• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Bahan Ajar Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Bahan Ajar Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional pada tanggal 27 Juni 2011 di UNIV.PGRI Palembang Pengembangan Bahan Ajar Materi Volume Kubus dan Balok

Menggunakan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Oleh : Destiniar

Dosen FKIP UPGRI Palembang

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini untuk mendapatkan bahan ajar volume kubus menggunakan pendekatan PMRI yang valid, praktis serta untuk mengetahui efek potensial dari pengembangan bahan ajar tersebut. Subjek penelitian ini siswa kelas VIII SMP N 1 Semendawai Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah development research. Penelitian ini melalui dua tahap yaitu preliminary dan formatif study. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar materi volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI dapat dikatakan valid oleh pakar ditinjau dari kriteria isi, konstruk, dan bahasa, serta dikatakan praktis oleh pakar diukur melalui keterpakaian dan kemudahan siswa dalam menggunakan bahan ajar. Sedangkan efek potensial bahan ajar tersebut memberikan hasil yang baik dengan nilai rata-rata siswa 79,93.

Kata Kunci : development research, Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

A. Pendahuluan

Salah satu cabang matematika yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah geometri. Menurut Walle (dikutip Sarjiman, 2006:75) mengungkapkan alasan mengapa geometri sangat penting untuk dipelajari antara lain geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari dan geometri penuh dengan tantangan dan menarik.

Bangun ruang sisi datar termasuk ke dalam geometri. Menurut Sarjiman (2006:75), penguasaan geometri siswa akan lebih tinggi apabila siswa dibiasakan dengan bentuk-bentuk bangun geometri yang berhubungan dengan bentuk-bentuk barang atau bangunan di sekitar lingkungan tempat mereka tinggal. Pada dasarnya banyak benda-benda geometri yang berada di sekitar lingkungan siswa, seperti ruang kelas, lemari buku, kotak tisu, dan lain-lain.

▸ Baca selengkapnya: rpp matematika kelas 5 menghitung volume kubus dan balok

(2)

2 Dalam penyusunan bahan ajar geometri diharapkan sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Bahan ajar merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar sebab di dalam bahan ajar termuat materi yang akan disampaikan oleh guru disertai kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dalam pencapaian indikator pembelajaran.

Sarjiman (2010:75) mengungkapkan bahwa pemahaman geometri siswa masih sangat lemah meskipun sudah diberikan bimbingan yang lebih dibandingkan dengan materi lain, hal ini ditunjukkan oleh keluhan siswa apabila dihadapkan pada volume bangun ruang. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa di SMP N 1 Semendawai Timur, salah satu materi yang dianggap sulit dalam mata pelajaran matematika adalah geometri. Berdasarkan hasil observasi, yang menjadi salah satu penyebabnya adalah penggunaan bahan ajar yang masih bersifat konseptual. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan bahan ajar yang memungkinkan siswa dapat berkembang secara optimum, seperti menyajikan masalah kontekstual yang dapat dikaitkan dengan konsep matematika, penggunaan contoh-contoh yang ada di lingkungan tempat tinggal siswa.

Tujuan pendidikan matematika yang ingin dicapai dalam KTSP salah satunya adalah agar peserta didik mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari (Muhaimin, 2008:24). Bahan ajar yang sesuai dengan penerapan KTSP adalah bahan ajar yang dapat memberikan pengetahuan kepada siswa secara realistik. Hal ini sesuai dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang menciptakan kondisi belajar dan merencanakan jalannya pembelajaran dengan materi yang sesuai dan realistik bagi siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar yang optimal.

Kelebihan dari bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan tiga prinsip dan lima karakteristik PMRI ini diantaranya menuntun siswa dari keadaan yang konkret ke abstrak dan membimbing siswa melalui masalah kontekstual sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa bukan hanya sekadar konsep tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah karakteristik bahan ajar materi volume kubus dan balok yang valid dan praktis menggunakan pendekatan PMRI dan bagaimana efek potensialnya terhadap hasil belajar siswa ?

(3)

3 Preliminary Self Evaluation One to one Expert Reviews Field Test Small Group

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar materi volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI yang valid, praktis dan mengetahui efek potensial nya terhadap hasil belajar siswa

Manfaat dari penelitian ini diharapkan diperoleh pengetahuan tentang bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, kebutuhan siswa, dan pembelajaran menjadi lebih menarik, serta siswa memperoleh kesempatan untuk belajar secara mandiri

B. Metode penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII.4 SMP N 1 Semendawai Timur yang berjumlah 30 orang siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau development research.

Menurut Sugiyono (2008:297), “development research adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu preliminary dan formative study yang meliputi self evaluation, prototyping, dan field test (Zulkardi dikutip Fuadiah, 2009).

Gambar : Tahap Pengembangan Bahan Ajar (Zulkardi dikutip Fuadiah, 2009)

1. Preliminary

Pada tahap ini meliputi :

a. Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis siswa, analisis kurikulum matematika untuk tingkat SMP kelas VIII pada materi volume kubus dan balok, dan analisis buku-buku paket berdasarkan kurikulum KTSP.

(4)

4 b. Tahap Pendesainan

Pada tahap ini dilakukan pendesainan bahan ajar materi volume kubus dan balok untuk tingkat SMP kelas VIII yang mengacu pada tiga prinsip dan lima karakteristik PMRI.

2. Formative Study

Pada tahap ini meliputi :

a. Self Evaluation, yaitu penilaian oleh diri sendiri terhadap desain pertama pada materi volume kubus dan balok berdasarkan pendekatan PMRI. Setelah tahap self evaluation, dilanjutkan dengan tahap expert reviews, yaitu validasi dengan pakar untuk menguji validitas isi, konstruk, dan bahasa sesuai dengan prinsip dan karakteristik PMRI. Setelah tahap Expert Reviews, dilanjutkan dengan tahap one to one, yaitu desain produk diberikan kepada satu persatu siswa (non subyek penelitian) untuk mengamati, memberikan tanggapan, dan mengerjakan soal-soal. Hasil uji coba ini dianalisis sehingga menghasilkan saran-saran untuk merevisi bahan ajar.

b. Revisi

Saran-saran dan hasil validasi pakar pada desain pertama dijadikan bahan untuk merevisi bahan ajar yang kemudian dinamakan desain kedua.

3. Small Group

Pada tahap ini, bahan ajar diujicobakan pada siswa yang bukan subyek penelitian dalam kelompok kecil untuk mengevaluasi desain kedua dan mengamati kepraktisan dari desain produk tersebut. Menurut Akker (dikutip Fuadiah, 2009:17), kepraktisan desain produk dapat dipenuhi apabila dikatakan praktis oleh pakar dan dapat digunakan.

4. Revisi

Pada tahap ini, bahan ajar divalidasikan kembali dengan pakar. Berdasarkan saran tersebut, dilakukan analisis dan revisi bahan ajar yang kemudian menghasilkan desain ketiga.

(5)

5 5. Field Test

Pada tahap ini, desain ketiga diujicobakan pada subyek penelitian yaitu siswa kelas VIII.4 SMP N 1 Semendawai Timur dengan satu kelas uji coba. Produk yang diujicobakan pada field test ini merupakan produk yang telah memenuhi standar validitas dan kepraktisan. Pada tahap field test akan dilihat efek potensial dari penggunaan produk yang diukur melalui nilai akhir siswa. Menurut Kartinah (2010:630), keefektifan desain produk dapat dipenuhi apabila produk yang dikembangkan dikatakan efektif oleh pakar, telah mencapai sasaran dan memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar.

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, dokumentasi, dan wawancara.

1. Tes

Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk memperoleh data tentang efek potensial dari bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan tiga prinsip dan lima karakteristik PMRI terhadap hasil belajar siswa.

2. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah hasil pekerjaan siswa dalam bahan ajar pada tahap one to one dan small group yang digunakan untuk melakukan revisi.

3. Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan siswa dan pakar. Wawancara dengan siswa bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kesulitan dalam penggunaan bahan ajar. Sedangkan wawancara dengan pakar bertujuan untuk memperoleh saran sebagai bahan perbaikan bahan ajar.

(6)

6 C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Preliminary

a. Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis siswa, analisis kurikulum matematika untuk tingkat SMP kelas VIII pada materi volume kubus dan balok, dan analisis buku-buku paket berdasarkan kurikulum KTSP. Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut :

1. Hasil analisis siswa kelas VIII.4 SMP N 1 Semendawai Timur rata-rata berusia 13-15 tahun. Pada usia ini, siswa cenderung untuk mencoba segala hal yang belum diketahuinya bersumber dari lingkungan sekitarnya. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI sesuai dengan karakteristik siswa karena menyajikan masalah kontekstual dan menggunakan model pembelajaran yang dapat ditemukan di lingkungan siswa.

2. Hasil analisis materi volume kubus dan balok berdasarkan kurikulum KTSP telah diajarkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) dan diperdalam lagi di kelas VIII.

3. Hasil analisis materi volume kubus dan balok pada buku-buku teks yang beredar kurang realistik dan kurang melibatkan siswa untuk berpikir sehingga masih perlu dilakukan revisi.

b. Pendesainan

Pada tahap ini dilakukan pendesainan bahan ajar materi volume kubus dan balok kubus dan balok untuk tingkat SMP kelas VIII yang mengacu pada tiga prinsip dan lima karakteristik PMRI.

2. Formative Study

(7)

7 Pada tahap ini dilakukan penilaian oleh diri sendiri terhadap desain pertama (prototype pertama) pada materi volume kubus dan balok berdasarkan tiga prinsip dan lima karakteristik PMRI.

b. Expert Reviews

Sebelum diujicobakan pada 5 orang siswa pada tahap one to one, prototype pertama divalidasi oleh satu orang guru dan dua orang pakar.

c. One to One

Prototype pertama yang telah divalidasi oleh satu orang guru dan dua orang pakar, kemudian diujicobakan pada 5 orang siswa. Hasil uji coba prototype pertama (one to one) yang dilaksanakan pada tanggal 19 April 2011 dan 20 April 2011 pada 5 orang siswa (bukan subyek penelitian) di lingkungan peneliti setelah dianalisis ternyata ada beberapa soal yang tidak dikerjakan siswa. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 5 orang siswa pada tahap one to one diperoleh komentar siswa yang dapat dilihat pada Tabel berikut :

TABEL I

KOMENTAR SISWA TERHADAP PROTOTYPE PERTAMA

No. Komentar Siswa Keputusan

1. Pertanyaan no. 3 dan no. 4 pada aktivitas 1 membingungkan

Pertanyaan diperbaiki

2. Ada soal yang sulit Soal dipertahankan 3. Belajarnya menyenangkan karena

dapat mempraktekkan langsung 4. Bahan ajar menarik karena banyak

gambar

Dari hasil kerja pada prototype pertama yang menjawab benar 45 % dan menjawab salah 55 %.

(8)

8 d. Hasil Analisis Keseluruhan Prototype Pertama

Berdasarkan saran dari guru dan pakar serta hasil kerja siswa pada prototype pertama, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. Siswa masih kesulitan dalam menggunakan bahan ajar

2. Materi yang disajikan cukup menarik karena dilengkapi dengan gambar

3. Bahan ajar masih perlu dilakukan revisi

3. Revisi Prototype Pertama menjadi Prototype Kedua

a. Deskripsi Prototype Kedua

Saran dari guru dan pakar digunakan sebagai bahan untuk melakukan revisi terhadap prototype pertama. Hasil revisi pada prototype pertama menghasilkan prototype kedua.

b. Validasi Prototype Kedua

Prototype kedua divalidasi kembali oleh satu orang guru dan dua orang pakar.

c. Small Group

Setelah dilakukan proses validasi, prototype kedua diujicobakan pada 10 orang siswa bukan subyek penelitian. Tahap ini disebut tahap small group. Dari hasil kerja siswa pada prototype kedua diperoleh siswa yang menjawab benar adalah 62,45 % dan yang menjawab salah adalah 37,55 %.

d. Hasil Analisis Keseluruhan Prototype Kedua

Berdasarkan saran dari guru dan pakar serta hasil kerja siswa pada prototype kedua, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. Siswa senang belajar menggunakan bahan ajar yang diberikan

(9)

9 3. Hasil prototype kedua diukur melalui keterpakaian dan kemudahan

dalam penggunaan pada tahap small group dapat dikatakan praktis

4. Bahan ajar masih perlu dilakukan revisi

4. Revisi Prototype Kedua Menjadi Prototype Ketiga

a. Deskripsi Prototype Ketiga

Saran dari guru dan pakar digunakan sebagai bahan untuk melakukan revisi terhadap prototype kedua. Hasil revisi pada prototype kedua menghasilkan prototype ketiga.

b. Validasi Prototype Ketiga

Prototype ketiga divalidasi kembali oleh satu orang guru dan dua orang pakar. Dari hasil proses validasi yang ditinjau dari kriteria isi, konstruk, dan bahasa yang digunakan, maka prototype ketiga dinyatakan valid dan praktis oleh pakar.

5. Field Test

Prototype ketiga diujicobakan pada 30 orang siswa kelas VIII.4 SMP N 1 Semendawai Timur pada tanggal 23 Mei 2011, 24 Mei 2011, dan 28 Mei 2011. Dari hasil uji coba prototype diperoleh rata-rata siswa yang menjawab benar adalah 79,93 % dan yang menjawab salah adalah 20,07 %.

D. Simpulan dan Saran

1. Karakteristik bahan ajar materi volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI sudah dapat dikatakan valid dan praktis oleh pakar.

2. Efek potensial bahan ajar materi volume kubus dan balok yang dikembangkan menggunakan pendekatan PMRI terhadap hasil belajar siswa memberikan hasil yang baik dengan nilai rata-rata siswa 79,93.

Dari simpulan di atas maka disarankan kepada guru agar dapat menggunakan bahanajar dengan menggunakan pendekatan PMRI sebagai alternatif dalam pembelajaran.

(10)

10 E. Daftar pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta

Depdiknas. 2010. Peraturan Perundang-undangan. Jakarta:Depdiknas. .

Fuadiah, N. Fahriza. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Materi Geometri dan Pengukuran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di SD Negeri 179 Palembang. Tesis. Palembang:Program Magister Pendidikan Matematika PPS-Unsri. (Tidak diterbitkan)

Hadi, Sutarto. 2005. Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin:Tulip.

Kartinah. 2010. ”Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Mata Kuliah Kalkulus 2 dengan Strategi Kombinasi Langsung-Tidak Langsung di Jurusan Pendidikan Matematika”. Makalah disampaikan dalam Seminar Peningkatan Kontribusi Penelitian dan Pembelajaran Matematika dalam Upaya Pembentukan Karakter Bangsa, pada tanggal 27 November 2010, di Yogyakarta.

Krisanjaya, dkk. 1999. Kurikulum Bahasa Indonesia 1994 Dan Buku Teks. Palembang: Universitas Terbuka.

Sarjiman. 2006. Peningkatan Pemahaman Rumus Geometri Melalui Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar. Disertasi. FKIP UNY:Tidak diterbitkan.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Depdiknas:Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan.

Gambar

Gambar : Tahap Pengembangan Bahan Ajar (Zulkardi dikutip Fuadiah, 2009)  1.  Preliminary

Referensi

Dokumen terkait

Atas berlangsungnya aksi demo yang aman dan damai."Omzet penjualan selama sehari merugi tidak menyurutkan rasa pelaku usaha, bahagia, bangga, dan terharu, atas jalannya

[r]

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa asal mula tujuan pacaran adalah untuk memberitahukan kepada masyarakat bila terdapat sepasang calon

Yunda selama periode audit Oktober 2019 – September 2020 tidak/ belum ada realisasi penjualan KO Gergajian yang diproduksinya sendiri dengan tujuan ekspor yang wajib memiliki

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan yang berkaitan dengan pengungkapan informasi sosial dalam

Scanned by CamScanner... Scanned

Hal-hal yang penting untuk diberlakukan adalah, menggunakan esensi integrasi sosial bukan saja dengan masyarakat Hatunuru tetapi juga masyarakat luar Hatunuru guna

Dalam penelitian ini dianalisis semua biaya yang dibutuhkan dalam menentukan harga pokok produksi unit rumah dengan menggunakan metode analisis titik impas (Break Even Point