• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUES DAN MASSAGE EFFLURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUES DAN MASSAGE EFFLURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUES DAN MASSAGE EFFLURAGE TERHADAP PENURUNAN

NYERI DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA FIBROMYALGIA SYNDROME OTOT UPPER TRAPEZIUS

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi

Disusun oleh :

MADA ANGGARANI NIM J120121029  

 

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

(2)
(3)

THE EFFECT OF INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUES AND MASSAGE EFFLURAGE IN REDUCING PAIN AND INCREASING FUNCTIONAL ABILITY TOWARD FIBROMYALGIA SYNDROME OF UPPER TRAPEZIUS

Mada Anggarani

Study Program S1 Physical Therapy Health Science Faculty University Muhammadiyah of Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta E-mail: ayna_afanin@yahoo.com

ABSTRACT

Background: Musculoskeletal pain is a symptom that is mostly being beefed about by patient and still as an interesting topic to be discussed until this day. Some of them are caused by fibromyalgia syndrome (FMS). One of method that can be initiated is INIT and massage efflurage. Both of those therapy are expected to be able to give differences of influence in penanganan cases of fibriomyalgia syndrome on m. upper trapezius.

Purpose: The purposes of this research are to understand the influence of INIT and massage efflurage in reducing nyeri and increasing the functional ability on FSM upper trapezius muscle patient and to know the side-effect differences between INIT and massage efflurage in reducing the pain and increasing the functional capability on FSM upper trapezius muscle patients.

Method and Research: This research is an experimental research using the program of two groups pre-test and post-test design. This research is taken with purposive random sampling technique. The subject is 12 people, divided into two groups. Both are treated three times a week for three weeks, 15 minutes each time. The data analysis technique used is the T-test with the reliance level is 95%. Result: The research result on hypothesis 1 test on group 1 shows the value of p= 0.026 for VDS and p = 0.027 for NDI (p < 0.05) which means that there is a significant influence of INIT therapy in reducing nyeri and increasing the functional ability toward upper trapezius muscles FMS. Hypothesis test on group 2 shows that the value of p = 0.026 for VDS and p = 0.043 for NDI (p < 0.05) which means that there is a significant influence of massage efflurage in reducing nyeri and increasing functional ability toward upper trapezius muscles FMS. Hypothesis 2 shows the value of p = 0.432 for VDS and p = 0.0317 for NDI (p > 0.05) which means that there is no significant influence difference between INIT and massage efflurage therapy in reducing nyeri and increasing functional ablity toward upper trapezius muscles FMS.

Conclution: The conclusion of this research is both treatments give influence in reducing nyeri and increasing the functional ability toward upper trapezius muscles FMS and there is no significant influence difference among both treatments.

Keywords: INIT, Massage Efflurage, Fibromyalgia syndrome, m. upper trapezius

(4)

A. PENDAHULUAN Latar Belakang

Nyeri musculoskeletal adalah gejala yang paling sering dikeluhkan oleh pasien dan masih menjadi topik yang menarik untuk dibahas hingga saat ini. Seringkali nyeri musculoskeletal mengacu pada fibromyalgia syndrome (FMS) dan myofascial trigger point syndrome (MTrPS). FMS merupakan kumpulan gejala seperti adanya nyeri pada area yang luas, rasa kelelahan, terdeteksi adanya tender point serta gangguan tidur di mana nyeri yang dirasakan tidak berbeda jauh dengan nyeri otot kronis pada umumnya (Fitzcharles et al. 2012).

Chaitow (2010) mengusulkan sebuah metode baru yang disebut Integrated Neuromuscular Inhibitory Technique (INIT). Selain INIT, massage juga menjadi pilihan yang sering digunakan dalam menangani problematik muskuloskeletal. Massage yang digunakan untuk otot dengan area yang luas adalah massage efflurage.

Sibby et al. (2009) melakukan penelitian tentang INIT dan laser dengan menambahkan stretching pada MTrPS otot upper trapezius. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa INIT lebih efektif dalam menurunkan nyeri. Namun, Fatmawati (2013) dalam tesisnya yang membahas tentang INIT dan massage efflurage pada upper trapezius menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan baik menggunakan metode INIT

(5)

atau pun menggunakan massage efflurage dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh INIT dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional pada pasien FSMotot upper trapezius. (2) mengetahui pengaruh massage effurage dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional pada pasien FSM otot upper trapezius. (3) mengetahui perbedaan pengaruh antara INIT dan massage efflurage dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional pada pasien FSMotot upper trapezius.

B. KERANGKA TEORI Fibromyalgia Syndrome

Fibromyalgia Syndrome sejauh ini diartikan sebagai kumpulan gejala seperti adanya nyeri pada area yang luas, rasa kelelahan, terdeteksi adanya tender point serta gangguan tidur. Pada mulanya istilah fibrositis sendiri digunakan untuk menandai bahwa salah satu gejala yang wajib dimiliki oleh FMS adalah dengan adanya perlengketan jaringan (fibrosis).

Namun seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teori ini telah terbantahkan oleh Wolfe, yang telah diperbarui atas nama American College of Rheumatology (ARC) (2010) dengan mengemukakan bahwa diagnosa yang wajib dimiliki oleh FMS adalah adanya nyeri pada axial muscle lebih dari 3 bulan, ditemukannya tender point lebih dari 11 titik.

(6)

Integrated Neuromuscular Inhibition Techniques (INIT)

INIT adalah metode yang digunakan untuk memanjangkan atau mengulur struktur jaringan lunak (otot, tendon dan ligament) dimana jaringan lunak tersebut memendek akibat gangguan patologis sehingga dapat memperbaiki lingkup gerak sendi (LGS) serta mengurangi nyeri karena adanya spasme ataupun fibrosis (Fryer, 2011). Metode INIT dalam penerapannya menggunakan dasar-dasar gerakan dari penggabungan tiga metode Ischemic compression, muscle energy technique dan strain-counter strain

Massage Efflurage

Massage dapat didefinisikan sebagai terapi manipulasi yang diberikan dengan teknik menekan atau memegang pada bagian tubuh tertentu secara langsung (kontak langsung dengan kulit) (Kenny, 2008). Massage akan meningkatkan suplai darah arteri ke jaringan. Hal ini akan membuat sistem metabolisme menjadi lancar serta meningkatkan produksi ATP (Adenosin Triposphat). Maka zat P yang menjadi penyabab nyeri akan berkurang dan serotonin meningkat (Turchaninov dan Prilutsky, 2004).

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan menggunakan rancangan two groups pre-test and post-test design. Penelitian ini dilakukan di daerah Pabelan, Kartasura, Surakarta mulai tanggal 1 November – 1 Desember 2014. Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik purposive random sampling (sampel acak). Responden dipilih dengan

(7)

cara mengisi quisioner serta masuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Alat untuk mengukur nyeri yang digunakan berupa VDS (Verbal Descriptor Scale) dengan nilai reliabilitas 0,52 dan nilai validitas 0,83 (Flaterhy, 2012). Alat untuk mengukur ukur kemampuan fungsional yang digunakan berupa NDI (Neck Disability Index). dengan nilai reliabilitas 0,96 (Shaheen et al. 2013) dan validitas 0,75 (Alliet, 2013).

Teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut: (1) Analisis deskriptif untuk mengetahui karakteristik subyek (2) Uji hipotesis pengaruh pemberian intervensi pada masing-masing kelompok memakai uji non parametrik Wilcoxon test. (3) Uji beda pengaruh antara kelompok 1 dan 2 menggunakan uji Man-Whitney test. Analisis data menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for windows. Tingkat kemaknaan ditetapkan adalah 0,05. Jika p ≤ 0,05 berarti ada perbedaan atau hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian ini dilaksanakan di daerah Pabelan, Kartasura, Surakarta dengan pegawai loundry sebagai subyek penelitian. Quisioner disebar kepada 72 pegawai loundry. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 22 orang dan yang bersedia mengikuti jalannya penelitian hingga akhir hanya berjumlah 12 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 yaitu kelompok perlakuan INIT berjumlah 6 orang. Kelompok 2 yaitu kelompok perlakuan massage efflurage berjumlah 6 orang. Semua subyek telah

(8)

mengikuti pre-test dan post-tes serta dapat menyelesaikan program terapi mulai tanggal 11 November – 1 Desember 2014. Frekuensi terapi 3 kali seminggu selama 9 kali terapi dengan durasi 15 menit untuk 1 kali terapi.

Tabel 4.1

Data responden berdasarkan usia

Tabel 4.2

Data responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Kelompok 1 n(6) Kelompok 2 n(6) Jumlah

Laki-laki 3 1 4

Perempuan 3 5 8

Jumlah 6 6 12

Tabel 4.3

Data hasil pengukuran VDS dan NDI

Data

Kelompok 1 Kelompok 2

VDS NDI (%) VDS NDI (%) Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Min 2 0 26,7 0 1 0 20 20 Max 4 1 40 20 4 2 37,8 20 Modus 2 0 - - 3 1 - - Mean - - 31 16 - - 28 20 SD 1,033 0,753 6,3 8,1 0,816 0,548 6,1 8,5 Tabel 4.4

Hasil uji statistik nilai VDS sebelum dansesudah terapi INIT kelompok 1 Kelompok N Mean Sd Z p Keterangan

Pre-test 6 2,67 1,033

-2.232 0,026 Ada pengaruh bermakna p < 0,05 Post-test 6 0,83 0,753

Usia Kelompok 1 n(6) Kelompok 2 n(6) Jumlah

25-29 3 3 6 30-34 2 1 3 35-39 - 1 1 40-44 1 - 1 45-50 - 1 1 Jumlah 6 6 12

(9)

Tabel 4.5

Hasil uji statistik nilai NDI sebelum dansesudah terapi INIT kelompok 1 Kelompok N Mean Sd Z p Keterangan

Pre-test 6 0,3100 0.063

-2.207 0,027 Ada pengaruh bermakna p < 0,05 Post-test 6 0,1667 0,081

Tabel 4.6

Hasil uji statistik nilai VDS sebelum dansesudah terapi massage efflurage kelompok 2

Kelompok N Mean Sd Z p Keterangan Pre-test 6 2,67 0,816

-2.232 0,026 Ada pengaruh bermakna p < 0,05 Post-test 6 0,50 0,548

Tabel 4.7

Hasil uji statistik nilai NDI sebelum dansesudah terapi massage efflurage kelompok 2

Kelompok N Mean Sd Z p Keterangan Pre-test 6 0,2817 0.061

-2.023 0,043 Ada pengaruh bermakna p < 0,05 Post-test 6 0,2000 0,000

Tabel 4.8

Hasil uji statistik nilai VDS antar 2 kelompok

Selisih N Mean U W z p Keterangan Kelompok 1 6 5,75

13,5 34,5 -0.802 0,423

p > 0,05 Tidak ada pengaruh

bermakna Kelompok 2 6 7,25

Tabel 4.9

Hasil uji statistik nilai NDI antar 2 kelompok

Selisih N Mean U W z p Keterangan Kelompok1 6 6,00

15,0 36,0 -1.000 0,317

p > 0,05 Tidak ada pengaruh

bermakna Kelompok2 6 7,00

Pembahasan

Uji hipotesis pertama pada kelompok 1 menunjukkan p= 0,026 untuk nilai VDS dan p= 0,027 untuk nilai NDI. Hasil dari kedua alat ukur tersebut

(10)

adalah p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna terapi INIT dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional. Penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan Jyotsna, Madhavi dan Reddy (2013) yang menerapkan INIT pada kasus neck pain. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa INIT dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional secara signifikan..

Ischemic compression adalah memberikan tekanan pada tender point yang kemudian akan memblokir aliran darah pada area tersebut, sehingga aktifitas metabolisme terhambat. Saat tekanan dilepaskan, darah yang membawa zat ‘P’ akan mengalir lebih lancar dan nyeri dapat berkurang. Ischemic compression juga dapat menurunkan hipertonus otot dan membantu mengurangi kontraktur(Aguilera et al. 2010).

Gerakan dasar lain yang dimiliki oleh INIT adalah muscle energy technique, dalam penatalaksanaannya pada INIT menggunakan metode isometric contraction yaitu mengontraksikan grup otot tertentu tanpa adanya perubahan gerak. Dengan adanya kontrol gerak yang lembut pada otot dan disertai pemberian tekanan ringan maka akan mencegah terjadinya kerusakan dan peradangan pada jaringan (Chaitow, 2006), mengurangi spasme otot, meningkatkan LGS dan dissability, serta mengurangi nyeri (Fryer, 2011).

Teknik ketiga yang dipakai adalah strain-counter strain yang berprinsip mengembalikan actin dan myosin pada posisi sebelum kontraksi, sehingga otot mencapai derajat panjang dan fleksibilitas yang normal. Proses tersebut akan mempengaruhi sarcomer dan fascia dalam myofibril otot untuk ikut

(11)

serta memanjang. Pemanjangan sarcomer dan fascia akan mengurangi overlapping myofilamen dalam sebuah taut band otot yang mengandung tender point. Strain-counter strain efektif dalam memberikan reaksi hypoalgesia dan menurukan reaksi tender point pada otot yang mengalami spasme.

Uji hipotesis pertama pada kelompok 2 menunjukkan p= 0,026 untuk nilai VDS dan p= 0,043 untuk nilai NDI. Hasil dari kedua alat ukur tersebut adalah p < 0,05 artinya ada pengaruh yang bermakna terapi massage efflurage dalam meningkatkan kemampuan fungsional dan menurunkan nyeri. Penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan Fatmawati (2012) yang menerapkan massage effurage pada MTrPS pada penelitiannya dengan hasil bahwa massage effurage dapat meningkatkan kemampuan fungsional dan menurunkan nyeri.

Massage akan meningkatkan suplai darah arteri ke jaringan. Hal ini akan membuat sistem metabolisme menjadi lancar serta meningkatkan produksi ATP (Adenosin Triposphat). Maka zat P yang menjadi penyebab nyeri akan berkurang dan serotonin meningkat (Turchaninov dan Prilutsky, 2004). Dan tekanan yang gentle pada connective tissue dapat memberikan efek relaksasi pada otot (Brain, 2010).

Uji hipotesis antar 2 kelompok menunjukkan p = 0,423 untuk nilai VDS dan p = 0,317 untuk nilai NDI. Hasil dari kedua alat ukur tersebut adalah p > 0,05 artinya tidak ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara terapi

(12)

massage efflurage dan INIT dalam meningkatkan kemampuan fungsional dan menurunkan nyeri pada FMS otot upper trapezius.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fatmawati (2012), yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara terapi massage efflurage dan INIT dalam meningkatkan kemampuan fungsional dan menurunkan nyeri pada problematik kasus musculoskeletal.

Cassisi et al. (2010) dalam studinya mengatakan bahwa penyebab pasti dari fibromyalgia syndrome sendiri memang belum dapat dipahami secara lengkap dan tepat. Belum ada teori yang dapat mengatakan dengan pasti tentang gejala dan komplikasi yang bisa terjadi pada syndrome tersebut. Hal ini dapat menjadi faktor pencetus bahwa INIT dan massage effluarage memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada setiap pasien meskipun dengan diagnosa yang sama yaitu fibromyalgia syndrome.

Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh fisioterapis sepenuhnya seperti tingkat stres, beban kerja yang berlebihan pada otot trapezius, konsumsi obat-obatan baik secara medis atau pun herbal dan jenis dari nyeri yang sangat beragam juga dapat mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Meskipun telah dilakukan upaya pencegahan seperti management stress, edukasi dalam ergonomic dan pelarangan konsumsi obat tertentu, tapi pemantauan tidak dapat dilakukan secara ketat setiap waktu.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian adalah pola pikir masyarakat. Pada kenyataannya di kalangan masyarakat kita saat ini telah

(13)

sangat mengenal metode massage sebagai salah satu terapi penyembuhan jika memiliki keluhan pada otot seperti nyeri dan pegal-pegal. Telah melekat dengan sangat kuat pada masyarakat bahwa mereka percaya massage dapat mengurangi keluhan-keluhan tersebut.

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah (1) ada pengaruh INIT terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional pada pasien FMS otot upper trapezius, (2) ada pengaruh massage efflurage terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional pada pasien FMS otot upper trapezius, (3) tidak ada perbedaan pengaruh antara INIT dan massage efflurage terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional pada pasien FSM otot upper trapezius, namun kedua terapi tersebut sama baiknya dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional pada pasien FMSotot upper trapezius.

Saran

Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah subyek yang diteliti agar lebih mewakili secara general. Mengendalikan faktor-faktor dari luar dengan lebih ketat lagi dalam memberikan pengarahan dan edukasi pada responden. Bila diperlukan responden penelitian diharuskan istirahat total selama penelitian berlangsung, sehingga tidak memperburuk kondisi dan terapi yang diberikan menjadi lebih efektif.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ailliet L., Knol D. L., Rubinstein S. M., de Vet H, C., van Tulder M. W., & Terwee C. B. 2013. Definition of the construct to be measured is a prerequisite for the assessment of validity. The Neck Disability Index as an example. J Clin Epidemiol. 66. Nomor: 7. 775-782.

Amit V. N., Paul G., Aakanksha J., & Gopichand R. 2010. The Efficacy Of An Integrated Neuromuscular Inhibition Technique On Upper Trapezius Trigger Points In Subjects With Non-Specific Neck Pain: A Randomized Controlled Trial. Journal of Manual & Manipulative Therapy. 18. Nomor: 1. 37-43.

Chaitow L. 2010. Treatment Guide An Evidance Based Guide To Treatment Of Fibromialgya For Massage Therapist. Massage Therapy Journal.

Kenny C. W. 2008. The Effectiveness Of Massage Therapy. A summary of Evidence-based Research. Australia.

Department Of Health And Human Services Public Health Services. 2011. What is fibromialgya. US. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease.

Fatmawati V. 2013. Penurunan Nyeri Dan Disabilitas Dengan Integrated Neuromuscular Inhibition Technique Dan Massage Efflurage Pada Myofacial Trigger Pint Syndrome Otot Trapezius Bagian Atas. Sport And Fitness Journal. 1. Nomor: 1. 60-71.

Fryer G. 2011. Muscle Energy Technique : An Evidence-in-Formed Approach. Int J Osteopath Med. 14. Nomor: 1. 3-9.

Fryer G., & Hodgson L. 2005. The effect of manual pressure release on myofascial trigger points in the upper trapezius muscle. School of Health Science. City Campus Victoria University.

Gran J. T. 2003. The Epidemiology Of Chronic Generalized Musculoskeletal Pain. Best Practice And Research In Clinical Rheumatology. 17. Nomor: 4. 547-561.

Lemburg C. 2005. Trigger Point Massage : Simple Self-Help For Chronic Pain. Crossfit Journal Article ReprintFirst publised in crossfit journal issue. 37. Marinus J., & Hilten J. V. 2006. Clinical Expression Profiles Of Complex

Regional Pain Syndrome. Fibromialgya And A-Spesific Repetitive Strain Injury: More Common Denominators Than Pain. Netherlands. Leiden University Medical Centre. 28. Nomor: 6. 351-362.

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga kualitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian di Mahkota Accesories Solo.. Diduga harga berpengaruh

Berdasarkan hasil uji coba perhitungan penilaian secara manual dan perhitungan yang dilakukan sistem pada data distribusi gula pasir tahun 2007 dilihat dari hasil peringkat

[r]

Üò Ø«¾«²¹¿² ¿²¬¿®¿ Õ»³¿¬¿²¹¿² Û³±-· ¼¿² Ü«µ«²¹¿² ͱ-·¿´ Ñ®¿²¹ Ì«¿. ¼»²¹¿² л²§»-«¿·¿² ͱ-·¿´ п¼¿

Penelitian yang dilakukan Ratna Asmorowati (2001) menyimpulkan bahwa bimbingan belajar orang tua sangat berpengaruh dalam proses belajar matematika. Dari hasi-hasil

Data Pengukuran Kadmium Pada Perubahan Berbagai Variasi Konsentrasi Terhadap Penyerapan Logam Berat Kadmium (Cd (II)) oleh N.. Data Pengukuran Kadmium Pada Perubahan

Pengembangan sistem informasi akuntansi berbasis komputer dapat berarti menyusun suatu sistem tersebut menjadi sistem baru untuk menggantikan sistem yang lama

Cindra Yuliani, 2013, APLIKASI DASHBOARD MANAGEMENT SYSTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM PADA PELAYANAN KREDIT UNTUK PETANI PADI BERBASIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT.. Program