Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program
Strata Satu (S1) Psikologi (S.Psi)
TRI MEI KULSUM
B07212032
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan menggunakan
teknik pengumpulan data berupa skala kemandirian dan skala
kesiapan kerja. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat
hubungan positif antara kemandirian dengan kesiapan kerja. Subyek
penelitian ini berjumlah 84 orang dari jumlah populasi sebanyak
110 orang melalui teknik pengambilan sample simple random
sampling dengan menggunakan tabel yang telah dikembangkan oleh
Isac dan Michael. Hasil korelasi dari kemandirian dan kesiapan
kerja yaitu 0,371 dengan taraf signifikansi sebesar 0,001. Hal ini
menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara kemandirian
dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir.
The aim of the research was to gain deeper understanding on the
relation between autonomy and the readiness to work among
last-semester-students. This research is a correlation using data
collection techniques such as autonomy scale and the scale of job
readiness. The hypothesis of this research was that there is a
positive relation between autonomy and readiness to have job. The
subject of this research are about 84 people from a total population
of 110 people through sampling techniques simple random
sampling using tables that have been developed by Isac and
Michael. The correlation value between autonomy and readiness to
work was 0,371, with significance of 0,001. The Result shows that
there is a positive relationship between autonomy with job
readiness at the end of the semester students.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
... iv
DAFTAR ISI
... v
DAFTAR TABEL
... viii
DAFTAR GAMBAR
... ix
DAFTAR LAMPIRAN
... x
INTISARI
... xi
ABSTRACT
... xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
... 1
B.
Rumusan Masalah
... 7
C.
Tujuan Penelitian
... 7
D.
Manfaat Penelitian
... 7
E.
Keaslian Penelitian
... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Kesiapan Kerja
1.
Definisi Kesiapan Kerja ... 13
2.
Aspek-aspek Kesiapan Kerja ... 14
3.
Faktor-faktor Kesiapan Kerja. ... 18
4.
Ciri
–
ciri Kesiapan Kerja ... 21
B.
Kemandirian
1.
Definisi Kemandirian ... 23
2.
Aspek-aspek Kemandirian ... 25
3.
Dampak Kemandirian ... 26
4.
Ciri-ciri Kemandirian ... 26
5.
Karakteristik Perilaku Mandiri ... 27
C.
Mahasiswa Semester Akhir
... 29
D.
Hubungan Kemandirian dengan Kesiapan Kerja
... 31
E.
Kerangka Teoritik
... 32
F.
Hipotesis
... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Variabel dan Definisi operasional
1.
Variabel Penelitian ... 36
2.
Definisi Operasional... 37
B.
Populasi , Sampel , dan Teknik Sampling
1.
Populasi ... 38
2.
Sampel ... 38
1.
Skala Kemandirian ... 40
2.
Skala Kesiapan Kerja ... 42
D.
Validitas dan Reliabilitas
1.
Validitas ... 43
2.
Reliabilitas ... 45
E.
Analisis Data
... 46
F.
Uji Prasyarat
1.
Uji Normalitas ... 47
2.
Uji Linieritas ... 48
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Profil Fakultas Psikologi dan Kesehatan ... 50
2.
Deskripsi Subyek ... 51
3.
Pelaksanaan Penelitian ... 52
4.
Pengujian Hipotesis ... 52
B.
Pembahasan
... 54
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
... 57
B.
Saran
... 57
DAFTAR PUSTAKA
... 59
Tabel 1 Blue Print Skala kemandirian ... 40
Tabel 2 Blue Print Skala Kesiapan Kerja ... 42
Tabel 3 Blu Print Aitem Valid Skala Kemandirian ... 44
Tabel 4 Blue Print Aitem Valid Skala Kesiapan Kerja ... 45
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Skala Kesiapan Kerja ... 47
Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Skala Kemandirian... 48
Tabel 7 Hasil Uji Linieritas ... 49
Lampiran 1 Angket Skala Kemandirian ... 63
Lampiran 2 Angket Skala Kesiapan Kerja ... 66
Lampiran 3 Reliabilitas Skala Kemandirian ... 69
Lampiran 4 Reliabilitas Skala Kesiapan Kerja ... 69
Lampiran 5 Hasil uji validitas/seleksi aitem ... 69
Lampiran 6 Uji Normalitas ... 72
Lampiran 7 Uji Linieritas ... 72
Lampiran 8 Uji Hipotesis ... 73
Lampiran 9 Tabulasi ... 74
Lampiran 10 Tabel Isaac dan Michael ... 121
Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian ... 122
Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 123
Lampiran 13 Kartu Konsultasi Skripsi ... 124
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semakin pesatnya perkembangan jaman dan teknologi membuat
perubahan yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia, perubahan yang
dapat dilihat adalah semakin meningkatnya kebutuhan ekonomi ditandai
dengan semakin mahalnya harga-harga kebutuhan pokok di masyarakat, hal
inilah yang mewajibkan setiap orang untuk bekerja atau mendapat pekerjaan
agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan tuntutan ekonomi keluarga
(Ratnawati, 2013).
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia membutuhkan pekerjaan
yang layak agar dapat terus bersaing dengan kehidupan selanjutnya, kecuali
mereka yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bukan hanya untuk
dirinya sendiri melainkan bagi orang lain juga, namun tidak banyak
orang-orang yang memiliki kemampuan tersebut terlebih lagi persaingan di pangsa
pasar modern yang membuat mereka tersaingi oleh pasar dari luar negeri dan
minimnya modal usaha yang tidak setiap orang mampu memenuhinya,
sehingga mau tidak mau setiap orang harus bekerja untuk orang lain atau
istilah lainnya mencari pekerjaan (Ratnawati, 2013).
setelah lulus dari perguruan tinggi. Setiap tahun lulusan perguruan tinggi
semakin bertambah banyak namun hal tersebut tidak diimbangi dengan
bertambahnya lapangan pekerjaan yang memadai, sehingga semakin banyak
pula lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Hal tersebut tentu
menjadikan beban dan kecemasan bagi mahasiswa tingkat akhir yang saat ini
sedang menempuh tahap penyelesaian tahap akhir atau skripsi, mereka tentu
merasa khawatir apabila setelah lulus mereka tak kunjung mendapatkan
pekerjaan, terlebih lagi bagi mereka yang merasa dirinya tidak memiliki
kesiapan dan kemampuan untuk menghadapi dunia kerja (Mahardika, dalam
Dinata, 2013).
Menurut Antono (dalam Ayuningtyas, 2015), salah satu faktor yang
mengakibatkan masih tingginya angka pengangguran di Indonesia ialah
banyaknya lulusan perguruan tinggi (PT) yang dinilai belum siap dan belum
memiliki pengalaman kerja. Hal tersebut diperburuk lagi dengan belum
adanya kesepahaman antara lembaga pendidikan dan dunia kerja. Pasek
(dalam Ayuningtyas, 2015) mengungkapkan masih banyak para sarjana yang
baru lulus kuliah, ternyata tidak siap kerja, sehingga para sarjana baru
tersebut tidak bisa menutupi kebutuhan pasar kerja di Indonesia.
Wall (2007) menyatakan bahwa sikap dan kesiapan kerja juga sangat
mempengaruhi seorang sarjana untuk mendapatkan pekerjaan.
Setiap mahasiswa semester akhir akan merasa yakin bahwa mereka
akan siap masuk dunia kerja meskipun mereka belum mengetahui jenis
pekerjaan yang akan mereka dapatkan, mereka berpikir bahwa semua itu
dapat dipelajari sedikit demi sedikit. Sebagai calon angkatan kerja mahasiswa
akhir akan mengalami perubahan terkait dengan fase perubahan status dari
mahasiswa menjadai seorang pegawai. Perubahan tersebut tentunya akan
menimbulkan dampak, salah satunya adalah kecemasan dalam menghadapi
dunia kerja. Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja, kecemasan tersebut
dapat berupa perasaan negatif meliputi perasaan ketakutan dan kekhawatiran
terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan (Dinata, 2013).
Mahasiswa Semester akhir merupakan calon lulusan yang kemudian
akan melanjutkan masa depan ke dunia kerja, sebab pada umumnya
mahasiswa tingkat akhir mulai berpikir tentang masa depannya mengenai
pekerjaan disuatu bidang setelah lulus dari perkuliahan (Agusta, 2015).
Gambaran fenomena mengenai kesiapan kerja pada mahasiswa
semester akhir, maka dilakukan survey dengan cara wawancara terbuka pada
beberapa mahasiswa semester akhir UIN Sunan Ampel Surabaya, pada
tanggal 24 Juni 2016, ditemukan beberapa mahasiswa mengaku siap dalam
menghadapi dunia kerja dan bekerja sesuai dengan bidang keahliannya atau
sesuai jurusan yang ia ambil karena telah mendapatkan sedikit pengalaman
pada saat magang. Sedangkan mahasiswa lain mengaku dirinya belum
mampu dan tidak siap untuk masuk dunia kerja, karena sebagian dari mereka
masih kurang memiliki keterampilan dan pengalaman sehingga mereka belum
memiliki pandangan mengenai dunia kerja yang akan mereka masuki. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak semua lulusan perguruan tinggi akan siap untuk
bekerja setelah lulus nantinya.
satu faktor kepribadian yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kodrati yang
berupa umur dan jenis kelamin. Selain itu, dipengaruhi juga oleh faktor-faktor
lingkungan seperti pola asuh dan pendidikan ibu (Pelawi dalam Ayuningtyas,
2015).
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan
tanggung jawabnya tentu akan semakin bertambah besar. Individu tak lagi
harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang
tuanya. Secara psikologis, mereka justru merasa tertantang untuk
membuktikan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. Segala
urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan
ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua (Dariyo,
2003).
Menurut Santrock (dalam Patriana, 2007) secara bersamaan aspek yang
terkait dengan perkembangan suatu identitas pada masa remaja dan masa
dewasa awal adalah kemandirian. Dengan adanya kemandirian yang kuat,
maka seorang individu dapat bertindak atas keinginanya sendiri, bertanggung
jawab akan perbuatannya, mampu mengambil keputusan, berani mengambil
resiko, serta tidak bergantung secara emosional pada orang lain. Kemandirian
mahasiswa akhir berkontribusi dalam menghadapi dunia kerja dengan kondisi
apapun (Ayuningtyas, 2015).
lindungan orang tua, pengaruh orang tua, baik dalam segi afektif maupun
dalam segi ekonomi seperti halnya pada mahasiswa yang bekerja. Dengan
bekerja mereka mewujudkan kebutuhannya untuk mewujudkan diri pada
lingkungannya, menunjukkan bahwa mereka dapat bertanggung jawab dan
mampu berdiri sendiri, terutama pada orang tua (Patriana, 2007).
Namun pada kenyataannya masih banyak bentuk ketidakmandirian
pada mahasiswa, seperti observasi yang telah penulis lakukan pada tanggal 25
Juni 2016, terhadap mahasiswa-mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya,
yaitu fenomena sedikitnya mahasiswa UIN Sunan Ampel yang mengambil
pekerjaan paruh waktu atau part time pada saat luang ataupun pada saat libur,
untuk mendapatkan penghasilan tambahan selain dari orang tua mereka,
selain itu terdapat juga mahasiswa-mahasiswa yang telah lulus masih banyak
yang menganggur atau belum bekerja hingga saat ini, hal ini menunjukkan
bahwa mereka masih belum bisa membebaskan diri dari orang tua mereka
secara ekonomi. Dengan tidak memiliki penghasilan sendiri secara otomatis
mereka menggantungkan seluruh kebutuhan ekonomi mereka pada orang tua
atau dengan kata lain belum mandiri.
penulis tertarik untuk melalukan penelitian mengenai hubungan antara
kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dapat
disimpulkan yaitu “apakah terdapat hubungan antara
kemandirian dengan
kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir
UIN Sunan Ampel Surabaya?”
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara
kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir UIN
Sunan Ampel Surabaya.
D.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini yaitu :
1.
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu diharapkan penelitian ini
dapat memberikan sumbangan informasi mengenai hubungan
kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir
2.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini yaitu:
a.
Bagi Mahasiswa
b.
Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan
masukan khusunya mengenai penelitian tentang kemandirian
dan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir
E.
Keaslian Penelitian
Dalam subbab ini penulis akan menguraikan mengenai perbedaan
dan persamaan beberapa penelitian terdahulu, agar tidak menimbulkan
kesamaan dan plagiasi yang merupakan tindakan tidak terpuji.
Penelitian yang dilakukan oleh Tista Dara Ayuningtyas pada tahun
2015. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu
menggunakan dua variabel dan subjek yang sama, namun memiliki
perbedaan lokasi penelitian yaitu penelitian ini dilakukan di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta sedangkan penelitian yang penulis lakukan
dilakukan di UIN Sunan Ampel Surabaya. Hasil dari penelitian ini yaitu
terdapat hubungan positif antara kemandirian dengan kesiapan kerja.
Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan positif antara
kemandirian dengan motivasi bekerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Yosiana Nur Agusta pada tahun
2015. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada
salah satu variabelnya yaitu kesiapan kerja, serta pada subjek yang diteliti
yaitu sama-sama meneliti mahasiswa semester akhir. Sedangkan
perbedaan penelitian ini terdapat pada variabel lainnya, penelitian ini
menghubungkan 3 variabel yaitu orientasi masa depan, daya juang dan
kesiapan kerja, lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Mulawarman
Samarinda. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara
orientasi masa depan dan daya juang terhadap kesiapan kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Riga Yoga Dinata pada
tahun 2013. penelitian ini memiliki persamaan pada salah satu variabel
yaitu kesiapan kerja dan subjek yang diteliti sama-sama mahasiswa
semester akhir, namun variabel bebas yang digunkan dalam penelitian ini
berbeda dengan variabel yang digunakan oleh penulis yaitu konsep diri.
Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat peran simultan yang signifikan
antara konsep diri dan kesiapan kerja terhadap kecemasan dalam
menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir.
kepercayaan diri dan kemandirian, sedangkan subjek yang diteliti juga
berbeda dalam penelitian ini mahasiswa yang diteliti adalah mahasiswa
baru. Hasil dari penelitian ini yaitu hasil analisis regresi memiliki
hubungan positif antara pola asuh dan kepercayaan diri dengan
kemandirian mahasiswa baru.
Penelitian yang dilakukan oleh Marwanti pada tahun 2006.
Penelitian ini memiliki kesamaan salah satu variabel yang diteliti yaitu
kesiapan kerja namun memiliki perbedaan pada subjek yang diteliti dalam
penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan tata boga semester 6. Hasil
dari penelitian ini yaitu kesiapan kerja ynag ditinjau dari
soft skill
mahasiswa rata-rata pada kategori cukup.
Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Reviena Damasanti pada
tahun 2014. Penelitian ini memiliki salah satu variabel yang sama yaitu
kesiapan kerja namun memiliki perbedaan dalam subjek penelitian dan
lokasi penelitian. Hasil dari penelitian ini yaitu rekapitulasi ketiga variabel
bebas menunjukkan koefisisen korelasi parsial terbesar ada pada hubungan
motivasi kerja dengan kesiapan kerja, kemudian kompetensi keahlian
busana wanita dengan kesiapan kerja dan sikap kewirausahaan dengan
kesiapan kerja siswa.
lokasi penelitian. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan
kemandirian berdasarkan tipe pola asuh orang tua.
Penelitian yang dilakukan oleh Chung-Khain wye dkk pada tahun
2012. Penelitian ini sama-sama meneliti tentang kesiapan kerja pada
mahasiswa tetapi memiliki perbedaan subjek dan lokasi penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Universiti Tunku Abdul Rahman Malaysia
Hasil dari penelitian ini yaitu kesiapan kerja dari suatu universitas
sebagian besar dipengeruhi oleh faktor bisnis di universitas dan diikuti
oleh jenis universitas yang didatangi dan pengalaman bekerja atau
pengalaman karir selama di Universitas mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Goh Li Li dkk. Penelitian ini
memiliki kesamaan pada salah satu variabel yaitu kesiapan kerja namun
memiliki perbedaan pada subjek dan lokasi penelitian. Penelitian yang
dilakukan oleh Goh Li Li dkk ini dilakukan di Nanyang Technological
University di Singapore. Hasil dari penelitian ini yaitu temuan dari
penelitian ini akan memberikan pembentukan mengenai pilihan karir dan
kesiapan kerja siswa ID, ini juga memberikan setitik cahaya pada
perannya dalam pilihan karir.
penelitian. Meskipun terdapat penelitian terdahulu dengan judul yang sama
persis dengan penelitian ini namun penelitian tersebut tetap memiliki
perbedaan yaitu pada lokasi penelitian, jumlah populasi dan metode
penelitian. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tista Dara Ayuningtyas
(2015) diteliti pada sebuah fakultas di Universitas Sanata Dharma Jogjakarta
seangkan penelitian ini dilakukan di fakultas psikologi dan kesehatan di UIN
Sunan Ampel Surabaya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kesiapan Kerja
1.
Definisi Kesiapan Kerja
Chaplin (2011: 419) menerjemahkan kesiapan sebagai tingkat
kematangan
atau
kedewasaan
yang
menguntungkan
untuk
mempraktekkan sesuatu. Sedangkan kerja secara psikologis diartikan
sebagai penyelesaian suatu tugas.
Slameto (1995: 113) mengartikan kesiapan adalah keseluruhan
kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons atau
jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia kerja merupakan kegiatan melakukan sesuatu dan
sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah,mata pencaharian.
Menurut Hamalik (2013) kesiapan adalah tingkatan atau keadaan
yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada
tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional.
Menurut Pool dan Sewell (2007: 277), kesiapan kerja ialah
memiliki keahlian, ilmu pengetahuan, pemahaman dan kepribadian yang
membuat seseorang bisa memilih dan merasa nyaman dengan pekerjaanya
sehingga menjadi puas dan akhirnya meraih sukses.
bukan hanya untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga lebih dari itu yaitu
untuk mempertahankan suatu pekerjaan.
Kesiapan kerja juga di definisikan sebagai kemampuan dengan
sedikit atau tanpa bantuan menemukan dan menyesuaikan pekerjaan yang
dibutuhkan juga dikehendaki (Ward dan Riddle, 2002).
Menurut beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
kesiapan kerja adalah kemampuan atau kematangan seseorang baik secara
fisik, mental, sosial dan emosional untuk memasuki dan mempertahankan
dunia pekerjaan yang dibutuhkan dan dikehendaki sesuai dengan
kemampuan diri.
2.
Aspek-aspek Kesiapan Kerja
Menurut Brady (2009: 2) aspek-aspek dari kesiapan kerja adalah
sebagai berikut :
1.
Responsibility (bertanggung jawab)
Pekerja yang bertanggung jawab datang tepat waktu dan
bekerja sampai waktu selesai. Mereka bertanggung jawab pada
peralatan dan perlengkapan, memenuhi standar kualitas kerja,
dapat mengontrol waktu dengan baik, dan menjaga kerahasiaan
kebijakan organisasi.
2.
Flexibility (keluwesan)
Mereka dapat menerima banyak perubahan dalam lingkungan
pekerjaan, baik yang diprediksi maupun yang tidak
diprediksi.Selain itu individu dituntut untuk dapat lebih aktif
dan siap untuk beradaptasi dengan perubahan pada jadwal
kerja, tugas-tugas dan jam kerja.
3.
Skills (Keterampilan)
Individu yang siap bekerja dapat menyadari akan kemampuan
dan keterampilan yang mana yang akan mereka bawa pada
situsai kerja yang baru. Mereka mampu mengidentifikasi
kemampuan mereka dan merasa mampu untuk melakukan suatu
pekerjaan. Pada saat yang sama , mereka bersedia untuk
memperoleh keterampilan baru sebagai tuntutan pekerjaan dan
berpartisipasi dalam pelatihan karyawan dan program
pendidikan berkelanjutan.
4.
Communication (Komunikasi)
Individu yang siap bekerja memiliki kemampuan komunikasi
yang
memungkinkan
mereka
untuk
berkomunikasi
interpersonal di tempat kerja. Mereka mampu menerima
perintah dan tahu bagaimana cara meminta bantuan dan
menerima pujian dan kritikan. Mereka juga dapat menghormati
dan bergaul dengan rekan kerja mereka.
Pandangan
diri
berhubungan
dengan
intrapersonal
individu,proses tentang keyakinan atas diri mereka sendiri dan
pekerjaan. Individu yang siap bekerja menyadari kemampuan
diri yang mereka miliki, penerimaan, keyakinan dan rasa
percaya diri yang ada dalam diri mereka.
6.
Healthy and Safety (Kesehatan dan keamanan diri)
Individu yang siap bekerja siap menjaga kebersihan diri dan
melakukan perawatan. Mereka selalu sehat secara fisik maupun
mental. Mereka selalu bergerak dengan gesit dan mengikuti
prosedur
keselamatan
saat
menggunakan
alat
dan
mengoperasikan
mesin.
Ketika
dibutuhkan
mereka
menggunakan perlengkapan dan baju keselamatan. Mereka juga
selalu mematuhi peraturan kerja dengan tidak merokok dan
bebas dari narkoba.
Sedangkan menurut Pool dan Sewell (2007) menyatakan bahwa
secara keseluruhan kesiapan kerja terdiri dari empat aspek yaitu:
b.
Ilmu pengetahuan, yang menjadikan pendidikan sebagai
dasarsecara teoritis sehingga memiliki kemampuan untuk
menjadi ahli sesuai dengan bidangnya. Sebagai calon sarjana
harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas.
c.
Pemahaman,kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu yang telah diketahui dan diingat, sehingga
pekerjaannnya bisa dilakukan dan diperoleh kepuasan sekaligus
mengetahui apa yang menjadi keinginannya. Memahami
pengetahuan yang telah dipelajari, menentukan, memperkirakan
dan memepersiapkan yang akan terjadi dan mampu mengambil
keputusan.
d.
Atribut
kepribadian,
mendorong
seseorang
dalam
memunculkan potensi yang ada dalam diri. Kepribadian dalam
lingkup sarjana adalah etika kerja, bertanggung jawab,
semangat berusaha, manajemen waktu, memiliki kemampuan
berpikir kritis, berkomunikasi dan mampu bekerja sama.
3.
Faktor-faktor Kesiapan Kerja
Menurut Kartono (1985), faktor-faktor yang mempengaruhi
kesiapan kerja yaitu :
1.
Kecerdasan
Kecerdasan memegang peran penting dalam berhasil atau
tidaknya seseorang melaksanakan tugas-tugasnya.
2.
Ketrampilan dan Kecakapan
Untuk berhasil dalam usaha, kerja, atau kehidupan kita tidak
perlu meniru-niru, karena kita melihat banyak orang berhasil
dalam hidupnya di berbagai macam bidang. Sebab keterampilan
dan kecakapan berbeda-beda.
3.
Bakat
Langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum kita
mempunyai
pekerjaan
atau
meneruskan
belajar
ialah
menemukan bakat yang ada dalam diri sendiri dan
mempraktekkannya.
4.
Kemampuan dan minat
Kita harus mengetahui apakah kemampuan dan minat kita
cocok dengan pekerjaan yang kita masuki.
5.
Motivasi
6.
Kesehatan
Kesehatan sangat membantu proses kerja seseorang dalam
menyelesaikan segala tugas-tugasnya.
7.
Kebutuhan Psikologis
Hal ini berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang.
8.
Kepribadian
Pribadi
yang berhasil
yaitu bila seseorang sanggup
berhubungan baik serta dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya serta kenyataan hidup secara wajar dan efektif,
juga dapat memeperoleh rasa puas atas hasil yang telah
dicapainya. Salah satu unsur kepribadian yang dianggap
penting dalam kehidupan manusia adalah kemandirian.
Kemandirian merupakan salah satu faktor kepribadian yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor kodrati yang berupa umur dan
jenis kelamin. Selain itu, dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan seperti pola asuh dan pendidikan ibu.
9.
Cita-cita dan tujuan dalam bekerja
Keadaan rumah dapat mempengaruhi berhasil tidaknya
seseorang yang sedang bekerja. Anggota keluarga yang
mendukung kerja seseorang turut membantu secara mental dan
spiritual untuk berhasilnya seseorang dalam karirnya.
11. Lingkungan dunia kerja
Situasi kerja sangat mempengaruhi keadaan diri pekerja, karena
setiap kali seseorang bekerja maka ia pun harus memasuki
situasi kerja tersebut. Macam-macam lingkungan tempat kerja
atau situasi kerja yaitu :
a.
Rasa aman dalam pekerjaannya
b.
Kesempatan mendapatkan kemajuan
c.
Rekan sekerja
d.
Hubungan dengan pimpinan
e.
Gaji
besar kemungkinanya ia tidak akan mengalami kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan pada umumnya dan khususnya
lingkungan kerja. Menurut Masrun (1986) salah satu unsur kepribadian
yang dianggap penting dalam kehidupan manusia adlah kemandirian.
Kemandirian secara psikologis dianggap penting karena seseorang
berusaha untuk menyesuaikan diri secara aktif dengan lingkungannya.
4.
Ciri-ciri Kesiapan Kerja
Mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja diperlukan suatu
kesiapan yang matang dalam diri mahasiswa itu sendiri, terutama
menyangkut ciri-ciri yang berhubungan dengan diri mahasiswa. Menurut
Anoraga (2009) ciri-ciri kesiapan kerja sebagai berikut :
a.
Memiliki Motivasi
Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai
kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan
tertentu. Jadi motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja
seorang tenaga kerja menentukan besar kecilnya prestasinya.
b.
Memiliki kesungguhan dan keseriusan
adanya kesungguhan, supaya pekerjaanya berjalan dan selesai
sesuai dengan target yang diinginkan.
c.
Memiliki keterampilan yang cukup
Keterampilan diartikan cakap atau cekatan dalam mengerjakan
sesuatu atau penguasaan individu terhadap suatu perbuatan.
Jadi untuk memasuki pekerjaan sangat dibutuhkan suatu
keterampilan sesuai dengan pekerjaan yang dipilihnya, yaitu
keterampilan dalam mengambil keputusan sendiri tanpa
pengaruh dari orang lain dengan alternatif-alternatif yang akan
dipilih.
d.
Memiliki kedisiplinan
Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu tertib
terhadap suatu tata tertib. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan
sikap disiplin sangat diperlukan demi peningkatan prestasi
kerja. Seorang pekerja yang disiplin tinggi, masuk kerja tepat
pada waktunya, semikian juga pulang pada waktunya dan selalu
taat pada tata tertib.
B.
Kemandirian
1.
Definisi Kemandirian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemandirian adalah hal
atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Sedangkan menurut Ali dan Asrori Kemandirian merupakan suatu
kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses individuasi.
Proses individuasi itu adalah proses realisasi kedirian dan proses menuju
kesempurnaan (Ali dan Asrori, 2006).
Menurut Steinberg dan silverbeg (1986) kemandirian adalah
kemampuan untuk menahan tekanan teman sebaya dan orang tua, terlepas
untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berpikir dan
bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mengatasi masalah
yang dihadapi, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa
percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri dan memperoleh kepuasan
dari usahanya.
Menurut Santosa dan Marheni (2013) kemandirian adalah suatu
sikap individu yang mampu berdiri sendiri tanpa terlalu bergantung pada
orang-orang disekitarnya terutama pada orangtua serta mampu dalam
memilih dan menentukan pilihan sendiri sesuai yang diinginkannya.
untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu berpikir dan
bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mengatasi masalah
yang dihadapi, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa
percaya terhadap kemampuan diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari
usahanya.
Menurut Monk (2006), orang yang mandiri memperlihatkan
perilaku yang eksploratif, mampu mengambil keputusan, percaya diri dan
kreatif selain itu juga mampu bertindak kritis, bertanggung jawab
terhadap apa yang telah dilakukan, tidak takut berbuat sesuatu,
mempunyai
kepuasan
dalam
melakukan
aktivitasnya,
mampu
membebaskan diri dari perlindungan orang tua dan mampu menerima
realitas kehidupan.
2.
Aspek-aspek Kemandirian
Lima aspek utama kemandirian menurut Masrun dkk (1986) yaitu :
a.
Bebas
Ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri,
bukan karena orang lain dan tidak tergantung pada orang lain.
b.
Progresif dan Ulet
Ditunjukkan dengan adanya usaha untuk mengejar prestasi, penuh
ketekunan, merencanakan serta mewujudkan harapan-harapannya.
c.
Inisiatif
Kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara original,kreatif dan
penuh inisiatif.
d.
Pengendalian dalam diri
Perasaan mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapi,
kemampuan untuk mengandalikan tindakannya serta kemampuan
mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri.
e.
Kemantapan diri
Rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya dan
memperoleh kepuasan dari usahanya.
3.
Dampak Kemandirian
Menurut Steinberg (2002) dampak dari kemandirian bagi
seseorang adalah sebagai berikut :
a.
Mampu bersaing dengan orang lain
b.
Dapat mengambil keputusan sendiri
c.
Mampu berusaha sendiri menyelesaikan masalahnya
d.
Tidak terombang-ambing oleh derasnya informasi yang diterima
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kemandirian yang terdapat pada manusia akan berdampak pada kehidupan
dan memeprmudah proses yang akan dijalani oleh manusia tersebu. Pada
calon sarjana yang akan bekerja dampak tersebut tentu saja memudahkan
calon sarjan tersebut untuk memutuskan karir yang akan mereka jalani
setelah lulus dari sebuah perguruan tinggi.
4.
Ciri-ciri Kemandirian
Menurut Parker (2006) pribadi yang mandiri memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a.
Tanggung jawab berarti memiliki tugas untuk menyelesaikan sesuatu
dan diminta hasil pertanggungjawaban atas hasil kerjanya
c.
Otonomi dan kebebasan untuk menentukan keputusan sendiri, berarti
mampu untuk mengendalikan atau mempengaruhi apa yang akan
terjadi kepada dirinya sendiri.
d.
Keterampilan memecahkan masalah, dengan dukungan dan arahan
yang memadai, individu akan terdorong untuk mencapai jalan keluar
bagi persoalan-persoalan praktis relasional mereka sendiri.
5.
Karakteristik Perilaku Mandiri
Menurut Suharman (2012) seseorang dapat diaktakan mandiri
apabila memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.
Mengambil inisiatif untuk bertindak
Orang yang mandiri memiliki kecenderungan untuk mengambil
inisiatif (prakarsa) sendiri di dalam memikirkan sesuatu dan
melakukan tindakan tanpa terlebih dahulu harus diperintah, disuruh,
diingatkan atau dianjurkan orang lain. Dengan kata lain, orang yang
mandiri menyadari sesuatu yang penti9ng dan apa yang menajdi tugas
dan tanggung juawabnya, kemudian melaksanakannya atas kemauan
sendiri, tanpa paksaan atau menunggu perintah dari orang lain.
2.
Mengendalikan aktivitas yang dilakukan
melaksanakan tugas pekerjaan dengan urusan keluarga, atau antara
kapan suatu pekerjaan harus dimulai, dilanjutkan kemudian harus
berhenti, dan kapan pula pekerjaan itu dimulai kembali sampai selesai.
Semua itu dilakukan atas kemauan sendiri, tanpa terlebih dahulu
diingatkan atau dipaksa orang lain untuk melakukannya. Juga, orang
yang
mandiri
tidak
terikat
orang
lain
dalam
melakukan
kegiatan.Misalnya, jika ingin menyelesaikan pekerjaan sekarang, ia
akan melakukannya meski teman yang lain belum mengerjakan.
3.
Memberdayakan Kemampuan yang dimiliki
Orang mandiri cenderung mempercayai dan memanfaatkan secara
maksimal
kemampuan-kemampuan
yang
dimiliki
di
dalam
menjalankan tugas,mengambil keputusan atau memecahkan masalah,
tanpa banyak berharap pada bantuan atau pertolongan orang lain.
Misalnya, ketika menyelesaikan tugas, bahkan menghadapi tugas baru
yang sulit, orang yang mndiri berusaha keras (mencoba) untuk dapat
melakukannya sendiri. Ia tidak mudah menyerah pada tugas itu dan
segera meminta bantuan pada orang lain sebelum mencoba melakukan
sendiri terlebih dulu secara sungguh-sungguh. Juga, ketika menemui
kendala dalam bertugas, orang yang mandiri berusaha untuk
mengatasi sendiri. Setelah berusaha namun tetap gagal, dengan
terpaksa ia meminta bantuan pada orang lain.
Orang yang mandiri tentu menghargai atau merasa puas atas apa
yang telah dikerjakan atau dihasilkan sendiri, termasuk karya-karya
sederhana sekalipun. Hal ini disebabkan orang tersebut telah
memberdayakan sejumlah kemampuan yang dimiliki baik berupa
tenaga maupun pikiran, bahkan sejumlah materi tanpa melibatkan
bantuan dari orang lain di dalam proses bekerja. Secara psikologis
dapat dikatakan bahwa kepuasan seseorang terhadap hasil kerja atau
karya sendiri sebanding dengan seberapa besar usaha yang dilakukan.
Makin besar usaha dan makin sulit suatu tugas atau pekerjaan, maka
makin tinggi kepuasan yang ditimbulkan sesudahnya.
C.
Mahasiswa Semester Akhir
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 60 tahun 1999 tentang
perguruan tinggi, disebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang
terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Pada umumnya, mahasiswa
memasuki semester akhir yaitu ketika mahasiswa telah memasuki semester 8
keatas atau sedang mengerjakan tugas akhir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah peserta
didik yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa menurut Rachmana (dalam
Dinata, 2013) adalah seseorang yang berusia mulai 18 sampai 23 tahun.
kedewasaan seseorang harus beralih dari ketergantungn terhadap orang tua,
mulai mengambil tanggung jawab dalam keluarga dan komunitas, mampu
merencanakan masa depan dan mengambil langkah yang tepat dalam
menggapainya, dan memperoleh kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan
untuk berhasil dalam transisi menuju kedewasaan.
Mahasiswa semester akhir berada pada masa dewasa awal. Masa
dewasa awal biasanya dimulai pada akhir usia belasan atau permulaan usia 20
tahunan dan berlangsung hingga usia 30tahun (Santrock,2003). Menurut
Papalia dan Olds dewasa awal adalah jenjang usia dimana tahap
perkemabngan seseorang sedang berada apda puncaknya. Peningktatan yang
terjadi dimanifestasikan melalui berbagai macam hal, seperti sosialisasi yang
luas, penelitian karir, semangat hidup yang tinggi, perencanaan yang jauh ke
depan dan sebagainya. Berbagai keputusan penting yang mempengaruhi
kesehatan, karir, dan hubungan antar pribadi diambil pada masa dewasa awal.
Masa perkembangan dewasa muda ditandai dengan adanya keinginan
untuk mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang dimatangkan selama
mengikuti pendidikan tinggi (universitas atau akademi). Mereka bersemangat
untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi. Segala daya upaya
yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan
diikuti, sebab dengan keberhasilan, ia akan meningkatkan harkat dan martabat
hidup di mata orang lain (Dariyo, 2003)
seorang individu akan siap untuk menerapkan keahlian itu dalam pekerjaan
(Dariyo, 2003).
D.
Hubungan Kemandirian Dan Kesiapan Kerja
Berdasarkan perkembangannya mahasiswa semester akhir berada pada
masa dewasa awal, menurut Hurlock (1990) tugas perkembangan masa
dewasa awal merupakan masa peralihan dari ketergantungan ke masa
kemandirian baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri dan
pandangan tentang masa depan yang lebih realistis.
Mahasiswa semester akhir merupakan calon sarjana yang akan
memasuki dunia kerja. Ketika individu memasuki sebuah pekerjaan untuk
pertama kalinya, mereka mungkin dihadapkan pada masalah dan kondisi yang
tidak mereka antisipasi sebelumnya (Santrock, 2002). Kemandirian memiliki
dampak positif bagi dewasa awal yaitu mampu membuat keputusannya
sendiri dan dapat bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya (Ardini,
2012).
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa kemandirian yang
dimiliki individu mendukung juga kesiapan individu tersebut dalam
menghadapi dunia kerja, pada mahasiswa akhir kemandirian yang dimilikinya
dapat membantunya membuat keputusan dan merencanakan pekerjaan untuk
masa depan mereka. Individu yang mandiri tidak akan bergantung kepada
orang lain terutama kepada orang tua mereka, secara ekonomi individu yang
mandiri akan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan setelah menjadi sarjana
dan tidak menggantungkan kebutuhannya pada orang tua mereka. Selain itu
saat dihadapkan pada dunia kerja individu yang mandiri akan mampu
beradaptasi dengan baik, bertanggung jawab atas pekerjaanya, dan percaya
diri dalam mengambil keputusan tanpa bergantung pada orang lain.
E.
Kerangka Teoritis
memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas
dorongan diri sendiri untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh
ketekunan serta berkeinginan melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Mampu berfikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu
mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap
kemampuan diri sendiri, menghargai diri sendiri dan memperoleh kepuasan
dari usahanya.
Sedangkan kesiapan kerja didefinisikan sebagai kemampuan dengan
sedikit atau tanpa bantuan menemukan dan menyesuaikan pekerjaan yang
dibutuhkan juga dikehendaki (Ward & Riddle, 2002). Selanjutnya menurut
Ward & Riddle, individu yang siap bekerja diartikan sebagai individu yang
dapat menyesuaikan diri terhadap budaya kerja yang baru, mengetahui
keterampilan yang dimiliki, mengetahui dengan benar apa yang diinginkan
dan kapasitas untuk mempelajari sesuatu yang baru. Individu dapat berbaur
dengan orang lain, memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan
perubahan, mengerti apa yang menjadi harapan dalam hidup, mengerti apa
yang menjadi harapan orang lain dan harapan dalam pekerjaan.
Kemandirian mahasiswa semester akhir berkontribusi dalam menghadapi
dunia kerja dengan kondisi apapun (Ayuningtyas, 2015).
Gambar 1 : Bagan Kerangka Teoritik
F.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian
yang diturunkan dari kerangka teori. Berdasarkan kerangka teori yang telah
disusun diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
yaitu :
“Terdapat Hubungan Antara Kemandi
rian dengan Kesiapan Kerja Pada
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Variabel Dan Definisi Operasional
1.
Variabel
Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
1999). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan ada 2 yaitu variabel
dependen (terikat) dan variabel independen (bebas), variabel dependen
(terikat) adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah
pengamatan, dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas. Sedangkan variabel independen (bebas) adalah variabel
yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan
mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel
dependen lainnya (Kuncoro, 2009).
Variabel dalam penelitian ini yaitu :
a.
Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemandirian
b.
Variabel Terikat
2.
Definisi Operasional
a.
Kemandirian
Kemandirian secara umum didefinisikan sebagai kemampuan
seseorang untuk dapat mengambil keputusan sendiri tanpa bantuan
orang lain, berpikir dan bertindak atas kemauan sendiri, memilih dan
menentukan pilihan sendiri, percaya pada kemampuannya sendiri, dan
bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Kemandirian diukur dengan skala kemandirian berdasarkan
dimensi yang dikemukakan oleh Masrun dkk (1986) yaitu Bebas,
Progresif, Inisiatif, Pengendalian dalam diri, Kemantapan diri. Dalam
pengukurannya semakin tinggi nilai maka semakin tinggi pula
kemandiriannya yang artinya individu tersebut memiliki kemandirian
yang tinggi, begitu pula sebaliknya semakin rendah nilai maka
semakin rendah pula kemandiriannya yang artinya kemandirian
individu tersebut rendah.
b.
Kesiapan Kerja
Kesiapan kerja adalah kemampuan atau kematangan seseorang
baik secara fisik, mental, sosial dan emosional untuk memasuki dan
mempertahankan dunia pekerjaan yang dibutuhkan dan dikehendaki
sesuai dengan kemampuan diri.
(Keluwesan), Skills
(Keterampilan), Communication
(Komunikasi),
Self-view
(Pandangan diri), dan
Healthy and Safety
(Kesehatan dan
Keamanan).
Semakin tinggi skor maka semakin tinggi pula kesiapan
kerja sedangkan semakin rendah skor maka semakin rendah pula
kesiapan kerja mahasiswa semester akhir.
B.
Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa yang berada
pada tingkat semester akhir atau semester 8 dari Fakultas Psikologi dan
Kesehatan di UIN Sunan Ampel Surabaya yang berjumlah 110 orang.
Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau seluruh
populasi, karena jumlah populasi terlalu besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu.
2.
Sampel
diperoleh jumlah sampel sebanyak 84 orang (Anshori dkk, 2002). Tabel
tersebut dapat dilihat pada lampiran (hal, 122).
3.
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik
Simple Random Sampling, dikatakan
simple (sederhana)
karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
C.
Teknik Pengumpulan Data
.
Teknik dalam penelitian ini yaitu menggunakan skala dan angket. Skala
adalah daftar yang berisi pertanyaan atas pernyataan yang diberikan kepada
subyek untuk mengungkap kondisi-kondisi yang ada pada diri subyek yang
ingin diketahui, sedangkan angket adalah daftar yang berisi pertanyaan atau
pernyataan yang diberikan pada subyek untuk mengungkap data faktual atau
yang dianggap fakta dan yang diketahui oleh subyek (Azwar, 1999).
Skala dalam penelitian ini menggunakan skala yang telah
dikembangkan oleh peneliti terdahulu yaitu Tista Dara Ayuningtyas (2015).
Terdapat 2 skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a.
Skala Kemandirian
(Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), S (Setuju), SS (Sangat
Setuju).
Kategori penilaian untuk masing-masing aitem
Favourable
yaitu nilai 4 untuk SS (Sangat Setuju), nilai 3 untuk S (Setuju), nilai
2 untuk TS (Tidak Setuju), nilai 1 untuk STS (Sangat Tidak
Setuju).begitu pula sebaliknya kategori penilaian untuk aitem
Unfavourable yaitu nilai 1 untuk SS (Sangat Setuju), nilai 2 untuk S
(Setuju), nilai 3 untuk TS (Tidak Setuju), nilai 4 untuk STS (Sangat
Tidak Setuju).
Tabel 1 :
Blue Print
Skala Kemandirian
No
Dimensi
Aitem
Jum
lah
%
F
UF
1
Bebas
27,31,36
35
4
10 %
2
Progresif & Ulet
3,9,12,14
37,38,39
7
18 %
3
Inisiatif
8,18,
24,25,26,28
1, 5,7,20,32, 11
28 %
4
Pengendalian Dalam
Diri
6,13,33
2,15,16,30
7
18 %
5
Kemantapan Diri
4,10,11,17,
19,23
21,22,29,34
10
26 %
Dimana skala kemandirian tersebut memiliki nilai Alpha
Cronbach sebesar 0,879. Hal ini menunjukkan bahwa skala
Kemandirian dapat dikatakan reliabel.
b.
Skala Kesiapan Kerja
Kesiapan kerja diukur dengan menggunakan skala kesiapan
kerja. Skala kesiapan kerja disusun berdasarkan aspek-aspek
kesiapan kerja yang meliputi
Responsibility
(Tanggung jawab) ,
Flexibility
(Keluwesan), Skills
(Keterampilan), Communication
(Komunikasi), Self-view
(Pandangan diri), dan
Healthy and Safety
(Kesehatan dan Keamanan).
Skala kemandirian ini terdiri dari 4
pilihan jawaban yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak
Setuju), S (Setuju), SS (Sangat Setuju).
Tabel 2 :
Blue Print
Kesiapan Kerja
No
Aspek
Aitem
Jumlah
%
F
UF
1
Responsibility
(Bertanggung Jawab)
4,15,18,36
8,11,34
7
19 %
2
Flexibility
(Luwes)
19,31
2,16
4
11 %
3
Skills
(Keterampilan)
9, 21,32
5,7,12
6
16 %
4
Communication
(Komunikasi)
13,14,22,
25
1,3,26,30
8
22 %
5
Self-view
(Pandangan diri)
10,24,33,37
20,27
6
16 %
6
Healthy and Safety
(Kesehatan dan Keamanan)
17,23,35
6,28,29
6
16 %
Total
20
17
37
100
%
D.
Validitas Dan Reliabilitas Data
a.
Validitas
Validitas alat ukur adalah sejauh mana alat ukur tersebut
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. Alat ukur
yang disusun berdasarkan kawasan ukur yang teridentifikasi dengan baik
dan dibatasi dengan jelas secara teoritik akan valid. Meskipun begitu
pembuktian empiris mengenai validitas alat ukur masih harus dilakukan
(Azwar, 1999).
Standar pengukuran yang digunakan untuk menentukan validitas
aitem berdasarkan pendapat Azwar (2007) bahwa suatu aitem dikatakan
valid apabila memiliki indeks daya beda baik
≥ 0, 30.
Apabila jumlah
aitem yang valid ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan,
maka dapat menurunkan sedikit kriteria dari 0,30 menjadi 0,25 atau 0,20.
Adapun standar yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah 0,30.
1.
Skala Kemandirian
Tabel 3 : Blue Print Aitem Valid Skala Kemandirian
No
Dimensi
Aitem
Jumlah
F
UF
1
Bebas
27
1
2
Progresif & Ulet
3,9,12,14
37
5
3
Inisiatif
8, 24,26,28
20,32,
6
4
Pengendalian Dalam
Diri
6,13,33
2,15,30
6
5
Kemantapan Diri
10,11, 19
21,22
5
Total
15
8
24
2.
Skala Kesiapan Kerja
Tabel 4 : Blue Print Aitem Valid Skala Kesiapan Kerja
No
Aspek
Aitem
Jumlah
F
UF
1
Responsibility
(Bertanggung Jawab)
4,15,18,36
11,34
6
2
Flexibility
(Luwes)
19,31
2
3
Skills
(Keterampilan)
9, 21,32
5,7,12
6
4
Communication
(Komunikasi)
13,25
30
3
5
Self-view
(Pandangan diri)
10,24,33,37
20
5
6
Healthy and Safety
(Kesehatan dan Keamanan)
6
1
Total
15
8
23
b.
Reliabilitas
pengukuran ulang pada subyek yang sama (Azwar, 1997). Reliabilitas
sering disamakan dengan konsistensi, kestabilan dan keajegan.
Reliabilitas alat ukur diuji dengan menggunakan teknik
alpha
cronbach. Disamping itu hasil perhitungan reliabilitas skala dan angket
akan dilibatkan berdasarkan indeks reliabilitas aitem karena memiliki
berupa peningkatan reliabilitas skala dan angket secara keseluruhan.
Apabila reliabilitas skala dan angket secara keseluruhan sudah
memuaskan, maka pemilihan aitem dapat didasarkan pada koefisien
korelasi aitem total saja (Azwar, 1997).
Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien
reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi
reliabilitasnya.
Hasil pengujian reliabilitas pada skala kemandirian diperoleh nilai
koefisien reliabilitas sebesar 0,847 dapat dikatakan bahwa skala
kemandirian ini memiliki reliabilitas yang tergolong tinggi. Sedangkan
hasil pengujian reliabilitas pada skala kesiapan kerja diperoleh nilai
koefisien reliabilitas sebesar 0,802 dapat dikatakan bahwa skala kesiapan
kerja ini memiliki reliabilitas yang tergolong tinggi.
E.
Analisis Data
dari Pearson. Alasan digunakan teknik ini adalah karena analisis
Product
Moment merupakan korelasi yang dapat dipakai untuk menguji hubungan
antara dua variabel, yaitu menguji hubungan antara kemandirian dengan
kesiapan kerja. Analisis data ini akan dilakukan dengan bantuan program
komputer SPSS 16.0.
F.
Uji Prasyarat
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh dari setiap variabel penelitian bervariasi atau berdistribusi
secara normal atau tidak. Pengujian normalitas data ini dilakukan dengan
menggunakan uji
komolgorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS
16.0. for windows. Kaidah yang digunakan untuk menguji normalitas data
dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dan Shaphiro-Wilk
adalah jika taraf signifikansi (significance level) < 0,05, maka data
berdistribusi normal. Sebaliknya jika taraf signifikansi (significance level)
> 0,05, maka data berdistribusi tidak normal.
[image:59.595.117.512.234.540.2]Hasil uji normalitas dari kedua variabel dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 5 : Hasil Uji Normalitas Skala Kesiapan Kerja
Tes Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik df Sig. Statistic df Sig.
Berdasarkan uji normalitas data menggunakan rumus
Kolmogorov-Smirnov dan Saphiro-Wilk pada skala kesiapan kerja tersebut di atas,
untuk rumus Kolmogorov-Smirnov diperoleh harga statistic = 0,158,
dengan derajat kebebasan df = 84, dan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
0,05, berarti sebaran data adalah normal. Begitu juga untuk rumus
Saphiro-Wilk diperoleh harga statistic = 0,920, dengan derajat kebebasan
df = 84, dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, berarti sebaran data
adalah normal.
Tabel 6 : Tabel Hasil Uji Normalitas Skala Kemandirian
Tes Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik Df Sig. Statistik df Sig.
Kemandirian .165 84 .000 .916 84 .000
2.
Uji Linearitas
Uji linieritas dilakukan untuk menguji apakah pola sebaran variabel
X dan Y membentuk garis linear atau tidak. Uji liniearitas dalam
penelitian ini menggunakan uji F. Untuk menguji linearitas tersebut,
digunakan program SPSS 16.0.
for windows.
Kaidah yang digunakan
untuk menguji linieritas hubungan adalah jika signifikansi < 0,05 maka
hubungannya adalah linier, sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka
hubungannya adalah tidak linier.
Hasil uji linieritas pada kedua variabel dapat dilihat pada tabel,
sebagai berikut :
Tabel 7 : Hasil Uji Linieritas
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .371a .138 .127 7.25995 1.883
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regresi 690.737 1 690.737 13.105 .001a
Residual 4321.966 82 52.707
Total 5012.702 83
a. Predictors: (Constant), kemandirian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Profil Fakultas Psikologi dan Kesehatan
Fakultas Psikologi dan Kesehatan merupakan salah satu Fakultas
yang ada di UIN Sunan Ampel Surabaya. Fakultas ini berada di bawah
naungan Universitas yang terletak di Jl. Ahmad Yani nomer 117
Surabaya. Pada semester delapan (8) terdapat 110 mahasiswa.
Visi dari fakultas Psikologi dan Kesehatan adalah menjadi program
studi psikologi yang unggul , kompetitif dan bertaraf internasional
berdasarkan nilai
–
nilai keislaman.
2.
Deskripsi Subjek
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari 84
orang yang seluruhnya merupakan mahasiswa yang sedang menempuh
semester akhir atau angkatan 2012 yang masih aktif dan terdaftar di
bagian akademik Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel
Surabaya.
operasionalkan ke dalam bentuk-bentuk yang lebih konkrit, yaitu
dirumuskan dalam bentuk aspek-aspek yang melahirkan berbagai
indikator.
Selanjutnya
komponen-komponen
atribut
dan
aspek-aspek
disajikan sebagai bagian dari blue print
skala psikologi. Blue print inilah
yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam penulisan aitem-aitem.
3.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 29 Juli 2016-02 Agustus 2016
untuk pengambilan data terhadap para mahasiswa dengan menggunakan
skala
Likert.
Pengambilan data dilakukan dengan membagikan skala
kemandirian dan skala kesiapan kerja kepada mahasiswa semester akhir.
Penyebaran skala dilakukan dengan cara mendatangi subjek dengan
kriteria yang sesuai yaitu mahasiswa yang sedang menempuh semester
akhir. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 84 orang.
4.
Pengujian Hipotesis
varian (s), skor minimum (Xmin) dan skor maksimal (Xmaks) serta
statistik lain yang dirasa perlu (Azwar, 2009).
a.
Uji Hipotesis
Teknik uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis koefisien korelasi Pearson dalam program SPSS 16.0
for
windows. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terjadi hubungan yang
signifikan, sedangkan jika signifikan > 0,05 maka tidak ada hubungan
yang signifikan Hasil penghitungan uji hipotesis dapat dilihat pada
tabel, sebagai berikut :
Tabel 8 : Tabel Hasil Uji Hipotesis
Korelasi
kesiapankerja kemandirian
kesiapankerja Pearson Correlation 1 .371**
Sig. (2-tailed) .001
N 84 84
Kemandirian Pearson Correlation .371** 1
Sig. (2-tailed) .001
N 84 84
sebaiknya semakin rendah kemandirian seseorang maka semakin
rendah pula kesipan kerjanya.
B.
Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 84 orang mahasiswa
semester akhir di Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel
Surabaya menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara
kemandirian dengan kesiapan kerja. Hal ini menunjukkan adanya
hubungan yang sangat erat antara kemandirian dengan kesiapan kerja.
Arah hubungan yang positif menunjukkan semakin tinggi kemandirian
pada mahasiswa maka semakin tinggi pula kesiapan kerja mereka. Begitu
pula sebaliknya, semakin rendah kemandirian pada mahasiswa maka akan
semakin rendah pula kesiapan kerjanya. Seorang mahasiswa yang mandiri
mampu menyelesaikan tugas dan membuat keputusan untuk masa
depannya tanpa bantuan orang lain atau atas inisiatifnya sendiri hal
tersebut tentu berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa tersebut
setelah ia menjadi sarjana.
terbentuk pada diri individu membantu individu dalam mengambil
keputusan, bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan, dan
tidak tergantung pada orang lain.
Dalam pencapaian kemandirian, suatu hal yang paling diakui
sebagai tanda memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang
memperoleh pekerjaanya. Hal ini biasanya terjadi pada saat seseorang
menyelesaikan sekolah menengah atas dan dari universitas. Ketika
individu memasuki sebuah pekerjaan untuk pertama kalinya, mereka
mungkin dihdapakan pada masalah dan kondisi yang tidak mereka
antisipasi sebelumnya (Santrock, 2002). Bila seseorang memiliki
kemandirian yang tinggi, besar kemungkinannya ia tidak akan mengalami
kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada umumnya dan
khusunya dengan lingkungan kerja (Kartono,1985).
Diperkuat dengan pernyataan Pool dan Sewell yang mengutarakan
bahwa kesiapan kerja ialah memiliki keahlian, ilmu pengetahuan,
pemahaman dan kepribadian yang membuat seseorang bisa memilih dan
merasa nyaman dengan pekerjaannya sehingga menjadi puas dan akhirnya
meraih sukses (dalam Ayuningtyas, 2015).
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara kemandirian
dengan kesiapan kerja maka diperoleh hasil terdapat hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian dengan kesiapan kerja yang artinya semakin
tinggi kemandirian seorang mahasiswa maka semakin tinggi pula
kesiapannya dalam menghadapi dunia kerja. Begitu pula sebaliknya, semakin
rendah kemandirian mahasiswa maka semakin rendah pula kesiapannya
dalam menghadapi dunia kerja.
B.
Saran
1.
Bagi subjek
Berdasarkan hasil penelitian subjek memiliki kemandirian yang
cenderung tinggi dan kesiapan kerja yang cenderung tinggi. Maka dari itu
subjek diharapkan dapat mempertahankan kemandiriannya sehingga
subjek akan selalu memiliki kesiapan kerja dan mendapatkan pekerjaan
yang layak.
2.
Bagi Lembaga Perguruan Tinggi
kemandirian yang dikembangkan dapat memotivasi mahasiswa untuk
menjadi inovator sehingga mahasiswa dapat menciptakan wirausaha
sendiri.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
a.
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan variabel
lain
b.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat lebih memperluas
ruang lingkup pengambilan sampel dari populasi mahasiswa tingkat
akhir agar bisa lebih merepresentasikan populasi.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Yosiana Nur. 2015 . Hubungan Antara Orientasi Masa Depan dan Daya
Juang Terhadap Kesiapan Kerja Pada Mahasiswa Tingkat Akhir
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik di Universitas Mulawarman.
eJournal Psikologi, Vol 3, Nomor 1, 2015 :369-381
Amadi C. C, Joshua, M. T Asagwara, C. G. 2007.
Assesment of the Vocational
Maturity of Adolescent Students in Owerri Education of Imo State
Nigeria. Jurnal Hum 21 (4),257-263
Anoraga, P. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Asiyah, N. 2013.
Pola Asuh Demokratis, Kepercayaan Diri dan Kemandirian
Mahasiswa Baru. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Mei 2013, 2(2)
Asiyah, Nur. 2013.
Pola Asuh Demokratis, Kepercayaan Diri dan Kemandirian
Mahasiswa Baru. Jurnal Psikologi Indonesia, Persona. Vol 2, No 2, hal
108-121
Azwar, Saifuddin. 2012. Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Azwar, Saifuddin. 2014.
Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Azwar, Saifuddin. 2015. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Brady, Robert P. 2010. Work readiness Inventory. Indianapolis : JIST Works
Chaplin, J.P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. (Diterjemahkan Oleh Kartono K).
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Dariyo, Agus. 2003.
Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana Indonesia
Dinata, Muhamad RY. 2013.
Peran Konsep Diri dan Kesiapan Kerja Terhadap
Kecemasan Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Menghadapi Dunia Kerja.
Jurnal. Malang : Universitas Brawijaya.
Hurlock, E, B.1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Marwanti. 2006.
Studi Tentang Soft Skill dan Kesiapan Kerja Sebagai Tenaga
Kerja Profesional Bidang Boga Mahasiswa Pendidikan Tata Boga
Jurusan Pendidikan Kesejahter