daftar Isi ... 3 BAB I ... 4 PENDAHULUAN ... 4 1.1. Latar Belakang ... 4 1.2. Tujuan ... 4 1.3. Manfaat ... 5 1.4. Ruang Lingkup ... 5 1.5. Sasaran ... 5 1.6. Landasan Penyusunan ... 5 1.7. Sistematika Penulisan ... 6 BAB II ... 7
SITUASI ORGANISASI DAN SITUASI KESEHATAN KELUARGA ... 7
2.1. Kelembagaan ... 7
2.2. Situasi Kesehatan Keluarga ... 8
2.3. Permasalahan dan Tantangan ... 12
BAB III ... 14
ARAH KEBIJAKAN ... 14
3.1. Tujuan, Sasaran Dan Indikator ... 14
Tujuan ... 14
Sasaran ... 14
3.2. Kebijakan dan Strategi Operasional Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016 ... 17
3.3. Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016 ... 18
BAB IV ... 20
MONITORING DAN EVALUASI ... 20
4.1. Monitoring ... 20 4.2. Evaluasi ... 21 BAB V ... 22 PENUTUP ... 22 5.1. Kesimpulan ... 22 5.2. Penutup ... 22
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Pembangunan kesehatan periode 2015-2019 adalah Program lndonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Kesehatan menyusun dan telah menetapkan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-20'19 dengan Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor HK 02.02lMenkes/52l2015.
Setelah Renstra ditetapkan, perlu dilakukan penjabaran dari program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra. Untuk itu setiap unit utama yang mengampu program pembangunan kesehatan dan setiap satuan kerja yang mengampu kegiatan pembangunan kesehatan, perlu menyusun Rencana Aksi Program atau Rencana Aksi Kegiatan.
Didalam penjabaran per tahun Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga 2016-2019, maka dibuatlah dokumen Rencana Kerja Tahunan yang tetap harus menjaga keselarasan terhadap dokumen-dokumen diatasnya (Renstra, RPJMN)
1.2. Tujuan
Tujuan disusun Rencana Kerja TahunanDirektorat Kesehatan KeluargaTahun 2017 adalah.
1. Sebagai acuan dan arahan dalam dukungan manajemen dalam pelaksanaan tugas teknis pada program pembangunan kesehatan, mulai dari penyusunan kebijakan, rencana strategis, perencanaan, penganggaran, dan evaluasi program/kegiatan pada tahun 2017.
2. Memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga pada tahun 2017
kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga pada tahun 2017
1.3. Manfaat
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2017 merupakan turunan langsung pertahun dari dokumen Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016-2019. Yang merupakan penjabaran dan mengacu darl RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis Kemenkes 2015 – 2019.RKTadalah upaya untuk menjabarkan Rencana Aksi Kegiatan “terkait” Kesehatan Keluarga dalam kurun waktu 1 tahun kedepan yaitu sepanjang tahun 2017. Melalui RKT ini diharapkan dapat menjamin keselarasan kegiatan pada tahun 2017.
1.4. Ruang Lingkup
RAK Direktorat Kesehatan Keluarga 2015 - 2019 memiliki ruang lingkup. lnventarisasikegiatan dari Direktorat Kesehatan Keluarga, mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga 2016-2019 yang mengacu pada RPJMN 2015 - 2019 dan Renstra Kemenkes 2015 - 2019.
1.5. Sasaran
Sasaran Buku RAK Direktorat Kesehatan Keluarga 2015 - 2019 meliputi :
1. lnternal Direktorat Kesehatan Keluarga meliputi struktural, dan Pejabat Fungsional, dan Aparatur sipil Negara lainnya
2. Lintas Program di Kementerian Kesehatan 3. Lintas Sektor terkait Pelaksanaan akuntabilitas.
1.6. Landasan Penyusunan
RAK Direktorat Kesehatan Keluarga direncanakan, dianggarkan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan landasan-landasan sebagai berikut .
1. Landasan Ideal Pancasila
Pancasila sebagai landasan ideal bagi masyarakat, menyebutkan adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, interaksi dengan masyarakat, interkasi dengan alam, interaksi dengan Negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan TUHAN. Dalam hal ini program Biro Perencanaan dan Anggaran merupakan salah satu upaya pembangunan yang bertujuan untuk mewujutkan kesehatan manusia
2. Landasan Konstitusi : UUD 1945
UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan nilai. Dalam hal ini program Biro Perencanaan dan Anggaran ditujukan untuk mendukung pencapaian program kesehatan masyarakat yang tertinggi
3. Landasan Operasional :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panlang Nasional Tahun 2005-2025.
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
6. PeraturanPemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025. 9. Kepmenkes No. 52 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI
2015-2019.
1.7. Sistematika Penulisan
Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
1. Kata Pengantar 2. Daftar Isi
3. BAB I, Pendahuluan
4. BAB ll. Analisis Situasi Organisasi
5. BAB lll. Tujuan Dan Nilai Sasaran Strategis 6. BAB IV, Rencana Kegiatan
7. BAB V Monitoring Dan Evaluasi 8. BAB VI, Penutup
BAB II
SITUASI ORGANISASI DAN SITUASI KESEHATAN KELUARGA
2.1. Kelembagaan
Sesuai Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157, Direktorat Kesehatan Keluarga menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal,
balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; dan
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Direktorat Kesehatan Keluarga terdiri atas:
a. Subdirektorat Kesehatan Maternal dan Neonatal;
b. Subdirektorat Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah;
c. Subdirektorat Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja;
e. Subdirektorat Kesehatan Lanjut Usia;
f. Subbagian Tata Usaha; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambaran struktur organisasi Direktorat Kesehatan Keluarga digambarkan pada gambar dibawah.
2.2. Situasi Kesehatan Keluarga
Sesuai permenkes 64 tahun 2015, pada tahun 2016 terjadi perubahan struktur organisasi dan tata kelola di lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Dengan adanya struktur ini maka Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Ibu dan Beberapa Direktorat lainnya di restrukturisasi. Disisi lain muncul juga direktorat baru, salah satunya adalah Direktorat Kesehatan Keluarga.
Untuk tahun 2016, perubahan SOTK ini tidak merubah Renstra oleh karena itu program di dalam Renstra ditindaklanjuti dalam penugasan / pengalihkan program kepada struktur yang baru . Direktorat Kesehatan Keluarga ini memayungi beberapa program yaitu, Program Kesehatan Anak (yang dulu berada di bawah Direktorat Bina Kesehatan Anak), Program Kesehatan Ibu (berasal dari Direktorat Bina Kesehatan Ibu) dan Program Lanjut Usia (berasal dari Pelayanan Kesehatan).
Adapun beberapa situasi kondisi terkait kesehatan keluarga antara lain sebagai berikut : STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA
DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL SUBDIREKTORAT KESEHATAN BALITA
DAN ANAK PRA SEKOLAH SUBDIREKTORAT KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA SUBDIREKTORAT KESEHATAN USIA REPRODUKSI SUBDIREKTORAT KESEHATAN LANJUT USIA SEKSI KESEHATAN MATERNAL SEKSI KESEHATAN NEONATAL SEKSI KELANGSUNGAN HIDUP BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
SEKSI KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA DI DALAM SEKOLAH SEKSI AKSES KESEHATAN REPRODUKSI SEKSI KUALITAS HIDUP BALITA DAN ANAK
PRA SEKOLAH SEKSI KESEHATAN USIA SEKOLAH DAN REMAJA DI LUAR SEKOLAH SEKSI KUALITAS KESEHATAN REPRODUKSI SEKSI AKSES KESEHATAN LANJUT USIA SEKSI KUALITAS KESEHATAN LANJUT USIA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
1. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada periode tahun 1994-2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2012 , Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun) dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan pada tahun 2015, berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305/ 100.000 KH; AKB 22,23/ 1000 KH)
2. Dari sisi indikator, Renstra sebagai bagian didalam upaya penurunan AKI dan AKB juga menunjukan keberhasilan didalam mencapai target Renstra walaupun pencapaian ini juga masih memberikan gap bila dibandingkan dengan seluruh sasaran penduduk di Indonesia.Di akhir Renstra 2010 – 2014 capaian-capaian tersebut antara lain.
84 86 88 89 90 84,01 90,51 92,31 92,33 97,07 2010 2011 2012 2013 2014
Trend Cakupan KN 1 Tahun 2010 - 2014
Target Capaian 84 85 86 87 90 84,0 85,2 87,7 87,8 92,5 2010 2011 2012 2013 2014
Trend Cakupan Yankes Bayi Tahun 2010 - 2014
78 80 81 83 85 78 80 73,52 70,12 75,82 2010 2011 2012 2013 2014
Tren Cakupan Yankes Balita 2010 - 2014
Target Capaian 80 90 92 94 95 61,08 74,86 83,95 73,91 82,17 2010 2011 2012 2013 2014
Tren Cakupan SD/MI Melaksanakan Penjaringan Siswa Kelas I Tahun 2010 - 2014 Target Capaian 84,8 86,38 88,64 90,88 90,89 84 86 88 89 90 2010 2011 2012 2013 2014
Tren Cakupan Persalinan oleh Nakes Tahun 2010-2014 Cakupan Target
3. Pada tahun 2015 terjadi perubahan indikator. Perubahan ini dilakukan sebagai bentuk penajaman atas indikator yang ada didalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Kondisi terkait indikator-indikator tersebut tercantum dalam tabel dibawah. Cakupan indikator kesehatan Ibu dan Anak tahun 2015 (Renstra 2015 – 2019)
No. Indikator Target 2015
Capaian 2015
1. Persentase (%) persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 75% 78,43% 2. Persentase (%) puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil 78% 86,92% 3. Persentase (%) puskesmas yang melakukan orientasi program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi
77% 79,60% 4. Persentase (%) ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) 72% 83,39%
5 Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 75% 84%
6 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I
50% 57%
7 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
30% 48%
8 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja 25% 32%
85,56 86,77 87,28 86,85 88,88 85 88 90 93 95 2010 2011 2012 2013 2014
Tren Cakupan K4 Tahun 2010 -2014 Cakupan Target 12000 26554 49633 60392 63500 7000 25400 48750 57150 63500 2010 2011 2012 2013 2014
Tren Jumlah Fasilitas Kesehatan Yang Mampu Pelayanan KB Sesuai Standar Tahun 2010-2014
2.3. Permasalahan dan Tantangan
1. Pelaksanaan pelaporan masih belum optimal, di tahun 2015, ketepatan laporan triwulanan masih rendah, jejaring komunikasi data yang disediakan untuk kab/kota tingkat isian masih rendah sehingga unit teknis perlu berulang kali meminta laporan kepada dinas kesehatan provinsi.
2. Pelaksanaan pencatatan belum optimal untuk melaporkan pelaksanaan program secara berjenjang dan tepat waktu dari tingkat kabupaten, propinsi ke pusat, 3. Pelaporan berbasis puskesmas belum terintegrasi dengan laporan pelayanan
kesehatan dirumah sakit.
4. Ditahun 2015 dengan adanya PP No. 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan dan permenkes 92 tahun 2014 dimana sistem pelaporan diarahkan melalui 1 sistem, ternyata belum dapat terealisasi dikarenakan system informasi puskesmas yang rencananya akan mulai dilaksanakan pada tahun 2016 ternyata mundur menjadi tahun 2017 (kondisi system pelaporan yang selama ini dilaksanakan dengan adanya kebijakan tersebut sudah mulai di hentikan)
5. Belum optimalnya kerjasama antar sektor terkait, lintas program dan organisasi profesi serta perguruan tinggi untuk mendukung upaya kelangsungan hidup neonatal, bayi dan anak balitasertaupaya peningkatan kualitas hidup dan perlindungan kesehatan anak.
6. Masih kurangnya komitmen dan dukungan dana (APBD tingkat I dan II) dari pemerintah daerah setempat dalam program peningkatan kesehatan ibu dan anak 7. Terjadinya perubahan struktur dan pejabat di daerah yang berpengaruh dalam
transfer informasi maupun pencairan dana.
8. Keterbatasan sumber daya strategis yang berkualitas untuk mendukung program kesehatan keluarga di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas.
9. Penggantian pengelola program cukup sering, sehingga mempengaruhi kelancaran pelaksanaan program di provinsi dan kabupaten/kota.
10. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu, anak dan reproduksi masih relatif rendah.
11. Akses dan kualitas pelayanan Kesehatan ibu dan anak belum optimal dan masih perlu ditingkatkan.
12. Belum optimalnya jejaring dan regionalisasi rujukan maternal dan neonatal antara pelayanan primer – Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan.
13. Kurang optimalnya pelibatan fasyankes swasta dalam hal peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan keluarga.
14. Pelayanan KB masih didominasi oleh metode kontrasepsi jangka pendek (pil dan suntik). Untuk menurunkan kehamilan 4 Terlalu, diperlukan metode kontrasepsi jangka panjang (IUD, susuk)
15. Kepatuhan terhadap standar pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan belum seperti yang diharapkan (antara lain karena kurangnya Bidan Kit, IUD Kit, Partus Kit, PONED Kit, dan PONEK Kit).
16. Kurangnya dukungan lintas program dalam pelaksanaan PKRT.
17. Kurangnya dukungan terhadap pelayanan kespro pada situasi krisis kesehatan melalui kegiatan PPAM.
18. Pemanfaatan KIE kespro bagi calon pengantin dan kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan pelayanan kespro catin belum optimal, utamanya Kementerian Agama.
19. Masih rendahnya dukungan Pemda dalam penyediaan dan pemantauan indikator AUKR.
20. Belum optimalnya penguasaan data dan informasi manajemen KIA (PWS, AMP, DTPS, Supfas).
BAB III ARAH KEBIJAKAN 3.1. Tujuan, Sasaran Dan Indikator
Tujuan
Tujuan sasaran Direktorat kesehatan Keluarga mengacu pada Renstra Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 – 2017. Direktorat Kesehatan Keluarga memiliki tujuan yang bersifat outcome bahkan dapat dikatakan bersifat dampak, Tujuan tersebut yaitu :
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup. Didalam mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan strategi nasional dan arah kebijakan nasional 2015-2019 yang kemudian juga menjadi tujuan (bersifat outcome) bagi Direktorat Kesehatan Keluarga yaitu :
1. Terjadinya Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
2. Peningkatan cakupan, mutu, dan keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.
Sasaran
Didalam mencapai tujuan diatas Direktorat Kesehatan Keluarga melaksanakan kegiatan Pembinaan Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja dan Pembinaan Kesehatan Ibu dan Reproduksi yang memiliki sasaran :
1. meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bayi, anak dan remaja. 2. meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi
Indikator
Indikator pencapaian (diakhir tahun 2019) sasaran (indikator kinerja sasaran) diatas adalah :
1. Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) sebesar 90%.
2. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I sebesar 70%.
3. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X sebesar 60%.
4. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja sebesar 45%.
5. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil sebesar 90%. 6. Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebesar 100%.
7. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) sebesar 80%.
Target Indikator sasaran Direktorat Kesehatan Keluarga untuk tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah yang menggambarkan pencapaian indikator pertahun (mulai tahun 2015) untuk mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan pada akhir tahun 2019.
Tabel 2.1. Indikator Kesehatan Keluarga pada Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019
Kegiatan Sasaran Indikator
Target / tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Pembinaan Kesehatan Bayi, Anak dan Remaja
meningkatnya
akses dan
kualitas pelayanan kesehatan bayi, anak dan remaja
Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)
75% 78% 81% 85% 90%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
30% 40% 50% 55% 60%
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja 25% 30% 35% 40% 45% Pembinaan Kesehatan Ibu dan Reproduksi meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi
Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil
78% 81% 84% 87% 90%
Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
77% 83% 88% 95% 100%
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali (K4)
72% 74% 76% 78% 80%
dari indikator indikator diatas yang menjadi Indikator Kinerja Utama Direktorat Kesehatan keluarga antara lain :
Tabel Indikator Kinerja Utama Direktorat Kesehatan Keluarga 2015 - 2019
Indikator Target / tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)
75% 78% 81% 85% 90%
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)
30% 40% 50% 55% 60%
Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4)
25% 30% 35% 40% 45%
Tabel Sandingan RPJMN, Renstra, RKP dan Janji Presiden Tahun 2016
RPJMN Renstra RKP Janji Presiden
Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) Jumlah Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas I
Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4)
Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4)
Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF Persentase Puskesmas
yang melaksanakan kelas ibu hamil Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja Persentase Puskesmas yang melakukan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
3.2. Kebijakan dan Strategi Operasional Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016 Kebijakan:
Terdapat 4 kebijakan operasional yang menajdi pedoman dalam penyusunan kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga yang terdiri dari :
1. Percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak 2. Peningkatan kesehatan keluarga
3. Pengutamaan pada upaya promotif dan preventif 4. Pendekatan siklus kehidupan
Sejalan dengan hal diatas maka upaya Direktorat Kesehatan Keluarga di tahun 2016 adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu bagi setiap orang pada setiap tahapan kehidupan dengan pendekatan satu kesatuan pelayanan (continuum of care) melalui:
1. intervensi komprehensif (six building block),
2. integratif promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif; 3. paripurna,
4. berjenjang mulai dari masyarakat, fasyankes tingkat pertama dan rujukan 5. fokus pada kelompok sasaran sesuai kelompok umur (life cycle), daerah
populasi tinggi, DTPK, jumlah kasus kematian ibu, bayi tertinggi, gizi buruk dan stunting
6. kemitraan antar pelaku sesuai strata kewenangan (provinsi, kabupaten/kota, swasta)
Strategi Operasional
1. Setiap Intervensi Promosi Kesehatan dalam siklus hidup, berdasarkan pada strategi promosi kesehatan, yaitu :
a. Pemenuhan kebijakan yang mendukung interevensi tersebut, baik berupa regulasi maupundukungan sumber daya (dana, sarana prasarana, dan tenaga) dari pemerintah daerah maupun lintas sektoral, b. Pelaksanaan kampanye atau KIE secara masif dalam upaya
meningkatkan perhatian dan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan,
c. Pemberdayaan masyarakat melalui penguatan UKBM, serta
d. Adanya dukungan Mitra baik NGO, dunia usaha, institusi pendidikan, OP dan potensi lainnya.
2. Penguatan program dengan melihat dan mempertimbangkan fungsi dan kewenangan di masing-masing level (pusat dan daerah)
3. Pelaksanaan sinkronisasi, dan pengintegrasianprogram dan kegiatan di lingkup Dinkes Provinsi dan kab/kota menyesuaikan dengan SOTK baru
4. Penyesuaian indikator dan targetdengan arah pembangunan jangka menengah (RPJMN dan Renstra), lengkap dengan definisi operasional, cara pengukuran, waktu pengukuran hingga format pelaporan
5. Penetapan kebijakan untuk daerah secara berimbang melalui breakdown target indikator secara berjenjang (nasional, provinsi, kabupaten/kota, Puskesmas) 6. Sosialisasi indikator program kesehatan masyarakat secara berjenjang di
internal dan eksternal lingkup kesehatan untuk mendapatkan komitmen pelaksanan dan tercapainya target indikator.
7. Penentuan kegiatan unggulan berdayaungkit tinggi, efisien dan efektif
8. Melakukanpengawalan/pendampingan secara intensifdanberjenjang pada
daerah yang menjadi locus minoritas masalah. Pelaksanaan penanggung jawab pembina wilayah dalam melakukan pendampingan/supervisi.
9. Laporkan hasil kegiatan secara berkala dan tepat (tepat waktu, tepat sasaran, tepat sesuai standar)
3.3. Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016
Indikator yang dibebankan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga merupakan indikator yang tidak murni kegiatan/ tugas pokok dan fungsi Direktorat Kesehatan Keluarga Sebagaimana Permenkes 64 tahun 2015. Indikator yang ada merupakan indikator yang terutama dilaksanakan di level puskesmas, sehingga indikator ini
merupakan indikator bersama Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
Melihat kondisi diatas maka Direktorat Kesehatan Keluarga sesuai tugas pokok dan fungsinya melakukan kegiatan yang nantinya akan mendukung pencapaian-pencapaian target diatas. Kegiatan ini muncul dalam indikator output yang kemudian terkait dengan anggaran. Indikator Output tersebut antara lain :
1. NSPK Pembinaan Kesehatan Keluarga
2. SDM Kesehatan yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pembinaan Kesehatan Keluarga
3. Dukungan Sarana dan Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga 4. Bimbingan Teknis dan Evaluasi pembinaan Kesehatan Keluarga 5. Sistem Informasi dan Surveilans Pembinaan Kesehatan Keluarga 6. Dukungan Layanan Manajemen
Dan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tahun 2017 yang dinilai dari indikator
output, Direktorat Kesehatan Keluarga Mengalokasikan sebesar Rp.
120.000.000.000,-
Tabel. Indikator Output dan Alokasi Anggaran Tahun 2016
No. Indikator Output Target Alokasi
1 NSPK Pembinaan Kesehatan Keluarga 8 2.765.970.000 2 SDM Kesehatan yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pembinaan
Kesehatan Keluarga 800 38.670.365.000 3 Dukungan Sarana dan Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga 4.934.541 58.513.030.000 4 Bimbingan Teknis dan Evaluasi pembinaan Kesehatan Keluarga 100 12.546.728.000 5 Sistem Informasi dan Surveilans Pembinaan Kesehatan Keluarga 15 1.132.820.000 6 Dukungan Layanan Manajemen 12 6.371.087.000
Rincian Kegiatan (terlampir)
Pelimpahan wewenang pusat kepada provinsi untuk menjangkau program agar dapat lebih jauh sampai ke daerah, Direktorat Kesehatan Keluarga meluncurkan APBN melalui mekanisme dekonsentrasi ke 34 provinsi sebesar Rp. 554.364.328,-.Dengan menu dekon dan alokasi per provinsi terlampir.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Rencana Kerja Kegiatan / Tahunan(RKT) Direktorat Kesehatan Keluarga ini disusun untuk memberikan panduan dan acuan bagi Direktorat Kesehatan Keluarga dalam dukungan manajemen dan pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan yang dilaksanakan perlu dilakukan monitoring untuk menjamin keselarasan kegiatan dan tercapainya target.Pelaksanaan monitoring dilakukan per triwulan (yang disebut dengan B03, B06, B09, dan B12) untuk kemudian dilakukan evaluasi dan ditentukan tindaklanjutnya.
Terkait data yang bersumber dari daerah/ puskesmas, sesuai arahan permenkes 92 tahun 2015 yang mengamanahkan data 1 pintu maka direktorat melaksanakan kebijakan tersebut. Dan bilamana terjadi kondisi-kondisi yang menyebabkan sistem tidak berjalan maka bila dianggap perlu direktorat dapat melaksanakan kebijakan darurat untuk menjamin ketersediaan data (format data terlampir).
4.1. Monitoring
Monitoring adalah kegiatan pemantauan dan pengamatan yang berlangsung selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan pencapaian target.
Selain pencapaian indikator dan sasaran, monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas kegiatan maupun pemanfaatan dana yang telah dianggarkan.
Untuk mempermudah melakukan monitoring tersebut diharuskan membuat laporan (progress report) dari masing-masing program yang telah dilakukan ataupun program yang berjalan.
Salah satu sistem yang berlaku di Direktorat Kesehatan Keluarga yaitu
1. E-monev DJA (Direktorat Jenderal Anggaran) dibawah kementerian Keuangan dan
4.2. Evaluasi
Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara berkala dengan menggunakan pendekatan yang tepat.
Evaluasi yang dilakukan Direktorat Kesehatan keluarga adalah upaya untuk melihat hasil progress dari masing-masing program yang telah dijalankan dengan mengunakan beberapa system dan pendekatan yang telah ditetapkan, sehingga hasilnya dapat menjadi bahan perbandingan untuk pengambilan keputusan dalam rangka kebijakan lebih Ianjut, Evaluasi terhadap pelaksanaan RAK dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Direktorat Kesehatan Keluarga adalah direktorat yang baru lahir pada tahun 2016 bersama dengan pemberlakuan permenkes 64 tahun 2015. Direktorat ini mengampu program kesehatan ibu, program kesehatan anak dan program kesehatan lanjut usia. Rencana Kerja Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016 ini adalah penjabaran Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016 -2019 di tahun 2016. Yang disusun untuk menjaga keselarasan kegiatan pertahun agar tetap sesuai tujuan organisasi.
RKT ini juga dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Monitoring atas kegiatan akan dilakukan per triwulan, adapun evaluasi dilakukan minimal 1 kali pertahun.
5.2. Penutup
Demikian kami sampaikan Rencana Kerja Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016. Besar harapan kami, bahwa buku Rencana Kerja Tahunan ini dapat bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan kesehatan keluarga di tahun 2016.
Kami ucapkan terima kasih, atas segenap daya upaya Bapak/ Ibu dalam mewujudkan kebaikan dan peningkaatan kesehatan keluarga di Indonesia.
Lampiran
Rencana Kegiatan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016.
kode uraian vol sat jumlah
024.03.06 Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 120,000,000,000
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
120,000,000,00 0
5832.001
NSPK Pembinaan Kesehatan Keluarga
[Base Line] 8 Dokumen 2,765,970,000
051
Penyusunan Pedoman Home Care dan Long
Term Care 208,920,000
052 Penyusunan Buku Kesehatan Lansia 203,520,000
053
Penyusunan Buku Petunjuk Pelaksanaan Rumah
Tunggu Kelahiran dalam Jampersal 2016 116,570,000
054
Penyusunan Pedoman Posyandu Lansia
Terintegrasi LP/LS 208,920,000
056
Penyusunan Pedoman Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal 144,610,000
A Penyusunan Pedoman 80,200,000
B Uji Coba Pedoman 35,160,000
C Finalisasi Pedoman 29,250,000
057
Penyusunan Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Penyuluh Pernikahan (di
Bandung) 533,840,000
058
Penyusunan Modul dan Media Audio Visual Teknik Pelayanan Kesehatan Anak dengan
Disabilitas 724,590,000
A
Penyusunan Modul Pelayanan Kesehatan Anak
dengan Disabilitas 225,190,000
B
Finalisasi Modul Pelayanan Kesehatan Anak
dengan Disabilitas 96,400,000
C
Penyusunan Media Audio Visual Teknik
Pelayanan Kesehatan Anak dengan disabilitas (di
Bandung) 143,600,000
D Pembuatan design Editing Media Audio Visual 196,350,000
E Finalisasi Media Audio Visual Teknik Yankes ADD 63,050,000
059
Penyusunan Pedoman Yankes Anak Usia Sekolah dan Remaja tingkat Masyarakat, Faskes
Tingkat Pertama dan Lanjut 625,000,000
B
Penyusunan Modul Pelatihan Pelayanan
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 212,400,000
C
Pertemuan Penyusunan Buku Kader Kesehatan
Sekolah 218,400,000
E
Penyusunan Pedoman Manajemen Terpadu Masalah Kesehatan Remaja di Fasilitas
Kesehatan tk. Lanjut 194,200,000
5832.002
SDM Kesehatan yang ditingkatkan kapasitasnya dalam pembinaan Kesehatan Keluarga
[Base Line] 1500 Orang 38,670,365,000
051
Orientasi Tata Kelola Klinis & Manajemen
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 1,881,800,000
052
Sosialisasi Tentang Pelatihan Terintegrasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Keluarga 3,185,950,000
053
Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan
Griatri 249,750,000
Neonatal di Puskesmas
A
Pelatihan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal di Puskesmas (di Jakarta) 351,320,000
B Pertemuan Evaluasi Pasca Pelatihan 103,100,000
055
Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal di
Tingkat Pusat 1,088,525,000
056
Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal (Uji Coba) di Jakarta 578,180,000
B
Pertemuan Evaluasi Pasca Uji Coba Pelatihan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal 85,775,000
057 Orientasi Tim Pengkaji AMP 1,253,980,000
059
Pelatihan bagi pelatih Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal (2 Angkatan) 975,220,000
A Angkatan I 482,610,000
B Angkatan II 492,610,000
060
Pemberdayaan SDM dalam Rangka Peningkatan
Kualitas Program Kesehatan Keluarga 555,405,000
061
Pelatihan Bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia dan Geriatri di Bogor 435,250,000
062
Pelatihan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal di Jawa Barat 7,248,105,000
063
Pelatihan Pelayanan Kesehatan Maternal di
Puskesmas di Jawa Barat 4,903,400,000
064 Pelatihan Fasilitator SDIDTK Revisi 2015 527,990,000
065
Pelatihan bagi iDosen D3 Kebidanan dan Keperawatan dalam Mata Ajar MTBS, SDIDTK
dan Buku KIA 856,396,000
A Di Jakarta 421,960,000
B Di Jogjakarta 434,436,000
066
TOT Penanganan Kesehatan Balita dan
Prasekolah di Puskesmas di Pusat 1,027,050,000
067 Orientasi Fasilitator MTBS Revisi 2015 469,710,000
068
Orientasi Buku KIA dan Juknis Buku KIA Revisi
2015 417,210,000
069
Pelatihan Tatalaksana Kasus
KekerasanTerhadap Perempuan/Anak (KtP/A) di
Puskesmas Tingkat provinsi di Pusat 1,156,500,000
070 Pelatihan Fasilitator Kelas Ibu 1,120,550,000
071
Orientasi Kesehatan Anak Usia Sekolah dan
Remaja Bagi Mahasiswa Bidang Kesehatan 761,435,000
072 Jambore Konselor Sebaya Berprestasi 1,425,800,000
073
Pelatihan Pelatih Pelayanan Kesehatan Anak
Usia Sekolah dan Remaja 1,079,370,000
074 Orientasi Skrining Bayi Baru Lahir 756,670,000
075
Orientasi Tenaga Kesehatan dalam Surveilans
Kelainan Bawaan Berbasis RS di Jabar 307,730,000
076
Uji Coba Pelatihan Pelatih Pelayanan Kesehatan
Anak Usia Sekolah dan Remaja 348,460,000
077
Uji Coba Kurikulum Modul Pelatihan Penanganan
Kesehatan Balita dan Prasekolah di Puskesmas 406,175,000
078
Pelatihan Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja di Jawa barat (Dua
Angkatan) 1,416,060,000
079
Pelatihan dalam penanganan Kelainan Tumbuh
Kembang balita 988,174,000
A Persiapan di Bandung 11,750,000
B Pelatihan di Bandung 480,399,000
C Persiapan Pelatihan di Surabaya 15,540,000
080
Pelatihan Penanganan Kesehatan Balita dan
Prasekolah di Puskesmas di Jawa Barat 2,795,100,000
5832.003
Dukungan Sarana dan Prasarana Pembinaan Kesehatan Keluarga
[Base Line] 5450000 Unit 58,513,030,000
051 Pengadaan Alat Pengolah Data 606,572,000
A
Pengadaan Alat Pengolah Data dan Alat
Operasional Perkantoran 606,572,000
052
Pencetakan Buku dan Media KIE Kesehatan
Keluarga 27,546,058,000
A Buku Pedoman Kesehatan Keluarga 27,546,058,000
053 Menyediakan Media KIE Kesehatan Keluarga 3,680,500,000
054 Menyediakan Kit Kesehatan Keluarga 26,679,900,000
5832.004
Bimbingan Teknis dan Evaluasi pembinaan Kesehatan Keluarga
[Base Line] 100 Laporan 12,546,728,000
051
Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan
Keluarga 542,500,000
A Monev Kesehatan Perempuan 542,500,000
053
Koordinasi Teknis dan Manajemen Program
Kesehatan Keluarga 350,520,000
A Dalam Kota 47,520,000
B Luar Kota 303,000,000
054
Perjalanan Pimpinan dalam rangka Pembinaan
Program Kesehatan Keluarga 239,400,000
055
Fasilitasi dan Pendampingan Pusat dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan
Kesehatan Keluarga TA 2016 920,550,000
056
Pertemuan Penguatan Pelayanan Teknis dan
Manajemen Kesehatan Reproduksi 2,152,784,000
057
Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan
Keluarga 1,620,100,000
058 Kampanye Kesehatan Lanjut Usia 370,500,000
A Workshop Kesehatan Lansia 193,950,000
B Pelaksanaan Baksos dalam rangka HLUN 176,550,000
059
Workshop Peningkatan Peran Lintas Sektor Dalam Kie Kesehatan Reproduksi Dan Seksual
Bagi Calon Pengantin 366,437,000
060
Pertemuan Koordinasi LP/LS, Oraganisasi Profesi, Perguruan Tinggi, LSM dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan keluarga 1,211,000,000
061
Rapat dalam Kantor dalam rangka Konsolidasi dan koordinasi dengan LP/LS, Organisasi Profesi,
LSM dll 659,000,000
062
Pemantauan Paska Latih Rujukan Kelainan
Tumbuh Kembang 212,000,000
063
Pembinaan Teknis Kesehatan Anak Usia Sekolah
dan Remaja 506,400,000
A
di Sekolah dan di Luar Sekolah (Lapas, Panti,
Pontren, Anjal) 506,400,000
064 Pertemuan Evaluasi Akselerasi UKS 1,185,450,000
065
Fasilitasi Koordinasi TP UKS Prop/Kab/Kota/Kec
dan TP Sekolah 125,500,000
066
Reguler Meeting Buku KIA, MTBS, SDIDTK, dan
MTBS-M Serta Yankes Anak di RS 1,526,597,000
A di Jakarta 1,136,920,000
B di Provinsi Bali 389,677,000
067
Tatap Muka dan Dialog Pemenang Lomba
Sekolah Sehat dengan Menteri Kesehatan 429,400,000
A
Pertemuan Pemenang Lomba Sekolah Sehat
B
Tatap Muka Pemenang Lomba Sekolah Sehat
dengan Menteri 38,350,000
069 Third Country Training Program (TCTP) 128,590,000
A Pertemuan Persiapan TCTP tahun 2016 21,930,000
B
Persiapan Lapangan Penyelenggaraan TCTP
Buku KIA 11,440,000
C Penyelenggaraan TCTP Buku KIA Tahun 2016 68,120,000
D
Pertemuan Evaluasi TCTP tahun 2016 dan TCTP
tahap II 27,100,000
5832.005
Sistem Informasi dan Surveilans Pembinaan Kesehatan Keluarga
[Base Line] 15
Dokume
n 1,132,820,000
052
Pelaksanaan PWS-KIA , Perencanaan Terpadu, SIMAK-BMN dan SAI Program Kesehatan
Keluarga 535,000,000
060 Software Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah 353,900,000
B
Penyusunan Software Pelayanan Kesehatan
Anak di Sekolah 353,900,000
068
Pelaksanaan Surveilan Kelainan Bawaan
Berbasis RS di Kab/Kota 243,920,000
5832.006
Dukungan Layanan Manajemen
[Base Line] 12
Dokume
n 6,371,087,000
051
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran 4,935,887,000
A Kelancaran Administrasi Kegiatan 4,935,887,000
052
Pertemuan Konsolidasi Ketatausahaan Dan Rumah Tangga Direktorat Bina Kesehatan