• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2020

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI

DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN

DAN NYAMAN

Laitifah Nur Arnita 1, Ari Pebru Nurlaily 2

1Mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2Dosen Keperawaran Universitas Kusuma Husada Surakarta

Email : latifaharnita74@gmail.com

Abstrak

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah mengalami peningkatan dari tekanan darah normal 120/80 mmHg menjadi 140/90 mmHg atau bahkan bisa lebih. Masalah yang biasa muncul pada penderita hipertensi yaitu nyeri kepala, akibat dari venomena vascular abnormal. Nyeri kepala dapat mengganggu kebutuhan rasa aman dan nyaman seseorang. Salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri kepala yaitu dengan memberikan teknik relaksasi nafas dalam. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan hipertensi dengan nyeri kepala di ruang IGD RSUD Ungaran. Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis yang dilakukan tindakan keperawatan terapi relaksasi nafas dalam selama 15x melakukan tindakan dan beristirahat setelah 5x melakukan didapatkan hasil terjadi penurunan skala nyeri dari skala 4 (nyeri sedang) menjadi skala 3(nyeri ringan). Rekomendasi tindakan terapi relaksasi nafas dalam efektif dilakukan pada pasien hipertensi dengan nyeri akut.

(2)

NURSING STUDY PROGRAM OF DIPLOMA 3 PROGRAM

FACULTY OF HEALTH SCIENCES

UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA

NURSING CARE ON HYPERTENSION PATIENTS IN FULFILLMENT OF SAFE AND COMFORTABLE NEEDS

Laitifah Nur Arnita 1, Ari Pebru Nurlaily 2

1Student of Diploma 3 Nursing Study Program, University of Kusuma Husada

Surakarta

2Lecturer of Diploma 3 Nursing Study Program, University of Kusuma Husada

Surakarta

Email: latifaharnita74@gmail.com

Abstract

Hypertension is a condition in which blood pressure has increased from a normal blood pressure of 120/80 mmHg to 140/90 mmHg or more. The problem in people with hypertension is a headache due to abnormal vascular phenomena. Headaches can interfere with a person's need for security and comfort. An action to treat headaches is a deep breathing relaxation technique. The purpose of this case study is to determine the description of nursing care in hypertensive patients in fulfilling the need for security and comfort. This type of research is descriptive with a case study approach. The subject was a patient with hypertension with headache in the emergency room at

(3)

Ungaran Hospital. The result of nursing care studies in hypertension patients in fulfillment of safe and comfortable needs with acute pain nursing problems are related to physiological injury agents that are carried out by nursing actions of deep breathing relaxation therapy for 15 times and resting after 5 times actions obtained a pain scale reduced from 4 (moderate) to 3 (mild pain). Recommendation: deep breathing relaxation therapy is effective in hypertensive patients with acute pain.

Keywords: Deep Breathing Relaxation Therapy, Acute Pain, Hypertension.

(4)

PENDAHULUAN

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan atau kondisi tekanan darah menglami peningkatan pada orang dewasa. Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah 120/80 mmHg dikatakan seseorang mengalami hipertensi atau darah tinggi ketika tekanan darah mengalami peningkatan mencapai 140/90 mmHg atau bahkan bisa lebih. (Brunner & Suddarth, 2013). Penyebab hipertensi diklasifikasikan menjadi dua yaitu, hipertensi primer atau yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit jantung, renovaskuler dan gagal ginjal (Joyce & Jane). Namun disisi lain hipertensi juga dapat disebabkan oleh pola perilaku hidup atau gaya hidup masyarakat seperti merokok, sering mengkonsumsi alkohol, stress, dan kurang olah raga atau bahkan tidak pernah berolahraga. gejala yang sering kali terjadi yaitu nyeri kepala, merasa pusing, rasa berat pada tengkuk, sulit untuk tidur, lemah dan lelah. Masalah yang biasa muncul pada penderita Hipertensi adalah nyeri kepala. Nyeri kepala ini dikategorikan sebagai jenis nyeri kepala migren karena akibat dari venomena vascular

abnormal. Manajemen nyeri yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi dua yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian obat untuk mengatasi nyeri yang dirasakan namun sebenarnya banyak pula aktivitas terapi non farmakologi yang cukup ampuh dalam mengatasi nyeri. Penatalaksanaan terapi non farmakologi dengan modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi, antara lain dengan memperhatian berat badan yang ideal, batasi mengonsumsi alkohol, kurangi asupan nutrisi, menghindari merokok, makan makanan yang banyak mengandung kalium dan kalsium yang cukup dari diet, penurunan stress, terapi masese, dan teknik relaksasi. Terapi relaksasi terdiri dari Terapi Relaksasi Otot Progresif (Progressive Muscle Relaxion), Pernafasan (Diaphragmatik

Breathing),Meditasi, (Attention-Focussing Exercise), Dan Relaksasi Perilaku (Behavioral Relaxation Training) (Miltenberger,2004; Sumiati ,2018). Menurut Nurma (2017) Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan yang dapat dilakukan perawat untuk mengajarkan bagaimana cara

(5)

melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal), dan bagaimana cara menghembuskan nafas secara berlahan, selain dapat digunakan untuk menurunkan nyeri teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurtanti dan Desy, 2017 bahwa pemberian terapi relaksasi nafas dalam diberikan selama 2 hari dengan waktu 15 menit dan hasil yang di dapat yaitu penurunan skala nyeri dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan. Pemberian terapi relaksasi nafas dalam mempunyai pengaruh untuk mengurangi nyeri kepala pada pasien hipertensi.

METODE

Studi kasus ini dilakukan untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman. Subyek studi kasus ini yaitu satu pasien yang mengalami hipertensi di ruang IGD RSUD Ungaran. Fokus studi kasus yaitu gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman : nyeri dengan pemberian terapi relaksasi nafas dalam untuk mengatasi nyeri pada pasien hipertensi. Studi kasus ini akan dilakukan di ruang IGD RSUD

Ungaran. pada 18 februari – 2 maret 2020. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi.

HASIL Skala Nyeri

Sebelum Tindakan Setelah Tindakan

Skala 4 (Nyeri

Sedang)

Skala 3 (Nyeri Ringan)

Tabel 1 : Hasil skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan tindakan relaksasi nafas dalam

Dalam tabel tersebut dijelaskan bahwa pasien mengalami penurunan skala nyeri setelah dilakukan tindakan nonfarmakologi yaitu dengan pemberian terapi relaksasi nafas dalam. Sebelum dilakukan tindakan pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan yaitu skala 4 (skala sedang) dan setelah dilakukan tindakan skala nyeri pasien menurun menjadi skala 3 (skala ringan).

PEMBAHASAN

Berdasarkan tahapan proses keperawatan, maka langkah pertama yang harus dilakukan pada pasien adalah pengkajian.Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya, (Harmoko, 2012).

(6)

Hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan keluhan utama pasien mengeluh nyeri. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan penulis didapatkan data subyektif dan obyektif. Data subjektif pasien mengatakan nyeri kepala dan pusing dengan pengkajian nyeri P : pasien mengatakan nyeri kepala karena tekanan darah meningkat, Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk, R : nyeri pada bagian tengkuk/ kepala belakang, S : skala nyeri 4 (nyeri sedang), T : nyeri yang dirasakan hilang timbul. Dari data objektif didapatkan hasil klien meringis kesakitan, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 99x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu 36,7℃. ℃.

Setelah pengkajian maka langkah selanjutnya adalah merumusakan diagnosa keperawatan. Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh pada pengkajian maka dirumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis karena pada data subjektif pasien mengatakan mengeluh nyeri dengan pengkajian nyeri P : pasien mengatakan nyeri kepala karena tekanan darah meningkat, Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk, R : nyeri pada bagian tengkuk/ kepala belakang, S : skala nyeri 4 (nyeri sedang), T : nyeri yang dirasakan hilang timbul. Dari data objektif didapatkan hasil klien meringis kesakitan, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi

99x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu 36,7℃. ℃.Nyeri akut merupakan diagnosa pertama karena pada teori hierarki maslow kebutuhan aman dan nyaman merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia.

Rencana keperawatan adalah kumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan / masalah keperawatan yang telah diidentifikasi, (Mubarak, 2011). Intervensi yang diberikan pada pasien hipertensi dalam mengurangi nyeri kepala adalah pemberian teknik relaksasi nafas dalam. Berdasarkan jurnal fernalia dkk (2019) “pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap skala nyeri kepala pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas sawah lebar kota bengkulu” membuktikan bahwa terapi relaksasi non farmakologi (relaksasi nafas dalam) dapat mengurangi intensitas nyeri kepala pada pasien hipertensi melalui mekanisme merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme, merangsang tubuh untuk melepaskan opoid endogen yaitu endorphin dan enkefalin, melibatkan sistem otot dan respirasi serta tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja dan sewaktu-waktu.

Implementasi yang dilakukan pada pasien hipertensi dengan masalah keperawatan nyeri adalah :

(7)

mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan mengidentifikasi skala nyeri dengan respon klien Subjektif: klien mengatakan nyeri dibuktikan dengan pengkajian nyeri P : pasien mengatakan nyeri kepala karena tekanan darah meningkat, Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk, R : nyeri pada bagian tengkuk/ kepala belakang, S : skala nyeri 4 (nyeri sedang), T : nyeri yang dirasakan hilang timbul. Objektif: klien tampak meringis kesakitan. Implementasi yang kedua untuk mengatasi masalah nyeri

adalah memberikan teknik

nonfarmakologis ( Relaksasi Nafas Dalam) didapatkan respon pasien data subjektif pasien mengatakan bersedia dilakukan tindakan pemberian terapi relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri, Objektif pasien tampak tenang dan kooperatif saat dilakukan tindakan pemberian terapi relaksasi nafas dalam.

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif (Suprajitno, 2016). Evaluasi yang diperoleh pada Ny. I yaitu data Subjektif pasien mengatakan nyeri berkurang dari skala 4 (nyeri sedang) menjadi skala 3 (nyeri ringan), Objektif: klien tampak meringis kesakitan, Assesment: Masalah

belum teratasi, Plan: Lanjutkan itervensi (pemberian terapi relaksasi nafas dalam). Setelah dilakukan tindakan sesuai dengan jurnal fernalia dkk (2019) “ pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap skala nyeri kepala pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas sawah lebar kota bengkulu” membuktikan bahwa terapi tersebut dapat menurunkan intensitas nyeri kepala pada pasien hipertensi.

KESIMPULAN

Terdapat satu pasien dengan diagnosa medis hipertensi pasien dibawa ke IGD RSUD Ungaran dengan keluhan nyeri kepala/pusing, pasien terlihat meringis menahan sakit, tanda-tanda vital TD : 150/90 mmHg, N : 99x/menit, S : 36,7°C, RR : 20x/menit, SPO2: 98%,

kesadaran composmentis/ sadar penuh. Dari data tersebut dapat diambil diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dengan rencana keperawatan identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitasi nyeri, identifikasi skala nyeri, berikan teknik non farmakologi dengan relaksasi nafas dalam, jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri, jelaskan strategi meredakan nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, kolaborasi pemberian analgesik. Tindakan yang dilakukan pada pasien yaitu

(8)

pengkajian nyeri dengan PQRST, ajarkan teknik nonfarmakologi relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri dan kolaborasi pemberian analgesik. Dari tindakan tersebut dapat diambil kesimpulan skala nyeri pasien turun dari skala 4 (skala sedang) menjadi skala 3 (skala ringan).

SARAN

1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Diharapakan rumah sakit khususnya RSUD Ungaran dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan maupun dengan pasien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan pasien.

2. Bagi Perawat

Baiknya para perawat memiliki tanggung jawab dan keterampilan yang baik dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien, keluarga. Perawat dan tim kesehatan lain mampu membantu dalam kesembuhan klien serta memenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lenih berkualitas dengan mengumpulkan aplikasi riset dalam setiap

tindakan yang dilakukan sehingga mampu menghasilkan perawat yang profesional, trampil, inovatif dan bermutu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, berdasarkan ilmu dan kode etik keperawatan.

4. Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien secara optimal dan dihaeapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya pada klien dengan hipertensi dalam pemberian teknik relaksasi nafas dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo, 2013. Konsep Dan

Proses Keperawatan Nyeri.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Ardiannsyah, Muhammad. 2012. Medical

Bedah Untuk Mahasiswa.

Jogjakarta : Diva Press.

Arpiani, Reny Yuli, 2015. Buku Ajar

Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kerdiovaskular .

Jakarta : EGC.

Asikin, M Dkk, 2016. Keperawatan

(9)

Kardiovaskular. Jakarta : Erlangga.

Atoilah, Elang Mohamad Dan Engkus Kusnadi, 2013. Askep Pada

Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia :

In Media.

Hasdianah & sentot, 2014. Patologi Dan

Patofisiologi Penyakit.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Hasyim musruroh, 2019. Buku Panduan

Etika Keperawatan.

Temanggung : Desa Pustaka Indonesia.

Imron, Moch. 2014. Metodologi Peneliatian Bidang Kesehatan.

Jakarta: Sagung Seto.

Kowalski, Robert. E, 2010. Terapi Hipertensi: Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Dan Mengurangi Risiko Serangan Jantung Dan Stroke Secara Alami. Bandung : Qanita. PPNI 2016. Standar Diagnosa

Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta :

DPP PPNI.

PPNI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.

Jakarta : DPP PPNI.

PPNI 2018. Standar Luaran Keperawatan

Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

Rohmah nikmatur & saiful walid, 2014.

Proses Keperawatan Teori & Aplikasi. Jogjakarta :

Ar-Ruzz Media.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi

Penelitian Keperawatan.

Yogyakarta : Gava Media.

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yulianti, Devi Dan Amelia Kimin. 2018.

Keperawatan Medical-Bedah Brunner& Suddarth. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun tidak menggunakan seluruh informasi yang terkandung dalam data, JST BackPropagation Momentum Adaptive Learning Rate yang digabung dengan feature selection,

Maksud dari kegiatan pameran seni rupa dengan tema “MELALUI SENI BERSAMA MELANGKAH MENGGAPAI MIMPI” adalah dengan adanya seni kita akan berpikir secara

berbicara pada saat memerankan drama sehingga nilai rata-rata siswa dan hasil ketuntasan siswa di siklus I masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum

Total biaya persediaan bahan baku di UKM WIRA BAG’S PRODUCTION dihitung dengan mengetahui total kebutuhan bahan baku, pembelian rata-rata bahan baku, biaya pemesanan dalam

Para Tenaga Ahli yang telah diberi komitmen dan kepercayaan oleh Institusi dengan Kompetensi yang dimiliki dan sentuhan pribadi (Soft Skill) akan membawa organisasi

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian di Universitas Swasta yang berada di Jakarta Barat yaitu Universitas Mercu Buana dan Universitas Esa unggul,

Implementasi sistem didasarkan karena adanya kebutuhan dari full-stack developer untuk mempermudah jalannya suatu web dengan database yang sudah ter

kadar feritin dan kadar prohepsidin yang merupakan prekursor bagi hormon hepsidin dikumpulkan dengan cara pengambilan contoh darah dari responden sebanyak 2,5 ml melalui