i
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI
BABARSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
A. Dimas Sugra Cahyono 081134120
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
1.
Tuhan Allah Bapa dan Yesus Kristus, terima kasih atas
semua anugerah yang diberikan.
2.
Bapak saya Sugiyo, S.Pd di surga, idola yang selalu hidup di
dalam hati dan kenangan saya.
3.
Ibu saya R. Widyaningsih yang selalu membantu,
memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan dana yang
cukup.
4.
Kedua kakak saya C. Desi Widyawati dan L. Hesti
Wulandari.
5.
Joise, dan sahabat-sahabat saya yang selalu mendukung
v MOTTO
Lakukanlah apa yang kamu anggap benar selama itu
berguna bagimu dan tidak merugikan orang lain.
(Penulis)
Semua itu indah pada waktunya.
(Penulis)
Hidup itu adalah pertanyaan dan tugas kita adalah
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Agustus 2012 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Agustinus Dimas Sugra Cahyono
Nomor Mahasiswa : 081134120
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BABARSARI 2011/2012
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu maminta ijin dari saya maupun memberiakan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal : 13 Agustus 2012 Yang menyatakan
viii ABSTRAK
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI
BABARSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Agustinus Dimas Sugra Cahyono Universitas Sanata Dharma
2012
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimana pola asuh orang tua demokratis, (2) bagaimana prestasi belajar siswa, (3) apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu pola asuh orang tua demokratis sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Babarsari. Subyek penelitian adalah siswa kelas V.
Hasil penelitian sebagai berikut : (1) siswa dengan pola asuh rendah sebesar 3,2%, siswa dengan pola asuh sedang sebesar 48,4%, dan siswa dengan pola asuh tinggi sebesar 48,4% ; (2) siswa dengan prestasi belajar rendah 39,4%, siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 39,4%, dan siswa dengan prestasi belajar tinggi sebesar 21,2% ; (3) pola asuh orang tua memiliki hubungan yang positif dengan nilai r = 0,711 dan signifikan dengan nilai t = 5,4465 terhadap prestasi belajar ; (4) pola asuh orang tua demokratis memberikan sumbangan sebesar 50,55% dengan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua demokratis mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari.
ix ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE DEMOCRATIC PARENTING PATTERN TO THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF BABARSARI STATE ELEMENTARY SCHOOL
ACADEMIC YEAR 2011/2012
Agustinus Dimas Sugra Cahyono Sanata Dharma University
2012
It was a descriptive correlation research. This research was aimed to find out: (1) how the democratic parenting pattern was, (2) how the students‟ learning achievement was, (3) whether there was a relationship between the democratic parenting pattern and the students‟ learning achievement, and (4) the contribution of the democratic parenting pattern to the students‟ learning achievement. There were two variables in this research. They were democratic parenting pattern as the independent variable and learning achievement as the dependent variable. This research was conducted in Babarsari State ES. The subjects of this research were the students of Class V.
The results were as followed: (1) 3.2% of the students were in the low parenting pattern, 48.4% of the students were in the adjacent parenting pattern, and 48.4% of the students were in the high parenting pattern; (2) 39.4% of the students had low learning achievement, 39.4% of the students had adjacent learning achievement, and 21.2% of the students had high learning achievement; (3) the parenting pattern had a positive relationship with the r value = 0.711 and the significance with the t value = 5.4465 to the learning achievement; (4) the democratic parenting pattern contributed 50.55% to the students‟ learning achievement. Based on the research results, it could be concluded that the democratic parenting pattern had a positive and significant relationship with the learning achievement of the fifth grade students of Babarsari State Elementary School.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Skripsi dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan FKIP Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A. Selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah memberikan bimbingan, dan masukkan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
xi
5. Ag. Kustulasari 81, S.Pd., M.A. Selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan waktu untuk menguji skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi penulis.
7. Bapak Prihamanto, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Babarsari yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.
8. Bu Zulfatun Mutmainah. Sebagai guru kelas V yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian.
9. Guru-guru dan Karyawan SD Negeri Babarsari yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
10.Seluruh siswa kelas VA dan VB Sekolah Dasar Negeri Babarsari yang telah bersedia mengisi angket penelitian.
11.Almarhum Bapak saya, Sugiyo, S.Pd. yang selalu menjadi teladan dan panutan
12.Ibu saya, R. Widyaningsih yang selalu memberikan dukungan baik doa maupun dana untuk saya.
13.C. Desi Widyawati, S.Pd. dan L. Hesti Wulandari, S.Pd. kedua kakak saya yang saya sayangi.
14.Joise, yang selalu memberikan semangat dan senyuman yang manis. 15.Kurowo: Budi, Dwi, Victor, Afif, Dhimas L.
16.Teman-teman kelas 8A, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
xii
18.Teman-teman kos Sugiarto yang selalu memberikan banyak ide untuk membuat orang tertawa.
19.Teman-teman kampung Kertosari yang selalu memberikan motivasi pada saya.
Penulis mengucapkan terima kasih atas segala doa, dukungan serta bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran akan sangat diperlukan oleh penulis.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Yogyakarta, 13 Agustus 2012
Penulis
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Istilah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Pola Asuh ... 7
1. Pengertian Pola Asuh ... 7
2. Macam-macam Pola Asuh ... 8
xiv
4. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap
Pembentukan Kepribadian Anak ... 14
5. Indikator Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 19
B. Prestasi Belajar ... 23
1. Pengertian Belajar ... 23
2. Pengertian Prestasi ... 25
3. Pengertian Prestasi Belajar ... 26
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 26
C. Penelitian yang Relevan ... 29
D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 31
E. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Variabel Penelitian ... 33
C. Definisi Operasional Variabel ... 34
D. Tempat Penelitian ... 36
E. Subyek Penelitian ... 36
F. Jadwal Penelitian ... 37
G. Instrumen Pengumpulan Data ... 38
H. Uji Coba ... 48
I. Teknik Analisis Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Hasil Penelitian ... 61
1. Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Babarsari ... 62
2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Babarsari ... 69
xv
4. Besar Sumbangan Pola Asuh Orang Tua Demokratis terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
Babarsari ... 92
B. Pembahasan ... 93
1. Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 93
2. Prestasi Belajar Siswa ... 96
3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V ... 98
BAB V PENUTUP ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 103
xvi DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 37
Tabel 3.2 Indikator Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 40
Tabel 3.3 Persebaran Item Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 46
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisiean Reliabilitas Suatu Tes ... 52
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas ... 53
Tabel 3.6 Tabel Kerja ... 57
Tabel 3.7 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisian Korelasi .. 58
Tabel 4.1 Data Interval Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 63
Tabel 4.2 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari ... 64
Tabel 4.3 Prestasi Belajar Siswa ... 69
Tabel 4.4 Data Interval Prestasi Belajar Siswa ... 72
Tabel 4.5 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Prestasi Belajar ... 77
Tabel 4.6 Subyek Tiap Kelompok ... 79
Tabel 4.7 Proporsi Individu dalam Setiap Kelompok ... 81
Tabel 4.8 Nilai Rata-rata dari setiap Kelompok ... 84
Tabel 4.9 Besar Ordinat ... 84
Tabel 4.10 Tabel Kerja ... 85
xvii DAFTAR DIAGRAM
Halaman Diagram 4.1 Persentase Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari ... 68 Diagram 4.2 Persentase Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
xviii
TABEL LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Angket Pola Asuh Uji Coba ... 107
Lampiran 2 Tabel Validitas Uji Coba (0,1) ... 114
Lampiran 3 Tabel Validitas Indikator dan Sebaran Item Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 120
Lampiran 4 Tabel Item Valid Uji Coba (0,1) ... 123
Lampiran 5 Tabel Item Valid Positif (0,1) ... 128
Lampiran 6 Tabel Item Valid Negatif (0,1) ... 130
Lampiran 7 Tabel Uji Reliabilitas ... 133
Lampiran 8 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Uji Coba Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 134
Lampiran 9 Tabel Kisi-kisi Angket Setelah Uji Coba ... 136
Lampiran 10 Angket Penelitian Pola Asuh Orang Tua Demokratis ... 139
Lampiran 11 Daftar Nilai Rapor Siswa Kelas V ... 144
Lampiran 12 Tabel Hasil Angket Penelitian (1,2,3,4) ... 146
Lampiran 13 Tabel Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Babarsari ... 150
Lampiran 14 Tabel Ordinat Pada Kurva Normal ... 152
Lampiran 15 Tabel Nilai-nilai r Product Moment dari Pearson ... 155
Lampiran 16 Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t ... 157
Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian ... 159
Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian ... 160
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar (SD) adalah pondasi pendidikan seseorang untuk menempuh tingkat pendidikan selanjutnya (SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi), karena itu pendidikan di SD hendaknya perlu mendapatkan perhatian yang sangat serius. SD adalah satu-satunya tingkat pendidikan yang mengharuskan seseorang menempuh pembelajaran minimal selama 6 tahun. Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan mulai dari tingkat anak-anak sampai remaja awal atau usia 6 sampai 12 tahun. Anak SD masih suka berkelompok dengan teman sebayanya. Siswa SD cenderung ingin selalu bersama-sama dengan teman-temannya. Anak SD cenderung mencari teman yang mempunyai kebiasaan, hobi, dan beberapa hal yang dianggap sama. Sehingga bisa dikatakan anak usia SD sudah mampu bersosialisasi untuk mendapatkan teman secara mandiri.
kepribadian anak terbentuk dengan benar pada tingkat SD, maka pendidikan selanjutnya akan dapat dipastikan lebih mudah dan lebih terarah. Seorang individu saat dewasa menjadi pribadi yang mandiri dan matang sebagian besar mendapatkan pendidikan yang benar dan sesuai dengan tingkat perkembangannya saat di SD baik dari sekolah maupun dari pihak keluarga.
Peran orang tua juga menjadi penentu tingkat keberhasilan seorang anak dalam pendidikan akademik dan pembentukan kepribadian. Dalam pendidikan akademik peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membimbing maupun mendampingi siswa dalam belajar. Ketika orang tua tidak melakukan pembimbingan terhadap belajar anak ada kecendurangan anak akan malas dalam belajar karena merasa dirinya tidak diperhatikan oleh orang tua. Dalam hal pembentukan kepribadian siswa juga sama saja, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberikan kebebasan dengan batasan yang jelas.
Anak pada usia Sekolah Dasar mempunyai kecenderungan untuk meniru kebiasaan, tingkah laku, cara bicara, dan cara bersikap orang tuanya. Karena itu sebagai orang tua hendaknya mampu memberikan contoh dan menjadi teladan yang baik kepada anaknya. Orang tua perlu belajar bagaimana cara memahami, mendidik, memberi contoh, menasehati, dan bersikap terhadap anaknya. Hal itu dapat orang tua pelajari dari mencoba mengerti bagaimana sebenarnya anak mereka, bisa dengan memberikan waktu lebih kepada anak atau bisa dengan memberikan kepercayaan kepada anak saat anak ingin melakukan sesuatu, tetapi tetap dengan pengawasan orang tua.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diangkat untuk diselidiki adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola asuh orang tua demokratis siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua demokratis terhadap prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012?
4. Berapa besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis terhadap prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. Batasan Istilah
Peneliti merumuskan dua batasan istilah pada penelitian ini:
b. Prestasi belajar adalah hasil yang didapatkan oleh seseorang setelah melakukan sesuatu kegiatan belajar. Prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian adalah 5 mata pelajaran inti yaitu Matematika, PKn, IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan berikut:
1. Mengetahui bagaimana pola asuh orang tua demokratis siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua demokratis terhadap prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat diantaranya: 1. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengetahuan baru tentang pola pengasuhan orang tua yang dapat meningkatkan pretasi belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Dapat memberikan pengalaman baru dalam mengisi angket tentang pola asuh orang tua sesuai dengan perasaannya sendiri.
3. Bagi Guru
Dapat dijadikan data referensi dalam menghadapi siswa dengan melihat hasil penelitian.
4. Bagi Sekolah
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pola Asuh
1. Pengertian Pola Asuh
2. Macam-macam Pola Asuh
Pola asuh orang tua mempunyai beberapa macam. Menurut Zahara dan Lisma (1991:87-90) ada tiga macam pola asuh yaitu pola asuh demokratis, otoriter, dan laissez-faire. Berikut ini adalah penjelasan tiga macam pola asuh tersebut:
a. Pola Asuh Demokratis
Menurut Utami Munandar (1982:98) pola asuh orang tua demokratis adalah cara mendidik anak, di mana orang tua menentukan peraturan-peraturan tetapi dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan anak.
b. Pola Asuh Otoriter
Menurut Singgih (1995:87) pola asuh orang tua otoriter adalah suatu bentuk pola asuh yang menuntut anak agar patuh dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat oleh orang tua tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya sendiri.
c. Pola Asuh Laissez-faire
Selain tiga macam pola asuh orang tua di atas masih ada beberapa macam pola asuh yang lain. Berikut ini sembilan macam pola pengasuhan orang tua yang dikemukakan oleh Hurlock (1989:204):
a. Melindungi secara berlebihan
Perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuhan dan pengendalian anak yang berlebihan.
b. Permisivitas
Permisivitas terlihat pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka hati dengan sedikit kekangan.
c. Memanjakan
Permisivitas yang berlebihan akan menjadi memanjakan yang membuat anak menjadi egois dan penuntut.
d. Penolakan
Penolakan dapat dinyatakan dengan mengabaikan kesejahteraan anak atau dengan menuntut terlalu banyak dari anak dan sikap permusuhan yang terbuka.
e. Penerimaan
f. Dominasi
Anak yang didominasi oleh satu atau kedua orang tuanya akan bersifat jujur, sopan, dan berhati-hati tetapi cenderung malu dan mudah dipengaruhi orang lain, mengalah dan sensitif.
g. Tunduk Pada Anak
Orang tua yang tunduk pada anaknya akan membiarkan anaknya mendominasi orang tua.
h. Favoritisme
Meskipun orang tua berkata bahwa orang tua mencintai semua anak dengan sama rata. Sebagian besar orang tua mempunyai anak yang disukai. Hal ini menyebabkan orang tua lebih memperhatikan dan mencintai anak yang menjadi kesukaannya dari pada anak yang lain dalam keluarganya.
i. Ambisi Orang Tua
3. Ciri-ciri Pola Asuh
Menurut Zahara dan Lisma (1991:87-90) pola asuh orang tua demokratis, otoriter, dan laissez-faire mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Berikut ini adalah ciri-ciri dari tiga macam pola asuh tersebut:
a. Pola Asuh Demokratis
1) Melakukan sesuatu dalam keluarga dengan cara musyawarah. 2) Menentukan peraturan-peraturan dan disiplin dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan keadaan, perasaan, dan pendapat anak, serta memberikan alasan-alasan yang dapat diterima, dipahami, dan dimengerti oleh anak.
3) Kalau terjadi sesuatu pada anggota keluarga selalu dicari jalan keluarnya (secara musyawarah), juga dihadapi dengan tenang, wajar dan terbuka.
4) Hubungan antara keluarga saling menghormati, orang tua menghormati anak sebagai manusia yang sedang bertumbuh dan berkembang. Pergaulan antara ayah dan ibu juga saling menghormati.
5) Terdapat hubungan yang harmonis antara anggota keluarga, seperti antara ayah dan ibu, antara orang tua dan anak, antara anak yang tua dan adik-adiknya, dan sebaliknya.
7) Semua larangan dan perintah yang disampaikan kepada anak-anak selalu menggunakan kata-kata mendidik, bukan menggunakan kata-kata kasar.
8) Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu dipertahankan, dan yang tidak baik supaya ditinggalkan.
9) Keinginan dan pendapat anak diperhatikan, apabila sesuai dengan norma-norma dan kemampuan orang tua.
10)Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian.
11)Bukan mendiktekan bahan yang harus dikerjakan anak. Namun, selalu disertakan dengan penjelasan-penjelasan yang bijaksana. b. Pola Asuh Otoriter
1) Anak harus mematuhi peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh membantah.
2) Orang tua cenderung mencari kesalahan-kesalahan pada pihak anak, dan kemudian menghukumnya.
3) Kalau terdapat perbedaan pendapat antara orang tua dan anak maka anak dianggap sebagai orang yang suka melawan dan membangkang.
4) Orang tua cenderung memberikan perintah dan larangan terhadap anak.
5) Orang tua cenderung memaksakan disiplin.
c. Pola Asuh Laissez-faire
1) Membiarkan anak bertindak sendiri tanpa memonitor dan membimbingnya.
2) Mendidik anak acuh tak acuh, bersifat pasif, atau bersifat masa bodoh.
3) Terutama memberikan kebutuhan material saja.
4) Membiarkan saja apa yang dilakukan anak (terlalu memberikan kebebasan untuk mengatur diri sendiri tanpa ada peraturan dan norma-norma yang digariskan oleh orang tua).
5) Kurang sekali keakraban dan hubungan yang hangat dalam keluarga.
Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandi dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Peserta Didik juga menyebutkan ciri-ciri pola pengasuhan orang tua pada tiga macam pola asuh orang tua yaitu authoritarian, permissive, dan authoritative. Berikut ini ciri-ciri dari ke tiga pola asuh orang tua tersebut Syamsu dan Nani (2011:29):
a. Pola Asuh Authoritarian
1) Sikap acceptance rendah, namun kontrolnya tinggi. 2) Suka menghukum fisik.
3) Bersikap mengomando (memerintah/mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi).
4) Bersikap kaku.
b. Pola Asuh Permissive
1) Sikap acceptance tinggi, namun kontrolnya rendah.
2) Memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan keinginannya. c. Pola Asuh Authoritative
1) Sikap acceptance dan kontrolnya tinggi. 2) Bersikap responsif terhadap kebutuhan anak.
3) Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. 4) Memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik dan yang
buruk.
4. Pengaruh Pola Asuh terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Penerapan pola pengasuhan orang berdampak pada kepribadian anak. Kepribadian anak terbentuk tergantung pola asuh apa yang diterapkan oleh orang tua. Berikut ini adalah pengaruh dari penerapan pola asuh demokratis, otoriter, dan laissez-faire terhadap pembentukan kepribadian anak menurut Zahara dan Lisma (1991:87-90):
a. Pola Asuh Demokratis
Dampak penerapan pola asuh demokratis, antara lain:
1) Anak akan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. 2) Daya kreatif anak menjadi besar dan daya ciptanya kuat.
3) Anak akan patuh, hormat, dan penurut dengan sewajarnya.
5) Anak akan menerima orang tuanya sebagai orang tua yang berwibawa.
6) Anak mudah menyesuaikan diri. Oleh karena itu, dia disenangi teman-temannya, baik di rumah maupun di luar rumah.
7) Anak mudah mengeluarkan pendapat dalam diskusi dan pertemuannya.
8) Anak merasa aman karena diliputi oleh rasa cinta kasih dan merasa diterima oleh orang tuanya.
9) Anak percaya kepada diri sendiri yang wajar dan disiplin serta sportif.
10)Anak bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya.
11)Anak hidup dengan penuh gairah dan optimis karena hidup dengan penuh rasa kasih sayang, merasa dihargai sebagai anak yang tumbuh dan berkembang, serta orang tuanya memperhatikan kebutuhan, minat, cita-cita, dan kemampuannya.
b. Pola Asuh Otoriter
Dampak penerapan pola asuh otoriter, antara lain:
1) Di rumah tangga anaknya memperlihatkan perasaan dengan penuh rasa ketakutan, merasa tertekan, kurang pendirian, mudah dipengaruhi, dan sering berbohong, khususnya pada orang tua sendiri.
3) Anak kurang berterus terang, di samping sangat tergantung pada orang lain.
4) Anak pasif dan kurang sekali berinisiatif dan spontanitas, baik di rumah maupun di sekolah sebab anak biasa menerima saja dari orang tuanya seperti motivasi untuk belajar kurang sekali sebelum pelajaran itu diterangkan sejelas-jelasnya oleh guru.
5) Tidak percaya pada diri sendiri karena anak terbiasa bertindak harus mendapat persetujuan dari orang tua.
6) Karena perilaku orang tua yang terlalu kasar menjadikan anak sulit berhubungan dengan orang lain.
7) Di luar rumah anak cenderung menjadi agresif, yaitu suka berkelahi dan menggangu teman karena di rumah dikekang dan ditekan.
8) Anak ragu-ragu dalam mengambil keputusan (tidak berani mengambil keputusan) dalam hal apa saja sebab dia tidak terbiasa mengambil keputusan sendiri.
9) Anak merasa rendah diri dan tidak berani memikul suatu tanggung jawab.
10)Anak bersifat pesimis, cemas, dan putus asa.
c. Pola Asuh Laissez-faire
Dampak penerapan pola asuh Laissez-fire, antara lain:
1) Anak kurang sekali menikmati kasih sayang orang tuanya. Hal ini disebabkan karena kurang sekali kehangatan yang akrab dalam keluarga ; orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan, karier, dan urusan sosial.
2) Anak merasa kurang mendapat perhatian orang tunya. Oleh kerena itu, pertumbuhan jasmani, perkembangan rohani, dan sosial sangat jauh berbeda atau di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan anak-anak yang diperhatikan oleh orang tuanya.
3) Anak sering mogok bicara dan tak mau belajar.
4) Anak bertingkah laku sering menentang, berontak, dan keras kepala.
5) Anak kurang sekali memperhatikan disiplin.
6) Anak tidak mengindahkan tata cara dan norma-norma yang ada dalam lingkungannya. Oleh karena itu, anak sering terjerumus pada kesesatan dan amoral, seperti pecandu, penjudi, perampok, pemabuk, dan pelacur.
7) Anak merasa tidak bertanggung jawab, apabila dia ditugaskan suatu pekerjaan tanpa bantuan orang lain.
Selain membahas ciri-ciri pola asuh authoritarian, permissive, dan authoritative Yusuf dan Nani juga membahas tentang pengaruh penerapan pola asuh tersebut terhadap pembentukan kepribadian anak. Berikut ini pengaruh penerapan pola asuh authoritarian, permissive, dan authoritative menurut Yusuf dan Nani (2011:29):
a. Pola Asuh Authoritarian 1) Mudah tersinggung 2) Penakut
3) Pemurung
4) Mudah terpengaruh 5) Mudah stress
6) Tidak mempunyai arah masa depan yang jelas 7) Tidak bersahabat
b. Pola Asuh Permissive
1) Bersikap impulsif dan agresif. 2) Suka memberontak
3) Kurang memiliki rasa percaya diri dan mengendalikan diri. 4) Suka mendominasi
c. Pola Asuh Authoritative 1) Bersikap bersahabat 2) Memiliki rasa percaya diri
3) Mampu mengendalikan diri (self control) 4) Bersikap sopan
5) Mau bekerja sama
6) Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
7) Mempunyai arah atau tujuan hidup yang jelas 8) Berorientasi terhadap prestasi
5. Indikator Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Setelah melihat penjabaran tentang macam-macam pola asuh orang tua dan pengaruh penerapan pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak peneliti mencoba menjabarkan indikator pola asuh orang tua yang digunakan dalam penelitian. Peneliti mengadopsi dua belas indikator yang digunakan oleh Norbertus (2001) untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Pola Asuh Demokratis dengan Kemampuan Kreativitas Anak. Norbertus (2001) mengacu pada kerangka angket yang dibuat oleh Gendhon Barus (1999) yang digunakan untuk penelitian dengan judul Konstribusi Pola-pola Pengasuhan Orangtua dan Kemandirian terhadap Pembentukan Identitas Vokasional Remaja Akhir.
dan pengaruh penerapan pola asuh orang tua demokratis terhadap kepribadian anak menurut Zahara dan Lisma (1991:87-90):
a. Hangat namun Tegas
Hangat namun tegas dapat diartikan dengan memberikan perhatian yang cukup kepada anak, tetapi tetap dengan memberikan batasan-batasan kepada anak.
b. Mengenakan Seperangkat Standar untuk Mengatur Anak-anaknya yang Sesuai dengan Perkembangan Anak
Orang tua mengatur anaknya dengan mempertimbangkan apakah peraturan-peraturan yang diterapkan bisa dipahami dan dimengerti oleh anak, dan peraturan yang diterapkan oleh orang tua hendaknya disesuaikan dengan usia anak.
c. Menempatkan Nilai yang Tinggi pada Perkembangan Kemandirian dan Pengaturan Diri Sendiri.
Anak yang sudah beranjak pada usia remaja awal hendaknya diberikan kesempatan untuk mulai mengatur dirinya sendiri, disini peran orang tua hendaknya sedikit demi sedikit mulai berkurang. d. Menanamkan Kebiasaan-kebiasaan Rasional, Berorientasi pada
Masalah serta Sering Melibatkan Diri dalam Perbincangan dan Penjelasan pada Anak-anak Seputar Persoalan Disiplin.
agar mengerti pekerjaan rumah dan mendidik anak supaya mengerti apa hak dan kewajibannya sebagai seorang anak.
e. Mendorong Tumbuhnya Interaksi Saling Memberi dan Menerima Setiap anak sebagai seorang individu mempunyai kelebihan di bidangnya masing-masing, karena itu orang tua hendaknya memahami apa yang menjadi kelebihan anaknya. Hal itu diperlukan agar nantinya orang tua mengetahui apa yang nantinya menjadi keinginan sang anak. f. Mendukung, Menerima, dan Bertanggung Jawab dalam Mempertimbangkan Berbagai Alternatif, akan tetapi Tidak Mendominasi dari Sudut Pandang Mereka Sendiri.
Orang tua tidak memaksakan anak untuk melakukan sesuatu hal yang dikehendaki oleh orang tua namun tidak diinginkan oleh anak.
g. Menggunakan Wewenang akan tetapi dalam Penerapannya Bersifat Membimbing Anak.
h. Melibatkan atau Mengijinkan Anak dalam Membuat Keputusannya dan Mengekspresikan Pandangannya Sendiri serta Menghargai Individualitas Anak, Sementara Orang Tua Ikut Memberikan Penjelasan yang Masuk Akal (Bekerja Sama dalam Membuat Keputusan).
Orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk memecahkan masalahnya sendiri namun tetap dengan memberikan pengawasaan dan pengarahan untuk memecahkan masalah ketika sang anak mulai merasa tidak mampu memecahkan masalahnya sendiri. i. Menghargai Pendapat Anak dan Mendorongnya untuk
Mengungkapkannya.
Orang tua berusaha untuk belajar mendengarkan pendapat sang anak sesuai dengan apa yang dirasakan sang anak, agar anak merasa dihargai pendapatnya.
j. Memberikan Waktu kepada Anak untuk Berfikir dan Merenungkan Setiap Kejadian yang Mereka Hadapi.
k. Meyakinkan Anak bahwa Orang Tua Menghargai apa yang Ingin Dicobalakukan dan apa yang Dihasilkan.
Sebagai orang tua yang menerapkan pola asuh orang tua demokratis hendaknya orang tua mendukung, menerima, dan memotivasi apa yang akan dilakukan oleh anak, asalkan apa yang akan dilakukan oleh anak tersebut positif dan masih dalam batas wajar. l. Mendorong Anak untuk Secara Berangsur-angsur Melepaskan Diri
dari Ketergantungan terhadap Peran Orang Tua.
Anak diajarkan untuk mandiri dan melakukan hal-hal yang sudah bisa dilakukannya sendiri tanpa bantuan orang tua.
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan mencari, mengumpulkan, menyusun, merangkai, dan menemukan suatu informasi yang baru dan bermanfaat bagi diri sendiri. Belajar tidak harus didapatkan di dalam sebuah institusi pendidikan, tetapi belajar juga bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu saat di rumah, bermain, di masyarakat, dan bahkan ketika mengalami kegagalan akan sesuatu, hal itu dapat menjadi sumber belajar yang sangat bermanfaat.
pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan ini bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Hilgard dan Bower (Ngalim Purwanto, 1987:85) mengemukakan bahwa belajar adalah berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh otot, dan sebagainya).
a. Relatively permanent (yang secara umum menetap) b. Response potentiality (kemampuan bereaksi) c. Reinforced (yang diperkuat)
d. Practice (praktek atau latihan)
Briggs (1991) dalam pendahuluan Teaching for Learning : The View from Cognitive Psychology menjabarkan belajar dalam tiga macam rumusan. Rumusan pertama kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-sebanyaknya. Rumusan kedua secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Rumusan ketiga secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.
2. Pengertian Prestasi
yang dapat diukur maupun prestasi yang tidak dapat diukur. Pengertian prestasi menurut KBBI (1991) adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dicapai, dilakukan). Menurut Djamarah (2002:19) prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Setelah melihat pengertian dari belajar dan prestasi maka, prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai berikut. Prestasi belajar adalah hasil yang didapat atau dicapai setelah seseorang mencari, mengumpulkan, menyusun, merangkai, dan menemukan beberapa informasi yang baru dan bermanfaat bagi diri sendiri. S. Nasution (1996) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah kesempurnaan seorang peserta didik dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Sedangkan menurut Winkel (1996) mendefinisikan prestasi belajar adalah salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diraihnya.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik berasal dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut.
a. Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
2) Aspek Psikologis
Faktor-faktor yang terdapat dalam aspek psikologis umumnya dipandang lebih esensial. Adapun faktor-faktor dalam aspek psikologis tersebut adalah:
a) Tingkat Kecerdasan atau Inteligensi Siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. b) Sikap Siswa
c) Bakat Siswa
Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
d) Minat Siswa
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
e) Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal yang mendorong siswa untuk berbuat sesuatu. Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
b. Faktor Eksternal (Faktor yang Berasal dari Luar Diri Siswa) Faktor eksternal siswa dibagi menjadi dua macam yaitu: 1) Lingkungan Sosial
siswa. Pola asuh orang tua yang benar (pola asuh orang tua demokratis) yang seharusnya diterapkan oleh orang tua dalam mengasuh anak.
2) Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa selain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor pendekatan belajar adalah cara yang digunakan oleh siswa untuk memahami suatu materi.
C. Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan 2 penelitian yang relevan dengan HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR BABARSARI TAHUN
PELAJARAN 2011/2012.
1. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Oktarina Wijayanti yang berjudul HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELEJAR SISWA KELAS V
PELAJARAN 2010/2011. Penelitian tersebut menghasilkan beberapa hal, yaitu:
a. Pola asuh orang tua demokrasi rendah sebesar 24%, pola asuh orang tua demokratis sedang sebesar 19%, dan pola asuh orang tua demokratis tinggi sebesar 57%.
b. Prestasi belajar siswa rendah 24%, prestasi belajar siswa sedang 55%, dan prestasi belajar siswa tinggi 19%.
c. Pola asuh orang tua demokratis memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar dengan nilai r =0,797 dan signifikan pada taraf 1%.
d. Pola asuh orang tua demokratis memberi sumbangan 79,7% terhadap prestasi belajar siswa.
2. Yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Yusniah yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa MTS Al – Falah Jakarta Timur. Penelitian tersebut menghasilkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa nilai rhitung = 0,605 berada pada arah yang positif.
b. Sedangkan uji signifikansi koefisien korelasi menunjukkan bahwa rtabel pada taraf signifikansi 5 % sebesar 0,396.
c. rhitung lebih tinggi dari pada rtabel pada taraf signifikansi 5%.
D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis terhadap Prestrasi Belajar Siswa
Orang tua yang melakukan pola asuh seperti ini membuat anak mampu berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, anak akan patuh, hormat, dan penurut dengan sewajarnya, anak mudah menyesuaikan diri, anak merasa aman, anak menjadi percaya diri, anak mampu bertanggung jawab terhadap tindakannya, dan anak akan mempunyai prestasi yang bagus.
E. Hipotesis
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif yang termasuk ke dalam jenis studi korelasi. Penelitian ini mempelajari hubungan antara dua variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola asuh orang tua demokratis orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Variabel Penelitian
Variabel menurut Furchan (2009:45) adalah satu atribut yang dianggap mencerminkan atau mengungkapkan pengertian atau bangunan pengertian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berikut ini akan dijabarkan penjelasan variabel tersebut menurut Furchan (2009:46):
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat, atau yang tergantung pada variabel yang mendahuluinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.
C. Definisi Operasional Variabel 1. Pola Asuh
Pola asuh orang tua demokratis dalam penelitian ini diukur menggunakan angket yang berisikan dua belas indikator yang nantinya akan dijabarkan ke dalam beberapa butir, baik butir positif maupun butir negatif. Kedua belas indikator yang akan digunakan untuk mengukur pola asuh orang tua demokratis diadopsi dari penelitian yang dilaksanakan oleh Norbertus (2001). Berikut ini adalah kedua belas item tersebut:
a. Hangat namun tegas
b. Mengenakan seperangkat standar untuk mengatur anak-anaknya yang sesuai dengan perkembangan anak.
c. Menempatkan nilai yang tinggi pada perkembangan kemandirian dan pengaturan diri sendiri.
d. Menanamkan kebiasaan-kebiasaan rasional, berorientasi pada masalah serta sering melibatkan diri dalam perbincangan dan penjelasan pada anak seputar persoalan disiplin.
f. Mendukung, menerima, dan bertangggung jawab dalam mempertimbangkan berbagai alternatif, akan tetapi tidak mendominasi dari sudut pandang mereka sendiri.
g. Menggunakan wewenang akan tetapi dalam penerapannya bersifat membimbing anak.
h. Melibatkan atau mengijinkan anak dalam membuat keputusannya dan mengekpresikan pandangannya sendiri serta menghargai individualitas anak, sementara orang tua ikut memberikan penjelasan yang masuk akal (bekerja sama dalam membuat keputusan).
i. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya.
j. Memberikan waktu kepada anak untuk berfikir dan merenungkan setiap kejadian yang mereka hadapi.
k. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicobalakukan dan apa yang dihasilkan.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dalam lima mata pelajaran inti di Sekolah Dasar yaitu Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Nilai kelima mata pelajaran tersebut diperoleh dari nilai rapor siswa semester pertama Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari, yang terletak di Jalan Babarsari, Kledokan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
E. Subyek Penelitian
merupakan kelemahan dari penelitian ini. Berikut ini peneliti menjelaskan subyek dalam penelitian kali ini:
1. Subyek Uji Coba
Subyek pelaksanaan uji coba adalah siswa kelas VB Sekolah Dasar Negeri Babarsari. Uji coba dilakukan pada 31 siswa dari jumlah total siswa kelas VB yang berjumlah 32. Siswa laki-laki siswa kelas VB berjumlah 16 sedangkan siswa perempuan berjumlah 16.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VA Sekolah Dasar Negeri Babarsari. Penelitian dilakukan pada 31 dari total 32 siswa kelas VA. Siswa laki kalas VA berjumlah 16, sedangkan siswa perempuan berjumlah 16.
F. Jadwal Penelitian
Penelitian meliputi penyusunan instrument, perijinan, penyusunan proposal, dan pengumpulan data.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust
1 Penyusunan Instrumen √ 2 Pembuatan
Proposal √ 3 Pengujian
4 Penelitian √ 5 Pengolahan
Data √
6 Penyusunan
Skripsi √ √ √
7 Ujian
Skripsi √
8 Perbaikan
Akhir √ √
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data adalah kuosioner atau angket dan rapor nilai lima mata pelajaran inti siswa kelas V semester pertama Tahun Pelajaran 2011/2012. Berikut ini peneliti akan menjelaskan instrumen yang digunakan:
1. Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis
peneliti menyusunnya sendiri dengan menjabarkan indikator yang telah diadopsi.
Pengukuran angket ini dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu untuk item positif dan juga item negatif. Penilaian untuk item positif dan negatif berbeda. Peneliti membagi skor untuk tiap itemnya menjadi empat, untuk mempermudah dalam perhitungan. Peneliti mengacu pada skala Likert (Sugiyono, 2010:134-138) dalam menjabarkan skor untuk tiap item. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:134). Peneliti menggunakan skala Likert bentuk pilihan ganda agar mempermudah siswa dalam menjawab. Peneliti memberikan empat pilihan jawaban agar siswa mudah dalam memilihnya, selain itu agar nanti memudahkan peneliti dalam melakukan perhitungan. Peneliti membacakan masing-masing butir soal ketika membagikan angket kepada siswa sampai siswa paham. Berikut ini adalah penjabaran skor untuk item positif dan skor untuk item negatif:
a. Jawaban dan skor untuk item positif yaitu: 1) Sangat Setuju (SS) : 4
2) Setuju (S) : 3
b. Jawaban dan skor untuk item negatif yaitu: positif dan 23 item negatif. Berikut ini adalah pengelompokkan item-item dalam angket pola asuh orang tua demokratis sesuai dengan indikatornya.
Tabel 3.2 Indikator Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Indikator Item Positif Item Negatif
Hangat namun tegas Orang tua mendengarkan ketika saya bercerita.
Mengenakan seperangkat
Orang tua mengingatkan saya agar berangkat sekolah tidak terlambat
Orang tua memberikan contoh kepada saya
Orang tua mengingatkan saya untuk belajar
Orang tua mengajarkan kepada saya untuk menghormati orang yang lebih tua.
Orang tua membantu saya menyusun jadwal belajar di rumah
Orang tua mengajarkan untuk beribadah ke
Orang tua mengajarkan saya untuk segera
interaksi saling memberi dan menerima.
Orang tua mengajarkan untuk hidup hemat
Mendukung, menerima,
Orang tua mengajarkan kepada saya untuk
Menghargai pendapat anak saya bisa dan saya ingin.
Orang tua bertanya
Orang tua memberikan waktu kepada saya ketika saya ingin merenung sendiri.
Orang tua mengajarkan kepada saya untuk memikirkan dahulu sebelum saya melakukan sesuatu
Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicobalakukan dan apa yang dihasilkan.
Orang tua mengajarkan kepada saya untuk melakukan pekerjaan rumah
Dalam menyusun angket pola asuh orang tua demokratis peneliti melakukan persebaran item positif dan item negatif berdasarkan data di atas. Berikut ini peneliti akan menampilkan persebaran item dari angket pola asuh orang tua demokratis:
Tabel 3.3 Persebaran Item dari Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis
berbagai alternatif, akan anak, sementara orang tua ikut memberikan penjelasan anak untuk berfikir dan merenungkan setiap kejadian yang mereka hadapi.
Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicobalakukan dan apa yang dihasilkan.
53, 54 55, 56 2 2 4
Mendorong anak untuk secara berangsur-angsur melepaskan diri dari ketergantungan terhadap peran orang tua.
57, 60 58, 59 2 2 4
Total 37 23 60
2. Nilai Rapor Lima Mata Pelajaran Inti
Peneliti menggunakan nilai rapor siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012 untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa. Peneliti menggunakan nilai rapor semester pertama karena peneliti melakukan penelitian pada saat siswa kelas V menjalani pembelajaran pada semester dua. Jadi data yang dapat menunjukkan prestasi belajar siswa secara keseluruhan pada lima mata pelajaran inti terdapat pada nilai rapor semester pertama.
H. Uji Coba
menggunakan validitas dan reliabilitas pelaksanaan uji coba angket pola asuh orang tua demokratis:
1. Uji Validitas
Menurut Masidjo (1995:242) validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Jenis validitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. Pengujian alat ukur dilakukan dengan menguji tiap item atau tiap nomor angket pola asuh tersebut, dengan mengkorelasikan setiap item (X) dengan total skor (Y). Pengujian alat ukur ini menggunakan teknik Product moment dari Pearson dengan rumus angka kasar (dalam Masidjo (1995:247) sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 ( 𝑦)
{𝑁 𝑋2− 𝑋)2 {𝑁 𝑌2− ( 𝑌 )2 }
Keterangan:
r
xy : Koefisien korelasi∑X : jumlah skor dalam sebaran X (skor butir) ∑Y : jumlah skor dalam sebaran Y (skor total)
∑XY : jumlah hasil kali skor X dan skor Y berpasangan ∑X2
: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X ∑Y2
Data nilai yang diperoleh dari hasil uji coba di kelas VB Sekolah Dasar Negeri Babarsari diolah dengan bantuan progam SPSS. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan perhitungan validitas menggunakan progam SPSS:
a. Peneliti memasukkan data skor pola asuh orang tua demokratis yang didapatkan dari skor angket ke dalam tabel uji coba dengan menggunakan progam Microsoft Office Excel.
b. Peneliti kemudian menghitung skor total yang diperoleh setiap siswa dengan menggunakan progam Microsoft Office Excel (data dapat dilihat pada lampiran 2).
c. Peneliti kemudian mentabulasikan (tabulasi menurut Hasan ( 2002:91) adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan) data tersebut dengan menggunakan progam SPSS, dengan cara menyalinnya dari progam Microsoft Office Excel ke progam SPSS.
e. Hasil yang didapat akan ditampilkan pada kolom baru, kemudian peneliti mencari item mana saja yang valid sesuai dengan tandanya, item yang valid akan memiliki tanda “ dan „.
Mengacu pada pendapat Azwar (2008:65) bahwa kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total dengan menggunakan batasan rxy > 0,30. Hal ini dapat diartikan berarti nilai untuk item yang nilai korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur atau tidak valid, begitu juga dengan item yang nilai korelasinya tidak terdefinisi. Dan sebaliknya, jika nilai korelasinya > 0,30 dapat dinyatakan valid atau sah. Dengan bantuan progam SPSS tersebut diperoleh 40 item soal yang valid dan 20 item soal gugur dari total 60 item soal pada angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis (terdapat pada lampiran 3).
2. Uji Reliabilitas
bilangan koefisien antara 0,00 sampai dengan 1,00. Berikut ini merupakan tabel koefisien reliabilitas menurut Masidjo (1995:209):
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Suatu Tes
Koefisien Korelasi Kualifikasi
±0,91 – ±1,00 Sangat Tinggi
±0,71 – ±0, 90 Tinggi
±0,41 – ±0,70 Cukup
±0,21 – ±0,40 Rendah
±0,00 – ±0,20 Sangat Rendah
Peneliti menentukan taraf reliabilitas dengan menggunakan metode belah dua. Pada metode ini, hasil dari suatu alat ukur dibagi menjadi dua yakni bagian pertama yang terdiri dari item bernomor gasal, dan bagian kedua dengan item yang bernomor genap (Masidjo, 1995:218). Hasil dari kedua belahan genap dan gasal tersebut kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson dengan rumus angka kasar (Masidjo, 1995:210) sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋
( 𝑦)
{𝑁 𝑋2− 𝑋)2 {𝑁 𝑌2− ( 𝑌 )2 }
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
∑X : jumlah skor dalam sebaran X (belahan genap) ∑Y : jumlah skor dalam sebaran Y (belahan gasal) ∑XY : jumlah hasil kali skor X dan skor Y
∑X2
∑Y2
: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y N : banyaknya subyek
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas selanjutnya dihitung kembali dengan menggunakan rumus Spearman–Brown (Masidjo, 1995:219). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
r
rtt : koefisien reliabilitas rgg : koefisien gasal-genap (rxy)
Peneliti menggunakan rumus di atas saat melakukan uji koefisien reliabilitas angket uji coba, perhitungannya terdapat pada (lampiran 4) dan uji koefisien reliabilitas angket penelitian, perhitungannya terdapat pada (lampiran 10). Berikut ini peneliti akan memaparkan hasil dari penghitungan uji reliabilitas angket uji coba.
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas:
I. Teknik Analisis Data
Peneliti mengolah data penelitian dengan menggunakan teknik korelasi serial. Peneliti menggunakan teknik tersebut karena data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa skala ordinal yang dimana peneliti menggolongkan skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis menjadi tiga bagian yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Data yang diperoleh kemudian dikorelasikan dengan skor prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012 berdasarkan rata-rata nilai lima mata pelajaran inti pada rapor semester satu yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang berskala interval.
Dalam melakukan pengolahan data peneliti mengacu pada Arikunto (1993:219-231). Untuk mencari korelasi serial peneliti terlebih dahulu harus menghitung mean, standar deviasi total, ordinat yang lebih rendah, ordinat yang lebih tinggi, dan proporsi individu dalam golongan. Untuk menghitung beberapa hal tersebut peneliti harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengelompokkan Skor Pola Asuh Berdasarkan Skor yang Diperoleh Siswa dari Angket Pola Asuh Orang Tua Demokratis dengan Skor Prestasi Belajar Siswa dari Rapor Semester 1
kelompok yaitu kelompok prestasi belajar rendah, kelompok prestasi belajar sedang, dan kelompok prestasi belajar tinggi. Peneliti mengelompokkan pola asuh dan prestasi belajar dengan menggunakan rentang. Berikut ini peneliti akan menampilkan rumus rentang.
rentang =
kelompok jumlah
terendah nilai
tertinggi
nilai ) ( )
(
2. Menghitung Banyaknya Subyek Setiap Kelompok (nk)
Subyek yang dihitung berdasarkan kelompok rendah, sedang, dan tinggi. Baik itu pola asuh orang tua demokratis maupun prestasi belajar siswa.
3. Menentukan Proporsi Individu dalam Kelompok
Rumus yang digunakan untuk menghitung proporsi individu dalam kelompok (Arikunto, 1993:229) yaitu:
P =
N
n
kKeterangan: P : Proporsi
k
n : banyaknya subyek dalam kelompok
4. Menghitung Nilai Rata-rata (mean) Tiap Kelompok
Rumus yang digunakan untuk menghitung mean kelompok rendah, sedang, dan tinggi (Arikunto, 1993:230) yaitu:
k
n
X
M
Keterangan: M : Mean
X : Jumlah semua skor prestasi belajar setiap kelompokk
n : jumlah subyek dalam kelompok
5. Menentukan Ordinat
Dengan mengacu pada nilai proporsi dan tabel ordinat. Ordinat yang digunakan adalah yang ordinat dari nilai proporsi rendah dan ordinat dari nilai proporsi tinggi.
6. Membuat Tabel Kerja.
Tabel 3.6 Tabel Kerja
7. Mencari Standar Deviasi Total
Rumus yang digunakan untuk mencari standar deviasi total adalah rumus angka kasar (Masidjo, 1995:127) sebagai berikut:
SDtot = 1 N
X2 (
X)2 NKeterangan:
SDtot : standar deviasi total N : jumlah siswa ∑X : jumlah semua skor
∑X2
: jumlah semua kuadrat skor 8. Menghitung Korelasi Serial
rser : koefisien korelasi serial Or : ordinat yang lebih rendah Ot : ordinat yang lebih tinggi M : mean
SDtot : Standar Deviasi total
P : proporsi individu dalm golongan
Hasil perhitungan yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan rumus korelasi serial kemudian diklasifikasikan dengan menggunakan pedoman interprestasi koefisien antara pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar menurut Sugiyono (2010:257). Berikut ini akan disajikan tabel pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi:
Tabel 3.7 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
±0,00 - ±0,199 Sangat rendah
±0,20 - ±0,399 Rendah
±0,40 - ±0,599 Sedang
±0,60 - ±0,799 Kuat
9. Melakukan Uji Signifikansi
Setelah menghitung korelasi serial, kemudian peneliti mencari taraf signifikansi atau melakukan uji “t”. Peneliti mencari taraf
signifikansi menggunakan rumus berikut ini (Sugiyono, 2010:257):
t hitung
=
𝑟 𝑛−21−𝑟2
Langkah selanjutnya yaitu hasil penghitungan thitung dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf signifikansi 1% dan derajat bebas (db)=n - 2 pada Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t. Untuk pengujiannya peneliti mengacu pada Hasan (2002:53) berdasarkan ketentuan berikut ini :
a. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat diketahui tidak ada hubungan yang signifikan,
b. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat diketahui ada hubungan yang signifikan atau dapat dikatakan ada pengaruh pola asuh orang tua demokratis terhadap prestasi belajar siswa.
Setelah melihat ketentuan di atas peneliti mencoba menjelaskan apa yang dimaksud dengan Ha dan Ho, Sugiyono (2010:229):
10.Menghitung Besar Sumbangan Pola Asuh Orang Tua Demokratis terhadap Prestasi Belajar
Untuk menghitung seberapa besar sumbangan pola asuh orang tua demokratis terhadap prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari, mengacu pada Hasan (2002:113) peneliti menggunakan rumus berikut:
KP = (KK)2 x 100% Keterangan:
KP : Koefisien Penentu
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari.
Pola asuh orang tua demokratis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok pola asuh orang tua demokratis rendah, kelompok pola asuh orang tua demokratis sedang, kelompok pola asuh orang tua tinggi. Pengelompokkan siswa yang mempunyai pola asuh orang tua demokratis disesuaikan dengan skornya. Skor terendah adalah 40 dan skor tertinggi adalah 160. Untuk mengelompokkan skor siswa sesuai dengan kelompok pola asuhnya diperlukan menghitung intervalnya terlebih dahulu, interval didapatkan dengan cara mengurangi skor tertinggi dengan skor terendah kemudian dibagi tiga. Dalam mengelompokkannya peneliti menggunakan rentang nilai. Untuk menentukan rentang, peneliti menggunakan kemungkinan nilai pola asuh orang tua demokratis tertinggi dan kemungkinan nilai pola asuh orang tua terendah. Berikut ini peneliti akan menampilkan perhitungan rentang nilai pola asuh orang tua demokratis. Diketahui:
Kemungkinannilai pola asuh orang tua demokratis tertinggi = 160 Kemungkinan nilai pola asuh orang tua demokratis terendah = 40
Jumlah kelompok = 3
Jawab:
Sesudah diketahui rentangnya kemudian skor pola asuh orang tua demokratis siswa dikelompokkan apakah termasuk kelompok pola asuh orang tua demokratis rendah, kelompok pola asuh orang tua demokratis sedang, atau kelompok pola asuh orang tua demokratis tinggi. Berikut ini akan disajikan tabel data interval skor pola asuh orang tua demokratis : Tabel 4.1 Data Interval Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Kelompok Siswa Interval Skor
Pola asuh orang tua demokratis rendah 40 – 79 Pola asuh orang tua demokatis sedang 80 – 120 Pola asuh orang tua demokratis tinggi 121 – 160
Tabel 4.2 Skor Pola Asuh Orang Tua Demokratis Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012
No. Kode Siswa
Total Skor Pola Asuh Orang Tua
Demokratis
Klasifikasi
1 A21 78 Rendah
2 A22 110 Sedang
3 A31 112 Sedang
4 A29 114 Sedang
5 A7 115 Sedang
6 A33 115 Sedang
7 A6 118 Sedang
8 A13 119 Sedang
9 A17 119 Sedang
10 A18 119 Sedang
11 A24 119 Sedang
12 A2 120 Sedang
13 A10 120 Sedang
14 A25 120 Sedang
15 A26 120 Sedang
16 A28 120 Sedang
18 A20 128 Tinggi
19 A14 130 Tinggi
20 A15 133 Tinggi
21 A32 133 Tinggi
22 A19 135 Tinggi
23 A9 136 Tinggi
24 A23 136 Tinggi
25 A4 137 Tinggi
26 A8 139 Tinggi
27 A27 141 Tinggi
28 A12 144 Tinggi
29 A5 145 Tinggi
30 A11 148 Tinggi
31 A3 153 Tinggi
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh kelompok pola asuh orang tua rendah, sedang, dan tinggi. Berikut ini akan dibahas persentase kelompok pola asuh orang tua demokratis rendah, sedang, dan tinggi:
a. Pola Asuh Orang Tua Demokratis Rendah
di atas siswa yang masuk ke dalam kelompok skor pola asuh orang tua demokratis rendah berjumlah 1 siswa. Dari data tersebut dapat dicari persentase siswa yang masuk kelompok skor pola asuh orang tua demokratis rendah dengan menggunakan rumus berikut ini.
%= 100%
Jadi siswa yang masuk dalam kelompok pola asuh demokratis rendah sebesar 3,2 % dari seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.
b. Pola Asuh Orang Tua Demokratis Sedang
% = 100%
Jadi siswa yang masuk dalam kelompok pola asuh demokratis sedang sebesar 48,4% dari seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Babarsari Tahun Pelajaran 2011/2012.
c. Pola Asuh Orang Tua Demokratis Tinggi