BAB 2.
FUNGSI KOMPLEKS
Sebelum membahas fungsi kompleks ,berikut ini diberikan beberapa konsep dan istilah yang akan banyak digunakan dalam pembahasan selanjutnya. 2.1 Daerah di bidang kompleks
Bagian berikut ini kita akan membahas beberapa kurva dan daerah penting dan sejumlah konsep terkait yang akan sering kita gunakan.
Lingkaran C dengan pusat z0 dan berjari-jari R, C : z−z0 =R, merupakan
tempat kedudukan titik-titik yang berjarak R dari z0. y
x
Lingkaran satuan, adalah lingkaran berjari-jari satu dan berpusat di titik asal, direprentasikan dengan z =1.
Cakram lingkaran, adalah interior lingkaran C, yaitu z−z0 < R, atau lebih tepat disebut cakram lingkaran terbuka dan disebut juga lingkungan dari z0.
Cincin lingkaran terbuka atau anulus terbuka, adalah daerah antara dua lingkaran sepusat dengan jari-jari R1 dan R2, direprentasikan dengan
2 0
1 z z R
R < − < .
Himpunan titik-titik pada bidang kompleks berarti sembarang koleksi titik-titik pada bidang kompleks.
Sebuah himpunan S dikatakan terbuka jika setiap titik di dalam S mempunyai suatu lingkungan yang seluruhnya terletak di dalam S.
R . z0
Suatu himpuan S dikatakan terhubung jika sebarang dua titik di dalam himpunan ini dapat dihubungkan dengan suatu garis patah-patah yang terdiri atas terhingga banyaknya ruas garis yang seluruhnya terletak di dalam S.
Domain adalah himpunan terbuka yang terhubungkan.
Komplemen himpunan S adalah himpuan semua titik yang tidak terletak di dalam S.
Titik Batas himpunan S adalah titik yang setiap lingkungannya mengandung titik-titik di dlam S maupun di luar S.
Wilayah atau region adalah sebuah himpunan yang terdiri atas sebuah domain ditambah sebagian atau seluruh titik batasnya.
2.2 Fungsi Kompleks
Perhatikan fungsi f :I→C, dengan I merupakan sub himpunan bilangan real dan C himpunan bilangan kompleks. Maka fungsi f ini merupakan fungsi bernilai kompleks. Fungsi ini merupakan bentuk penyederhanaan fungsi yang memetakan sub himpuan bilangan real ke bidang, atau lebih dikenal sebagai fungsi bernilai vektor. Sebagai contoh, diberikan fungsi f(t)=cost+isint,0≤t≤2π. Maka kurva dari fungsi kompleks ini berupa lingkaran satuan, yaitu lingkaran yang berpusat di pisat koordinat dan berjari-jari satu. Sedangkan fungsi g(t)=t+it2,
1 1≤ ≤
− t , akan berupa parabola y= x2, dari x = – 1 sampai x = 1, seperti gambar
berikut.
pada S adalah aturan yang menetapkan setiap z di dalam S dengan tepat satu unsur di C dan dituliskan sebagai
C S
f : → .
z→w= f(z).
Pada rumus di atas, z adalah bilangan kompleks, jadi S merupakan domain definisi fungsi f dan himpunan yang merupakan seluruh nilai fungsi f disebut sebagai range (jangkauan) dari f. Sedangakn w adalah juga bilangan kompleks, sehingga dapat ditulis sebagai w = u + iv , yang bergantung pada bilangan kompleks z = x + iy. Jadi w dapat ditulis sebagai w= f(z)=u(x,y)+iv(x,y).
f(z)
Domain
Range
Dengan demikian fungsi kompleks f(z) ekuivalen dengan pasangan fungsi u(x,y) dan )v(x,y yang keduanya bergantung pada dua peubah x dan y.
Himpunan S disebut daerah asal (domain) dari f, ditulis Df dan f(z) disebut nilai dari f atau peta dari z oleh f. Range atau daerah hasil (jelajah) dari f ditulis Rf , yaitu himpunan f(z) untuk setiap z anggota S.
Contoh 1 :
a) w = z + 1 – i b) w = 4 + 2i c) w = z2 – 5z d) f(z) =
Contoh 1(a),1(b),1(c) adalah fungsi kompleks dengan domain semua titik pada bidang Z. Sedangkan contoh 1(d) adalah fungsi kompleks dengan domain semua titik pada bidang Z , kecuali z = .
iy x z= + w= f(z)=u(x,y)+iv(x,y) 1 2 3 + − z z 1 −
Jika z = x + iy, maka fungsi w = f(z) dapat diuraikan menjadi w = u(x,y) + iv(x,y) yang berarti Re(w) dan Im(w) masing-masing merupakan fungsi dengan dua variabel real x dan y.
Apabila z = r(cosθ + i sinθ), maka w = u(r, θ) + iv(r, θ). Contoh 2: Tuliskan f(z) = 2z2 – i dalam bentuk u dan v ! Penyelesaian.
Misal z = x + iy, maka fungsi w = f(z) = 2z2 – i = 2(x + iy )2 – i
= 2(x2+2xyi-y2) – i
= 2(x2-y2) + i(2xy-1). Jadi u = 2(x2-y2) dan v = 2xy-1.
Contoh 3. Jika z = r(cosθ + i sinθ), tentukan u dan v jika f(z) = z2 + i Penyelesaian.
f(z) = z2 + i
= [r (cosθ+i sinθ)]2 + i
= r2[cos2θ - sin2θ + 2isinθ cosθ] + i
= r2 (cos2θ - sin2θ) + r2i sin2θ + i
= r2 (cos2θ - sin2θ) +(1+r2sin2θ)i
berarti u = r2(cos2θ - sin2θ) dan v = 1+r2sin2θ) . Komposisi Fungsi
Diberikan fungsi f(z) dengan domain Df dan fungsi g(z) dengan domain Dg. Jika Rf∩ Dg≠φ, maka ada fungsi komposisi (g⃘f) (z) = g (f (z)), dengan domain Df.
Tidak berlaku hukum komutatif pada (g⃘f) (z) dan (f⃘g)(z). Contoh 4. Misal f(z) = 3z – i dan g(z) = z2 + z –1 + i, maka
‣ Jika Rf∩ Dg≠φ, maka (g⃘f) (z) = g (f (z)) = g(3z – i) = (3z – i)2 + (3z – i) –1 + i = 9z2 – 6iz – 1 + 3z – i – 1 + i = 9z2 – 3z – 2 – 6iz ‣ Jika Rg∩ Df≠φ, maka (f⃘g) (z) = f (g (z)) = f(z2 + z –1 + i) = 3z2 + 3z – 3 + 3i – i Karena 9z2 – 3z – 2 – 6iz ≠ 3z2 + 3z – 3 + 3i – i.
Jadi (g⃘f) (z) ≠ (f⃘g)(z) atau (g⃘f) ≠ (f⃘g) (tidak komutatif).
Interpretasi Geometris
Untuk setiap variabel bebas z = x + iy anggota domain ada satu dan hanya satu variabel tak bebas w = u + iv yang terletak pada suatu bidang kompleks. Masing-masing variabel terletak pada suatu bidang kompleks, z pada bidang Z dan w pada bidang W. Karena pasangan (z,w) mengandung 4 dimensi, maka kita tidak dapat menggambarkannya pada satu sistem. Tetapi kita dapat melihat gambaran dari w = f(z). Caranya dengan memandang fungsi f tersebut sebagai pemetaan
f g
f go
(transformasi) dari titik di bidang Z ke titik di bidang W dengan aturan f. Untuk suatu titik z maka f(z) disebut peta dari z.
Contoh 5. Diketahui fungsi w = 2z – 1 + i. Untuk setiap variabel bebas z = x + iy didapat nilai w = (2x – 1) + (2y + 1)i. Misalnya untuk z1 = 1 + i , dan z2 = 2 – 3i ,
berturut-turut diperoleh : w1 = 1 + 3i , dan w2 = 3 – 5i. Gambar dari z1,z2, w1 , dan
w2 dapat dilihat pad gambar berikut.
Contoh 6. Diketahui fungsi w = z2.
Dengan menggunakan z = r (cosθ+i sinθ), maka diperoleh w = z2 = r2
(cos2θ+i sin2θ).
Jika sebuah lingkaran pusat O berjari-jari r pada bidang Z, maka dapat dipetakan ke bidang W menjadi sebuah lingkaran pusat O berjari-jari r2. Daerah 0 ≤ arg z ≤α dipetakan menjadi daerah
0 ≤ arg w ≤ 2α.
Gambar keduanya dapat dilihat di bawah ini.
X U 1 z 2 z 1 w 2 w O O Z bidang W bidang 1 1 2 3 − 1 3 3 5 − Y V
2.3 Limit dan kekontinuan
Pengertian limit dan kekontinuan fungsi kompleks secara esensi sama dengan pengertian limit dan kekontinuan fungsi real.
y y
x x
Suatu fungsi f(z) dikatakan mempunyai limit l untuk z mendekati z0 jika untuk sebarang ε > 0 terdapat bilangan positif δ sehingga untuk 0< z−z0 <δ
berlaku f(z)−l <ε dan ditulis sebagai
l z f z zlim→0 ( )= . α 2α Z bidang W bidang r 2 r δ z . z0 f(z) . l ε
Perlu diperhatikan bahwa :
1. Titik zo adalah titik limit domain fungsi f.
2. Titik z menuju zo melalui sebarang lengkungan K, artinya z menuju zo dari
segala arah.
3. Apabila z menuju zo melalui dua lengkungan yang berbeda,
mengakibatkan f(z) menuju dua nilai yang berbeda, maka limit fungsi f tersebut tidak ada untuk z mendekati zo.
Contoh 7. Buktikan bahwa :
5 2 2 3 2 lim 2 2 − = − − → z z z z Bukti:
Misalkan diberikan bilangan ε > 0, kita akan mencari δ > 0 sedemikian, sehingga:
δ − <ε − − − ⇒ < − < 5| 2 2 3 2 | | 2 | 0 2 z z z z , untuk z ≠ 2
Lihat bagian sebelah kanan Dari persamaan kanan diperoleh:
2 | 2 | | ) 2 ( 2 | | ) 2 ( ) 2 )( 5 1 2 ( | | 5 ) 2 ( ) 2 )( 1 2 ( | | 5 2 2 3 2 2 ε ε ε ε ε < − ⇔ < − ⇔ < − − − + ⇔ < − − − + ⇔ < − − − − z z z z z z z z z z z
Hal ini menunjukkan bahwa 2
ε
δ = telah diperoleh. Bukti Formal :
Jika diberikan ε > 0 , maka terdapat 2
ε
ε δ δ = < − = − − − + = − − − − ⇒ < − < 2 | ) 2 ( 2 | | 5 ) 2 ( ) 2 )( 1 2 ( | | 5 2 2 3 2 2 | | 2 | 0 z z z z z z z z Jadi − <ε − − − | 5 2 2 3 2 2 | z z z apabila 2 | 2 | 0< z− <δ =ε Terbukti 5 2 2 3 2 lim 2 2 − = − − → z z z z . Teorema Limit Teorema 1 :
Jika fungsi f mempunyai limit untuk z menuju zo , maka nilai limitnya tunggal.
Bukti:
Misal limitnya w1 dan w2, maka
Teorema 2 :
Misalkan z = (x,y) = x+iy dan f(z) = u(x,y) + iv(x,y) dengan domain D. Titik zo =
(xo,yo) = xo+iyo di dalam D atau batas D.
Maka z z f z xo iyo
o
+ =
→ ( )
lim jika dan hanya jika z z u x y xo
o = → ( , ) lim dan o z z ov x y y = → ( , ) lim . Teorema 3 :
Misalkan fungsi f dan g limitnya ada.
lim f(z) = a dan lim g(z) = b, maka 1. lim (f(z) + g(z)) = a + b (untuk z → zo) 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 jadi sehingga 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( 2 ) ( 2 ) ( ) ( w w w w w z f z f w w z f z f w w z f z f w w z f = ≤ − = + = − + − ≤ − + − = − = − = − ε ε ε ε ε ε
2. lim (f(z) . g(z)) = a . b (untuk z → zo)
3. lim (f(z) / g(z)) = a / b (untuk z → zo)
Tugas : Buktikan ketiga teorema limit tersebut ! Contoh 8. Hitunglah : i z z i z − + → 1 lim 2 Penyelesaian. i i z i z i z i z i z z i z i z i z 2 ) ( lim ) )( ( lim 1 lim 2 = + = − − + = − + → → → Contoh 9. Jika i y x y x xy z f 1 2 ) ( 2 2 2+ + + = . Buktikan lim ( ) 0 f z z→ tidak ada ! Penyelesaian.
Kita tunjukkan bahwa untuk z menuju 0 di sepanjang garis y = 0, maka 0 lim ) ( lim ) ( lim 2 0 ) 0 , 0 ( ) 0 , ( 0 = → = → = → f z x f z x x i z
Sedangkan di sepanjang garis y = x,
1 ) 1 1 ( lim ) ( lim ) ( lim 2 0 ) 0 , 0 ( ) , ( 0 = → = → + + = → x i x z f z f x x x z
Karena dari dua arah nilainya berbeda, maka terbukti lim ( )
0 f z
z→ tidak ada.
Kekontinuan Fungsi Definisi :
Misalkan fungsi f(z) terdefinisi di D pada bidang Z dan titik zo terletak pada
interior D, fungsi f(z) dikatakan kontinu di zo jika untuk z menuju zo,
maka lim f(z) = f(zo).
Jadi, ada tiga syarat fungsi f(z) kontinu di zo, yaitu :
) ( lim . 2 ) ( . 1 o ada z f ada z f
Fungsi f(z) dikatakan kontinu pada suatu daerah R, jika f(z) kontinu pada setiap titik pada daerah R tersebut.
Teorema 4 :
Jika f(z) = u(x,y) + iv(x,y), f(z) terdefinisi di setiap titik pada daerah R, dan zo = xo+ i yo titik di dalam R, maka fungsi f(z) kontinu di zo jika dan hanya jika
u(x,y) dan v(x,y) masing-masing kontinu di (xo,yo).
Teorema 5 :
Andaikan f(z) dan g(z) kontinu di zo, maka masing-masing fungsi :
1. f(z) + g(z) 2. f(z) . g(z) 3. f(z) / g(z), g(z) ≠ 0 4. f(g(z)); f kontinu di g(zo), juga kontinu di zo. Contoh 10. Fungsi f(z) = ⎪ ⎪ ⎩ ⎪ ⎪ ⎨ ⎧ = + ≠ − + i z z i z i z z 2 , 4 3 2 , 2 4 2 , apakah kontinu di 2i Penyelesaian
f(2i) = 3 + 4(2i) = 3 + 4i, sedangkan untuk z mendekati 2i, lim f(z) = z + 2i, ) 2 ( ) ( lim sehingga 2i f z f i
z→ ≠ . Jadi f(z) diskontinu di z = 2i. Contoh 11. Dimanakah fungsi
2 3 1 ) ( 2 2 + − + = z z z z g kontinu ? Penyelesaian.
Perhatikan bahwa g(z) diskontinu di z = 1 dan z = 2. Jadi g(z) kontinu di daerah
{
z z >2}
.2.4. Turunan
Diberikan fungsi f yang didefinisikan pada daerah D dan zo ∈ D.
Jika diketahui bahwa nilai
o o z z z z z f z f o − − → ) ( ) (
lim ada, maka nilai limit ini dinamakan turunan atau derivatif fungsi f di titik zo.
Dinotasikan : f’(zo)
Jika f’(zo) ada, maka f dikatakan terdifferensial atau diferensiabel di zo.
Dengan kata lain :
z z f z z f z f z f o o z z o ∆ − ∆ + = ∆ ∆ = → ∆ → ∆ ) ( ) ( lim lim ) ( ' 0 0 .
Jika f terdifferensial di semua titik pada D, maka f terdifferensial pada D Contoh 12. Buktikan f(z) = z2 terdifferensiasi diseluruh ℂ
Penyelesaian.
Perhatikan bahwa ditinjau sebarang titik zo∈ ℂ
o o o o z z o o z z o o z z o z z z z z z z z z z z z z z f z f z f o o o 2 ) )( ( lim lim ) ( ) ( lim ) ( ' 2 2 = − − + = − − = → − = → → →
Karena zo sebarang maka f(z) = z2 terdefferensial
di seluruh ℂ Teorema 6
Jika f fungsi kompleks dan f’(zo) ada, maka f kontinu di zo
Bukti :
Diketahui f’(zo) ada
0 0 ) ( ' ) ( lim ) ( ) ( ) ( lim ) ( ) ( ) ( ) ( lim )) ( ) ( ( lim = ⋅ = − ⋅ − − = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − ⋅ − − = − → → → → z f z z z z z f z f z z z z z f z f z f z f o z z o o z z o o o z z o z z o o o o
sehinggazlimz f(z) zlimz f(zo) f(zo)
o o
= =
→
→ . Dengan kata lain f kontinu di zo.
Contoh 13. Buktikan f(z) = |z|2 kontinu di seluruh bidang kompleks tetapi hanya terdifferensial di z = 0
Bukti :
f(z) = |z|2 = x2 + y2 berarti u(x,y) = x2 + y2 dan v(x,y) = 0 u dan v kontinu di D, maka f(z) kontinu di D
0 lim | | lim 0 ) 0 ( ) ( lim ) 0 ( ' 0 2 0 0 = = = − − = → → → z z z z z z f z f f z z z Jadi f(z) terdifferensial di z = 0. 2.5 Syarat Chauchy-Riemann
Syarat yang diperlukan agar fungsi f terdiferensial di zo = xo + i yo
adalah syarat Chauchy-Riemann, yang menghubungkan derivatif-derivatif parsial tingkat pertama dari fungsi bagian real dan fungsi bagian imajiner dari f.
Teorema 7 (Syarat Chauchy-Riemann)
Jika f(z) = u(x,y) + i v(x,y) terdifferensial di zo = xo + i yo, maka u(x,y) dan
v(x,y) mempunyai derivatif parsial pertama di (xo,yo) dan di titik ini dipenuhi
persamaan Cauchy – Riemann
x v y u dan y v x u ∂ ∂ − = ∂ ∂ ∂ ∂ = ∂ ∂
derivatif f di zo dapat dinyatakan dengan f'(zo)=ux(xo,yo)+ivx(xo,yo)
f(z) = u(x,y) + i v(x,y) tidak terdifferensial di zo = xo + i yo
Contoh 14. Buktikan f(z) = |z|2 tidak terdifferensiasi di z ≠ 0 Bukti : f(z) = x2 + y2 sehingga
u(x,y) = x2 + y2 v(x,y) = 0 Persamaan Cauchy – Riemann
y y u dan x x u 2 2 = ∂ ∂ = ∂ ∂ y y u dan x x u 2 =2 ∂ ∂ = ∂ ∂ 0 2 = ⇔ ∂ ∂ = ∂ ∂ x y v x u 0 2 = ⇔ ∂ ∂ − = ∂ ∂ y x v y u
Dua persamaan terakhir tidak dipenuhi jika x ≠ 0 atau y ≠ 0, jadi pasti f tidak terdeferensial di z ≠ 0
Catatan :
Syarat C-R hanya syarat perlu untuk keterdifferensialan
Contoh 15. Buktikan fungsi f(z) = 2 2
3 3 1 1 y x i) ( y i) ( x + − − + dan f(0) = 0, tidak terdifferensial di 0, memenuhi C-R Bukti : u = 2 2 3 3 y x y x + − dengan u(0,0) = 0 2 2 3 3 y x y x v + + = dengan v (0,0) = 0 1 ) 0 , 0 ( ) 0 , ( lim ) 0 , 0 ( = u x −u = u
1 ) 0 , 0 ( ) , 0 ( lim ) 0 , 0 ( 1 ) 0 , 0 ( ) 0 , ( lim ) 0 , 0 ( 0 0 − = − = = − = → → y v y v v x v x v v y y x x
Jadi persamaan Cauchy – Riemann terpenuhi tetapi iy) )(x y (x i) ( y i) ( x z f z f z z + + − − + = − → → 2 2 3 3 0 0 1 1 lim ) 0 ( ) ( lim
Sepanjang garis real y = 0 → 0 lim → x 3 3 1 x i) ( x + = 1 + i. Sepanjang garis real y = x Æ
0 lim → x i i x i ix + = + ) 1 1 ( 2 2 3 3 . Jadi z f z f z ) 0 ( ) ( lim 0 −
→ tidak ada, sehingga f tidak terdifferensial di 0 meskipun persamaan C-R dipenuhi di (0,0).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa : i. Syarat perlu
f(z) = u(x,y) + iv(x,y), zo = xo + i yo
f’(z) ada maka ux,uy,vx,vy ada di (x0,y0)berlaku Persamaan C-R, yaitu : ux =vy dan vx =−uy dan f’(z0) = ux(x0,y0) + i vx(x0,y0).
ii. Syarat cukup
u(x,y), v(x,y), ux(x,y), vx(x,y), uy(x,y), vy(x,y) kontinu
pada kitar zo = xo + i yo dan di (xo,yo) dipenuhi C-R
maka f f(zo) ada.
Contoh 16.
Buktikan f(z) = ex(cos y + i sin y) terdiferensial untuk setiap z dalam ℂ
Bukti : u(x,y) = excos y → ux(x,y) = excos y
uy(x,y) = -exsin y
v(x,y) = exsin y → v
x(x,y) = exsin y.
vy(x,y) = excos y
Berdasarkan persamaan C-R :
ux = vy dan uy = -vx dipenuhi di ∀ (x,y) ∈ ℂ, dan ada persekitaran dimana keenam
fungsi kontinu dan C-R dipenuhi di (x,y).Jadi f’(z) ada ∀ z ∈ ℂ dan f’(z) = ux(x,y)
+ i vx(x,y) = excos y + i exsin y.
Syarat C-R Pada Koordinat Kutub
Jika f(z) = u(x,y) + i v(x,y) dapat diilustrasikan dalam koordinat kartesius maka dengan menggunakan hubungan x = r cos ϕ dan y = r sin ϕ , diperoleh z = r cos ϕ + i sin ϕ , sehingga f(z) = u(r, ϕ) + i v(r, ϕ) dalam sistem koordinat kutub.
Teoreama 8.
Jika f(z) = u(r, ϕ) + i v(r, ϕ) terdiferensial dan kontinu pada suatu kitar (ro, ϕo) dan jika dalam kitar tersebut
ur, uϕ, vr, vϕ ada dan kontinu di (ro, ϕo) dan dipenuhi
Persamaan C-R yaitu: vϕ r ur 1 = dan =−1u , r≠0 r vr ϕ .
maka f’(z) ada di z = zo dan f’(z) = (cos ϕo – i sin ϕo) [ur(ro, ϕo) + i vr(ro, ϕo)].
Contoh 17.
Diketahui f(z) = z-3, tentukan f’(z) dalam bentuk kootdinat kutub.
Penyelesaian.
f(z) = z-3 = r-3 (cos 3ϕ - i sin 3ϕ), maka :
u = r-3 cos 3ϕ , sehingga ur = -3r-4 cos 3ϕ dan uϕ= -3r-3 sin 3ϕ, v = -r-3 sin 3ϕ ,
sehingga
vr = 3r-4 sin 3ϕ dan vϕ= -3r-3 cos 3ϕ
keenam fungsi ini kontinu dan syarat C-R dipenuhi untuk semua z ≠ 0 Jadi f(z) = z-3 terdiferensial untuk z ≠ 0
Dengan demikian f f(z) dalam koordinat kutub adalah : f’(z) = (cos ϕ – i sin ϕ) (-3r-4 cos 3ϕ + i 3r-4 sin 3ϕ)
Aturan Pendiferensialan
Jika f(z), g(z) dan h(z) adalah fungsi- fungsi kompleks serta f’(z), g’(z) dan h’(z) ada, maka berlaku rumus-rumus :
[
]
[
]
[
]
[
]
2 ) ( ) ( ' ) ( ) ( ) ( ' ) ( ) ( . 5 ) ( ' ) ( ) ( ) ( ' ) ( ) ( . 4 ) ( ' ) ( ' ) ( ) ( . 3 ) ( ' ) ( . 2 1 dz d(z) , 0 dz dc . 1 z g z g z f z g z f z g z f dx d z g z f z g z f z g z f dx d z g z f z g z f dx d z cf dz z cf d − = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = ± = ± = = = . dz d . d dw dz dw rantai) (aturan komposisi dengan disebut biasa ) ( ' )] ( [' ) ( ' maka )] ( [ ) ( Jika . 7 . 6 1 ϕ ϕ = = = = − z f z f g z h z f g z h nz dz dzn n 2.6 Fungsi Analitik DefinisiFungsi f dikatakan analitik di zo, jika ada r > 0 sedemikian, hingga f’(z) ada
untuk setiap z ∈ N(zo,r) (persekitaran zo). Fungsi yang analitik untuk setiap z∈ ℂ
dinamakan fungsi utuh (entire). Contoh 18 1. f(z) = z z f( )= 1 analitik kecuali di z = 0. 2. f(z) = x3 + iy3 diperoleh : u = x3 ; v = y3 sehingga u x = 3x2 ; vx = 0 ; uy = 0 ; vy = 3y2
dengan menggunakan persamaan C-R : 3x2 = 3y2 ⇒ y = ± x dan vx = uy = 0
persamaan C-R dipenuhi dan kontinu digaris y = ± x berarti f’(z) ada hanya di y = ± x.
Sifat sifat fungsi analitik
Misalnya f dan g analitik pada D, maka : 1. f ± g merupakan fungsi analitik 2. fg merupakan fungsi analitik
3. f/g merupakan fungsi analitik dengan g ≠ 0 4. h = g ∘ f merupakan fungsi analitik 5. berlaku aturan L’hospital yaitu :
( )
( )
g'( )
( )
z , dengan ( ) 0 '( ) 0 z f' z g z f lim = ≠ ≠ →zo g z g z z 2.7. Titik Singular DefinisiTitik z1 disebut titik singular dari f jika f tidak analitik di z1 tetapi untuk setiap
persekitaran dari z1 memuat paling sedikit satu titik dimana f analitik.
Jenis kesingularan f(z) atau titik singular antara lain : 1. Titik singular terisolasi
Titik zo dinamakan titik singular terisolasi dari f(z) jika terdapat δ> 0 demikian
sehingga lingkaran |z – zo| = δ hanya melingkari titik singular lainnya. Jika δ
seperti itu tidak ada, maka z = zo disebut titik singular tidak terisolasi.
2. Titik Pole (titik kutub)
Titik z = zo disebut titik pole tingkat n, jika berlaku lim( − ) ( )= ≠0
→ z z f z A n o z z o Jika n = 1, zo disebut sebagai titik pole sederhana.
3. Titik Cabang
Dari fungsi bernilai banyak dapat menjadi titik singular. 4. Titik Singular dapat dihapuskan
5. Titik Singular Essensial
Titik singular z = zo yang tidak memenuhi syarat titik singular pole titik cabang
atau titik singular yang dapat dihapuskan disebut titik singular essensial. 6. Titik Singular tak hingga
Jika f(z) mempunyai titik singular di z = ∞, maka sama dengan menyatakan f(1/w) mempunyai titik singular di w = 0.
Contoh 19 1. g(z) = 2 ) 1 ( 1 −
z berarti titik z = i adalah titik pole tingkat 2 dari g(z). 2. h(z) = |z|2 tidak merupakan titik singular
3. k(z) = ln (z2 + z – 2) maka titik cabang adalah z1 = 1 dan z2 = –2 karena
(z2 + z – 2) = (z – 1) (z + 2) = 0. 2.9 Fungsi Harmonik
Jika f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada D maka u dan v mempunyai derivatif parsial di semua orde yang kontinue pada D. Jadi dalam D berlaku C-R , ux = vy dan uy = –vx. Karena derifatif-derivatif parsial dari u dan v kontinue dalam
D, maka berlaku vxy = vyx. Jika dalam ux = vy dan uy = –vx diderivatifkan parsial
terhadap x dan y maka ∀(x,y) ∈D berlaku uxx + uyy = 0
vxx = vyy = 0.
Jika f analitik pada D maka u dan v pada D memenuhi persamaan differensial Laplace dalam 2 dimensi.
0 2 2 2 2 = ∂ ∂ + ∂ ∂ y x ϕ ϕ ,
u dan v dimana f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada suatu domain maka f(z) dikatakan harmonik pada domain tersebut.
Dua fungsi u dan v sedemikian sehingga f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik dalam suatu domain dinamakan dua fungsi yang harmonik konjugat dalam domain itu.
Contoh 20.
Diberikan u(x,y) harmonik pada D dan tentukan fungsi v yang harmonik konjugat dengan u = 4xy3 – 12x3y, (x,y) ∈ℂ
Penyelesaian :
Misal konjugatnya adalah v(x,y). Jadi f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada ℂ sedemikian sehingga berlaku C-R ux = vy dan uy = -vx .
ux = 4y3 – 12x2y , vy = 4y3 – 12x2y
uy= 12xy2 – 4x3, v = y4 – 6x2y2 + g(x)
karena vx = –uy maka –12xy2 + g f(x) = –12xy2 + 4x3 sehingga g f(x) = 4x3
diperoleh g(x) = x4 + C Jadi v = y4 – 6x2y2 + x4 + C. Soal latihan:
1. Nyatakan hubungan/ implikasi antara fungsi seluruh (entire), fungsi analitik, fungsi diferensiabel, dan fungsi kontinu.
2. Diberikan f(z)= xy−ixy.
a. Apakah f merupakan fungsi seluruh.
b. Jika bukan fungsi seluruh, apakah f analitik di suatu titik. c. Jika tidak analitik di suatu titik, apakah ada titik yang
menyebabkan fungsi f terdiferensial di titik tersebut. 3. Diberikan u(x,y)=2x−x3+kxy2
a. Tentukan k agar u(x,y)merupakan fungsi harmonik b. Tentukan fungsi analitik f(x,y)=u(x,y)+i(x,y).
4. Tunjukkan bahwa u= x3−3xy2+3x2 −3y2+1 merupakan fungsi harmonik dan tentukan fungsi analitik u + iv yang sesuai.