• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN KATA YANG MENUNJUKKAN TEMPAT DAN ARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMAHAMAN KATA YANG MENUNJUKKAN TEMPAT DAN ARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA *"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN KATA YANG MENUNJUKKAN TEMPAT DAN ARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA*

Dewi Kania Izmayanti

Staf Pengajar Jurusan Bahasa Jepang Universitas Bung Hatta, Padang idewikania@yahoo.com

Abstrak

Pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan kata yang menunjukkan tempat dan arah dalam bahasa Jepang masih kurang. Mereka lebih menguasi bahasa Indonesia karena dianggap sudah dikenal sebelumnya. Penggunaan partikel dalam bahasa Jepang juga sebatas hapalan, belum memahami peraturan. Hal ini disebabkan kaidah yang ada dalam pikiran mahasiswa masih terbiasa dalam pola bahasa Indonesia.

Kata Kunci: pemahaman kata, tempat, arah

Abstract

Student’s understanding of the use of words indicating place and direction in Japanese is still poor. Students are more proficient in Indonesian as it is already familiar to them. The use of particle in Japanese is just as for memorization without understanding the usage. The usage that exists in students’ mind is still Indonesian usage. Students are still accustomed to the pattern of Indonesian.

Key Words: understanding words, place, direction

A. Pendahuluan

Bahasa adalah sistem lambang ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur, di antaranya, lambang, unik atau khas, dan tidak sama dengan lambang bahasa lain. Lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal. Karena keuniversalannya, hal itu memungkinkan suatu sistem bahasa bisa sama dengan sistem bahasa lain.

*

(2)

Kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang bukan merupakan suatu hal yang diwariskan, melainkan sesuatu yang diperoleh melalui suatu pembelajaran. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang banyak diminati dan dipelajari dewasa ini, terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah orang asing yang mempelajari bahasa Jepang dari tahun ke tahun. Dalam sepuluh tahun terakhir ini Indonesia menduduki urutan keenam pembelajar bahasa Jepang, yang tersebar pada pendidikan dasar dan menengah, pendidikan tinggi, dan pendidikan nonsekolah (1998)

Bahasa Jepang adalah bahasa yang unik karena hanya satu negara yang menjadikan bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya. Hal ini berbeda dengan bahasa lainnya, seperti bahasa Inggris yang digunakan di beberapa negara sebagai bahasa nasionalnya. Demikian juga bahasa Melayu digunakan oleh orang-orang Indonesia, Malaysia, dan Brunai Darussalam. Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia merupakan dua bahasa yang sangat berbeda, baik dari strukturnya maupun kaidah-kaidahnya. Walaupun demikian, ada bagian-bagian yang dapat dibandingkan dari kedua bahasa tersebut karena seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa sistem lambang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang bersifat universal sehingga memungkinkan suatu sistem bisa sama dengan sistem lambang yang lain. Salah satu kaidah yang bersifat universal tersebut adalah kata yang mempunyai fungsi menyatakan arah atau tempat.

Partikel he, ni, o, dan de merupakan partikel yang sama-sama mempunyai fungsi menunjukkan tempat dan arah, tetapi dalam penggunaannya berbeda bergantung pada kata kerjanya, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata di dan ke yang menunjukkan tempat atau arah disebut dengan kata depan, dan penggunaannya sama, tidak bergantung pada kata kerja.

(3)

Hal yang menjadi permasalahan dalam pengajaran bahasa Jepang selama ini adalah bagaiman mahasiswa memahami penggunaan partikel dan tujuan yang ingin dicapai sehingga tidak hanya sekadar hapal, tetapi juga mengerti.

B. Arti dan Fungsi Kata Depan di dan ke

Dalam bahasa Indonesia kata yang menunjukkan tempat atau arah ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya yang disebut dengan kata

depan. Kata depan dalam bahasa Indonesia ada dua, yaitu kata depan di dan

kata depan ke-. Baik kata depan di maupun kata depan ke selalu diikuti dengan kata benda yang menyatakan arah dan tempat. Kata depan di dan kata depan ke dapat diganti dengan kata dari yang menyatakan asal. Kata depan di tidak dapat diposisikan dengan awalan me-, seperti contoh frasa

1. di rumah sakit / ke rumah sakit/dari rumah sakit, 2. di samping / ke samping / dari samping, dan 3. di muka/ ke muka/ dari muka

C. Arti dan Fungsi Joshi (Partikel)

Mempelajari bahasa Jepang tidak akan pernah terlepas dari penggunaan

joshi (partikel). Selain sebagai salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang, joshi

juga merupakan hal penting dalam kaidah bahasa Jepang yang harus dipelajari dan dipahami oleh pembelajar bahasa Jepang

Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dipakai setelah

suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. Karena termasuk

fuzokugo, joshi tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, satu bunsetsu

apalagi satu kalimat. Joshi akan mempunyai makna apabila telah dipakai setelah kelas kata lain yang dapat berdiri sendiri (jiritsugo).

(4)

Berdasarkan fungsinya joshi dibagi menjadi empat macam.

1. Kakujoshi dipakai setelah nomina yang berfungsi menunjukkan hubungkan antara nomina dan kata lainnya, yang termasuk dalam joshi ini adalah ga,

o, no, ni, e, to, yori, kara, de, dan ya.

2. Setsuzokushi dipakai setelah yougen (kata kerja dan kata sifat) atau setelah jodoushi yang berfungsi melanjutkan kata–kata sebelumnya terhadap kata-kata berikutnya, yang termasuk dalam joshi ini adalah ba, to, keredo,

keredomo, ga, kara, shi, temo (demo), te (de), nagara,tari (dari), noni, dan node.

3. Fukujoshi dipakai setelah berbagai macam kata dan mempunyai kaitan

yang erat dengan bagian kata berikutnya, yang termasuk dalam joshi ini adalah wa, mo, koso, sae, demo, shika, made, bakari, dake, hodo,

kurai(gurai), nado, nari, yara, ka, dan zutsu.

4. Shuujoshi dipakai setelah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya, yang termasuk dalam joshi ini adalah ka, kashira, na, naa, zo,

tomo, yo, ne, wa, no, dan sa.

Joshi atau partikel yang mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat atau

arah dalam bahasa Jepang adalah de, ni, dan o, sedangkan e dan kara termasuk ke dalam kakujoshi.

D. Pemahaman Mahasiswa

Untuk mengetahui bagaimana mahasiswa memahami penggunaan joshi yang menunjukkan tempat dan arah data diambil dari jawaban latihan soal, terjemahan, contoh kalimat dari mata kuliah bunpo, dan hasil latihan sakubun.

Latihan soal yang berupa kalimat

(5)

Pada umumnya mahasiswa mengisikan partikel ni dan de pada kalimat ini karena mereka memahaminya dalam bahasa Indonesia menjadi ‘Anak saya berenang di dalam air seperti ikan hiu’. Para mahasiswa memahami kata di

dalam bahasa Jepangnya adalah ni atau de.

2. ? ? ? ? ( ) ? ? ? ? ? ? ( ) ? ? ?

Pada umumnya mahasiswa menjawab dengan benar o untuk orite dan ni untuk notta. Ketika ditanya alasannya, jawabannya karena itu sudah pasti. 3. ? ? ? ( ) ? ? ? ? ? ? ?

Sebagian besar mahasiswa mengisikan ni atau de karena pemahamannya dalam bahasa Indonesia menjadi kereta lewat di jalur tiga. Kata depan di dalam bahasa Jepang adalah ni atau de. Demikian halnya dalam kalimat berikut.

4. ? ? ? ( ) ? ? ? ? ? ? ? ?

‘Kereta masuk di jalur tiga’. Mahasiswa mengisikan partikel ni atau de.

5. ? ? ? ? ( ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Dilarang menggambar di meja sekolah’.

Pada umumnya mahasiswa memilih de karena dalam pemikirannya kata ? ? ? ? ? ? menunjukkan suatu aktivitas dan ? ? ? sebagai tempat melakukan aktivitas tersebut.

6. ? ? ( ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ‘Pergi ke Shinjuku nonton film’.

7. ? ? ? ? ( ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ? ‘Tadi pagi di Shinjuku ada kebakaran’.

Pada kalimat yang pertama pada umumnya mahasiswa memilih de karena dalam pemikrannya ? ? ? ? ? ? merupakan suatu aktivitas dan pada kalimat kedua mahasiswa memilih ni, karena para mahasiswa terpaku

(6)

pada kata ? ? ? ? yang mereka pahami bahwa patikel untuk kata ? ? ? ? yang sebelumnya didahului dengan keterangan tempat adalah ni. Kemudian hal yang ditemui dalam mata kuliah terjemahan adalah ketika menerjemahkan kalimat berikut.

1. Di luar udaranya sangat dingin. Pada umumnya mahasiswa

menerjemahkan menjadi

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? atau ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? Dalam pemahaman mahasiswa kata di dalam bahasa Jepang adalah ni atau de.

2. Di GOR Agus Salim ada konser Nidji. Kalimat ini diterjemahkan

menjadi

GOR Agus Salim ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? Berikut kalimat-kalimat yang terlihat dalam latihan sakubun. 1. ? ? ? ? ? ? ? ‘Lulus dari SD’.

2. ? ? ? ? ? ? ,? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ’Ke luar dari kampus’. Dalam bahasa Indonesia, tempat yang menyatakan asal selalu menggunakan

dari

3. ? ? ? ? ? ? ? ’Kuliah di universitas’ 4. ? ? ? ? ‘Berenang di laut’

5. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ’Di Dumai tidak ada teman’

6. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ’Karena macet di jalan, saya jadi telat datang di kampus’

E. Simpulan

Dari hasil jawaban yang diberikan mahasiswa ternyata pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan.partikel dalam bahasa Jepang baru sebatas hapalan belum memahami peraturan dan masih terpola pada bahasa Indonesia.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Chisato, Kitagawa? Kamada Osamu,1988, Gaikokujin no tame no Nihongo

Reibun Mondai Shirizu 7, Joshi,Aratake :Tokyo.

H.S.,Widjono, 2005, Bahasa Indonesia, Mata kuliah Pengembangan

Kepribadian di Perguruan Tinggi, Grasindo : Jakarta.

Sudjianto, Ahmad Dahidi, 2007, Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Kesaint Blanc : Jakarta.

Toshiko,Tanaka, 2001, Nihongo ga wakaru: Bunpo,Goi,Hyoki,Kindai Bungeisha : Tokyo.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini agar mahasiswa penerima beasiswa bidik misi yang memiliki masalah dan tidak bisa menyelesaikan masalahnya maka bisa mencari faktor lain yang bisa mendukung

jenis ini diaplikasikan pada balok beton fc- 22,5 dan dilakukan test lentur dilaboratorium,dari hasil kuat lentur balok beton dapat dilihat pada table 4 mempunyai P=22.450 kg

Fatwa ini sudah lama dibahas oleh DSN-MUI atas permintaan dari perbankan sebelum ada pergeseran tugas pengawasan perbankan dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan

Lingkungan di sekitar sekolah dapat dijadikan salah satu objek pembelajaran sains terkait dengan kearifan lokal. Salah satunya yaitu dengan mengamati tanaman. Dalam pengamatan tana-

Bagaimana menurut Bapak/ Ibu/ Saudara, nilai positip (nilai lebih) maupun nilai negatip (nilai kurang) dari model-model tersebut ditinjau dari usaha/ rantai pasok perberasan.. No

Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Basri (2015) yang menyatakan bahwa love of money tidak dapat memediasi pengaruh gender terhadap persepsi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BARANG BEKAS PADA ANAK USIA DINI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan di Taman Kanak-kanak/Raudatul Athfal (TK/RA) pada hakekatnya merupakan wadah bagi perkembangan seluruh aspek.. kepribadian anak usia 4-6 tahun.