• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDUDUKAN WANITA SESUDAH MENIKAH MENURUT TAFSIR AL-AZHAR SURAT AN-NISA' AYAT 34 DAN AL-ISRA' AYAT 23.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEDUDUKAN WANITA SESUDAH MENIKAH MENURUT TAFSIR AL-AZHAR SURAT AN-NISA' AYAT 34 DAN AL-ISRA' AYAT 23."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

KEDUDUKAN WANITA SESUDAH MENIKAH MENURUT

TAFSIR Al-AZHAR SURAT AN-

NISA’ AYAT 34

DAN AL-

ISRA’ AYAT 23

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Strata Satu ( S-1 ) Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Oleh :

Nama : Farida Zuhria

Nim : E33212080

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

s

KEMENTERIANAGAMA

T]NIVERSITAS

ISLAM NEGERI

ST]NAN

AMPEL

SURABAYA

PERPUSTAKAAN

Jl. Jend- A. Ymi I t 7 Surabaya 60237 Telp. 03 1-843 192 F6x.03 I -84133 00

EMail perpus@uitrsby.ac.id

t-I]iuBrR priRNyr\TiL\N IriRSr,:l tuuAN pL]l]t.IKr\st

K,\RYA I],NII,\II t]N'I'i]K K]I,I]EN'TIN(]I\N,\}i\I)J!.NI]S

Scbasri civitas dierlcmihe LIII.! Suran .\mpcl Surab:r1a, vang bcrtanda tangan di balah ini. sala:

Nama

. NIM

Fakult ,s/Ju{usan

E mail address

: lrarida Zuhria : E33212080

: Ushulucldin d.rn Irilsafrt /-{ afsir ltadis

: ezuh rir.grccn (g)grnail.

corn

Dcmi fenqembanlian iltru pcngerahuan, mcn\ctuiui untuk membeflkan kcpada Pcrpustakaal

LllN Sunen :\rnpel Surabrya,

Hlk

Llcbrs Rot'alti Non l,llisklusif atas kaq'a ilniah :

El Sl,ripsi fl lcsis E Deserresi E l.3inixin(... . .

) lang berjudul :

Kedudulal W:rnitr Scsuclah Nlcnikah Nlenunrt l afsir rl-l\zirer Surar an,Nisa' arar 3.1 dan al Isr;r'

:tlxt 13

bcscrta pcrurgkar

r.ng

dipcrlukan

@i1a

e). l)cngan

IIak

ltebas ltor.elri Non l,lkslusii rni

I)erpust^krtn LIIN Sunan ,\nrpd Surabai-a berhak mcorimpat, rnenq:lih-medialformlt lan, rncngclrnalya

dalam

bcntut pengkdan

d.rta

(Llarabase), mendistribusilannva, dan

mcnampilkm /r:renrpul>iikasika:Lri:r di lntcmc fau medi,t lair sccara firl,frexr untuk keFflring,r

aliedemis tanpx pcrlu mernirrra ijirr dnri se1-:r selarna lct p mrncantumk1ln name save scbrgai

penulis/p.nciftx dan rtau pencrbit rxng bersffrgkutin.

Sare bcncdir untuk mcfleugqung secare pribadi, tanpa mclibetken piheli Perpustaliaen UIN

Sunan Ampel Surebe\'a, segrrla betruk turltutan hukum I xng rimbul ins pcleilgq:lix,r IIxk Cilrx

lielam kena iimiah srle ini.

I)cmiliien pcmlatean ini lang sala buar tlenearr scbco,&r1a.

Surabaia, 21 Fcbruari 2l)11

(6)

Abstrak

Farida Zuhria, 2017, Kedudukan Wanita Sesudah Menikah dalam Tafsir al Azhar Surat An-Nisa’ ayat 34 dan Al-Isra’ ayat 23. Skripsi Jurusan Ilmu Al-Qur’<an dan Tafsir Fakultas Usuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Masalah yang diteliti ini adalah bagaimana sikap seharusnya seorang wanita sesudah menikah terhadap orang tua. berdasarkan penafsiran surat

An-Nisa’34 dan al-Isra’ 23 karena ada beberapa masalah yang terjadi dalam masyrakat jika seorang istri yang tidak menuruti perintah dan perkataan suaminya karena lebih menuruti perkataan orang tuanya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan data penafsiran menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar tentang Penafsiran surat An-Nisa’ ayat 34 dan Al -Isr<a’ ayat 23 yang mendeskripsikan wanita sesudah menikah. Dengan menggunakan Metode Tahlili ( Analisis ).

Dalam menjawab permasalahan tersebut penelitian ini dilakukan berdasarkan keperpustakaan ( Library research ) sumber data primer berdasarkan dari Al-Qur’<an dan Terjemahnya, kitab-kitab, dan sumber data sekunder berdasarkan buku-buku.

Penelitian ini dilakukan karena ada permasalahan banyak yang terjadi di dalam masyarakat jika istri lebih menuruti perkataan orang tua dari pada perkataan suaminya dan kurang menghormati ibu mertuanya.. karena didalam keluarga saya sendiri ada yang mengalami seperti itu. Dalam Al-Qur’<an sudah dijelaskan bagaimana sikap seharusnya wanita sesudah menikah dan bagaimana sikap wanita sesudah menikah terhadap orang tuanya.

Secara garis besar penafsiran surat An-Nisa’ 34 dan Al-Isra’ 23 menjelaskan tentang perintah untuk mentaati suaminya dan berbuat baiklah kepada orang tua. Pendapat Hamka dalam Surat An-Nisa’ ayat 34 bahwa ia berpendapat taat kepada Allah dan menuruti peraturan sebagai istri dan hendaklah untuk Memelihara kehormatan jika suami tidak ada di rumah, dalam Surat

Al-Isra’ bahwa berkewajiban berbuat baik kepada keduanya setelah berkhidmat kepada Allah.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ……… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI………. ii

PENGESAHAN SKRIPSI ……… iii

ABSTRAK ………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN ………... v

MOTTO ………. vi

PERSEMBAHAN ………. vii

KATA PENGANTAR ………... viii

DAFTAR ISI ……….. x

PEDOMAN TRANSLITERASI ……… xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ……….…….... 1

B. Batasan Masalah ………... 11

C. Rumusan Masalah ………...11

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………...11

E. Telaah Pustaka ……….. 12

F. Penegasan Judul ……… 13

G. Metode Penelitian ... 14

1. Metode Penelitian ………... 14

2. Jenis Penelitian ………..15

3. Sumber Data ……….… 15

4. Metode Pengumpulan Data ……….. 16

5. Metode Analisis Data ………... 16

H. Sistematika Pembahasan ………... 17

BAB II KEDUDUKAN WANITA SESUDAH MENIKAH A. Pengertian Wanita ……….….. 18

B. Kedudukan dan Peran Wanita ……….…... 19

C. Pemahaman Menikah ………... 26

(8)

BAB III PENAFSIRAN SURAT AN-NISA’ 34 DAN AL-ISRA’ 23

A. Biografi Mufassir ……….... 38

B. Ayat Dan Terjemah ………... 43

C. Mufradat Lughawi ………. 43

D. Munasabah ……….. 45

E. Penafsiran Ayat ……….…. 46

F. Analisis ………..…. 65

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 71

B. Saran …….. ………. 72

DAFTAR PUSTAKA ……….…. xix

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seperti yang banyak diketahui masyarakat pada umumnya

pernikahan adalah penyatuan atau pengikatan antara laki-laki dan perempuan

dan menjadikan halal bagi mereka apa yang diridhoi Allah dari keduanya.

Tidak ada yang salah dengan anggapan seperti itu, tapi apakah hanya sampai

di situ itu? Lebih dari itu pernikahan adalah penyatuan dua keluarga. Bagi

sebagian orang memahami penyatuan dua keluarga hanya sebatas bertambah

jumlah keluarga, akan tetapi dalam kehidupan nyata keluarga pasangan atau

mertua bagaikan orang asing. Lalu bagaimana Islam memandang hubungan

dengan keluarga baru terutama mertua paska pernikahan?.

Allah menjadikan pernikahan yang diatur oleh syariat Islam sebagai

penghormatan dan penghargaan yang tinggi terhadap harga diri, yang

diberikan oleh Islam khusus untuk manusia di antara makhluk-makhluk yang

lain. 1

Islam menjadikan suasana kehidupan yang penuh dengan ketenangan

dan kedamaian sebagai implementasi dari konsep kehidupan yang sarat

dengan kedamaian. Islam mempercayakan tugas ini kepada kaum perempuan

1

(10)

2

sehingga mereka bertanggung jawab penuh atas tugas dosmetiknya yaitu

menciptakan ketenangan dan kasih sayang dalam rumah tangga. 2

Memilih antara menurti keinginanan suami atau tunduk kepada

perintah orang tua merupakan dilema yang banyak dialami oleh kaum wanita

yang telah menikah. Bagaimana Islam medudukan perkara ini ? seorang

wanita apabila telah menikah maka suaminya lebih berhak terhadap dirinya

daripada kedua orang tuanya. Sehingga ia lebih wajib mentaati suaminya.

Diantara kewajiban seorang istri atas suaminya juga adalah hendaknya

seorang istri benar-benar menjaga amanah suaminya di rumah, baik harta

suami maupun rahasia-rahasianya dan bersungguh-sungguh untuk mengurus

urusan rumah tangga. 3

 ……..                                                  4

2

Istibsyaroh, Hak-hak perempuan Relasi Jender menurut Tafsir Al-Sa’rawi, Cet 1 , ( Jakarta , PT. Mizan Publika, , 2004), 164.

3

https://web.facebook.com/notes/club-curhat-muslim-dan-muslimah/antara-berbakti-kepada-orang-tua-dan-taat-kepada-suami. 07-12-2016. pukul : 16.04.

4

(11)

3

‗’ Maka dari itu, wanita yang salihah ialah yang taat kepada Allah subhanahu wa ta’alla memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena

Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka, dan jauhilah mereka di tempat tidur, dan

pukullah mereka. Jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari

jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha tinggi lagi

Maha besar.‖ (An-Nisa’: 34)5

Yang dimaksud wanita yang salihah ialah yang mentaati suaminya,

menjalankan keputusan-keputusanya dan bertakwa kepada Allah serta

Memelihara segala rahasia suaminya dan tidak ingkar kepadanya di dalam

urusan yang dijaga oleh Allah yakni wanita itu ditentukan oleh keputusan dari

atas ( samawi ) bahwa dia dipercaya untuk memegang rahasia keluarga yang

sekaligus merupakan penghormatan atas dirinya. Penghormatan yang

seimbang dengan apa yang diberikan kepada laki-laki.

Ketika menjadi isteri ia menjadi sumber yang besar untuk kebaikan

dan berkah, syaratnya ia mengetahui bagaimana melaksanakan tanggung

jawab dan kewajibannya secara benar dengan dorongan kecintaan, keihlasan

dan taat kepada suami. 6

5

Al-Qur’a da Tafsir ya, Depertemen Agama RI , (2010, Lentera Abadi ),215

6

(12)

4

Dalam Firman Allah S.W.T Surat An-Nisa’ ayat ke 32 :

                                                     7

“Artinya: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan

Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.

(Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka

usahakan, dan bagi para wanita ( pun ) ada bahagian dari apa yang mereka

usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. ‖8

Nabi SAW bersabda yang bermaksud :

ْدا ل لْيق ج ْ ْ ع ا ج ْ ف فح ه ْ ش ْ م ص ْمخ ةأ ْ ملْا لص ادا لخ ا ْبا ا ْنم نجلْا ْء نجلْا

“Apabila seorang isteri telah mendirikan sholat lima waktu dan

berpuasa bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya dan mentaati

7

Qs. An-Nisa’ayat

8

(13)

5

suaminya, maka diucapkan kepadanya: Masuklah Surga dari pintu surga

mana saja yang kamu kehendaki.’’ ( Hadis Riwayat Ahmad )

Hadist tersebut menjelaskan bahwa apabila seorang wanita ( istri ) taat

menjalankan shalat lima waktu, berpuasa Ramadhan, selain waktu haid dan

nifas serta menjaga farjinya dari perbuatan zina dan taat pada suaminya, maka

dirinya Allah akan berkata kepadanya untuk masuk kedalam surga melalui

pintu masuk kedalam surga melalui pintu mana saja yang ia kehendaki. Yang

demikian itu mempunyai maksud untuk melaluikan para wanita. 9

Kemudian ayat al-Qur’>an memberi gambaran untuk para pemimpin

keluarga tentang metode pengendalian keputusan-keputusan di dalam kelurga.

Ayat itu menjelaskan juga bagaimana sikap seorang suami terhadap istrinya

yang menentang dan menolak perintahnya. Allah berfirman :

                                    

‗’

Dan wanita-wanita yang kamu khawatirkan menolak kewajiban

bersuami istri, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah diri dari tempat tidur

9

Isnaeni Fuad, Mutiara Perkawinan, ( Jakarta, Kalam Mulia, 1999 ) 43. 10

(14)

6

mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka

janganlah kamu menyusahkannya. Sesungguhnya allah maha tinggi dan maha

besar. ‗’

Pemimpin berhak untuk memberikan nasihat dan istri harus

memperhatikannya. Jika ia tidak memperhatikan nasihatnya yang ia harus

taati, maka suami berhak untuk memisahkan tempat tidurnya saja, bukan

pisah rumah sebagaimana yang di lakukan oleh orang-orang kebanyakan.

Penghentian sementara untuk tidak bercampur antara suami istri merupakan

peringatan secara halus agar sang istri mematuhi keputusan suami untuk

kemaslahatan keluarga. 11

Muhammad Ali Ash Shabuni menjelaskan sebagaimana yang

difiirmankan Allah bahwa wanita itu terbagi atas 2 golongan yaitu golongan

yang baik dan taat dan golongan yang jahat dan durhaka. Wanita yang baik

adalah yang taat kepada Allah dan suaminya, yang senantiasa menunaikan

hak-hak suaminya , Memelihara diri mereka kekejian dan menjaga harta

suaminya dari pemberosan, sebagaimana pemeliharaan yang telah

berlangsung diantara dia dengan suaminya, sebagaimana sudah diwajibkan

untuk menyembunyikan rahasia-rahasia mereka. 12

11

Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (135

12

(15)

7

Ketaatan kepada suami hanya bisa dilaksanakan apabila perintah dan

suruhannya tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Allah, Istri hanya

wajib taat kepada perintah dan suruhan suami, apabila perintah itu tidak

menyalahi syariat Islam. 13 Salah satu sikap seorang wanita adalah harus setia

kepada suaminya, melihat apa yang suaminya sukai, melakukan pekerjaan

untuknya mencurahkan segala kemampan untuk itu. Hendaknya ia melihat

apa yang tidak disukai oleh suaminya, berusaha keras untuk menjauhinya dan

mewujudkan makna sakinah yang ada dalam firman Allah SWT :



















































4

‘’ Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan

pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan

merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih

sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar terdapat tanda-tanda (

Kebesaran Allah ) bagi kaum yang berfikir. ( Ar-Rum [39]:21 ) 15

13

Ibid.,, 145-148

14

Qs. Ar-Rum ayat 21

15

(16)

8

Istri yang salihah ialah yang dapat membuat suaminya bahagia,

gembira, tersenyum, senang dan damai. Ia memuliakan suaminya,

menghargai, menghormati dan berbakti kepadanya. Itulah keharmonisan yang

sangat dirindukan dalam rangka memakmurkan rumah tangga dan membentuk

keluarga yang harmonis.

Termasuk memperlakukan suami dengan baik adalah apabila suami

datang istri menyambutnya dengan wajah berseri-seri, senyuman manis,

ucapan yang lembut, suasana yang hangat dan dengan pakaian yang rapi. 16

Seperti apa yang telah dikatakan oleh Nabi saw, ‘’ Dunia adalah

perhiasan, dan perhiasan yang paling baik adalah Istri yang salehah.’’ (HR.

Muslim )17

Ada peribahasa yang berbunyi : ’’Sebaik-baiknya dari yang paling

baik adalah air.’’ Menurut mereka air perhiasan kaum wanita yang

melambangkan kebersihan dalam tataran yang paling tinggi berangkat dari

itulah kita dapat mengetahui bahwa salah satu keajiban isteri adalah

melakukan sesuatu demi keridhaan suami dan kesenangan hatinya. Ketika

suami pulang kerumah ia harus menyambutnya dalam keadan bersih dan

bersolek, tidak menampakkan rasa lelah sedikitpun karena pekerjaan.

16Abdul Aziz bi Nashir Su’ud Al

- Abdillah, Untaian Bunga Persembahan Untuk Pengantin, (Jakarta Timur ,Pusataka Qalami, , 1994 ) , 78.

17

(17)

9

Tidaklah menampakkan wajah muram. Hendaknya ia menyenangkan hati

suaminya. 18

                                            9

’Dan tuhanmu telah memerintahkan suapaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya

atau keduanya sudah berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka

sekali-kali jangan berkata ‘’ah’’ dan janganlah kamu membentak mereka dan

ucapkanlah kepada mereka dengan perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah

dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah

:’’Wahai tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka

berdua mendidik aku sewaktu kecil’’. 20

Hendaklah istri membantu suaminya,kedua orang tuanya, keluarganya,

dan orang-orang miskin, serta orang-orang yang sedang dalam perjalanan

18

Ibid 234-235

19

Qs. Al-Isra’ ayat -24. di ambil AL-Qur’a da Terje ah ya Al-Ju a atul’ Ali , Ba du g, CV J -Art,2005 ), 285.

20

(18)

10

sampai suami betul-betul mantap hatinya menuju ketaatan kepada Allah untuk

mengabdi kepada-Nya denga hak-hak kepada istri. 21

Jadi orang tua adalah cermin masa depan anak. Bila dalam rumah

tangga terbina hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, saling

memenuhi hak masing-masing serta saling menghormati, maka anak-anak pun

pada masa mendatang akan selalu menjunjung tinggi perintah orang tua,

Memelihara dan menjaganya ketika sudah berusia lanjut. 22

Untuk menghindari ketidak seimbangan seperti seorang anak yang

memperlakukan orang dengan tidak baik dengan mengorbankan orang lain,

ajaran Islam yang memperhatikan hubungan seorang anak dengan orang

tuanya. 23 Pada dasarnya seorang anak harus berbakti kepada orang tuanya

terutama ibu. Ridha Allah termasuk keridhaan dalam pernikahan juga

tergantung keridhaan orang tua. 24

Menghormati suami, mentaatinya, berusaha meraih cinta kasih dan

ridha juga dari bagian langkah untuk membahagiakannya. Istri harus

memuliakan dan menghormati orang tua suaminya dan menyayanginya

keduanya, seperti halnya harus bersabar, bersenda gurau dengan menghindari

21

Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, 124.

22

A.mudjab Mahali, Menikahlah engkau menjadi kaya, ( Yogjakarta, PT.Mitra Pustaka, ,2001 ), 594.

23

Muhammad Ali Al-Hasyimi, Muslim Ideal ( Pribadi Islami dalam Al-Qur’a As-Sunnah, (Yogjakarta, ,PT Mitra Pustaka, 2000 ) , 80.

24

(19)

11

hal-hal yang dapat membuat kesal dan marah. Berapa banyak istri semoga

Allah menunjuki mereka seolah jadi ‘’ neraka’’ terhadap mertua. Akibatnya,

suaminya pun diantara dua ‘’ neraka ‘’, istri dan ibunya. Keduanya memiliki

hak dan kwajiban atas suami dan istri. Karena itu, suami harus bersikap adil

terhadap ibu dan istrinya , tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang

lainnya, agar tidak menimbulkan kemarahan dan kebencian antara mereka

berdua. 25

B. Batasan Masalah

Agar pembahasan ini lebih jelas dan terarah maka penulis memandang

perlu untuk memberikan batasan masalah hal ini untuk memudahkan

pembahasan dan pemahaman agat tidak meluas dan menyimpang jauh dari

pokok permasalahan maka penulisan ini difokuskan pada wanita sesudah

menikah dan dalam penelitian ini kami menggunakan 1 mufassir yaitu

penafsiran Al-Azhar dari Hamka

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana kedudukan wanita sesudah menikah dalam Tafsir

Al-Azhar ?

2. Apa saja kewajiban istri kepada suami menurut Tafsir Al-Azhar

mengenai wanita sesudah menikah ?

25

(20)

12

D. Tujuan penelitian

a. Untuk mendeskripsikan wanita sesudah menikah dalam Tafsir Al-Azhar

b. Untuk mendeskripsikan dari tafsir Al-Azhar tentang wanita sesudah

menikah

E. Telaah Pustaka

Pernah dilakukan penelitian tentang sikap seorang wanita sebelum

menikah dan sesudah menikah dengan penelitian ini sangat jauh, adapun

karya yang pernah di tulis yaitu :

a. Skripsi yang memuat peran wanita sebagai Istri juga telah

ditemukan, yaitu ditulis oleh Nita Farichah jurusan Tafsir Hadits,

Iain Sunan Ampel tahun 2009. skripsi ini mejelaskan tentang

bagaiamana Peran Seorang istri dalam rumah tangga.

b. Skripsi yang memuat tentang hak dan kewajiban istri atas suami

dalam surat Al-Baqarah ayat 228. Karya Masita Eka Rohmah,

Skripsi Tafsir Hadis Fakultas Usuluddin Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya,Tahun 2015. Penelitian ini pembahasannya

kewajiban istri terhadap suami dalam hal rumah tangga yang

terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 228. Dalam hal ini akan

mendapatkan kejelasan tentang pembagian kerja rumah tangga

(21)

13

F. Penegasan Judul

Dalam membahas suatu karya ilmiyah, terlebih dahulu di awali

penjelasan kata-kata yang ada pada judul skripsi ini. Hal ini dimaksud untuk

menghidari dari adanya kesalah pahaman pengertian yang dimaksud dalam

pembahasan.

Adapun pengertian-pengertian kata sebagaimana yang termaktup dalam

judul Wanita Sesudah menikah menurut Tafsir Al-Azhar adalah sebagai

berikut.

Wanita : Senjata bermata dua. Karena ia baik, melaksanakan tugas pokok

dan fungsinya yang telah digariskan, berarti ia adalah banugunan berkualitas

untuk membangun masyarakat yang islami yang kokoh, berakhlak luhur,dan

fundamen-fundamen yang kukuh.26

Setelah : Sesudah

Menikah : Perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami isteri

dengan cara resmi. 27

Tafsir : Secara harfiyah berarti menjelaskan atau menerangkan dari segi

terminologi, tafsir berarti menjelaskan maksud ayat Al-Qur’an sesuai dengan

kemampuan manusia. 28

26

Al-Istanbuli, Mahmud Mahdi, dan Nasr As-Syaibi, Wanita-wanita Sholiah dalam Cahaya Kenabian, PT.Mitra Pustaka, 2002), 3.

27

Poerdarwanto, Kamus Bahasa Indonesia.( Jakarta. PT. Balai Pusataka )

28

(22)

14

Tafsir Al-Azhar : Salah satu kitab tafsir yang terbit di Indonesia adalah

Tafsir al-Azhar karya Hamka. Tafsir ini dikenal salah satu tafsir yang

memberikan khazanah keilmuan yang cukup menarik dari sisi kebahasaan,

maupun penyajian reasoning yang ada didalamnya.

G. Metode penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini meruupakan penelitian kualitatif, dimaksud untuk

mendapatkan data tentang wanita sesudah menikah dalam Tafsir Al-Azhar Jenis

Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Library Researc ( penelitian

keperpusatakaan ) karena sasaran utama penelitia ini adalah buku-buku

dan literatur-literatur yang terkait. Dengan menggunakan metode tafsir

Tahlili ( Analisis ). Tafsir Tahlili adalah menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’<an

dengan memaparkan segala aspek yang bersinggungan dengan ayat serta

menerangkan makna yang tercakup dengan keahlian mufassir. metode ini

menggunakan arti ayat-ayat Al-Qur’<an dan berbagai segi sesuai urutan

surat dalam mushaf dengan mengedepankan kandungan kosa kata,

(23)

15

yang berhubungan, dan pendapat para ulama salaf serta pendapatanya

sendri. 29

2. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari dokumen

perpustakaan terdiri dari 2 jenis sumber yaitu sumber primer dan sekunder,

sumber primer adalah rujukan utama yang akan kita pakai yaitu :

a. Al-Qur’<an dan Terjemahan

b. Tafsir -Azhar , karya Hamka .

c. Dan lain-lain

Sedangkan dari data sekunder yaitu informasi ysng dikumpulkan dari

buku-buku yan mendukung kajian yang diteliti yaitu , Diantaranya :

a. Tuntunan keluarga Bahagia , karya Mahmud Al-Shabbagh

b. The Great Women ( Mengapa Wanita Harus merasa Tidak lebih

Mulia ) , karya Muhammad Ali al- Allawi

c. Muslim Ideal ( Pribadi Islami dalam Al-Qur’an dan Sunnah ) karya

Dr.Muhammad Ali al-Hasyimi,

d. Rumahku surgaku ( Romantika dan Solusi Rumah Tangga ), karya

Dr. H. Miftah Faridl. .

e. Dan lain-lain

29

(24)

16

3. Metode pengumpulan Data

Metode ini digunakan dalam pengumpulan data adalah metode

dokumentasi yang dalam pelaksanaannya peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti kitab-kitab, buku-buku, artikel, dan pdf,

4. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode yang mengadakan penelitian yang

digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoeh yaitu menggunakan

teknik analisis :

a. Metode Deskripsi yaitu metode yang mengadakan penelitian yang

menggunakan beberapa data yang diperoleh kemudian

menganalisis serta mengklarifikasi.30

b. Metode induksi yaitu cara berfikir yang mengambil sumber data

yang bersifat khusus kemudian digunakan untuk menarik

kesimpulan yang bersifat umum.

c. Metode tafsir Tahlili ( Analisis ). Tafsir Tahlili adalah menafsirkan

ayat-ayat Al-Qur’<an dengan memaparkan segala aspek yang

bersinggungan dengan ayat serta menerangkan makna yang

tercakup dengan keahlian mufassir. metode ini menggunakan arti

ayat-ayat Al-Qur’an dan berbagai segi sesuai urutan surat dalam

mushaf dengan mengedepankan kandungan kosa kata, hubungan

30

(25)

17

antarayat, hubungan antarsurah dan asbabun nuzul , hadist-hadist

yang berhubungan, dan pendapat para ulama salaf serta

pendapatanya sendri.

H. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan ini tidak keluar dari jalur yang telah ditentukan dan agar

lebih berarti susunannya, maka proposal ini dibagi dalam empat bab yang

sistematikanya sebagai berikut :

a. Bab Pertama : Bab Ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian,dan sistematika pembahasan.

b. Bab Kedua : Bab ini berisi tentang pengertian Pernikahan, kedudukan dan

peran istri, dan kewajiban istri.

c. Bab Ketiga : Bab ini menjelaskan biografi mufassir dan penafsiran Serta

analisis tafsir al-Azhar dalam surat An-Nisa’ ayat 34 dan Al-Isra’ ayat 23.

(26)

BAB II

KEDUDUKAN WANITA SESUDAH MENIKAH MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR

I. Pengertian wanita

a. Pengertian wanita secara bahasa

Dalam etimologi Jawa, kata wanita berasal dari frasa wanita ‗‗Wani

Ditoto’ atau berani diatur. Sebutan wanita dimaknai berdasarkan

kemampuannya untuk tunduk dan patuh pada lelaki sesuai dengan

perkembangan budaya di tanah Jawa pada masa tersebut. Sementara itu

menurut bahasa Sanskerta, kata perempuan muncul dari kata per – empu –

an. ‗Per’ memiliki makna makhluk dan ‗empu’ artinya mulia, tuan, atau

mahir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna kata perempuan adalah

makhluk yang mulia, atau memiliki kemampuan.1

Menurut definisi dalam kamus besar bahasa Indonesia

disebutkan,wanita adalah perempuan dewasa, kaum putri (dewasa ) 2 asal

kata wanita yaitu Vani (Bahasa sansekerta ),Vanita/Desire = keinginan,

wanita mengandung makna yang selalu di inginkan. arti konotasi dari kata

ini adalah wanita adalah obyek seks yang selalu di inginkan.3

1

Andi-sosialbudaya.Blogspot.co.id/2016/04Iistilah-Perempuan-dan-Wanita.html, di ambil pukul 07:05

2Pusat Bahasa Depertemen, Kamus Besar….., 1268 3

(27)

19

b. Pengertian wanita secara istilah

Seorang Wanita mukallaf sebagaiamana laki-laki, dimana wanita

juga mendapat perintah dan larangan dari Allah swt, diberi pahala dan

mendapatkan siksa, wanita bukanlah musuh pria juga bukan saingannya

melainkan bagi penyempurna baginya, wanita adalah bagian dari pria dan

pria adalah bagian dari wanita. 4

Ada juga yang mengatakan Wanita adalah jodoh laki-laki dalam

melaksanakan kekholifahannya yakni menyebarkan anak keturunannya,

Islam meletakkan wanita sebagai batu pertama bangunan sebuah keluarga

yang sekaligus sebagai hati penuh kasih yang setiap saat menaburkan

perasaan cinta, sayang dan ketenangan dan wanita atau istri adalah sumber

ketenangan, ketentraman serta stabilitas mental bagi pria. Dari sini isteri

harus sanggup atau bisa menjadi kekasih artinya harus bisa mengisi hati

suaminya dengan penuh kasih sayang supaya suami tidak merasa hampa

dirumah. 5

II. Peran dan Kedudukan Wanita

Dalam agama islam, seorang wanita memiliki kedudukan yang

tinggi dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan

seluruh umat manusia. Kehadiran seorang wanita akan menjadi madrasah

atau sekolah petama dalam membangun masyarakat yang shalih, tatkala ia

berjalan di atas petunjuk al –Qur’<an dan Sunnah Nabi. dengan tegas

4

Abu Suqqah, Jati Diri Wanita menurut Al-Qur’an dan Hadis , Ramadhani, Solo, 1989 ) 59. 5

(28)

20

Qur’an juga telah menjelaskan bahwa peran seorang wanita sangat penting

dan baik sebagai ibu, istri, saudara, anak maupun seagai anggota

masyarakat. 6

Islam memberikan kedudukan dan kehormatan yang tinggi pada

seorang wanita, baik dari segi hukum ataupun dari segi masyarakat sendiri.

Pada kenyataannya, apabila kedudukan tersebut tidak seperti yang di

ajarkan oleh Islam, maka persoalan akan lain. Sebab, struktur, adat,

kebiasaan, dan budaya masyarakat juga memeberikan pengaruh yang

signifikan kepada wanita. 7

Perempuan menempati kedudukan yang penting di kehidupan

keluarga dan sendi dasar kehidupan masyarakat karena perempuanlah

yang melahirkan generasi penerus, merawat dan mendidik anak,

memberikan kasih sayang, perhatian,penghargaan dan segala sesuatu yang

dibutuhkan keluarga. Peran ibu rumah tangga bagi wanita merupakan

suatu pilihan yang harus dipilih. Setiap wanita yang sudah menikah, secara

otomatis akan menjadi ibu rumah tangga. Seorang ibu yang berkewajiban

mengatur harmonisasi keadaan rumah suaminya dan mengatur

kelengkapan sandang pangan serta keteraturan dalam rumahnya. 8 Peran

perempuan sebagai istri dalam rumah tangga adalah penanggug jawab dan

6 Abdul Syukur al-Aziz, Buku Lengkap Fiqih Wanita,

( Yogjakarta PT.Diva Press, cet 1 , 2015 ) 11-15

7

Atiqah Hamid, Fiqih Wanita ( tutorial ibadah dan muamalah harian muslimah ahlul jannah ), Yogjakarta, Diva Press, cet 1 , 2016 ) 13

8

(29)

21

pengelola ekonomi rumah tangga. Pendapat keluarga yang bersumber dari

usaha suami istri, kemudian di atur pengeluarannya sesuai kebutuhan. 9

Itulah sebabnya islam memberikan aturan, batasan,, dan tuntunan

kepada wanita sesuai dengan kodrat mereka, agar mereka menjadi

makhluk yang disayangi dan di mulaikan, baik di dunia maupun di akhirat.

Secara garis besar peran dan tugas seorang wanita di bagi 3 yaitu peran

sebagai istri, ibu dan anggota masyarakat sebagai berikut :

1). Peran wanita sebagai istri..

Melalui al Qur’<an, Allah telah menyatakan bahwa laki-laki dan

perempuan memiliki peran yang berbeda. Seorang suami diberikan peran

sebagai pemimpin rumah tangga, serta melindungi dan memberi nafkah

kepada kelurga. Sedangkan istri berperan sebagai pengatur rumah tangga

yang betanggung jawab mengatur rumah tangganya di pimpinan suami.

Selain itu, ketika beban istri sangat banyak dan berat, sehingga istri tidak

sanggup mengerjakan, seperti mengasuh anak,mencuci, memasak, dan

lain-lain, maka bukan berarti seorang istri tetap mengerjakan semua, dalam hal

ini suami berkewajiban untuk membantu sang istri.

Posisi perempuan sebagai istri setara dengan suami. Keduanya

berhak mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan, baik biologis maupun

batiniah. Keduanya pun samasama bertanggung jawab, baik dalam tugas

-tugas dosmetik dirumah tangga maupun dalam -tugas public di masyarakat.

9

(30)

22

Suami tetap harus peduli dengan fungsi reproduksi istri yang sangat mulia

yaitu hamil, melahirkan dan menyusui. 10

Kita semua pasti paham dan sepakat, peranan seorang istri dan

rumah tangga lebih dalam dan sulit dari pada yang disadari dan di akui

oleh para suami. Seorang istri dan ibu rumah tangga dan keluarga yang

bahagia dan harmonis. 11 Perempuan pencipta ketenangan dan cinta kasih

sayang, kehidupan harmonis dan bahagia dapat terwujud apabila istri

melaksanakan kewajibannya dengan baik sesuai ajaran Allah.12

2). Peran seorang wanita sebagai ibu

Seorang ibu harus memahami bahwa pendidikan merupakan hal

yang penting dalam kehidupan anak agar menjad anak yang shalih dan

shalihah, serta memiliki masa depan yang cerah ketika dewasa kelak. Dan

pendidikan pertama kali yang akan di dapat oleh seorang anak ialah dari

lingkungan keluarga terutama ibu.

Menurut pandangan Islam, pendidikan seorang anak merupakan

proses mendidik, mengasuh, serta melatih jasmani dan rohani mereka yang

dilakukan oleh para orang tua sebagai tanggung jawabnya terhadap anak

dengan berlandasan pada nilai-nilai yang baik dan terpuji, yang bersumber

al-Qur’an dan sunnah nabi. 13 Seorang ibu memiliki peran yang amat besar

10

Prof. DR.Musdah Mulia.MA, Kemuliaan Perempuan Dalam Islam, (Jakarta,PT. Elex Media Komputindo, 2014), 59

11

Abdul Syukur al-Azizi, Buku Lengkap Fiqih Wanita, 22-25 12

Bagir al-Hasby, Fiqih Praktis, 01 13

(31)

23

dalam kehidupan. Tanpa seorang ibu, kehidupan tidak akan berjalan dengan

semestinya. Sebab, ia adalah generasi baru yang dapat menunjang

keberlangsungan kehidupan. Jika dimuka bumi ini hanya dihuni oleh

laki-laki, maka kehidupan dunia mungkin sudah berhenti berjuta-juta abad yang

lampau. Oleh sebab itu, adanya perempuan atau ibu hakikatnya tidak bisa

diremehkan dan di abaikan. Sebab, dibalik keberhasilan dan konstinuitas

kehidupan, ibulah yang sebenarnya banyak berpengaruh dan berperan. 14

Sebagai seorang ibu, perempuan adalah pemimpin di dalam rumah

tangga suaminya ( pemimpin bagi anak-anaknya)

Hadist Rasulullah mengungkapkan :

ا ت ايع ىلع هل سم ا ح تيب يف ةيعار ة أ ملا

’ Perempuan adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya, dia

akan ditanya tentang kepemimpinannya’’.

Yang dimaksud dengan kepemimpinan disini adalah peran dan tugas

perempuan sebagai pendidik bagi anak-anaknya dan pengaturan rumah

tangga. Begitu besar tanggung jawab yang dibebankan dipundak perempuan

dan akan sulit dilakukan dengan baik, apabila ilmu pengetahuanya

terbatas.15

14

Abdul Wahid, Mencari Surga Ditelapak Kaki Ibu, ( YogJakarta, Sabil, cet : 1 2005 ), 22 15

(32)

24

3). Seorang wanita sebagai anggota masyarakat

Secara kodrat, wanita adalah manusia sosial yang tidak mungkin

dapat melepaskan diri dari ketertarikannya dengan manusia lainnya seperti

yang kita ketahui pada dasarnya berhubungan dengan individu lain

merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Dalam

kehhidupan bermasyarakat, ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan

oleh para wanita,

pertama , tidak boleh meremehkan orang atau pihak lain. Allah

berfirman :                                                                         

‗’Hai orang-orang yang beriman, janganlah orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih

baik dari neraka. Dan janganlah pula sekumpulan perempuan

merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih

baik. Dan jangan suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil

(33)

25

( panggilan ) yang buruk sesudah iman. Dan barang siapa yang tidak

bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. 16

Kedua, menjaga pandangan dan auratnya. Pandangan mata

merupakan pintu kemaksiatan yang paling mudah dimasuki setan dari diri

manusia. Itulah sebabnya, orang yang membebaskan pandangan matanya

tanpa batasan agama maka sama saja ia menghancurkan hatinya, dan

tentunya yang seperti ini tidak mungkin dilakukan seorang yang berakal

Ketiga, memiliki jiwa sosial yang tinggi. Bagi wanita yang terlibat dalam

kehidupan bermasyaraat, sangat penting untuk memiliki sikap dan sifat yang

bersikap baik dan ringan tangan dalam membantu orang lain.

Dengan kodrat dan keutamaan- keutamaan yang diberikan oleh Allah

swt, kepada para wanita, maka tak dapat dipungkiri bahwa mereka

merupakan tumpukan utama dalam membangun generasi yang mampu

mewujudkan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu peran

wanita, baik dalam kelurga maupun dalam masyarakat merupakan peran

sangat agung yang tidak sepantasnya kaum wanita meremehkannya. 17

16

Qs. Al-Hujarat dan Terjemahnya. 17

(34)

26

III. Pemahaman menikah

a. Pernikahan Menurut bahasa

Kata per-nikah-an, berasal dari bahasa arab: nikah yang berarti ‗’

pengumpulan ’’ atau ‗’ berjalinnya sesuatu dengan sesuatu yang lain’’.

misalnya, ranting-ranting pohon yang saling berjalin satu sama lain.18

Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan kata ‗’Nikah’’ sebagai

berikut :

1. Perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk ber suami istri dengan resmi.

2. Perkawinan

Al-Qur’<an menggunakan kata ini untuk makna tersebut, disamping

secara Majaz diartikan dengan ‗’hubungan seks’’. Kata ini dalam berbagai

bentuk ditemukan sebanyak 32 kali. Adapun secara bahasa , pada mulanya

kata nikah digunakan dalam arti ’’ Terhimpun ‗’. al Qur’<an mnggunakan

kata Zawwaja dari kata zauwj yang berarti ‗’ pasangan’’ untuk makna di

atas. Ini karena pernikahan menjadikan seseorang memiliki pasangan, kata

tersebut di bentuk dalam dan makna terulang tidak kurang dari 80 kali.19

b. Pernikahan Menurut Istilah

Pernikahan adalah kenyamanan hakiki bagi pria dan wanita secara

bersamaan, dimana seorang wanita dapat menemuakan seorang lelaki yang

18

Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis, ( Bandung, Mizan, cet 1, 2002 ) , 01 19

(35)

27

bertanggung jawab yang mampu memberikan nafkah lahir dan batin sehingga

ia akan selalu merasa nayaman bersamanya.Dengan menikah, seseorang dapat

menenangkan jiwa dari kegelisan, juga dapat menahan pandangan untuk

melihat sesuatu yang haram hingga jiwa menjadi tenang pada apa yang telah

Allah halalkan. Jadi sesungguhnya pernikahan lebih dapat Memelihara

pandangan dan kemaluan. 20

Secara Syar’i pernikahan adalah ikatan yang menjadikan halalnya

bersenang-senang antara laki-laki dan perempuan, dan berlaku dengan

adanya ikatan tersebut, larangan-larangan syariat. Lafadz yang semakna

dengan ‗’Az-Zawaj ‗’ adalah An-Nikah’’ ; sebab nikah itu artinya saling

bersatu dan saling masuk. Ada perbedaan pendapat di antara para ulama

tetang maksud dari lafadz ‗’An-Nikah’’ yang sebenarnya, apakah berarti ‗’

perkawinan atau jimak’’. Selanjutnya, ikatan pernikahan merupakan ikatan

yang paling utama karena berkaitan dengan dzat manusia dan mengikat

antara dua jiwa dengan ikatan cinta dan kasih sayang, dan k arena ikatan

tersebut merupakan adanya sebab adanya keturunan dan terpeliharanya

kemaluan dari perbuatan keji.

Menurut hukum perkawinan Islam perkataan perkawinan itu

merupakan alih bahasa dari istilah nikah. Nikah menurut bahasa berarti

kumpul, bersetubuh, dan akadnya. Sebagaimana telah disebutkan dalam kitab

Bajuri. Adapun menurut syara’, kata nikah dipakai hanya ketika akadnya, juga

20Abdul Hamid Ibn Mu’tadzim,

(36)

28

telah disebutkan dalam kitab fathul bari. Baik dalam Al-Qur’<an maupun

sunnah, pemakaian kata-kata nikah itu hanya dalam arti akadnya, 21

c. Menurut Syari’at

Pernikahan tidak hanya sebagai sebuah sarana untuk menyalurkan

nafsu biologis belaka, namun lebih dari itu menjalin hidup berumah tangga

lebih tenang dalam hidupnya, manjaga kelaminnya dari suatu yang di

haramkan dan dapat pula menunundukkan pandangan.

Dalam jalinan rumah tangga seseorang akan dengan mudah

mendapatkan pahala, seseorang yang telah menikah bisa saling melengkapi,

mendidik istri dan anak, taat pada suami dan memberikan pelayanan. Semua

adalah ladang pahala yang tidak terhingga, bahkan dengan menikah seseorang

akan lebih terjaga moralnya dan hal-hal yang mendekati perzinaan. Istilah ini

sangat kuat dan menggambarkan bahwa kepribadian seseorang yang telah

menikah lebih terjaga dari dosa dari pada mereka yang belum menikah. 22

d. Tujuan Menikah.

Menurut miftah Farid menjelaskan bahwa tujuan menikah adalah

ibadah, mendapatkan Ridha Allah, mendapatkan keturunan, mendapatkan

harta yang halal dan menjaga diri dari perbuatan dosa. Ia mengungkapkan

bahwa kunci kebahagiaan adalah mawwadah( cinta ) dan rahma ( kasih

21

Bahtiar,Deni Sutan, Ladang Pahala Cinta ( Berumah Tangga Menuai Berkah ) , ( Jakarta, Amanah, Ed 1 Cet 1, ,2012), 12.

22

(37)

29

sayang ) yang dimiliki oleh suami dan istri dan perlu dipelihara sampai

akhir hayat. 23

Dengan demikian, sebuah pernikahan pada hakikatnya bertujuan

agar tercipta sebuah rumah tangga atau keluarga yang senantiasa bertakwa

kepada Allah swt. Dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai

khalifah di bumi, serta memakmurkan bumi dengan selalu memberikan

kemanfaatan bagi orang lain. 24

IV. Kewajiban wanita Setelah menikah

a. Taat kepada suami

Dalam Al-Qur< an Allah telah mengatur hak suami istri itu dengan jelas.

Secara umum suami berkedudukan sebagai kepala keluarga dan

penanggung jawab atas kesejahteraan keluarga baik moral maupun

material. Sedangkan istri tunduk kepada kepemimpinan suami disamping

dalam beberapa hal dia dapat berperan mengatur pengelolaan rumah

tangga atas persetujuan suami. Sebagai konsekuensi dari kedudukan suami

sebagai kepala keluarga, suami memperoleh hak yang paling besar dalam

institusi keluarga.

Setelah ijab Kabul pernikahan sudah selesai di ikrarkan dan wali

sang istri telah menyerahkan anaknya kepada suami, maka berkuranglah

tanggung jawab orang tua istri kepadanya. Kewajiban selanjutnya untuk

23

Prof.Ismah Salman.M.Hum, Keluarga Sakinah Dalam ‘Aisyiyah: ‘’Diskursus Jender Di Organisasi Perempuan Muhammadiyah’’, ( Jakarta,PSAP Muhammadiyah, 2005) 40

24

(38)

30

bertanggung jawab, membimbing, dan membina sepenuhnya ditangan

suami. Salah satu bentuk tanggung jawab isttri kepada suami diantaranya

adalah ketaatan seorang istri kepada suami merupakan bentuk tanggung

jawab dan kewajiban yang tidak gampang diwujudkan. 25

Taat kepada suami adalah konsekuensi dari pernikahan, mau tidak

mau kita harus melakukannya sekalipun perintah suami itu terdengar sepele.

Ketika kita sudah menikah, kita memang harus siap menerima semua

konsekuensinya. Ketika suami menginginkan apa yang diinginkan suami,

maka penuhilah, taatilah. Ketika semua terasa berat dilakukan, maka

ingatlah selalu bahwa imbalannya adalah surga itu adalah janji Allah kepada

semua istri yang taat kepada suaminya. 26.

Sengguhnya hak suami untuk di taati sangatlah jelas, sampai

Rasululllah mengajarkannya dengan jihad fi sabililllah. datanglah seoarang

perempuan kepada Nabi sambil berkata, ‘’ Hai Rasulullah saya adalah

utusan dari para perempuan untuk menghadapmu. Jika telah diwajibkan oleh

Allah kepada laki-laki, jika mereka melakukannya, maka mereka mendapat

pahala. Dan jika mereka terbunuh, mereka akan terbunuh, mereka akan

hidup disisi tuhan dan diberi rezki. Sekarang bagaiamana dengan hal nya

kami , para wanita ? kami juga ingin seperti mereka !’’. maka Rasul

menjawab ‗’ Sampaikan kepada para wanita yang kamu temui, bahwa

25

Nurlaela el- Anwari, Kiat-Kiat Membahagiakan Suami Lahir Batin Sejak Malam pertama, ( Yogjakarta,Diva press, 2010) , 95-96.

26

(39)

31

sesungguhnya ketaatan wanita kepada suaminya dan pengakuannya atas

hak-hak suaminya menyamai kedudukan itu. Tapi amat sedikit dari kalian (

wanita ) yang melakukannya ’’. 27

ت ٰحل ٰ صلٱف

تٰتنٰق

تٰظف ٰح

بۡيغۡلل

’’ Maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi maha

Memelihara diri ketika suami tidak ada.’’. ( QS. An-Nisa : 34 )

Yang dimaksud wanita yang shalihah adalah yang mentaati suaminya,

menjalankan keputusan-keputusannya, dan ada yang bertakwa kepada

Tuhan-Nya, serta Memelihara segala rahasia suaminya dan tidak ingkar kepadanya

di dalam urusan yang dijaga oleh Allah swt. Yakni, wanita itu ditentukan oleh

keputusan dari ( samawi ) bahwa dia dipercaya untuk memegang rahasia

keluarga yang sekaligus merupakan penghormatan atas dirinya,

penghormatan yang seimbang dengan apa yang diberikan kepada laki-laki

terhadap keluargamu. 28

Sesungguhnya ketaatan wanita kepada suaminya adalah tatanan islam

yang bijak menjamin kebahagiaan keluarga, menjaga keutuhan rumah tangga

dan mengamankan jalannya keluarga itu menuju tujuan yang aman dan

sentosa. 29 Pernikahan dapat diumpamakan sebagai sejenis perbudakan.

karena itu, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang istri adalah

bagaikan sahaya milik suaminya. Wajib atasnya mentaati suaminya dalam

27

Mahmud Al-Sabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (Bandung , PT Remaja Rosdakarya,Cet1 :, 1991 ), 148.

28

Mahmud Al-Sabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, , 132. 29

(40)

32

segala hal yang di inginkan mengenai dirinya, selama tidak mengandung

maksiat terhadap Allah swt. 30

Istri harus mentaati semua perintah suami selama perintah itu dalam

hal-hal yang dibolehkan syariat. Sebaliknya, ia tidak boleh menaatinya, bila

perintah-perintah suami mengandung unsur maksiat kepada Allah. Sebab

tidak ketaatan seseorang dalam rangka maksiat kepada sang Khaliq.31

Ketaatan istri terhadap suami merupakan kewajiban selama suami tidak

menyuruhnya melakukan kemaksiatan. Sebab, tak ada kepatuhan kepada

makhluk dalam kemaksiatan terhadap Allah. 32Apabila perintah suami bukan

dalam hal maksiat, maka seorang istri harus taat dan tidak membantahnya.33

Jika suami memerintahkan suatu kemaksiatan maka gugurlah kewajiban taat

kepada suami. 34

Seorang istri yang juga merupakan makhluk Allah harus senantiasa

menunjukkan ketaatan hanya kepada–Nya. Ia boleh melawan siapapun

yang memerintahkan melakukan pelanggaran terhadap-Nya, sekalipun

suaminya sendiri. Akan tetapi, jika sang suami menganjurkan untuk

30

Al-Ghazali, Menyikapi Hakikat Perkawinan, ( Bandung, PT Karisma,Cet IX,., 1997 ), 133. 31

Aziah Nur Yusuf, Wasiat-Wasiat Rasulullah Bagi Kaum Wanita, ( Yogjakarta,Diva Press, 2015), 51

32

Dr. M. Sayyid Ahkmad Al-Musayyar, Fiqih Cinta Kasih, PT. Gelora Aksara Pratama), 39 33

Ali Gufran, LC, Membahagiakan suami sejak Malam Pertama ( langkah-langkah menjadi istri shalehah ), 134

34

(41)

33

melakukan kebaikan sebagaimana yang diperintahkan oleh-Nya, maka

tidak ada alasan bagi istri untuk menolak atau menentangnya.35

b. Penjagaan harta

Diantara hak suami atas istrinya adalah penjagaan isteri atas kekayaan

suaminya. Ia juga harus mengatur pengeluarannya selama masih dalam

batas ketaatan kepada suaminya. Isteri tidak diperkenankan membelanjakan

sesuatu atau memberi seseorang dari harta suaminya kecuali dengan atas

izinnya.

Seorang istri harus bisa menjadi penyimpan rahasia suaminya, dan

pengaman harta bendanya, dan menjaga kehormatannya. Maka dia harus

menghindari hal-hal yang mencurigakan. Dia tidak boleh memasukkan

orang yang tidak disukai oleh suaminya kedalam rumah. Seorang istri

shalehah harus memiliki sifat amanah, karena ia diberi kepercayaan oleh

suaminya mengenai segala macam urusan diri dan keluarganya, bahkan

seluruh rahasia suaminya. Suami bukan mempercayakan harta kekayaan

kepadanya, melainkan mempercayakan kehormatan dan keamanan

anak-anaknya.36

c. Istri tidak boleh puasa sunat kecuali atas izin suaminya, dan tidak

Boleh Memberikan Izin Untuk Memasuki Rumah Kecuali Atas

Izinnya.

35

Ukasyah Habibu Ahmad, Suamiku Di Dunia Suamiku Di Akhirat, ( Yogjakarta, Diva Press, 2015), 30-31

36

(42)

34

Laki-laki punya hak agar istrinya puasa sunat kecuali atas izinnya,

dan istri tidak boleh memberikan izin seseorang memasuki rumah kecuali

atas izinnya. Rasul bersabda :

أ ح ا

ف تعت ا , حأ ف ع طت ا , ر ك ج ت ب ف أت أ ه ب ت

, َ

ب ضتا

.

’ Tidak dihalalkan bagi seseorang wanita untuk berpuasa pada saat

suaminya ada di rumah kecuali setelah mendapat izin suaminya ( puasa

selain Ramadhan ), dan ia tidak boleh mengizinkan seseorang untuk

memasuki rumahnya kecuali atas izin suaminya.‘’37

Berpuasa juga harus memperoleh izin terlebih dahulu dari suami,

Maksudnya puasa disini adalah puasa sunnah, bukan puasa wajib. Ketaatan

kepada suami adalah wajib dan terkadang suami butuh sundau gurau atau

berhubungan intim secara sepontan sedangkan istri yang berpuasa sehari atau

dua hari, dan istri yakin bahwa suaminya berpergian jauh kerena urusan

pekerjaan selama seminggu atau sebulan misalnya, maka istri tidak harus

meminta izin, karena suaminya tidak ada bersamanya. Rasulullah bersabda :

ب ا ث عب أ صت ا

Artinya :

‗’ Seorang istri tidak boleh berpuasa ketika suaminya berada

disisinya kecuali atas dengan izinnya.’’

37

(43)

35

Rasululllah menganjurkan kaum perempuan agar patuh kepada

suaminya, karena hal tersebut dapat membawa maslahat dan kebaikan.

Rasullullah telah menjadikan ridha suami sebagai penyebab masuk surga. 38

Istri tidak boleh meninggalkan rumah tanpa izin, sepengetahuan dan ridha

suaminya, sebab izin keluar termasuk hak suami. Apabila suaminya

mengizinkannya, ia wajib menjaga kehormatannya, tidak bersolek, tidak

memakai parfum, dan tidak berdesak-desakan dengan kaum laki-laki

dipasar,dijalan, dan ditempat umum lainnya39.

Dengan demikian, seorang istri boleh meninggalkan rumah bila

mendapatkan izin dari suaminya. Karena itu, tidak sepantasnya seorang istri

keluar rumah tanpa izin suaminya. Itupun tujuan keluarnya untuk melakukan

amal shalih.ia tidak boleh seenaknya keluar, sebagaimana halnya yang

dilakukan oleh kebanyakan wanita zaman sekarang. Sekiranya izin yang

diminta tidak diperoleh atau malah dilarang., sebaiknya ia tetap tinggal

dirumahnya, mentaati ucapan suami yang bertanggung jawab atas dirirnya. 40

d. Tidak durhaka kepada suami

Rasulullah menjelaskan bahwa mayoritas sesuatu yang memasukkan

wanita kedalam neraka adalah kedurhakaannya kepada suami dan tidak

bersyukur kepada kebaikan suami. Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah

bersabda) :

38

Sayyed Hawwas, Fiqh Munahakat,…223

39Abdul Aziz Bin Nashir Su’ud Al

- Abdillah, Untaian Bunga Persembahan Untuk Pengantin, ( Jakarta Timur, Pustaka Qolami, 1994 ), 70

40

(44)

36

ب : ق ، ء س أ ثكأ ت أر عظفأ طق ك ظ رأ فر ت رأ

ُر

ف : ق ، َ ب ف : ق ، ف ب : ق ؟َ

ت سحأ سحإ ف شع

طق ت أر ت ق َ ك تأر ث ك ح

قر ، ر ر(

0 .

: “Saya diperlihatkan neraka.Saya tidak pernah melihat pemandangan

seperti hari ini yang sangat mengerikan. Dan saya melihat kebanyakan

penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya,‗Kenapa wahai

Rasulallah? Beliau bersabda, ‗Dikarenakan kekufurannya.' Lalu ada yang

berkatak, 'Apakah kufur kepada Allah?' Beliau menjawab, ‗Kufur terhadap

pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya. Jika anda

berbuat baik kepada salah seorang wanita sepanjang tahun, kemudian dia

melihat anda (sedikit) kejelekan. Maka dia akan mengatakan, ‗Saya tidak

melihat kebaikan sedikitpun dari anda.‖ (HR. Bukhari, no. 1052)

e. Berhias untuk suami

Allah SWT menandaskan bahwa salah satu tanda seorang istri yang

baik adalah apabila suaminya memadang padanya ia sangat menyenangkan,

bersolek hanya untuk suami dan keluarganya, sebagai bunga sekaligus surga

dalam rumah. 41 Jika seorang istri bersolek, berdandan, dan berhias demi

menyenangkan suami, maka ia tidak hanya cantik di hadapan Allah Swt.

41

(45)

37

Dan, perbuatan istri yang demikian akan di catatat oleh-Nya sebagai Ibadah.

42

Seorang istri salihah yang mencintai suaminya akan berusaha merawat

kecantikannya untuk menyejukkan pandangan mata suami, sehingga tidak

memandang wanita yang bukan haknya. Istri ketika berhias di rumah, tidak

melakukannya ketika di luar rumah. Disaat seorang istri berada di

sampingnya suami, istri bisa memakai parfum yang mengharumkan pencium

suami. 43

Wajah istri adalah keteduhan, telaga yang memberi kesejukan ketika

suami mengalami kegerahan. Sempurnakanlah kebahagian seorang laki-laki

jika mempunyai istri yang wajahnya memikat. Berhias bagi seorang istri

untuk suaminya adalah termasuk yang mempunyai nilai’’ ibadah’’. Demikian

juga bagi suami, sunnah untuk berhias bagi istrinya sekalipun ada perbedaan

antara laki-laki dan perempuan. Mengharumi tubuh merupakan salah satu

sunnah dalam berhias seorang laki-laki. 44

f. Berbuat baik Kepada Suami

Berbuat baik kepada suami sudah merupakan ketentuan dan kewajiban

bagi seorang istri, terutama jika suami sudah menunjukkan perbuatan serupa

kepada istri, maka istri wajib membalas kebaikannya dengan tindakan

serupa atau justru lebih baik lagi.

42

Ukasyah Habibu Ahmad, Suamiku Di Dunia Suamiku Di Akhirat, 77 43

M.Fauzil Adhin, Kado Pernikahan Untuk Istriku, (, Yogjakarta , PT. Mirta Pustaka, 1998 ), 327.

44

(46)

38

Perbuatan baik dari seorang istri kepada suami diantranya :

1. Ucapan. Ucapan yang baik dari seorang istri kepada suaminya

merupakan salah satu perilaku yang dapat membahagiakan dan

menggembirakan hati suami.

Dalam surat al hajj ayat 22-23 Allah berfirman :

                                                            

2. Sikap, sikap baik yang harus di tunjukkan oleh seorang istri kepada

suami adalah sikap-sikap yang menunjukkan ketundukkannya, kasih

sayang dan juga penuh tanggung jawab. Jika kita tunduk kepada

suami hanya karena merasa terpaksa atau tertekan, maka hal itu akan

segera sirna jika hal-hal yang dianggap sebagai penyebab

keterpaksaan dan ketertekanan sudah tidak ada. 45

45

(47)

BAB III

PENAFSIRAN SURAT AN- NISA’ 34 DAN AL-ISRA’ AYAT 23

I. BIOGRAFI MUFASSIR A. BIOGRAFI HAMKA

I. Biografi Hamka dan Riwayat Tafsir Al-Azhar

Hamka adalah nama singkatan Haji ‗Abdul Malik Karim Amrullah. Lahir di

Maninjau, Sumatra Barat, 16 februari 1908 dan wafat di Jakarta, 24 juli 1981. Beliau

dikenal sebagai tokoh dan pengarang ( pujangga ) islam. Ia adalah putra seorang ulama

termuka, yang dikenal sebutan Haji Rasul, yang mnedapat gelar doctor kehormatan dari

Univeritas Al-Azhar mesir dan membawa pembaharuan dalam soal agama di

Minangkabau.

Sebelum mengenyam pendidikan di sekolah, Hamka tinggal bersama neneknya di

sebuah rumah di dekat Danau Maninjau. Ketika berusia enam tahun, ia pindah bersama

ayahnya ke Padang Panjang. Sebagaimana umumnya anak-anak laki-laki di

Minangkabau, sewaktu kecil ia belajar mengaji dan tidur di surau yang berada di sekitar

tempat ia tinggal, sebab anak laki-laki Minang memang tak punya tempat di rumah. Di

surau, ia belajar mengaji dan silek, sementara di luar itu, ia suka mendengarkan kaba,

kisah-kisah yang dinyanyikan dengan alat-alat musik tradisional Minangkabau.

Sejak kecil hamka menerima dasar-dasar agama dan membaca al-Qur’<an

langsung dari ayahnya, ketika hmaka usia 6 tahun tepatnya tahun 1914, iq dibawa

(48)

39

sekolahnya pengetahuan agamanya banyak ia peroleh dengan belajar sendri. Tidak hanya

ilmu pengetahuan agama, tapi otodidak dalam ilmu penegtahuan filsafat, politik sejarah,

sosiologi dan sastra, baik islam maupun barat. dengan kemahiran bahasa arabnya yang

tinggi, ia dapat menyelediki ulama dan pujangga dari Timur Tengah, seperti Zakki

Mubarrak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqaq, Mustafa Al-Manfaluti, dan Husaain Haikal.

Melalui bahasa arab juga, ia meneliti karya perancis, inggris dan jerman. Seperti Albert

Camus, Williams James, Sigmund Freud,Arnorld Toynbee, Jeun Paul Sastre, Karl Marx

dan Pierrre Loti.

Pada tahun 1915, setelah usianya genap tujuh tahun, ia dimasukkan ke sebuah

Sekolah Desa dan belajar ilmu pengetahuan umum seperti berhitung dan membaca di

sekolah tersebut. Pada masa-masa itu, sebagaimana diakui oleh Hamka, merupakan

zaman yang seindah-indahnya pada dirinya. Pagi ia bergegas pergi ke sekolah supaya

dapat bermain sebelum pelajaran dimulai, kemudian sepulang sekolah bermain-main lagi,

bercari-carian, bermain galah, bergelut, dan berkejar-kejaran, seperti anak-anak lainnya

bermain. Dua tahun kemudian, sambil tetap belajar setiap pagi di Sekolah Desa, ia juga

belajar di Diniyah School setiap sore. Namun sejak dimasukkan ke Thawalib oleh

ayahnya pada tahun 1918, ia tidak dapat lagi mengikuti pelajaran di Sekolah Desa. Ia

berhenti setelah tamat kelas dua. Setelah itu, ia belajar di Diniyah School setiap pagi,

sementara sorenya belajar di Thawalib dan malamnya kembali ke surau. Demikian

kegiatan Hamka kecil setiap hari, sesuatu yang—sebagaimana diakuinya tidak

menyenangkan dan mengekang kebebasan masa kanak-kanaknya.

(49)

40

tetapi ia juga menuangkannya dalam berbagai macam karyanya berbentuk tulisan.

Orientasi pemikirannya meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti teologi, tasawuf, filsafat,

pendidikan Islam, sejarah Islam, fiqh, sastra dan tafsir. Sebagai penulis yang sangat

produktif, Hamka menulis puluhan buku yang tidak kurang dari 103 buku. Beberapa di

antara karya-karyanya adalah sebagai berikut : Tasawuf Modern ( 1983 ), Lembaga Budi

( 1983 ), Filsafat Hidup ( 1950 ), Lembaga Hidup ( 1962 ), Pelajaran Agama Islam (1952

), Tafsir Al-Azhar jus 1-30 ( 1962 ), Ayahku Riwayat Hidup Dr.Amarullah dan

Perjuangan Kaum Agama di Sumatra ( 1958 ) , Kenang-Kenangan Hidup Jilid I-IV (

1979 ), Dan lain-lain.

Pendidikan formalnya hanya sampai SD, tetapi banyak belajar sendiri (otodidak),

terutama dalam bidang agama. keahliannya dalam islam di akui dunia internasional

sehingga kemudian mendapat gelar kehormatan dari Universitas Al-Azhar ( 1955 ), dan

Universitasiti Kebangsaan Malaysia ( 1976 ). Tahun 1924 mulai merantau ke tanah jawa

untuk belajar antara lain kepada HOS Cokrominoto, lalu aktif dalam organisasi

Muhammadiyah. Tahun 1927 berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

kemudian menetap di medan dimana ia aktif sebagai ulama dan bekerja sebagai redaktur

majalah pedoman Masyarakat dan pedoman Islam ( 1938-1941 ). 1

B. RIWAYAT TAFSIR AL-AZHAR

Riwayat Kitab Tafsir Al-Azhar

Tafsir Al-Azhar merupakan sebuah tafsir yang berasal dari kuliah-kuliah subuh

(50)

41

mengenai pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia pada bulan April tahun 1959,

dimasjid Agung al-Azhar yang pada waktu itu belum mempunyai nama. Materi kuliah

subuh Hamka mengenai tafsir Al-Qur<an kemudian dimuat secara berkala di dalam

Referensi

Dokumen terkait