• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TRIWULAN II PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TRIWULAN II PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TRIWULAN II

PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN

TRANSMIGRASI

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan sudah dilakukan sejak Tahun 2015 diawal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi berdiri, sesuai amanah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Sasaran Utama Reformasi Birokrasi adalah :

1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel; 2. Birokrasi yang efektif dan efisien;

3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.

Oleh karena itu, dalam upaya untuk mewujudkan Pemerintahan yang bersih dan akuntabel, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan telah melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu dalam Area Penguatan Pengawasan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 30 Tahun 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah. Direktorat Pembangunan Kawasan Perdesaan telah secara berkesinambungan dan terus berusaha untuk mengoptimalkan penguatan pengawasan dan meningkatkan kualitas pelayan publik, dan terus berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal melalui Inspektorat V dalam upaya-upaya mewujudkan Pemerintahan yang bersih (clean goverment) dan Pemerintahan yang baik (good goverment) dengan berpedoman pada Peraturan Perundang-Undangan yang telah ditetapkan.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

(3)

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012 -2014;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi;

9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pelayanan Informasi Publik dan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi;

10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigras;

11. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penetapan Satuan Kerja sebagai Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

12. Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 109 Tahun 2019 tentang Mekanisme Pengaduan Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud penyusunan Laporan Triwulan II Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Tim Unit

(4)

Pengendalian Gratifikasi pada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya;

2. Tujuan penyusunan Laporan Triwulan II Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi adalah untuk menilai dan mengevaluasi pelaksanaan dan pencapaian pengendalian gratifikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

(5)

BAB II

PENGENDALIAN GRATIFIKASI A. Gambaran Umum Gratifikasi

Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat/diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.

Gratifikasi yang diterima oleh pegawai berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi meliputi :

1. Gratifikasi yang wajib dilaporkan, merupakan penerimaan dalam bentuk apapun oleh Pegawai dari Pemberi yang diduga memiliki keterkaitan dengan jabatan Pegawai dan bertentangan dengan kewajiban atau tugas Pegawai; 2. Gratifikasi yang wajib dilaporkan, Gratifikasi yang tidak wajib melaporkan

berupa :

a. Pemberian karena hubungan keluarga, yaitu kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/istri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik/ipar, sepupu dan keponakan, sepanjang tidak memiliki benturan kepentingan;

b. Hadiah (tanda kasih) dalam bentuk uang atau barang yang memiliki nilai jual dalam penyelenggaraan pesta pernikahan, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, potong gigi, atau upacara adat/agama lainnya dengan batasan nilai per pemberian dalam setiap acara paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah);

c. Pemberian dari pihak lain terkait dengan musibah atau bencana yang dialami oleh Pegawai, bapak/ibu/mertua, suami/istri, atau anak Pegawai yang menerima Gratifikasi per pemberian dalam setiap kejadian paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah);

d. Pemberian sesama Pegawai untuk pisah sambut pensiun, promosi jabatan, dan ulang tahun yang tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk setara uang yang paling banyak Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu

(6)

rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberian yang sama;

e. Pemberian sesama Pegawai tidak dalam bentuk uang atau tidak berbentuk setara uang (voucher, pulsa, dan lain-lain) paling banyak Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) per pemberian per orang dengan total pemberian maksimal Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang sama;

f. Hidangan atau sajian yang berlaku umum;

g. Prestasi akademis atau non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan, atau kompetisi tidak tekait kedinasaan;

h. Keuntungan atau bunga dari penempatan dana, investasi, atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku umum;

i. Manfaat atau bunga dari penempatan dana, investasi, atau kepemilikan saham probadi yang berlaku umum;

j. Goody bag gimmick atau seminar kit yang diperoleh dari keikutsertaan dalam kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang berlaku umum dengan nilai sesuai dengan ketentuan;

k. Penerima hadiah atau tunjangan, baik berupa uang atau barang yang ada kaitannya dengan peningkatan prestasi kerja yang diberikan oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan; l. Diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan, yang tidak

terkait dengan tugas dan fungsi dari pegawai, dan tidak memiliki Benturan Kepentingan, dan tidak melanggar aturan internal instansi pegawai;

m. Fasilitasi transportasi, akomodais, uang saku, dan/atau jamuan makan, yang diterima oleh Pegawai dari instansi atau lembaga lain berdasarkan penunjukan dan penugasan resmi yang tidak dialokasikan anggarannya pada unit kerjanya sepanjang tidak memiliki Benturan Kepentingan;

n. Plakat, vandel, atau cinderamata lainnya dari panitia seminar, lokakarya, konferensi, atau kegiatan sejenis adri instansi atau lembaga lain yang diterima oleh Pegawai sebagai wakil resmi instansi;

(7)

o. Hadiah pada waktu kegiatan kontes atau kompetisi terbuka yang diselenggarakan oleh instansi atau lembaga lain berdasarkan penunjukan atau penugasan resmi; dan

p. Penerimaan honor dan/atau insentif baik dalam bentuk uang maupun setara uang, sebagai kompemsasi atas pelaksanaan tugas sebagai pembicara, narasumber, konsultan, dan fungsi serupa lainnya (tidak termasuk pemeriksaan, audit, reviu, evaluasi, dan/atau pemantauan) yang diterima oleh Pegawai dari instansi atau lembaga lain berdasarkan penunjukan atau penugasan resmi.

B. Alur Pelaporan Gratifikasi

Mekanisme pelaporan gratifikasi sebagai berikut:

1. Pelapor menyampaikan laporan apabila telah menolak/menerima/memberikan gratifikasi kepada:

a. Tim UPG Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan mengisi Formulir Laporan Penerimaan Gratifikasi dan diserahkan kepada Sekretaris Tim UPG paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak terjadi gratifikasi;

b. Langsung kepada Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak terjadinya gratifikasi;

2. Sekretaris Tim UPG menyerahkan Formulir Laporan Penerimaan Gratifikasi kepada Anggota Tim UPG untuk direview;

3. Setelah Formulir Laporan Penerimaan Gratifikasi diriview dan ditandatangani oleh Anggota Tim UPG, diserahkan kembali kepada Sekretaris Tim UPG untuk diteruskan kepada Ketua Tim UPG;

4. Ketua Tim UPG melakukan analisa, memberikan rekomendasi penanganan dan menandatangani Laporan Penerimaan Gratifikasi untuk selanjutnya diserahkan kembali kepada Sekretaris Tim UPG;

5. Sekretaris Tim UPG menyerahkan Formulir Laporan Penerimaan Gratifikasi yang telah disetujui Ketua Tim UPG dan Periview kepada Tim UPG Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi untuk ditindaklanjuti paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak Laporan Gratifikasi diterima.

(8)

Dalam hal pelaporan, baik UPG Kementerian, Unit Kerja Eselon I maupun Unit Pelaksana Teknis menjaga kerahasiaan identitas pelapor dan hanya dapat diungkap untuk keperluan bahan pertimbangan (management tools), UPG dan KPK. Diharapkan adanya penjaminan kerahasiaan identitas Pelapor tersebut dapat mengurangi ketakutan dan menghindarkan Pelapor dari ancaman maupun bahaya yang timbul dari pelaporan yang dilakukannya.

C. Pengendalian Gratifikasi

Dalam pelaksanaan pengendalian gratifikasi, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan telah mengacu pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkugan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, yakni telah melakukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Telah melakukan sosialisasi gratifikasi dengan memberikan Buku Saku Mengenal Gratifikasi;

2. Telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaporan Gratifikasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Nomor 122/DPKP/SK/05/2019 tanggal 10 Mei 2019;

3. Telah membentuk Unit Pengendalian Gratifikasi berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Nomor 60 Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Unit Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun Anggaran 2020 tanggal 7 Februari 2020;

4. Telah Mencetak banner tentang larangan menerima Gratifikasi dan ajakan menolak gratifikasi yang dipasang pada lorong lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan tanggal 1 Januari 2020;

5. Telah melakukan sosialisasi pelaporan dan penanganan gratifikasi melalui: a. Pembuatan leaflet yang dimuat pada website

http://ditjenpkp.kemendesa.go.id (terlampir);

b. Pembuatan brosur terkait SOP Pelaporan Gratifikasi yang disebarluaskan pada Whatsapp Group Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan (terlampir);

(9)

c. Penayangan video tentang Teknis Pemprosesas Gratifikasi Secara Umum yang disebarluaskan pada Whatsapp Group Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dan ditayangkap pada rapat video conference “Rapat Percepatan Pembangunan Zona Integritas (ZI)” melalui aplikasi Zoom Meeting.

Mengacu pada kegiatan-kegiatan tersebut, didapati informasi pada Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan terkait pelaksanaan pengendalian gratifikasi, sebagai berikut :

Matrik Pelaporan Gratifikasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Tahun 2020

NO UNIT KERJA JUMLAH

1 Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan

Perdesaan 0

2 Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan 0 3 Direktorat Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan 0 4 Direktorat Sarana dan Prasarana Kawasan Perdesaan 0 5 Direktorat Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan

Perdesaan 0

6 Direktorat Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas 0

(10)

BAB III

MONITORING DAN EVALUASI A. Monitoring dan Evaluasi

Dalam Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan telah melakukan beberapa hal sebagai uapaya Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi selama Triwulan II yang telah dijelaskan pada BAB II. Ada beberapa hal yang masih menjadi evaluasi, adalah sebagai berikut:

1. Masih kurangnya persepsi pemahaman para pegawai terutama yang rentan terhadap penerimaan gratifikasi yang wajib dilaporkan;

2. Masih kurangnya persepsi pemahaman para pegawai terkait perbedaan Gratifikasi, Uang Pelicin, dan Suap;

3. Masih diperlukannya koordinasi lebih intens dengan Unit Pengendalian Gratifikasi pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

B. Rencana Aksi

Upaya-upaya yang akan dilakukan dalam rangka perbaikan Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan:

1. Merancang inovasi dalam melakukan sosialisasi agar lebih menarik dan mudah dipahami seluruh pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan;

2. Melakukan sosialisasi terkait Gratifikasi yang Wajib Dilaporkan dan Tidak Wajib Dilaporkan (berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi);

3. Membuat brosur terkait Perbedaan Gratifikasi, Uang Pelicin, dan Suap kepada seluruh pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan;

4. Koordinasi selama Work From Home tetap dilakukan melalui Whatsapp untuk terus mengikuti perkembangan kebijakan terbaru terkait pengendalian gratifikasi juga mengawal perkembangan pelaporan gratifikasi pada tahun 2019.

(11)

BAB IV PENUTUP

Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean goverment) dan pemerintahan yang baik (good goverment) melalui pelaksanaan pengendalian gratifikasi sudah dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kendala yang muncul dalam penanangan gratifikasi terutama disebabkan oleh terbatasnya komunikasi dan koordinasi pada masa pandemi COVID-19. Sehubungan dengan hal tersebut, terus dilakukan upaya perbaikan dan penyelesaian agar pengendalian gratifikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan tetap berjalan optimal.

Laporan Triwulan II Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi ini disusun dengan harapan mampu memenuhi fungsinya sebagai sarana akuntabilitas sesuai amanah yang telah diemban dan menjadi sarana umpan balik bagi peningkatan Pengawasan dan perbaikan kualitas pelayanan publik di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan. Laporan ini kami buat secara ringkas sebagai wujud pertanggungjawaban kami, terhadap Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan.

Jakarta, 7 Juli 2020 Kepala Bagian Hukum,

Organisasi dan Tata Laksana,

Fince D. Hasibuan

(12)

Lampiran

Leaflet Pengendalian Gratifikasi yang Dimuat pada Website Ditjen PKP

(13)

Lampiran

Brosir Alur Pelaporan Gratifikasi di Lingkungan Ditjen PKP

Referensi

Dokumen terkait

Dengan bantuan guru, siswa dapat menghubungkan matematika dan pengetahuan ilmiah mereka dengan masalah, dan mampu mengidentifikasi teknologi yang diperlukan.. Students are able

Tata cara Pembangunan Rumah dengan Struktur Tahan Gempa (RTG) ini disusun dengan memperhatikan kaidah teknis dan aturan yang berlaku untuk menjadi acuan perencanaan pembangunan

Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian didapatkan data bahwa terjadi peningkatan pengetahuan tentang seks bebas yang signifikan berdasarkan grafik 1 dapat

Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap owner, atasan dan karyawan Fasdeli Group guna mengetahui pola komunikasi organisasi yang ada di

Gambar 3. Peserta Didik dan Guru SMK BNM Pariaman jurusan Perkantoran Permasalahan Mitra.. Sejauh ini pengaplikasian system pengetikan 10 jari belum dilaksanakan dengan

– MICROPROCESSOR: integrated circuit semiconductor chip that performs the bulk of the processing and controls the parts of a system ; " a microprocessor functions as the

Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan

Dua penelitian besar menemukan bahwa orang yang menerima akupunktur memiliki lebih sedikit hari dengan ketegangan sakit kepala dibandingkan mereka yang