1
SIFAT FISIK DAN MEKANIK
BATUAN UTUH
YULIADI, S.T.,M.T
3.1 Proses Penyelidikan Geoteknkik
Proses perancangan sebuah tambang terbuka dan tambang bawah tanah biasanya mengikuti tahapan berikut :
• Pengeboran inti di lapangan
• Penyelidikan detail terhadap conto
• Pengujian geoteknik (optional)
• Perancangan dengan hasil berupa model, misalnya untuk tambang bawah tanah
2
Proses perancangan dan penyelidikan
geoteknik
Kualitas conto inti batuan adalah kunci awal keberhasilan proses penyelidikan geoteknik. Conto batuan harus diperoleh tanpa mengubah karakteristik aslinya. Jika dijumpai conto dalam kondisi sangat buruk, maka kehati-hatian dalam menganalisa perlu dilakukan.
3
3.2 Preparasi Contoh Batuan Utuh
Contoh batuan utuh dari lapangan dapat berupa :
• Bongkah (permukaan)
Preparasi dilakukan dengan pemotongan bongkah dengan alat potong untuk geometri dan dimensi yang sesuai dengan syarat pengujian.
• Inti silinder (pengeboran)
Preparasi dengan membor menggunakan alat bor inti (coring) yang diameter bit nya BQ, NQ, HQ (35-75 mm)
SIFAT BATUAN PARAMETER
Sifat fisik • Kandungan air • Bobot isi • Porositas
Kekerasan material • Kekerasan mineralogi • Kekerasan Mohs dan Rosival • Koefisien cementasi • Cone indenter
• Uji dynamic rebound • Shore sclrescope • Schmidt rebound hammer • Modified schmidt hammer Standar kuat batuan • Kuat tekan – UCS
• Kuat tarik brazilian • Kuat geser Perilaku konstitusi uji UCS • Young modulus
• Spesifik fracture energi • Toughness index Indeks kekuatan batuan • Index kegetasan
• Point load index – PLI • Impact stregth index – ISI • O & K wedge test
• Hargroove grindability index
• Breaking characteristic • Rock drilability • Driliing rate index • Drilability barre granite
Sifat dinamik • Kecepatan seismik lab
Abrasivitas • Schimazek factor
• Cerchar abrasivity index (CAI) Uji cuttability • Core cuttability
4
Pemboran inti dan pemotongan contoh
batuan di Laboratorium
3.3 Sifat Fisik Batuan Utuh
Sifat fisik batuan yang ditentukan untuk kepentingan penelitain geoteknik :
• Bobot isi asli (natural density)
• Bobot isi kering (dry density)
• Bobot isi jenuh (saturated density)
• Berat jenis semu (apparent specific density)
• Berat jenis sejati (true spesific gravity)
• Kadar air asli (natural water content)
• Kadar air jenuh (absorpsion)
• Derajat kejernuhan
• Porositas (n)
5
Peralatan untuk penentuan sifat fisik
batuan
3.5.1 Penimbangan Berat Contoh
1. Berat contoh asli (natural) : Wn
2. Berat contoh kering : Wo
3. Berat contoh jenuh : Ww
4. Berat contoh jenuh tergantung di dalam air : Ws
5. Volume contoh tanpa pori – pori : Wo – Ws
6
3.5.2
Perhitungan
Penentuan
Sifat
Fisik Batuan
1. Bobot isi asli :
2. Bobot isi kering :
3. Bobot isi jenuh :
4. Bobot jenis semu :
5. Bobot jenis sejati :
3.5.2
Perhitungan
Penentuan
Sifat
Fisik Batuan
6. Kadar air asli :
x 100%
7. Saturated water content :
x 100%
8. Derajat kejenuhan :
x 100%
9. Porositas (n) :
x 100%
10.Void ratio (e) :
7
3.4 Kekerasan Material Kristal Padat
Dan Kekerasan Mineral
Kekerasan mineral dapat dinyatakan dalam berbagai tipe seperti :
• Skala mohs kekerasan relatif mineral • Sifat toughness kekerasan relatif mineral • Knoop kekerasan indentantasi
• Vickers kekerasan indentantasi
3.5 Penentuan Sifat Mekanik Batuan di
Laboratorium
I. Uji kuat tekan uniaksial
II. Uji kuat tarik
III.Uji triaksial
IV.Uji kuat geser
8
1. Tujuan
Tujuan utama uji ini adalah untuk klasifikasi kekuatan dan karakteristik batuan utuh.
I. Uji Kuat Tekan Uniaksial
2. Syarat
Menurut SRTM (1981), contoh batuan uji berbentuk silinder dengan L/D bervariasi dari 2,5 – 3,0 dan sebaiknya diameter berukuran tidak kurang dari ukuran NX, ± 54 mm.
9
Pengukuran perpindahan aksial
Perubahan bentuk contoh batuan pada
uji kuat tekan (UCS)
10
3. Proses
Tahap ini menjelaskan tentang mekanisme pecah contoh batuan uji berupa penyebaran tegangan yaitu searah dengan gaya yang dikenakan pada contoh tersebut.
I. Uji Kuat Tekan Uniaksial
• Kurva tegangan regangan
• Kuat tekan uniaksial
• Modulus young
• Nisbah poisson
• Fraktur energi dan spesifik fraktur energi
4. Hasil
Susunan contoh batuan uji dengan
pelat baja penekan dan spherical seat
11
Tipe pecah contoh batuan hasil uji
kuat tekan uniaksial
Kurva tegangan regangan uji kuat
tekan uniaksial
12
Kurva lengkap tegangan regangan
Uji kuat tarik tak langsung - Brazilian
Menurut bieniawski (1967) dan Hawkes & Mellor (1971) serta ISRM (1981), kuat tarik suatu contoh batuan dapat dihitung dengan persamaan :
σt =
Keterangan :
σt: kuat tarik (MPa)
F : beban/gaya tarik yang menyebabkan contoh batuan hancur
D : diameter contoh batuan (mm) t : ketebalan contoh batuan (mm)
13
Contoh batuan uji kuat tarik brazilian
dan susunan jig
Uji kuat tarik langsung
Beberapa metode pelaksanaan uji kuat tarik langsung :
• Sistem grip (Obert, Windes & Duval, 1946)
• Sistem lem (Fairhurst, 1961)
14
Uji kuat tarik langsung (sistem grip
dan sistem lem)
Parameter AndesitLapuk Gamping
A B
Bobot isi (kN/m3) 0,024 0,025 0,027 Porositas (%) 16,37 7,98 0,85 Kuat tekan (MPa) 35,3 30,1 96,9 Modulus elastisitas (GPa) 4,913 3,1 2,4 Nisbah poisson 0,38 0,33 0,29 Kuat tarik brazillian (MPa) 3,73 3,79 5,92 Kuat tarik langsung rerata (MPa) - 4,54 8,13 Kuat tarik langsung dog-bone 11 contoh (MPa) - 4,69 9,11 Kuat tarik langsung silinder 12 contoh (MPa) 2,81 4,38 5,87 σc/σt - Brazillian 9,5 7,9 16,4 σc/σt – Rata–Rata 12,6 6,6 11,9 σc/σt – Silinder 12,6 6,9 16,5 σc/σt – Dog-Bone - 6,4 10,6
15
Kuat tarik Hoop
Prinsip : teori silinder berdinding tebal yang menunjukkan tekanan dari dalam lubang silinder berdinding tebal yang bersifat elastik akan menyebabkan tegangan tangensial dan radial.
16
Uji triaksial
Kriteria keruntuhan yang sering digunakan dalam pengolahan data uji triaksial adalah kriteria Mohr Coulomb dengan persamaan.
Τ = c + σntanΦ Parameter kekuatan batuannya :
• Kurva intrinsik
• Kuat geser
• Kohesi (C)
• Tegangan normal (σn)
• Sudut geser dalam (Φ)
III. Uji Triaksial
Lubang permukaan kerja tambang batubara
bawah tanah di Sawah Rasau IV Ombilin
17
Sel Triaksial
18
Sel triaksial tipe Hoek & Franklin (1968)
Pengaruh dari hasil uji triaksial
Terdapat beberapa pengaruh terhadap hasil uji triaksial :
• Tekanan pemampatan
• Tekanan pori
• Temperatur
• Laju deformasi
• Bentuk dan dimensi contoh batuan
• Anisotropik
19
Pengaruh tekanan pemampatan
terhadap kurva tegangan regangan
Pengaruh tekanan pori terhadap kurva
tegangan regangan (pasir & gamping)
20
Tipe deformasi batuan pada hasil uji
triaksial
Griggs & Handin (1960) menjelaskan deformasi makroskopik yang dialami batuan pada tekanan pemampatan yang tinggi dalam uji triaksial.
Tipe 1. deformasi getas berupa splitting
Tipe 2. deformasi getas berupa belahan berbentuk kerucut
Tipe 3. transisi dari getas ke duktil
III. Uji Triaksial
Contoh batu pasir merah hasil uji triaksial,
homogeneus shear & local shear
21
Diagram skematik berbagai tipe deformasi
batuan pada pengujian triaksial
Uji Triaksial Konvensional
Menurut Hoek (2000), untuk menentukan sifat mekanik batuan melalui uji triaksial konvensional diperlukan sekurang-kurangnya lima contoh batuan
22
Tahapan prosedur uji triaksial metode
konvensional
Uji triaksial multitahap
Uji ini merupakan variasi uji triaksial yang menghasilkan sifat mekanik batuan dengan tekanan pemampatan berbeda dan hanya 1 contoh.
• Uji triaksial multitahap oleh Kovari & Tisa (1975)
• Uji triaksial multitahap oleh Wylie & Crawford (1987)
• Uji triaksial multitahap oleh Pagoulatos (2004)
23
Uji triaksial metode multitahap
Skematik
alat
uji
triaksial
dengan
24
Foto pecahnya batuan hasil uji
triaksial multitahap
Uji kuat geser
Faktor – faktor yang mempengaruhi kuat geser batuan :
• Faktor intrinsik : kohesi dan sudut geser dalam • Faktor ekstrinsik : tegangan normal, keberadaan
dan tekanan air, mineralogi dan ukuran butiran, kekasaran permukaan geser, banyaknya bidang diskontinu, keberadaan material pengisi pada rekahan, laju pembebanan geser, tingkat kerusakan dan ukuran contoh.
25
Mekanisme uji geser langsung dan alat
uji geser langsung
Uji Cepat Rambat Gelombang
Ultrasonik
Ada beberapa gelombang yang berkaitan dengan uji ini yaitu :
• Gelombang longitudinal
• Gelombang tranversal
• Gelombang permukaan
• Gelombang ultrasonik
26
Diagram cara pengukuran gelombang
ultrasonik pada PUNDIT
3.6 Penentuan Sifat Mekanik Batuan di
Labooratorium Menurut Uji Indeks
1. Point Load Index (PLI) : uji index untuk
memprediksi nilai UCS secara tidak langsung.
2. Impact Strength Index (ISI) : penghancuran contoh batuan yang ditempatkan pada ISI dengan menjatuhkan piston 20x.
3. Block Punch Index (BPI) : alternatif baru uji index untuk nilai kuat tekan batuan
4. Schmidt hammer : menguji tingkat kekerasan dari batuan/beton.
27
Alat point load index
28
Alat uji block punch index
29
3.7 Penentuan Sifat Mekanik Massa
Batuan Insitu – 3D
1. Penentuan sifat mekanik batuan insitu
2. Karakteristik mekanik massa batuan
• Uji beban batuan rock loading test/jacking test
• Uji deformabilitas dengan Goodman Jack
• Uji geser insitu
• Uji triaksial in-situ
1. Penentuan sifat mekanik batuan
insitu
Dilakukan uji in-situ untuk menentukan sifat mekanik batuan yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan uji di laboratorium karena menyangkut volume batuan yang besar sehingga hasilnya lebih representatif dan lebih menggambarkan keadaan massa batuan yang sebenarnya.
30
Berbagai
bentuk
runtuhan
bawah
tanah
Penetapan titik pemantauan convergence dan extensometer pada dinding terowongan
31
2. Karakteristik mekanik massa batuan
Hal ini ditentukan oleh sifat deformabilitas yang diinterpretasikan oleh modulus yang menjelaskan hubungan antara beban dengan deformasi yang dihasilkan.
Peralatan uji beban batuan dengan 2
ektensometer
32