• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. 3.1 Objek Penelitian Menurut (Narimawati Umi dkk, 2010) Pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. 3.1 Objek Penelitian Menurut (Narimawati Umi dkk, 2010) Pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Menurut (Narimawati Umi dkk, 2010) Pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal – hal lain jika dianggap perlu.”

Dalam laporan Tugas Akhir ini penulis memilih objek penelitian dalam target dan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak yang akan memberikan tingkat efektivitas serta kontribusi pemasukan kepada Negara. Penulis mengambil penelitian pada Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) kota Bandung periode tahun 2014 – 2018. Yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto No. 170, Gumuruh, Kec. Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat 40275

3.2 Sejarah Singkat Perusahaan

Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung adalah lembaga pelatihan pemerintah yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) dibawah Direktorat Jendral pembinaan pelatihan produktivitas, Kementrian Ketenagakerjaan Repblik Indonesia. Berdasarkan peraturan menteri ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor 21 tahun 2015, BBPLK Bandung memiliki tugas melaksanakan pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan. BBPLK diresmikan pada 23 Februari 1952 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bekerjasama dengan program Colmbo Pan. BBPLK terletak di Jalan Jendral Gatot Subroto No. 170, Bandung, dengan luas lahan sekitar 3 hektar.

Pada tanggal 28 November 1985 ditandatangani kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan negara bagian Baden Wurttenberg Republik Federasi Jerman, dalam rangka peningkatan kompetensi instruktur. Proyek kerja sama lembaga pelatihan tersebut diberi nama Balai Latihan Instruktur Bandung

(2)

(BLBI) yang dikektuai oleh seorang koordinator dan cara administratif merupakan bagian dari Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Bandung. Tindak lanjut dari kerjasama tersebut adalah pengiriman instruktur kejuruan logam dan listrik untuk belajar teknis dan metodologi pelatihan di Jerman. Salah satu Realisasi dari peningkatan pelatihan instruktur ini adalah terselenggaranya diklat instruktur dengan lulusannya memiliki ijazah formal D3 sesuai kejuruannya dan akta A3 dari institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Bandung

Sejak proyek BLIB, terjalin kemitraan antara BLKI Bandung dengan HGS Singen yang direalisasikan dengan saling tukar menukar informasi, transfer teknologi dan pengiriman instruktur yang berlanjut sampai sekarang, salah satu program pelatihan yang dikembangkan saat ini adalah program meister otomotif. Kerjasama dengan pemerintah Jerman memasuki lingkup yang lebih luas lagi dengan terpilihnya BLKI Bandung menjadi anggota mitra ungulan dari Indonesia German Institute (IGI), suatu aliansi dari gabungan institusi pelatihan terpilih yang menerapkan pendekatan Teaching Factory, yaitu pendekatan yang memadukan antara pendidikan dan pelatihan kerja dengan teknologi inovatif sesuai dengan metode produksi

Mengikuti perkembangan dunia kerja dan kebutuhan pelatihan serta peranannya, maka nama lembaga ini mengalami beberapa kali perubahan, sebagai berikut:

1. 1952 – 1966 Pusat Latihan Kerja (PLK) Bandung.

2. 1967 – 1974 Pusat Latihan Kejuruan Industri dan Manajemen (PLKIM) Bandung.

3. 1974 – 1983 Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Bandung. 4. 1983 – 1989 Balai Latihan Kerja (BLK) Bandung.

5. 1989 – 1997 Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Bandung, termasuk didalamnya Balai Latihan Instruktur (BLIB) Bandung.

6. 1997 – 2000 Balai Latihan Instruktur dan Pengembangan (BLIB) Bandung. 7. 2000 – 2001 Pusat Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja Industri

(3)

8. 2002 – 2006 Pusat Pelatihan Kerja Industri Jasa & Manufaktur (PUSLATKER IJM) Bandung.

9. 2006 – 2015 Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri (BBPLKDN) Bandung.

10. 2015 – sekarang Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung.

Konsep yang diterapkan di BBPLK adalah konsep 5S. Kata 5S ini berasal dari bahasa Jepang yaitu:

1. Seiri ( Sisih) adalah menyusun barang – barang yang tidak dipakai di tempat kerja.

2. Seiton (Susun) adalah menyusun barang – barang yang dipakai ke dalam order yang baik, sehingga dapat memudahkan jika akan digunakan

3. Seiso (Sasap) adalah membersihkan tempat kerja, sehingga lantai bersih, mesin dan peralatan bebas debu.

4. Seiketsu (Sosoh) adalah memelihara tempat kerja yang bersih, sehat dan aman serta produktif dan menyenangkan melalui pengulangan pengulangan Seiri – Seiton –Seiso.

5. Shitsuke (Suluh) adalah melatih orang untuk biasa bekerja dengan lingkungan kerja yang bersih, sehat, dab aman, sehingga menjadi suatu kebiasaan yang akan menjadi aturan untuk dipatuhi oleh setiap individu di tempat kerja.

BBPLK mempunyai tugas melaksanakan pengembangan pelatihan, pemberdayaandan sertifikasi tenaga kerja, infrastruktur dan tenaga pelatihan. Dan mempunyai fungsi diantaranya (1) penyusunana rencana program dan anggaran. (2) pelaksanaan pelatihan tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan. (3) Pelaksanaan pemberdayaan tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan. (4) Pelaksanaan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan. (5) Evaluasi dan penyususnan laporan di bidang pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi tenaga kerja, instruktur, dan tenaga pelatihan. (6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

(4)

3.2.1 Visi dan Misi Perusahaan A. Visi

“Mewujudkan BBPLK Bandung sebagai center of excellence, center if development, center of empowerment (CEDE) di bidang pendidikan dan pelatihan dalam rangka mendukung kebijakan dan program ketenagakerjaan”.

B. Misi

1. Melaksanakan diklat instruktur dan tenaga kerja. 2. Melaksanakan pengembangan sumber daya pelatihan.

3. Melaksanakan konsultasi dan bimbingan penyelenggaraan diklat.

Untuk mewujudkan isi dan misi tersebut Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Bandung menentukan tujuan dan sasaran strategis sebagai berikut:

1. Tujuan

Menciptakan tenaga kerja terampil, mandiri dan produktif yaitu menciptakan dan mempersiapkan tenaga kerja dalam hal ini pencari kerja yang memiliki keterampilan yang dapat bersaing dalam pasar kerja serta dipersiapkan untuk menjadi pencipta lapangan kerja. Menjadikan BBPLK sebagai model center dalam penyelenggaraan diklat, uji kompetensi dan pengembangan manajemen diklat, menjadikan BBPLK sebagai pusat pengembangan sumberdaya pelatihan dan mewujudkan kemandirian institusi dalam pengelolaan sumberdaya pelatihan secara profesional dan transparan.

2. Sasaran

a. Terselenggaranya pelatihan, pengembangan pelatihan, uji kompetensi, sertifikasi dan konsultasi berbasis kompetensi.

b. Terwujudnya pengembangan manajemen, kelembagaan, pelatihan dan produktivitas.

(5)

Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1 Struktur Organisai Balai Besar Pengembangan Laihan Kerja (BBPLK) Bandung

(6)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah sebagai berikut, yang akan dibagi menjadi 2 bagian:

1. Data Primer

Menurut (Umar, 2013)

“ Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti”.

Yang menjadi data pokok pada penelitian ini adalah target dan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak dari tahun 2014 – 2018. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terdiri dari angka – angka. Selain data kuantitatif diperlukan data dari hasil wawancara yang dilakukan langsung dengan bagian keuangan pada BBPLK kota Bandung.

2. Data Sekunder

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut (Sugiyono, 2017) menjelaskan bahwa data sekunder adalah sebagai berikut :

“ Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku – buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dan menunjang penelitian ini”.

Data pendukung yang menjadi referensi penelitian ini berupa teori – teori yang terdiri dari literature – literature, laporan – laporan, dan buku, penelitian terdahulu, dan bahan pustaka.

(7)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan diantaranya:

1. Penelitian Lapangan ( Field Research) a. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam kutipan Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biolologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan. Maka dari itu data yang diperoleh dari suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek yang diteliti yang erat kaitannya dengan optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak.

b. Menurut Estenberg dalam Sugiyono (2013) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report atau setidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan bagian keuangan pihak BBPLK kota Bandung yang bernama Dewi Wirstanti, S.E.

2. Penelitian Kepustakaan ( Library Research)

Informasi yang diperoleh selama penelitian bersumber dari jurnal, laporan penelitian, e-book, dan buku lainnya yang terkait dengan penelitian.

3.5 Variabel Operasional

Variabel dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Evektivitas dan Kontribusi. Evektivitas adalah gambaran kemampuan suatu peusahaan dalam merealisasikan pendapatan yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebelumya. Sedangkan Kontribusi adalah seberapa besar pengaruh atau peran dari masing – masing bidang BBPLK terhadapan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

(8)

Sesuai dengan judul penelitian yaitu “ Analisis Efektivitas Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pada Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Kota Bandung”, maka variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Indikator Ukuran

Penerimaan Negara Bukan Pajak Efektivitas Kontribusi

3.6 Metode Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2012) Metode deskriptif kuantitatif ini dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu. Teknik pengambilan sample pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Metode analisis penelitian ini menggunakan data kuantitatif:

Analisis kuantitatif pada proses data menggunakan angka atau rumus. Hal ini di gunakan untuk mengevaluasi kontribusi dan efektivitas target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di BBPLK kota Bandung.

Gambar

Gambar  3.1  Struktur  Organisai  Balai  Besar  Pengembangan  Laihan  Kerja  (BBPLK) Bandung
Tabel 3.1  Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

(1) Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar pada mata PPKn siswa kelas VI

Entalpi untuk 500 kJ/kg tidak ada, karena pada tekanan dan temperatur yang diberikan, kondisi air tidak berubah signifikan dari kondisi air pada keadaan

• Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

F hitung > F tabel : Menolak H 0, berarti hubungan antara harga saham dengan laba bersih per saham dan nilai buku ekuitas per saham mengalami perubahan struktural

Banyaknya instansi membuat pembeli kesulitan menemukan barang yang sesuai dengan keinginannya di suatu cabang Pegadaian, padahal barang yang sesuai mungkin ada

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang saya susun dengan judul “Status Identitas Remaja Dengan Latar Belakang Keluarga Etnis Jawa dan Tionghoa” adalah

Pengodean diagnosis pada kasus sistem sirkulasi di klinik jantung RSUD Wates tidak dilakukan oleh petugas rekam medis, namun untuk kode diagnosa yang telah