• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Managemen Kearsipan Arsip Dinamis Inaktif pada Bagian Pengolahan dan Akuisisi Kantor Arsip Daerah Kabupaten Semarang T1 162007056 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Managemen Kearsipan Arsip Dinamis Inaktif pada Bagian Pengolahan dan Akuisisi Kantor Arsip Daerah Kabupaten Semarang T1 162007056 BAB II"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang konsep dan teori yang diperoleh dari

kepustakaan yang relevan atau yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Landasan teori dalam

penelitian ini yang dibahas antara lain:

konsep sistem, pengertian arsip dan arsip dinamis, kearsipan, sistem

kearsipan yang baik, Sistem Penyimpanan, Filling Sistem Kearsipan,

Ruangan Penyimpanan ,Metode Kearsipan Arsip Dinamis Inaktif,

penyusutan dan pemusnahan arsip dinamis inaktif, peralatan dan

perlengkapan penyimpanan arsip, dan penemuan kembali arsip dinamis

inaktif, secara rinci adalah sebagai berikut.

[image:1.516.84.456.167.619.2]

2.1.

Konsep Sistem

Gambar 2.1

Desain Sebuah Sistem

SISTEM

SUB SISTEM

PROSEDUR

(2)

Gambar 2.1 mengilustrasikan hubungan suatu sistem dengan sub

sistem, prosedur, dan metode. “

Sistem terdiri dari subsistem yang

berhubungan dengan prosedur yang membantu pencapaian tujuan.

Pada saat prosedur diperlukan untuk melengkapi beberapa proses

pekerjaan, maka metode berisi tentang aktivitas operasional atau teknis

yang akan menjelaskannya

.”

6

Berdasarkan uraian tersebut ini yang dimaksud dengan konsep

sistem adalah prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan.

2.2. Pengertian Arsip

Arsip

(records)

dalam istilah bahasa Indonesia sering juga

disebut warkat adalah

setiap catatan tertulis baik dalam bentuk

gambar atau bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai

sesuatu subjek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang

untuk membantu daya ingatan orang (itu) pula

.”

7

Me

nurut The Liang Gie secara terminologi “

arsip berarti

fakta-fakta tertulis yang diketahui tentang peristiwa dan kegiatan dari

6

Badri Munir Sukoco, 2007, Manajemen Administrasi Perkantoran

Moderen, Erlangga, Surabaya, hal.31.

7

[image:2.516.87.456.177.530.2]
(3)

organisasi

.”

8

Warkat-warkat itu dapat berbentuk berupa surat, data,

barang-barang cetakan: kartu, lembaran-lembaran atau buku-buku

dalam mana dicantumkan fakta-fakta. Buku ini juga mengatakan bahwa

arsip adalah sesuatu kertas, buku, potret, film kecil, peta lukisan bagan,

kartu, pita magnetis, atau sesuatu salinan ataupun cetakan dari itu yang

telah diciptakan atau diterima oleh suatu perusahaan atau satuan-satuan

pelaksananya.

Berdasarkan tersebut maka yang dimaksud dengan arsip adalah

sekumpulan dokumen yang disimpan dengan keadaan dan fungsi

tertentu.

Arsip dinamis adalah arsip yang masih diperlukan secara

langsung

dalam

perencanaan,

pelaksanaan,

penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya

atau arsip yang digunakan secara langsung dalam

penyelenggaraan administasi Negara. Arsip dinamis

dilihat dari kegunaannya dibedakan atas:

a.

Arsip dinamis aktif adalah arsip yang secara langsung

dan terus-menerus diperlukan dan digunakan dalam

penyelenggaraan administrasi sehari-hari serta masih

dikelola unit pengolah.

b.

Arsip dinamis inaktif arsip yang tidak secara langsung

dan terus-menerus diperlukan dan digunakan dalam

penyelenggaraan administrasi sehari-hari

.”

9

8

The Liang Gie, 2000, Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta,

Liberty Offset, hal.115.

9

(4)

Penelitian ini yang dimaksud dengan arsip adalah sekumpulan

dokumen atau catatan tertulis baik dalam bentuk apapun yang disimpan

dengan keadaan dan fungsi tertentu juga masih diperlukan dalam

kehidupan pada Bagian Pengolahan dan akuisisi Kantor Arsip Daerah

Kabupaten Semarang.

2.3.

Kearsipan

Kearsipan adalah Setiap kegiatan, baik dalam organisasi

pemerintah maupun swasta yang selalu ada kaitannya dengan masalah

arsip.

Kearsipan mempunyai peranan sebagai pusat ingatan, sebagai

sumber informasi, dan sebaai alat pengawasan yang diperlukan dalam

setiap organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan.

Pasal 3 Undang-undang No.7 Tahun 1971, bahwa tujuan

kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan

pertanggungjawaban

nasional

tentang

perencanaan,

pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan

serta unuk menyediakan bahan pertanggungjawaban

tersebut bagi kegiatan pemerintahan

.”

10

Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan kearsipan

dalam penelitian ini adalah semua kegiatan di organisasi yang

10

(5)

menyangkut dengan masalah arsip pada Bagian Pengolahan dan akuisisi

Kantor Arsip Daerah Kabupaten Semarang.

2.4. Sistem Penyimpanan

Ada

tiga

sistem

penyimpanan

dokumen

yang

dapat

dipertimbangkan oleh suatu organisasi, yaitu penyimpanan terpusat

(sentralisasi), penyimpanan desentralisai, dan kombinasi kedua sistem.

Pemilihan sistem tersebut harus mempertimbangkan fakor jumlah dan

status kantor yang harus dilayani oleh jasa penyimpanan dokumen,

seperti seberapa dekat letak kantor pusat dengan kantor cabang yang

dimiliki oleh organisasi; berapa jumlah kantor cabang yang dimiliki;

apakah tersedia sistem telekomunikasi dan sistem penyampaian

dokumen yang dapat diandalkan; ketersediaan tenaga pengelola

dokumen, serta permintaan dokumen dari pemakai maupun sistem yang

paling bagus memenuhi kebutuhan organisasi, subunit, dan personilnya.

Berikut ini tiga sistem penyimpanan dokumen, yaitu:

1.

Sistem Sentralisasi

Sistem sentralisasi, “

semua dokumen disimpan di pusat

(6)

menghubungi untuk mendapatkan dan menggunakan sesuai dengan

keperluan yang dimaksud.

11

“Keuntungan dari Sistem Sentralisasi :

a.

Ruang atau tempat penyimpanan, tenaga dan

peralatan arsip dapat dihemat, karena dalam satu

organisasi terdapat satu tempat pengelolaan atau

penyimpanan arsip.

b.

Karena menjadi unit khusus, maka petugas dapat

mengonsentrasikan diri khusus pada pekerjaan

kearsipan.

c.

Tidak adanya duplikasi arsip, karena kantor hanya

menyimpan 1 (satu) arsip.

d.

Sistem penyimpanan dari berbagai arsip dapat

diseragamkan, sehingga sistem penyimpanan atau

penggolongan arsip lebih sederhana.

Kerugian Sistem Sentralisasi:

a.

Sistem sentralisasi arsip hanya efisien dan efektif

untuk organisasi yang kecil.

b.

Tidak semua jenis arsip dapat disimpan dengan satu

sistem penyimpanan yang seragam.

c.

Unit kerja yang memerlukan arsip akan memakan

waktu lebih lama untuk memperoleh arsip yang

diperlukan

.”

12

2.

Sistem Desentralisasi

Sistem ini menyerahkan pengelolaan dan penyimpanan dokumen

pada masing-masing unit.

Keuntungan Sistem Desentralisasi :

a.

Pengelolaan arsip dapat dilakukan sesuai kebutuhan

unit kerja masing-masing.

11

Badri Munir Sukoco, op.cit. hal. 96.

12

Agus Sugiarto, 2005, Manajemen Kearsipan Moderen Dari Konvensional

(7)

b.

Keperluan akan arsip mudah terpenuhi, karena

berada dalam unit kerja sendiri, sehingga relative

dapat dijangkau dengan mudah dan cepat.

c.

Penanganan arsip lebih mudah dilakukan, karena

arsipnya sudah dikenal baik.

Kerugian Sistem Desentralisasi:

a.

Penyimpanan arsip tersebar diberbagai lokasi, dan

dapat menimbulkan duplikasi arsip yang disimpan.

b.

Kantor

harus

menyediakan

peralatan

dan

perlengkapan arsip di setiap unit kerja, sehingga

penghematan

pemakaian

peralatan

dan

perlengkapan sukar dijalankan.

c.

Penataran dan latihan kearsipan perlu diadakan

karena petugas-petugas umumnya bertugas rangkap

dan tidak mempunyai latar belakang pendidikan.

d.

Kegiatan pemusnahan arsip harus dilakukan setiap

unit kerja, dan ini merupakan pemborosan.”

13

3.

Sistem Gabungan

Sistem

kombinasi,

masing-masing

bagian

menyimpan

dokumennya sendiri di bawah control sistem terpusat. Dokumen yang

disimpan pada masing-masing bagian lazimnya adalah dokumen

menyangkut personalia, gaji, kredit, keuangan, dan catatan penjualan.

Sistem kombinasi, tanggung jawab sistem berada di puncak

Manajer Dokumen atau petugas yang secara operasional bertanggung

jawab atas pengelolaan dokumen sebuah organisasi. Petugas ini akan

menyusun dan mengembangkan jaringan sistem control dan prosedur

13

(8)

operasional sistem kearsipan. Sistem ini lazimnya dipakai oleh

perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan perusahaan sekaligus

anak perusahaan.

Keuntungan Sistem Kombinasi:

a.

Adanya sistem penyimpanan dan temu balik yang

seragam.

b.

Menekan

seminimum

mungkin

kesalahan

pemberkasan serta dokumen yang hilang.

c.

Menekan duplikasi dokumen.

d.

Memungkinkan

penggandaan

dokumen

yang

terpusat dengan imbas efisiensi biaya yang lebih

baik.

e.

Memudahkan control gerakan dokumen sesuai

dengan jadwal retensi dan pemusnahan.

Kerugian Sistem Gabungan:

a.

Karena dokumen yang bertautan tidak ditempatkan

pada tempat yang sama akan menyebabkan sulitnya

penggunaan dokumen yang dimaksud.

b.

Kurang luwes karena keseragaman di seluruh unit

belum atau tidak ada.

c.

Masalah yang berasal dari Sistem Sentralisasi dan

Desentralisasi akan dibawa ke Sistem Kombinasi,

walaupun

dapat

diminimalisir

apabila

pengelolaannya dilakukan secara cermat dan

tepat.

14

2.4.1. Filing Sistem Penyimpanan Arsip

Arsip merupakan alat pengingat-ingat, baik bagi organisasi

maupun bagi pimpinan. Untuk mempermudah dalam penyimpanan dan

14

(9)

proses penemuan kembali arsip setiap saat diperlukan, maka perlu

dilakukan penentuan metode penyimpanan atau sistem penataan arsip.

Sistem

penyimpanan

arsip

dalam

Tata

Kearsipan

Dengan

Memanfaatkan Teknologi Modern adalah sebagai berikut :

1. Sistem Abjad ( Alphabetical Filing System )

Sistem abjad adalah salah satu sistem penyimpanan

berkas yang umumnya dipergunakan untuk menata

berkas yang berurutan dari A sampai dengan Z dengan

berpedoman pada peraturan mengindeks.

2. Sistem Masalah/Perihal/Pokok Soal ( Subject Filing

System )

Sistem masalah adalah salah satu sistem penyimpanan

berkas berdasarkan kegiatan-kegiatan yang berkenaan

dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan

perusahaan yang menggunakan sistem ini. Untuk dapat

melaksanakan sistem ini, harus ditentukan dahulu

masalah-masalah yang pada umumnya terjadi dalam

surat-surat setiap harinya.

3. Sistem Nomor ( Numerical Filing System )

Sistem nomor adalah salah satu sistem penyimpanan

berkas berdasarkan kelompok permasalahan yang

kemudian masing-masing atau setiap masalah diberi

nomor tertentu.

Sistem ini merupakan sistem penyimpanan warkat yang

berdasarkan kode nomor sebagai pengganti dari nama

orang atau badan, yang disebut juga indirect filing sistem

(karena penentuan nomor yang akan digunakan

memerlukan pengelompokan masalahnya terlebih dahulu

4. Sistem Tanggal/Urutan Waktu ( Chronological Filing

System )

(10)

pedoman termaksud diperhatikan dari datangnya surat

(akan lebih baik bila berpedoman pada cap datangnya

surat).

5. Sistem Wilayah/Regional/Daerah ( Geographical

Filing System )

Sistem wilayah adalah salah satu sistem penyimpanan

berkas berdasarkan tempat (lokasi), daerah atau wilayah

tertentu.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

organisasi dimana system geografis dapat dipergunakan,

biasanya adalah kegiatan-kegiatan yang meliputi

daerah-daerah atau wilayah lebih dari satu tempat.

Organisasi-organisasi yang mempunyai beberapa kantor cabang

juga m

enggunakan system geografis ini.”

15

Untuk melaksanakan fiing system geografis ini seorang juru

arsip dapat mempergunakan nama daerah wilayah untuk pokok

permasalahan, dimana pokok ini dapat dikembangkan menjadi

masalah-masalah yang dalam hal ini adalah kota-kota yang berada di dalam

wilayah itu selanjutnya baru dikembangkan lebih lanjut dengan nama

dari para langganan atau nasabah-nasabah yang ada di setiap kota di

daerah eilayah itu, misalnya :

Indramayu

Malang

Jakarta

Ahmad

Parno

Irwan

Bahrun

Rahman

Karna

15

(11)

2.4.2. Ruangan Penyimpanan

Kondisi ruang yang tepat merupakan hal penting bagi cantuman

arsip. Sewaktu merencanakan penyimpanan arsip, hal yang perlu

dipertimbangkan adalah konstruksi gedung, control keamanan, control

suhu dan kelebaban, cahaya , dan alokasi ruang.

“1.

Gedung

Gedung yang menyimpan arsip harus tahan kebakaran

selama 3 jam, artinya konstuksi gedung harus mampu

menahan kebakaran selama 3 jam sebelum roboh. Mungkin

ada yang menganggap ini terlalu berlebih-lebihan, namun

syarat tersebut sudah lazim di negara maju Asia Tenggara.

Lebih baik menghabiskan banyak uang untuk membangun

gedung daripada kehilangan arsip yang tidak ada di

tempat lain. Tembok tahan api, system penanganan asap,

alarm asap, dan api merupakan komponen pengamanan.

Sirkulasi udara juga tidak terganggu dengan tersedianya

udara yang baik. Vntilasi yang baik memungkinkan

sirkulasi udara. Di beberapa gedung bahkan dipasang

filter polutan guna mencegah polusi dari ruangan sekitar.

Sistem pengaman fisik juga harus tersedia seperti pagar

tembok dan pintu.

2.

Kontrol suhu dan kelembaban

Suhu

dan kelembaban yang terkendali

membantu

kelestarian arsip. Suhu yang baik untuk arsip adalah 18

o

sampai

21o

Celcius. Kelembaban yang dianjurkan ialah 45

sampai 50 persen. Dengan demikian, gedung arsip di

Indonesia harus menghabiskan biaya pengatur keembaban

karena angka kelembaban di Indonesia sangat tinggi,

sekitar 80 sampai 90 persen.

3.

Cahaya

(12)

sinar matahari dan sinar fluoresen merupakan ancaman

bagi arsip bila arsip tidak dimaksukkan ke dalam kardus

atau bungkusan. Sinar incandesen bukan merupakan

ancaman bagi materi arsip serta merupakan cahaya yang

disarankan.

4.

Ruang

Persyaratan ruangan bagi fasilitas kearsipan sama saja

dengan persyaratan bagi pusat penyimpanan arsip, baik

menyangkut ruangan, pengolahan, kantor, dan rujukan.

Besarnya ruangan yang diperlukan tergantung pada

volume arsip dalam gedung, proyeksi akuisisi arsip, dan

kegiatan rujukan yang ada.

16

Berdasarkan sub bab ini ruangan penyimpanan adalah syarat

kondisi ruangan yang baik pada Bagian Pengolahan dan akuisisi Kantor

Arsip Daerah Kabupaten Semarang. agar arsip dapat aman dan teratur

sehingga mempermudah dalam penemuan kembali.

2.4.3. Memilih Tempat Penyimpanan arsip dinamis inaktif

Menurut Sulistyo-Basuki memilih tempat penyimpanan yang baik

adalah

“1.

Menggunakan ruang yang ada yang tidak cocok dengan

keperluan kantor namun memenuhi persyaratan fisik dan

lingkungan untuk menyimpan arsip dinamis inakif.

Ruang semacam ini cocok untuk badan korporasi yang

memiliki arsip dinamis inaktif dalam olume kecil. Ruang

yang tersedia dapat juga digunakan untuk menyimpan

16

Sulistyo Basuki, 2003, Manajemen Arsip Dinamis, Jakarta, Gramedia,

(13)

arsip dinamis semiaktif, yang jarang diakses namun tetap

diperlukan untuk keperluan rujukan segera.

2.

ruang gudang untuk menyimpan arsip dinamis, lokasinya

mungkin jauh dari badan korporasi namun menghemat

karena haga tanah atau sewanya lebih rendah daripada

harga kantor pusat korporasi. Pusat arsip dinamis inaktif

ini bervariasi, mulai dari pusat yang menyimpan volume

arsip dinamis inaktif dalam skala besar, stafnya bekerja

penuh waktu serta menyediakan penyimpanan lengkap, jaa

rujukn dan temu balik arsip dinamis inaktif oleh tenaga

terlatih, sampai dengan penyediaan fasilitas yang

memungkinkan masing-masing unit bekerja memiliki

ruang tertentu.

3.

Menggunakan jasa commercial records centre atau pusat

arsip dinamis komersial yang sepenuhnya dikelola swasta.

Jenisnya bervariasi, ada yang sangat sederhana hanya

menyimpan boks yang diserahkan pada mereka dan

menemu balik sesuai dengan permintaan. Adapula

commercial record centre yang menyediakan jasa

penyimpanan, temu balikarsip dinamis dalam bentuk

dokumen, berkas, atau boks, melacak boks, mendaftar dan

mengepak arsip dinamis, menjual boks, mmbuat laporan

sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki pemakai dan

pemusnahan

arsip

dinamis

yang

terjamin

keamanannya.”

17

Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud memilih tempat

penyimpanan arsip inaktif pada penelitian ini adalah syarat yang

seharusnya atau sebaiknya sebelum menyimpan arsip inaktif pada

Bagian Pengolahan dan akuisisi Kantor Arsip Daerah Kabupaten

Semarang.

17

(14)

2.4.4. Prosedur Filing Hastawi atau Manual Arsip Dinamis Inaktif

Langkah-langkah dalam prosedur filing hastawi atau manual arsip

dinamis inaktif, sebagai berikut:

“1. Meneliti Arsip

2.

Menyimpan Berkas Inaktif

3.

Penempatan Boks pada Rak

.”

18

2.4.5. Metode Penyimpanan Arsip Dinamis Inaktif

Metode penyimpanan arsip dinamis inaktif:

“1.

Meneliti Arsip

1)

Arsip-arsip diterima oleh Unit Pengolah.

2)

Sebelum dimasukkan ke dalam boks, perlu diteliti

terlebih dahulu baik indeks, kode maupun isi

masalahnya harus sesuai dengan pola klasifikasi

arsip yang berlaku.

2.

Menyimpan Berkas Inaktif

1)

Untuk menyimpan berkas inaktif diperlukan

petunjuk menyimpan arsip yang tersimpan pada

boks yang merupakan berkas yang terdiri atas

satu macam masalah.

2)

Sebuah boks hanya dipakai untuk menyimpan

berkas yang memiliki satu masalah.

3)

Persiapan yang perlu dilakukan adalah member

tanda-tanda/label/title pada boks mengenai pokok

masalahnya disertai pula kode-kode yang sesuai

dengan pola klasifikasi dan menyiapkan map

dengan judul dan kodenya.

3. Penempatan Boks pada Rak

18

Thomas Wiyasa, 2003, Tugas Sekretaris Dalam Mengelola Surat dan

(15)

1)

Boks yang berisi arsip ditempatkan pada rak

arsip.

2)

Boks-boks arsip yang berisi masalah yang sama

ditempatkan samping-menyamping sehingga tidak

terpisah-

pisah.”

19

2.5. Penyusutan dan Pemusnahan Arsip Dinamis Inaktif

Penyusutan arsip dinamis merupakan kegiatan pengurangan arsip

dinamis dengan cara :

1. Memindahkan arsip dinamis aktif yang memiliki

frekuensi penggunaan rendah ke penyimpanan

arsip dinamis inaktif;

2.

Memindahkan arsip dinamis inaktif dari unit

pengolah atau penerima ke pusat arsip dinamis

inaktif;

3.

Memusnahkan arsip dinamis bila sudah jatuh waktu;

4.

Menyerahkan arsip dinamis inaktif ke unit arsip

dinamis inaktif ke depo arsip statis.”

20

Adanya jadwal retensi arsip dinamis,

maka badan korporasi

memiliki landasan kuat untuk melakukan penyusutan arsip dinamis

secara ajeg sehingga dapat menghemat biaya ruangan, tenaga, listrik,

peralatan, dan sebag

ainya.”

21

19 Ibid.

hal.72.

20

Sulistyo Basuki, op. cit. hal.309.

21

(16)

2.5.1. Proses Penyusutan arsip dinamis inaktif

Pembuatan jadwal retensi arsip dinamis memerlukan penalaran,

visi yang luas, kajian mendalam atas berbagai nilai kegunaan arsip

dinamis. Dalam menilai arsip dinamis untuk dibuatkan jadwal retensi

arsip dinamis perlu penalaran apakah arsip dinamis memang perlu

dimusnahkan atau disimpan permanen.

Untuk memusnahkan berkas surat/arsip perlu mengikuti

tata cara atau prosedur pemusnahan arsip sebagai

berikut:

1.

Semua arsip yang sudah tidak diperlukan lagi untuk

tugas-tugas operasional dapat dimusnahkan oleh Unit

Pengolah Arsip yang bersangkutan;

2.

Sebelum arsip dimusnahkan, perlu diinventarisasikan

guna diadakan penelitian dan menelaah apakah ada

terselip arsip yang masih aktif dan dianggap masih

diperlukan oleh Pusat penyimpanan arsip;

3.

Setelah selesai diinventarisasi dan dirasa sudah tidak

ada masalah, daftar inventarisasi berkas surat

disampaikan kepada pimpinan untuk mendapatkan

persetujuan. Dalam tata cara pemusnahan arsip

diperlukan juga Berita Acara Penyerahan Arsip

.”

22

Berdasarkan dimaksud dari penelitian ini penyusutan arsip adalah

kegiatan pengurangan arsip dinamis inaktif pada Bagian Pengolahan

dan akuisisi Kantor Arsip Daerah Kabupaten Semarang dengan cara

membuat jadwal retensi arsip.

22

(17)

2.5.1.1. Retensi Arsip

Jadwal retensi adalah jadwal penyimpanan arsip dinamis inaktif,

menyimpannya ke pusat arsip dinamis inaktif (record centre) serta

memusnahkannya bila arsip dinamis inaktif tidak lagi memiliki

kegunaan bagi badan korporasi dan menyerahkan ke depo arsip untuk

disimpan. Pembuatan jadwal retensi mencakup saran dan tujuan

penyimpanan, inventaris arsip dinamis inaktif, penilaian dan

penyusutan arsip dinamis inaktif, pembuatan jadwal retensi.

Tujuan jadwal retensi arsip dinamis adalah untuk mengetahui

keperluan badan korporasi dan memenuhi ketentuan

perundang-undangan.

“Jadwal retensi arsip dinamis mampu menekan biaya

pemeliharaan arsip dinamis dengan berbagai cara:

1.

Pemusnahan arsip dinamis yang tidak diperlukan lagi

dan penyimpanan arsip dinamis semiaktif dan arsip

dinamis inaktif ke pusat penyimpanan arsip dinamis

inaktif yang berada di lokasi yang lebih ekonomis.

2.

Perlengkapan yang diperlukan untuk menyimpan arsip

dinamis inaktif dan semiaktif lebih murah dibanding

lemari atau cabinet yang diperlukan untuk perkantoran

3.

Pemusnahan arsip dinamis duplikat disimpan di

berbagai bagian, direktorat, dan sebagainya. Yang

disimpan di pusat arsip dinamis semiaktif dan inaktif

hanya salinan arsip dinamis (record copy)

.”

23

23

(18)

2.5.1.2. Penilaian Arsip Dinamis

Appraisal atau penaksiran artinya proses menilai aktivitas badan

korporasi guna menentukan arsip dinamis mana yang perlu disimpan

dan berapa lama arsip dinamis tersebut perlu disimpan guna memenuhi

kebutuhan badan korporasi, persyaratan pertanggungjawaban badan

korporasi, serta harapan komunitas.

Penaksiran arsip dinamis adalah pengujian data yang

dikumpulkan melalui inventaris arsip dinamis guna

menentukan niai masing-masing seri arsip dinamis bagi

kepentingan badan korporasi. Proses penilaian arsip

dinamis menyatakan jadwal retensi dan pemusnahan arsip

dinamis. Hasilnya adalah jadwal retensi arsip dinamis,

dikalangan arsiparis dinamis Indonesia dengan singkatan

JRA. Langkah dalam penetuan jadwal retensi arsip dinamis

adalah menentukan seri arsip dinamis, menentukan waktu

retensi, menetukan persyaratan retensi, dan menjadwalkan

periode retensi

.”

24

2.5.1.3. Penentuan seri arsip dinamis

Penentuan Seri arsip dinamis merupakan bagian dari proses

penyusutan arsip. Seri adalah

“dokumen atau lembaran kertas, butir arsip d

inamis dalam

media lain yang disusun menurut system pemberkasan atau

disusun sebagai satu unit tunggal karena dokumen atau

butir arsip tersebut bertautan dengan fungsi khusus sebuah

badan korporasi atau berkaitan dengan subjek, berasal

dari akivitas yang sama, memiliki bentuk khusus karena

24

(19)

hubungan lain yang timbul akibat penciptaan atau

penggunaan arsip dinamis tersebut.

25

Misalnya,

sebuah

instansi

pemerintah

RI,

sebuah

departemen.Departemen merupakan unit tertinggi di lingkungan

departemen, maka unit tersebut merupakan sebuah seri. Dibawah

Direktorat Jendral masih ada unit bawahan disebut direktorat, ini

merupakan subkelas. Dibawahnya masih ada lagi unit bawahan dan

seterusnya.

2.5.1.4. Nilai Guna Arsip

Nilai guna arsip adalah nilai yang didasarkan pada kegunaan atau

kepentingan bagi pengguna arsip. Dibagi menjadi 2 nilai guna primer

dan nilai guna sekunder. Nilai guna primer adalah nilai arsip

berdasarkan pada keunaan bagi kepentingan lebaga encipta arsip. Nilai

sekunderadalah nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan arsip bagi

keentingan umum.

Nilai guna primer

1.

Nilai guna administrative

Arsip dinamis inaktif yang digunakan dalam

menetukan garis haluan(policy) badan korporasi

memiiki guna administrative.

2.

Nilai guna fiscal

25

(20)

Nilai guna arsip dinamis menyangkut penggunaan

uang unuk keperluan audit atau operasional, data

yang diperlukan untuk menyusun laporan tahunan

atau menyelesaikan pengisian pajak badan korporasi,

arsip dinamis transaksi seperti pembelian dan

penjualan,

laporan

keuangan,

dan

ringkasan

transaksi.

3.

Nilai guna hukum

Nilai guna arsip dinamis tersebut bagi badan

korporasi menyangkut kepentingan hukum.

4.

Nilai guna historis

Arsip dinamis berdasarkan kualitas atau isi arsip

dinamis yang merekam sebuah peristiwa yang

bertautan dengan sebuah kegiatan, disimpan bukan

hanya

kepentingan

bisnis

melainkan

karena

kepentingan historis

Nilai guna sekunder

1.

Nilai guna kebuktian mengenai bagaimana organisasi

atau perusahaan didirikan, dikembangkan, di atur,

sera pelaksanaan fungsi dan kegiatannya.

2.

Nilai guna inormasional menyangkut informasi untuk

kepentingan penelitian dan kesejarahan tanpa

dikaitkan dengan badan korporasi penciptanya.

Informasi yang digunakan merupakan informasi

tentang orang, tempat, benda, fenomena, masalah dan

sejenisnya.”

26

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 34/1979 Jadwal Retensi

Arsip diatur tentang jenis arsip, jangka simpan dan penyusutannya.

Dalam pratek diperluas mencakup:

“1.

Nomor urut yaitu control jumlah jenis arsip dalam

jadwal retnsi arsip dinamis.

2. Jenis arsip artinya deskripsi seri arsip dinamis.

26

(21)

3.

Nilai guna yaitu nilai guna tiap seri arsip dinamis

bagi operasional badan korporasi

4.

Jangka simpan artinya jangka simpan sebagai arsip

dinamis aktif untuk kepentingan masing-masing unit

pengolah dan jangka simpan waktu kepentingan

operasional badan korporasi pencipta

5.

Keterangan menyangkut nasib akhir arsip dinamis

dalam proses penyusutan.

[image:21.516.87.453.105.646.2]

6.

Adapun secara rinci tabel sebagai berikut.

27

Tabel 2.1. Jadwal retensi arsip dinamis

2.5.1.5. Pemusnahan Arsip Dinamis Inaktif

Sejak dokumen diciptakan hingga disingkirkan hendaknya dibuat

sebuah pengawasan yang efektif. Pengawasan penciptaan dokumen itu

meliputi kegiatan manajemen yang meliputi manajemen fungsi

administrasi pengadaan korespondensi, formulir, laporan, dan petunjuk.

Menurut Basuki, ada 4 metode pemusnahan dokumen

inaktif yakni.

a.

Pencacahan.

Metode ini lazim digunakan di Indonesia untuk

memusnahkan dokumen dalam bentuk kertas dengan

menggunakan alat pencacah yang dinamakan shredden.

Alat ini menngunakan berbagai metode untuk memotong,

menarik, dan merobek kertas menjadi

potongan--potongan kecil yang hasil potongan--potongannya akan bervariasi

27

Ibid. hal.318.

No

Jenis arsip

(dinamis)

Nilai

guna

(22)

mulai dari 0.8 cm sampai dengan 2,5 cm. Jenis yang lain

adalah disintegrator yang menggunakan pemotong

berputar sehingga menghasilkan potongan dokumen

berupa partikel kecil-kecil dan sangat sesuai untuk

dokumen yang membutuhkan tingkat pengamanan tinggi

b.

Pembakaran

Metode ini sangat popular di masa lalu karena dianggap

paling aman walau terkadang dokumen yang dibakar

terlempar dari api pembakaran sehingga mungkin saja

ada dokumen rahasia yang dapat diketahui oleh pesaing.

Saat ini metode pembakaran menjadi kurang diminati

karena dianggap kurang bersahabat dengan lingkungan.

c.

Pemusnahan kimiawi

Metode ini menggunakan bahan kimia yang dapat

melunakkan kertas dan melenyapkan tulisan. Bahan

kimiawi yang dugunakan ada beberapa jenis, tergantung

pada volume dan jenis dokumen yang akan dimusnahkan.

Walaupun metode ini dianggap efisien daripada metode

pencacahan, namun tidak dapat dilakukan

sewaktu-waktu. Volume dokumen yang cukup besar digunakan

untuk mencapai tingkat efisiensi yang diinginkan.

d.

Pembuburan

Metode ini merupakan metode yang ekonomis, aman,

bersih, nyaman, dan tak terulangkan; walaupun kurang

popular di Indonesia. Dokumen yang akan dimusnahkan

dimasukka ke bak penampungan yang diisi air kemudian

dicacah dan dialirkan melalui saringan. Besar kecilnya

saringan tergantung pada tuntutan keamanan dokumen.

Hasil pembuburan berupa residu, kemudian dipompa ke

hydraexcator yang memeras air sehingga hasilnya adalah

lapisan bubur. Lapisan ini lalu disiram air lagi lalu

dibuang. Pembuburan banyak dilakukan oleh bank dan

organisasi yang

menuntut pengamanan yang tinggi.”

28

28

(23)

2.5.1.6. Berita acara pemusnahan

Lembaga

pemerintah dan swasta sering mengharuskan

pembuatan berita acara mangenai pemusnahan arsip dinamis inaktif.

Berita acara tersebut membuat deskripsi arsip dinamis inaktif yang

dimusnahkan, tempat dan tanggal pemusnahan, serta metode

pemusnahan yang digunakan. Surat perintah pemusnahan biasanya

disertakan dalam berita acara.

Ada kalanya instansi pemerintah ataupun swasta

membuat register pemusnahan arsip dinamis inaktif yang

membuat daftar arsp dinamis inaktif yang telah

dimusnahkan beserta tanggal pemusnahan. Register ini

merupakan catatan permanen bilamana dan bagaimana

arsip dinamis inaktif dimusnahkan

.”

29

2.6. Peralatan dan Perlengkapan Penyimpanan Arsip Dinamis

Peralatan penyimpanan dapat digolongkan menjadi peralatan

manual, mekanis, dan otomatis. Peralatan penyimpanan manual

menyediakan ruang penyimpanan untuk dokumen, sehingga pemakai

harus menuju ke berkas untuk menyimpan atau mengambil dokumen.

“Perlengkapan penyimpanan manual terdiri dari:

1.

Spindle file, alat ini merupakan sebuah jarum besar

atau paku menganga ke atas yang ditancapkan pada

papan atau kertas tebal. Alat ini dapat dikatakan

revolusioner karena dokumen kertas dapat langsung

29

(24)

ditancapkan ke paku tersebut dan tidak memerlukan

ruang khusus. Hingga kini spindle file tetap

digunakan untuk menyimpan catatan, bon, rekening,

dan dokumen kecil lainnya.

2.

Vertical filing cabinet, digunakan untuk memudahkan

dan

mempercepat

penemuan

dokumen.

Untuk

kenyamanan pengguna, biasanya lemari penjajaran

vertikal dua laci sering digunakan di samping meja

sehingga

pemakai

tetap

dapat

duduk

ketika

menyimpan

atau

menemukan

dokumen

yang

dimaksud.

3.

Open-self file, berupa jajaran dokumen yang

dilakukan pada lemari terbuka (sama dengan rak

buku). Dokumen dapat diakses dari samping, begitu

juga panduan dan pengenal folder. Lazimnya rak

memiliki kelebaran 80cm (lebar bervariasi antara

78-110cm) dengan jumlah deretan bertingkat antara 2

sampai 8 tingkat.

4.

Lateral file, adalah unit penyimpan dimana dokumen

diakses dari samping secara horizontal. Lemari jenis

ini relatif sama dengan lemari jenis kedua, namun

laci yang digunakan tidak terlalu lebar dan dalam.

Lemari ini diopersikan dengan menarik keluar yang

umumnya mempunyai 2 sampai 5 laci, dan laci

teratas

maupun

terbawah

digunakan

untuk

menyimpan dokumen yang kurang aktiv sebelum

pemindahannya ke pusat dokumen.

5.

Unit box lateral file, dengan menggunakan rancangan

kotak khusus yang dapat digantung pada rel yang

ditempelkan pada tiang sepanjang rel. setiap kotak

mampu memuat dokumen setebal 10cm yang

tergantung agak miring untuk mempercepat rujukan,

sehingga tidak perlu mengambil folder sebelum

menyimpan dan pencarian dokumen.

(25)

menggunakannya sebagai referensi informasi yang

dibutuhkan

.”

30

Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan peralatan dan

penyimpanan arsip dinamis di penelitian ini adalah semua alat yang

membantu dan mendukung dalam proses sistem kearsipan Bagian

Pengolahan dan akuisisi Kantor Arsip Daerah Kabupaten Semarang

agar tercapainya kearsipan yang baik.

2.7. Penemuan Kembali Arsip Dinamis

Arsip dinamis inaktif yang ingin digunakan dapat diminta melalui

telepon, surat, atau datang sendiri. Apa pun bentuk permintaan yang

digunakan, pemohon harus bersedia memberikan informasi kepada

petugas pusat arsip dinamis sebagai berikut:

“a.

Nomor boks ( yang ditentukan oleh pusat arsip dinamis

inaktif dan dicatat pada transfer formulir arsip

dinamis yang dikembalikan ke unit pengirim arsip

dinamis).

b.

Judul folder atau deskripsinya.

c.

Nama, bagian, dan nomor telepon peminta arsip

dinamis.

d.

Perkiraan waktu peminjaman arsip dinamis sehingga

waktu penagihan dapat dicatat pada formulir.”

31

30

Badri Munir Sukoco, op. cit. hal.100.

31

(26)

Setelah dipinjam, petugas akan mencatat formulir kemudian

menjajarkan formulir menurut tanggal pengembalian. Lazimya berkas

arsip dinamis inaktif dipinjamkan selama 2 (dua) minggu namun dapat

diperpanjang.

Berikut ini tata cara penemuan kembali arsip :

“1. Peminjaman

Pada prinsipnya setiap peminjaman arsip/surat harus

dicatat, dan peminjaman arsip harus dilaksanakan

melalui lembar Peminjaman rangkap tiga yang

masing-masing berfungsi sebagai berikut:

a. Lembar Peminjaman Arsip I sebagai pengingat di Unit

Kearsipan atau unit yang menyimpan arsip;

b. Lembar Peminjaman Arsip II sebagai pengantar arsip

yang dipinjam, yang dimasukkan ke dalam map;

c. Lembar Peminjaman Arsip III sebagai tanda bukti

pinjam pada peminjam arsip.

2.

Pencarian Berkas

Peminjam

harus

mengajukan

permintaan

dengan

menyebutkan masalahnya. Maka petugas akan mencari

berkas dengan menempuh langkah sebagai berikut:

a. Melihat judul pada tab sekat petunjuk II apabila

petunjuk I telah tertempel pada laci lemari arsip.

b. Melihat judul pada tab sekat petunjuk III.

c. Melihat pada tab judul pada tab map untuk mengambil

surat dari berkasnya.

3.

Mengembalikan Arsip

(27)

a.

Lembar peminjaman I dijabut serta diberikan kepada

peminjam sebagai bukti bahwa berkas yang dipinjam

telah dikembalikan;

b.

Lembar peminjaman arsip III yang berada dalam map

dicabut pula untuk diganti dengan arsip yang telah

dikembalikan, yang selanjutnya lembar peminjaman

II dimusnahkan;

c.

Lembar peminjaman III disimpan sebagai bahan

untuk pembuatan statistik jumlah surat/arsip yang

pernah dipinjam.”

32

Berdasarkan penelitian ini dimaksud dari penemuan kembali

arsip adalah metode atau proses kegiatan mencari kembali arsip dinamis

inaktif apabila arsip dinamis inaktif tersebut diperlukan dalam

pelaksanaan kegiatan di Kantor Arsip Daerah Kabupaten Semarang .

2.7.1. Syarat-syarat pegawai kearsipan

Petugas kearsipan diperlukan sekurang-kurangnya empat syarat

yaiu ketelitian, kecerdasan, kecepatan, dan kerapian.

“1.

Ketelitian

Ketelitian sangat diperlukan oleh setiap egawai kearsipan

agar pegawai yang bersangkutan dapat membedakan

perkatan-perkatan, nama-nama atau angka-angka yang

sepintas lalu tampaknya hamir sama. Factor ketelitian

harus didukung oleh:

a.

Sikap jiwa yang cermat, penuh minat, dan enuh

perhatian terhadap tugas dan pekerjaan yang menjadi

tangungjawabnya.

b.

Kesempurnaan mata, dalam arti tidak caat, tidak buta

warna

32

(28)

2.

Kecerdasan

Cerdas berarti semurna perkembangan akal budinya,

pandai, tajam pikian. Kecerdasan berarti kesempurnaan

perkembangan

akal

budi,

kepandaian,

ketajaman

pikirannya. Jadi, setiap pegawa kearsipan mampu

menggunakan pikirannya dengan baik, mempunyai daya

ingat yang tajam sehingga tidak mudah lupa. Kecerdasan

sangat diperlukan oleh setiap pegawai kearsipan, karena

dengan kecerdasannya diharapkan ia mampu memilih

kata-kata untuk suatu pokok masalah, serta tidak mudah

melupakan suatu pokok soal yang telah ada kartu

arsipnya.

3.

Kecekatan

Kecekatan berarti mampu memahami sesuatu dengan

cepat, mampu bekerja engan cepat, dan mahir melakukan

sesuatu. Kecekatan berarti kecepatan untuk memahami

sesuatu, ketangkasan dalam melakukan pekerjaan.

Kecekatan sangat diperlukan oleh setiap pegawai

kearsipan karena pegawai kearsipan diharapkan mampu

bekerja dengan tangkas dan gesit. Kecekatan harus

didukung oleh kondisi badan atau jasmani.

4.

Kerapian

Rapi mempunyai arti baik dan bersih, apik, tertib, atau

beres sehinga kata kerapian berarti keapikan, kebersihan,

keberesan atau ketertiban. Setiap pegawai kearsipan

harus mampu menciptakan dan menjaga kerapian,

kebersihan, dan ketertiban terhadap arip-arsip yang di

simpan. Arsip-arsip yang disusun dengan rapi, selain

enak dan sedap dipandang mata akan lebih awet, tidak

mudah

rusak.

Mudah

dalam

pengambilan

dan

pengembaliannya. Disamping itu kerapian menunjukan

kepribadian seseorang.

33

33

(29)

Berdasarkan penelitian ini setiap pagawai kearsipan harus

mempunyai 4 sifat yang menunjang dalam pekerjaanya sebagai pegawai

kearsipan yaitu ketelitian,. Kecerdasan, kecekatan, dan kerapian.

2.8. Sistem Kearsipan yang Baik

Sistem dalam hubungannya dengan sistem kearsipan biasanya

menunjukkan pada metode penyusunan atau penggolongan, akan tetapi

juga bermacam-macam perlengkapan yang dipergunakan, organisasi

penyusunan tenaga kerja dan metode-metode yang dipergunakan

apabila meminjam atau mengembalikan surat-surat (dokumen/arsip)

“Ciri

-ciri penyelenggaraan kearsipan yang efektif dan efisien

adalah:

1.

Berkas yang diarsipkan sedikit tetapi bena r-benar

bermutu.

2.

Berkas yang diarsipkan adalah benar-benar efektif

karena sudah melalui selektif secara cermat.

3.

Penyelenggaraan kearsipan tidak memerlukan biaya

terlalu besar.

”34

Penyelenggaraan tata kearsipan yang baik harus memperhatikan

hal-hal berikut ini:

“1.

Petugas kearsipan harus mahir/professional dan

menyenangi dalam mengelola arsip.

2. Prosedur kerja cukup sederhana.

34

(30)

3.

Perlu adanya pengaturan formulir-formulir yang

sederhana dan mudah cara pengisiannya.

4.

Perlengkapan lemari arsip dan filing ca binet cukup

memadai dan memenuhi persyaratan.

5.

Perlu

adanya

pelaporan

berkala

secara

periodik/teratur

.”

35

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan

sistem kearsipan yang baik menurut Sugiyarto dan Wahyono, sebagai

berikut:

1. Kepadatan: yang dimaksud kepadatan disini adalah

efisiensi tempat.

2.

Mudah dicapai: Aspek ini begitu signifikan dalam

kegiatan pengelolaan arsip, file cabinet/ almari

penyimpanan arsip harus ditempatkan sedemikian

rupa sehingga, untuk mudah dan mengambil kembali

dokumen apabila diperlukan.

3.

Kesederhanaan: Faktor ini dimaksudkan agar sistem

kategorisasi dan penataan dapat dimengerti dan

dilaksanakan oleh setiap petugas, atau pegawai pada

umumnya.

4.

Keamanan: Faktor ini dimaksudkan agar tinkat

keamanan dokumen-dokumen sesuai dengan nilai dan

bentuk serta kepentingan arsip, untuk itu dibutuhkan

fasilitas pendukung yang memperhatikan aspek ini.

5.

Kehematan: Hemat dalam hal ini dimaksudkan system

kearsipan harus hemat dalam hal biaya,tenaga kerja

dan biaya-biaya lainnya.

6.

Elastis: Faktor elastis yang bermaksud bahwa system

kearsipan

harus

dibuat

dengan

pertimbangan

perluasan system penyimpanan di masa yang akan

dating.

35

(31)

7.

Penyimpanan: Faktor ini bermaksud bahwa dokumen

yang disimpan adalah benar-benar dokumen yang

bernilai.

8.

Keterangan-keterangan yang harus diperhatikan

apabila perlu dokumen dapat ditemukan melalui

bermacam-macam heading (kepala).

9.

Dokumen-dokumen harus disusun secara up-to date.

10.

Harus dipergunakan system penggolongan yang

paling tepat tidak ada yang paling baik dalam system

kearsipan, yang paling baik adalah system yang

paling cocok dan tepat dengn kebutuhan. Dengan

demikian pemilihan system harus benar-benar

didasarkan pada kebutuhan, sehingga system tersebut

dapat membantu pencarian dokumen secara efektif.

36

36

Sugiarto Wahyono, 2005. Manajemen Kearsipan Modern. Jakarta:

(32)
[image:32.516.86.481.112.627.2]

2.9.

Kerangka Dasar Penelitian

Gambar 2.2. Kerangka Pikir

ARSIP

DINAMIS

ARSIP DINAMIS

INAKTIF

ARSIP DINAMIS

AKTIF

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS

SISTEM KEARSIPAN YANG BAIK

PENEMUAN KEMBALI

ARSIP DINAMIS INAKTIF

SISTEM

PENYIMPANAN

PENYUSUTAN DAN PEMUSNAHAN

PROSEDUR

KEARSIPAN

ARSIP

DINAMIS

INAKTIF

RUANGAN

PENYIMPANAN

METODE

KEARSIPAN

ARSIP

DINAMIS

INAKTIF

FILING

(33)

Sistem pengelolaan arsip dinamis inaktif pelaksanaan meliputi

penyelenggaraan kearsipan yang baik bagi organisasi, penyimpanan

arsip dinamis inaktif, peralatan dan perlengkapan penyimpanan arsip

dinamis, ruangan penyimpanan, penyusutan dan pemusnahan serta

penemuan kembali arsip dinamis inaktif.

Arsip dinamis terdiri dari arsip dinamis aktif dan arsip dinamis

inaktif. a

rsip dinamis aktif adalah arsip yang secara langsung dan

terus-menerus diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan

administrasi sehari-hari serta masih dikelola unit pengolah.

37

,

sedangkan

arsip dinamis inaktif arsip yang tidak secara langsung dan

terus-menerus diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan

administrasi sehari-hari.

38

Pada penelitian ini difokuskan pada arsip

dinamis inaktif yang tidak secara langsung dan terus-menerus

diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan administrasi

sehari-hari

pada Bagian Pengolahan dan akuisisi

Kantor Arsip Daerah

Kabupaten Semarang.

Penyimpanan

Arsip

Dinamis

Inaktif

mencakup

Sistem

penyimpanan, Filling Sistem Kearsipan, ruangan penyimpanan dan

37

Basir Barthos, op.cit. hal.4.

38

(34)
(35)

Gambar

Gambar 2.1 Desain Sebuah Sistem
gambar atau bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai
Tabel 2.1.  Jadwal retensi arsip dinamis
Gambar 2.2. Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara kesaradan beragama dengan perilaku seksual pranikah pada remaja, yang ditunjukkan dengan r =

mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2013, seperti tersebut dibawah

Praktikan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi pada saat praktik mengajar di kelas, hal ini bertujuan agar siswa lebih tertarik dan semangat dalam belajar

Tugas guru yang utama adalah memberikan pengetahuan (cognitive), sikap/nilai (affective), dan ketrampilan (psychometer) kepada anak didik. Tugas guru di lapangan

[r]

konverter-penuh dengan beban R dan RL yang menggunakan sumber satu fasa dan

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari, berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian