PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN FAKTOR DEMOGRAFIS KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN
MEREK SEDAAP
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Adventius Bintang Nim : 062214132
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN FAKTOR DEMOGRAFIS KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK SEDAAP
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Adventius Bintang Nim : 062214132
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO dan PERSEMBAHAN
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri.
(Amsal 3:5)
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena
haruslah demiian. Hormatilah Ayahmu dan Ibumu- ini adalah
suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
(Efesus 6:1-3)
Kepribadian Anda akan menjadi lebih menarik bukan karena Anda tidak pernah gagal, tapi karena Anda sering gagal – tapi
tetap meneruskan sampai Anda menang. (Mario Teguh)
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bapak dan mamaku tercinta Kakak-kakak dan Abang-abang ku
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Pengaruh Bauran Pemasaran dan Faktor Demografis Konsumen pada Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap dan diajukan untuk diuji pada tanggal 28 September 2012 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 September 2012
Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Adventius Bintang
Nomor Mahasiswa : 062214132
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN FAKTOR DEMOGRAFIS
KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK
SEDAAP
Beserta perangkat yang digunakan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelola dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijindari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 30 September 2012
Yang menyatakan
vii
ABSTRAK
PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN FAKTOR DEMOGRAFIS KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK
SEDAAP
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) Pengaruh bauran pemasaran produk, harga, promosi dan distribusi pada keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap. 2) Pengaruh perbedaan jenis kelamin dan perbedaan tingkat penghasilan pada keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 100 responden dengan menggunakan metode pengambilan sampel Pruposive Convinience Sampling. Uji validitas menggunakan korelasi Product-Moment (Pearson) dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Asumsi Klasik dan Koefisien Determinasi (R2)
viii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF MARKETING MIX AND CONSUMER DEMOGRAPHIC FACTORS ON THE PURCHASING DECISION OF SEDAAP
BRANDED INSTANT NOODLE PRODUCTS
ADVENTIUS BINTANG 062214132
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2012
The purpose of this research is to identify: 1) the influence of marketing mix, product, price, promotion and distribution on purchase decision. 2) The influence of gender and income-level differences on purchase decision of “Sedaap” instant noodle products.
This research was conducted by distributing questionnaires to 100 respondents and the sampling method used was Purposive Convenience Sampling. In this research Product-Moment correlation (Pearson) and Cronbach’s Alpha technique were applied for the validity and reliability test. Data analysis techniques used in this research wors Multiple Linear Regression Analysis.
Results, show that : 1) marketing mix, product, price, promotion and distribution simultaneously influence positively purchase decision, 2) Product, price, promotion and distribution influence positively purchase decision and 3) There were no differences in purchase decision “Sedaap” instant noodle based on gender and income level of consumers.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran dan Faktor Demografis Konsumen Pada
Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap”. Penulisan skripsi ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menuntunku dan melindungiku, dan
atas anugerah yang tiada batas, serta keajaiban yang diberikan kepadaku selama ini.
Aku percaya Tuhan telah memberikan yang terbaik bagiku.
2. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Lukas Purwoto, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata
Dharma.
5. Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar
membimbing penulis, memberikan ide-ide dan kasih sayangnya dalam menyelesaikan
x
6. John Philio Simandjuntak, S.E., M.M selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar
membimbing penulis, memberikan ide-ide dan kasih sayangnya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Seluruh dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang
telah banyak memberikan pembelajaran yang sangat berarti sehingga dapat membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua orang tuaku Bapak M. Sihotang dan Ibu B. Simbolon, atas doa, kasih sayang,
dan bimbingannya yang tulus serta tidak pernah bosan dalam memberikan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak-kakakku, Mama Sandry Sijabat dan Mama Felis Sinaga serta abang-abangku
Bapak Ringgas Sihotang dan Bapak Dini Sihotang, atas doa, semangat serta
penyertaannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10.Keluarga besar Bapak Soeseno Adhy dan Ibu Yekti Andayani serta mbak Dian
Prawitasari (Mbak Tata), atas doa, semangat dan tuntunannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11.Pujaan hatiku Dian Aristyorini, atas doa, kasih sayang, semangat, bantuan tenaga, ide
dan penyertaannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
“kehadiran mu sungguh sangat berarti bagiku”.
12.Sahabat-sahabatku “The Jecky” si Janggut beserta istri, si bayi ketek beserta istri, si
ndas gede beserta istri, si kuping cilik beserta istri, dan si paman gober beserta istri atas
segala doa dan dorongan semangatnya.
13.Sahabat-sahabat kostku, Pakdhe Herry, Agustinus, Nikomedes, dan Agung atas doa dan
xi
14.Teman-teman Manajemen angkatan 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu, atas doa, dorongan semangat yang kalian berikan.
15.seluruh responden yang telah bersedia membantu penulis mengisi kuisioner sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
16.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang sudah membantu
terselesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 September 2012
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI………... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi
ABSTRAK……….. vii
F. Sistematika Penulisan... 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS... 8
A. Pengertian Pemasaran... 8
B. Bauran Pemasaran... 8
C. Perilaku Konsumen... 16
D. Merek... 19
xiii
F. Penelitian-penelitian Sebelumnya... 24
G. Perumusan Hipotesis... 26
BAB III METODE PENELITIAN... 33
A. Jenis Penelitian... 33
B. Waktu dan Lokasi Penelitian... 33
C. Subyek dan Obyek Penelitian... 34
D. Variabel Penelitian... 34
E. Definisi Operasional Variabel... 35
F. Populasi dan Sampel... 37
G. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data... 39
H. Skala... 40
I. Teknik Pengujian Instrumen... 40
J. Teknik Analisis Data... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 48
A. Sejarah Singkat Perusahaan... 48
B. Visi dan Misi Perusahaan... 52
C. Struktur Organisasi Perusahaan... 53
D. Gambaran Produk Mie Sedaap... 54
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 56
A. Hasil Penelitian Kuantitatif... 56
B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 57
C. Data Deskriptif... 59
xiv
DAFTAR PUSTAKA... 88
LAMPIRAN... 90
DAFTAR TABEL Halaman Tabel V.1 Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin... 56
Tabel V.2 Karakteristik responden berdasarkan Tingkat Pendapatan... 56
Tabel V.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 57
Tabel V.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 58
Tabel V.5 Data Deskriptif ………... 59
Tabel V.6 Uji Asumsi Klasik Normalitas... 60
Tabel V.7 Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas... 62
Tabel V.8 Uji F ... 69
Tabel V.9 Hasil Adjusted R-Square... 70
Tabel V.10 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 71
Tabel V.11 Uji Beda (Anova) Jenis Kelamin... 78
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar IV.1 Struktur Organisasi ... 53
Gambar IV.II Varian Rasa Mie Sedaap... 55
Gambar V.1 Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas P-P Plot... 61
Gambar V.II Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas Produk... 64
Gambar V.III Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas Harga... 65
Gambar V.IV Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas Promosi... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu teknologi dan industri saat ini memberikan dampak pada
kehidupan manusia terutama dunia usaha. Di samping itu banyaknya usaha yang
bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar berdampak pada persaingan yang
ketat antar perusahaan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu
pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi
persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba, sehingga perusahaan
dapat mengembangkan produknya, menetapkan harga, mengadakan promosi dan
mendistribusikan barang dengan efektif.
Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor, memahami
dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar, mengingat banyaknya
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk
masing-masing individu. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat memantau
perubahan-perubahan perilaku konsumennya, termasuk perilaku konsumen untuk
mendapatkan atau memilih produk.
Konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan harus dapat mempengaruhi
konsumen, agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan tersebut.
Oleh sebab itu, perusahaan harus mengenalkan produk, meyakinkan dan
Saat ini kecenderungan pada sebagian konsumen dalam memenuhi kebutuhan
pangannya dipengaruhi oleh makanan yang serba instan. Adanya tuntutan bahwa
segala sesuatu harus serba cepat dan praktis, maka mie instan menjadi salah satu
alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan pangan tersebut. Hal ini terjadi karena
selain praktis, harga mie instan terbilang relatif murah, dan tersedia dalam berbagai
macam pilihan rasa, selain itu mie instan juga banyak tersedia dimana-mana khususnya
di warung dan swalayan.
Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan
cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan
dalam hal penyajiannya. Terdapat berbagai macam merek dan variasi dari mie instan
antara lain: Indomie, Mie Sedaap, Sarimi, Supermie, Pop Mie, Mie ABC, Gaga Mie,
Mie Kare, dan lain sebagainya. Dengan semakin banyaknya produk mie instan yang
ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek
yang sesuai dengan keinginannya.
Harga dapat mempengaruhi konsumen untuk pengambilan keputusan terhadap
suatu produk. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan bagi perusahaan, unsur lainnya menyebabkan timbulnya
biaya. Sehingga secara luas atau sempit dapat diambil kesimpulan bahwa harga akan
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut karena
biasanya konsumen sangat jeli dalam membeli dan menyeleksi harga, mereka lebih
menginginkan dengan harga yang relatif terjangkau untuk mendapatkan produk yang
berkualitas. Bila konsumen merasa cocok dengan harga produk yang ditawarkan maka
unsur yang dipandang penting oleh konsumen dan pada akhirnya dasar dalam
pengambilan keputusan pembelian. Unsur yang dimaksud antara lain: kemasan, variasi
rasa dan kualitas produk. Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan. Promosi
perusahaan dibuat menarik untuk menarik para konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian produk.
Menurut Kotler (2002: 204) proses pengambilan keputusan konsumen terdiri
dari lima tahap yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN FAKTOR
DEMOGRAFIS KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK
MIE INSTAN MEREK SEDAAP”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka penulis merumuskan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah faktor-faktor produk, harga, promosi dan distribusi berpengaruh pada
keputusan konsumen dalam membeli mie instan merek Sedaap?
2. Apakahada perbedaan keputusan pembelian pada produk mie instan merek Sedaap
berdasarkan faktor demografis konsumen yaitu jenis kelamin dan tingkat
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis memberikan batasan
masalah yang menyangkut penelitian ini antara lain:
1. Produk yang dijadikan penelitian ini adalah mie instan merek Sedaap.
2. Penelitian ini hanya ditujukan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta kampus II Mrican dan masyarakat di sekitar daerah Mrican yang
pernah membeli mie instan merek Sedaap.
3. Variabel marketing mix yang digunakan yaitu:
a. Produk: Segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan.
b. Harga: Satuan moneter atau ukuran lain (termasuk barang) yang ditukarkan
untuk memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang.
c. Promosi: Suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebar informasi, mempengaruhi atau
membujuk, mengingatkan pasar sasaran atau perusahaan agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
d. Distribusi:Kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah
penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan
4. Variabel faktor demografis konsumen yang digunakan adalah:
a. Jenis kelamin
b. Tingkat penghasilan
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak
dicapai penulis adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh produk, harga, promosi dan distribusi pada keputusan
pembelian konsumen produk mie instan merek Sedaap.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan keputusan pembelian pada produk mie
instan merek Sedaap berdasarkan faktor demografis konsumen yaitu jenis kelamin
dan tingkat penghasilan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada pihak-pihak
sebagai berikut :
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pada pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen.
2. Bagi Peneliti
Selain sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi, penelitian ini
secara lebih mendalam tentang proses pengambilan keputusan pembelian
konsumen, sekaligus merupakan sarana menerapkan teori manajemen khususnya
pemasaran yang selama ini diperoleh di perkuliahan.
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai salah satu dasar pertimbangan bagi
perusahaan dalam membuat kebijakan di bidang pemasaran.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisikan hal-hal yang menyangkut tentang latar belakang,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penelitian.
Bab II : Tinjauan Literatur dan Perumusan Hipotesis
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang relevan dengan
permasalahan yang ada dan dapat dijadikan sebagai penelitian serta untuk
olah data.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek
dan obyek penelitian, populasi dan sampel, data yang dibutuhkan, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini akan diuraikan mengenai gambaran secara singkat tentang
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini merupakan hasil dan analisis data yang akan menguraikan berbagai
perhitungan yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan
dalam penelitian ini.
Bab VI : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah
dilakukan serta saran-saran untuk Wings Food dan untuk penelitian
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka
diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan
penjelasan-penjelasan. Maka dalam bab ini akan membahas beberapa teori yang akan
mendukung penelitian ini.
A. Pengertian Pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan awal dari kegiatan suatu perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang
dan mendapatkan laba.
Pemasaran adalah proses sosial yang di dalamnya individu atau
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk dan jasa yang
bernilai dengan pihak lain (Kotler dan Amstrong, 2006: 1).
B. Bauran Pemasaran
Menurut Kotler (2005: 48), pada dasarnya bauran pemasaran adalah
kumpulan alat pemasaran terkendali yang memadukan perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan di pasar sasaran.
Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008: 7), bauran
untuk konsumen dengan pilihan-pilihan metode dan alat untuk menghasilkan
keputusan kepada konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2006: 72), “bauran pemasaran terdiri
atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan produknya”. Kemungkinan-kemungkinan itu dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu produk (product), harga
(price), promosi (Promotion) dan distribusi (distribution).
1. Produk (Product)
Menurut Kotler dan Amstrong (2006: 346), “produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, digunakan, atau dikomsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan”.
Menurut Tjiptono (2008: 95), “produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikomsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan”.
Kotler dan Amstrong (2006: 354-356) mengklasifikasikan produk
dalam tiga variabel yaitu:
a. Kualitas Produk
Kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya,
meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan
b. Fitur (Features)
Merupakan alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan
dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang
memperkenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan bernilai adalah salah
satu cara paling efektif untuk bersaing.
c. Rancangan Produk (Accessories)
Suatu konsep yang baik member kontribusi pada kegunaan suatu
produk seperti juga penampilannya. Rancangan dapat menjadi salah
satu senjata bersaing yang ampuh dalam gudang persenjataan
pemasaran perusahaan.
Sedangkan Tjiptono (2008: 103-108) membagi atribut produk
menjadi empat variabel, yaitu:
1) Merek
Merek merupakan merupakan nama, istilah, tanda,
symbol/lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut
produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan
diferendiasi terhadap produk pesaing.
2) Kemasan
Pengemasan merupakan proses yang berkaitan dengan
perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus
3) Layanan
Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau
layanan, baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa
sebagai pelengkap. Layanan pelengkap adalah informasi, konsultasi,
order taking, hospitality, care taking, exceptions, billing, dan
pembayaran.
4) Jaminan
Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas
produknya kepada konsumen, di mana para konsumen akan diberi
ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana
yang diharapkan atau dijanjikan.
2. Harga (Price)
Menurut Kotler dan Amstrong (2006: 439), “harga merupakan
sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah
dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki
atau menggunakan produk atau jasa tersebut”.
Sedangkan menurut Tjiptono (2008: 151), “harga merupakan
satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya)
yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan
suatu barang atau jasa”.
Menurut Tjiptono (2008: 152), harga memiliki dua peranan utama
a. Peranan alokasi dari harga
Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara
memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan
berdasarkan daya belinya.
b. Peranan informasi dari harga
Yaitu fungsi harga dalam „mendidik‟ konsumen mengenai faktor
-faktor produk seperti kualitas.
Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
1) Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan
selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi.
2) Tujuan Berorientasi pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang
menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada
volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume
princing objective. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat
mencapai target volume penjualan.
3) Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi
penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk
membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu
harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu
4) Tujuan Stabilitas Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitive terhadap harga,
bila suatu perusahaan menurun harganya, maka para pesaingnya
harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang
mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam
industri-indsutri tertentu yang produknya sangat terstandarisasi. (misalnya
minyak bumi).
Sedangkan Kotler dan Amstrong (2005: 313-316), mengatakan
“logika penetapan harga harus dimodifikasi jika produk tersebut
merupakan bagian dari bauran produk”. Lima situasi yang melibatkan
penetapan harga bauran produk, yaitu :
a) Penetapan harga lini produk
Perusahaan umumnya mengembangkan beberapa lini produk daripada
hanya produk-produk tunggal. Dalam banyak saluran perdagangan,
penjual menggunakan titik-titik harga yang telah baku untuk produk
dalam lini mereka. Tugas penjual adalah membentuk perbedaan
kualitas yang diyakini untuk membenarkan perbedaan harga yang
telah ditetapkan.
b) Penetapan harga feature pilihan
Banyak perusahaan menawarkan produk atau tampilan pilihan
c) Penetapan harga produk perlengkapan
Beberapa produk memerlukan penggunaan produk pembantu atau
perlengkapan.
d) Penetapan harga produk sampingan
Produksi barang-barang tertentu (seperti daging, produk minyak,
bahan kimia lain) sering menghasilkan produk sampingan. Jika
produk sampingan tersebut memiliki nilai maka produk sampingan
tersebut harus dikenakan harga sesuai dengan nilainya.
e) Penetapan harga bundel produk
Penjual sering membundel produk pada suatu harga tetap. Produsen
mungkin menawarkan satu paket pilihan dengan harga yang lebih
rendah daripada biaya membeli semua pilihan satu persatu.
3. Promosi ( Promotion)
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan
produk atau jasa kepada konsumen dengan tujuan menarik calon
konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya
promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka
penjualan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2006: 74), promosi adalah
“aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk
pelanggan sasaran untuk membeli”. Sedangkan Tjiptono (2008: 221)
mendefinisikan promosi sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan
Menurut Tjiptono (2008: 221), tujuan utama dari promosi adalah
menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan
pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaran. Tujuan
promosi diantaranya adalah:
a. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial.
b. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit.
c. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan
pelanggan.
d. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.
e. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing.
f. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang
diinginkan.
4. Distribusi (Distribution)
Menurut Kotler dan Amstrong (2004: 508), distribusi merupakan
sekumpulan organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses
yang membuat produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi
oleh konsumen atau pengguna bisnis. Bentuk-bentuk saluran distribusi
tersebut antara lain:
a. Saluran distribusi langsung dimana pengusaha berusaha untuk
menyalurkan barang-barang yang dibeli oleh konsumen secara
langsung ke tempat konsumen tinggal, dengan demikian maka
lagi memikirkan masalah pengangkutan barang yang dibelinya itu
kerumah mereka.
b. Saluran distribusi tidak langsung dimana pengusaha menggunakan
pihak luar untuk membantu menyalurkan barang-barangnya kepada
konsumen. Pihak luar tersebut merupakan penyalur atau pedagang
perantara (middle man).
C. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah suatu hal yang sulit untuk diperkirakan
oleh perusahaan sebagai pemasar, karena perilaku konsumen dapat
berubah-ubah. Menurut Swastha dan Handoko (2008: 10), perilaku
konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya
proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler (2002: 183), faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk yaitu:
a. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan mendalam
sosial. Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu
sosial yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi
penentu dan keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak
ciri-ciri dan sosialisasi. Sub budaya adalah suatu kelompok homogen
atas sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari
keseluruhan suatu budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub
budaya sesungguhnya terbagi dalam strata atau kelas sosial. Kelas
sosial merupakan sekelompok orang yang sama-sama
mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.
b. Faktor Sosial
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang
sekitar dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli.
Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap
perilaku konsumen. Faktor sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok
acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok
yang memiliki pengaruh langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka
konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai
organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh
secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang
dilakukan seseorang. Suatu produk atau merek dapat menggambarkan
peran dan status pemakainya.
c. Faktor Pribadi
Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu
membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara
otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang
bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat
melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang. Seseorang
dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan
menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu
kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk.
Konsep diri adalah bagaimana konsumen mempersepsikan diri mereka
sendiri, yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri.
Karena sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen
sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep yang berhubungan
dengan kepribadian seseorang.
d. Faktor Psikologis
Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama, yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran dan
kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong
seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Para konsumen
mengembangkan beberapa kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu
produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap konsumen
terhadap produk tersebut.
D. Merek
1. Pengertian Merek
Menurut Kotler (2005: 82), merek adalah nama, istilah, tanda,
simbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut untuk
mengidentifikasikan barang dan jasa dari seorang penjual maupun
kelompok penjual untuk membedakannya dengan barang-barang pesaing.
Merek mempunyai peranan yang penting dan merupakan aset prestisius
bagi perusahaan. Pemasaran dewasa ini bukan hanya pertempuran produk
tetapi juga pertempuran persepsi konsumen mengenai merek. Saat ini
konsumen tidak hanya melihat suatu produk berdasarkan kualitas maupun
harga tetapi juga citra merek yang melekat pada produk yang dikonsumsi.
Menurut Kotler (2005: 82), terdapat enam tingkatan pengertian
merek, yaitu:
a. Atribut
b. Manfaat
Atribut-atribut produk yang dapat diingat melalui merek harus dapat
diterjemahkan dalam bentuk manfaat baik secara fungsional maupun
emosional.
c. Nilai
Merek mencerminkan nilai yang dimiliki oleh produsen sebuah
produk.
d. Budaya
Merek melambangkan suatu budaya.
e. Kepribadian
Merek tersebut dapat mencerminkan suatu kepribadian tertentu.
f. Pemakai
Merek mengelompokkan tipe-tipe konsumen yang akan membeli atau
mengkonsumsi suatu produk.
2. Peranan dan Kegunaan Merek
Merek memegang peranan yang sangat penting, salah satunya adalah
menjebatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada
konsumen, dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional
yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk
melalui merek.
Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi mereka
tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama. Menurut Kotler
a. Identification of source of product
Merek dapat mengidentifikasikan sumber atau produsen dari suatu
produk.
b. Assignment of responsibility to product maker
Merek dapat menjadi jaminan kualitas suatu produk bagi
konsumennya.
c. Risk reducer
Merek dapat mengurangi resiko dalam memilih suatu produk.
d. Search cost reducer
Merek dapat mengurangi biaya pencarian terhadap suatu barang.
e. Promise, bond, or pact with maker of product
Merek merupakan suatu ikatan antara konsumen dengan produsen.
f. Symbolic device
Merek merupakan bentuk simbolis yang membuat konsumen
membuat suatu penilaian terhadap suatu merek.
g. Signal of quality
Merek merupakan karakteristik bagi suatu produk.
E. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2002: 204), tujuan pemasaran adalah memenuhi dan
memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada
bidang perilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok,
gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
mereka. Para perusahaan yang cermat melakukan riset atau kuesioner atas
proses keputusan pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika
membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah
atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya
dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti
lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan.
Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti
ketika seseorang melihat iklan mobil dan ingin membelinya. Dengan
mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat
mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat
akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan
strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
2. Pencarian Informasi
Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan
produk dan merek harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya.
Dalam mencari berbagai alternatif pilihan untuk memuaskan kebutuhan,
seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa
banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa lalu dan
utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi
acuan konsumen dan pengaruh relatif dari tiap sumber tersebut terhadap
kepuasan pembelian selanjutnya. Secara umum konsumen mendapatkan
informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang
didominasi oleh pemasar.
3. Evaluasi Alternatif
Jika semua alternatif yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen
harus mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk
mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen
mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merek.
Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga dan
kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar
dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen
berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat
tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk
sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda
dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan.
4. Keputusan Pembelian
Setelah mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif untuk
memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan
antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah
membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang
5. Perilaku Pasca Pembelian
Saat membeli suatu produk, bagi seorang konsumen akan
mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan
konsumen setelah melakukan pembelian dapat mempengaruhi pembelian
ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen
kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut. Biasanya konsumen
akan mengalami kecemasan purnabeli, kecemasan ini disebut disonasi
kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternatif yang dihadapi
konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan.
F. Penelitian-penelitian Sebelumnya
Dari penelitian-penelitian sebelumnya sudah ada yang membahas
tentang faktor-faktor bauran pemasaran yang mempengaruhi konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian diantaranya adalah:
1. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam
Pembelian Air Minum Mineral di Kotamadya Surabaya.
Penulis: Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini, dan Muryani Fakultas
Ekonomi Universitas Airlangga.
Penelitian ini mengenai perkembangan bidang industri yang
semakin pesat terutama di kota Surabaya, akan membawa dampak yang
cukup komplek bagi lingkungan perusahaan sendiri, maupun lingkungan
sekitarnya, diantaranya adalah masalah polusi. Bila tidak diawasi dengan
maupun air yang cukup besar. Produsen memerlukan strategi dengan
tujuan mencapai keunggulan bersaing dan memerlukan informasi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan
pembelian suatu produk. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan
yang dihadapi perusahaan air minum mineral di Kotamadya Surabaya agar
dapat mempertahankan eksistensinya, maka dipandang perlu diadakan
penelitian sejauh mana faktor-faktor perilaku konsumen berpengaruh
terhadap keputusan pembelian air minum mineral tersebut. Adapun
faktor-faktor yang dimaksud adalah pendidikan, penghasilan, harga, kualitas,
distribusi, dan promosi. Model analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model regresi linier berganda.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hipotesis
pertama diterima, bahwa perilaku konsumen dalam pembelian air minum
mineral dipengaruhi secara bersama-sama dan bermakna oleh faktor
pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi. Hal ini
ditunjukkan oleh Fhitung = 34,677 lebih tinggi dari Ftabel = 2,14, dengan
koefisien korelasi R sebesar 0,7203 dan koefisien determinasi ganda (R
Square) sebesar 0,5188. Hipotesis kedua yaitu harga mempunyai pengaruh
dominan terhadap perilaku konsumen air minum mineral dinyatakan
diterima.
2. Pengaruh Marketing Mix terhadap Keputusan Pembelian Konsumen oleh
Elisabeth Srimulyani mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
variabel marketing mix (harga, produk, tempat, dan promosi)
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dan variabel yang
paling penting bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian di
Rumah Makan Ayam Goreng Suharti Yogyakarta. Penelitian dilakukan
dengan menyebar kuisioner kepada 60 responden dengan metode
pengambilan sampel purposive convinience sampling. Teknik analisis
data menggunakan analisis regresi linier sederhana dan regresi linier
berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan
variabel-variabel marketing mix berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian konsumen. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi
masing-masing variabel marketing mix dengan menggunakan analisis regresi
linier sederhana maupun regresi linier berganda, dengan nilai Fhitung =
18,149 (p<0,05). Variabel yang paling penting bagi konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian adalah variabel produk.
G. Perumusan Hipotesis
1) Hubungan antara Produk dengan Keputusan Pembelian Konsumen
Produk Mie Instan Merek Sedaap.
Menurut Kotler dan Amstrong (2006:346), produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,
atau kebutuhan. Konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan
sangat hati-hati dalam menentukan keputusan untuk melakukan
pembelian dengan mempertimbangkan faktor-faktor kebutuhan,
keunggulan produk dan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk
membeli. Produk mie instan merek sedaap sudah sangat dikenal di dalam
lingkungan masyarakat karena produknya yang disukai oleh konsumen.
Berdasarkan analisis dari teori yang ada dan argumentasi tersebut,
penelitian ini mengajukan hipotesis 1a sebagai berikut:
H1a: Produk berpengaruh positif pada keputusan pembelian
konsumen.
2) Hubungan antara Harga dengan Keputusan Pembelian Konsumen
Produk Mie Instan Merek Sedaap.
Menurut Kotler dan Amstong (2006), “harga merupakan sejumlah
uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai
yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut”.
Harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi permintaan
pasarnya. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan
juga mempengaruhi market sharenya. Bagi perusahaan, harga tersebut
akan memberikan hasil dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan
keuntungan bersih. Harga suatu barang juga dapat mempengaruhi
program pemasaran perusahaan. Dalam perencanaan produk misalnya,
dihasilkannya. Keputusan ini dapat dibenarkan hanya apabila pasarnya
dapat menerima suatu tingkat harga yang cukup tinggi untuk menutup
biaya-biaya dalam meningkatkan kualitasnya. Selain memiliki cita rasa
yang beranekaragam produk mie sedaap juga memiliki harga yang
terjangkau oleh konsumen. Berdasarkan analisis dari teori yang ada dan
argumentasi tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis 1b sebagai
berikut:
H1b: Harga berpengaruh positif pada keputusan pembelian
konsumen.
3) Hubungan antara Promosi dengan Keputusan Pembelian Konsumen
Produk Mie Instan Merek Sedaap.
Menurut Kotler dan Amstrong (2006), promosi adalah “aktivitas
mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan
sasaran untuk membeli”.
Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah
yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi
merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran
dan sering dikatakan sebagai “proses berlanjut”. Hal ini disebabkan
karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari
perusahaan. Banyaknya promosi yang dilakukan oleh perusahaan mie
sedaap membuat mie sedaap semakin mendapat perhatian di mata
menarik dapat menarik perhatian konsumen. Berdasarkan analisis dari
teori yang ada dan argumentasi tersebut, penelitian ini mengajukan
hipotesis 1c sebagai berikut:
H1c: Promosi berpengaruh positif pada keputusan pembelian
konsumen.
4) Hubungan antara Distribusi dengan Keputusan Pembelian
Konsumen Produk Mie Instan Merek Sedaap.
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:508), distribusi merupakan
sekumpulan organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses
yang membuat produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi
oleh konsumen atau pengguna bisnis. Saluran distribusi untuk suatu
produk adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.
Adapun lembaga-lembaga yang ikut ambil bagian dalam penyaluran
produk adalah produsen, perantara (pedagang dan agen), dan konsumen
akhir atau pemakai industri. Saluran distribusi merupakan suatu struktur
yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih, dan
menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai macam
perusahaan atau lembaga usaha (seperti produsen, pedagang besar dan
pengecer). Hal ini dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang harus
dilakukan untuk memasarkan barang secara efektif. Melihat jarang sekali
produk mie sedaap tidak ditemukan di tempat swalayan-swalayan
yang dilakukan perusahaan mie sedaap sudahlah sangat baik dan luas
sehingga konsumen dapat dengan mudah menjangkaunya. Berdasarkan
analisis dari teori yang ada dan argumentasi tersebut, penelitian ini
mengajukan hipotesis 1d sebagai berikut:
H1d: Distribusi berpengaruh positif pada keputusan pembelian
konsumen.
5) Hubungan Perbedaan Jenis Kelamin pada Keputusan Pembelian
Konsumen Produk Mie Instan Merek Sedaap.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen, termasuk salah satunya adalah faktor demografis.Demografis
adalah sebuah ilmu yang mempelajari dan membagi konsumen dan pasar
ke dalam kelompok yang didasarkan pada usia, jenis kelamin, ukuran
keluarga, tahapan dalam keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
agama, ras, generasi, dan kewarganegaraan. (Kotler dan Amstrong 2006:
184-185).
Faktor demografis merupakan masalah yang harus dimengerti dan
dipahami secara serius oleh pemasar. Tanpa mengetahui secara baik
masalah yang melatarbelakangi konsumen dalam keputusan pembelian
suatu produk, pemasar tidak akan dapat mengetahui selera, kebutuhan,
dan keinginan konsumen. Karena itulah penting pula untuk diketahui dan
diteliti faktor demografis apa saja yang sekiranya berkaitan. Dalam
penelitian ini faktor demografi yang akan diteliti adalah jenis kelamin dan
dibandingkan perempuan akan membuat perbedaan permintaan
konsumen antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki cenderung lebih
sering mengkomsumsi produk mie instan merek sedaap dari pada
perempuan. Berdasarkan analisis dari teori yang ada dan argumentasi
tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis 2 sebagai berikut:
H2: Ada perbedaan keputusan pembelian pada produk mie instan
merek Sedaap berdasarkan jenis kelamin konsumen. Laki-laki
cenderung lebih sering mengkonsumsi produk mie instan
merek Sedaap dibandingkan perempuan.
6) Pengaruh Tingkat Penghasilan pada Keputusan Pembelian
Konsumen Mie Sedaap.
Tidak lepas dari gaya hidup, demografi kelas sosial dalam
perilaku konsumen mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Kelas sosial
adalah pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau
strata yang berbeda yang menggambarkan perbedaan pendidikan,
pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut
dan selanjutnya perbedaan tersebut akan mempengaruhi konsumsi
seseorang atau keluarga. Kelas sosial penting dalam segi ekonomi dan
bisnis karena kelas sosial digunakan oleh produsen dalam menentukan
segmentasi suatu produk barang atau jasa. Produk mie instan merek
sedaap dapat di konsumsi oleh semua kalangan individu di masyarakat,
dikarenakan harganya yang cukup terjangkau. Perbedaan penghasilan
Perbedaan kelas sosial dan gaya hidup tersebut akan mengakibatkan
perbedaan permintaan pada produk mie instan merek sedaap. Konsumen
yang berpenghasilan rendah cenderung lebih sering mengkomsumsi
produk mie instan merek sedaap dibandingkan konsumen yang
berpenghasilan tinggi. Berdasarkan analisis dari teori yang ada dan
argumentasi tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis 3 sebagai
berikut:
H3: Ada perbedaan keputusan pembelian pada produk mie instan
merek Sedaap berdasarkan tingkat penghasilan konsumen.
Konsumen yang berpenghasilan rendah cenderung lebih sering
mengkonsumsi produk mie instan merek Sedaap dibandingkan
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kausalitas. Studi
kausalitas akan menunjukkan arah hubungan variabel bebas dan variabel
terikat serta mengukur kekuatan hubungannya (Kuncoro, 2003).
Penelitian kausal, berarti studi yang menentukan hubungan
sebab-akibat defenitif. Maksud penelitian kausal adalah agar mampu menyatakan
bahwa variabel X menyebabkan variabel Y. Sehingga masalah variabel Y
akan terpecahkan ketika variabel X diketahui sebagai penyebabnya.
Dengan demikian maka penelitian kausal merupakan studi dimana
peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2012.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah responden yang akan ditanyai untuk
memperoleh informasi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus II Mrican dan masyarakat
di sekitar daerah Mrican yang pernah membeli mie instan merek Sedaap.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel yang diteliti atau sesuatu yang bisa
diukur oleh penulis. Objek dari penelitian ini adalah :
a. Produk
b. Harga
c. Promosi
d. Distribusi
e. Jenis kelamin
f. Tingkat penghasilan
g. Keputusan pembelian konsumen
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu
sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan
a. Variabel Bebas (Independent variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran yang
meliputi produk (X1), harga (X2), promosi (X3), distribusi (X4), dan
faktor demografis jenis kelamin (X5) dan tingkat penghasilan (X6).
b. Variabel terikat (Dependent variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian
konsumen (Y).
E. Definisi Operasional Variabel
1. Produk
Produk adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dipasarkan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan seseorang konsumen. Dengan
indikator sebagai berikut:
a. Kualitas produk
b. Cita rasa produk
c. Kepercayaan konsumen pada produk
d. Kesesuain produk pada selera konsumen.
2. Harga
Pengorbanan dalam satuan uang yang dikeluarkan konsumen untuk
memiliki dan mengkonsumsi suatu produk. Dengan indikator sebagai
berikut:
a. Keterjangkauan harga
c. Kesesuaian harga dengan daya beli konsumen
d. Harga yang bersaing.
3. Promosi
Promosi adalah informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Dengan indikator sebagai
berikut:
a. Kesukaan konsumen pada informasi iklan
b. Isi iklan menarik
c. Reaksi pada informasi iklan
d. Kepercayaan konsumen pada informasi iklan.
4. Distribusi
Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai konsumen atau
pemakai industri. Dengan indikator sebagai berikut:
a. Kemudahan mendapatkan produk
b. Penataan produk yang baik di toko-toko atau swalayan
c. Jaringan distribusi yang luas
d. Memiliki sarana pendistribusi penjualan yang memadai.
5. Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan.
6. Tingkat penghasilan antara < Rp 500.000,- , Rp 500.000,- s/d 1.000.000,
7. Keputusan Pembelian Konsumen (Y)
Keputusan pembelian konsumen merupakan serangkaian proses
pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dalam
rangka membeli suatu produk karena untuk pemenuhan kebutuhan.
Kecenderungan konsumen mie Sedaap dalam membeli yaitu:
a. Keyakinan dalam mengambil keputusan untuk membeli produk Mie
Sedaap.
b. Memilih produk Mie Sedaap dibanding merek produk lainnya yang
sejenis.
c. Tidak menyesal dengan keputusan membeli produk Mie Sedaap.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2007: 61), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus II Mrican dan masyarakat
2. Sampel dan teknik pengambilan sampel
a. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007: 62). Dalam penelitian ini
digunakan 100 orang responden sebagai sampel yang akan dipilih untuk
meneliti keputusan pembelian konsumen pada produk mie instan merek
Sedaap.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode purposive convinience
sampling yang merupakan salah satu metode dari non probability
sampling. Menurut Sugiyono (2001: 61), pemilihan sampel atas dasar
kesesuaian antara karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan
tertentu. Purposive convinience sampling dilakukan dengan
pengambilan sampel yang dipilih berdasarkan penilaian atau pandangan
dari peneliti berdasarkan tujuan dan maksud penelitian.
Dalam teknik ini sampel dipilih menurut
pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Adapun kriteria yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta kampus II Mrican dan masyarakat di sekitar Mrican yang
G. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian, data memegang peranan penting yaitu
sebagai alat pembuktian hipotesis, serta pencapaian tujuan penelitian.
Penelitian tersebut harus mengetahui jenis data apa saja yang diperlukan dan
bagaimana mengidentifikasi, mengumpulkan serta mengolah data. Sumber
data yang digunakan untuk meneliti permasalahan dalam penelitian ini adalah
data primer.
Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden. Data
dari responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden
mengenai keputusan pembelian konsumen terhadap mie instan merek Sedaap
yang dilihat dari produk, harga, promosi, distribusi, jenis kelamin dan tingkat
penghasilan. Dalam penelitian ini menggunakan metode survey, dimana
informasi-informasi diperoleh melalui jawaban-jawaban yang diberikan oleh
responden dengan mengisi kuesioner.
Menurut Arikunto (2002: 128), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari
responden dengan cara mendistribusikan kuesioner secara langsung.
Kuesioner yang disebarkan berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian satu yang
data tentang data responden dan bagian kedua yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian untuk
mendapatkan data penelitian.
H. Skala
Skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau
tidak setuju dengan pernyatan pada skala 5 titik dengan susunan sebagai
berikut (Sekaran, 2006: 31):
Sangat setuju (SS) diberi skor 5
Setuju (S) diberi skor 4
Netral (N) diberi skor 3
Tidak setuju (TS) diberi skor 2
Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1
I. Teknik Pengujian Instrumen
Kualitas data dalam suatu pengujian hipotesis akan mempengaruhi
hasil ketepatan dari uji hipotesis. Kualitas data yang dihasilkan dari
penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi dengan uji validitas dan uji
reliabilitas.
1. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan
dan kesahihan suatu kuesioner sebagai suatu instrumen. Instrumen yang
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2001: 109).
Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi
produk moment.
rxy = koefisien korelasi antara masing-masing item (butir
pertanyaan)
X = nilai skor dari masing-masing item (butir pertanyaan) Y = nilai skor total dari butir pertanyaan
N = jumlah sampel (responden)
XY = perkalian antara masing-masing item dengan nilai skor total
Untuk menentukan bahwa instrumen valid atau tidak valid, digunakan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi 5% (α = 5%), instrumen
dikatakan tidak valid.
b. Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 5% (α = 5%), instrumen
dikatakan valid.
Dalam pengujian validitas ini digunakan taraf signifikansi 5% atau
taraf kepercayaan 95%. Uji signifikansi 5% artinya kemungkinan
kesalahan dalam pengambilan kesimpulan sebesar 5% atau benar dalam
pengambilan kesimpulan sekurang-kurangnya 95%.
2. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
pengukuran tersebut diulang. (Priyatno, 2008: 25). Pengujian reliabilitas
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Metode reliabilitas dihitung
dengan rumus:
Keterangan:
r
11 = Reliabilitas instrumen= Banyaknya butir pertanyaan
= jumlah varian butir
= Varian total
Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya
instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis
product moment.
J. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model
regresi variabel independen dan dependen, keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan
analisis grafik normal P-P Plots dilihat dari titik-titik yang menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas (Sujianto, 2009: 78).
Salah satu alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
tersedia dalam program SPSS. Uji K-S dilakukan dengan membuat
hipotesis:
Ho: Data residual berdistribusi normal, apabila nilai Asymp. Sign >
0,05.
Ha: Data residual tidak berdistribusi normal, apabila nilai Asymp.
Sign < 0,05.
b. Multikolinearitas
Salah satu asumsi model regresi linear klasik adalah bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas diantara variabel yang menjelaskan
yang termasuk dalam model regresi. Jika dalam model terdapat
multikoliearitas, maka model tersebut memiliki standar yang besar,
sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi.
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah
mempunyai nilai (VIF) disekitar angka satu dan mempunyai Tolerance
Value mendekati 0,1 sedangkan batas nilai VIF adalah 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu
pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas
(Ghozali, 2001: 69). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala