KESALAHAN EJAAN DALAM BERITA UTAMA
SURAT KABAR HARIAN
SUARA MERDEKA
EDISI JANUARI–MARET 2007
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan daerah
Oleh:
Yustinus Dedi Purnama
NIM: 021224043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
v
MOTO
“Ber buat lah
sebanyak mungkin kebaikan,
melalui sebanyak mungkin car a,
di sebanyak mungkin t empat ,
pada sebanyak mungkin wakt u,
kepada sebanyak mungkin or ang,
sej auh mungkin,
sesuai kemampuan Anda”
“Yang t er pent ing adalah
bukan banyaknya
kit a doa
buat
ker j a
ber i
st udi
hidup
melainkan
kasih yang kit a t ar uh di dalamnya”
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini aku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda M aria sumber kekuatan dan pengharapanku.
Bapak dan I buku yang telah memberikan doa
dan curahan kasih sayang.
Kakakku yang selalu memberikan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Bagiku mereka semua merupakan harta terbesar dalam hidupku
Kasih sayang, cinta kasih, kesabaran, ketulusan, dan pengorbanan
vii
ABSTRAK
Purnama, Yustinus Dedi. 2007. Kesalahan Ejaan dalam Berita Utama Surat Kabar Harian Suara Merdeka Edisi Januari–Maret 2007. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini meneliti kesalahan ejaan dalam berita utama surat kabar harian Suara Merdeka Edisi Januari sampai Maret 2007. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan ejaan dan urutan jenis-jenis kesalahan ejaan berdasarkan banyaknya kesalahan dalam berita utama surat kabar harian Suara Merdeka. Sumber data penelitian adalah berita utama surat kabar harian Suara Merdeka Edisi Januari sampai Maret 2007 yang berjumlah 85.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Melalui metode deskrip - tif kualitatif peneliti melakukan analisis terhadap kesalahan yang terdapat pada data, kemudian mendeskripsikan hal yang ditemukan sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan ejaan yang terdapat dalam berita utama Suara Merdeka Edisi Januari sampai Maret sebanyak 1.709. Kesalahan itu menurut urutan banyaknya adalah: pemakaian tanda koma sebanyak 480, penulisan singkata n dan akronim sebanyak 471, penulisan angka dan lambang bilangan sebanyak 361, pemakaian huruf kapital sebanyak 100, , pemakaian huruf miring sebanyak 61, pemakaian tanda pisah sebanyak 51, pemenggalan kata sebanyak 50, pemakaian tanda titik sebanyak 43, pemakaian tanda hubung sebanyak 38, penulisan partikel sebanyak 13, penulisan gabungan kata sebanyak 9, penulisan kata turunan dan penulisan bentuk ulang sebanyak 5, pemakaian tanda petik dan penulisan kata depan di, ke dan dari sebanyak 4, penulisan unsur serapan dan penulisan kata dasar sebanyak 3, pemakaian tanda penyingkat sebanyak 2, dan pemakain tanda titik koma, tanda titik dua, tanda ellipsis, tanda kurung, tanda petik tunggal, tanda garis miring masing- masing sebanyak 1 kesalahan.
Dalam berita utama surat kabar harian Suara Merdeka tidak ditemukan kesalah-an pemakaikesalah-an huruf abjad, pemakaikesalah-an huruf vokal, pemakaikesalah-an huruf konsonkesalah-an, pemakaian huruf diftong, pemakaian gabungan huruf konsonan, penulisan kata ganti -ku, -kau, -mu, dan -nya, penulisan kata si dan sang, pemakaian tanda tanya, pemakaian tanda seru, dan pemakaian tanda kurung siku.
viii
ABSTRACT
Purnama, Yustinus Dedi, 2007. The Misspelling in Headline Suara Merdeka Daily Newspaper Published in January–March 2007. Thesis. Yogyakarta: Study Program of Local and Indonesian Literature and Language Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
This research focuses on the misspelling in headlines of Suara Merdeka daily newspaper published in January up to March 2007. It aims at describing the misspelling and it various levels based on the number of mistakes in Suara Merdeka daily newspaper. Suara Merdeka daily newspaper published in January up to March 2007, which was count up to 87, had been the data.
This research is categorized to be descriptive qualitative. The researscher conducted an analysis on the mistakes in data and then described the encountered findings based on the formula ted problems.
The findings showed that the misspelling encountered in the headlines of Suara Merdeka daily newspaper published in January up to March 2007 IS estimateed to be 1.112. Those mistakes are classified to be 397 commas, 211 abbreviation and acronyms, 109 number end number device, 100 capital letters, 62 italic words, 50 syllabifications, 49 dashes, 42 full stops, 38 hyphen, 13 articles, 17 linking words, 5 derivative word and repetitions, 4 quotation marks and prepositions di, ke, dan dari, 3 borrowed terms and headword writing, 2 apostrophe, 1 for each semicolon, colon, ellipsis, brackets, single quotation mark, slash.
There was no mistakes in the writing of alphabetic, vocal letters, consonant letters, diphthongs, merger of consonants letter, personal pronouns of -ku, -kau, -mu, and -nya, si and sang, question marks, exclamation marks, square brackets in the headlines of Suara Merdeka daily newspaper.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Bapa di surga yang telah melimpahkan kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Kesalahan Ejaan
Bahasa Indonesia dalam Berita Utama Surat Kabar Harian
Suara Merdeka
Edisi
Januari–Maret 2007.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Daerah, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini terwujud bukan semata- mata kerja
penulis sendiri, melainkan berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagi
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan teliti, sabar,
cinta, dan memberi motivasi kepada penulis dalam menye lesaikan skripsi ini.
2.
Drs. J. Prapta Diharja S.J., M.Hum., selaku Kaprodi PBSID yang telah
mem-berikan motivasi untuk penyelesaian skripsi ini.
3.
Dr. A.M. Slamet Soewandi, M.Pd. dan Drs. P. Hariyanto selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukan- masukan untuk skripsi ini.
4.
Seluruh dosen PBSID yang dengan kesabaran dan kesetiaan dalam mendidik
dan mendampingi penulis selama menempuh ilmu di PBSID.
5.
Eko Hari Mudjiharto selaku sekretaris redaksi yang telah memberikan izin
ke-pada peneliti untuk mengadakan penelitian di SKH
Suara Merdeka.
x
7.
Kedua orang tuaku, kakakku dan seluruh keluarga besar simbah di Yogya dan
Muntilan, terima kasih atas segala doa, dukungan, dan dorongannya selama
ini.
8.
Mas Sudadi, karyawan sekretariat PBSID yang dengan penuh kesabaran
mem-berikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis selama berproses di
PBSID dan penyelesaian skripsi ini.
9.
Karyawan perpustakaan USD yang telah banyak membantu dan memberikan
pinjaman buku kepada penulis.
10.
Teman-teman di PBSID angkatan 2002: Doni, Bolex, Dwi, Moko, Andi “B”,
Robert, Andi “A”, Louis, Andre, Hanto, Irin, Vina, Fanny, Ida, Erry, Rosa,
Ambar, dan lainnya yang tak dapat sebutkan satu per satu, terima kasih atas
persahabatannya di dalam berjuang bersama selama ini.
11.
Teman-teman KKN angkatan XXXI Pedukuhan Ponggok, Heru, Roni, Viky,
Priska, Pepi, Gina, Qnoy, Linda, Nana, terima kasih atas canda tawa dan
ke-nangan indah yang tak terlupakan, dari kalian aku bisa belajar tentang semua.
12.
Irin Lorensi, Doni Himawan, dan Esy Bolex, teman seperjuangan dalam
penyusunan skripsi yang telah menjadi teman diskusi dan bertukar pikiran
serta pemberi semangat yang baik selama ini.
13.
Teman-teman kos: Taufik, Adit, Yanto, Eka, Tidas, terima kasih atas hari- hari
indah yang kita lewati ini, tak kan terlupakan.
14.
Rina dan Uut, terima kasih atas dukungannya dan selalu memberikan
sema-ngat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
xi
16.
Saudara-saudaraku tercinta yang selama ini memberikan cinta kasih,
perhati-an, motivasi, dan doa kepada penulis untuk terus maju dan tidak putus asa
guna penyelesaian skripsi ini.
17.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
mem-berikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis masih membutuhkan kritik dan
sa-ran untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya terlepas dari ketidaksempurnaan
tersebut dengan segala kerendahan hati penulis berharap skripsi ini dapat
berman-faat bagi pembaca.
Yogyakarta, 26 Juni 2007
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv
HALAMAN MOTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT
... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Masalah... 1
B.
Rumusan Masalah ... 3
C.
Tujuan Penelitian... 3
D.
Manfaat Penelitian... 4
E.
Ruang Lingkup Penelitian... 4
F.
Batasan Istilah ... 4
G.
Sistematika Penyajian... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A.
Penelitian yang Relevan... 7
B.
Kajian Pustaka ... 9
1. Kesalahan ... 9
2. Ejaan... 11
3. Ragam Bahasa Jurnalistik ... 27
4. Berita Utama... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32
xiii
B.
Objek Penelitian ... 32
C.
Sumber Data dan Data Penelitian... 32
D.
Instrumen Penelitian... 33
E.
Teknik Pengumpulan Data ... 33
F.
Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A.
Deskripsi Data ... 37
1.
Kesalahan Pemakaian Huruf... 39
2.
Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring ... 39
3.
Kasalahan Penulisan Kata... 40
4.
Kesalahan Penulisan Unsur Serapan ... 42
5.
Kesalahan Pemakaian Tanda Baca ... 42
B.
Analisis Data ... 45
1.
Kesalahan Pemakaian Huruf... 45
2.
Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring ... 46
3.
Kasalahan Penulisan Kata... 48
4.
Kesalahan Penulisan Unsur Serapan ... 55
5.
Kesalahan Pemakaian Tanda Baca ... 55
C.
Pembahasan Hasil Penelitian... 64
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 66
A.
Kesimpulan... 66
B.
Implikasi... 67
C.
Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN ... 71
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan... 10
Tabel 2 Contoh Pengutipan Kesalahan Ejaan dalam Kartu Data... 35
Tabel 3 Contoh Pengutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Koma dan Pembetulan ... 36
Tabel 4 Jumlah Kesalahan Ejaan menurut Jenis Kesalahan Ejaan ... 38
Tabel 5 Jumlah Kesalahan Pemakaian Huruf ... 39
Tabel 6 Jumlah Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring ... 39
Tabel 7 Jumlah Kesalahan Penulisan Kata ... 40
Tabel 8 Jumlah Kesalahan Penulisan Unsur Serapan ... 42
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ... 71
Kutipan Kesalahan Pemenggalan Kata dan Pembetulan... 71
Kutipan Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital dan Pembetulan... 72
Kutipan Kesalahan Pemakaian Huruf Miring dan Pembetulan ... 76
Kutipan Kesalahan Penulisan Kata Dasar dan Pembetulan... 79
Kutipan Kesalahan Penulisan Kata Turunan dan Pembetulan... 79
Kutipan Kesalahan Penulisan Bentuk Ulang dan Pembetulan... 79
Kutipan Kesalahan Penulisan Gabungan Kata dan Pembetulan... 79
Kutipan Kesalahan Penulisan Kata Depan
di, ke
, dan
dari
dan Pembetulan... 80
Kutipan Kesalahan Penulisan Partikel dan Pembetulan... 80
Kutipan Kesalahan Penulisan Singkatan dan Akronim dan Pembetulan... 81
Kutipan Kesalahan Penulisan Angka dan Lambang Bilangan dan Pembetulan... 94
Kutipan Kesalahan Penulisan Unsur Serapan dan Pembetulan ... 102
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Titik dan Pembetulan ... 102
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Koma dan Pembetulan ... 104
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Titik Koma dan Pembetulan... 125
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Titik Dua dan Pembetulan... 125
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Hubung dan Pembetulan... 125
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Pisah dan Pembetulan ... 126
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Ellipsis dan Pembetulan... 128
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Kurung dan Pembetulan... 128
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Petik dan Pembetulan... 128
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Petik Tunggal dan Pembetulan... 129
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Garis Miring dan Pembetulan ... 129
Kutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Penyingkat dan Pembetulan... 129
Lampiran 2 Contoh Berita Utama ... 130
Lampiran 3 Permohonan Izin Penelitian... 148
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu alat yang penting dalam kehidupan manusia
karena dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi. Melalui proses komunikasi,
manusia menyampaikan kehendak, ide, dan ga gasannya. Kehendak, ide, dan
ga-gasan itu disampaikan baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Orang
lain dapat perorangan atau massa (Wahyudi, 1991: 3). Proses komunikasi dengan
massa dapat terjadi melalui media massa. Media massa ada bermacam- macam,
sa-lah satunya adasa-lah media massa cetak yang berupa surat kabar.
Menurut Yus Badudu (Anwar, 2004: 9), kesalahan yang paling menonjol
dalam bahasa surat kabar sekarang ini ialah kesalahan ejaan. Demi tercapainya
pemakaian bahasa Indonesia dengan benar terutama dalam penulisan ejaan, pada
tanggal 17 Agustus 1972, Presiden Suharto meresmikan suatu kaidah ejaan
deng-an nama Ejadeng-an ydeng-ang Disempurnakdeng-an (Pusat Pembinadeng-an ddeng-an Pengembdeng-angdeng-an
Baha-sa, 1997: 11). Di dalam EYD ini terdapat lima aturan ejaan yang meliputi
pema-kaian huruf, pemapema-kaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata, penulisan
unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
Dengan ditetapkannya Pedoman Umum Ejaan yang Disempunakan
diharap-kan terjadi pemasyarakatan EYD. Pemasyarakatan EYD adalah usaha
menanam-kan pengertian tentang pentingnya pembakuan ejaan di kalangan luas (Ali, 2000:
14). Melalui pemasyarakatan EYD ini, diharapkan seluruh masyarakat terutama
lembaga di bidang jurnalistik tidak mengalami kesalahan dalam penggunaan
ba-hasa tulis. Artinya, pemakaian baba-hasa serasi dengan sasaran dan tidak mengalami
kesalahan ejaan, tetapi dapat mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang benar.
Indo-nesia yang disempurnakan walaupun memiliki sifat padat, singkat, jelas, lancar,
lugas, dan menarik.
SKH
Suara Merdeka
dipilih dalam penelitian ini karena mudah didapat dan
beredar di kalangan luas serta bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh
se-mua lapisan masyarakat. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas,
pene-liti mengambil judul
Kesalahan Ejaan dalam Berita Utama Surat Kabar Harian
Suara Merdeka
Edisi Januari–Maret 2007.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti merumuskan dua masalah
sebagai berikut :
1.
Apa sajakah kesalahan ejaan dalam berita utama SKH
Suara Merdeka
Edisi Januari–Maret 2007?
2.
Bagaimana urutan jenis-jenis kesalahan ejaan dilihat dari banyaknya
kesalahan dalam berita utama
Suara Merdeka
Edisi Januari–Maret 2007?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1.
Mendeskripsikan kesalahan ejaan dalam berita utama SKH
Suara
Merdeka
Edisi Januari–Maret 2007.
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi editor naskah SKH
Suara Merdeka
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi editor untuk
lebih cermat dan teliti di dalam menyunting (
editing
) naskah berita.
2.
Bagi wartawan dan pihak yang menekuni bidang jurnalistik
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bahwa di dalam
penulis-an kalimat di bidpenulis-ang jurnalistik ypenulis-ang singkat, jelas, dpenulis-an padat tetapi tetap
tidak meninggalkan kaidah ejaan yang berlaku.
3. Bagi Pembelajaran bahasa
Penelitian ini diharapkan membantu para guru dan mahasiswa PBSID
sebagai calon guru dalam pembelajaran bahasa, khususnya mengajarkan
ejaan dan penggunaan ragam bahasa jurnalistik.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah kesalahan ejaan dalam setiap kalimat
yang ada dalam berita utama
SKH Suara Merdeka
Edisi Januari sampai Maret
2007. Kesalahan yang diteliti meliputi pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital
dan huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda
baca.
F. Batasan Istilah
1. Kesalahan
2. Ejaan
Ejaan adalah sistem atau aturan perlambangan bunyi bahasa dengan huruf,
aturan menuliskan kata-kata dan cara-cara mempergunakan tanda baca (
Kridalak-sana, 1982: 39 ). Pada penelitian ini, untuk menentukan kesalahan ejaan
diguna-kan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
yang
dike-luarkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidik-an Nasional Indonesia.
3. Ragam Bahasa Jurnalistik
Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat yang khas yakni singkat, padat, seder-
hana, jelas, lugas, dan menarik (Setiati, 2005: 88). Akan tetapi, jangan lupa baha-
sa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku dan harus memperhatikan ejaan
yang benar (Sumadiria, 2005: 53).
4. Berita utama
Berita utama adalah informasi atau berita yang dianggap terpenting dari
seluruh informasi yang disajikan oleh sebuah koran. Berita utama juga dianggap
sebagai berita paling aktual pada hari terbit ( Mallarangeng, 1992: 14).
G. Sistematika Penyajian
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi pendahuluan. Pendahuluan
menguraikan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan
peneliti-an, manfaat penelitipeneliti-an, ruang lingkup penelitipeneliti-an, batasan istilah, dan sistematika
penyajian.
Metodologi penelitian menguraikan jenis penelitian, objek penelitian. Sumber
data dan data penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan
tek-nik analisis data.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan lima penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
Kelima penelitian itu masing- masing dilakukan oleh Maria Susilowati (2003),
Katarina Tri Rahayu (2004), Stanislaus Costa Dhanis Widya (2004), Angela Reni
Suryoresmi (2006), dan Artiba Zalukhu (2006).
Penelitian Maria Susilowati (2003) berjudul
Kesalahan Ejaan Bahasa
Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V SD : Studi Kasus di SD Inpres 68
Kla-saman dan SD Inpres 141 Matamalagi, Kecamatan Sorong Timur, Papua Tahun
Ajaran 2002/2003.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan
eja-an yeja-ang dilakukeja-an oleh siswa kelas V SD deja-an mendeskripsikeja-an bagaimeja-ana uruteja-an
jenis-jenis kesalahan ejaan dilihat dari banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh
siswa kelas V SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan ejaan yang
di-lakukan pada kedua sekolah tersebut ternyata masih tinggi. Kesalahan ejaan di SD
Inpres 68 Klasaman ditemukan sebanyak 1.855 kesalahan sedangkan di SD Inpres
141 Matamalagi ditemukan sebanyak 1.012 kesalahan. Kesalahan yang paling
banyak dilakukan siswa kedua SD tersebut adalah kesalahan pemakaian huruf
kapital.
ber-tujuan untuk mendeskripsikan kesalahan ejaan siswa kelas II SMPN I Pakem dan
Siswa Kelas II SMPN 4 Pakem, Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ke-salahan ejaan yang dilakukan siswa kedua sekolah tersebut masih terjadi.
Penelitian Stanislaus Costa Dhanis Widya (2004) berjudul
Kesalahan
Ejaan Bahasa Indonesia di dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas II SMPN I
Mulyodadi, Bantul dan Siswa Kelas II SMPN 3 Bantul Tahun Ajaran 2003/2004.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan ejaan apa saja yang
di-lakukan oleh siswa kelas II SLTP dan mendeskripsikan bagaimana urutan
jenis-jenis kesalahan ejaan dilihat dari banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh siswa
kelas II SLTP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan ejaan yang
dilaku-kan siswa kedua sekolah tersebut masih tinggi.
Penelitian Angela Reni Suryoresmi (2006) berjudul
Kesalahan Ejaan pada
Karangan Deskripsi Siswa Kelas II IPA dan Siswa Kelas II IPS SMA 2 Bantul
Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005.
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskrip-sikan kesalahan ejaan apa saja yang dilakukan oleh siswa kelas II IPA dan IPS
dan mendeskripsikan bagaimana urutan jenis-jenis kesalahan ejaan dilihat dari
banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas II IPA dan IPS SMA 2
Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan ejaan yang dilakukan
wa kelas II IPA diperoleh sebanyak 231 kesalahan sedangkan kesalahan ejaan
sis-wa IPS sebanyak 97 kesalahan. Kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah
kesalahan pemakaian huruf kapital dan huruf miring.
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan ejaan dan
urutan jenis-jenis kesalahan ejaan berdasarkan banyaknya kesalahan pada
propo-sal skripsi mahasiswa Angkatan 2001, IPPAK, USD, Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesalahan ejaan yang terdapat pada proposal skripsi
mahasis-wa ternyata masih banyak yakni 1.921. Kesalahan paling banyak adalah kesalahan
pemakaian huruf kapital.
Penelitian di atas memberikan inspirasi kepada peneliti dalam penelitian
ini. Kelima penelitian tadi secara umum membahas kesalahan ejaan dalam dunia
pendidikan. Sepengetahuan peneliti, penelitian untuk kesalahan ejaan dalam surat
kabar belum ada yang melakukan penelitian sehingga peneliti bermaksud untuk
menelitinya.
B. Kajian Pustaka
1. Kesalahan
Kesalahan (
errors
) dan kekeliruan (
mistake
) adalah dua masalah yang di-
temui dalam kegiatan berbahasa. Kekeliruan bahasa lebih berhubungan dengan
masalah penampilan (
performance
), sedangkan kesalahan lebih disebabkan oleh
faktor kemampuan (
competence
) (Brown
via
Nurgiyantoro, 1995: 189).
Kekeliruan adalah penyimpangan pemakaian bahasa yang hanya berupa
salah ucap atau salah tulis. Penyimpangan ini disebabkan oleh faktor- faktor
kele-lahan, emosi, kerja acak-acakan, dan sebagainya. Penyimpangan ini bersifatnya
insidental dan tidak sistematis (N urgiyantoro, 1995: 189). Kekelirua n ini biasanya
berlangsung sementara dan dapat diperbaiki oleh diri sendiri bila yang
bersang-kutan lebih mawas diri, lebih sadar atau memusatkan perhatian. Dalam penelitian
ini, kekeliruan diperhitungkan sebagai kesalahan.
Berikut ini disajikan tabel perbedaan antara kesalahan dan kekeliruan
menurut Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan (1988: 76).
Tabel 1
Tabel Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan
KATEGORI
SUDUT
PANDANG
KESALAHAN
KEKELIRUAN
1.
Sumber
2.
Sifat
3.
Durasi
4.
Sistem lingustik
5.
Hasil
Kompetens i
Sistematis
Lama
Belum dikuasai
Penyimpangan
Performansi
Tidak sistematis
Sementara
Sudah dikuasai
Penyimpangan
Contoh kekeliruan sebagai berikut.
“ Jangan
samapai
warga sendiri
justrui
kekurangan.” ( 14 Feb/ P.8)
Penulisan kata
samapai
dan
justrui
pada kalimat di atas adalah keliru. Huruf
a
se-telah huruf
m
pada kata
samapai
dihilangkan sehingga menjadi kata
sampai
.
Se-dangkan, huruf
i
pada akhir kata
justrui
juga dihilangkan sehingga menjadi kata
Contoh kesalahan sebagai berikut.
“Namun, mengenai kepastian pesawat meledak di udara atau jatuh
kelaut
,
Ali belum berani memberikan penjelasan.” (12 Jan/Pr.12)
Penulisan kata
kelaut
pada kalimat di atas salah. Dalam aturan EYD kata depan
ke
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang
sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti
kepada
. Jadi, penulisan kata
kelaut
seharusnya dipisah sehingga menjadi
ke laut.
2. Ejaan
Kesalahan berbahasa dibagi menjadi empat jenis, yaitu (1) kesalahan
leksi-kon, (2) kesalahan sintaksis, (3) kesalahan morfologi, dan (4) kesalahan ortografi
(ejaan) ( Hastuti, 1989: 79–80). Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis
kesalahan ejaan saja.
Menurut Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan (1988: 198) kesalahan
ejaan adalah kesalahan menuliskan kata atau menggunakan tanda baca. Kesalahan
ejaan meliputi penyimpangan pemakaian huruf, penyimpangan pemakaian huruf
kapital dan huruf miring, penyimpangan penulisan kata, penyimpangan penulisan
unsur serapan, dan penyimpangan pemakaian tanda baca.
yang mengatur pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca (Mustakim,
1992: 1).
Demi tercapainya pemakaian bahasa Indonesia dengan benar terutama dalam
penulisan ejaan, pada tanggal 17 Agustus 1972, Presiden Suharto meresmikan
suatu aturan ejaan dengan nama Ejaan yang Disempurnakan (Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1997: 11). Di dalam EYD ini terdapat lima aturan
ejaan yang meliputi pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
Untuk memasyarakatkan penggunaan bahasa baku dalam bahasa tulis
mau-pun lisan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang
berjudul
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Dengan
dite-tapkannya
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
diharapkan
terjadi permasyarakatan EYD. Pemasyarakatan EYD adalah usaha menanamkan
pengertian tentang pentingnya pembakuan ejaan di kalangan luas (Ali, 2000: 14).
Melalui pemasyarakatan EYD ini, diharapkan seluruh masyarakat terutama
lem-baga di bidang jurnalistik tidak mengalami kesalahan dalam penggunaan bahasa
tulis. Artinya, pemakaian bahasa serasi dengan sasaran dan tidak mengalami
kesa-lahan ejaan, tetapi dapat mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang benar.
nya. Adapun hal- hal yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan adalah
seba-gai berikut (Pusat Bahasa, 2006: 9–54).
a. BAB I PEMAKAIAN HURUF
1) Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf A
sampai Z.
2) Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf
a, e, i, o
dan
u
.
3) Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsona n baha sa Indonesia terdiri atas
huruf
b, c, d, f,
g,
h, j, k, l, m, n, p
,
q, r, s, t, v, w, x,
y,
dan
z.
4) Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan
ai,
au,
dan
oi.
5) Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
kan konsonan, yaitu
kh, ng, ny,
dan
sy.
6) Pemenggalan Kata
a) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
Huruf diftong
ai, au
, dan
oi,
tidak pernah diceraikan sehingga
pemeng-galan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.
ii. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan, termasuk gabungan-huruf
konsonan, di antara dua buah huruf vokal pemenggalan dilakukan
se-belum huruf konsonan.
iii.
Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan,
pemeng-galan dilakukan dengan di antara dua huruf konsonan itu.
Gabungan-huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
iv.
Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih,
pemeng-galan dilakukan di antara huruf huruf konsonan yang pertama dan
hu-ruf konsonan kedua.
b) Imbuhan akhiran dan imbuan awalan termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan
kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
c) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di
antara unsur- unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai kaidah
1a,1b,1c, dan 1d di atas.
b. BAB II PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING
1) Huruf Kapital atau Huruf Besar
c)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhu-bungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
d)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
ketu-runan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
e)
Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama unsur nama jabatan gelar
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi atau nama tempat.
f)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
g)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
h)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
i)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
j)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
ke-cuali kata seperti
dan
.
k)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
keta-tanegaraan, serta dokumen resmi.
judul karangan, kecuali kata sepeti
di, ke, dari, dan, yang,
dan
untuk
yang
tidak terletak pada posisi awal.
m)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
gelar, pangkat, dan sapaan.
n)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, kakak, adik, dan paman
yang
dipakai dalam penyapaan dan pengucapan.
o)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti
Anda
.
B.
Huruf Miring
a)
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
b)
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhusus-kan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
c)
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
c. BAB III PENULISAN KATA
1) Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
2) Kata Turunan
a)
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
b)
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
c)
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhir-an sekaligus, unsur gabungakhir-an kata itu ditulis serakhir-angkai.
d)
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
3) Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
4) Gabungan Kata
a)
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah.
b)
Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
ke-salahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan
pertalian di antara unsur yang bersangkut an.
c)
Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya : beasiswa, bilamana,
belasungkawa, daripada, darmawisata, manasuka, matahari, olahraga.
5) Kata Ganti -
ku, kau-, -mu
, dan -
nya
Kata ganti
ku-
dan
kau-
ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya ; -
ku,
-mu
, dan
-nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
6) Kata Depan
di, ke
dan
dari
Kata depan
di, ke,
dan
dari
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
ke-cuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata
seperti
kepada
dan
daripada
.
7) Kata
si
dan
sang
8) Partikel
a)
Partikel
-lah, -kah
, dan
-tah
ditulis serangkai dengan kata yang
mendahu-luinya.
b)
Partikel
pun
ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Catatan :
Kelompok kata yang lazim dianggap padu, misalnya
adapun, andaipun,
ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, sekalipun, sungguhpun, dan
walaupun
ditulis serangkai.
c) Partikel
per
yang berarti ‘mulai,’ ‘demi,’ dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari
bagian kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya.
9) Singkatan dan Akronim
a)
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.
i.
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
ii.
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan
atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal
kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
iii.
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik.
b) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlukan sebagai
kata.
i.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditu-lis seluruhnya dengan huruf kapital.
ii.
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan kata
dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
iii.
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata deret kata seluruhnya ditulis
deng-an huruf kecil.
10) Angka dan Lambang Bilangan
a)
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam
tulisan lazim digunakan angka arab atau angka romawi.
b)
Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan
isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
c)
Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen
atau kamar pada alamat.
d)
Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab
suci.
e)
Penulisan lambang bilangan dengan huruf.
f)
Penulisan lambang bilangan tingkat.
h)
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf kecuali beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan,
seperti dalam perincian dan pemaparan.
i)
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu
su-sunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan
deng-an satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
j)
Angka yang berupa menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja
se-bagian supaya lebih mudah dibaca.
k)
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
l)
Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus
tepat.
d. BAB IV PENULISAN UNSUR SERAPAN
e. BAB V PEMAKAIAN TANDA BACA
1) Tanda Titik (.)
a)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pernyataan atau seruan.
b)
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam satu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
c)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
d)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
e)
Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak
ber-akhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar
pustaka.
f)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Tanda titik
tidak
dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
g)
Tanda titik
tidak
dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karang-an atau kepala ilustrasi, tabel, dkarang-an sebagainya.
h)
Tanda titik
tidak
dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat penerima surat.
2) Tanda Koma (,)
b)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kali-mat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti
tetapi
atau
melain-kan
.
c)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Tanda koma
tidak
dipakai untuk memisahkan anak dari induk kalimat jika
anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
d)
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar-kalimat yang terdapat pada awal antar-kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu
, dan
akan tetapi.
e)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan kata seperti
o, ya, wah,
aduh, kasihan,
dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
f)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dan bagian lain
dalam kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, pasal L dan M.)
g)
Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
h)
Tanda koma dipakai untuk merumuskan bagian nama yang dibalik
susun-annya dalam daftar pustaka.
i)
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
k)
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
l)
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi. (Lihat juga pemakaia n tanda pisah, Bab V, Pasal F.)
m)
Tanda koma dapat dipakai untuk–menghindari salah baca–di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
n)
Tanda koma
tidak
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagi-an lain ybagi-ang mengiringinya dalam kalimat jika petikbagi-an lbagi-angsung itu
ber-akhir dengan tanda tanya dan tanda seru.
3) Tanda Titik Koma (;)
a)
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
b)
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk.
4) Tanda titik dua (:)
a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
Tanda titik dua
tidak
dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkapan ya ng mengakhiri pernyataan.
b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pe-merian.
d) Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul
suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam
karangan.
5) Tanda Hubung (-)
a)
Tanda hubung menyambung satu suku kata dasar yang terpisah oleh
per-gantian baris.
b)
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya
atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
c)
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
d)
Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
e)
Tanda hubung
boleh
dipakai untuk memperjelas (i) hubungan
bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian-bagian kelompok kata.
f)
Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i)
se-
dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (ii)
ke-
dengan angka, (iii) angka
dengan
-an
, dan (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan kata, dan
(v) nama jabatan rangkap.
g)
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
deng-an unsur bahasa asing.
6) Tanda Pisah (–)
b)
Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
c)
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti
’sampai.’
7) Tanda Ellipsis (…)
a)
Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
b)
Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
8) Tanda Tanya (?)
a)
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
b)
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenaran-
nya.
9) Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan ya ng berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
rasa emosi yang kuat.
10) Tanda Kurung ( (…) )
a)
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
b)
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelas yang bukan bagian
inte-gral pokok pembicaraan.
d)
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan
kete-rangan.
11) Kurung Siku ( […] )
a)
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
ko-reksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesala han atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
b)
Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas sudah
bertanda kurung.
12) Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
b)
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
c)
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
d)
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakiri petikan
langsung.
e)
Tanda petik penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
13) Tanda petik Tunggal ( ‘…’ )
b)
Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
ungkapan asing. (Lihat pemakaia n tanda kurung, Bab V, Pasal J.)
14) Tanda Garis Miring ( / )
a)
Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
b)
Tanda garis miring dipakai sebagai pangganti kata
dan, atau,
atau
tiap
.
15) Tanda penyingkat atau apostrof ( ‘ )
Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
3. Ragam Bahasa Jurnalistik
Bahasa Indonesia ragam jurnalistik di Indonesia dikenal dengan nama
bahasa pers, bahasa surat kabar, ataupun bahasa media massa. Bahasa jurnalistik
merupakan bahasa yang digunakan oleh wartawan (jurnalis) dalam menulis
karya-karya jurnalistik di media massa. Bahasa Indonesia jurna listik dapat dibedakan
menjadi dua yakni bahasa Indonesia jurnalistik tulis dan bahasa Indonesia
jurnalistik lisan. Bahasa Indonesia jurnalistik tulis adalah bahasa Indonesia
jurnalistik yang dipakai dalam media massa tulis seperti surat kabar dan majalah.
Bahasa Indonesia jurnalistik lisan adalah bahasa Indonesia jurnalistik yang
dipakai dalam media massa lisan seperti radio dan televisi.
Ciri-ciri yang harus dimiliki bahasa jurnalistik antara lain :
a.
Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari penjelasan yang panjang
dan bertele-tele.
b.
Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu
menyampai-kan informasi yang lengkap. Semua yang diperlumenyampai-kan pembaca sudah
tertam-pung di dalamnya. Menerapkan prinsip 5W +1H dan lebih baik menerapkan
ekonomi kata.
c.
Sederhana, artinya, bahasa pers sedapat-dapatnya memilih kalimat tunggal dan
sederhana serta kalimat yang digunakan juga harus efektif, praktis, dan
peng-ungkapannya tidak berlebihan.
d.
Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan pengertian atau
makna informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang
berbunga-bunga.
e.
Menarik, artinya menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan
berkembang. Hindari kata-kata yang sudah mati (tak pernah lagi digunakan
dalam masyarakat ).
f.
Jelas, artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan mudah dipahami
oleh khalayak umum (pembaca) (Setiati, 2005: 88).
intelektual minimal. Hal ini dikarenakan tidak setiap orang memiliki cukup waktu
untuk membaca surat kabar. Oleh karena itu, bahasa jurnalistik sangat
menguta-makan kemampuan untuk menyampaikan semua informasi yang dibaca kepada
pembaca secepatnya dengan mengutamakan daya komunikasinya.
4. Berita Utama
Berita utama adalah informasi atau berita yang dianggap terpenting dari
seluruh informasi yang disajikan oleh sebuah koran (Mallarangeng, 1992: 14).
Berita utama juga dianggap sebagai berita paling aktual pada hari terbit. Ia ditem-
patkan pada halaman depan di sudut kiri atau kanan atas. Pada setiap terbitan
hanya ada satu berita utama.
Informasi atau berita yang diangkat sebagai berita utama ditentukan pada
rapat sore hari. Pada rapat ini redaksi telah menerima segala informasi yang akan
diterbitkan keesokan harinya. Penentuan informasi yang layak diangkat sebagai
berita utama memang dilakukan oleh tim redaksi. Keputusan pada rapat
budgetin
g
dapat berubah jika peristiwa penting yang mendadak. Batas waktu kemungkinan
perubahan ini agak bervariasi menurut kebijakan masing- masing koran, namun
umumnya setelah pukul 24.00 tidak mungkin lagi dilakukan perubahan, kecuali
jika koran tersebut bersedia mengundurkan waktu terbitnya.
a. Provokatif
Provokatif berarti judul yang kita buat harus mampu membangkitkan minat
dan perhatian sehingga khalayak pembaca tergoda ketika membaca berita
yang kita tulis.
b. Singkat dan Padat
Singkat dan padat berarti langsung menusuk jantung, tegas, lugas, terfokus,
menukik pada intisari berita, tidak bertele-tele (
to the point
).
c. Relevan
Relevan artinya berkaitan atau sesuai dengan pokok susunan pesan yang ingin
disampaikan. Tidak menyimpang teras berita (
lead
).
d. Fungsional
Fungsional artinya setiap kata yang terdapat pada judul bersifat mandiri,
berdiri sendiri, tidak bergantung pada kata yang lain, serta memiliki arti yang
tegas dan jelas.
e. Formal
Formal berarti resmi, langsung menukik pada pokok masalah, sekaligus
meng-hindari basa-basi dan eufimisme yang tidak perlu. Formal juga berarti judul
yang kita buat tidak mendayu-dayu, tidak meliuk- liuk, tidak ragu-ragu, tidak
ambigu.
f. Representatif
g. Merujuk pada bahasa baku
Merujuk pada bahasa baku berarti judul berita dituntut untuk senantiasa
memberi contoh yang baik dengan tidak merusak bahasa.
h. Spesifik
Spesifik berarti judul berita tidak saja mewakili dan mencerminkan teras
berita, tetapi sekaligus juga harus mengandung kata-kata khusus. Spesifik juga
berarti pula judul berita jangan menggunakan kata-kata umum.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
des-kriptif kualitatif merupakan penelitian yang hanya berdasarkan pada fakta- fakta
yang ada untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Nazir,
1983: 63). Penelitian ini tidak bermaksud menguji hipotesis tertentu tetapi hanya
menggambarkan “apa adanya” kesalahan ejaan dalam berita utama SKH
Suara
Merdeka
edisi Januari sampai Maret 2007.
B.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kesalahan ejaan dalam berita utama
SKH Suara
Merdeka
edisi Januari sampai Maret 2007. Kesalahan ejaan meliputi pemakaian
huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur
serapan, dan pemakaian tanda baca.
C.
Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah berita utama SKH
Suara Merdeka
D.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti berusaha mencari
data yakni dengan mengumpulkan dan membaca berita utama
SKH Suara
Merdeka
dari bulan Januari sampai Maret 2007. Selain itu, peneliti juga memakai
kartu data untuk mencatat data sesuai dengan masalah penelitian dan selanjutnya
diketik dengan komputer.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Peneliti mendapatkan data dengan cara mengkopi seluruh berita utama SKH
Suara Merdeka
edisi Januari–Maret 2007. Setelah itu, peneliti menganalisis satu
demi satu berdasarkan jenis-jenis kesalahan ejaan.
F.
Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang peneliti gunakan adalah metode analitik. Cara
kerja dengan metode analitik mula- mula dengan menyusun data yang telah di
kumpulkan. Data yang telah disusun kemudian diidentifikasi lalu dianalisis
(Surakhmad, 1990: 140). Peneliti memilih metode ini untuk menganalisis data
karena peneliti akan menentukan kesalahan satu demi satu.
Langkah- langkah dalam menganalisis data dilakukan dengan teknik sebagai
berikut :
1.
Membaca secara cermat berita utama SKH
Suara Merdeka,
khususnya yang
menyangkut ejaan.
2.
Menandai semua kesalahan ejaan yang dijumpai dalam berita utama SKH
HV
= pemakaian huruf vokal
HKon
= pemakaian huruf konsonan
HDif
= pemakaian huruf diftong
GHK
= pemakaian gabungan huruf konsonan
PK
= pemakaian pemenggalan kata
HK
= pemakaian huruf kapital
HM
= pemakaian huruf miring
KD
= pemakaian kata dasar
KT
= penulisan kata turunan
BU
= penulisan bentuk ulang
GK
= penulisan gabungan kata
KG
= penulisan kata ganti
–ku,-kau, -mu
, dan
–nya
KD
= penulisan kata depan
di, ke
, dan
dari
Kss
= penulisan kata
si
dan
sang
P
= pemakaian partikel
SA
= penulisan singkatan dan akronim
ALB
= pemakaian angka dan lambang bilangan
US
= penulisan unsur serapan
TPS
= pemakaian tanda pisah
TE
= Pemakaian tanda ellipsis
TTY
= pemakaian tanda tanya
TS
= pemakaian tanda seru
TKR
= pemakaian tanda kurung
TKRS
= pemakaian tanda kurung siku
TPA
= pemakaian tanda petik
TPT
= pemakaian tanda petik tunggal
TGM
= pemakaian tanda garis miring
TP
= pemakaian tanda penyingkat (Apostrof)
3. Mengidentifikasi kesalahan ejaan menur ut jenis-jenis kesalahan ejaan yang
terdapat dalam
Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan
.
4. Kesalahan yang sudah ditandai dan diidentifikasi kemudian dicatat di dalam
kartu data. Kartu data memuat : kode nomo r urut berita utama, kode jenis
kesalahan, dan kutipan kesalahan. Contoh pengutipan kesalahan ejaan yang
dicatat dalam kartu data dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2
Contoh Pengutipan Kesalahan Ejaan dalam Kartu Data
Kode Data
Kutipan
2 Jan/ TK/Pr.7
…terdiri atas 85 dewasa, 4 balita dan 7 anak-anak.
Keterangan :
5. Setelah semua kesalahan yang ditemukan dicatat pada tabel data. Peneliti
mengelompokkan sesuai dengan jenis kesalahan kemudian membuat
pem-betulan. Contoh kutipan kesalahan dan pembetulan sebagai berikut.
Tabel 3
Contoh Pengutipan Kesalahan Pemakaian Tanda Koma dan Pembetulan
Kode Data
Kutipan
Pembetulan
2 Jan/Pr.7
…terdiri atas 85 dewasa,
4 balita dan 7 anak-anak.
…terdiri atas 85 dewasa, 4
balita, dan 7 anak-anak.
Keterangan :
2 Jan
: Berita utama tanggal 2 Januari
Pr.7
: Paragraf lima
6. Mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan ejaan yang ada dalam berita utama
berita utama SKH
Suara Merdeka.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data
Berdasarkan langkah- langkah penelitian pada bab III, peneliti menyajikan
data kesalahan ejaan yang terdapat pada berita utama SKH
Suara Merdeka
edisi
Januari sampai Maret 2007. Kesalahan ejaan itu meliputi (1) kesalahan pemakaian
huruf, (2) kesalahan pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (3) kesalahan
penulisan kata, (4) kesalahan penulisan unsur serapan, dan (5) kesalahan
pemakai-an tpemakai-anda baca. Dalam penelitipemakai-an ini, peneliti menemukpemakai-an kelima kesalahpemakai-an ypemakai-ang
terdapat dalam berita utama SKH
Suara Merdeka.
Data yang diperoleh sebanyak
85 berita utama diambil dari bulan Januari sampai Maret. Adapun rincian data
penelitian ini sebagai berikut.
1. Bulan Januari diperoleh sebanyak 28 berita utama.
2. Bulan Februari diperoleh sebanyak 28 berita utama.
3. Bulan Maret diperoleh sebanyak 29 berita utama.
Dari 85 berita utama SKH
Suara Merdeka,
peneliti menemukan dalam satu
kalimat terdapat lebih dari satu jenis kesalahan. Oleh karena itu, setiap kesalahan
yang ada dalam kalimat dihitung sesuai dengan jumlah dan jenis kesalahan.
Contoh kesalahan itu dapat dilihat pada kalimat di bawah ini.
Pada contoh itu terdapat tiga jenis kesalahan yakni kesalahan penulisan
angka dan lambang bilangan dan dua kesalahan pemakaian huruf kapital.
Penulis-an huruf
H
pada kata
Helikopter
tidak tepat karena kata
Helikopter
berada di
teng-ah kalimat, kata
Helikopter
seharusnya tidak diawali dengan huruf kapital.
Penu-lisan kata
perairan
pada contoh di atas tidak tepat karena huruf
p
pada kata
ter-sebut seharusnya ditulis dengan huruf kapital karena merupakan huruf pertama
nama geografi. Jadi, pembetulan contoh kalimat di atas sebagai berikut.
“
Empat helikopter
dikerahkan untuk memantau adanya benda-benda
yang ada di atas permukaan
Perairan Pare -Pare
.”
Dengan analisis seperti di atas, peneliti mendapatkan hasil penelitian kesalah-
an pada berita utama SKH
Suara Merdeka
edisi Januari sampai Maret 2007 seba-
nyak 1.709 kesalahan. Kesalahan itu sebagai berikut (1) kesalahan pemakaian
huruf ada 50, (2) kesalahan pemakaian huruf kapital dan huruf miring ada 161,
(3)kesalaha n penulisan kata ada 871, (4) kesalahan penulisan unsur serapan ada 3,
dan (5) kesala han pemakaian tanda baca ada 624. Jumlah kesalahan ejaan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4
Jumlah Kesalahan Ejaan menurut Jenis Kesalahan Ejaan
No.
Jenis Kesalahan Ejaan
Jumlah Kesalahan
1
Pemakaian Huruf
50
2
Pemakaian Huruf Kapital dan
huruf Miring
161
3
Penulisan Kata
871
4
Penulisan Unsur Serapan
3
5
Pemakaian Tanda baca
624
1. Kesalahan Pemakaian Huruf
Kesalahan yang ditemukan dalam pemakaian huruf sejumlah 50. Kesalahan
itu terdiri dari (1) huruf abjad sebanyak 0, (2) huruf vokal sebanyak 0, (3) huruf
konsonan sebanyak 0, (4) gabungan huruf konsonan sebanyak 0, dan (5)
pemeng-galan kata sebanyak 50. Kesalahan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5
Jumlah Kesalahan Pemakaian Huruf
No.
Jenis Kesalahan Ejaan
Jumlah Kesalahan
1
Huruf Abjad
0
2
Huruf Vokal
0
3
Huruf Konsonan
0
4
Huruf Diftong
0
5
Gabungan Huruf Konsonan
0
6
Pemenggalan Kata
50
Jumlah
50
Berikut ini contoh kesalahan pemakaian huruf pada berita utama SKH
Suara
Merdeka
edisi Januari sampai Maret 2007.
a.
Pemenggalan Kata
“ Pengusaha
bant-ing
harga,…..” (12 Jan /Pr.17)”
2.
Kesalahan Pemakain Huruf Kapital dan Huruf Miring
Kesalahan yang ditemukan dalam pemakaian huruf kapital dan huruf miring
sejumlah 161. Kesalahan itu terdiri dari (1) kesalahan huruf kapital sebanyak 100
dan (2) huruf miring sebanyak 61. Kesalahan itu dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 6
Jumlah Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
No.
Jenis Kesalahan Ejaan
Jumlah Kesalahan
1
Huruf Kapital
100
2
Huruf Miring
61
Berikut ini contoh kesalahan pemakaian huruf kapital dan huruf miring
pada berita utama SKH
Suara Merdeka
edisi Januari sampai Maret 2007.
a.
Huruf Kapital
“ Namun terpaksa dialihkan ke
perairan Rembang
” (14 Jan/Pr.5)
b.
Huruf Miring
“…menganalisa black box Garuda yang pakan lalu….”(13 Mar/Pr.16)
3.
Kesalahan Penulisan Kata
Kesalahan penulisan kata sebanyak 871. Kesalahan itu terdiri dari (1) kata
dasar sebanyak 3, (2) kata turunan sebanyak 5, (3) bentuk ulang sebanyak 5,
(4) gabungan kata sebanyak 9, (5) kata ganti
-ku,-kau,-mu
, dan -
nya
sebanyak 0,
(6) kata depan
di, ke
, dan
dari
sebanyak 4, (7) kata
si
dan s
ang
sebanyak 0,
(8) partikel ada 13, (9) singkatan dan akronim sebanyak 471, serta (10) angka dan
lambang bilangan sebanyak 361. Kesalahan itu dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7
Jumlah Kesalahan Penulisan Kata
No.
Jenis Kesalahan Ejaan
Jumlah Kesalahan
1
Kata dasar
3
2
Kata turunan
5
3
Bentuk ulang
5
4
Gabungan kata
9
5
Kata ganti
-ku,-kau,-mu
,dan
-
nya
0
6
Kata depan
di,ke
,dan
dari
4
7
Kata
si
dan s
ang
0
8
Partikel
13
9
Singkatan dan Akronim
471
10
Angka dan Lambang
Bilangan
361
Berikut ini contoh kesalahan penulisan kata pada berita utama SKH
Suara
Merdeka
edisi Januari sampai Maret 2007.
a.
Kata Dasar
“…ditemukan di
Polewalidengan
kondisi 90 penumpang tewas.”
(3 Jan/Pr.13)
b.
Kata Turunan
“…soal penyelidikan
non teknis.
” (8 Mar/Pr.33)
c.
Bentuk Ulang
“Hilir mudik pelayat datang, sehingga suasananya
mirip mirip
lebaran.”
(20 Feb/Pr.13)
d.
Gabungan Kata
“…memberikan ungkapan
bela sungkawa .
” (20 Feb /Pr.15)
e.
Kata Depan
di, ke
, dan
dari
“Namun, mengenai kepastian pesawat meledak di udara atau jatuh
kelaut
,
Ali belum berani memberika penjelasan.” (12 Jan/Pr.12)
f.
Partikel
“…terjun langsung ke petani
atau pun
ke penggilingan padi….”
(14 Feb/ Pr.1)
g.
Singkatan dan Akronim
“…keberadaan Basri
dkk
(dan kawan-kawan).” (2 Feb/Pr.9)
h.
Angka dan Lambang Bilangan
4.
Kesalahan Penulisan Unsur Serapan
Kesalahan penulisan unsur serapan sebanyak 3. Kesalahan tersebut dapat
dilihat pada tabel 8.
Tabel 8
Jumlah Kesalahan Penulisan Unsur Serapan
No.
Jenis Kesalahan Ejaan
Jumlah Kesalahan
1
Penulisan Unsur Serapan
3
Jumlah
3
Berikut ini contoh kesalahan penulisan unsur serapan pada berita utama
SKH
Suara Merdeka
edisi Januari sampai Maret 2007.
“…Adam Air
Captain
Hartono dalam keterangan… ” (2 Jan/Pr.4)
5.
Kesalahan Pemakaian Tanda Baca
Tabel 9
Jumlah Kesalahan Pemakaian Tanda Baca
No.
Jenis Kesalahan Ejaan
Jumlah Kesalahan
1
Tanda titik
43
2
Tanda koma
480
3
Tanda titik koma
1
4
Tanda titik dua
1
5
Tanda hubung
38
6
Tanda pisah
51
7
Tanda ellipsis
1
8
Tanda tanya
0
9
Tanda seru
0
10
Tanda kurung
1
11
Tanda kurung siku
0
12
Tanda petik
4
13
Tanda petik tunggal
1
14
Tanda garis miring
1
15
Tanda penyikat
2
Jumlah
624
Berikut ini contoh kesalahan pemakaian tanda baca pada berita utama SKH
Suara Merdeka
edisi Januari sampai Maret 2007.
a.
Tanda Titik
“Jumlah jam terbang 45.371 dan jumlah pendaratan 26725.” (2 Jan/Pr.12)
b.
Tanda Koma
“…ujar Badri asal Garut Jawa Barat. ” (23 Feb/Pr.10)
c.
Tanda Titik Dua
“…juga melibatkan Widjanarko, M Salim menjawab
:
“Itu nanti Jumat
akan kita jelaskan.” (21Mar/Pr.16)
d.
Tanda Titik Koma
e.
Tanda Hubung
“Hilir mudik pelayat datang, sehingga suasananya mirip mirip lebaran.”
(20 Feb/Pr.13)
f.
Tanda Pisah
“…terutama pada bulan Januari-Februari ” (3 Feb/Pr.23)
g.
Tanda Ellipsis
“Tak lama kemudian
,
…
bruuk..brunng
hentakan keras itu mengakibatkan
penumpang panik dan berteriak histeris.” (8 Mar/Pr.14)
h.
Tanda Kurung
“…Karsini
(
41 warga Solo, Sunandar (29) warga….”(4 Jan/Pr. 5)
i.
Tanda Petik
iAkibatnya, beberapa kereta tidak diberangkatkan karena tidak memungkin-
kan rel kereta dilewati,î katanya. (3 Jan/Pr.37)
j.
Tanda Petik Tunggal
“…terlanjur diterima itu akan ‘diputar’ terlebih dahulu. ” (1 Feb/Pr.6)
k.
Tanda Garis Miring
“…calon dapat melakukan kampanye/sosilisasi sampai 2/3 kabupaten di
Jateng” (11 Feb/Pr.5)
l.
Tanda Penyikat
B.
Analisis Data
Analisis kesalahan ejaan akan diuraik