• Tidak ada hasil yang ditemukan

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Journal Of Management, Accounting, Economic and Business"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Vol 01. No. 03, 2020

TRIANGLE

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

http://trianglesains.makarioz.org

97 | P a g e

PENGARUH MEDIA SOSIAL BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT

TERHADAP PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATAWAN

DI KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA

Juni Anggraini Ginting

Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, Medan

juni.ginting@gmail.com

Received: 12 Oktober 2020; Accepted: 10 November 2020; Published: 30 November 2020

Abstract (Indonesia)

Pengaruh media sosial terhadap promosi pariwisata suatu daerah mempunyai potensi yang sangat besar dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya masyarakat yang melakukan perjalanan wisata dengan memberikan informasi lokasi tempat wisata yang mereka kunjungi ke masyarakat luas dalam foto yang mereka unggah ke media sosial miliknya. Dalam hal ini masyarakat mempunyai peran yang cukup besar dalam mempromosikan tempat wisata. Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki banyak objek dan daya tarik wisata. Letak yang tidak jauh dari kota Medan, menjadi salah satu latar belakang Kabupaten Karo menjadi tujuan wisata. Banyaknya tempat wisata baru di Kabupaten Karo menjadi tujuan masyarakat untuk melakukan wisata. Dalam melakukan perjalanan wisata banyak masyarakat mengambil foto dan menggugah foto tersebut ke dalam media sosial mereka disertai dengan memberikan informasi mengenai tempat wisata tersebut. Partisipasi masyarakat tersebut menjadi sarana promosi bagi tempat wisata di Kabupaten Karo. Kegiatan tersebut dapat dengan mudah memberikan awareness dan diteruskan oleh follower media sosial kepada media sosial lainnya yang berdampak terhadap peningkatan kunjungan wisatawan di Kabupaten Karo Sumatera Utara.

Kata kunci : Media Sosial; Pariwisata; Wisatawan; Kabupaten Karo

Abstract (English)

The influence of social media on tourism promotion in an area has enormous potential in increasing tourist visits to the area. We can see this from the many people who travel by providing information on the location of the tourist attractions they visit to the wider community in the photos they upload to their social media. In this case the community has a large enough role in promoting tourist attractions. Karo Regency is one of the districts in North Sumatra which has many tourist objects and attractions. Located not far from the city of Medan, Karo Regency becomes a tourist destination. The number of new tourist attractions in Karo Regency has become a destination for people to do tourism. In traveling, many people take photos and convert these photos into their social media accompanied by providing information about these tourist attractions. This community participation is a means of promotion for tourist attractions in Karo Regency. These activities can easily provide awareness and are passed on by social media followers to other social media which have an impact on increasing tourist visits in Karo Regency, North Sumatra.

(2)

Vol 01. No. 03, 2020

TRIANGLE

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

http://trianglesains.makarioz.org

98 | P a g e

PENDAHULUAN

Kabupaten Karo adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota Kabupaten ini terletak di Kabanjahe. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.127,25 kilometer persegi dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 600.000 jiwa. Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan, Sumatera Utara. Terletak sejauh 77 km dari Kota Medan. wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di atas permukaan laut. Karena berada di ketinggian tersebut, kabupaten Karo memiliki iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17 derajat celcius.

Kabupaten Karo adalah salah satu daerah di wilayah Sumatera Utara yang cukup berpotensi untuk dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Terlebih lagi didukung dengan kondisi alamnya yang sejuk yang akan membuat banyak orang menjadi semakin tertarik untuk mengunjungi daerah wisata di Kabupaten Karo. Potensi pariwisata di Kabupaten Karo antara lain memiliki tujuan obyek wisata yang spesifik, seperti obyek wisata alam, obyek wisata budaya, peninggalan sejarah, dan agrowisata. Hal ini tentunya membuat banyak orang yang datang untuk berkunjung ke Kabupaten Karo, sehingga Kabupaten Karo akan semakin dikenal oleh banyak orang baik wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara. Selain itu, melalui hal tersebut tentunya sektor pariwisata akan dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan pendapatan asli daerah kabupaten karo dan juga akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten Karo.

Adapun obyek wisata di Kabupaten karo dapat dilihat pada table berikut ini :

No. Objek Wisata Jenis Wisata Kecamatan Desa Jarak

(KM)

1. Air Terjun Sipiso-piso Rekreasi, Panorama dan

Keindahan Alam Merek Pengambaten 35

2. Gunung Sipiso-piso Panorama Alam dan

Olahraga Terjun

Payung/Para Layang

Merek Situnggaling 34

3. Tongging Rekreasi dan Keindahan

Alam Merek Tongging 40

4. Desa Budaya Dokan Desa Budaya dan

Penelitian Merek Dokan 23

5. Puntungan Meriam Putri

Hijau Peninggalan Sejarah Barusjahe Sukanalu 23

6. Gua Liang Dahar Keunikan dan Keindahan

Alam, serta Penelitian Kuta Buluh Lau Buluh 40

7. Uruk Tuhan Panorama dan Keindahan

Alam Simpang Empat Bekerah 25

8. Gunung Sinabung Keindahan Alam, Olahraga

dan Penelitian Simpang Empat Lau Kawar 27

9. Danau Lau Kawar Rekreasi, Penelitian, dan

Keindahan Alam Naman Teran Lau Kawar 27

(3)

Vol 01. No. 03, 2020

TRIANGLE

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

http://trianglesains.makarioz.org

99 | P a g e Penelitian

11. Deleng Kutu Panorama dan Keindahan

Alam Berastagi Gurusinga 5

12. Bukit Gundaling Panorama, Keindahan

Alam dan Rekreasi Berastagi Gundaling 0

13. Taman Mejuah-Juah

Berastagi

Rekreasi Berastagi Gundaling 0

14. Pasar Buah Tradisional

Berastagi Rekreasi Belanja dan Wisata Berastagi Gundaling 0

15. Desa Peceren Desa Budaya dan

Penelitian Berastagi Peceren 1

16. Taman Hutan Raya Bukit Barisan

Rekreasi dan Penelitian Dolat Rakyat Tongkoh 5

17. Gunung Sibayak Olahraga, Keindahan Alam

dan Penelitian Berastagi Semangat Gunung 10

18. Raja Berneh Pemandian Air Panas Alam Merdeka Semangat

Gunung 13

19. Lau Debuk-debuk Pemandian Air Panas Alam Berastagi Doulu 11

20. Air Terjun Sikulikap Keindahan dan Panorama

Alam Berastagi Doulu 11

21. Panorama Penatapan Doulu Panorama dan Keindahan

Alam Berastagi Doulu 12

22. Gunung Sibuaten Keindahan Alam, Olahraga

dan Penelitian Merek Merek 28

23. Air Panas Payung Pemandian Air Panas Alam Payung Payung 21

24. Situs Rumah Puteri Hijau Peninggalan Sejarah Tigapanah Seberaya 11

Sumber : Booklet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

Mengingat begitu banyaknya obyek wisata yang dapat dikunjungi di Kabupaten Karo, maka layaklah sektor pariwisata di Kabupaten Karo untuk dijadikan sebagai produk andalan yang dapat dipasarkan secara global. Apabila adanya komitmen dari pemerintah daerah Karo khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk tetap mengembangkan dan melestarikan keberlanjutan semua obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo, maka dapat memberikan manfaat yang besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat.

Promosi Pariwisata dengan menggunakan media sosial di era sekarang ini merupakan bukan hal baru lagi dan tampaknya mulai mempunyai daya tarik tersendiri bagi pelaku-pelaku industry pariwisata untuk promosi melalui media sosial. Hal tersebut dapat dilihat dengan munculnya daerah pariwisata yang memiliki akun-akun media sosial untuk pariwisatanya masing-masing. Hal tersebut tampaknya sejalan dengan potensi media sosial di Indonesia (APJII:2016), dengan pengguna melebihi setengah jumlah penduduk Indonesia itu potensi media sosial sebagai media promosi pariwisata sangat besar.

Dengan pengguna media sosial yang sebesar itu tentu menjadi hal yang menjanjikan dalam mempromosikan pariwisata. Akan tetapi yang menjadi permasalahana adalah bagaimana agar media sosial tersebut dapat dikenal dan memiliki banyak pengikut agar konten yang dipublikasikan dapat dilihat dan diterima

(4)

Vol 01. No. 03, 2020

TRIANGLE

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

http://trianglesains.makarioz.org

100 | P a g e

orang banyak. Biasanya media sosial dalam suatu prom osi pariwisata juga diintegrasikan dengan media konvensional seperti televisi, radio dan surat kabar. Bagaimana jika suatu daerah tidak memiliki dana besar untuk mengintegrasikannya dengan media konvensional? Hal tersebut dapat diatasi dengan partisipasi masyarakat.

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris participate yang artinya mengikutsertakan, ikut mengambil bagian (Willie Wijaya:2004). Faisal Djalal dan Dedi Supriadi (2001) juga mengemukakan partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.

Partisipasi masyarakat di sini bisa dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat di daerah tersebut untuk ikut dalam mempromosikan pariwisata melalui media sosialnya masing-masing. Sebagai langkah awal hal tersebut dinilai lebih efektif daripada membuat media social dari awal. Pemerintah daerah dapat memfasilitasi untuk membuat sebuah komunitas untuk menjaring pengguna media social di daerahnya, sehingga pemerintah daerah dapat dengan mudah mengontrol dan mengelola pengguna-pengguna media social tersebut dalam mempromosikan pariwisata di daerahnya masing-masing. Sedangkan cara kedua adalah jika dalam daerah tersebut masyarakatnya masih awam dengan media sosial maka dilakukan dengan cara memberikan penyukuhan dan pelatihan mengenai potensi media sosial untuk mempromosikan daerah wisatanya masing-masing.

Media social adalah perkembangan mutakhir dari teknologi-teknologi web baru berbasis internet yang memudahkan semua orang untuk berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi, dan membentuk suatu jaringan online, sehingga dapat menyebarluaskan konten mereka sendiri (zarella:2010). Media social yang bisa disebut juga jejaring sosial adalah suatu layanan berbasis web yang memungkinkan setiap individu untuk membangun hubungan sosial melalui dunia maya seperti membangun profil tentang dirinya sendiri, menunjukkan koneksi seseorang dan memperlihatkan hubungan apa saja yang ada antara satu pemilik dengan pemilik akun lainnya dalam system yang disediakan, dimana masing-masing jejaring sosial meiliki ciri-ciri khas dan system yang berbeda-beda (Boyd dan Ellison:2007). Contohnya seperti facebook, instagram, youtube, dan lain-lain.

Facebook adalah sebuah situs jejaring sosial yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk menjalin

hubungan pertemanan dengan semua orang yang ada di belahan dunia untuk dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Facebook merupakan situs pertemanan yang dapat digunakan oleh manusia untuk bertukar informasi, berbagi foto, video dan lainnya (Madcoms:2010). Sedangkan instagram merupakan salah satu fitur yang dimiliki oleh telepon pintar. Instagram ini sendiri merupakan aplikasi handphone yang berbasis android, selain itu Instagram juga merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengambil foto, mengelola foto, mengedit foto, memberi efek filter pada foto dan membagikan foto tersebut kepada semua orang. Sekarang Instagram tak hanya dapat membagikan foto saja, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk menggunggah video selama 15 detik. Awalnya aplikasi ini lebih dominan digunakan bagi yang mempunyai kesenangan dalam mengambil foto dari telepon pintarnya kemudian membagikan hasil jepretannya ke Instagram. Foto-foto yang diunggah ini bisa saja berupa foto pemandangan, foto keluarga sanak saudara, foto koleksi buku, dan sebaginya (Agustina:2016).

Di Indonesia kurang lebih 45 juta penduduk menggunakan instagram secara aktif. Dari data tersebut Indonesia merupakan komunitas instagram terbesar di Asia Pasifik, serta menjadi salah satu pasar terbesar di

(5)

Vol 01. No. 03, 2020

TRIANGLE

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

http://trianglesains.makarioz.org

101 | P a g e

dunia (www.bisnis.tempo.com, 26 Juli 2017). Selain facebook, perkembangan pengguna instagram sangat besar. Jika menelusuri pada pencarian di Instagram dengan mengetik nama suatu kota atau daerah, bahkan Negara, feeds yang ditampilkan adalah pariwisata-pariwisata tempat tersebut. Akun-akun tersebut dikelola baik secara perseorangan, kelompok maupun institusi. Hal demikian membuat para calon wisatawan dapat memperoleh informasi dengan mudah.

Dalam komunikasi pemasaran sendiri media sosial termasuk dalam interactive marketing, karena media sosial memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real time).

Berdasarkan penelitian sebelumnya, didapatilah bahwa masih kurangnya kesiapan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten karo sendiri dalam melaksanakan strategi dan program, baik dari segi SDM, finansial serta komitmen pegawai untuk menjaga kelestarian, mempertunjukkan atraksi wisata dan kebudayaan, dan kebersihan setiap obyek wisata juga masih kurang maksimal. Hal ini terlihat dari minmnya media promosi yang dimanfaatkan oleh pengelola obyek wisata terhadap masyarakat. Baik dari tingkat kesadaran masyarakat setempat dalam menjaga, melestarikan dan merawat rumah adat dan peninggalan sejarah lainnya juga dirasakan masih kurang. Dari permasalahan yang ada penulis ingin mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam memperkenalkan pariwisata di Kabupaten Karo melalui media sosial yang dimiliki untuk mening katkan kunjungan wisata di Kabupaten Karo Sumatera Utara.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Dalam penelitian deskriptif bersifat tidak terlalu mengutamakan makna, sebaliknya, penekanannya pada deskriptif lebih banyak menganalisis permukaan data, hanya memperhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalamaan data ataupun makna data. Penelitian deskripsi kualitatif menurut Mayer dan Greenwood (Dr. Uber Silalahi, MA:2009) semata-mata mengacu pada identifikasi sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok manusia, benda, atau peristiwa.

Deskripsi kualitatif melibatkan proses konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema-skema klarifikasi. Penelitian deskripsi kualitatif ini menjelaskan tentang fenomena media social sebagai media promosi dengan mengumpulkan data dari pelaku pariwisata maupun dinas pariwisata Kabupaten Karo Sumatera Utara. Peneliti melakukan riset dalam setting yang alamiah dan membiarkan peristiwan yang diteliti mengalir tanpa mengontrol object yang diteliti melalui pendekatan interpretif (subjektif).

Situs penelitian dilakukan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang sedang mengembangkan pariwisata daerahnya. Subyek penelitian adalah pelaku Pawisata meliputi: wisata budaya, wisata alam, wisata kuliner, hiburan & rekreasi, minat khusus MICE (Meeting, Incentive, Convensi & Exhibition). Jenis data dalam penelitian ini adalah wawancara yang berupa data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata atau pernyataan-pernyataan verbal, berupa opini, sikap, motif, kepercayaan persepsi, perilaku, fakta, atribut dan pengetahuan tentang media social sebagai media promosi pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karo Sumatera Utara sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.

(6)

Vol 01. No. 03, 2020

TRIANGLE

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

http://trianglesains.makarioz.org

102 | P a g e

Sumber data diperoleh dari data primer, yang di dapat dari hasil jawaban yang diberikan oleh narasumber dari hasil wawancara. Data primer berupa pernyataan-pernyataan, interpretasi, kegiatan, dan peristiwa yang dilakukan oleh pelaku pariwisata dalam mempromosikan produk pariwisata Kabupaten karo. Dan data sekunder, data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Budaya, bulletin-bulletin internet yang berkaitan tentang pariwisata yang menjadi obyek dalam penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.

PEMBAHASAN

Promosi Pariwisata Kabupaten Karo Sumatera Utara Melalui Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring social, wiki, forum, dan dunia virtual. Media sosial digunakan sebagai alat promosi karena memiliki respon secara langsung dengan penggunanya.

Promosi pariwisata pada media social lebih banyak mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke daerah kabupaten Karo Sumatera Utara dan pelaku pariwisata Kabupaten Karo lebih dapat mempopulerkan tentang obyek wisata Kabupaten Karo maupun produk-produk pariwisata yang ditawarkan. Pelaku pariwisataa Kabupaten Karo dengan wisatawan dapat berinteraksi secara langsung bahkan follower dari masing-masing pengguna media sosial dapat melakukan re-post postingan dari pelaku pariwisata.

Pengguna media dapat saling memberi informasi tentang pariwisata yang ada di Kabupaten Karo, SUMUT dengan cara re-posting, atau check-in di tempat pariwisata, sehingga promosi tidak harus dilakukan oleh pelaku pariwisata Kabupaten Karo itu sendiri. Target promosi menjadi luas dan sebagian besar pengguna media sosial dapat mengakses atau mendapatkan informasi dengan cepat dan akurat.

Media sosial merupakan media promosi yang lebih intim dan dapat terjadi komunikasi interaktif yang lebih melibatkan antara wisatawan dengan produk-produk pariwisata dan dengan sendirinya dapat meningkatkan

awareness. Pada umumnya media social memiliki sifat komunikatif, hal ini strategi yang tepat adalah dimana

para pengguna layanan ini dapat membuat social strategy memudahkan pelaku pariwisata membuat masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan sehingga memungkinkan pelaku pariwisata bersinergi membuat aplikasi yang berbasis android untuk menunjang pesan-pesan promosi yang mengulas pariwisata dan tips berwisata dengan link ke media sosial lainnya. Membuat paket wisata yang menarik dan saling mengikat antar pelaku pariwisata melalui aplikasi-aplikasi media sosial.

Promosi pariwisata Kabupaten Karo dengan menggunakan media sosial menjadi efektif dan efesien saat pelaku pariwisata menjalin hubungan baik secara online maupun offline dengan membentuk sebuah komunitas untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kabupaten Karo Sumatera Utara.

Peningkatan Kunjungan Wisatawan Melalui Media Sosial Berbasis Partisipasi Masyarakat

Hasil yang ditemukan dalam penelitian yang sudah dilakukan mengenai pengaruh media social yang digunakan masyarakat selama ini sangat besar dalam peningkatan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karo Sumatera Utara. Partisipasi masyarakat dalam memperkenalkan dan mempromosikan tempat-tempat wisata di Kabupaten Karo sebenarnya sudah dilakukan, akan tetapi hal tersebut mungkin dilakukan tanpa disadari oleh

(7)

Vol 01. No. 03, 2020

TRIANGLE

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

http://trianglesains.makarioz.org

103 | P a g e

masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh ketika seorang penggguna media social melakukan kunjungan ke salah satu objek wisata di Kabupaten Karo baik dilakukan bersama keluarga, teman maupun rekan kerja lalu mengambil foto ataupun berselfie dan kemudian diunggah ke media sosialnya, baik itu facebook, instagram,

twitter, youtube dan lain sebaginya dengan memberikan informasi mengenai nama dan lokasi tempat wisata

tersebut. Ketika dia mengunggah foto ataupun video mengenai objek wisata tersebut, maka teman dan followers di akun media sosial miliknya akan secara langsung bisa melihat dan berinteraksi secara langsung. Kemudian salah satu teman yang di akunnya tersebut melihat postingan temannya juga berkunjung ke objek wisata tersebut, maka hal itu juga akan terjadi secara berulang-ulang pada teman-teman yang ada di dalam akun media sosialnya. Secara tidak langsung orang-orang tersebut ikut mempromosikan objek wisata dengan partisipasi masyarakat. Hanya saja cara dengan promosi melalui media sosial berbasis partisipasi masyarakat tersebut belum banyak yang mengelola, mayoritas hal tersebut dibiarkan mengalir begitu saja.

Sebagai contoh tempat wisata di Kabupaten Karo yang sudah terkenal dan juga yang masih baru di kalangan masyarakat, tapi sudah banyak dikunjungi oleh masyarakat dalam informasi yang sudah didapatkan. Foto dibawah ini merupakan beberapa contoh unggahan dari masyarakat yang melakukan perjalanan wisata ke salah satu objek wisata baru di Kabupaten Karo.

(8)

Vol 01. No. 03, 2020

TRIANGLE

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

http://trianglesains.makarioz.org

104 | P a g e

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa apa yang mereka bagikan di media sosial instagram dapat dilihat oleh para followersnya, sehingga para follower dari akun media sosial tersebut tertarik untuk mengunjungi tempat wisata yang sudah dibagikan. Data dari gambar dapat dilihat data dan banyaknya kunjungan orang ke tempat wisata tersebut di tahun 2017-2020. Jumlah kunjungan wisatawan dapat kita lihat dengan cara ketik #tempatwisata di instagram, contoh #maduefi. Tercatat pada bulan Juli 2020 sebanyak 10 ribu orang lebih pernah berkunjung dan menggunggah serta membagikan foto mereka di media sosial instagram. Dari kedua objek wisata tersebut terlihat bahwa dengan berkembangnya media sosial yang ditunjang dengan foto mereka ke dalam media sosial membuat kedua objek wisata tersebut dalam waktu singkat dapat dikenali dan membuat pengunjungnya menjadi meningkat. Peningkatan kunjungan wisatawan di Kabupaten Karo juga dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

(9)

Vol 01. No. 03, 2020

TRIANGLE

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

http://trianglesains.makarioz.org

105 | P a g e

Tabel 1. Peningkatan Jumlah Wisatawan Kabupaten Karo

Sumber : Penjualan Tiket di Tempat Wisata

Dari tabel di atas menunjukkan peningkatan kunjungan wisatawan di Kabupaten Karo. Peningkatan kunjungan wisatawan tersebut dilihat dari penjualan karcis dan jumlah mobil yang masuk ke Kabupaten Karo pada tahun 2017 dan mengalami kenaikan sebanyak 30% setiap tahunnya.

KESIMPULAN

Kabupaten Karo merupakan salah satu destinasi wisata yang mudah dijangkau, biaya murah, obyek wisata yang mudah dijangkau, wisata budaya, wisata sejarah, wisata kuliner, keluarga, sekolah bahkan perorangan karena jarak yang tidak terlalu jauh dari Kota Medan.

Promosi pariwisata Kabupaten Karo menjadi mudah dan murah dengan menggunakan media sosial berbasis partisipasi masyarakat dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara di Kabupaten Karo. Media sosial dapat diakses dengan smartphone oleh semua lapisan masyarakt tanpa batas ruang dan waktu. Semua orang dapat menyampaikan apa saja baik dalam bentuk foto, video ataupun kalimat sehingga dapat mempengaruhi follower atau pemakai media social lainnya.

Media sosial digunakan untuk menghubungkan antara pelaku pariwisata satu dengan lainnya untuk bersinergi melakukan promosi bersama agar follower dari masing-masing pelaku pariwisata dan event-event yang diadakan di Kabupaten Karo. Melalui media sosial masyarakat juga dapat melakukan edukasi dan

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 2017 2018 2019

Jumlah Kunjungan Wisatawan Kabupaten Karo 2017 - 2019

(10)

Vol 01. No. 03, 2020

TRIANGLE

Journal Of Management, Accounting, Economic and Business

http://trianglesains.makarioz.org

106 | P a g e

sosialisasi dalam menjaga kelestarian budaya, ekosisterm, kebersihan dan keamanan dalam melakukan kunjungan wisata ke Kabupaten Karo.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina. (2016). Analisis penggunaan media sosial instagram terhadap sikap konsumerisme remaja di SMA

Negeri 3 Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi, 4(3): 410-420.

Boyn, D. M., & Elison, N. B. (2007). Social network sites: Definition history and scholarship. Journal of

Computer-Mediated Communication, 13 (1).

Mulyana, Dedy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Madcoms. (2010). Facebook, twitter dan plurk dalam satu genggaman. Yongyakarta: ANDI. Silalahi, Uber. (2010). Metode Penelitian Sosial. PT. Refika Aditama, Bandung.

Utari, P. (2011). Media sosial, new media dan gender dalam pusaran teori komunikasi. Bab buku komunikasi 2.0:

teoritisasi dan implikasi. Yogyakarta: Aspikom.

Zarella, D. (2010). The social media marketing book. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta Anggota IKAPI. Tempo, 45 juta pengguna instagram, Indonesia pasar terbesar di Asia. Online. www.bisnistempo.com

Gambar

Foto dibawah ini merupakan beberapa contoh unggahan dari masyarakat yang melakukan perjalanan wisata ke  salah satu objek wisata baru di Kabupaten Karo
Tabel 1. Peningkatan Jumlah Wisatawan Kabupaten Karo

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga skripsi dengan judul “ Keaneka- ragaman

Wewenang penyidik berkaitan dengan jenis-jenis perkara tindak pidana hak cipta seperti: orang dengan tanpa hak menggunakan secara komersial, hak cipta orang lain,

Pada hari ini, Rabu tanggal 30 Maret zoLL, saya yang dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor t&8,lKEPlH}zlKpl2ot1 tanggal 2g Maret zoLL, dosen

Berdasarkan hasil analisis, kualitas butir soal matematika pada soal uji coba materi segitiga yaitu 1). dari segi validitas, soal yang diklasifikasikan valid sebesar

 Berdasarkan teori substitusi dan teori perbandingan dapat disimpulkan bahwa metafora dalam data perumpamaan merupakan sebuah kata yang dapat disubstitusi oleh kata lain,

pengujicobaan perangkat lunak pencarian restoran, tujuan dari proses ini adalah mengurangi kesalahan yang ada pada perangkat lunak yang dibuat dan sesuai dengan

Peran lain dari area prefrontal yang berkaitan dengan memori adalah untuk memanggil ulang informasi (recall) lain dari daerah yang luas pada otak kemudian

Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja