• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB Latar Belakang Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan ba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB Latar Belakang Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan ba"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNANAN

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG

NRP :6306.030.002

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

(CO, O2,

(CO, O2,

NOx

NOx

) PADA MOTOR DIESEL

) PADA MOTOR DIESEL

DISUSUN OLEH

DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG NRP

NRP :6306.030.002:6306.030.002

PENGARUH PENGGUNANAN

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG

NRP :6306.030.002

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

PENGARUH PENGGUNANAN

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

BIODIESEL TERHADAP GAS BUANG

(CO, O2,

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2,

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2,

(CO, O2,

(CO, O2,

(CO, O2,

(CO, O2,

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2,

(CO, O2,

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

(CO, O2, NOx) PADA MOTOR DIESEL

NOx

NOx

NOx

NOx

NOx

NOx

NOx

NOx

NOx

NOx

) PADA MOTOR DIESEL

) PADA MOTOR DIESEL

) PADA MOTOR DIESEL

) PADA MOTOR DIESEL

) PADA MOTOR DIESEL

) PADA MOTOR DIESEL

) PADA MOTOR DIESEL

) PADA MOTOR DIESEL

) PADA MOTOR DIESEL

) PADA MOTOR DIESEL

DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH

DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH : PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG: PARLIN ROJERNI SAPUTRA LG NRPNRP

NRPNRP NRPNRP NRPNRPNRPNRPNRP

(2)

BAB 1

1.1 Latar Belakang

Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan bakar terus

meningkat. Hal ini menyebabkan harga bahan bakar minyak semakin meningkat. Untuk itu perlu dilakukan upaya penghematan serta upaya

pengalihan bahan bakar dari bahan yang berasal dari minyak bumi menjadi sumber energi yang dapat diperbaharui. Salah satu bahan baku yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar pengganti minyak bumi adalah tanaman jarak yang dapat menghasilkan minyak dari bijinya. Minyak jarak diperoleh dengan cara pengepresan biji jarak dengan alat pengepres minyak. Alat pengepres yang digunakan adalah hydraulic press. Dengan digunakan alat pemecah biji jarak dan alat penghancur biji jarak yang akan

memudahkan proses pengepresan minyak dari biji jarak. Sehingga diperoleh minyak biodiesel yang mana akan digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Namun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standar dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari permasalahan diatas ,maka pada tugas ahkir ini diambil judul Analisa

Pengaruh Penggunaan Biodisel terhadap Emisi Gas Buang (NOX, CO, DAN O2) pada Motor Diesel

BAB 1

1.1 Latar Belakang

Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan bakar terus

meningkat. Hal ini menyebabkan harga bahan bakar minyak semakin meningkat. Untuk itu perlu dilakukan upaya penghematan serta upaya

pengalihan bahan bakar dari bahan yang berasal dari minyak bumi menjadi sumber energi yang dapat diperbaharui. Salah satu bahan baku yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar pengganti minyak bumi adalah tanaman jarak yang dapat menghasilkan minyak dari bijinya. Minyak jarak diperoleh dengan cara pengepresan biji jarak dengan alat pengepres minyak. Alat pengepres yang digunakan adalah

Alat pengepres yang digunakan adalah hydraulic presshydraulic press. Dengan digunakan. Dengan digunakan alat pemecah biji jarak dan alat penghancur biji jarak yang akan

memudahkan proses pengepresan minyak dari biji jarak. Sehingga diperoleh minyak biodiesel yang mana akan digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Namun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standar Namun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standar Namun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standar Namun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standar Namun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standar Namun apakah emisi gas buang dari biodiesel biji jarak memenuhi standar dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari dari MARPOL tentang ambang batas emisi gas buang.Berdasarkan dari

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti mencoba merumuskan pertanyaan yang akan dicari pemecahannya baik pembahasan menurut analisa maupun teori-teori yang menjadi ecuan padsa penelitian ini. Ada pun rumusan masalah berdasarkan judul yang akam diajukan adalah sebagai berikut :

Apakah campuran biodiesel ataupun biodiesel 100% kandungan emisi gas buang memenuhi standar bila dibandingkan dengan menggunakan solar murni pada motor diesel.

Apakah ada perbedaan kandungan emisi gas buang dengan variasi kecepatan dengan menggunakan bahan bakar yang sama.

Dapat menyimpulkan hasil pencampuran antara biodiesel dengan solar yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti mencoba merumuskan pertanyaan yang akan dicari pemecahannya baik pembahasan menurut analisa maupun teori-teori yang menjadi ecuan padsa penelitian ini. Ada pun rumusan masalah berdasarkan judul yang akam diajukan adalah sebagai berikut :

Apakah campuran biodiesel ataupun biodiesel 100% kandungan emisi gas buang memenuhi standar bila dibandingkan dengan menggunakan solar murni pada motor diesel.

Apakah ada perbedaan kandungan emisi gas buang dengan variasi kecepatan dengan menggunakan bahan bakar yang sama.

Dapat menyimpulkan hasil pencampuran antara biodiesel dengan solar yang optimal.

(4)

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada tugas ahkir ini adalah sebagai berikut:

Jenis bahan bakar yang digunakan pada pengujian ini yaitu;B10,B20, B30, solar murni dan biodiesel 100%

Kecepatan motor diesel yang digunakan adalah médium speed yang ada di lab marine diesel Politeknik Perkapaln Negeri Surabaya.

Motor diesel yang akan direncanakan adalah sebagai berikut: Merk : Detroit Diesel Allison Div.G.M.C

Model :1042100

Serial number : 4A0249106

Type : 2 cycle

Bore : 108 mm

Strke ; 127 mm

Number of cylinder : 4 (empat)

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada tugas ahkir ini adalah sebagai berikut:

Jenis bahan bakar yang digunakan pada pengujian ini yaitu;B10,B20, B30, solar murni dan biodiesel 100%

Kecepatan motor diesel yang digunakan adalah médium speed yang ada di lab marine diesel Politeknik Perkapaln Negeri Surabaya.

Motor diesel yang akan direncanakan adalah sebagai berikut: Merk : Detroit Diesel Allison Div.G.M.C

Model :1042100

Serial number : 4A0249106 Type

Type : 2 cycle: 2 cycle

Bore : 108 mm

Strke ; 127 mm

(5)

1.4 Tujuan

Tujuan pengujian ini adalah:

Untuk mendapatkan formula campuran antara penggunaan biodisel dan solar yang optimal.

Untuk memperoleh kandungan emisi gas buang yang lebih rendah dari pemakaian bahan bakar biodisel, bahan bakar solar dan campuran antara biodisel dan solar.

Untuk mendapatkan kandungan emisi gas buang yang paling rendah dengan variasi kecepatan yang telah direncanakan.

1.4 Tujuan

Tujuan pengujian ini adalah:

Untuk mendapatkan formula campuran antara penggunaan biodisel dan solar yang optimal.

Untuk memperoleh kandungan emisi gas buang yang lebih rendah dari pemakaian bahan bakar biodisel, bahan bakar solar dan campuran antara biodisel dan solar.

Untuk mendapatkan kandungan emisi gas buang yang paling rendah dengan variasi kecepatan yang telah direncanakan.

(6)

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penulisan TA ini adalah:

Membuktikan perbedaan kandungan emisi gas buang dengan variasi kecepatan pada motor diesel antara menggunakan solar murni, biodiesel atau pun dari campuran kedua bahan bakar tersebut.

Membuktikan penggunaan solar murni, biodiesel 100% ataupun campuran dari kedua bahan bakar tersebut yang optimal.

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang efek penggunaan biodiesel terhadap emisi gas buang motor diesel.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penulisan TA ini adalah:

Membuktikan perbedaan kandungan emisi gas buang dengan variasi kecepatan pada motor diesel antara menggunakan solar murni, biodiesel atau pun dari campuran kedua bahan bakar tersebut.

Membuktikan penggunaan solar murni, biodiesel 100% ataupun campuran dari kedua bahan bakar tersebut yang optimal.

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang efek penggunaan biodiesel terhadap emisi gas buang motor diesel.

(7)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Biodiesel dari Minyak Nabati 2.1.1 Minyak Nabati

Pengertian ilmiah paling umum dari istilah ‘biodiesel’ mencakup sembarang (dan semua) bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari sumber daya hayati atau biomassa. Sekalipun demikian, makalah ini akan menganut definisi yang pengertiannya lebih sempit tetapi telah diterima luas di dalam industri, yaitu bahwa “biodiesel adalah bahan bakar mesin/motor diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-asam

lemak”

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Biodiesel dari Minyak Nabati 2.1.1 Minyak Nabati

Pengertian ilmiah paling umum dari istilah ‘biodiesel’ mencakup sembarang (dan semua) bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari sumber daya hayati atau biomassa. Sekalipun demikian, makalah ini akan menganut definisi yang pengertiannya lebih sempit tetapi telah akan menganut definisi yang pengertiannya lebih sempit tetapi telah akan menganut definisi yang pengertiannya lebih sempit tetapi tela diterima luas di dalam industri, yaitu bahwa “biodiesel adalah bahan bakar mesin/motor diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-asam

lemak” lemak” lemak

(8)

Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati maupun lemak

hewan, namun yang paling umum digunakan sebagai bahan

baku pembuatan biodiesel adalah minyak nabati. Minyak

nabati dan biodiesel tergolong ke dalam kelas besar

senyawa-senyawa organik yang sama, yaitu kelas ester

asam-asam lemak. Akan tetapi, minyak nabati adalah

triester asam-asam lemak dengan gliserol, atau trigliserida,

sedangkan biodiesel adalah monoester asam-asam lemak

dengan metanol. Perbedaan wujud molekuler ini memiliki

beberapa konsekuensi penting dalam penilaian keduanya

sebagai kandidat bahan bakar mesin diesel :

1. Minyak nabati (yaitu trigliserida) berberat molekul besar,

jauh lebih besar dari biodiesel (yaitu ester metil).

Akibatnya, trigliserida relatif mudah mengalami

perengkahan (cracking) menjadi aneka molekul kecil, jika

terpanaskan tanpa kontak dengan udara (oksigen).

hewan, namun yang paling umum digunakan sebagai bahan

baku pembuatan biodiesel adalah minyak nabati. Minyak

nabati dan biodiesel tergolong ke dalam kelas besar

senyawa-senyawa organik yang sama, yaitu kelas ester

asam-asam lemak. Akan tetapi, minyak nabati adalah

triester asam-asam lemak dengan gliserol, atau trigliserida

sedangkan biodiesel adalah monoester asam-asam lemak

dengan metanol. Perbedaan wujud molekuler ini memiliki

beberapa konsekuensi penting dalam penilaian keduanya

sebagai kandidat bahan bakar mesin diesel :

1. Minyak nabati (yaitu trigliserida) berberat molekul besar,

jauh lebih besar dari

jauh lebih besar dari biodiesel (yaitu

biodiesel (yaitu ester metil

ester metil).

ester metil).

ester metil

ester metil).

ester metil

).

Akibatnya, trigliserida relatif mudah mengalami

perengkahan (cracking) menjadi aneka molekul kecil, jika

cracking) menjadi aneka molekul kecil, jika

cracking

terpanaskan tanpa

terpanaskan tanpa

terpanaskan tanpa

terpanaskan tanpa

terpanaskan tanpa

terpanaskan tanpa

(9)

2. Minyak nabati memiliki kekentalan (viskositas) yang jauh lebih besar dari minyak diesel/solar maupun biodiesel, sehingga pompa penginjeksi bahan bakar di dalam mesin diesel tak mampu menghasilkan pengkabutan (atomization) yang baik ketika minyak nabati disemprotkan ke dalam kamar pembakaran.

• 3. Molekul minyak nabati relatif lebih bercabang dibanding ester metil asam-asam lemak. Akibatnya, angka setana minyak nabati lebih rendah daripada angka setana

ester metil. Angka setana adalah tolok ukur kemudahan menyala/terbakar dari suatu

bahan bakar di dalam mesin diesel.

Di luar perbedaan yang memiliki tiga konsekuensi penting di atas, minyak

nabati dan biodiesel sama-sama berkomponen penyusun utama (≥ 90 %-berat) asam-asam lemak. Pada kenyataannya, proses transesterifikasi minyak nabati menjadi

ester metil asam-asam lemak, memang bertujuan memodifikasi minyak nabati menjadi produk (yaitu biodiesel) yang berkekentalan mirip solar, berangka setana lebih tinggi, dan relatif lebih stabil terhadap perengkahan.

Semua minyak nabati dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar namun dengan proses-proses pengolahan tertentu (Y.M Choo, 1994). Tabel 2.1

menunjukkan berbagai macam tanaman penghasil minyak nabati serta produktifitas yang dihasilkannya.

diesel/solar maupun biodiesel, sehingga pompa penginjeksi bahan bakar di dalam mesin diesel tak mampu menghasilkan pengkabutan (atomization) yang baik ketika minyak nabati disemprotkan ke dalam kamar pembakaran.

3. Molekul minyak nabati relatif lebih bercabang dibanding ester metil asam-asam lemak. Akibatnya, angka setana minyak nabati lebih rendah daripada angka setana

ester metil. Angka setana adalah tolok ukur kemudahan menyala/terbakar dari suatu

bahan bakar di dalam mesin diesel.

Di luar perbedaan yang memiliki tiga konsekuensi penting di atas, minyak

nabati dan biodiesel sama-sama berkomponen penyusun utama (≥ 90 %-berat) asam-asam lemak. Pada kenyataannya, proses transesterifikasi minyak nabati menjadi

ester metil asam-asam lemak, memang bertujuan memodifikasi minyak nabati menjadi produk (yaitu biodiesel) yang berkekentalan mirip solar, berangka setana lebih tinggi, dan relatif lebih stabil terhadap perengkahan.

Semua minyak nabati dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar namun Semua minyak nabati dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar namun dengan proses-proses pengolahan tertentu (Y.M Choo, 1994). Tabel 2.1

menunjukkan berbagai macam tanaman penghasil minyak nabati serta produktifitas yang dihasilkannya.

(10)

Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Komposisi emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat

ketidak sempurnaan proses pembakara.

Unsur dalam Emisi Gas Buang

Emisi Senyawa Hidrokarbon (HC)

Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah

karbondioksida (CO2) dan air(H-2O). Walaupun rasio perbandingan antara udara dan bahan bakar sudah tepat dan didukung oleh desain ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja pembakaran dalam, mesin pembakaran luar yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Komposisi emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat

ketidak sempurnaan proses pembakara.

Unsur dalam Emisi Gas Buang

Emisi Senyawa Hidrokarbon (HC)

Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah

karbondioksida (CO2) dan air(H-2O). Walaupun rasio perbandingan antara udara dan bahan bakar sudah tepat dan didukung oleh desain ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja

(11)

sebagian dari bensin seolah-olah tetap dapat “bersembunyi” dari api saat terjadi proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC cukup tinggi.

Emisi HC ini dapat ditekan dengan cara memberikan tambahan panas

dan oksigen diluar ruang bakar untuk menuntaskan proses pembakaran. Proses injeksi oksigen tepat setelah exhaust port akan dapat menekan emisi HC

secara drastis. Saat ini, beberapa mesin mobil sudah dilengkapi dengan

electronic air injection reaction pump yang langsung bekerja saat cold-start untuk menurunkan emisi HC.

Apabila HC tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan gejala bahwa AFR yang tidak tepat. AFR yang terlalu kaya akan menyebabkan emisi HC menjadi tinggi. Ini bias disebabkan, filter udara yang tersumbat, sensor temperature mesin yang tidak normal dan sebagainya yang dapat membuat AFR terlalu kaya. Injector yang kotor atau fuel pressure yang terlalu rendah dapat

membuat butiran bahan bakar menjadi besar untuk terbakar dengan sempurna dan ini juga akan membuat emisi HC menjadi tinggi. Apapun alasannya, AFR yang terlalu kaya juga akan membuat emisi CO menjadi tinggi, tetapi CO dan HC yang tinggi juga bisa disebabkan oleh rembasnya pelumas ke ruang bakar. terjadi proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC cukup tinggi.

Emisi HC ini dapat ditekan dengan cara memberikan tambahan panas

dan oksigen diluar ruang bakar untuk menuntaskan proses pembakaran. Proses injeksi oksigen tepat setelah exhaust port akan dapat menekan emisi HC

secara drastis. Saat ini, beberapa mesin mobil sudah dilengkapi dengan

electronic air injection reaction pump yang langsung bekerja saat cold-start untuk menurunkan emisi HC.

Apabila HC tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan gejala bahwa AFR yang tidak tepat. AFR yang terlalu kaya akan menyebabkan emisi HC menjadi tinggi. Ini bias disebabkan, filter udara yang tersumbat, sensor temperature mesin yang tidak normal dan sebagainya yang dapat membuat AFR terlalu kaya. Injector yang kotor atau fuel pressure yang terlalu rendah dapat

membuat butiran bahan bakar menjadi besar untuk terbakar dengan sempurna membuat butiran bahan bakar menjadi besar untuk terbakar dengan sempurna dan ini juga akan membuat emisi HC menjadi tinggi. Apapun alasannya, AFR yang terlalu kaya juga akan membuat emisi CO menjadi tinggi, tetapi CO dan HC yang tinggi juga bisa disebabkan oleh rembasnya pelumas ke ruang bakar.

(12)

BAB III

METODOLOGI PENGUJIAN

Dalam penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini diperlukan suatu urutan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan

pekerjaan tersebut, hal tersebut dimaksudkan agar Tugas Akhir ini dapat tercapai tujuanya secara maksimal dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu direncanakan langkah-langkah yang sekiranya dapat

memaksimalkan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini.

3.1

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Marine Diesel, Jurusan Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

METODOLOGI PENGUJIAN

Dalam penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini diperlukan suatu urutan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan

pekerjaan tersebut, hal tersebut dimaksudkan agar Tugas Akhir ini dapat tercapai tujuanya secara maksimal dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu direncanakan langkah-langkah yang sekiranya dapat

memaksimalkan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini.

3.1

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium

Penelitian dilakukan di Laboratorium Marine DieselMarine Diesel, Marine Diesel, Marine Diesel

Jurusan Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

(13)

3.2 Peralatan dan Bahan

Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan percobaan agar mengefisienkan waktu yang dibutuhkan.

A.Alat yang digunakan antara lain:

• Engine Test Bed yang dilengkapi kontrol panel

• Exhaust Gas Analyzer

• Tacho Meter

• Stop Watch

• Obeng

• Lembar Data

3.2 Peralatan dan Bahan

Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan percobaan agar mengefisienkan waktu yang dibutuhkan.

A.Alat yang digunakan antara lain:

Engine Test Bed yang dilengkapi kontrol panel Exhaust Gas Analyzer

Tacho Meter Stop Watch Stop Watch Obeng

(14)

B. Bahan yang digunakan antara lain:

• Minyak Solar

• Minyak biodiesel 100%

• Campuran biodiesel dengan solar (B10, B20, B30)

3.3

Langkah Pengujian

Penelitian ini dikelompokan menjadi lima (5) tahapan, yaitu: persiapan dan pemeriksaan, percobaan dasar, pergantian bahan bakar, analisa dan kesimpulan.

• Persiapan dan Pemeriksaan

Sebelum mesin diaktifkan atau dioperasikan secara manual maka terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan dan

persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

B. Bahan yang digunakan antara lain:

Minyak Solar

Minyak biodiesel 100%

Campuran biodiesel dengan solar (B10, B20, B30)

3.3

Langkah Pengujian

Penelitian ini dikelompokan menjadi lima (5) tahapan, yaitu: persiapan dan pemeriksaan, percobaan dasar, pergantian bahan bakar, analisa dan kesimpulan.

Persiapan dan Pemeriksaan

Sebelum mesin diaktifkan atau dioperasikan secara manual maka terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan dan

persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian persiapan pada beberapa hal yang penting dalam pengoperasian mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : mesin diesel. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

(15)

Pemeriksaan awal yang meliputi :

A. Pemeriksaan dan pengaturan katup-katup pendingin.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melindungi sistem atau komponen dari mesin diesel supaya dapat bekerja dengan baik. Hal itu dikarenakan panas yang dihasilkan saat mesin diesel beroperasi cukup tinggi.

b. Pengecekan udara dan tekanan yang ada di dalam kompresor Pengecekan udara dan tekanan udara yang ada di dalam

kompresor merupakan bagian dari pemeriksaan awal yang penting. Hal itu dikarenakan pada pengoperasian awal mesin

diesel dibutuhkan tekanan udara start (air start) yang cukup tinggi sehingga dalam proses starter mesin diesel dapat dioperasikan

dengan baik.

Pemeriksaan awal yang meliputi :

A. Pemeriksaan dan pengaturan katup-katup pendingin.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melindungi sistem atau komponen dari mesin diesel supaya dapat bekerja dengan baik. Hal itu dikarenakan panas yang dihasilkan saat mesin diesel beroperasi cukup tinggi.

b. Pengecekan udara dan tekanan yang ada di dalam kompresor Pengecekan udara dan tekanan udara yang ada di dalam

kompresor merupakan bagian dari pemeriksaan awal yang penting. Hal itu dikarenakan pada pengoperasian awal mesin

diesel dibutuhkan tekanan udara start (air start) yang cukup tinggi sehingga dalam proses starter mesin diesel dapat dioperasikan

sehingga dalam proses starter mesin diesel dapat dioperasikan dengan baik.

(16)

c.

Menge-drain udara yang terkondensasi di dalam

kompresor

Proses ini perlu dilakukan agar dapat diketahui tekanan udara yang sebenarnya ada di dalam kompresor, maka apabila dilakukan pengukuran yang ada di dalam kompresor akan berubah. Selain itu menge-drain air yang ada di dalam kompresor ditujukan agar

proses start dapat berjalan dengan baik.

kompresor

Proses ini perlu dilakukan agar dapat diketahui tekanan udara yang sebenarnya ada di dalam kompresor, maka apabila dilakukan pengukuran yang ada di dalam kompresor akan berubah. Selain itu menge-drain air yang ada di dalam kompresor ditujukan agar

(17)

Percobaan dasar

Percobaan dasar pada Marine Diesel Engine dilakukan untuk mengetahui kandungan emisi gas buang dari engine yang

menggunakan bahan bakar solar murni sebelum menggunkan bahan bakar biodiesel dan campuran biodiesel. Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan putaran mesin diesel pada beban tetap. Putaran yang digunakan 500 s/d 1000rpm. Pada setiap perubahan kondisi kecepatan akan dicatat hasil

kandungan dari gsa buang (CO, O2, NOx).

Percobaan dasar pada Marine Diesel Engine dilakukan untuk mengetahui kandungan emisi gas buang dari engine yang

menggunakan bahan bakar solar murni sebelum menggunkan bahan bakar biodiesel dan campuran biodiesel. Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan putaran mesin diesel pada beban tetap. Putaran yang digunakan 500 s/d 1000rpm. Pada setiap perubahan kondisi kecepatan akan dicatat hasil

(18)

Pergantian Bahan Bakar

Mengulang tahap ke-2 dengan menggunakan bahan

bakar biodiesel, B10 (90% solar dan 10% biodiesel),

B20 (80% solar dan 20% biodiesel), dan B30 (70%

solar dan 30% biodiesel. Lalu kemudian mencatat

perubahan komposisi dari gas buang.

Analisa

Pertama akan dianalisa percobaan I dengan menggunakan bahan bakar solar dan membandingkan dengan percobaan II yang

menggunakan bahan bakar biodiesel 100% dan campuran

biodiesel. Untuk membantu menganalisa data digunakan software

Microsoft exel.

Kesimpulan

Dari analisa data yang telah dilakukan, maka akan ditarik suatu kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.

Mengulang tahap ke-2 dengan menggunakan bahan

bakar biodiesel, B10 (90% solar dan 10% biodiesel),

B20 (80% solar dan 20% biodiesel), dan B30 (70%

solar dan 30% biodiesel. Lalu kemudian mencatat

perubahan komposisi dari gas buang.

Analisa

Pertama akan dianalisa percobaan I dengan menggunakan bahan bakar solar dan membandingkan dengan percobaan II yang

menggunakan bahan bakar biodiesel 100% dan campuran

biodiesel. Untuk membantu menganalisa data digunakan software

Microsoft exel.

Kesimpulan

Dari analisa data yang telah dilakukan, maka akan ditarik suatu kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.

kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan. kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan. kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan. kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan. kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan. kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan. kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan. kesimpulan mengenai Tugas Ahkir yang telah dilakukan.

(19)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1

Analisa dengan Grafik

Pengujian bahan bakar biodiesel dengan minyak solar,

dilakukan dengan variasi komposisi biodiesel maksimum 30%. Biodisel 10% (B10), ini berarti komposisi minyak solar 90% dan biodiesel 10%. Biodiesel 20% (B20) ini berati komposisi minyak solar 80% dan biodiesel 80%. Demikian juga dengan biodisel 30% (B30), ini berarti komposisi minyak solar 70% dan biodesel 30%. Putaran motor diesel dalam penbujian ini diatur sesuai dengan

munual book engine test bed yaitu 500rpm s/d 1000rpm.

Untuk kandungan emisi gas buang yaitu NOx, CO, dan O2 yang dihasilkan oleh motor diesel dilihat pada alat Gas Analyzer yang ada di Laboraturium Merine Diesel Politeknik Perkapalan Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1

Analisa dengan Grafik

Pengujian bahan bakar biodiesel dengan minyak solar,

dilakukan dengan variasi komposisi biodiesel maksimum 30%. Biodisel 10% (B10), ini berarti komposisi minyak solar 90% dan biodiesel 10%. Biodiesel 20% (B20) ini berati komposisi minyak solar 80% dan biodiesel 80%. Demikian juga dengan biodisel 30% (B30), ini berarti komposisi minyak solar 70% dan biodesel 30%. Putaran motor diesel dalam penbujian ini diatur sesuai dengan

munual book engine test bed yaitu 500rpm s/d 1000rpm.

Untuk kandungan emisi gas buang yaitu NOx, CO, dan O2 yang dihasilkan oleh motor diesel dilihat pada alat Gas Analyzer yang ada di Laboraturium Merine Diesel Politeknik Perkapalan Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor Negri Surabaya. Data yang diperoleh dalam pengujian motor

(20)

diesel dari ke-5 jenis bahan bakar tersebut yaitu minyak solar murni sebagai pembanding, biodiesel 100%, biodiesel 10%,

biodiesel 20% dan biodiesel 30%. Setelah dilakukan pengujian didapat ganbar sebagai berikut;

Gambar 4.1 Grafik hubungan CO (Karbon Oksida) dengan variasi putaran

murni sebagai pembanding, biodiesel 100%, biodiesel 10%, biodiesel 20% dan biodiesel 30%. Setelah dilakukan pengujian didapat ganbar sebagai berikut;

Gambar 4.1 Grafik hubungan CO ( Gambar 4.1 Grafik hubungan CO ( Gambar 4.1 Grafik hubungan CO (

Gambar 4.1 Grafik hubungan CO (Karbon OksidaKarbon OksidaKarbon Oksida

Gambar 4.1 Grafik hubungan CO (Karbon Oksida

(21)

Dari gambar diatas hasil pengujian menunjukan bahwa CO (Karbon oksida) yang dihasilkan dari ke-3 campuran bahan bakar solar dengan biodiesel menunjukan adanya perbedaan. Dimana untuk campuran biodiesel 10% mengalami penurunan sebesar 11,40%, untuk biodiesel 20% mengalami penurunan sebesar 16,74% sedangkan untuk biodiesel 30% mengalami penurunan sebesar 20,58%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa campuran

biodiesel 30% yang lebih baik bila dibandingkan dengan biodiesel 10% dan biodiesel 20% terhadap solar murni.

Gambar 4.2 Grafik hubungan O2 (Oksigen) dengan variasi putaran

(Karbon oksida) yang dihasilkan dari ke-3 campuran bahan bakar solar dengan biodiesel menunjukan adanya perbedaan. Dimana untuk campuran biodiesel 10% mengalami penurunan sebesar 11,40%, untuk biodiesel 20% mengalami penurunan sebesar 16,74% sedangkan untuk biodiesel 30% mengalami penurunan sebesar 20,58%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa campuran

biodiesel 30% yang lebih baik bila dibandingkan dengan biodiesel 10% dan biodiesel 20% terhadap solar murni.

(22)

Hasil dari gambar diatas menunjukan bahwa O2 (oksigen) yang dihasilkan dari ke-3 canpuran bahan bakar solar dengan biodiesel

tidak adanya perbedaan kandungan oksigen yang dihasilkan. Dari ke-3 campuran biodisel yaitu biodiesel 10%, 29%, dan ke-30% mengalami peningkatan sebesar 2,38% terhadap minyak solar murni. Pada

putaran 500 dan 600rpm kandungan O2 lebih rendah dikarenakan pada waktu mesin dinyalakan temperatur gas buangnya tidak besar.

Gambar 4.3 Grafik hubungan NOx (Nitrogen Oksida) dengan variasi putaran

dihasilkan dari ke-3 canpuran bahan bakar solar dengan biodiesel

tidak adanya perbedaan kandungan oksigen yang dihasilkan. Dari ke-3 campuran biodisel yaitu biodiesel 10%, 29%, dan ke-30% mengalami peningkatan sebesar 2,38% terhadap minyak solar murni. Pada

putaran 500 dan 600rpm kandungan O2 lebih rendah dikarenakan pada waktu mesin dinyalakan temperatur gas buangnya tidak besar.

(23)

Dari gambar diatas hasil pengujian menunjukan bahwa NOx (Nitrogen oksida) yang dihasilkan dari ke-3 campuran bahan bakar solar dengan biodiesel menunjukan adanya perbedaan. Dimana

untuk campuran biodiesel 10% mengalami penurunan sebesar 16,44%, untuk biodiesel 20% mengalami penurunan sebesar 12,00% sedangkan untuk biodiesel 30% mengalami penurunan sebesar 13,22%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa campuran

biodiesel 10% yang lebih baik bila dibandingkan dengan biodiesel 20% dan biodiesel 30% terhadap solar murni.

Dari gambar diatas hasil pengujian menunjukan bahwa NOx (Nitrogen oksida) yang dihasilkan dari ke-3 campuran bahan bakar solar dengan biodiesel menunjukan adanya perbedaan. Dimana

untuk campuran biodiesel 10% mengalami penurunan sebesar 16,44%, untuk biodiesel 20% mengalami penurunan sebesar 12,00% sedangkan untuk biodiesel 30% mengalami penurunan sebesar 13,22%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa campuran

biodiesel 10% yang lebih baik bila dibandingkan dengan biodiesel 20% dan biodiesel 30% terhadap solar murni.

(24)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisa yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

Dari ke-3 campuran antara biodiesel dengan solar murni yang optimal yang emisi gas buangnya lebih rendah adalah biodiesel 30% dengan penurunaan sebesar 20,08%.

Kandungan karbon oksida (CO) yang memiliki nilai yang lebih rendah adalah biodiesel 30% bila dibandingkan dengan cmpuran biodiesel 10% dan 20% terhadap solar murni. Untuk kandungan oksigen (O2), ke-3 campuran biodiesel yaitu biodiesel 10%, biodiesel 20% dan biodiesel 30% tidak ada perbedaan. Sedangkan untuk kandungan nitrogen

oksida (NOx) yang memiliki nilai yang lebih rendah dari ke-3 campuran biodiesel adalah campuran biodiesel 10%.

Pada putaran 500 rpm kandungan emisi lebih rendah bila dibandingkan dengan putaran 600rpm, 700rpm 800rpm dan 900rpm untuk semua

bahan bakar

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisa yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

Dari ke-3 campuran antara biodiesel dengan solar murni yang optimal yang emisi gas buangnya lebih rendah adalah biodiesel 30% dengan penurunaan sebesar 20,08%.

Kandungan karbon oksida (CO) yang memiliki nilai yang lebih rendah adalah biodiesel 30% bila dibandingkan dengan cmpuran biodiesel 10% dan 20% terhadap solar murni. Untuk kandungan oksigen (O2), ke-3 campuran biodiesel yaitu biodiesel 10%, biodiesel 20% dan biodiesel 30% tidak ada perbedaan. Sedangkan untuk kandungan nitrogen

oksida (NOx) yang memiliki nilai yang lebih rendah dari ke-3 campuran biodiesel adalah campuran biodiesel 10%.

biodiesel adalah campuran biodiesel 10%.

Pada putaran 500 rpm kandungan emisi lebih rendah bila dibandingkan dengan putaran 600rpm, 700rpm 800rpm dan 900rpm untuk semua

(25)

5.2 SARAN

Dengan melakukan pengujian dan analisa data-data tersubut akan memberi informasi tentang penggunaan biodisel baik kepada masyarakat umum ataupun warga Politeknik Perkapalan. Mamfaat yang diperoleh dari Tugas Ahkir ini adalah sebagai berikut :

Biodiesel merupakan bahan bakar alternative sebagai

pengganti dari bahan bakar solar yang sesuai persyaratan.

Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan alternatife yang ramah lingkungan.

Untuk pengembangan lebih lanjut, dapat dilakukan

dengan variasi beberapa tipe diesel engine yang berbeda.

5.2 SARAN

Dengan melakukan pengujian dan analisa data-data tersubut akan memberi informasi tentang penggunaan biodisel baik kepada masyarakat umum ataupun warga Politeknik Perkapalan. Mamfaat yang diperoleh dari Tugas Ahkir ini adalah sebagai berikut :

Biodiesel merupakan bahan bakar alternative sebagai

pengganti dari bahan bakar solar yang sesuai persyaratan. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan alternatife yang ramah lingkungan.

Untuk pengembangan lebih lanjut, dapat dilakukan

(26)

SELESAI

TERIMA KASIH

SELESAI

Gambar

Gambar   4.1 Grafik hubungan CO (Karbon Oksida) dengan variasi putaran
Gambar   4.2 Grafik hubungan O2  (Oksigen) dengan variasi putaran
Gambar   4.3 Grafik hubungan NOx  (Nitrogen Oksida) dengan variasi putaran

Referensi

Dokumen terkait

Dosis 6,7% ml/kgBB/hari memberikan pengaruh paling besar dalam penelitian pengaruh sari tahu berformalin terhadap hati yaitu dosis 6,7ml/kgBB/hari paling banyak

Pengendalian keamanan data dilakukan untuk menyakinkan bahwa file-file data baik pada disket maupun pita tidak ditujukan untuk akses bagi yang tidak berwenang, perubahan

Analisis regresi berganda kaedah stepwise bagi kesemua peramal (Kecerdasan, Stail Berfikir, Pendekatan Belajar dan Demografi) menunjukkan peramal pendekatan belajar

Hasil penelitian ini adalah: implementasi karakter keatif meliputi(1) HMP PGSD melakukan inovasi baru berupa pelaksanaan program kerja pelatihan debat, (2) berani

Sehingga apabila ada hambatan atau akan terjadi bertambahnya arus pada sebuah beban, sensor akan segera menangkap arus tersebut dan kemudian diproses oleh IC, setelah diproses

Bukanlah hal yang salah jika ingin melakukan pernikahan berdasarkan cinta namun bagi sebagian wanita Jepang hal itu tidak semudah yang dibayangkan, atau mungkin akan

 Usia yang lebih tua saat onset dan rigiditas / hipokinesia awal dapat digunakan untuk memprediksi: (1) tingkat perburukan motorik yang lebih cepat pada pasien dengan

Selain itu, tujuan pendidikan menurut Ibnu Sina harus diarahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersama dengan melakukan pekerjaan atau