KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN
KEPOLISIAN SELANDIA BARU TENTANG
KERJASAMA DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEJAHATAN LINTAS NEGARA
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kepolisian Selandia Baru, selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta";
Menyadari bahwa penanggulangan berbagai kejahatan lintas negara yang merupakan ancaman bagi semua negara memerlukan ke~asama intemasional. Memperhatikan bahwa Pengaturan ini menggantikan Nota Kesepahaman antara Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kepolisian Selandia Baru yang ditandatangani oleh kedua Kepala Kepolisian di Jakarta pada tanggal 6 Mei 2004;
Berkeinginan untuk melanjutkan dan meningkatkan kerjasama yang sudah ada melalui kerja sama teknis di bidang pertukaran informasi intelijen, operasi terkoordinasi, atau pengembangan kemampuan lainnya, maupun kerjasama dalam kerangka memerangi kejahatan lintas negara, berdasarkan semangat kemitraan dan kerjasama; dan
Sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara;
telah mencapai kesepahaman sebagai berikut:
Paragraf 1 Pengertian
(1) "Operasi Terkoordinasi" adalah berbagai kegiatan yang dilakukan bersama oleh para Peserta dalam rangka untuk memerangi terorisme internasional dan berbagai kejahatan lintas negara, yang akan diatur lebih lanjut melalui pengaturan teknis.
(2) "lntelijen" adalah informasi yang dapat dipertukarkan oleh para Peserta selama kerjasama sesuai dengan Pengaturan ini.
(3) "Kelompok Kerja Bilateral" adalah sebuah kelompok kerja yang dibentuk oleh kedua Peserta yang berusaha untuk mengembangkan dan membina kerjasama lebih lanjut;
(4) Kejahatan Lintas Negara meliputi terorisme, perdagangan ilegal narkoba, perdagangan ilegal senjata api dan amunisi, perompakan di laut, pencucian uang dan kejahatan keuangan, perdagangan dan penyelundupan manusia, kejahatan dunia maya, kejahatan ekonomi internasional, dan kejahatan-kejahatan lintas negara lain yang ditentukan secara bersama oleh para Peserta.
Paragraf 2 Maksud
Kerjasama ini dimaksudkan untuk membentuk sebuah kerangka dasar untuk, dan melanjutkan kerjasama yang sudah ada antara para Peserta dalam mencegah dan menanggulangi berbagai kejahatan lintas negara, berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kejahatan T erorganisir Lintas Negara dan Protokoi-Protokolnya.
Paragraf 3 Casar
Dalam melaksanakan butir-butir dari Pengaturan ini, setiap Peserta akan memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Undang-undang dan peraturan-peraturan nasional masing-masing Peserta; 2. Konstitusi dan resolusi ICPO-Interpol yang dapat diterapkan untuk kedua
Peserta;dan
3. Undang-undang dan peraturan-peraturan internasional yang dapat diterapkan.
Paragraf 4
Ruang Lingkup Kerjasama Para Peserta akan bekerjasama untuk :
1. Mengembangkan berbagai upaya untuk mendeteksi, mencegah dan menanggulangi tindak kejahatan lintas negara di bidang-bidang sebagai berikut:
b.
Penyalahgunaan dan perdagangan ilegal narkotika,
bahan
psikotropika serta bahan dasarnya;
c.
Pencucian uang;
d.
Perdagangan dan penyelundupan orang;
e.
Bentuk kejahatan lain yang ditentukan secara bersama oleh kedua
Peserta.
2
Mengembangkan kemampuan melalui pendidikan dan latihan dalam
rangka peningkatan kapasitas
(capacity building).Paragraf 5
Bentuk-Bentuk Kerjasama
Para Peserta akan bekerjasama
,
sesuai dengan undang-undang nasional
masing-masing dan persetujuan internasional yang dapat diterapkan dan
diakui oleh kedua Peserta, di dalam bidang-bidang sebagai berikut :
1
.
Pertukaran informasi intelijen dalam kerangka penegakan hukum;
2.
Operasi terkoordinasi dalam kerangka penyidikan;
3.
Pengembangan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dan
pelatihan, yang mungkin mencakup pertukaran personel dan kehadiran
dalam seminar dan lokakarya; dan
4.
Penyediaan bantuan peralatan.
Paragraf 6
Kelompok Kerja Bilateral
(1)
Di bawah Pengaturan ini
,
sebuah kelompok kerja akan dibentuk dan
akan mengadakan pertemuan-pertemuan berdasarkan kepentingan
dan/atau kebutuhan bersama, minimal 1 (satu) tahun sekali.
(2)
Tugas dan tanggungjawab dari kelompok
ke~abilateral tersebut adalah
sebagai berikut:
a.
Merencanakan program-program kerjasama;
b.
Mengkoordinasikan pelaksanaan program-program kerjasama;
c.
Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program-program
kerjasama
;
d.
Memberi masukan berdasarkan hasil evaluasi dari
program-program
kerjasama
untuk
memperbaiki
program-program
kerjasama berikutnya;
e.
Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pertukaran informasi
intelijen maupun operasi terkoordinasi;
f
.
Memediasi masalah-masalah operasional yang memerlukan arahan
atau keputusan dari pimpinan kepolisian dari kedua Peserta
;
g
.
Menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan Pengaturan ini.
(3)
Pimpinan dan anggota kelompok kerja ini terdiri dari satuan
ke~aterkait
yang ditunjuk oleh masing-masing Peserta
.
Paragraf7
Pertukaran lnformasi lntelijen
(1)
Penggunaan
informasi intelijen
,
baik
tertulis maupun
lisan
,
yang
dipertukarkan sesuai dengan Pengaturan ini akan mematuhi semua
petunjuk keamanan informasi intelijen dan peraturan yang berlaku di
mana para Peserta tunduk
.
(2)
Semua usaha yang diperlukan akan diambil untuk memastikan
keamanan dari informasi intelijen yang dipertukarkan dalam rangka
untuk mencapai tujuan dari Pengaturan ini.
(3)
lnformasi
intelijen yang dipertukarkan
sesuai
dengan Pengaturan ini
tidak akan digunakan oleh
Pihak
Ketiga tanpa persetujuan tertulis dari
Peserta yang menyediakan informasi intelijen tersebut.
Paragraf 8 Rilis Media
(1)
Rilis media yang disiapkan secara sendiri-send
iri
maupun bersama yang
berkaitan
dengan kegiatan
yang
dilaksanakan
sesuai dengan
Pengaturan ini akan dikoordinasikan secara bersama oleh kedua
Peserta
,
untuk rangka
untuk menjamin bahwa kepentingan
kedua
Peserta dilindungi dan/atau tidak dirugikan.
(
2
)
Rilis media akan ditujukan untuk meningkatkan
citra lembaga
penegak
hukum dan untuk menurunkan moril dan mengacaukan
kegiatan-kegiatan dari sindikat kejahatan lintas negara
.
Paragraf 9 Pendanaan
Pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan Pengaturan ini akan menjadi
beban masing-masing
Peserta.
Namun
dalam situasi-situasi tertentu
,
pendanaan dari kegiatan-kegiatan kerjasama di bawah Pengaturan ini akan
difasilitasi dengan persetujuan bersama
,
termasuk dalam
hal
bantuan yang
disediakan oleh ketiga yang
dilibatkan dalam sebuah kegiatan tertentu.
Paragraf 10
Penyelesaian Perbedaan
Perbedaan di antara kedua Peserta dalam penafsiran atau penerapan dari Pengaturan ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan negosiasi.
Paragraf 11 Amandemen
Pengaturan ini dapat diamandemen setiap saat dengan persetujuan tertulis
dari para Peserta. Amandemen tersebut akan berlaku pada tanggal yang
ditetapkan oleh para Peserta.
Paragraf 12
Masa Berlaku dan Pengakhiran
(1) Pengaturan ini akan berlaku sejak ditandatangani oleh kedua Peserta.
Pengaturan ini akan berlaku untuk periode empat (4) tahun dan dapat
diperpanjang untuk periode empat (4) tahun berikutnya dengan
kesepakatan tertulis dari para Peserta.
(2) Masing-masing Peserta dapat mengakhiri Pengaturan ini dengan
pemberitahuan tertulis ke Peserta lainnya selambat-lambatnya tiga (3)
bulan sebelumnya.
Ditandatangani di Jakarta pada tanggal tujuh bulan Januari tahun dua ribu
sebelas dalam dua naskah asli, dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa
lnggris, dengan kedua naskah memiliki keabsahan yang sama. Dalam hal
terdapat perbedaan penafsiran, naskah dalam bahasa lnggris yang
diberlakukan.
Untuk Kepolisian Negara Republik Indonesia
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Signed
DRS. TIMUR PRADOPO JENDERAL POLISI
Untuk Kepolisian Selandia Baru
COMMISSIONER OF NEW ZEALAND POLICE
Signed
ARRANGEMENT BETWEEN
THE INDONESIAN NATIONAL POLICE AND
THE NEW ZEALAND POLICE ON
COOPERATION IN PREVENTING AND COMBATING TRANSNATIONAL CRIMES
The Indonesian National Police and the New Zealand Police; hereinafter referred to as the "Participants,";
Acknowledging that the countering of transnational crimes which pose a
threat to all countries calls for international cooperation;
Noting that this Arrangement replaces the Memorandum of Understanding
between the Indonesian National Police and the New Zealand Police that was signed by both Heads of Police in Jakarta on 6 May 2004;
Desiring to continue and enhance their existing cooperation through technical
cooperation in the fields of intelligence exchanges, coordinated operations, or other capability enhancements, as well as cooperation within the framework of countering transnational crimes, based on the spirit of partnership and cooperation; and
In accordance with the prevailing laws and regulations of the respective countries;
have reached the following understandings:
Paragraph 1
Definitions
(1) "Coordinated Operations" are activities conducted by the Participants in order to counter international terrorism and transnational crimes, subject to further technical arrangement.
(2) "Intelligence" is information which may be exchanged by the Participants in the course of cooperation pursuant to this Arrangement.
(3) "Bilateral
working group"
is a working group
formed by both Participants
that seeks to
nurture and
foster
further
cooperation
.
(4) "Transnational crimes
"
encompass terrorism
,
illicit
drug trafficking
,
gunrunning
,
piracy on the high seas
,
money laundering and financial
crimes
,
human trafficking and smuggling
,
cyber crimes
,
and international
economic crimes and other transnational crimes as mutually determined
by the Partic
i
pants
.
Paragraph 2 Objective
This Arrangement is intended to establish a basic framework for
,
and continue
the existing cooperation between the Participants in preventing and
combating transnational crimes
,
based on the principles enshrined in the
United
Nations
Charter and the United Nations Convention Against
Transnational
Organized Crime and the
Protocols
thereto
.
Paragraph
3
BasisIn implementing the provisions of
this
Arrangement
,
each Participant will
have
due regard to
:
1
.
Each Participant's
national
laws and regulations
;
2
.
The
constitution and resolutions of the
International
Criminal Poli
c
e
Organisation (ICPO-Interpol
)
applicable to
both
Participants
;
and
3
.
Any applicable international
laws
and regulations
.
Paragraph 4 Scope of Cooperation
The Participants will cooperate to
:
1
.
Develop means to detect
,
prevent and combat transnational crimes
in
the following
areas
:
a.
terrorism
;
b
.
abuse and illicit trafficking of narcotic drugs
,
and psychotropic
substances and their precursors
;
c
.
money laundering
;
d
.
trafficking and smuggling of migrants
; and
2. Develop capability through education and training for the purpose of capacity building.
Paragraph 5 Forms of Cooperation
The Participants will cooperate, in accordance with their respective national laws and any applicable international agreements to which they are party, in the following areas:
1. Intelligence exchanges within the framework of law enforcement. 2. Coordinated operations within the framework of investigations;
3. Human resource development in the field of education and training, which may involve the exchange of personnel and attendance at seminars and workshops; and
4. Provision of equipment assistance.
Paragraph 6 Bilateral Working Group
(1) Under this Arrangement, a bilateral working group will be established and will hold meetings based on common interests and/or needs, at least once a year.
(2) Tasks and responsibilities of this bilateral working group will be as follows:
a. To devise cooperation programmes.
b. To coordinate the implementation of the cooperation programmes. c. To oversee and control the implementation of the cooperation
programmes.
d. To give input based on the evaluation results of the cooperation programmes in order to improve the next cooperation programmes.
e. To supervise and control the implementation of intelligence exchanges as well as coordinated operations.
f. To mediate operational matters that require guidance or decisions from the Police leaders hips of both Participants.
g. To analyse and evaluate the implementation of this Arrangement. (3) The leadership and members of this working group consist of related
Paragraph 7 Intelligence Exchanges
(
1
)
The use of intelligence
,
either written or oral, that
is
exchanged in
accordance with
this
Arrangement will meet all existing intelligence
security guidelines and regulations to which the Participants are subject.
(2)
All necessary efforts will be taken to ensure the security of any
intelligence
that is exchanged in order to achieve
the
objective of this
Arrangement.
(3) Any intelligence exchanged in
accordance with this Arrangement will
not
be
used by any third party without the written consent of the Party which
provided the intelligence
.
Paragraph 8 Media Release
(
1
)
Any media release prepared individually or jointly in relation to any
activity carried out pursuant to
this
Arrangement will be jointly
coordinated
by both Participants
,
in order to guarantee that the interests
of both
Participants are protected
and/or not harmed.
(2)
Any media release will
be
intended to increase the image of
law
enforcement agencies and to demoralise and disrupt the activities of
trans-national crime syndicates.
Paragraph 9 Funding
The funding needed in the implementation of this Arrangement will be the
burden of each Participant.
But
in certain situations
,
funding of cooperative
activities under this Arrangement will be facilitated by mutual consent
including in terms of any assistance provided by third parties jointly involved in
a particular activity
.
Paragraph 10 Settlement of Differences
Any differences
between
the Participants in the interpretation or
implementation of
this
Arrangement will be settled amicably through
consultation and negotiation.
Paragraph 11 Amendment
This Arrangement may be amended at any time by written consent of the Participants. Any such amendment will come into effect on such a date as may be determined by the Participants.
Paragraph 12 Duration and Termination
(1) This Arrangement will come into effect upon signature by both Participants. This Arrangement will remain in effect for a period of four (4) years and may be extended for another four (4) years by mutual consent of the Participants in writing.
(2) Either Participant may terminate this Arrangement with three months' written notification to the other Participant.
Signed at Jakarta on seventh January two thousand and eleven in two original copies, in Bahasa Indonesia and in English, with both having equal validity. In the case of any divergence of interpretation, the English text will prevail.
For the Indonesian National Police CHIEF OF
INDONESIAN NATIONAL ~E
Signed
DRS. TIMUR PRADOPO POLICE GENERAL
For New Zealand Police COMMISSIONER OF NEW ZEALAND POLICE
Signed