C - 81
UJIAWAL FITOKIMIA EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)
PHYTOCHEMICAL PRELIMINARY TEST ON EXTRACTS OF Garcinia mangostana L.PERICAPS
Tukiran, Suyatno, dan Nurul Hidayati Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761
E-mail:btukiran@yahoo.com
Abstrak.Telah dilakukan uji awal fitokimia terhadap ekstrakheksana, kloroform, dan metanol pada
kulit buah manggis(Garcinia mangostanaLinn.)yang meliputikandungan kimia fenolik, flavonoid, saponin, alkaloid, steroid dan triterpenoid.Hasil uji awal fitokimia terhadap ekstrak heksana, kloroform, dan metanol kulit buah manggistersebut diketahuibahwa ketiga ekstrak mengandungkomponentriterpenoid, namuntidak mengandung steroid. Ekstrak metanol mengandung semua komponen kimia di atas, kecuali steroid. Ekstrak heksana dan kloroform sama-sama mengandung komponen triterpenoid dan alkaloid, dan tidak mengandung steroid, fenolik, flavonoid, dan saponin.
Kata kunci: Ekstrak, Fitokimia,Kulit Buah, manggis, Uji Awal
Abstract. It has been conducted a phytochemical preliminarytest on hexane, chloroform, and
methanol extracts of Garcinia mangostanaLinn.pericarps includingchemical components of phenolic, flavonoid, saponin, alkaloid, steroid and triterpenoid.The results ofphytochemical preliminary teston the extracts were knownthat allof extractscontain triterpenoid, but not containing steroid. The methanol extract consists of all of chemical components, except steroid. The hexane and chloroform contain the same components that are triterpenoid and alkaloid, but not consisting of steroid, phenolic, flavonoid, and saponin.
Keywords:Extracts, Garcinia mangostana L., Pericarp, Phytochemical, Preliminary Test
PENDAHULUAN
Manggis (Garciniamangostana
L.)merupakan tanaman buah yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia manggis mempunyai berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), manggista (Sumatera Barat). Pohon manggis dapat tumbuh di dataran rendah sampai di ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl. Pusat penanaman
pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, dan Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara [1].
Buah manggis dilapisi oleh kulit yang tebal jika dilihat bagian dalamnya berwarna ungu. Sementara, kulit buah manggis mengandung senyawa yang rasanya pahit terutama xanthone dan tannin. Pada kulit buah manggis terdapat pigmen berwarna coklat ungu dan bersifat larut dalam air. Kulit buah manggis telah digunakan dalam obat tradisional untuk mengatasi gangguan pernafasan [2]. Jika
C - 82 kulit buah manggis diekstraksi,maka akan menghasilkan bahan pewarna alami berupa antosianin yang menghasilkan warna merah, ungu, dan biru. Senyawa lain yang terkandung dalam kulit buah manggis adalah mangosterol, mangostinon A dan B, trapezifolixanthone, trovophyllin B, α- dan -mangosteen, garcinon B, mangostanol, flavonoid epichatekin, dan gartanin.
Diinformasikan bahwa senyawa dari golongan xanthone ini telah diketahui memiliki bioaktivitas antioksidan, antiinflamasi, antialergi, antibakteri, antifungsi, antitumor, dan antivirus, juga telah banyak digunakan dalam pengobatan diare, disentri, serta kronik ulcer [3] dan [4].
Gambar. Buah, Kulit Buah, dan Tumbuhan Manggis Sumber: [5].
METODE PENELITIAN Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain: gelas kimia, gelas ukur, vial besar, gelas ukur, labu ukur, spatula, corong kaca, seperangkat alat penyaring Buchner,
vacuum rotary evaporator (Heidolph laborata 4001), timbangan digital, penyemprot, pipa kapiler, pipet tetes, pipet volum, penangas listrik, kasa, cawan petri, dan pisau. Sementara, bahan yang digunakan mencakup serbuk dari kulit buah manggis, heksana, kloroform, dan metanol, HgCl2, KI, asam salisilat, I2, Bi(NO3)3, HNO3 pekat, H2SO4 pekat, FeCl3, HCl pekat, pita Mg, asam asetat anhidrat, NaCl, gelatin, amonia, dan aquades. Prosedur Penelitian
a. Penyiapan SampelKulit Buah Manggis Sampel kulit buah manggisyang terkumpul dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian dipotong kecil-kecil, selanjutnya dikeringkan dengan diangin-anginkan. Sampel yang sudah kering kemudian digiling hingga diperoleh serbuk halus yang siap untuk dimaserasi.
b. Tahap EkstraksiKulit Buah Manggis Serbuk halus kulit buah manggissebanyak 5 gram dimaserasi (direndam) berturut-turut dengan pelarut heksana, kloroform, dan metanol dengan ketinggian pelarut ±1 cm diatas sampel. Maserasi dilakukan selama 24 jam pada suhu kamar. Hasil maserasi disaring menggunakan penyaring Buchner dan filtrat yang diperoleh diuapkan secara vakum
C - 83 menggunakan vacuum rotary evaporator untuk memperoleh ekstrak kental.
c. Uji Awal Fitokimia EkstrakKulit Buah Manggis
Ekstrak kental heksana, kloroform, dan metanolkulit buah
manggismasing-masingselanjutnyadianalisis untuk dilakukan uji awal fitokimia kandungan alkaloid, steroid, triterpenoid, fenolik,flavonoid, dan saponin, dengan langkah-langkah sebagai berikut[6]:
1. IdentifikasiKandungan Alkaloid
Sebanyak 1 ml ekstrak kental heksana, kloroform, dan metanolkulit buah manggismasing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambah 5 tetes amonia pekat. Setelah itu, disaringdan filtrat kemudian ditambah 2 ml asam sulfat 2N dan dikocok hingga menghasilkan lapisan atas dan bawah. Lapisan atas dibagi menjadi 3 bagian, pada tabung pertama ditambahkan 1 tetes pereaksi Mayer, dan adanya alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Pada tabung kedua ditambah 1 tetes pereaksi Dragendorff dan terbentuknya endapan orange menandakan adanya alkaloid. Kemudian, tabung ketiga ditambah 1 tetes pereaksi Wagner dan terbentuknya endapan coklat menandakan adanya alkaloid [7].
2. Uji Kandungan Steroid dan
Triterpenoid
Sebanyak 1 ml ekstrak kental kulit buah manggisdari pelarut heksana, kloroform, dan metanol masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian ditambah dengan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat (secukupnya). Jika terbentuk warna biru atau hijau,maka menandakan adanya
steroid. Jika terbantuk warna ungu atau jingga, maka menandakan adanya triterpenoid [7].
3. Uji Kandungan Fenolik
Sebanyak 3 tetes ekstrak kental heksana, kloroform, dan metanolkulit buah manggismasing-masing ditaruh pada pelet porselen. Kemudian ditambahkansedikit heksana, kloroform, dan metanol (0,5 mL) pada masing-masing ekstraknya, lalu diaduk sampai homogen. Setelah itu, masing-masing sampel ditambah beberapatetes FeCl35%. Adanya fenolik ditandai dengan terbentuknya warna hijau, kuning, orange, atau merah [7].
4. Uji Kandungan Flavonoid
Sebanyak 1 ml ekstrak kental heksana, kloroform, dan metanolkulit buah manggismasing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi, ditambah dengan 5 tetes etanol 60%-70%, lalu dikocok sampai homogen. Setelah itu ditambah sedikit pita Mg (1 mg) dan 5 tetes HCl pekat. Jika menghasilkan warna kuning, orange, atau merah menandakan adanya flavonoid [7].
5. Uji Kandungan Saponin
Sebanyak 1 ml ekstrak kental heksana, kloroform, dan metanolkulit buah manggismasing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi, ditambah 2 ml aquades, lalu dikocok sampai homogen. Setelah itu, dipanaskan selama 2-3 menit dandinginkan.Setelah dingin, kocok kembali dengan kuat. Adanya busa yang stabil (bertahan lama) menunjukkan sampel mengandung saponin [7].
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji awal fitokimia terhadap ekstrak kental heksana, kloroform, dan
C - 84
metanolkulit buah manggisselengkapnya dapat ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel. Hasil Uji AwalFitokimia Ekstrak Kulit Buah Manggis
No Uji Fitokimia
Sampel Ekstrak
Heksana Kloroform Metanol
Hasil Kesim -pulan Hasil Kesim -pulan Hasil Kesim -pulan 1 Steroid/ Triterpenoid Terbentuk cincin coklat -/+ Terbentuk cincin coklat -/+ Terbentuk cincin coklat -/+ 2 Alkaloid: a.Mayer Terjadi dua lapisan (atas dan bawah: tak berwarna - Terjadi dua lapisan (atas: tak berwarna dan bawah: sedikit kuning) + Tidak timbul endapan putih - b.Dragendroff Tidak timbul endapan orange - Tidak timbul endapan orange - Timbul endapan orange + c.Wagner Terjadi dua lapisan (atas: coklat dan bawah: jingga) + Terjadi dua lapisan (atas : kuning dan bawah: jingga) + Timbul endapan coklat +
3 Fenolik Larutan tidak berwarna - Larutan tidak berwarna - Timbul endapan warna hijau kehitaman + 4 Flavonoid Larutan tidak berwarna dan ada sedikit endapan putih - Larutan kuning dan timbul endapan putih - Larutan berwarna hijau +
5 Saponin Tidak berbuih - Tidak berbuih - Berbuih/
busa +
Keterangan: tanda (+) berarti sampel (ekstrak) positif mengandung senyawa yang dimaksud, dan (-) sebaliknya
Datadari tabel diatas dapat dijelaskanatau diinterpretasi sebagai berikut.
1. Hasil uji fitokimia komponen kimiaalkaloid.Pada uji komponen kimia alkaloid, ekstrak ditetesi dengan 3 reagen, yaitu reagen Mayer, reagen Dragendroff, dan reagen Wagner. Untuk uji alkaloid
pada pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan perekasi Mayer, yaitu ion
logam K+ dari kalium
tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang membentuk endapan putih. Persamaan reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut:
C - 85 Pada uji alkaloid menggunakan pereaksi Wagner, dapat dijelaskan bahwa ion logam K+dari pereaksi Wagner membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan alkaloid sehingga
membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap warna coklat. Persamaan reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut:
Pada uji alkaloid menggunakan reagen Dragendorff, dinyatakan bahwa ion logam K+dari perekasi Dragendorff membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan alkaloid
sehingga membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap berwarna orange. Persamaan reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Adanya alkaloid dalam suatu ekstrak masing-masing dapat ditandai dengan terbentuknya endapan putih, coklat, dan jingga sebagaimana dijelaskan di atas. Pada hasil uji fitokimia terhadap ekstrak heksana, kloroform, dan metanolkulit buah manggis diketahui bahwa ketiga ekstrak heksana, kloroform dan metanol diduga mengandung senyawa alkaloidkarena timbul endapan coklat (pereaksi Wagner). Ekstrak kloroform dan metanol
diduga kuat mengandung alkaloid karena didukung data adanya endapan putih (pereaksi Mayer) pada ekstrak kloroform dan endapan orange (pereaksi Dragendorff) pada ekstrak metanol.
2. Hasil uji fitokimia komponen kimia steroid/triterpenoid.Uji awal fitokimia yang banyak digunakan untuk mengetahui kandungan steroid/triterpenoid suatu sampel esktrakadalah pereaksi Liebermann-Burchard yang akan menghasilkan
C - 86 warna biru padasterol dan warna hijau, coklat atau ungu pada triterpenoid. Berikut adalah mekanisme reaksi umum reaksi
antara pereaksi Liebermann-Burchard dengan sterol (kolesterol), sebagaimana diusulkan oleh Burke et al.[8]:
*Sumber: Burke et al., [8] 3. Hasil uji fitokimia komponen kimia
fenolik.Ekstrak kulit buah manggis dinyatakan positif terhadap uji senyawa fenolik jika timbul warna
hijau, merah, kuning, orange, biru atau hitam. Persamaan reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut:
3
3(aq) 6 ( )s 6 3 [ ( ) ]6 (aq)
FeCl ArOH H Cl Fe OAr Kulit buah manggisyang diekstraksi
dengan pelarut heksana, kloroform, dan metanol yang selanjutnya diuji awal fitokimia fenolik ternyata ekstrak yang memberikanrespon positif dengan menghasilkan endapan warna hijau kehitaman yang menandakan adanya senyawa fenolik hanya ekstrak metanol.
4. Hasil uji fitokimia komponen kimia flavonoid.Untuk mengetahui ekstrak
yang diuji mengandung senyawa flavonoid digunakan uji shinoda test, yaitu menggunakan larutan HCl pekat dan sedikit potongan Mg yang menghasilkan warna orange. Berikut adalah reaksi uji flavonoid terhadap suatu ekstrak berdasarkan uji
Shinoda test: + + HOO2S HOAc/H2SO4 Ac2O (SO3) Pentaenylic cation λmax 620NM (calc.626 NM)* + SO2
Carbonium Ion of 3,5-Diena HO
Cholestahexaena Sulfonic Acid
λmax 410 NM (calc. 418 NM)** ( ) ( ) 2( ) 2( ) 4 2( ) ( ) 6 ( ) 2 6 [ ( ) ] 6 2 s l aq g aq s aq Mg HCl MgCl H MgCl ArOH Mg OAr H Cl
C - 87 Hasil uji ekstrak heksana, kloroform, dan metanol pada kulit buah manggis dilaporkan bahwa komponen kimia flavonoid hanya terdapat pada esktrak metanol.
Warna yang ditimbulkan dari ekstrak metanol adalah berwarna hijau yang menandakan adanya senyawa flavonoid.
5. Hasil uji fitokimia komponen kimia saponin.Ekstrak yang diuji dengan menggunakan metode Forth digunakan untuk mengetahui komponen kimia saponin. Timbulnya buih pada uji Forth menunjukkan adanya glikosida dalam ekstrak yang mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya. Uji saponin ini menunjukkan hasil positif dimana setelah dikocok dan didiamkan ada busa yang stabil/bertahan selama 2-4 menit. Hasil uji saponin terhadap ekstrak heksana dan kloroform kulit buah manggis tidak ditemukan senyawa saponin. Komponen kimia saponin hanya ditemukan pada ekstrak metanol dengan memberikan buih yang cukup stabil.
Beberapa penelitian yang relevan/terkaityang telah dilakukan dan dipublikasikan dapat dibahas sebagai berikut:
1) Uji fitokimia awal terhadap kulit buah manggis sudah dilakukan oleh Poeloengan dan Praptiwi (2010)[9] yang melaporkan bahwa kulit buah manggis menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, tanin, fenolik, flavonoid, dan triterpenoid. Hanya saja, tidak disebutkan pada ekstrak apa dari kulit buah manggis tersebut. Namun, jika dicermati lebih dalam paper Maliana, dkk. tersebut diduga berasal
dari ekstrak etanol kulit buah manggis karena sedang memfokuskan penelitiannya pada ekstrak etanol dan bioaktivitasnya. Hal yang sama, uji fitokimia terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis juga dilakukan oleh Irmayanti [10] dan Puspitasari, dkk. [11]. Dengan demikian, uji fitokimia awal pada ekstrak heksana, kloroform, dan metanol kulit buah manggis ini baru kali ini dilakukan. Ekstrak etanol kulit buah manggis sebagaimana disebutkan di atas mengandung komponen kimia yang sama dengan ekstrak metanol hasil penelitian tentu karena sifat polaritas kedua pelarut yang tidak jauh berbeda.
2) Kulit buah manggis telah diekstraksi dan ditemukan mengandung 95% xantontermasuk senyawa isoflavon, tanin, flavanoid, vitaminC, fenol dan antosianin[12].Artinya, keberadaan xanton yang merupakan senyawa polifenolikyang mempunyai struktur kimia dengan cincin trisiklik aromatik, dimana memiliki aktivitas biologik berupa antioksidan, anti inflamasi, anti kanker, anti bakteri, dan lain-lain [3]yang dominan mendukung data hasil penelitian bahwa ekstrak metanol positif pada uji fitokimia fenolik.
3) Namun, xanthon terisoprenilasi telah menurunkan sifat kepolaran secara keseluruhan senyawa tersebut, sehingga jenis xanthon ini tidak terekstrak dalam pelarut polar seperti metanol dan etanol,
C - 88 misalsenyawa santon gartanin, 1-isomangostin, 1-isomangostin hidrat, 3-isomangostin dan 3-isomangostin hidratyang terkandung dalam ekstrak heksana pada kulit buah manggis[3]. 4) Selanjutnya, Jung et al.[13] berhasil
mengidentifikasi kandungan xanton dari ekstrak diklorometana kulit buah manggis, yaitu 2 (dua) xanton terprenilasi teroksigenasi dan 12 (duabelas) xanton lainnya. Dua senyawa xanton terprenilasi teroksigenasi tersebut adalah 8-hidroksikudraksanton G, dan mangostingon [7-metoksi-2-(3-metil-2- butenil)-8-(3-metil-2-okso-3-butenil)-1,3,6- trihidroksiksanton. Kemudian, keduabelas xanton lainnya adalah: kudraksanton G, 8-deoksigartanin, garsimangoson B, garsinon D, garsinon E, gartanin, 1-isomangostin, alfamangostin, gamma-mangostin, mangostinon, smeathxanthon A, dan tovofillin A.
Terlepas dari beberapa senyawa xanthon dan turunannya yang telah banyak dan berhasil diteliti, ditemukan,dan dilaporkan baik pada kulit buah manggis dengan pelarut yang berbeda-beda, namun untuk sementara belum ada laporan mengenai senyawa yang berhasil ditemukan dari kulit buah manggis khususnya dari ekstrak kloroform dan metanol.
SIMPULAN
Hasil uji awal fitokimia terhadap ekstrak heksana, kloroform, dan metanol kulit buah manggis diketahuibahwa ketiga
ekstrak mengandung komponenkimia triterpenoid, namuntidak mengandung komponen steroid. Ekstrak metanol mengandung semua komponen kimia di atas, kecuali steroid. Ekstrak heksana dan kloroform sama-sama mengandung komponen triterpenoid dan alkaloid, namun tidak mengandung steroid, fenolik, flavonoid, dan saponin.
SARAN
Untuk memaksimalkan hasil penelitian ini,agar memperoleh data kimia yang jelas dan komprehensif,maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kulit buah manggis, baik dari sisiekstraksi (maserasi), isolasi, pemurnian, karakterisasi, dan diikuti elusidasi struktur dari isolat murni, serta uji hayati terhadap senyawa bioaktifnya sehingga nantinya dapat diaplikasikan pada bidang-bidang ilmu lain seperti (rekayasa) biomolekuler, pertanian (biopestisida), farmasi dan lain-lain.
Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini didanai dari skim PUPT-Islamic Development Bank (IDB), Program Desentralisasi, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud, dengan
nomor SK Rektor Unesa:
122/UN38/HK/LT/2015, tertanggal 17Februari 2015. Untuk ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih atas dukungan dana tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nugroho, Agung Endro, 2007. Manggis (Garcinia mangostana L.): Dari Kulit Buah yang Terbuang
Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat.
C - 89
Toksikologi, Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, FakultasFarmasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 2. Wahyuono, S., Puji, A., dan Wayan,
T.A., 1999. Karakterisasi Senyawa Bioaktif Alpha Mangostin dari Kulit Buah Garcinia mangostana L.,
Majalah Farmasi Indonesia, 10(3), Jogjakarta.
3. Chaverri, J.P., Rodriguez, N.C., Ibarra, M.O., and Rojas, J.M.P., 2008. Medicinal Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana Linn.), Food and Chemical Toxicology, 46, 3227-3239.
4. Suksamrarn, S., Komutiban, O., Ratananukul, P., Chimnoi, N., Lartpornmatulee, N. and Suksamrarn, A., 2006. Cytotoxic Prenylated Xanthones from The Young Fruit of
Garcinia mangostana. Chemical & Pharmaceutical Bulletin. 54, 301-305. 5. Miryanti, Y.I.P Arry, Lanny Sapei,
Kurniawan Budiono, dan Stephen Indra, 2011. Ekstraksi Antioksidan dari Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana Linn.), Laporan
Penelitian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
6. Tukiran, 2013. Phytochemical Analysis of Some Plants In Indonesia,
Journal of Biology, Agriculture and Healthcare, 3(4), 6-10.
7. Harborne, J. B., 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Terjemahan K. Padmawinata & I. Soediro, Bandung: Penerbit ITB.
8. Burke, R.W., Diamonstone, B.I., Velapoldi, R.A., and Menis, O., 1974. Mechanisms of The Liebermann-Burchard and Zak Color Reactions for Cholesterol. Clin. Chem. (Winston-Salem. N.C.), 20, 791-801.
9. Maliana, Y., Khotimah, S., dan Diba, F., 2013. Aktivitas Antibakteri Kulit
Garcinia Mangostana Linn. Terhadap Pertumbuhan Flavobacterium dan
Enterobacter dari Coptotermes
Curvignathus Holmgren, J.
Protobiont., 2(1), 7–11.
10. Irmayanti, Arisanti, Wijayanti, 2013. Uji Pendahuluan Serbuk Simplisia dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) yang Berasal dari Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali, Jurnal Universitas Udayana, 47-52.
11. Puspitasari, L., Swastini, D.A., dan Arisanti, C.I.A., 2013. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 95% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana
L.), Jurnal Farmasi Udayana, 1-4. 12. Riady, Widya Anastasia, 2014.
Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana) Menghambat Peningkatan Kadar F2 Isoprostan Urin TikusWistar (Rattus
Norvegicus) yang Dipapar Asap
Rokok, Tesis, Program Pascasarjana,Universitas Udayana, Denpasar.
13. Jung, H.A., Su, B.N., Keller, W.J., Mehta, R.G., and KinghornA.D., 2006. Antioxidant xanthones fromthe Pericarp of Garcinia mangostana
(Mangosteen), J. Agric. Food Chem., 54(6), 2077-2082.