• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2012"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI

KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN

1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang relevan kepada stakeholder, mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan di Dinas Perindagkop Kab. Bantul selama satu periode pelaporan. Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan ini juga merupakan wujud pelaksanaan kewajiban dalam melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada satu periode pelaporan dalam rangka :

 Akuntabilitas pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik;

 Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Perindagkop Kab. Bantul selama satu periode pelaporan, sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh asset, kewajiban dan ekuitas dana yang dikelola Dinas Perindagkop Kab. Bantul untuk kepentingan masyarakat;

 Transparansi dalam memberikan informasi keuangan kepada seluruh masyarakat, berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya dan ketaatan pada perundang-undangan.

Adapun tujuan penyusunan Laporan Keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul tahun 2012 adalah :

 Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumberdaya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;

 Menyediakan informasi mengenai jumlah sumberdaya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan Dinas Perindagkop Kab. Bantul sebagai entitas akuntansi serta hasil hasil yang telah dicapai;

(2)

 Menyediakan informasi mengenai bagaimana Dinas Perindagkop Kab. Bantul sebagai entitas akuntansi mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

 Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul, apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Pelaporan Keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan Pemerintah, yaitu :

a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, khususnya bagian yang mengatur Keuangan Negara;

b. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

d. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;

e. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

f. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;

h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

j. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

k. Perda No. 19 Tahun 2011 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kab. Bantul Tahun Anggaran 2012.

l. Peraturan Bupati Bantul No. 73 Tahun 2011 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2012.

m. Peraturan Bupati Bantul Nomor 75 tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2012.

Sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006, yang dibagi kedalam 7 ( tujuh ) Bab sebagai berikut :

(3)

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hukum penyusunan laporan keuangan, dan sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan.

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD Bab ini memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul, kebijakan keuangan yang dilakukan oleh Dinas Perindagkop Kab. Bantul, realisasi keuangan dibandingkan periode sebelumnya, dan penjelasan mengenai pencapaian target kinerja Dinas Perindagkop Kab. Bantul.

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

Bab ini memuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja Dinas Perindagkop Kab. Bantul, berupa gambaran realisasi pencapaian efektivitas dan efisiensi program dan kegiatan serta kendala dan hambatan dalam pencapaian kinerja tersebut.

Bab IV Kebijakan Akuntansi

Bab ini memuat informasi mengenai entitas akuntansi pelaporan keuangan daerah, informasi mengenai basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul, dan informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan atas pos pos laporan keuangan Dinas Perindagkop sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

Bab V Penjelasan Pos Pos Laporan Keuangan

Bab ini memuat rincian dan penjelasan masing-masing pos pos laporan keuangan pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul.

Bab VI Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan

Bab ini berisi informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan.

Bab VII Penutup

Bab ini memuat uraian penutup yang dapat berupa simpulan simpulan penting tentang laporan keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul.

(4)

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

1. Ekonomi Makro

Ekonomi Makro merupakan studi tentang ekonomi secara keseluruhan, Ekonomi Makro menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga, perusahaan dan pasar, ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga dan tenaga kerja.

Dalam penyusunan anggaran harus memperhatikan perkembangan ekonomi makro dan diselaraskan dengan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai Program dan Kegiatan melalui APBD Kab. Bantul, dengan perjalanan waktu diperlukan adanya perubahan anggaran yang disesuaikan dengan perkembangan ekonomi makro yang ada dan Perwujudan Kebijakan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Program dan Kegiatannya yang berpihak kepada rakyat.

2. Kebijakan Keuangan

Kebijakan keuangan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul pada tahun 2012 juga dilaksanakan oleh Dinas Perindagkop Kab. Bantul sebagai entitas akuntansi, meliputi hal-hal sebagai berikut :

 Pengelolaan Keuangan Daerah mengacu pada azas umum pengelolaan keuangan yaitu tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan dan kepatutan;

 Jumlah yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja;

 Semua transaksi keuangan daerah baik penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah dilaksanakan melalui Kas Daerah.

3. Pencapaian Target Kinerja APBD

Dinas Perindagkop Kab. Bantul sebagai fungsi Pelayanan Umum Pemerintahan berusaha agar dapat mewujudkan target kinerja sebagai berikut :

a. Semakin terwujudnya ketepatan, kecepatan, efektivitas, dan transparasi dalam pelayanan masyarakat;

b. Semakin terwujudnya birokrasi yang mengarah kepada good govermance dan

clean goverment;

c. Semakin terwujudnya birokrasi yag professional, efektif, efisien dengan budaya kerja yang mengutamakan pelayanan pada masyarakat;

(5)

d. Meningkatkan tolok ukur kinerja dengan berorientasi bukan hanya output kegiatan tetapi sampai pada manfaat dan dampak;

e. Meningkatnya fungsi regulasi, fasilitasi, pelayanan, pengendalian dan pengawasan.

(6)

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

Pencapaian target kinerja keuangan pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul Tahun Anggaran 2012 dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pendapatan

Pendapatan Jasa Pengeringan Gabah dari target Rp. 3.200.000,- terealisir Rp. 3.157.950,- ( 98,69 %).

.

b. Belanja Langsung

Secara garis besar komposisi anggaran belanja di Dinas Perindagkop Kab. Bantul dalam APBD Kab. Bantul tahun 2012 terbagi menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja tidak langsung Rp.2.779.164.702, realisasi Rp.2.720.728.954,-. Sedangkan untuk Belanja Langsung dari anggaran Rp. 4.677.184.800.,- terealisir Rp.4.506.445.528 .(96,35 %), sisa anggaran Rp.170,739,272

b. Pembiayaan

Dinas Perindagkop Kab. Bantul mengelola dana investasi non permanen, dengan rincian sebagai berikut :

Dana bergulir Pasar Seni Gabusan : Rp.602.153.140,-

(7)

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

1. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pemerintah Kab. Bantul merupakan Entitas Pelaporan yang wajib menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban yang berupa Laporan Keuangan, sedangkan Dinas Perindagkop sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul merupakan Entitas Akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan untuk digabungkan pada Entitas Pelaporan.

2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Basis Akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca.

3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Basis pengukuran atas penyusunan pos-pos laporan keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul adalah sebagai berikut :

a. Kas dan Setara Kas

Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran yang masih harus dipertanggunjawabkan kepada Bendahara Umum Daerah. Kas dicatat sebesar nilai nominal dan dinyatakan dalam nilai rupiah. Jika ada kas dalam valuta asing maka harus dikonversi berdasar nilai kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun kas dalam valuta asing dikonversi ke dalam rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca.

b. Persediaan

Persediaan adalah asset dalam bentuk barang atau perlengkapan ( supplies ) yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan / atau diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat dalam waktu 6 ( enam bulan ) bulan dari tanggal pelaporan.

Persediaan dicatat pada akhir tahun periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan ( physical inventory taking ). Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara :

(8)

c. Asset Tetap

Asset Tetap adalah asset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 6 ( enam ) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Asset Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan asset lainnya dan dari sitaan atau rampasan.

Klasifikasi asset tetap yang digunakan adalah :

 Tanah

 Peralatan dan mesin

 Gedung dan bangunan

 Jalan, Irigasi dan Jaringan

 Asset tetap lainnya

Asset Tetap diakui pada saat diterima dan kepemilikan berpindah serta dinyatakan dalam neraca dengan harga perolehan. Apabila asset tetap dengan menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai asset tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan.

Bila harga / biaya perolehan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah asset tersebut ditetapkan berdasarkan nilai tukar ( kurs tengah BI ) pada saat perolehan.

d. Ekuitas Dana

Ekuitas dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara asset dengan kewajiban Pemerintah yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan.

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nilai asset lancar dengan jumlah nilai Kewajiban Jangka Pendek.

Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah nilai Investasi Permanen, Asset Tetap, Asset Lainnya ( tidak termasuk dana cadangan ) dengan jumlah nilai Kewajiban Jangka Panjang.

Ekuitas Dana Cadangan merupakan akumulasi dana yang disisihkan dalam dana cadangan pada asset lainnya guna membiayai kegiatan yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran atau utuk membiayai kegiatan dengan tujuan tertentu.

e. Belanja

Belanja Daerah adalah semua pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah.

Basis pengakuan biaya adalah basis kas yaitu diakui pada saat terjadi pengeluaran dan diukur sebesar kas yang dikeluarkan.

(9)

4. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

Penerapan kebijakan akuntansi yang belum mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan terutama menyangkut penilaian asset tetap yang belum sepenuhnya berdasarkan biaya perolehan atau nilai wajar pada saat perolehan serta belum dilakukannya penyusutan terhadap asset tetap.

(10)

BAB V

PENJELASAN POS POS LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan PP 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pasal 100, Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) Pemerintah Daerah terdiri dari: (a) Laporan Realisasi APBD, (b) Neraca Daerah; dan (c) Catatan atas Laporan Keuangan.

Laporan Realisasi APBD merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumberdaya ekonomi yang dikelola oleh Dinas Perindagkop Kab. Bantul yang memuat perbandingan antara realisasi pelaksanaan APBD dengan rencana yang tertuang dalam APBD. Dalam hal ini menghitung selisih antara realisasi pendapatan dengan anggaran pendapatan, realisasi pengeluaran dengan anggaran pengeluaran, serta menghitung selisih antara realisasi penerimaan daerah dan realisasi pengeluaran daerah pada pos pembiayaan.

Struktur APBD tahun anggaran 2011 pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul meliputi komponen Pendapatan dan Belanja dan tidak melakukan Pembiayaan. Seluruh Pendapatan disetor ke Kas Daerah sedang alokasi Belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Tidak Langsung.

Belanja di Dinas Perindagkop Kab. Bantul dalam APBD Kab. Bantul tahun 2012 terbagi menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja tidak langsung Rp.2.779.164.702, realisasi Rp.2.720.728.954,-. Sedangkan untuk Belanja Langsung dari anggaran Rp. 4.677.184.800.,- terealisir Rp.4.506.445.528 .(96,34 %).

Selanjutnya guna memperoleh gambaran secara umum mengenai penjelasan Laporan Realisasi APBD pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul Tahun Anggaran 2012 dapat disampaikan sebagai berikut :

1. PERINCIAN DAN PENJELASAN POS POS REALISASI APBD

Dari Rencana Belanja Daerah pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul yang tertuang dalam perubahan APBD tahun anggaran 2012 sebesar Rp.4.677.184.800,- terealisir Rp. 4.506.445.528.,- atau 96,34 %. Adapun perincian dari realisasi Belanja Daerah pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul adalah sebagai berikut :

(11)

2. PERINCIAN DAN PENJELASAN POS POS NERACA a. Asset

31 Des. 2012 31 Des 2011

 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. - Rp. --

 Persediaan Rp. 2.766.700,- Rp. 19.901.350,- Jumlah tersebut adalah persediaan barang pakai habis ( Alat Tulis Kantor ) , Bahan Pembersih, Barang cetak dan alat penyimpan ( Karung ) yang masih tersisa per tanggal 31 Desember 2012.

 Aset Tetap Rp. 5.153.114.700,- Rp. 3.690.234.350,- Jumlah tersebut merupakan nilai Aset Tetap per 31 Desember 2012 dengan rincian sebagai berikut :

- Nilai Aset Tetap per 1 Januari 2012 Rp. 3.690.234.350,- - Penambahan 12 Bulan tahun 2012 Rp. 1.462.880.350,- - Pengurangan dalam tahun 2012 Rp. –

_________________ Jumlah Rp. 5.153.114.700,-

b. Kewajiban

Dinas Perindagkop tidak memiliki kewajiban kepada Pemerintah maupun pihak ketiga.

c. Ekuitas Dana

 Ekuitas Dana Lancar Rp. ( 7.221.249.832 ) Jumlah tersebut merupakan selisih antara jumlah nilai asset lancar dengan jumlah nilai Kewajiban Jangka Pendek dengan perhitungan sebagai berikut : - SILPA Rp. ( 7.224.016.532 )

- Cadangan Persediaan Rp. 2.766.700,- - Uang Muka di Kas Daerah Rp. ,-

______________ Jumlah Rp. ( 7.221.249.832 )

(12)

 Jml Kewajiban & Ekuitas Dana Rp. 5.155.881.400,- Rp. 3.710.135.700,- Jumlah tersebut merupakan selisih antara nilai investasi permanent, asset tetap dan asset lainnya ( tidak termasuk dana cadangan ) dengan jumlah nilai Kewajiban Jangka Panjang dengan perhitungan sebagai berikut :

- Aktiva Lancar Rp. 2.766.700,- - Diinvetasikan dalam Asset Tetap Rp. 5.153.114.700,-

__________________ Jumlah Rp 5.155.881.400,-

(13)

BAB VI

PENJELASAN ATAS INFORMASI INFORMASI NON KEUANGAN

Pendapatan untuk Tahun 2012 sebesar Rp. 3.157.950,-. adalah pengajuan permohonan perijinan yang masuk tahun 2011 dan baru diambil dan diurus pada tahun 2012 sebesar Rp. 60.000,- dan pendapatan dari menyewakan mesin pengering gabah sebesar Rp. 3.097.950,-.

Bantuan Hibah dari dana APBD Tahun 2012 terdiri dari:

a. Bantuan untuk Koperasi ( 34 Koperasi ) Rp. 250.000.000,- b. Bantuan Modal Kerja UKM ( 70 UKM ) Rp. 200.000.000,- b. Bantuan Dekranas Rp. 50.000.000,- c. Bantuan Dekopinda Rp. 100.000.000,-

Dana dari APBD I diterima melalui Bidang Perdagangan berupa dana hibah peralatan untuk 40 PKL @ Rp. 2.500.000,- jumlah Rp. 100.000.000,-

Dana dari Dekonsentrasi sebesar Rp. 203.635.000,- sedangkan realisasi sebesar Rp. 202.035.000,-

Dana dari APBN ( Bansos ) yang diterima Bidang Koperasi sebesar Rp. 605.500.000,- untuk 6 Koperasi, terdiri dari :

1. KSU Kopwis Mina Bahari 45 sebesar Rp. 300.000.000,- utk penataan PKL. 2. KUB Kasongan sebesar Rp. 100.000.000,- Dana Bantuan OVOP.

3. Kopontren Lintang Songo sebesar Rp. 50.000.000,- Pengembangan Koperasi Perkotaan dan Pedesaan.

4. Kopwan Usaha Jaya sebesar Rp. 50.000.000,- Pengembangan Koperasi Perkotaan dan Pedesaan

5. KSU Aman Sejahtera sebesar Rp. 50.000.000,- Pengembangan Koperasi Perkotaan dan Pedesaan

6. KUD Tani Rukun sebesar Rp. 55.500.000,- untuk bantuan Demplot Kedelai.

Aset yang masih dalam proses hibah dan masih dimiliki oleh Pusat terdiri dari : 1. Kementrian Perdagangan Tahun perolehan 2009, terdiri dari :

a. Gudang SRG Niten Rp. 2.992.733.910,- b. Pasar Pijenan, Pandak Rp. 2.999.595.000,- c. Pasar Jejeran, Pleret Rp. 2.994.370.024,- 2. Kementrian Koperasi dan UKM Tahun Perolehan 2010 :

(14)

3. Kementrian Perindustrian :

Bangunan Pabrik Briket dan peralatannya senilai Rp. 1.051.345.700,-

Prestasi yang diperoleh selama Tahun 2012, antara lain :

1. Edi Gunarto ( Briket Kulit Kacang ) penghargaan Upakarti Bidang Pengabdian.

2. CV. Yani’s Gallery Penghargaan Bidang Primaniyarta Tk. Nasional.

3. Hj. Sri Suryowidati Penghargaan Satya Lencana Pembangunan di Bidang Koperasi.

4. KSU BMT Artha Amanah Penghargaan Juara I Tk. Propinsi Kop. Simpan Pinjam.

5. KPRI KGKD Penghargaan Juara I Tk. Propinsi Kop. Konsumen.

6. Kopkar Sejahtera ( PT. Samitex ) Penghargaan Juara I Tk. Propinsi Kop. Produksen.

(15)

BAB VII PENUTUP

Dari penjelasan pos-pos Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN a. Pendapatan

Target penerimaan Retribusi sebesar Rp. 3.200.000,-, sedang realisasinya sebesar Rp.3.157.950,- merupakan sisa retribusi Tahun 2011 yang baru diambil oleh pengusaha pencari perijinan Tahun 2012 dan pendapatan dari menyewakan alat pengering gabah sebesar Rp. 3.097.950,-

b. Realisasi Belanja

Dari Anggaran Belanja Daerah Dinas Perindagkop Kab. Bantul yang tertuang dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp.4.677.184.800,- terealisir Rp. 4.506.445.528,- atau 96,34 %.

2. NERACA a. Asset

Asset terdiri dari asset lancar, investasi jangka panjang, asset tetap, dan asset lainnya. Apabila dibandingkan dengan tahun anggaran 2011, total asset pada tahun anggaran 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.462.880.350,- Hal ini dikarenakan ada penambahan bangunan gedung, peralatan dan mesin.

b. Ekuitas

Ekuitas Dana Lancar pada TA 2012 adalah sebesar Rp 2.766.700,- yang merupakan selisih dari asset lancar dikurangi kewajiban jangka pendek. Sedangkan untuk ekuitas dana investasi sebesar Rp. 5.153.114.700,-.

Demikian Laporan Keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul Tahun Anggaran 2012 sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul dan dijadikan sebagai laporan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bantul.

Bantul, 10 Januari 2013 Kepala Dinas Perindagkop

Kabupaten Bantul

Drs. Sulistiyanto, M Pd.

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam beberapa pembahasan, periodesasi ini tidak secara tegas memisahkan antar zaman, melainkan terintegrasi dengan temuan data secara keseluruhan yang tercermin

Tabel 2.2.1 di atas, menunjukkan bahwa dekonsentrasi adalah bagian dari desentralisasi administrasi, yaitu pembagian kewenangan dalam pengambilan keputusan diantara

Dalam penggunaan Teknologi Informasi, para pengguna lulusan (stakeholder) menilai bahwa 37,54% lulusan UMMI sudah sangat baik dalam menggunakan teknologi infomasi, 33,09%

Hasil analisis uji respon penonton ini menunjukan bahwa setelah menonton film documenter PTI : Rumahku (Sebuah Catatan, Sebuah Kisah), penonton bisa mengetahui

Tahap pengukuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c merupakan proses menghasilkan nilai capaian Kinerja Anggaran masing-masing variabel aspek implementasi

Kriteria Penilaian: Jml wujud yg diidentifikasi 4; 5; 6; 5 Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan yang ditemui di lingkungan lahan basah Permasalahan desain di

Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan

Program Perlindungan Konsumen dan dan Pengamanan Perdagangan ini dilaksanakan dalam upaya untuk melindungi konsumen dan ketersediaan kebutuhan pokok barang strategis pada