• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan 2014 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan 2014 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta"

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Pembangunan sektor pertanian dari masa ke masa semakin besar tantangannya baik yang diakibatkan kendala dari dalam negeri maupun dari dunia internasional. Kendala dari dalam yang secara signifikan mengurangi laju pembangunan sektor pertanian antara lain terkait perubahan sosio-budaya masyarakat perdesaan. Tantangan dari luar terutama akibat pergeseran pola perdagangan internasional yang dapat terintervensi dengan perjanjian perdagangan bebas yang sering disebut pula sebagai the third agreement generation.

Determinasi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta dalam mendukung pembangunan sektor pertanian ditunjukkan melalui optimalisasi pengkarantinaan pertanian dalam mengemban misi perlindungan sumberdaya alam dan kesehatan manusia serta lingkungan. Operasionalisasi pengkarantinaan pertanian, didorong pada pencapaian pemenuhan fungsi Kementerian Pertanian dalam menjamin ketersediaan sumberdaya pertanian yang berkelanjutan dan pasokan pangan yang cukup, aman, sehat dan halal. Selain itu juga diarahkan sebagai fasilitator dalam kerangka akselerasi ekspor produk pertanian.

Pada tataran implementasi regulasi dibidang perkarantinaan pertanian, BBKP Soekarno Hatta secara konsisten mengedepankan prinsip maximum security didalam operasionalisasinya. Penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan selain berlandaskan peraturan perundang-undangan yang terkait, juga berdasarkan justifikasi ilmiah terkini. Hal ini secara kontinyu dilakukan untuk dapat merefleksikan profesionalitas perkarantinaan pertanian Indonesia dimata internasional. Memperhatikan bahwa BBKP Soekarno Hatta merupakan gerbang utama Indonesia yang berperan sebagai etalase Indonesia bagi dunia internasional.

Operasionalisasi perkarantinaan pertanian BBKP Soekarno Hatta meliputi kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Kegiatan utama adalah layanan sertifikasi kesehatan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati (hewani dan nabati). Disamping itu didukung dengan penyelenggaraan pengawasan dan penindakan. Pengawasan dan penindakan ditujukan dalam upaya penciptaan pengetahuan dan pemahaman hingga kepatuhan publik terhadap penyelenggaraan perkarantinaan pertanian.

(2)

Disamping pelayanan uji laboratorium, kemudahan pelayanan karantina ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan pemanfaatan layanan permohonan pemeriksaan karantina (PPK) secara online baik pada E-QVet maupun E-plaq lingkup BBKP Soekarno Hatta. Kondisi ini seiring dengan peningkatan frekuensi layanan sertifikasi karantina dan peningkatan PNBP yang melebihi target penerimaan tahun 2014 yang telah ditetapkan.

Disadari sepenuhnya bahwa seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan dievaluasi dan disimpulkan bahwa surveilans SNI ISO 9001:2008 dan Akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 merupakan kegiatan strategis dalam kerangka pemberian pelayanan uji laboratorium yang berstandar internasional di BBKP Soekarno Hatta. Laporan tahunan 2014 ini merangkum seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2014 sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam penggunaan dana yang bersumber dari APBN murni dan PNBP sebagaimana tercantum dalam DIPA BBKP Soekarno Hatta Tahun Anggaran 2014.

Tangerang,Januari 2015 Kepala Balai,

Dr. Ir. M. Musyaffak Fauzi, SH. M.Si.

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyelenggaraan perkarantinaan pertanian oleh BBKP Soekarno Hatta dilandasi dengan semangat dan upaya untuk menjadikan salah satu Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian yang tangguh dan sebagai barometer nasional dalam perkarantinaan pertanian. Pelayanan karantina senantiasa mengacu pada motto layanan yang telah ditetapkan yaitu cepat, mudah dan aman.

Operasionalisasi perkarantinaan lingkup BBKP Soekarno Hatta terfasilitasi dari DIPA T.A 2014 dengan nilai anggaran sebesar Rp 23.203.390.000,- Realisasi anggaran hingga bulan Desember 2014 sebesar Rp 22.955.601.710,- atau mencapai 98,93 %. Sedangkan PNBP yang diperoleh BBKP Soekarno Hatta senilai Rp.3.443.140.225,- (74,45%) Karantina Hewan dan Rp 885.371.506,- (19,40%) Karantina Tumbuhan. Dengan demikian total mencapai 4.563.117.173,- telah memenuhi target penerimaan yang telah ditetapkan yaitu, Rp 2.100.000.000. Realisasi penerimaanPNBP tahun 2014melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar206 %.

Peningkatan tidak hanya pada PNBP melainkan diikuti pula dengan peningkatan capaian kinerja pelaksanaan tindakan karantina hewan, karantina tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati. Disamping itu, terlihat adanya peningkatan kualitas pelayanan yang ditunjukkan melalui penerapan sistem manajemen mutu laboratorium. Laboratorium uji karantina hewan BBKP Soekarno Hatta telah mendapatkan akreditasi dari KAN berdasarkan ISO-IEC 17025:2008. Ruang lingkup akreditasi tersebut untuk pengujian ELISA Rabies. Begitu pula dengan perkembangan pelayanan yang berbasis teknologi informasi karantina. Pemanfaatan PPK Online pada tahun 2014 oleh pengguna jasa karantina hewan mencapai 17.140 kali dan karantina tumbuhan mencapai 44.630 kali

Operasionalisasi bidang karantina hewan tahun 2014, frekuensinya mencapai 49.458kali. Frekuensi ini mengalami penurunan sebesar 0,9 % dari frekuensi tahun 2013. Sementara itu operasionalisasi bidang karantina tumbuhan tahun 2014, frekuensinya mencapai 42.952kali. Frekuensi ini mengalami penurunan sebesar 50,9 % dari frekuensi tahun 2013 yang sebanyak 83.624 kali.

(4)

Tindakan karantina tumbuhan selama tahun 2014 telah menemukan OPTK A1 dari golongan bakteri Pseudomonas siryngae pv. syringae pada Raspberry dan Strawberry dari Belanda.

Pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran di bidang karantina pertanian selama 2014 telah melakukan penyidikan pelanggaran peraturan dibidang karantina pertanian sebanyak 4 (empat) kali. Bidang wasdak selama 2014 telah melaksanakan pemusnahan sebanyak 6 (enam) kali terhadap media pembawa HPHK dan OPTK yang tidak memenuhi persyaratan administratif dan tidak sehat dan/atau aman.

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Keadaan Umum ... 2

1.3 Tugas dan Fungsi ... 3

1.4 Sumber Daya ... 3

BAB II ... 6

VISI DAN MISI ... 6

BAB III ... 8

PELAKSANAAN KEGIATAN PERKARANTINAAN ... 8

3.1.KEGIATAN BIDANG HEWAN ... 8

3.1.1. Gambaran Umum ... 8

3.1.2. Pengasingan dan Pengamatan ... 10

3.1.3. Temuan HPHK pada Media Pembawa Impor ... 10

3.1.4. Kegiatan Laboratorium dan Intersepsi HPH/HPHK ... 11

3.1.5. Peningkatan Kompetansi Personel Laboratorium ... 12

3.1.6. Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 ; 2008 ... 15

3.1.7. Intersepsi HPH/HPHK ... 21

3.1.8. Pelatihan Eksternal ... 23

3.1.9. Layanan Sertifikasi Kesehatan Hewan dan Produknya ... 24

3.1.10. Operasionalisasi Bidang Karantina Hewan ... 28

3.1.10.A. HEWAN ... 28

3.1.10.B. BAHAN ASAL HEWAN ... 32

3.1.10.C. HASIL BAHAN ASAL HEWAN... 36

3.1.10.D. BENDA LAIN... 40

(6)

Metoda ... 47

3.1.12. Koleksi HPHK ... 54

3.1.13. Studi Kelayakan Rumah Walet dan Tempat Pencucian Sarang Burung Walet . 55 3.2.KEGIATAN BIDANG TUMBUHAN ... 57

3.2.1. GAMBARAN UMUM ... 57

3.2.2.Pengasingan dan Pengamatan... 59

3.2.1. Perlakuan Karantina Tumbuhan ... 59

3.2.2. Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan ... 60

3.2.3. Intersepsi OPT/OPTK... 61

3.2.4. Pelaksanaan SMM SNI ISO 17025:2008 dan SNI ISO 9001:2008 ... 62

3.2.5. Pengadaan Barang dan Bahan Laboratorium ... 63

3.2.6. Pemantauan Daerah Sebar ... 64

3.3.OPERASIONAL PENGAWASAN DAN PENINDAKAN ... 72

3.3.1.Koordinasi, Pengawasan dan Penindakan Karantina Pertanian ... 72

3.2.1.A. Kegiatan pre-emptif; ... 72

3.3.2.KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN BIDANG PENGAWASAN DAN PENINDAKAN TAHUN 2014 : ... 74 1. KEGIATAN PRE-EMTIF ... 74 2. KEGIATAN PREVENTIF ... 76 3. REPRESIF ... 77 3.3.3.Pelaksanaan Pemusnahan. ... 78 3.4.KEGIATAN PENDUKUNG ... 79

3.4.1.Perencanaan dan Keuangan ... 79

3.4.2.Revisi Kegiatan dan Anggaran ... 80

3.4.3.Realisasi kegiatan dan Keuangan ... 83

3.4.4.Perlengkapan (Sarana dan Prasarana) ... 87

3.1.Kepegawaian dan Tata Usaha ... 89

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Perbandingan antara PPK Online dan Manual 26 Gambar 2 Perbandingan Permohonan Pemeriksaan Karantina 26 Gambar 3 Frekuensi lalulintas MP Hewan Ekspor BBKP SH 2014 29 Gambar 4 Volume lalulintas MP Hewan Ekspor BBKP SH 2014 29 Gambar 5 Frekuensi lalulintas MP Hewan Impor BBKP SH 2014 30 Gambar 6 Volume lalulintas MP Hewan Impor BBKP SH 2014 30 Gambar 7 Frekuensi lalulintas MP Hewan DK BBKP SH 2014 31 Gambar 8 Volume lalulintas MP Hewan DK BBKP SH 2014 31 Gambar 9 Frekuensi lalulintas MP Hewan DM BBKP SH 2014 32 Gambar 10 Volume lalulintas MP Hewan DM BBKP SH 2014 32 Gambar 11 Frekuensi lalulintas MP BAH Ekspor BBKP SH 2014 33 Gambar 12 Volume lalulintas MP BAH Ekspor BBKP SH 2014 33 Gambar 13 Frekuensi lalulintas MP BAH Impor BBKP SH 2014 34 Gambar 14 Volume lalulintas MP BAH Impor BBKP SH 2014 34 Gambar 15 Frekuensi lalulintas MP BAH DK BBKP SH 2014 35 Gambar 16 Volume lalulintas MP BAH DK BBKP SH 2014 35 Gambar 17 Frekuensi lalulintas MP BAH DM BBKP SH 2014 36 Gambar 18 Volume lalulintas MP BAH DM BBKP SH 2014 36 Gambar 19 Frekuensi lalulintas MP HBAH Ekspor BBKP SH 2014 37 Gambar 20 Volume lalulintas MP HBAH Ekspor BBKP SH 2014 37 Gambar 21 Frekuensi lalulintas MP HBAH Impor BBKP SH 2014 38 Gambar 22 Volume lalulintas MP HBAH Impor BBKP SH 2014 38 Gambar 23 Frekuensi lalulintas MP HBAH DK BBKP SH 2014 39

(8)

Gambar 24 Volume lalulintas MP HBAH DK BBKP SH 2014 39 Gambar 25 Frekuensi lalulintas MP HBAH DM BBKP SH 2014 40 Gambar 26 Volume lalulintas MP HBAH DM BBKP SH 2014 40 Gambar 27 Frekuensi lalulintas MP Benda Lain Ekspor BBKP SH 2014 41 Gambar 28 Volume lalulintas MP Benda Lain Ekspor BBKP SH 2014 41 Gambar 29 Frekuensi lalulintas MP Benda Lain Impor BBKP SH 2014 42 Gambar 30 Volume lalulintas MP Benda Lain Impor BBKP SH 2014 42 Gambar 31 Frekuensi lalulintas MP Benda Lain DK BBKP SH 2014 43 Gambar 32 Volume lalulintas MP Benda Lain DK BBKP SH 2014 43 Gambar 33 Frekuensi lalulintas MP Benda Lain DM BBKP SH 2014 44 Gambar 34 Volume lalulintas MP Benda Lain DM BBKP SH 2014 44 Gambar 35 Situasi HPHK didaerah sebar Propinsi Jawa Barat 45

Gambar 36 PETA HPHK Subang 50

Gambar 37 PETA HPHK Bogor 50

Gambar 38 PETA HPHK Bandung 51

Gambar 39 Grafik Data Hasil Pengujian Bbvet Subang Dan Dinas Terhadap

Penyakit AI 52

Gambar 40 Supervisi Tempat Pemrosesan Sarang Walet 56

Gambar 41 Pemeriksaan Kemasan Sarang walet 56

Gambar 42 Volume Kegiatan Karantina Tumbuhan 2013-2014 58

Gambar 43 Peta OPT/OPTK Kab. Tangerang 70

Gambar 44 Peta OPT/OPTK Kab. Pandeglang 70

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kegiatan Magang Personel Laboratorium 2014 ... 14

Tabel 2 Uji Validasi/Verifikasi Metode HA-HI AI ... 18

Tabel 3 Uji Validasi/Verifikasi Metode HA-HI ND ... 19

Tabel 4 Pengujian Rutin Laboratorium BBKP SH 2014... 22

Tabel 5 Pelatihan dan uji banding personel laboratorium BBKP SH 2014 ... 24

Tabel 6 Pengggunaan Dokumen Utama Karantina Hewan Tahun 2014 ... 25

Tabel 7 Frekuensi MP HPHK BBKP SH 20141 ... 27

Tabel 8 Volume lalu lintas MP BBKP SH 2014 ... 28

Tabel 9 Situasi HPHK di Propinsi Jawa Barat ... 45

Tabel 10 Lokasi Pengambilan Data ... 47

Tabel 11 Hasil Pengujian HA-HI AI Tahun 2011 Propinsi Jawa Barat ... 47

Tabel 12 Hasil Pengujian PCR Influenza Tipe A Tahun 2013 ... 48

Tabel 13 Hasil Pengujian PCR Influenza Tipe A Tahun 2012 ... 48

Tabel 14 Hasil Pengujian Isolasi Avian Influenza Tahun 2013 ... 49

Tabel 15 Data Hasil Pengujian Bbvet Subang Dan Dinas Terhadap Penyakit Al ... 51

Tabel 16 Rekapitulasi Frekuensi dan Volume Tahun 2013 dan 2014 ... 58

Tabel 17 Perbandingan Anggaran BBK SH 2013 dan 2014 ... 79

Tabel 18 Realisasi Anggaran Belanja 2014 ... 85

Tabel 19 Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA TA.2011 s/d 2014) ... 86

Tabel 20 Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) TA.2008 s/d 2014 ... 87

(10)

Lampiran 1 REKAP TAHUNAN KEGIATAN TINDAKAN KARANTINA BIDANG

HEWAN ... 92

Lampiran 2 Kriteria pengujian HA-HI AI ... 129

Lampiran 3 Kriteria pengujian HA-HI ND ... 130

Lampiran 4 Hasil Uji Homogenitas Contoh Uji AI ... 131

Lampiran 5 Hasil Pengujian HA-HI AI Hari Ke-1 ... 132

Lampiran 6 Hasil Pengujian HA-HI AI Hari Ke-2 ... 135

Lampiran 7 Hasil Uji Homogenitas Contoh Uji ND ... 138

Lampiran 8 Hasil Pengujian HA –HI ND hari Ke-1 ... 139

Lampiran 9 Lampiran 8 Hasil Pengujian HA –HI ND hari Ke-2 ... 142

Lampiran 10 Data Kalibrasi Alat Laboratorium Karantina HewanTahun 2014. ... 145

Lampiran 11 Log Status Audit Internal Tahun 2014 Laboratorium Karantina Hewan ... 148

Lampiran 12 Rekapitulasi AI Dinas Peternakan Kabupaten Subang ... 149

Lampiran 13 Hasil Pengujian HA-HI AI Tahun 2011 Propinsi Jawa Barat... 156

Lampiran 14 Hasil Pengujian PCR Influenza Tipe A Propinsi Jawa Barat Tahun 2011 ... 157

Lampiran 15 Hasil Pengujian PCR Influenza Tipe A Tahun 2012 ... 158

Lampiran 16 Hasil Pengujian PCR Influenza Tipe A Tahun 2013 ... 159

Lampiran 17 Hasil Pengujian Isolasi Avian Influenza Tahun 2013 ... 161

Lampiran 18 Data Pegawai Yang Mengikuti Program S3 dan S2 ... 163

Lampiran 19 Data Pegawai Yang Mengikuti Diklat Tahun 2014 ... 163

Lampiran 20 Rekapitulasi Workshop, Apresiasi Dan Diklat ... 165

(11)

Lampiran 24 Daftar Mutasi Keluar Pegawai Tahun 2014 ... 177 Lampiran 25 Data Pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta ... 178

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta merupakan etalase bagi Indonesia karena merupakan gerbang utama masuk ke Indonesia bagi dunia internasional. Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Soekarno Hatta sebagai salah satu institusi pemerintah yang membidangi perkarantinaan hewan dan tumbuhan dilingkup Bandar udara Internasional Soekarno Hatta mempunyai tantangan nyata dan peranan strategis.

Tantangan nyata yang dihadapi adalah peningkatan profesionalitas dan

simplicity pelayanan perkarantinaan yang berazaskan maximumsecurity. Hal ini

merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh jajaranBBKP Soekarno Hatta, karena dapat dijadikan salah satu cerminan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan di Indonesia bagi dunia internasional.

Ancaman introduksi Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) serta Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)juga merupakan tantangan besar bagi karantina pertanian sebagai technical barrier. Peningkatan risiko ancaman penyakit tersebut merupakan dampak dari meningkatnya mobilitas media pembawa HPHK dan OPTK.Peran strategis Badan Karantina Pertanian sebagai technical barrier dan akselerator ekspor dioperasionalkan oleh BBKP Soekarno Hatta sebagai unit pelaksana teknis karantina.

Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008. Amanat yang diemban tersebut membawa konsekuensi untuk meningkatkan profesionalisme sehingga mampu dan handal serta menjadi barometer nasional dalam penyelenggaraan

(13)

Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sebagai bagian dari instansi pemerintah yang melaksanakan RPJM Tahun 2010-2014, pada Tahun Anggaran 2014, kembali melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Kegiatan ini sesuai dengan uraian output yang ada pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2014 yang dijabarkan secara detail pada Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Petunjuk Operasional Kegiatan pada prinsipnya menggambarkan kegiatan utama pelaksanaan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati, dan unsur penunjang berupa sumber daya manusia, sarana dan prasarana.

Bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan DIPA BBKP Soekarno Hatta tahun 2014, disusun sebuah laporan. Laporan tersebut berisi penjelasan-penjelasan secara detail terhadap capaian output sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Disamping itu, laporan juga memuat kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka pencapaian kinerja termasuk solusi penyelesaian dan/atau antisipasi kendala tersebut.

1.2 Keadaan Umum

Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mempunyai karakteristik yang spesifik. Kedudukan dan wilayah kerja BBKP Soekarno Hatta meliputi Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, dan Kantor Pos Tukar Soekarno Hatta.BBKP Soekarno Hatta memiliki cakupan area pengawasan yang cukup banyak titik dalam rangka pelaksanaan tindakan karantina hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati.

Area pengawasan dan tindakan karantina di kawasan Bandar Udara Soekarno Hatta ini berjumlah 29 titik, yang terdiri dari: Terminal I-A, I-B, dan I-C (Keberangkatan dan Kedatangan) Terminal II-D, II-E, dan II-F (Keberangkatan dan Kedatangan) Terminal III (Domestik Masuk, Domestik Keluar, Impor dan Ekspor), Kargo (DHL, FEDEX, Domestik GIA dan Non GIA, UNEX, Ekspor dan Impor Gapura, Impor GIA dan JAS), Kargo Rush Handling (RH), Kantor POS

(14)

Tukar Soekarno Hatta, dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma (Terminal danKargo).

1.3 Tugas dan Fungsi

Operasionalisasi perkarantinaan hewan dan tumbuhansesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22 Tahun 2008 maka BBKP Soekarno Hatta menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;

b. pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa HPHK dan OPTK;

c. pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; d. pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;

e. pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

f. pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan;

g. pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

h. pengelolaan sistem informasi,dokumentasi, dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan;

i. pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturanperundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati hewani dan nabati;

j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 1.4 Sumber Daya

Upaya menjamin pelaksanakan tugas pokok dan fungsi berjalan dengan baik, BBKP Soekarno Hatta dilengkapi dengan sumberdaya berupa anggaran, sumberdaya manusia, dan sarana-prasarana, serta fasilitas penunjang lainnya. Anggaran untuk kegiatan peningkatan kualitas perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati yang dikelola BBKP Soekarno Hatta tahun anggaran 2014 sebesar Rp. 41.055.577.000,- yang berasal dari DIPA APBN.

Pada tahun berjalan tepatnya pada tanggal 25 September 2014 Badan Karantina Pertanian mengeluarkan kebijakan penghematan anggaran. Kondisi inimengacu pada kebijakan pemerintah pusat tentang penghematan anggaran pada masing masing kementrian. Badan Karantina Pertanian melakukan Revisi

(15)

perubahan pada Pagu Anggaran Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta yang semula Rp. 41.055.577.000,- menjadi Rp. 32.274.378.000,-.

Sumberdaya manusia (SDM) yangdimiliki BBKP Soekarno Hatta terdiri dari perangkat struktural dan fungsional. Perangkat struktural terdiri atas 1 (satu) eselon IIb, 4 (empat) eselon IIIb dan (sembilan) eselon IVa. Perangkat fungsional terdiri dari fungsional khusus (Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner (MV), Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT Ahli dan Terampil),dan Paramedik Veteriner (PMV)serta fungsional umum.

Total SDM BBKPSoekarno Hatta berjumlah 148 orang. Jumlah kelompok jabatan fungsional MV, PV, POPT Ahli dan POPT Terampil sebanyak 85 orang tidak sebanding dengan 29 titik area pengawasan yang harus dijaga dimana kondisi Terminal Internasional beroperasi hampir 24 jam.Namun demikian, pengawasan tetap dilakukan ditempat-tempat pemasukan dan/atau pengeluaran dengan mempertimbangkan tingkat risiko/kerawanan terhadap pemasukan HPHK dan OPTK.

Upaya untuk mencukupi kebutuhan SDM, BBKP Soekarno Hatta diberi tambahan tenaga yang bersifat sementara atau kontrak atas Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Petugas Karantina Pertanian (THL TBPKP). Penempatan 27 orang THL TBPKPini dirasakan sangat membantu petugas karantina hewan dan tumbuhan dalam operasionalisasiperkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati di tempat pengawasan (terminal, kargo, dan kantor pos).

Sarana dan prasarana yang dimiliki BBKPSoekarno Hatta berupa infrastruktur gedung kantor seluas 3,696 m², instalasi karantina hewan termasuk laboratorium seluas 2,482 m² dan instalasi karantina tumbuhan termasuk laboratorium seluas 1,091.45 m². Fasilitas penunjang lainnya berupa peralatan perkantoran, peralatan pelaksanaan tindakan karantina hewan dan tumbuhan termasuk peralatan laboratorium, perangkat manajemen informasi, serta kendaraan operasional roda-4 dan roda-2.

Namun demikian, untuk tujuan peningkatan kinerja dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi,perlu dilakukan penyempurnaan sarana pendukung yang telah ada.Penyempurnaan difokuskan untukoptimalisasi

(16)

instalasi dan laboratorium baik untuk karantina hewan dan karantina tumbuhan.Penambahan peralatan laboratorium, dan penambahan kendaraan operasional juga mendapat perhatian untuk optimalisasi penyelenggaraan perkarantinaan.

(17)

BAB II

VISI DAN MISI

Sejalan dengan visi Badan Karantina Pertanian, visi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah “Menjadi Balai Besar Karantina Pertanian yang tangguh dan terpercaya dalam perlindungan kelestarian sumberdaya alam hayati hewan, tumbuhan, lingkungan, dan keanekaragaman hayati serta keamanan pangan tahun 2014”.

Upaya mewujudkan visi tersebut, BBKP Soekarno-Hatta memiliki misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas media pembawa hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumberdaya alami hayati secara berkesinambungan;

2. Melindungi masyarakat dari ancaman penyakit zoonosis (penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia) yang mungkin terbawa oleh media pembawa HPHK dan memberi rasa aman kepada konsumen;

3. Mendukung peningkatkan daya saing komoditas pertanian (hewan dan tumbuhan) dalam perdagangan domestik dan internasional;

4. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan karantina pertanian;

5. Meningkatkan kepatuhan pengguna jasa karantina terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan karantina;

6. Meningkatkan pelayanan operasional perkarantinaan melalui pengembangan in-line inspection dan on-farm inspection;

7. Mengembangkan teknologi informasi dalam rangka peningkatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati.

Motto penyelenggaraan perkarantinaan pertanian di BBKP Soekarno-Hatta adalah pemberian pelayanan yang lebih cepat, lebih mudah, dan aman dilalulintaskan (we serve faster easier and safe).Berdasarkan visi dan misi, BBKP Soekarno Hatta menyusun program kerja sebagai berikut:

1. Pengawasan secara intensif pada 29 area pengawasan di wilayah Bandar Udara Soekarno-Hatta termasuk wilayah kerja Bandar Udara Halim Perdana Kusuma;

2. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum yang efektif bekerjasama dengan instansi terkait;

(18)

3. Penggunaan E-QVet dan E-plaq serta pemanfaatan PPK online dan Indonesian National Single Window (INSW);

4. Pelatihan dan magang teknis untuk fungsional khusus dan administrasi untuk fungsional umum;

5. Penyempurnaan instalasi karantina, tata ruang laboratorium, dan perbaikan sarana operasional karantina pertanian;

6. Sosialisasi karantina pertanian melalui kegiatan pertemuan dengan pengguna jasa karantina, mengikuti pameran dan penyebaran publikasi berupa booklet/leaflet.

(19)

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PERKARANTINAAN

3.1. KEGIATAN BIDANG HEWAN

3.1.1. Gambaran Umum

Bidang Karantina Hewan Selama Tahun 2014 telah melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan Perundangan Karantina yang berlaku.Penyelenggaraan perkarantinaan hewan menggunakan sumber dana yang teralokasi dalam DIPA BBKP Soekarno Hatta Tahun Anggaran 2014. Bidang Karantina Hewan memiliki program kerja berupa peningkatan kualitas perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati hewani.

Program kerja ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan kualitas pelayanan sertifikasi kesehatan hewan yang terdiri dari: Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Penyelenggaraan Laboratorium, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan atau pembebasan. Operasional karantina hewan tersebut dilandasi alasan ilmiah atau scientific base.

Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan oleh bidang karantina hewan terdiri dari : 1).Pemeriksaan fisik didalam ataupun diluar tempat tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, 2).Pemeriksaan laboratorium karantina hewan untuk peneguhan diagnosa klinis dan 3). Penilaian kelayakan instalasi milik pengguna jasa karantina sebagai tempat pemeriksaan fisik kesehatan hewan dan keamanan hayati hewani. Sedangkan pengasingan dan pengamatan dilaksanakan terhadap media pembawa HPHK yang dilakukan di Instalasi BBKP Soekarno Hatta. Bilamana pemeriksaan tidak dimungkinkan untuk dilaksanakan di Instalasi BBKP Soekarno maka pengasingan dan pengamatan dilakukan di instalasi karantina hewan/produk hewan di tempat pemilik.

(20)

Penyelenggaraan Laboratorium Bidang Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta telah menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium (SMM laboratorium) sejak tahun 2012. Penerapan SMM laboratorium berdasarkan ISO-IEC 17025 : 2008 dan telah menerima sertifikat akreditasi dari KAN sebagai Laboratorium Penguji. Sertifikat akreditasi Nomor : LP 646 IDN dengan ruang lingkup pengujian serum darah anjing dan kucing melalui metode deteksi Titer Antibodi terhadap penyakit Rabies menggunakan metode ELISA

Ab IndirectSynbiotic dan Pusvetma.

Pelaksanaan Perlakuan di Instalasi Karantina Hewan telah dilakukan dengan pemberian pengobatan dan vaksinasi pada hewan selama masa pengamatan karantina. Pengobatan ditujukan pada hewan-hewan yang didiagnosa mengalami sakit. Disamping itu, perlakuan yang diberikan pada hewan-hewan yang berada di instalasi tidak terbatas pengobatan melainkan juga pemberian zat promotif untuk segera menstabilkan kondisi hewan setelah mengalami stress selama diperjalanan (penerbangan).

Kegiatan Penunjang yang dilakukan Bidang Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta selama Tahun 2014 adalah telah melakukan vefikasi dokumen. Vefikasi lebih dikhususkan terhadap dokumen yang belum memenuhi persyaratan karantina yaitu dokumen pengeluaran, impor dan ekspor. Verifikasi dokumen dilakukan oleh Tim Verifikator yang terdiri dari Seksi Wasdak Hewan, Seksi Yanops KH dan Seksi Insartek KH.

Kegiatan Verifikasi dilakukan setiap hari serta melaksanakan rapat verifikasi dokumen setiap awal bulannya dan melakukan pembuatan laporan verifikasi dokumen karantina hewan. Kegiatan lain adalah melakukan pencetakan segel karantina hewan berupa stiker karantina check dan stiker karantina seal yang digunakan untuk memudahkan identifikasi media pembawa HPHK lalu lintas antar area (domestik).

Dalam penyelenggaran operasional Karantina Hewan didukung dengan sumber daya manusia meliputi : Medik Veteriner (Madya 2 orang ,Muda 5

(21)

sebanyak:7 orang. Keseluruhan petugas karantina dalam membantu pelaksananan kegiatan Bidang Hewan BBKP Soetta adalah 57 orang.

3.1.2. Pengasingan dan Pengamatan

Tindakan karantina hewan selain dilaksanakan di instalasi karantina hewan BBKP Soekarno Hatta dalam wilayah bandara, juga dilaksanakan di luar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap hewan dan/atau produk hewan diluar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran dilaksanakan di instalasi karantina untuk hewan(IKH) atau produk hewan (IKPH) milik perusahaan. Lokasi Instalasi lingkup BBKP Soekarno Hatta berada dibeberapa daerah antara lain : Bandung, Bogor, Cianjur, Cilacap, Cipelang, Jakarta, Jepara, Lampung, Lembang, Malang, Medan, Nganjuk, Palembang, Pare-Kediri, Pontianak, Purwakarta, Subang, Sukabumi dan Tangerang.

Total kegiatan tindakan karantina di IKH yang dilaksanakan BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2014 sebanyak 270 kali. Tindakan karantina terhadap Day Old Chick (DOC): 32 kali, Hewan Besar: 4 kali,Daging: 130 kali, Kulit: 47, Vaksin: 42 kali dan burung sebanyak 15 kali.

Frekuensi pelaksanaan Tindak Karantina yang dilakukan selama tahun 2014 sebanyak 223 kali. Supervisi yang dilakukan sebanyak dan kegiatan pengawalan sebanyak 59 kali. Pengamatan yang dilakukan sebanyak 1 kali. Operasionalisasi kegiatan tersebut dibiayai DIPA BBKP Soekarno Hatta sebesar Rp. 765.014.000,-

3.1.3. Temuan HPHK pada Media Pembawa Impor

Target pemeriksaan terhadap Media Pembawa Impor adalah mendeteksi adanya Hama Penyakit Hewan Karantina baik dari golongan I maupun golongan II. Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap Media Pembawa Impor baik Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan yang masuk melalui Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah tidak ditemukan adanya HPHK pada Media Pembawa tersebut.

(22)

3.1.4. Kegiatan Laboratorium dan Intersepsi HPH/HPHK

Dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya penyakit hewan yang termasuk HPHK Golongan I dan II, maka pemeriksaan klinis perlu diteguhkan dengan diagnosa laboratorium. Oleh karena itu, hasil pengujian laboratorium merupakan data yang sangat penting untuk digunakan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan terhadap komoditi karantina hewan yang dilalulintaskan.

Laboratorium Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta telah menjalankan sistem manajemen mutu laboratorium. Budaya mutu merupakan suatu sistem yang harus diterapkan setiap personal terkait dan harus terdokumentasi dengan baik setiap tahapan kerja yang dilakukan sesuai dengan dokumen yang tertuang dalam dokumen persyaratan SNI ISO/IEC 17025 : 2008.

Laboratorium Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta telah mendapatkan pengakuan dari Lembaga Akreditasi Nasional dengan nomor akreditasi LP-646-IDN sejak tanggal 09 Oktober 2012. Penerapkan seluruh aspek kegiatan laboratorium karantina hewan terhadap implementasi SNI ISO/IEC 17025:2008, juga telah dilakukan surveilens oleh pihak KAN pada tanggal 26 September 2014 dengan hasil temuan minor. Dengan demikian ruang lingkup pengujian Elisa Rabies di laboratorium karantina hewan BBKP Soekarno Hatta dinyatakan terakreditasi sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008.

Upaya mempertahankan status akreditasi dan rencana pengembangan atau penambahan ruang lingkup pengujian maka bidang karantina hewan BBKP Soekarno Hatta melaksanakan beberapa kegiatan strategis.

Sesuai dengan Tugas pokok dan Fungsi Karantina untuk mencegah masuknya penyakit Golongan I dan Golongan II, laboratorium sebagai sarana pengujian, deteksi, identifikasi dan diagnostik dalam tindakan karantina memegang peranan yang sangat penting karena hasil pengujian dari laboratorium akan digunakan sebagai data dalam pengambilan keputusan

(23)

harus diterapkan setiap personal terkait dan terdokumentasi dengan baik apa yang dilakukan dan sesuai dengan apa yang tertulis sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025 : 2008.

Setelah menerapkan seluruh aspek kegiatan laboratorium karantina hewan terhadap implementasi SNI ISO/IEC 17025:2008, pada Tanggal 09 Oktober 2012 Laboratorium Karantina Hewan mendapatkan pengakuan dari Lembaga Akreditasi Nasional dengan nomor akreditasi LP-646-IDN dan telah dilakukan surveilens pada tanggal 26 September 2013.

3.1.5. Peningkatan Kompetansi PersonelLaboratorium

Laboratorium harus menetapkan, menerapkan dan memelihara system mutu yang sesuai dengan lingkup kegiatannya. Salah satu upaya untuk pemeliharaan mutu dan peningkatan mutu laboratorium, Laboratorium Karantina Hewan Soekarno Hatta melaksanakan kegiatan magang untuk mewujudkan laboratorium yang terpercaya dengan peningkatan kompetensi personel. Adapun kegiatannya “Peningkatan Kompetensi Personel Laboratorium” sebagai berikut :

Magang PCR AI

Balai Besar Karantina Hewan Soekarno Hatta merupakan gerbang utama pemasukan untuk komoditas DOC Grand Parent Stock (GPS) maupun DOC Parent Stock (PS) serta DOD GPS dan DOD PS dari Negara lain. DOC merupakan media pembawa penyakit Avian Influenza (AI). Laboratorium Karantina Hewan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam pengujian PCR AI dengan melaksanakan magang di Laboratorium Mikrobiologi Terpadu, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor pada tanggal 7-9 April 2014.

Kegiatan Magang Pengujian PCR AI menggunakan anggaran DIPA tahun 2014 dengan realisasi sebesar Rp 6.000.000,00 dengan penyerapan anggaran 100%.

(24)

Sesuai dengan Tugas pokok dan Fungsi Karantina untuk mencegah masuknya beberapa penyakit sapi terutama Golongan I dan Golongan II maka perlu adanya pelatihan untuk peningkatan kompetensi personel. sehingga Laboratorium Karantina Hewan perlu melakukan peningkatan kemampuan dan pengetahuan yang berkaitan dengan Pengujian Deteksi Penyakit Pada Sapi. Selain penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus pada sapi bibit, penyakit parasit darah merupakan penyakit yang cukup serius untuk diidentifikasi. Penyakit parasit ini juga terbukti menular, dapat menurunkan produksi hingga kematian. Untuk itu Laboratorium Hewan perlu melakukan peningkatan kemampuan dan pengetahuan dalam hal pembuatan preparat hingga identifikasi parasit dalam hal ini pemeriksaan parasit meliputi parasit pada ruminansia. Kegiatan pemeriksaan parasit darah dilaksanakan pada tanggal 26-27November 2014di Laboratorium Parasit Institut Pertanian Bogor.

Kegiatan Magang Pengujian Deteksi Penyakit Sapi menggunakan anggaran DIPA tahun 2014 dengan realisasi sebesar Rp 4.500.000,00 dengan penyerapan anggaran 75%.

Magang Pengujian HA/HI ND, HA/HI AI dan RBT Brucella

Metode HA/HI adalah metode baku sesuai standard Internasional OIE untuk pemeriksaan antigen dan titer antibodi terhadap penyakit Avian Influenza (AI) dan New castle disease (ND) pada unggas. Metode ini diterapkan pada sampel DOC Grand Parent Stock (GPS) maupun DOC Parent Stock (PS) serta DOD GPS dan DOD PS.

Laboratorium Karantina Hewan Soekarno Hatta telah melakukan kegiatan Magang Pengujian HA/HI ND, HA/HI AI dan RBT Brucella di Laboratorium Virologi Institut Pertanian Bogor pada tanggal 15 – 16April 2014dengan menggunakan anggaran DIPA tahun 2014 dengan realisasi sebesar Rp 4.500.000,00dengan penyerapan anggaran 100%.

(25)

Laporan Tahunan 2014

Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 14

Tabel 1 Kegiatan Magang Personel Laboratorium 2014

No Jenis Kegiatan Waktu Tempat

1. Magang ELISA Rabies 16 – 17 Maret 2014

Pusat Veterinaria Farma Surabaya

2. Magang PCR AI 7-9 April 2014.

Laboratorium Mikrobiologi Terpadu, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor

3. Magang Pengujian HA/HI ND, HA/HI AI dan RBT Brucella

15 – 16 April 2014

Laboratorium Virologi Institut Pertanian Bogor

4. Magang Kalibrasi Massa, Suhu dan Volume

10-14 November 2014

Balai Besar Industri Agro (BBIA) di Bogor.

5. Magang Deteksi penyakit 26-27 Laboratorium Parasit Institut Pertanian

Didukung oleh status akreditasi Laboratorium Karantina Hewan dengan ruang lingkup ELISA Rabies, maka setiap personel perlu untuk tetap mempertahankan kemampuannya dalam melakukan pengujian ELISA Rabies. Untuk itu personel laboratorium melakukan magang ELISA Rabies di Pusat Veterinaria Farma Surabaya pada tanggal 16 – 17Maret 2014.Kegiatan ini menggunakan anggaran DIPA tahun 2014 dengan realisasi sebesar Rp 5.000.000,00 dengan penyerapan anggaran 100%.

Magang Kalibrasi Massa, Suhu dan Volume

Untuk menjamin hasil pengujian, laboratorium harus melakukan kalibrasi maupun cek antara. Sehingga nilai ketidakpastian pengujian dapat diminimalisir baik faktor dari manusia maupun alat. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan Laboratorium Karantina Hewan untuk melakukan magang Kalibrasi ke Laboratorium Kalibrasi yang telah terakreditasi.

Selain itu, kegiatan magang kalibrasi dapat menambah pengetahuan dan kemampuan personel untuk membaca dan menggunakan sertifikat kalibrasi yang secara rutin dilakukan Laboratorium BBKP Soekarno Hatta, oleh pihak ketiga sebagai pelaku kalibratornya. Magang Kalibrasi dilaksanakan pada Tanggal 10-14 November 2014 di Laboratorium Kalibrasi yang telah terakreditasi yaitu Balai Besar Industri Agro (BBIA) di Bogor.

Kegiatan Magang Kalibrasi Suhu Massa Volume, menggunakan anggaran DIPA tahun 2014 dengan realisasi sebesar Rp 7.000.000,00 dengan

(26)

penyerapan anggaran 100%.

3.1.6. Akreditasi SNI ISO/IEC 17025;2008

Untuk mendukung terselenggaranya Sistem Manajemen Laboratorium perlu adanya sarana dan prasarana yang secara langsung berkaitan dengan Anggaran yang terencana dengan baik. Berdasarkan kegiatan ”Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 : 2008” Laboratorium Karantina Hewan Soekarno telah melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 : 2008.

Kegiatan Akreditasi SNI ISO/IEC 17025;2008 yang telah dilakukan Laboratorium Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah :

a) Validasi / verifikasi Metode HA HI AI dan ND

LaboratoriumBalai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta berketetapan untuk melaksanakan sistem manajemen mutu laboratorium yang berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008.Sesuai dengan persyaratan Komite Akreditasi Nasional bahwa laboratorium pengujian yang terakreditasi harus mampu menjamin unjuk kerja/ performa laboratorium yang dapat dibuktikan dengan melakukan validasi metode/verifikasi metode antar personel laboratorium. Laboratorium Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta akan melakukan penambahan ruang lingkup terhadap Uji HA-HI Avian Influenza (AI) dan HA-HI New Castle Desease(ND).Validasi metode/verifikasi metode antar personel laboratorium merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mengetahui objektivitas hasil pengujian laboratorium dengan cara membandingkan hasil uji antar personel laboratorium dengan personel laboratorium lainnya dengan menggunakan contoh uji / spesimen dan metode uji yang sama serta waktu

(27)

lingkup pengujian yang akan diajukan akreditasi yaitu HA-HI AI dan HA-HI ND.

Maksud dan Tujuan

Tujuan dilakukannya validasi/verifikasi metode antar personel laboratorium adalah untuk mengetahui objektivitas hasil uji personel laboratorium karantina hewan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta dibandingkan dengan personel laboratorium lainnya dengan menggunakan contoh uji serum darah DOCdan metode ujiHA-HI AI serta HA-HI ND dalam waktu yang berbeda.

Sasaran

Sasaran dari dilakukannya validasi/verifikasi metode ini adalah memberikan kepuasan pelanggan melalui pemberian pelayanan pengujian secara cepat, tepat, aman, konsisten, transparan dan akuntabel.

PesertaValidasi/ Verifikasi Metode

Validasi/ Verifikasi Metode dilaksanakan oleh 5personel Laboratorium. Adapun susunan peserta Validasi/ Verifikasi metode adalah :

1. Drh Heny Sulistiyowati 2. Drh Sri Idealti Purba 3. Drh Evie Setyani

4. Endang Setyasih Y A, A.Md 5. Lusi Adriani, A.Md

Kriteria pengujian HA-HI AI

Pengujian metode HA-HI AI dilakukan untuk mengetahui adanya antibodi AI pada serum darah. Serum yang positif mengandung antibodi virus AI ditandai endapan seperti kontrol sel (bentuk air mata jatuh/ tear shaped streaming). Titer serum ditentukan dari pengenceran serum tertinggi yang masih mampu menghambat antigen 4 unit HA untuk mengaglutinasi sel darah merah ayam.

Kriteria Evaluasi Hasil Uji Validasi Metode

Uji validasi metode ini dapat dinyatakan berhasil jika hasil uji personel laboratorium sama dengan hasil uji homogenitas pada tiga level titer. Evaluasi hasil uji banding laboratorium digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :

(28)

1. Jika hasil uji personel laboratorium sama dengan hasil uji homogenitas

pada tiga level titer GMT maka hasil tersebut di kategorikan

MEMUASKAN

2. Jika hasil uji personel laboratorium tidak sama dengan hasil uji homogenitas pada tiga level titer GMT maka hasil tersebut di kategorikan TIDAK MEMUASKAN.

Hasil yang diperoleh dari hasil pengujian terhadap kontrol dinilai dengan kriteria memuaskan, diperingatkan($) dan Tidak memuaskan ($$).

Uji homogenitas yang dilakukan pada saat pelaksanaan validasi metode memberikan hasil sama dan tidak ditemukan adanya nilai contoh uji yang berbeda. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa contoh uji dihomogenkan dengan baik dan dikemas pada suhu yang optimal serta disimpan dengan baik sehingga contoh uji bebas dari kontaminasi dan layak Kriteria tersebut menunjukkan kinerja hasil pengujian. Hasil pengujian homogenitas sampel terhadap Nilai Acuan (NA) menunjukkan nilai sesuai dan dari hasil pengujian yang dilakukan oleh personel laboratorium BBKP Soekarno Hatta diperoleh hasil memuaskan. Hasil uji homogenitas dan hasil kinerja personel terhadap metode HA HI AI dapat dilihat pada lampiran.

Kriteria pengujianHA-HI ND

Titer antibodi terhadap ND pada serum darah dapat dilihat apabila terjadi endapan pada kontrol sel dimulai pembacaan serum. Serum yang positif mengandung antibodi virus ND ditandai endapan seperti kontrol sel (bentuk air mata jatuh/ tear shaped streaming). Titer serum ditentukan dari pengenceran serum tertinggi yang masih mampu menghambat antigen 4 unit HA untuk mengaglutinasi sel darah merah ayam.

Kriteria Evaluasi Hasil Uji Validasi Metode

Uji validasi metode ini dapat dinyatakan berhasil jika hasil uji personel laboratorium sama dengan hasil uji homogenitas pada tiga level titer. Evaluasi hasil uji banding laboratorium digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :

(29)

2. Jika hasil uji personel laboratorium tidak sama dengan hasil uji homogenitas pada tiga level titer GMT maka hasil tersebut di kategorikan TIDAK MEMUASKAN.

Hasil yang diperoleh dari hasil pengujian terhadap kontrol dinilai dengan kriteria memuaskan, diperingatkan($) dan Tidak memuaskan ($$). Kriteria

tersebut menunjukkan kinerja hasil pengujian.

Uji homogenitas yang dilakukan pada saat pelaksanaan validasi metode memberikan hasil sama dan tidak ditemukan adanya nilai contoh uji yang berbeda. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa contoh uji dihomogenkan dengan baik dan dikemas pada suhu yang optimal serta disimpan dengan baik sehingga contoh uji bebas dari kontaminasi dan layak

Hasil pengujian homogenitas sampel terhadap Nilai Acuan (NA) menunjukkan nilai sesuai dan dari hasil pengujian yang dilakukan oleh personel laboratorium BBKP Soekarno Hatta diperoleh hasil memuaskan. Hasil uji homogenitas dan hasil kinerja personel terhadap metode HA HI ND dapat dilihat pada lampiran.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil uji banding HA-HI AI dan ND maka diperoleh hasil bahwa hasil pengujian yang dilakukan oleh personel laboratorium BBKP Soekarno Hatta masih masuk dalam range yang diharapkan. Hasil Validasi Uji Validasi/Verifikasi Metode HA-HI AI dan ND dapat dilihat pada tabel2:

Tabel 2 Uji Validasi/Verifikasi Metode HA-HI AI

No Peserta Hasil Validasi/Verifikasi Metode

1 Drh Heny 9 contoh uji masuk dalam range yang diharapkan 2 Drh Sri 9 contoh uji masuk dalam range yang diharapkan 3 Drh Evie 9 contoh uji masuk dalam range yang diharapkan 4 Endang SYA 9 contoh uji masuk dalam range yang diharapkan 5 Lusi A 9 contoh uji masuk dalam range yang diharapkan

(30)

Uji Profisiensi

Untuk memenuhi salah satu persyaratan SNI ISO/IEC 17025;2008, bahwa laboratorium harus melakukan uji profisiensi yang diselenggarakan oleh KAN sebagai bukti unjuk kerja laboratorium. Kegiatan profisiensi dilaksanakan minimal satu kali dalam setahun untuk semua parameter sesuai ruang lingkup pengujian selain itu bertujuan untuk pengendalian mutu terkait dengan pemantauan keabsahan pengujian.

Sehubungan dengan pentingnya kegiatan tersebut Laboratorium Karantina Hewan ikut berpartisipasi uji profisiensi dengan lingkup pengujian PCR RNA virus AI oleh BBUSKP pada tanggal 11-15 Agustus 2014.

Hasil Kegiatan Uji Profisiensi

Hasil uji Profisiensi PCR RNA virus AI oleh BBUSKP dinyatakan “Memuaskan” untuk pengujian dengan Kode Sampel. Kegiatan ini menggunakan anggaran Uji Profesiensi Laboratorium KT DIPA tahun 2014 dan diikuti oleh personal laboratorium Karantina hewan.

Uji Banding

Uji banding antar laboratorium adalah pengelolaan, unjuk kerja dan evaluasi pengujian atas bahan yang sama atau serupa oleh beberapa laboratorium yang berbeda sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Pada

Tabel 3 Uji Validasi/Verifikasi Metode HA-HI ND

No Peserta Hasil Validasi/Verifikasi Metode

1 Drh Heny 9 contoh uji masuk dalam range yang diharapkan 2 Drh Sri 9 contoh uji masuk dalam range yang diharapkan 3 Drh Evie 9 contoh uji masuk dalam range yang diharapkan 4 Endang SYA 9 contoh uji masuk dalam range yang diharapkan 5 Lusi A 9 contoh uji masuk dalam range yang diharapkan

(31)

PUSVETMA Surabaya, Dinas Pertanian dan Perikanan DKI Jakarta, BBUSKP, BBalitvet, BB Vet Subang.

Hasil dari Uji Banding setelah dilakukan pengolahan data dinyatakan bahwa Laboratorium Karantina Hewan dengan laboratorium veteriner lainnya tidak berbeda nyata. Kegiatan ini menggunakan anggaran DIPA tahun 2014 dan diikuti oleh enam laboratorium termasuk laboratorium BBKP Soekarno-Hatta.

Kalibrasi Alat

Semua peralatan yang digunakan untuk pengujian dan/atau kalibrasi, termasuk peralatan untuk pengukuran subside seperti kondisi lingkungan yang mempunyai pengaruh yang signifikan pada akurasi atau keabsahan hasil pengujian, atau pengambilan sampel harus dikalibrasi sebelum digunakan untuk memastikan bahwa semua peralatan tersebut sesuai dengan tujuan dan memberikan hasil yang dapat dipercaya.

Laboratorium Karantina Hewan secara rutin setiap tahun melakukan kalibrasi terhadap alat pengujian terutama yang masuk ruang lingkup pengujian. Kegiatan Kalibrasi ini menggunakan anggaran DIPA tahun 2014. Data Alat yang Telah Terkalibrasi Laboratorium Karantina HewanTahun 2014 daoat dileihat selengkapnya pada lampiran.

Audit Internal

Laboratorium harus secara periodik, dan sesuai dengan jadwal serta prosedur yang telah ditetapkan melakukan audit internal untuk memverifikasi kegiatan berlanjut sesuai dengan persyaratan standard sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO/IEC 17025;2008. Kegiatan audit internal laboratorium dilakukan bersama-sama dengan laboratorium karantina tumbuhan dilaksanakan pada tanggal 15 – 28 Agustus 2014. Hasil Temuan Audit Internal Laboratorium Karantina Hewan Soekarno Hatta Tahun 2014 dapat dilihat selengkapnya pada lampiran.

Kaji Ulang Manajemen

Kaji ulang manajemen dilakukan untuk menentukan kesesuaian, kecukupan dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu sehingga

(32)

mencapai sasaran yang ditetapkan. Agar sistem berjalan sesuai dengan panduan mutu yang telah ditetapkan, maka Laboratorium BBKP Soekarno Hatta melakukan Kaji Ulang Manajemen secara rutin setiap tahunnya. Pada tahun 2014 Kaji ulang Manajemen dilaksanakan padabulan November 2014.

Pemutakhiran Dokumen

Dengan berjalannya sistem mutu, terdapat beberapa perubahan dokumen dalam rangka meningkatkan penerapan system manajemen mutu laboratorium. Perubahan tersebut berdasarkan kegiatan audit internal, dan disepakati pada saat kaji ulang manajemen.

Dokumen yang telah diubah atau yang baru, diidentifikasi didalam dokumen induk system manajemen mutu laboratorium dan terhadap dokumen yang telah dimutakhirkan. Pemutakhiran dokumen dilaksanakan pada bulan November 2014

3.1.7. Intersepsi HPH/HPHK

Kegiatan Intersepsi HPH/HPHK yang dilakukan oleh BBKP Soekarno Hatta selama tahun 2014 berkaitan dengan tindakan karantina terhadap pemasukan, pengeluaran dan pengiriman antar area di dalam wilayah negara Indonesia. Kegiatan pemeriksaan laboratorium karantina hewan tahun 2014 dilakukan terhadap Anjing, Kucing, Unggas, Sapi, Kuda dan Burung. Pengujian meliputi Uji ELISA Rabies, ELISA EIA, HA/HI, Uji PCR, Rapid Test HPAI, RBT dan parasit darah. Hasil intersepsi terhadap sampel dari berbagai jenis sampel media pembawa HPH/HPHK selama tahun 2014 selengkapnya tercantum dalam tabel 4

(33)

Data menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan dan volume pengujian laboratorium karantina hewan Soekarno Hatta apabila dilihat dalam data 3 tahun terakhir. Pada tahun 2013 pengujian ELISA rabies terhadap HPR telah terakreditasi sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008. Sebagai data pembanding berikut dapat dilihat grafik kapasitas pengujian laboratorium karantina hewan sejak tahun 2009 hingga 2013.

Tabel 4 Pengujian Rutin Laboratorium BBKP SH 2014

Bulan Jenis Pengujian Elisa Rabiesa PCR RAPID AI Elisa EIA Parasit Darah HA AI Mikrobi ologi Januari 76 30 15 3 3 10 Pebruari 68 8 14 1 1 4 Maret 91 17 10 10 10 April 101 12 21 8 8 25 Mei 75 4 22 5 18 Juni 109 12 18 18 18 Juli 191 27 7 8 Agustus 129 12 20 9 9 September 143 19 13 Oktober 88 31 20 9 9 5 Nopember 83 31 27 Desember 90 34 9 4 4 total 1244 220 203 62 62 67 18

(34)

3.1.8. Pelatihan Eksternal

Selain kegiatan diatas, laboratorium karantina hewan ikut berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak luar yang disebut dengan pelatihan eksternal. Beberapa pelatihan eksternal yang diikuti oleh personel laboratorium BBKP Soekarno Hatta selengkapnya seperti pada Tabel 5.

(35)

3.1.9. Layanan Sertifikasi Kesehatan Hewan dan Produknya

Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 02/Kpts/OT.140/1/2007 tanggal 5 Januari 2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan dan Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang Petunjuk dan Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat KarantinaHewan.

Tabel 5 Pelatihan dan uji banding personel laboratorium BBKP SH 2014

No. Jenis Pelatihan eksternal Tempat Waktu 1. Pelatihan tentang PCR

Real Time dan Sequencing DNA

BBUSKP Februari 2014

2. Uji banding RBT Brucella BKP Klas I Banjarmasin 22 April 2014; 3. Uji banding HA-HI AI, ND BBKP Surabaya 16 April 2014

4. Uji banding RBT Brucella BBKP Surabaya 16 April 2014 5. Uji banding Elisa rabies

Pusvetma

BBKP Surabaya 15 April 2014

6. Uji Profisiensi deteksi RNA virus AI dengan metode PCR

BBUSKP 11-15 Agustus 2014

7. Bimbingan Teknis Pengujian Sarang Burung Walet

BBUSKP September 2014

8. Uji banding RBT Brucella BKP Klas I Palembang 13 November 2014 9. Pelatihan Penggoperasian

alat operasi dan hemoanalisa hewan kecil

BBKP Soekarno Hatta November 2014

10. Diseminasi tentang pengujian susu dan olahannya

BUTTMKP 9-14 November 2014.

11. Uji banding BVDV BBUSKP 18 Desember 2014

12. Diseminasi tentang pengujian sarang burung walet

(36)

Penggunaan dokumen karantina hewandi BBKP Soekarno Hatta tahun 2014 sejalan dengan penyelenggaraan perkarantinaan hewan sebanyak 49.458 dokumen karantina (KH 9, KH 10, KH 11 dan KH 12). Pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan hidup baik sebanyak 13.450 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Bahan Asal Hewan sebanyak 7.054 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Hasil Bahan Asal Hewan sebanyak 11.273 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Benda Lainsebanyak 17.681 kali.

Penggunaan dokumen karantina hewan diBalai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta tahun 2014 dapat dilihat pada di bawah ini:

Evaluasi penggunaan aplikasi Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan secara on line untuk pengguna jasa karantina pertanian yang melalui Balai Besar Karantina Pertanian selama tahun 2014 sebanyak 17.163 kali (48%) dari total operasional sebanyak 35.186 kali seperti pada Gambar 1 berikut:

Tabel 6 Pengggunaan Dokumen Utama Karantina Hewan Tahun 2014

No Jenis Dokumen Pemakaian Batal

1 KH-9 8.887 33

2 KH-10 10.518 49

3 KH-11 16.682 11

(37)

Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 02/Kpts/OT.140/1/2007 tanggal 5 Januari 2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan dan Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang Petunjuk dan Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat KarantinaHewan.

Gambar 2 Perbandingan Permohonan Pemeriksaan Karantina Gambar 1 Perbandingan antara PPK Online dan Manual

(38)

Penggunaan dokumen karantina hewan di BBKP Soekarno Hatta tahun 2014 sejalan dengan penyelenggaraan perkarantinaan hewan sebanyak 49.458 dokumen karantina (KH 9, KH 10, KH 11 dan KH 12). Pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan hidup sebanyak 13.450 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Bahan Asal Hewan sebanyak 7.054 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Hasil Bahan Asal Hewan sebanyak 11.273 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Benda Lain sebanyak 17.681kali. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Volume media pembawa yang melalui Bandara soekarno Hatta tercatat untuk Hewan sebanyak 20.179.344 Ekor, BAH sebanyak 5.348.895 Kg, HBAH 2.576.098 Kg dan untuk Benda lain sebanyak 7.052.951 Koli/Vial. Hasil selengkapnya disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 7 Frekuensi MP HPHK BBKP SH 20141

Jenis Kegiatan

Frekuensi Media Pembawa

Hewan Bahan Asal

Hewan

Hasil Bahan

Asal Hewan Benda Lain

Ekspor 1.375 3.261 1.749 592

Impor 1.363 87 6.114 975

Domestik Keluar 7.512 2.109 3.399 16.090

Domestik Masuk 3.200 1.597 11 24

(39)

3.1.10. Operasionalisasi Bidang Karantina Hewan

3.1.10.A. HEWAN

Frekuensi MP Hewan yang melalui Bandara Soekarno Hatta pada tahun 2014 sangat tinggi, tercatat sebanyak 13.450 permohonan pemeriksaan dengan volume sebanyak 20.179.344 ekor baik Ekspor, Impor, domestik Keluar maupun domestik masuk. Pada kegiatan ekspor didominasi oleh Hewan Kesayangan dan reptil. Invertebrata dan insekta juga banyak dilalulintaskan. uraian jumlah frekuensi dan volume ekspor dapat dilihat lebih lengkap pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Tabel 8 Volume lalu lintas MP BBKP SH 2014

Jenis Kegiatan

Volume Media Pembawa

Hewan Bahan Asal Hewan

Hasil Bahan

Asal Hewan Benda Lain

Ekspor 391.346 200.151 236.857 1.578.316

Impor 1674727 1.827.458 1.984.417 2.979.269

Domestik Keluar 15.347.330 1.001.169 354.227 2.494.524

Domestik Masuk 2.765.941 2.320.117 597 842

(40)

Gambar 4 Volume lalulintas MP Hewan Ekspor BBKP SH 2014

Pada lalu lintas MP Hewan Impor juga masih banyak dilakukan kegiatan pemasukan anjing dan kucing serta unggas. Jenis unggas yang dimasukkan ke wilayah Indonesia melalui bandara soekarno hatta adalah DOC dan dan burung kesayangan/hias. Reptilia dan amphibia juga cukup banyak yang diimpor. Dua jenis hewan terakhir banyak dimasukkan sebagai hewan peliharaan. Hasil selengkapnya tentang frekuensi dan volume MP Hewan Impor seperti terlihat pada Gambar 5 dan 6.

(41)

DOC final stock yang diperiksa di BBKP Soekarno Hatta adalah jumlah paling banyak yang mengajukan permohonan pemeriksaan karantina. Hampir setengah dari 5847 permohonan pemeriksaan adalah permohonan pemeriksaan untuk DOC dengan volume total unggas yang dilalulintaskan mencapai 15.316.699 ekor. Lalulintas domestik keluar untuk anjing juga cukup tinggi, dengan kategori sebagai barang bawaan penumpang atau tentengan. Sedangkan untuk hewan amfibi dan invertebrata/serangga meskipun secara frekuensi tidak terlalu banyak tetapi volumenya cukup banyak. Hasil selengkapnya tentang frekuensi dan volume MP Hewan Domestik keluar seperti terlihat pada Gambar 7 dan 8.

Gambar 6 Volume lalulintas MP Hewan Impor BBKP SH 2014 Gambar 5 Frekuensi lalulintas MP Hewan Impor BBKP SH 2014

(42)

Pemasukan antar area untuk jenis hewan unggas merupakan jumlah yang tertinggi yang melakukan permohonan pemeriksaan karantina, sebanyak 3011 permohonan dengan jumlah 2.762.026 ekor. Variasi unggas tersebut antara lain DOC, burung, unggas liar dan ayam aduan. Frekuensi dan Volume lalulintas domestik masuk hewan dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10.

Gambar 8 Volume lalulintas MP Hewan Antar Area Keluar BBKP SH 2014 Gambar 7 Frekuensi lalulintas MP Hewan Antar Area Keluar BBKP SH 2014

(43)

3.1.10.B. BAHAN ASAL HEWAN

Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang banyak dilalulintaskan pada kelompok MP Bahan Asal Hewan dari tahun ke tahun yang melalui BBKP Soekarno Hatta. Meskipun pemerintah Tiongkok melakukan penutupan terhadap komoditi ini, tidak mengurangi permintaan dari luar negeri secara signifikan. Sebanyak 3.047 frekuensi pemeriksaan dengan total volume 107.100 Kg tercatat untuk komoditi ini pada tahun 2014. Selain sarang burung, kulit juga termasuk komoditi yang banyak diekspor melalui bandara soekarno hatta. kulit yang diekspor merupakan kulit sebagai bahan baku asesoris. Frekuensi dan volume ekspor BAH dapat dilihat pada gambar 11 dan 12.

Gambar 10 Volume lalulintas MP Hewan Antar Area Masuk BBKP SH 2014

Gambar 9 Frekuensi lalulintas MP Hewan Antar Area Masuk BBKP SH 2014

(44)

Importasi daging yang dilakukan Indonesia selain melalui pelabuhan laut, juga dilakukan melalui pelabuhan udara. Pada tahun 2014 sebanyak 607 pemeriksaan dilakukan terhadap produk daging dengan volume sebanyak 1.134.873 Kg. Daging sapi merupakan daging yang paling banyak diimpor melalui BBKP Soekarno Hatta. Selain daging, importasi telur juga tercatat melalui Bandara Soekarno Hatta. Telur yang diimpor merupakan Telur Tetas dan telur SPF. Frekuensi telur yang diimpor sebanyak 39 kali dengan volume sebanyak 31202,5 Kilogram. Hasil selengkapnya terkait importasi BAH dapat dilihat pada Gambar 13 dan 14.

Gambar 12 Volume lalulintas MP BAH Ekspor BBKP SH 2014 Gambar 11 Frekuensi lalulintas MP BAH Ekspor BBKP SH 2014

(45)

Gambar 14 Volume lalulintas MP BAH Impor BBKP SH 2014

Gambaran Frekuensi dan Volume MP BAH domestik keluar dapat dilihat pada Gambar 15 dan 16. Grafik menunjukkan bahwa BAH yang diantar areakan melalui BBKP Soekarno Hatta adalah memiliki variasi yang cukup beragam dalam frekuensi dan volume. Daging yang memiliki frekuensi Pemeriksaan yang tinggi (1.340 kali) memiliki volume 162.911 Kilogram. Hal ini berbanding terbalik dengan komoditi telur, dengan frekuensi pemeriksaan sebanyak 27 kali tetapi volumenya mencapai49.981,5 Kilogram.

(46)

Lalulintas Media Pembawa BAH domestik masuk melalui Bandara Soekarno Hatta dapat digolongkan dalam beberapa kelompok besar, yaitu daging, Sarang burung, Kulit, madu dan telur. Sarang burung walet yang masuk dari luar area mencapai 1.494 kali dengan volume 46.282,5 Kg. Sedangkan telur yang masuk juga dalam jumlah yang cukup tinggi yaitu sebanyak 141.813 Kg dengan frekuensi 84 kali. Hasil selengkapnya untuk frekuensi dan volume BAH Domestik masuk dapat dilihat pada Gambar 17 dan 18.

Gambar 16 Volume lalulintas MP BAH Antar Area Keluar BBKP SH 2014 Gambar 15 Frekuensi lalulintas MP BAH DK BBKP SH 2014

(47)

Gambar 17 Frekuensi lalulintas MP BAH Antar Area Masuk BBKP SH 2014

3.1.10.C. HASIL BAHAN ASAL HEWAN

Ekspor Hasil Bahan Asal Hewan yang diperiksa oleh petugas Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta paling tinggi adalah komoditi kulit sapi jadi (finished leathers) sebanyak 1530 kali permohonan pmeriksaan dengan volume sebanyak 174.885 Kilogram dan disusul dengan kulit kambing jadi (162 kali, 37.622,5 Kg). Sedangkan untuk HBAH yang diperuntukkan untuk bahan baku pakan atau industri sebanyak 50 kali dengan volume 24.312 Kg. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 19 dan 20.

(48)

Kulit sapi jadi (finished leathers) pada pemeriksaan di BBKP Soekarno Hatta adalah komoditi tertinggi dengan frekuensi impor sebanyak 5.444 kali dengan volume 97.342.502 Kg, dan diikuti dengan hasil olahan susu dengan frekuensi pemeriksaan sebanyak 308 kali dan volume 92.739.934 Kg. Daging olahan dan HBAH untuk pakan/industri juga merupakan komoditi yang diimpor melalui Bandara Soekarno Hatta. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 21 dan 22.

Gambar 20 Volume lalulintas MP HBAH Ekspor BBKP SH 2014 Gambar 19 Frekuensi lalulintas MP HBAH Ekspor BBKP SH 2014

(49)

Daging olahan dan Hasil olahan susu dan telur merupakan komoditas yang banyak dilalulintaskan keluar antar area. Frekuensi Daging olahan mencapai 1.705 kali dengan volume sebanyak 150.784 Kg. Sedangkan hasil olahan susu dan telur frekuensinya 1.691 kali, dengan volume 203.001. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 23 dan 24.

Gambar 22 Volume lalulintas MP HBAH Impor BBKP SH 2014 Gambar 21 Frekuensi lalulintas MP HBAH Impor BBKP SH 2014

(50)

Jumlah lalulintas domestik yang masuk melalui Bandara Soekarno Hatta tidak terlalu besar. Media pembawa yang masuk merupakan daging olahan dengan frekuensi keseluruhan sebanyak 11 kali dengan volume total 597 Kg. Uraian lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 25 dan 26.

Gambar 24 Volume lalulintas MP HBAH ANTAR AREA KELUAR BBKP SH 2014

(51)

3.1.10.D. BENDA LAIN

Vaksin merupakan komoditi MP Benda Lain yang banyak diekspor. Tercatat sebanyak 545 kali dengan volume 1.573.916 vial. Sedangkan bahan biologik dalam bentuk kemasan, botol dan vial frekuensinya mencapai 47 kali dan volumenya 4400. Bahan biologik itu antara lain berupa bahan baku obat, obat, dan desinfektan. Frekuensi dan volume selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 27 dan 28.

Gambar 26 Volume lalulintas MP HBAH DM BBKP SH 2014 Gambar 25 Frekuensi lalulintas MP HBAH DM BBKP SH 2014

(52)

Importasiuntuk MP Benda lain yang dilakukan pada umumnya berupa vaksin, bahan biologik dan bahan diagnostik. Vaksin merupakan produk impor yang paling banyak diimpor dengan volume mencapai 2.939.774 vial dengan frekuensi 815 kali. Hasil selengkapnya disajikan pada Gambar 29 dan 30.

Gambar 28 Volume lalulintas MP Benda Lain Ekspor BBKP SH 2014 Gambar 27 Frekuensi lalulintas MP Benda Lain Ekspor BBKP SH 2014

(53)

Jumlah frekuensi vaksin yang dilakukan pemeriksaan antar area keluar sebanyak 15.951 kali dengan volume 2.475.759 vial. Sedangkan MP benda lain yang juga dilalulintaskan adalah bahan biologik, bahan diagnostik dan pakan hewan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada gambar 31 dan 32.

Gambar 30 Volume lalulintas MP Benda Lain Impor BBKP SH 2014 Gambar 29 Frekuensi lalulintas MP Benda Lain Impor BBKP SH 2014

(54)

Gambar 31 Frekuensi lalulintas MP Benda Lain DK BBKP SH 2014

Domestik masuk yang dominan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah Pakan dengan frekuensi 23 kali dan volume sebanyak 841 Kg. Bahan Biologik juga tercatat masuk dalam jumlah yang kecil. Rincian MP lalulinta Benda Lain dapat dilihat pada Gambar 33 dan 34.

(55)

3.1.11. Pemantauan Daerah Sebar HPHK

Pemantauan daerah sebar HPHK dilakukan terhadap penyakit Avian Influenza pada Unggas dan HPHK Golongan II lainnya di Daerah Bandung, Subang dan Bogor.Pemantauan daerah sebar HPHK yang dilakukan ini menggunakan data sekunder dengan melakukan pengamatan status dan situasi HPHK secara tidak langsung dengan mengambil informasi dari instansi yang berwenang seperti BPPV dan Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di provinsi, kabupaten dan/atau kota. Informasi dan status HPHK yang diperoleh selanjutnya diverifikasi dan dikompilasi dalam bentuk Peta Status dan

Gambar 34 Volume lalulintas MP Benda Lain DM BBKP SH 2014 Gambar 33 Frekuensi lalulintas MP Benda Lain DM BBKP SH 2014

(56)

Situasi HPHK. Data yang diperoleh kemudian dilakukan tabulasi, verifikasi dan analisis kualitatif. Dari data yang didapat tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang Dan BPPV Subang hasil yang didapat seperti terlihat pada Tabel 9.

Data diatas didapat dengan melakukan pemeriksaan berdasarkan laporan kejadian dari warga setempat dimana semisal terjadi kasus kematian ayam mendadak warga akan melapor dan petugas akan datang dan melakukan pemeriksaan dengan Rapid Test begitupula dengan kasus penyakit lainnya.

Gambar 35 Situasi HPHK didaerah sebar Propinsi Jawa Barat Tabel 9 Situasi HPHK di Propinsi Jawa Barat

(57)

BPPV Subang melakukan pemeriksaan berdasarkan hasil surveilans yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Metode pengujian laboratorium meliputi uji PCR untuk AI, uji tanah untuk anthrax, ELISA untuk Rabies dan BVD, sedangkan Brucella dengan CFT dan RBT. Adanya metode pemeriksaan dan jumlah populasi yang diuji menyebabkan adanya perbedaan data sehingga data tersebut saling melengkapi. Menurut data dari Dinas Peternakan Provinsi Bandung dari tahun 2011-2013 untuk kasus AI cenderung sama, untuk Dinas Peternakan Bogor dari tahun 2011-2013 tidak ada kasus AI, sedangkan untuk Dinas Peternakan Kabupaten Subang terjadi peningkatan kasus AI.

Rancangan Pemantauan

Pemantauan yang dilakukan oleh Balai Besar Karantina Hewan Soekarno-Hatta diterapkan terhadap pengumpulan data-data mengenai kejadian kasus Avian Influenza di wilayah provinsi Jawa Barat dimana koordinasi mengenai data-data dilakukan dengan Dinas Peternakan terkait di wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.

Waktu dan Tempat

Kegiatan pemantauan dilaksanakan mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Pemantauan dilakukan dengan menganalisa data-data yang didapat mengenai HPHK golongan 2 kususnya kejadian kasus Avian Influenza sepanjang tahun 2011 sampai dengan 2013 di wilayah provinsi Jawa Barat, dimana data-data tersebut diambil dari Dinas Peternakan di wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang dan Dinas Provinsi Jawa Barat di Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal maka benda yang akan diuji sebaiknya di ratakan pada bagian permukaan dengan

NO NAMA LENGKAP NIP TEMPAT TANGGAL LAHIR PANGKAT/ GOLONGAN JABATAN/MAPEL KELAS NAMA MADRASAH NSM ALAMAT TELP.. MAJELIS TAKLIM NO.02 GLEDUG

Peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan- kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya (Effendi 2007). Indikator pertama

Kota Batam yang semula kota administratif dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2000 tentang

Sesuai dengan tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan

Jadi, dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat pembelajaran yang digunakan sebagai perantara oleh pendidik/fasilitator

 Tujuan Evaluasi dan Aksi Pemberdayaan Komunitas Pada dasarnya tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan telah

Tindakan Karantina, Pengawasan dan Pengendalian yang efektif dan efisien dengan indikator yaitu Persentase tindak lanjut terhadap temuan OPTK dan HPHK pada