RISET HARIAN RISET HARIANRISET HARIAN RISET HARIAN
RISET HARIAN Senin, 02 Mei 2011Senin, 02 Mei 2011Senin, 02 Mei 2011Senin, 02 Mei 2011Senin, 02 Mei 2011 HIGHLIGHT
HIGHLIGHTHIGHLIGHT HIGHLIGHT HIGHLIGHT
MARKET PREVIEW MARKET PREVIEWMARKET PREVIEW MARKET PREVIEW MARKET PREVIEW BEI STATISTIC BEI STATISTIC BEI STATISTIC BEI STATISTIC BEI STATISTIC
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET COMMODITIES COMMODITIES COMMODITIES COMMODITIES COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET GRAFIK IHSG
GRAFIK IHSGGRAFIK IHSG GRAFIK IHSG GRAFIK IHSG
IHSG pada perdagangan akhir April lalu berhasil ditutup di level tertinggi baru yakni di 3819,618 atau menguat 0,5% selama sepekan dan 3,83% sepanjang April. Namun penguatan IHSG tersebut belum didukung dengan peningkatan volume dan nilai transaksi. April lalu rata-rata nilai transaksi harian di Pasar Reguler mencapai Rp.3,66 triliun turun bila dibandingkan rata-rata harian Maret yang mencapai Rp.3,84 triliun. Penguatan IHSG tersebut seiring dengan kondusifnya perkembangan
market global pasca keputusan The Fed yang
membiarkan level bunganya tetap rendah dan respon terhadap pertumbuhan laba emiten sektoral kuartal pertama tahun ini. Dari sisi arus dana, penguatan tersebut juga seiring dengan semakin meningkatnya arus dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia. Sepanjang April lalu asing tercatat melakukan pembelian bersih hingga Rp.17,51 triliun. Padahal Maret asing masih mencatatkan nilai penjualan bersih Rp.2,25 triliun. Posisi rupiah terhadap dolar juga menunjukkan tren penguatan. April lalu rupiah rata-rata menguat 1,55% dari Rp.8709 menjadi Rp.8574/US dolar akhir April. Sepanjang tahun ini rupiah telah menguat 4,5%. Prospek ekonomi Indonesia dengan target pertumbuhan 6,5% tahun ini dan turunnya premi resiko investasi di Indonesia menyusul dinaikkan peringkat utang oleh S&P menjadi ‘BB+’ membuat pasar Indonesia semakin menarik di mata investor asing. Namun di pasar saham penguatan IHSG tersebut masih dibayangi dengan kekhawatiran akan tingginya harga minyak yang sudah mencapai USD113/barrel. Memasuki perdagangan awal Mei ini penguatan harga saham sektoral diperkirakan akan terbatas mengingat kinerja emiten kuartal pertama sudah diantisipasi pelaku pasar. Secara technical harga saham juga berada pada area overbought sehingga rawan terkoreksi. IHSG akan bergerak pada rentang konsolidasi sekitar 30 poin dengan level resistens ada di 3845 dan
support di 3786. Disarankan melakukan sell on streght
atas beberapa counter yang harga sahamnya sudah relatif tinggi, seperti perbankan, consumer goods, telekomunikasi dan semen. Pembelian bisa pada saham sektor tambang logam yang dan beberapa saham batubara yang harganya masih tertinggal.
IHSG 3786-3845
* 28 April 2011 - AALI bagi deviden Rp. 640 per saham.
- Laba WIKA Q1 2011 naik 45%. - Laba BMRI Q1 2011 naik 88%.
BERITA TERKINI BERITA TERKINI BERITA TERKINI BERITA TERKINI BERITA TERKINI
Wijaya Karya Cetak Laba Rp 92 Miliar, Naik 45%. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatat laba bersih sebanyak Rp 92,36 miliar di triwulan I-2011. Angka ini naik 45,03% dari perolehan laba tahun 2010 lalu sebanyak Rp 63,68 miliar. Penjualan WIKA naik dari Rp 1,13 triliun menbjadi Rp 1,54 triliun di periode tiga bulan pertama tahun ini. Namun, beban pokok penjualan yang naik tinggi menghambat laju pertumbuhan labanya. Beban pokok penjualan perseroan tercatat naik menjadi Rp 1,415 triliun (91,88% dari penjualan) sedangkan tahun sebelumnya pada periode yang sama Rp 997,49 miliar (88,27% dari penjualan). (Detikcom)
Jual Saham Garuda, Laba Bank Mandiri Melonjak ke Rp 3,8 Triliun. PT Bank Mandiri Tbk mencetak laba bersih di triwulan I-2011 sebesar Rp 3,8 triliun. Laba ini tumbuh 88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2 triliun. Laba melonjak akibat penjualan saham perseroan di PT Garuda Indo-nesia Tbk (GIAA) pada saat penawaran umum perdanan (IPO). Jika penjualan saham Garuda itu tidak dihitung, maka pertumbuhan laba perseroan hanya akan sebanyak 20% saja. Pendapatan bunga bersih (NII) di tercatat naik tipis Rp 4,9 triliun atau tumbuh 7,1% dari periode sebelumnya tahun 2010 sebesar Rp 4,6 triliun. Sementara itu pendapatan non bunga tercatat sebesar Rp 3,6 triliun atau tumbuh 145,6% dibandingkan tahun lalu Rp 1,4 triliun. (Detikcom)
Bank Danamon Cetak Laba Rp 763 Miliar. PT Bank Danamon Indonesia Tbk meraih laba bersih Rp 763 miliar di triwulan I-2011. Laba ini naik 9% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 701 miliar.Kenaikan laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih perseroan yang mencapai Rp 2,609 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu Rp 2,39 triliun. (Detikcom)
Bank Bukopin Cetak Laba Rp 155,75 Miliar. PT Bank Bukopin Tbk (Bank Bukopin) berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 155,75 miliar pada kuartal I-2011 atau naik 43,61% dibandingkan pada kuartal I-2010. BBKP optimistis hingga akhir tahun 2011 perseroan mampu meraih pertumbuhan laba bersih 20-30% dibandingkan tahun 2010. Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/ NII) sebesar 17,5% dari Rp 408 miliar di kuartal I-2010 ke Rp 479 miliar pada kuartal I-2011. (Detikcom)
Laba Bersih Lippo Cikarang Melonjak 84,85%. PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) membukukan laba bersih per 31 Maret 2011 meningkat sebesar 84,85 persen menjadi Rp30,448 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp16,471 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut disokong pendapatan perseroan yang tercatat mencapai Rp129,80 miliar atau meningkat 18,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp109,24 miliar. (Okezone)
LPKR Cetak Laba Bersih Rp136 Miliar. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatatkan pendapatan dan laba bersih masing-masing Rp882 miliar dan Rp136 miliar atau pendapatan dan laba bersih untuk kuartal I masing-masing meningkat 25 persen dan 20,3 persen. (Okezone) Kuartal I, Pendapatan ELTY Rp424,9 Miliar. Perusahaan pengembang properti terintegrasi PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) mencatat pendapatan pada kuartal I-2011 mencapai Rp424,9 miliar. Angka tersebut naik 106,8 persen dibandiangkan periode 2010 sebesar Rp205,5 miliar. Pendapatan Bakrieland kuartal I-2011 terutama didukung unit usaha city properti yang memberikan kontribusi 75,2 persen terhadap pendapatan Bakrieland. (Okezone)
BMTR Akan Buyback 5% Saham Publik. Perusahaan media PT Global Mediacom Tbk (BMTR) berniat membeli kembali (buyback) saham miliknya yang beredar di publik. Jumlah saham yang akan dibeli kembali mencapai 680 juta saham, setara 5% modal disetor.
(Kontan Online)
Laba Emiten BUMN Tambang Meroket. Melonjaknya harga-harga komoditas membuat kinerja keuangan emiten pertambangan tumbuh positif di kuartal satu 2011. Beberapa emiten tambang bahkan mampu melipatgandakan laba bersihnya. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat laba bersihnya sepanjang tiga bulan pertama 2011 mencapai Rp 760,33 miliar. Pencapaian ini cukup fantastis, mengingat di kuartal pertama tahun lalu laba bersih PTBA hanya Rp 373,03 miliar. Artinya, tahun ini laba bersih PTBA naik sekitar 103,83%. Emiten lain yang mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang signifikan adalah PT Timah Tbk (TINS). Laba bersih produsen timah ini naik hingga 150% di tiga bulan pertama 2011. TINS mencetak laba bersih Rp 354 miliar sepanjang kuartal satu 2011. Sementara di periode yang sama tahun lalu, laba bersih TINS hanya sebesar Rp 141,8 miliar. Meski tidak sedahsyat BUMN tambang yang lain, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga mencetak kenaikan laba di kuartal satu 2011. Laba perusahaan Antam ini naik 71% jadi Rp 346,6 miliar. Kenaikan volume penjualan feronikel dan kenaikan harga jual menjadi faktor pendorong kenaikan laba bersih perseroan ini. Sementara pendapatan yang tidak diaudit mencapai Rp 1,99 triliun. Angka ini lebih tinggi sekitar 20% dibanding pendapatan pada tiga bulan pertama 2010. (Kontan Online)
SAHAM PILIHAN WIKA 670-740. Laba bersih WIKA
kuartal pertama 2011 (1Q11) tumbuh 45% mencapai Rp.92,36 miliar. Pencapaian laba tersebut terutama ditopang oleh kenaikan penjualan bersih 36,29% mencapai Rp.1,54 triliun dan pendapatan bunga Rp.19,23 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2010 yang hanya Rp.3,62 miliar. EPS WIKA 1Q11 Rp15,12. Dengan harga Rp.670, saham WIKA hanya ditransaksikan dengan PE 11,09x dan PBV hanya 2x. WIKA tahun buku 2010 diperkirakan akan membagikan dividen tunai sebesar 30% laba bersih atau sekitar Rp.15/saham. Harga saham WIKA saat ini secara
technical bergerak pada kisaran support 670 dan resisten di Rp.700.
Tahun ini WIKA menargetkan perolehan order book senilai Rp.25,68 triliun, naik 23,28% dibandingkan realisasi tahun lalu. Laba bersih perseroan tahun ini ditargetkan sebanyak Rp.350,90 miliar, meningkat 23,16% dari perolehan laba 2010 sebesar Rp.284,92 miliar. EPS WIKA tahun 2011 diperkirakan Rp.58,47. Untuk meningkatkan kinerjanya di masa
mendatang perseroan tengah melakukan diversifikasi usaha, yakni masuk dalam usaha produksi aspal dan pembangkit listrik. Dengan EPS proyeksi 2011 sebesar Rp.58,47 dan PE rata-rata sektor 14x, harga saham WIKA setahun ke depan bisa mencapai Rp.820. Maintain BUY
TINS 2800-3050. Volume penjualan
logam timah PT Timah Tbk (TINS) sepanjang kuartal pertama 2011 (1Q11) turun 18% mencapai 7992 ton dari 9770 ton periode yang sama tahun 2010 (1Q10). Produksi timah pada periode tersebut turun 8% mencapai 8503 ton. Namun kenaikan harga logam timah dunia pada kuartal pertama tahun ini telah meningkatkan pendapatan TINS 23% mencapai Rp.2,25 triliun. Harga jual rata-rata timah pada kuartal pertama 2011 sebesar USD29.695/mt, naik 75% dari 1Q10 yang masih USD16.970/mt. Kenaikan harga logam timah di pasar dunia tersebut menjadi faktor utama pertumbuhan laba perseroan sepanjang 1Q11. Laba bersih TINS pada 1Q11 naik 150% mencapai Rp.354,7 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp.141,8 miliar. Dengan demikian laba
bersih per saham naik menjadi Rp.71 dari Rp.28/saham. Pada harga Rp.2875, saham TINS ditransaksikan dengan PE 10,12x proyeksi laba 2011 . Harga tersebut relatif murah dibandingkan saham sektor logam yang saat ini ditransaksikan dengan PE antara 12x hingga 13x proyeksi laba 2011. Target harga TINS untuk jangka menengah akan mencapai Rp.3400 dengan PE sekitar 12x proyeksi laba 2011. Ada ruang penguatan sekitar 18% dari harga penutupan Jumat lalu di Rp.2875. Maintain Buy.
SAHAM PILIHAN
ADRO 2175-2300. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan kenaikan laba bersih 11,35% sepanjang kuartal
pertama 2011 mencapai USD108,94 juta dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar USD97,83 juta. Kenaikan laba tersebut dipicu harga jual rata-rata batubara perseroan yang naik 16,3% keuntungan kurs USD8,72 juta dan tiadanya biaya amortisasi atas goodwill senilai USD13 juta yang dibukukan tahun sebelumnya. Pendapatan usaha perseroan pada 1Q11 naik 11,69% mencapai USD757,23 juta, namun beban pokok juga meningkat 16,55% sehingga laba kotor hanya naik 3% mencapai USD249 juta. Volume produksi dan penjualan ADRO naik masing-masing 6,8% dan 4,8% mencapai 10,59 juta ton dan 10,91 juta ton. Produksi ADRO dibandingkan 4Q10 naik 2,3%. Target produksi 1Q11 tersebut masih sejalan dengan target perusahaan tahun ini sebanyak 46-48 juta ton. EPS ADRO 1Q11 menjadi USD0,00341, atau sekitar Rp.29,15 dengan kurs 1USD=Rp.8550. Harga saham ADRO akhir pekan lalu ditutup di Rp.2200. Dengan asumsi EPS 1Q11, maka saham ADRO saat ini ditransaksikan dengan PE 18,82x. Harga tersebut masih relatif mahal ketimbang harga saham BUMI yang saat ini ditransaksikan dengan PE 15x dan saham batubara lainnya seperti BORN sekitar 17x. Perseroan tahun buku 2010 akan membagikan dividen tunai Rp.20,50/saham. Invetsor jangka pendek disarankan Buy on Weakness di bawah Rp.2200 dengan target take profit di Rp.2325. Untuk jangka menengah dan panjang disarankan akumulasi Buy pada kisaran harga Rp.2000-Rp.2200.
Perhatikan : BMRI 7000-7400
BUMI 3325-3800
INCO 4975-5250
ASII 55500-58000
LSIP 2375-2550
ANTM 2275-2425
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.