• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang desain penelitian: Tabel 3.1 Desain Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang desain penelitian: Tabel 3.1 Desain Penelitian"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang desain penelitian: Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Jenis dan Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T1 Survei dan analisis jalur Indvidu Æ Konsumen

Bigen Cross-sectional T2 Survei dan analisis jalur Indvidu Æ Konsumen

Bigen Cross-sectional T3 Survei dan analisis jalur Indvidu Æ Konsumen

Bigen Cross-sectional (Sumber: analisa data,2009)

Keterangan :

T.1 Mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi merek (brand communication) terhadap kepercayaan merek (brand trust)

T.2 Mengetahui bagaimana pengaruh pemosisian merek (brand positioning) terhadap kepercayaan merek (brand trust)

T.3 Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian merek (brand purchasing).

(2)

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Komunikasi merek (Brand communication) Periklanan (Advertising)

- Iklan memiliki daya tarik yang istimewa

- Pesan yang mudah dimengerti

Ordinal

Promosi Penjualan

(Sales Promotion)

- Diskon yang menarik

- Program Free Hair Colouring

Penjualan Pribadi (Personal

Selling)

- Peranan Sales Person

- Pelayanan yang memuaskan dari SPG dan SPB

Pemosisian Merek (Brand Positioning)

Nilai - Membuat rambut indah - Memenuhi keinginan - Dapat digunakan remaja dan

dewasa

Ordinal

Keunikan - Memiliki pilihan warna yang menarik

- Memiliki bentuk kemasan berbeda dengan pesaing Kredibilitas - Produk dapat dipercaya

- Produk tidak mengandung zat-zat berbahaya

Berkelanjutan - Perubahan inovasi warna - Inovasi kemasan

Kesesuaian - Harga sesuai dengan kualitas - Warna-warna yang dikeluarkan

produk sesuai dengan trend yang ada

Kepercayaan Merek

Kualitas - Rambut tidak akan rontok, kusut atau ketombe

(3)

(Brand Trust) - Warna rambut tahan lama Reliabilitas - Bigen adalah cat rambut yang

aman

- Bigen adalah cat rambut yang nyaman

Inovasi - Memiliki bermacam-macam warna yang menarik

- Mengeluarkan variasi warna yang baru untuk beberapa bulan sekali Keputusan Pembelian Merek (Brand Purchasing) Pengenalan Kebutuhan

- Mewarnai rambut merupakan gaya hidup

- Produk sesuai dengan kebutuhan konsumen

Ordinal

Pencarian Informasi

- Informasi produk diperoleh konsumen dengan mudah - Informasi sesuai dengan

kebutuhan konsumen Evaluasi

Alternatif

- Kualitas baik sebagai

pertimbangan memilih Bigen - Harga yang ekonomis sebagai

pertimbangan memilih Bigen Keputusan

Pembelian

- Bigen merupakan produk yang tepat untuk digunakan

- Bigen memenuhi semua syarat kelayakan untuk digunakan Perilaku Pasca

Pembelian

- Rasa puas terhadap produk Bigen

- Adanya niat untuk membeli produk Bigen lagi

- Anda akan menginformasikan produk Bigen kepada kerabat anda

(4)

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang diperoleh melalui instrumen kuesioner.

Peneliti menggunakan 2 macam sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari responden yakni konsumen Bigen

2. Sumber data sekunder dilakukan dengan melakukan studi literatur, baik melalui buku-buku pendukung, majalah, jurnal ilmiah, laporan umum yang dipublikasikan, laporan perusahaan, dan brosur. Pencarian informasi yang berkenaan dengan penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan media internet pada situs dalam dan luar negeri.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

• Wawancara, peneliti melakukan serangkaian proses tanya jawab kepada pihak perusahaan, dalam hal ini adalah Manager Pemasaran PT. HOYU INDONESIA. Wawancara terhadap pihak perusahaan dilakukan untuk mendapatkan data mengenai produk Bigen di wilayah Jakarta

• Kuesioner, berisi serangkaian pertanyaan yang disebarkan kepada responden. Kuisioner dalam penelitian ini dibuat dengan skala ordinal dengan pemberian bobot seperti berikut:

Sangat Setuju ( SS) = 5

Setuju (S) = 4

Ragu-ragu (R) = 3 Kurang Setuju (KS) = 2

(5)

Tidak Setuju (TS) = 1

Rata-rata nilai = ∑ (XiYi) N

Dimana: ∑ (XiYi) : Nilai total responden Xi : Nilai pernyataan Yi : Jumlah responden N : Jumlah total responden

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling teknik pengambilan sampel (teknik sampling) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan menggunakan simple random sampling, yaitu pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Target populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Produk Bigen yang berada diwilayah Jakarta. Peneliti mengambil sample dari 100 orang responden.

Untuk mengetahui ukuran sample yang akan digunakan maka dapat menggunakan rumus yang terdapat dalam Wibisono (2003), yaitu:

Apabila nilai σ tidak diketahui, dapat menggunakan s dari sampel sebelumnya (untuk n ≥ 30) yang memberikan estimasi terhadap σ.

(6)

Jika tidak diketahui nilai proporsi atau perbandingan dari populasi yang tak berhingga, maka digunakan pendekatan nilai σ = 0,25. Pada penelitian ini interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau

α

= 0,05 sehingga Z

α

= 1,96 dan estimasi yang dapat diterima adalah 10%. Maka ukuran samplenya adalah :

n > 96,04 = 97

maka dapat disimpulkan sample yang diambil minimal 97 orang, dan dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah sebanyak 100 orang.

3.6 Teknik Pengolahan Data 3.6.1 Uji Validitas

Menurut Priyatno, Duwi (2008, p16), validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian instrument pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor yang satu dengan faktor lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor total item.

Pada pembahasan ini akan dibahas untuk metode pengujian validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila menggunakan

(7)

lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapati suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikansi 0,05 (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

Pada program SPSS teknik pengujian yang digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson dan Corrected Item-Total Correlation.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Priyatno, Duwi (2008, p25), uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas di antaranya metode tes ulang, formula belah dua dari Spearman-Brown, formula Rulon, formula Flanagan, Cronbach’ Alpha, metode formula KR-20, KR-21, dan metode Anova Hoyt. Namun yang akan digunakan dalam penelitian adalah menggunakan metode Cronbach’ Alpha. Metode Alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4, 1-5) atau skor rentangan (misal 0-20, 0-50). Metode Alpha dapat juga

(8)

digunakan pada skor dikotomi (0 dan 1) dan akan menghasilkan perhitungan yang setara dengan menggunakan metode KR-20 dan Anova Hoyt.

Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

3.6.3 Uji Normalitas

Menurut Priyatno, Duwi (2008, p28), uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik nonparametrik. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.

3.7 Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan Koefisien Korelasi Pearson dan Analisa Jalur.

(9)

3.7.1 Koefisien Korelasi Pearson

Berdasarkan McClave dan Benson (1988, p514), koefisien korelasi Pearson (r) adalah sebuah ukuran kekuatan dari hubungan linier antara dua variabel, misalkan X dan Y. Nilai dari koefisien Korelasi Pearson selalu berada di antara nilai -1 sampai +1, tidak memperdulikan merupakan variabel apakah X dan Y tersebut.

Berdasarkan Supranto Jilid 2 (2001, p201), Koefisien Korelasi Pearson dapat dihitung sebagai berikut:

Berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2007, p62) apabila nilai koefisien korelasi pearson (r) = +1, maka korelasi atau hubungannya positif dan sempurna. Apabila koefisien korelasi pearson (r)= -1, maka korelasi atau hubungannya negatif dan sempurna. Arti positif di sini, misalkan hubungan antara variable X dan Y (rxy) nilainya positif (+), maka hubungannya searah, X

naik maka Y pun akan naik, jika X turun maka Y pun turun, begitu juga dengan apabila Y naik maka X naik, jika Y turun maka X turun juga. Sedangkan arti dari negative (-) adalah hubungannya berbanding terbalik, jika X naik maka Y turun, jika X turun maka Y naik, begitu juga sebaliknya.

(10)

Adapun arti dari harga r itu sendiri dijelaskan pada Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Korelesi Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah Sumber: Sugiono (2007, p54)

3.7.2 Analisis Jalur (Path Analysis)

Path Analysis dikembangkan pertama oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog dan Sorbom, 1996; Johnson dan Wichern; 1992). Path Analysis diartikan oleh Bohrntedt (1974) bahwa “a technique for estimating the effect’s a set of independent variables has on a dependent variable from a set of absorved correlations, given a set of hypothezed causal asymmetric relation among the variables.”. Tujuan utama Path Analysis adalah “a method of measuring the direct influence along each separate path in such a systm and thus of finding the degree to wich vatiation of given effect is determined by each particular cause.” (Maruyama, 1998:16).

Jadi, model Path Analysis digunakan untuk menganalisis hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung seperangkat variable bebas (eksogen) terhadap variable terikat (endogen). Model Path Analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat, oleh sebab itu, rumusan masalah penelitian dalam kerangka Path

(11)

Analysis berkisar pada: (1) Apakah variable eksogen (X1, X2, …, Xk) berpengaruh terhadap variable endogen Y? dan (2) Berapa besar pengaruh kausal langsung, kausal tidak langsung, kausal total maupun simultan seperangkat variable eksogen (X1, X2, Xk) terhadap variable endogen Y?

Tabel perbedaan Regresi dan Path

Penjelasan Regresi Path (Jalur)

Variabel Bebas (X)

Terikat (Y) Eksogen (X) Endogen (Y)

Intervening (bila ada) Kegunaan • Penjelasan terhadap

fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti

• Prediksi kuantitatif • Faktor yang diterminan,

yaitu penentuan variabel bebas (X) yang

berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y) • Penjelasan • Prediksi kualitatif • Faktor diterminan • Penelusuran mekanisme (lintasan) pengaruh • Pengujian model, menggunakan teori triming, baik untuk uji keajegan konsep yang sudah ada maupun uji pengembangan konsep baru.

Hubungan yang dianalisis Bersifat tunggal Tunggal atau ganda Jenis data yang dianalisis Skala interval dan rasio Minimal skala interval dan

data dinyatakan dalam satuan baku atau Z score Asumsi • Pada prinsipnya sama

dengan korelasi, hanya sistem aliran kausal ke satu arah

• Pada prinsipnya sama dengan korelasi dan regresi

• Sistem aliran kausal ke satu arah

• Variabel terikat/ endogen (Y) minimal dalam skala ukur interval dan ratio

(12)

3.7.3 Teknik Analisis Deskriptif

Menjelaskan tentang hasil pengolahan data dari kuesioner dalam bentuk tabel deskriptif.

3.8 Rancangan Uji Hipotesis

Diketahui: X1 : Komunikasi Merek X2 : Pemosisian Merek Y : Kepercayaan Merek Z : Keputusan Pembelian HIPOTESIS

1. Komunikasi Merek dan Pemosisian Merek berkontribusi secara simultan (keseluruhan) dan signifikan terhadap Kepercayaan Merek

2. Komunikasi Merek, Pemosisian Merek, dan Kepercayaan Merek berkontribusi langsung secara simultan dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

(13)

Kerangka hubungan kausal empiris antara jalur dapat dibuat melalui persamaan struktur sebagai berikut:

Gambar 3.1 Hubungan Struktur X1, X2 terhadap Y dan Pengaruhnya terhadap Z (Sumber: analisis data,2009)

3.8.1 Analisis SubStruktur 1

a) Pengujian Secara Simultan Ha : pyx1 = pyx2 ≠ 0 Ho : pyx1 = pyx2 = 0

Hipotesis dalam bentuk kalimat:

Ha : Komunikasi Merek dan Pemosisian Merek berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kepercayaan Merek

Ho : Komunikasi Merek dan Pemosisian Merek tidak berkontribusi langsung terhadap Kepercayaan Merek

b) Pengujian Secara Individual SubStruktur 1

1. Komunikasi Merek berkontribusi secara signifikan terhadap Kepercayaan Merek Ha : pyx1 ≠ 0 Ho : pyx1 = 0

X1

X2

Y

Z

pyx1 pyx2 pzx2 pzy Pzx1 Є 1 Є 2

(14)

Hipotesis bentuk kalimat:

Ha : Komunikasi Merek berkontribusi secara signifikan terhadap Kepercayaan Merek

Ho : Komunikasi Merek tidak berkontribusi secara signifikan terhadap Kepercayaan Merek

2. Pemosisian Merek berkontribusi secara signifikan terhadap Kepercayaan Merek

Ha : pyx2 ≠ 0 Ho : pyx2 = 0

Hipotesis bentuk kalimat:

Ha : Pemosisian Merek berkontribusi secara signifikan terhadap Kepercayaan Merek

Ho : Pemosisian Merek tidak berkontribusi secara signifikan terhadap Kepercayaan Merek

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikasi analisis jalur, bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan

3.8.2 Analisis SubStruktur 2

(15)

Ha : pyx1 = pyx2 = pzy ≠ 0 Ho : pyx1 = pyx2 = pzy = 0 Hipotesis dalam bentuk kalimat:

Ha : Komunikasi Merek, Pemosisian Merek dan Kepercayaan Merek berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Ho : Komunikasi Merek, Pemosisian Merek dan Kepercayaan Merek tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

b) Pengujian Secara Individual SubStruktur 2

1. Komunikasi Merek berkontribusi secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Ha : pzx1 ≠ 0 Ho : pzx1 = 0

Hipotesis bentuk kalimat:

Ha : Komunikasi Merek berkontribusi secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Ho : Komunikasi Merek tidak berkontribusi secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian

2. Pemosisian Merek berkontribusi secara signifikan terhadap Kepercayaan Merek

Ha : pzx2 ≠ 0 Ho : pzx2 = 0

Hipotesis bentuk kalimat:

Ha : Pemosisian Merek berkontribusi secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian

(16)

Ho : Pemosisian Merek tidak berkontribusi secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian

3. Kepercayaan Merek berkontribusi secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Ha : pzy ≠ 0 Ho : pzy = 0

Hipotesis bentuk kalimat:

Ha : Kepercayaan Merek berkontribusi secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Ho : Kepercayaan Merek tidak berkontribusi secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis jalur, bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Tabel perbedaan Regresi dan Path
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara metode ekspositori dengan tingkat burnout belajar, maka dalam analisa data penulis menggunakan pengujian yang berupa:..

Hipotesis penelitian dalam penelitian ini diuji melalui kriteria sebagai berikut: jika koefisien korelasi ( ρ ) ≥ 0,80, maka hipotesis penelitian diterima yang artinya

Yang menjadi tolok ukur dalam menyatakan ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat koefisien signifikansi, apabila suatu model regresi memiliki hasil

Sedangkan Hasil koefisien korelasi yang didapat pada perhitungan ini adalah 0,343 yang artinya ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi gizi dengan keputusan

Koefisien korelasi yang digunakan adalah koefisien korelasi Pearson atau product-moment Pearson (Azwar, 2018) Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara

1) Hal pertama yang dilakukan adalah menghitung nilai koefisien korelasi Parsial. Taraf signifikan yang digunakan untuk menentukan

Dari hasil uji validitas 40 item skala Konflik Peran Ganda setelah diujicobakan pada 50 karyawati pada signifikansi 5 % terdapat 23 item yang memiliki nilai korelasi lebih

Setelah item yang tidak valid dihapus sebanyak 3 item, nilai reliabilitas meningkat menjadi 0,818 (nilai reliabilitas tinggi) dengan jumlah item total sebanyak