• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda adalah Rot Wit dan Victory yang dibentuk oleh pemerintah kolonial.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda adalah Rot Wit dan Victory yang dibentuk oleh pemerintah kolonial."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persepakbolaan di Indonesia mulai berkembang setelah diperkenalkan oleh pemerintah Belanda pada akhir abad ke 19. Klub sepakbola pertama di Hindia Belanda adalah Rot Wit dan Victory yang dibentuk oleh pemerintah kolonial. Orang pribumi pertama yang mempunyai inisiatif untuk membuat klub sepakbola adalah PB X dari Keraton Surakarta yang mendirikan klub bernama Romeo pada

tahun 1908.1 Kemudian muncul juga klub sepakbola di kota besar lainnya seperti

Batavia, Malang, Surabaya, Bandung. Klub sepakbola pertama di Kota Surakarta adalah Persis Solo yang terbentuk tahun 1923. Persis Solo menjadi salah satu klub yang sangat terkenal pada masa kolonial dan awal kemerdekaan. Setelah Persis Solo, muncul nama besar lagi dalam kancah persepakbolaan Nasional dari Kota Surakarta yaitu Arseto Solo FC. Arseto Solo adalah klub sepakbola peserta Liga Galatama dari Kota Surakarta. Klub ini berdiri tahun 1978, yang didirikan oleh putra mantan Presiden Soeharto yaitu Sigit Haryoyudanto. Pemilihan nama Arseto sebagai nama tim, memiliki 2 kemungkinan yakni Aryo Seto yang merupakan tokoh pewayangan atau Ari Sigit Soeharto putra dari Sigit Haryoyudanto. Pada wal berdirinya, klub ini bermarkas di Jakarta. Namun, sejak tahun 1983 setelah presiden Soeharto mencanangkan tanggal Hari Olahraga Nasional saat peresmian Stadion Sriwedari Solo, Arseto mulai memainkan pertandingan kandangnya di

1

Eddy Alison., PSSI Alat Perjuangan Bangsa ( Jakarta: PSSI, 2005), hlm. 21

(2)

Surakarta. Kostum kandang yang dipergunakan Arseto berwarna biru muda, sehingga Arseto dijuluki "Tim Biru Langit". Klub ini bermarkas di Stadion Sriwedari(R. Maladi). Arseto adalah peserta klub dari Liga Galatama yaitu sebuah klub semi professional yang dikeola oleh swasta berbeda dengan Persis Solo yang merupakan klub Perserikatan. Klub ini mulai bersinar pada awal medio 1990-an. Salah satu prestasi terbesar Arseto adalah menjuarai kompetisi Galatama pada tahun 1992. Kemudiaan setahun kemudian tepatya tahun 1993 klub Arseto berhak mewakili Indonesia di Liga Champions Asia, dan prestasi lainya adalah menjuarai Liga klub ASEAN tahun 1993. Liga Champions Asia adalah salah satu liga antar klub di Asia yang sangat bergengsi bagi klub maupun Negara asal klub tersebut, dengan kata lain merupakan sarana pamer kekuatan antar Negara macan Asia dalam hal persepakbolaan.

Perjalanan Arseto yang berkiprah di Liga Champions Asia mengalami ujian yang berat karena mendapat lawan klub dari Asia Timur dan Asia Barat

yang merupakan Negara macan Asia dalam hal sepakbola.2 Salah satu lawan

terberat Arseto adalah klub Jepang yaitu Yomiuri FC.3 Setelah masa-masa

keemasan tersebut, Arseto mulai memudar masa keemasannya pada akhir tahun 1990-an. Mencapai puncaknya pada musim 91/92 setelah menjuarai kompetisi

2

HarianKompas,“Persiapan Arseto Diwarnai Cedera Pemain”,tanggal 15 Januari 1993.

3

HarianKompas, “Yomiuri lawan terberat Arseto”, tanggal 16 Januari 1993.

(3)

Galatama PSSI. Namun setelah penggabungan Galatama dan perserikatan menjadi satu yang diesebut Liga Indonesia, sinar Arseto perlahan mulai meredup. Pada akhirnya Arseto menyatakan pembubaran timnya pada tahun 1998, setelah terjadinya kerusuhan massa pada tahun tersebut. Pertandingan terakhir yang mereka jalani adalah saat melawan Pelita Jaya. Hal ini menjadikan Solo tidak mempunyai klub berkelas karena Persis Solo hanya berkmpetisi di Divsi 2 Nasional.

Ketika awal tahun 2000, masyarakat Kota Surakarta kedatangan tim sepakbola yang hebat yaitu Pelita Jaya. Tidak ada menyangka sebelumnya, tim elit Pelita Jaya akan bermarkas di stadion Manahan Solo, 10 tahun yang lalu. Kedatangannya cukup membuat kaget publik Surakarta yang tengah berduka pasca dibubarkannya klub local, Arsetp, pada tahun 1998. Pelita pun meresponnya dengan mengubah namanya menjadi Pelita Solo, menghapus kata “Jaya” yang sebelumnya identic melekat. Dahaga warga Surakarta akan tontonan sepakbola selevel Liga Indonesia akhirnya terobati.

Namun hal ini hanya berlangsung sampai tahun 2002 karena Pelita akhirnya memutsukan pindah dari Kota Surakarta, namun kemudian tidak membutuhkan waktu yang lama karena sudah datang lagi klub elit Indoensia yaitu Persijatim Solo FC yang berhome base di Kota Surakarta. Namun pada akhirnya klub ini juga memutuskan pergi dari Kota Surakarta pada tahun 2004. Kemudian hanya ada Persis Solo yang tersisa di Kota Surakarta sebagai tim sepakbola professional. Pada tahun 2006 akhirya klub Persis Solo yang asli Surakarta sudah kembali ke Divisi Utama Liga Indonesia. Perkembangan sepakbola di Kota

(4)

Surakarta tidak bisa dilepaskan dengan munculnya beberapa klub luar kota yang memutuskan untuk pindah home base di Kota Surakarta. Klub-klub tersebut memicu perubahan kultur sosial masyarakat Kota Surakarta terutama yang menyukai sepakbola. Pada masa akhir dari Arseto, banyak sekali didalam stadion maupun diluar stadion yang timbul akibat dari pertandingan sepakbola karena krisis ekonomi dan sosial di Indonesia. Dampak sosial lainnya adalah lahirnya salah satu supporter yang paling berpengaruh di Indonesia yaitu Pasoepati. Pasoepati lahir karena adanya tim Pelita Manstrans yang berhome base di Kota Surakarta pada tahun 2000. Pada masa Persis Solo dan Arseto belum ada suatu wadah yang mengelola dan mengurus supporter sepakbola di Kota Surakarta.

Tulisan tentang sejarah beberapa klub Sepakbola yang pernah bermarkas di Surakarta karena kota Solo dalam perkembangan sepakbolanya adalah sedikit kota yang setelah merdeka yang mempunyai klub yang sangat banyak dan klub tersebut merupakan klub yang bermain di kompertisi level tertinggi di Inonesia. Selain itu beberapa klub di Indonesia yang tidak mempunyai stadion yang tetap kemudian ingin menggunakan kota Solo sebagai markas untuk timnya. Dengan kata lain Solo adalah magnet Sepakbola di Indoensia. Dan hal ini juga akan mempengaruhi masyarakat yang ada disekitarnya disini di daerah Surakarta khususnya. Oleh karena Hal-hal yang menarik di atas, kemudian dijadikan dasar untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai perkembangan klub- klub sepakbola yang pernah berada di Surakarta pada waktu tahun 1990-2006. Dengan demikian penulis mengangkat judul “Pasang Surut Klub Sepakbola Profesional di

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Gambaran umum persepakbolaan di Surakarta?

2. Bagaimana perkembangan klub-klub sepakbola professional di Surakarta di tahun 1990-1998?

3. Bagaimana perkembangan klub-klub sepakbola professional di Surakarta di tahun 1998-2006?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Gambaran persepakbolaan di Surakarta.

2. Untuk mengetahui perkembangan klub-klub sepakbola profesional di Surakarta tahun 1990-1998.

3. Untuk mengetahui perkembangan klub-klub sepakbola profesional di Surakarta tahun 1998-2006.

D. Manfaat Penelitian

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

(6)

sumbangan pengetahuan dan wawasan yang luas tentang perkembangan persepakbolaan di Surakarta. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kepentingan pendidikan dan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi kajian

pengetahuan dalam ilmu sejarah, terutama tentang sejarah

keolahragaan Sepakbola khususnya di kota Surakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Eddy Elison dalam buku PSSI Alat Perjuangan Bangsa tahun 2005 menggambarkan bagaimana perkembangan sepakbola di Indonesia. Kemudian secara lebih rinci membahas bagaimana sejarah kemunculan sebuah olahraga sepakbola di Indonesia. Dalam buku ini juga dibahas bagaimana perkembangan sejarah berdirinya PSSI dan struktur organsasi PSSI dari masa ke masa. Hubungan buku ini dengan skripsi saya adalah perkembangan sebuah klub sepakbola di kota Surakarta juga berkaitan dengan perkembangan perkembangan organisasi sepakbola seluruh Indonesia tersebut. Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang pertama mengajukan gagasan tentang organisasi sepakbola seluruh Indonesia.Buku ini sangat berguna sebagai bahan perbandingan dan juga sebagai bahan acuan untuk dapat mengetahui tentang perkembangan awal sepakbola Indonesia pada masa kolonial.

(7)

Sri Agutina Palupi dalam buku Sri Agustina Palupi yang berjudul Politik

dan Sepakbola di Jawa 1920-1942 tahun 2004. Dalam buku tersebut dibahas

bagaimana perkembangan sepakbola di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Selain itu juga berisi tentang tulisan sebuah organisasi sepakbola bisa membangkitkan semangat Nasional golongan pribumi. Hubungan dengan tulisan skripsi saya adalah bagaimana kota Surakarta juga merupakan salah satu kota yang berperan besar dalam persepakbolaan Nasional. Golongan pribumi Surakarta pada masa penjajahan, sudah mendirikan salah satu klub sepakbola dengan yang berisikan pemain-pemain pribumi yang hal tersebut merupakan hal yang bisa menguatkan semangat nasionalisme.Buku ini sangat berguna sebagai bahan perbandingan dan juga sebagai bahan acuan untuk dapat mengetahui tentang peran kota Surakarta dalam persepakbolaan Nasional masa kolonial Hindia Belanda.

Devi Fitroh Laili dalam buku Kota, Klub, dan Pasoepati. Dalam buku ini berisi tulisan tentang Pasoepati dan dinamika persepakbolaan kota Surakarta. Rangkumansejarah perjalanan Pasoepati dari berdiri sampai sekarang. Hubungan tulisan ini dengan tulisan saya adalah Perjalanan Pasoepati sebagai salah satu supporter yang besar di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan adanya beberapa klub sepakbola yang ada di kota Surakarta. Klub sepakbola Pelita Solo merupakan salah satu pemicu utama terbentuknya supporter Pasoepati. Buku ini sangat berguna sebagai bahan perbandingan dan juga sebagai bahan acuan untuk dapat mengetahui tentang perkembangan supporter serta fanatisme pendukung

(8)

sepakbola di kota Surakarta pada era Pelita Solo, Persijatim Solo FC dan Persis Solo.

Fajar Junaedi dalam buku Merayakan Sepak Bola. Dalam buku ini dituliskan dinamika perkembangan sepakbola di Indonesia dan hubungan antara sepakbola dengan fans dan media informasi. Tulisan ini membahas bagaimana kaitan sebuah fans terhadap dinamika sosial masyarakat di Indonesia. Salah satu yang dibahas adalah fans dari kota Surakarta. Hubungan tulisan ini dengan skripsi daya adalah tentang keadaan sosial masyarakat yang menyukai sepakbola terutama masyrakat kota Surakarta. Perkembangan klub sepakbola di suatu kota juga bisa mempengaruhi dinamika sosial masyarakat.Buku ini sangat berguna sebagai bahan perbandingan dan juga sebagai bahan acuan untuk dapat mengetahui tentang perkembangan hubngan fanatisme masyarakat yang menyukai sepakbola dengan kehidupan sosial di masyarakat tersebut.

Skripsi yang berjudul “Galatama 1979-1994 (Perkembangan Sepakbola non Amatir di Indonesia)” karya Erik Destiawan jurusan Ilmu Seejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. Skripsi ini membahas tentang bagaimana perjalanan liga Galatama di Indonesia dari tahun 1979-1994. Dalam skripsi ini memfokuskan penjelasan tentang Galatama baik liganya, pemainnya, maupun konflik di dalam Galatama dari tahun 1979-1994. Hubungan skripsi tentang Galatama dengan tulisan skripsi saya adalah bagaimana pada tahun 1990-1994 klub sepakbola Arseto Solo pernah bermain di Liga Galatama. Konflik dan masalah di dalam Galatama juga berdampak pada sebuah klub yang mengikuti Liga tersebut. Mulai dari masalah jadwal, wasit, sponsor dan pengaturan skor. Tulisan skripsi ini

(9)

sangat berguna sebagai bahan perbandingan dan juga sebagai bahan acuan untuk dapat mengetahui tentang perkembangan Arseto di Liga Galatama pada tahun 1990-1994.

F. Metode Penelitian

Suatu penelitian ilmiah perlu didukung dengan metode agar apa yang dibuat dan dikerjakan masuk dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. Metode sejarah memerlukan beberapa tahapan yang harus dilakukan agar hasil dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Metode juga erat kaitannya dengan prosedur, proses atau teknik yang sistematis untuk melakukan

penelitian disiplin tertentu. Hal itu bertujuan agar mendapat objek penelitian.4

Memahami peristiwa-peristiwa pada masa lampau sebagai fakta sejarah masih memerlukan tahapan proses. Penelitian sejarah menggunakan pandangan yang didasarkan pada metode sejarah. Metode sejarah merupakan metode kegiatan mungumpulkan, menguji, dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, kemudian merekonstruksi data-data yang diperoleh

tersebut sehingga menghasilkan suatu historiografi (penulisan sejarah).5

4

Suhartono W. Pranoto., Teori & Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 11.

5

Louis Gottshalk., Mengerti Sejarah (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986), hlm. 32.

(10)

Metode sejarah memiliki empat tahapan, yaitu : heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.

1. Heuristik

Tahapan heuristik adalah tahapan pencarian, penemuan, pengumpulan sumber atau data-data yang diperlukan. Penelitian dan penulisan skripsi ini menggunakan metode pengumpulan sumber melalui wawancara dan studi pustaka. Sumber tersebut tentunya yang berkaitan dengan masalah perkembangan klub sepakbola professional di kota Surakarta.

a. Wawancara

Teknik wawancara digunakan oleh penulis unrtuk mendapat keterangan yang diperlukan dalam penelitian mengingat keterbatasan dokumen yang tertulis yang dapat penulis temukan dalam penelitian. Pemilihan informan dilakukan untuk mendapatkan keterangan mengenai diri pribadi, pendirian ataupun

pandangan dari individu yang diwawancarai.6 Wawancara dilakukan dengan

Bapak Chaidir Ramli yang merupakan salah satu mantan pengurus Arseto tahun 1983-1998. Bapak Arif Budi yang merupakan salah satu pendiri dari KPAS. KPAS merupakan perkumpulan supporter pertama di kota Surakarta. Wawancara selanjutnya adalah Bapak Mayor Haristanto yang merupakan salah satu pendiri dari perkumpulan supporter Pasoepati. Wawancara juga dilakukan kepada pemain

6

Koentjaraningrat., Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: PT. Gramedia, 1981), hlm. 130.

(11)

sepakbola yang pernah bermain di Arseto pada tahun 1995 seperti I Komang Putra, Agung Setyabudi yang pernah bermain untuk Persis Solo pada tahun 2004-2006. Wawancara yang dilakukan dengan informan-informan tersebut bertujuan menggali atau mencari informasi data-data pribadi dan keterangan-keterangan lisan dari subyek yang diwawancarai, dengan bercakap-cakap dan bertatap muka.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka ialah teknik pengumpulan data dengan menggunakan

literature dan referensi sebagai bahan informasi untuk mendapatkan teori dan data

sekunder yang baru sebagai pelengkap data yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara pada sumber data penelitian. Sumber studi pustaka berupa buku, majalah dan situs yang berkaitan dengan masalah penelitian, kemudian membaca, menyeleksi, menelaah dan mengolahnyauntuk dituliskan ke dalam bentuk penulisan skripsi. Studi pustaka dilakukan di Perpustakaan ProdiIlmu Sejarah, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret dan Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret, Bagian Digitalisasi Koran Monumen Pers Nasional. Studi pustaka juga bisa didapatkan dari foto-foto hasil penelitian di Koran Kompas di Monumen Pers Nasional.

2. Kritik Sumber

Tahapan kritik sumber yaitu usaha mencari keotentikan data yang

diperoleh melalui kritik intern maupun ekstern.7 Hal itu dilakukan dengan tujuan

7

Dudung Abdurrahman., Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 58.

(12)

mencari kebenaran dari sumber-sumber sejarah yang terkumpul setelah diklasifikasi sesuai dengan tujuan penelitian dan penulisan skripsi

a. Kritik Intern

Kritik intern dilakukan untuk mencari kevalidan dari isi sumber, sehingga nantinya dapat ditentukan layak tidaknya isi sumber tersebut untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Pengujian terhadap aspek isi dari sumber sangat menentukan agar nantinya diperoleh data-data yang terpercaya.

b. Kritik Ekstern

Kritik ekstern digunakan untuk mencari keabsahan sumber atau otentitas. Kritik eksternal ini dimaksudkan sebagai kritik atas asal-usul dari sumber dan suatu pemeriksaan keaslian atas sumber sejarah apakah sumber itu telah diubah

atau tidak.8

3. Interpretasi

Tahapan interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang

dimunculkan dari sumber-sumber yang telah terseleksi melalui kritik sumber. Tujuan dari interpretasi ialah menyatukan fakta-fakta yang diperoleh melalui data dan sumber sejarah (wawancara), kemudian fakta tersebut disusun bersama teori-teori kedalam interpretasi yang menyeluruh. Dalam tahap ini digunakan pendekatan interdisipliner, yaitu bentuk pendekatan dalam penelitian sejarah yang menggunakan bantuan disiplin ilmu lain dengan tujuan mempertajam analisis. Ilmu yang digunakan sebagai ilmu bantu dalam pembahasan tersebut diantaranya

8

Sjamsuddin. H., Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm. 134.

(13)

ilmu sosiologi. Ilmu sosiologi dipergunakan untk membahas perubahan-perubahan yang terjadi sehubungan dengan adanya klub sepakbola professional di Kota Surakarta.

4. Historiografi

Tahapan historiografi yaitu tahapan terakhir dari serangkaian tahapan, mulai dari tahap heuristik, kritik sumber, intepretasi sampai pada tahap penulisan sejarah. Penulisan sejarah dihasilkan melalui pemikiran kritis dan analisis dari fakta-fakta yang telah disusun melalui proses pengujian dan penelitian terhadap sumber-sumber sejarah, yang kemudian disajikan menjadi sebuah tulisan sejarah berupa skripsi.

G. Sistematika Penulisan

Agar memudahkan dalam penulisan dan lebih sistematis maka dibagi dalam beberapa bab, yaitu :

Pada Bab I di bagian Pendahuluan berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Pada Bab II skripsi ini menjelaskan gambaran persepakbolaan professional Surakarta mulai dari jaman kolonial. Menjelasakan kota Surakarta sebagai kota dengan tradisi dan sejarah Olahraga dan Sepakbola yang kuat.

(14)

Pada Bab III menjelaskan tentang perkembangan klub-klub sepakbola profesional di Kota Surakarta dari tahun 1990-1998. Menjelasakan tentang pasang surut dan perjalanan klub sepakbola professional Arseto.

Pada Bab IV menjelaskan tentang pasang surut dan perkembangan klub sepakbola professional di Kota Surakarta tahun 1998-2006 setelah Arseto Solo yaitu Pelita Solo, Persijatim Solo FC dan Persis Solo.

Referensi

Dokumen terkait

mereka sekedar menghafalnya, tanpa memahminya.. Selain metode analogi atau Qiyasiah di atas ada pula metode induksi atau Istiqroniyah, dalam pembelajaran kitab

Puncak Keemasan Dunamis Indonesia dalam membangun awareness terhadap produk animasi beakbug telah dilakukan dengan menggunakan konsep Brand Visualization yang

Lahir Jenis Kelamin Program Studi Status Perkawinan Asal SLTA/PT Angkatan Tanggal Lulus Pekerjaan Agama IPK No.. Hanphone

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan Research and Development (RnD) yang mengacu pada model pengembangan Borg dan Gall. Langkah-langkah yang digunakan

a) TTG bidang irigasi merupakan teknologi keirigasian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sederhana, mudah dilaksanakan, murah biaya dan ramah lingkungan. b) Pelaksanaan

Oleh karena itu, penelitian dengan judul Evaluasi Perencanaan Geometrik Jalan Menggunakan Metode vehicles tracking analysis (Studi Kasus: Jalan Lingkar Luar Barat Kota

Ada tiga ciri yang utama dari strategi ini, yaitu sebagai berikut: Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah ini merupakan rangakaian aktivitas pembelajaran, artinya

Buatan Tempat Ada Dinas Parperindagkop & UMKM 2. Hotel Bintang Lima Tidak PHRI Pangandaran 2). Hotel Bintang Empat Tidak PHRI Pangandaran 3). Hotel Bintang Tiga