PENGARUH PERBEDAAN JENIS KEMASAN TERHADAP
KADAR AIR, SIFAT ORGANOLEPTIK, DAN UMUR
SIMPAN PADA PRODUK POP MIE DAN INDOMIE DI
PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK.
DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG
KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan
Oleh :
Aurelius Fernalis Tuji 15.I1.0135
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Pengaruh Perbedaan Jenis Kemasan terhadap Kadar Air, Sifat Organoleptik, dan Umur Simpan pada Produk Pop Mie dan Indomie Di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang”. Laporan ini ditulis dengan tujuan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Selama kurang lebih satu bulan mengikuti Kerja Praktek dan menulis laporan, penulis mendapatkan berbagai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan terkait dengan pengawasan mutu di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang mulai dari bahan baku hingga produk akhir. Laporan ini dapat terselesaikan dengan bantuan berbagai pihak yang dengan setia membimbing serta memberikan informasi dan dukungan bagi penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu penulis untuk Kerja Praktek di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.
2. Ibu Meiliana, S.Gz, M.S. selaku Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang sekaligus selaku Pembimbing Akademik yang telah membantu dan mengarahkan penulis selama proses penyusunan laporan dan pelaksanaan ujian Kerja Praktek.
3. Bapak Adi Wiratno selaku HR PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Cabang Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan kerja praktek di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.
Cabang Semarang yang berkenan membantu dan memberi pengarahan bagi penulis dalam penyusunan laporan.
5. Bapak Boshido Bening Dinala selaku Process Development and Quality Control Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang sekaligus selaku Pembimbing Lapangan yang mengarahkan dan membimbing penulis selama melakukan kerja praktek.
6. Bapak Akhmad Irdiana selaku Quality Control Raw Material Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang memberikan bimbingan dan pengarahan selama melakukan kerja praktek.
7. Bapak Priyanto selaku Quality Control Raw Material Section Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang telah memberi pengarahan dan bimbingan bagi penulis selama melakukan kerja praktek.
8. Bapak Sumarno A, Bapak Widi, Bapak Dharu, Ibu Ambar dan segenap karyawan di bagian Incoming Quality Control PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang berkenan membagikan banyak pengetahuan dan memberi arahan kepada penulis selama melakukan kerja praktek.
9. Bapak Himawan selaku Process Quality Control PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang yang memberikan informasi mengenai proses pembuatan mi instan kepada penulis selama melakukan kerja praktek.
10.Bapak Usman, Bapak Marno B, Bapak Aris, dan Mas Rochmat selaku Quality Control Analyst di laboratorium PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Cabang Semarang yang berkenan membagikan pengetahuan,
pengalaman, dan memberi kesempatan kepada penulis untuk menganalisa sampel guna keperluan data penulis.
iii
12.Segenap karyawan dan staf PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Cabang Semarang yang tidak bias penulis sebutkan satu per satu.
13.Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberi motivasi kepada penulis selama kerja praktek hingga penulisan laporan kerja praktek.
14.Segenap dosen dan karyawan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu dalam perizinan dan pemenuhan syarat Kerja Praktek.
15.Carlos Darma dan Petrus Ari selaku teman seperjuangan dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah banyak membantu dan mendukung penulis selama kerja praktek dan dalam penyusunan laporan kerja praktek. 16.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini.
Dalam laporan ini, penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dan keterbatasan. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan maupun hal-hal yang kurang berkenan bagi para pembaca. Penulis menerima kritik dan saran atas laporan yang telah disusun. Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Tekknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Semarang, Mei 2018
iv DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... v
DAFTAR GAMBAR... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
1. PENDAHULAN …... 1
1.1.Latar Belakang Kerja Praktek ... 1
1.2.Tujuan Kerja Praktek ... 2
1.3.Metode dan Kegiatan Kerja Praktek ... 2
1.4.Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Kerja Praktek ... 2
2. PROFIL PERUSAHAAN ... 3
3. SPESIFIKASI PRODUK ... 8
4. PROSES PRODUKSI ... 15
5. PENGAWASAN MUTU... 19
6. TUGAS KHUSUS... 25
6.1.Latar Belakang ... 25
6.2.Tujuan ... 26
6.3.Metode ... 26
6.4.Hasil Pengamatan………... 29
7. PEMBAHASAN…….………....31
8. KESIMPULAN DAN SARAN ...34
9. DAFTAR PUSTAKA ... 35
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Pop Mie dan Indomie Bulan 1 …... 30
Tabel 2. Hasil Analisis Kadar Air Pop Mie dan Indomie Bulan 8 ... 30
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Srtuktur Organisasi ... 5
Gambar 2. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ... 7
Gambar 3.Varian Rasa Produk Indomie …... 8
Gambar 4.Varian Rasa Produk Supermie …... 9
Gambar 5.Varian Rasa Produk Sarimi …... 10
Gambar 6.Varian Rasa Produk Pop Mie …... 11
Gambar 7.Varian Rasa Produk Sarimi Gelas …... 12
Gambar 8.Varian Rasa Produk Mi Telur Cap 3 Ayam …... 12
Gambar 9. Varian Rasa Produk Mie Sakura ... 13
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1 produk yang akan dihasilkan sehingga produk yang dihasilkan berkualitas dan aman untuk dikonsumsi. Pengawasan mutu mulai dilakukan dari sumber bahan baku yang datang untuk digunakan pada proses produksi. Tujuan dari pengawasan mutu itu sendiri agar bahan yang digunakan dalam pembuatan mi instan berada dalam kondisi baik, berkualitas dan tidak terjadi penyimpangan dalam proses pembuatannya sehingga aman untuk dikonsumsi.
Dalam produksi mie instan, produk tersebut dikemas dalam jenis kemasan yang berbeda-beda. PT. Supernova Flexible Packaging merupakan perusahaan yang bekerja sama dengan ICBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle, dimana perusahaan ini khusus memproduksi kemasan Sarimi, Indomie, Supermi, Mie Gelas, Mie sakura, Mie Telur Cap 3 Ayam yang kemudian akan didistribusikan ke PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang. Sedangkan kemasan Pop Mie diproduksi sendiri oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang.
Kemasan Pop Mie dan Indomie terbuat dari bahan yang berbeda. Indomie dikemas dalam kemasan plastik berbahan Polypropylene sedangkan kemasan Pop Mie berbahan
Polystirene. Hal ini dapat menyebabkan kadar air, sifat organoleptik, serta umur simpan dari Indomie dan Pop Mie berbeda, dimana umur simpan Indomie yaitu 8 bulan sedangkan Pop Mie selama 6 bulan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
2
1.2. Tujuan Kerja Praktek
Tujuan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang mulai dari kedatangan bahan baku sampai menghasilkan produk jadi yang siap untuk dipasarkan sehingga dapat menjaga kualitas dan mempertahankan umur simpan produk.
1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek
Metode yang digunakan selama kerja praktek meliputi pengamatan langsung di lapangan, proses tanya jawab, diskusi dengan pembimbing lapangan. Kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek itu sendiri meliputi orientasi berupa pengenalan peraturan perusahaan serta hak dan kewajiban penulis selama mengikuti kerja praktek, praktek langsung di divisi Quality Control (seasoning, pengemasan, tepung, proses produksi, laboratorium, finished good, dan shelf life).
1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah salah satu perusahaan mie instan yang merupakan cabang dari perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Pada awalnya berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd Cabang Semarang pada tanggal 31 Oktober 1987. Pada tanggal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd bersama dengan perusahaan-perusahaan lainnya bergabung menjadi satu perusahaan dengan nama PT. Indofood Sukses Makmur. Kemudian pada bulan Oktober 2009 nama perusahaan tersebut diubah lagi menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
2.2. Lokasi Perusahaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang berlokasi di Jl. Tambak Aji II No. 8 Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Perusahaan ini terletak di dalam kawasan industri di Semarang Barat yang berdekatan dengan jalan utara Semarang-Jakarta. Hal ini dapat mempermudah proses pengangkutan bahan baku serta pendistribusian produk. Batas wilayah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah sebagai berikut:
• Sebelah Barat : PT. Apollo
• Sebelah Timur : PT. Guna Mekar Industri
• Sebelah Utara : PT. Lautan Luas
4
Lokasi pabrik ini tidak berada di dekat tepi jalan raya. Jarak pabrik dari tepi jalan raya sekitar 1 km. Akan tetapi hal ini tidak mempengaruhi proses pendistribusian dan transportasi karena lokasi pabrik mudah dijangkau. Luas bangunan pabrik adalah 19.695 m2, sedangkan luas tanahnya yaitu 33.015 m2. Lokasi pabrik ini jauh dari pemukiman warga karena area tersebut merupakan kawasan industri.
2.3. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang mempunyai visi dan misi yang realistik, spesifik, dan meyakinkan.
2.3.1. Visi Perusahaan
Visi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah menjadi produsen barang-barang konsumsi yang terkemuka.
2.3.2. Misi Perusahaan
Misi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah:
• Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi.
• Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan.
• Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi kami.
• Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan.
2.3.3. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang adalah “Dengan disiplin sebagai dasar cara hidup kita; Kami menjalankan bisnis kami dengan integritas; Kami memperlakukan para pemangku kepentingan dengan hormat; dan bersama-sama kita bersatu untuk mengupayakan keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.”
2.4. Struktur Organisasi
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dipimpin oleh seorang Branch Manager serta dibantu beberapa Kepala Departemen dengan struktur organisasi sebagai berikut :
Gambar 1. Sruktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang terdiri dari beberapa jabatan, dimana tugas masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:
Branch Manager
Memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan sehingga secara konsisten menghasilkan produk-produk yang berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang selalu terjaga.
6
Branch Human Resources Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan Human Resources, yang meliputi Public Relations, Industrial Relations, Administrasi Kepegawaian dan Pengupahan, Jaminan Sosial, serta Pelayanan Umum dalam mencapai tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Factory Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan Manufacturing yang meliputi: PPIC, Produksi, Teknik, dan Gudang untuk mencapai tujuan dari perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Branch Process Development and Quality Control Manager
Mengatur semua kegiatan Departemen Process Developmentand Quality Control dalam pengendalian mutu untuk menjamin kelancaran dan kelangsungan aktivitas perusahaan.
Finance & Accounting Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan semua kegiatan Finance Accounting, membuat laporan keuangan dan analisa untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Area Sales & Promotion Manager
2.5. Logo Perusahaan
Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang menggunakan dua warna dasar, yaitu merah dan biru dengan pencitraan grafis huruf dan warna. Warna merah yang menjadi dasar dari logo perusahaan memiliki arti, yaitu semangat. Sedangkan warna biru menggambarkan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
8 BABIII
SPESIFIKASIPRODUK
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. DivisiNoodle Cabang Semarang memproduksi mi instan dengan berbagaibrand, antara lain Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie, Sarimi Gelas, dan Mi Telur Cap 3 Ayam dengan karakteristik yang berbeda-beda.
3.1. Indomie
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki beragam varian rasa produk Indomie. Indomie kuah meliputi rasa ayam bawang, ayam spesial, soto mie, soto spesial, soto lamongan, tengkleng, dan kari ayam ekstra bawang goreng; Indomie goreng antara lain goreng special, goreng pedas, soto, rendang, iga penyet, dendeng balado, sambal matah, ayam bawang, sambal rica-rica; Indomie goreng jumbo yaitu mi goreng jumbo spesial dan mi goreng jumbo rasa ayam panggang. Beberapa varian rasa produk
Indomie dapat dilihat pada Gambar 3.
3.2. Supermi
Supermie adalah mi instan yang dilengkapi dengan bumbu dan minyak. Pada tahun 2008, Supermi meluncurkan tiga varian baru yaitu GoBang (goreng bawang), GoSo (goreng soto), dan GoKar (goreng kari). Kemudian Pada tahun 2013, Supermi meluncurkan rasa baru yaitu Supermi Rasa Ayam Spesial dengan kaldu ayamnya lebih mantap lengkap dengan bawang goreng dan saus cabe. Kemudian diluncurkan varian baru Mi Goreng Rasa Soto Daging, Rasa Ayam Pangsit, dan Mi Goreng Rasa Ayam Bawang. Beberapa varian rasa produk Supermi
dapat dilihat pada Gambar
4.
10
3.3. Sarimi
Sarimi mempunyai varian rasa, antara lain ayam bawang, ayam + bawang goreng, baso sapi, dan tongseng ayam. Selain itu, Sarimi juga meluncurkan produk isi 2 dalam satu kemasan dengan varian rasa meliputi Sarimi isi 2 goreng ayam kecap, soto, kari spesial, goreng ayam kremes, soto koya jeruk nipis, baso sapi, ayam bawang, tongseng ayam, dan gulai ayam. Beberapa varian rasa produk Supermi dapat dilihat pada Gambar 5.
3.4. Pop Mie
Pop Mie adalah jenis mie instan dalam bentuk cup. Kemasan cup digunakan supaya konsumen lebih praktis, cepat, dan dapat disajikan dimana saja. Pop Mie memiliki berbagai varian rasa diantaranya Pop Mie rasa ayam jumbo, baso jumbo, soto ayam jumbo, kari ayam jumbo, ayam jumbo, dan baso spesial jumbo. Kemudian pada tahun 2014 Pop Mie meluncurkan produk baru yaitu Pop Mie goreng dengan dua varian rasa yaitu Pop Mie goreng spesial dan goreng pedas. Kemudian pada tahun 2017 Pop Mie kembali mengeluarkan varian baru yakni Pop Mie Meaty. Beberapa varian rasa produk Pop Mie dapat dilihat pada Gambar 6.
12
3.5. Sarimi Gelas
Sarimi Gelas yang diproduksi di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki tiga varian rasa, yakni ayam bawang, soto ayam, dan baso sapi.Beberapa varian rasa produk Sarimi Gelas dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Varian rasa produk Sarimi Gelas
3.6. Mie Telur Cap 3 Ayam
Mi Telur Cap 3 Ayam merupakan produk yang diluncurkan sebagai mi tanpa bumbu yang dapat diolah sebagai masakan utama dengan berbagai kreasi. Produk ini diproduksi tanpa proses pengorengan, melainkan dengan proses pengeringan menggunakan dryer. Mi Telur Cap 3 Ayam terbagi menjadi empat varian yaitu Mi Telur Cap 3 Ayam Kuning, Mi Telur Cap 3 Ayam Merah, Mi Telur Cap 3 Ayam Kuning Folded, Mi Telur Cap 3 Ayam Merah Folded. Beberapa varian rasa produk Mi Telur Cap 3 Ayam dapat dilihat pada Gambar 8.
3.7. Mie Sakura
Mie Sakura memberikan pilihan rasa diantaranya adalah rasa ayam bawang hingga rasa soto ayam. Beberapa varian rasa produk Mie Sakura dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Varian rasa
14 BAB IV
PRODUKSI MIE INSTAN
Proses produksi adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan produk jadi yang akan dipasarkan berdasarkan bahan baku yang ada. Proses produksi yang dilakukan setiap hari serta tergantung pada permintaan pasar, dan yang bertugas untuk merancang jadwal produksi tersebut adalah bagian PPIC.
4.1. Bahan Baku 4.1.1. Tepung
Salah satu bahan baku utama pembuatan mie instan adalah tepung terigu. Tepung terigu memiliki kemampuan membentuk gluten. Gluten merupakan protein elastis yang umumnya terkandung mie, dan semua jenis bahan pangan yang terbuat dari tepung terigu. Dalam proses pembuatan roti, gluten bermanfaat untuk mengikat dan membuat adonan menjadi elastis sehingga mudah dibentuk (Chinachoti, Steinberg, & Villota, 1990)
4.1.2. Air Alkali
Air alkali sangat penting dalam proses pembuatan mi instan yang merupakan campuran beberapa bahan dengan air. Kandungan flavonoid pada tepung terigu yaitu karotenoid. Komponen warna terlepas dari pati pada kondisi alkali sehingga flavonoid berpeluang membentuk warna kuning pada adonan serta mempengaruhi tekstur adonan yaitu membuat adonan menjadi lebih elastis serta mudah dibentuk untuk proses selanjutnya. (Oktiarni, Ratnawati, & Anggraini, 2012).
4.1.3. Minyak Goreng
minyak RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) yang memiliki sifat tekstur yang kental. Minyak RBDPO ialah minyak inti sawit yang telah dibuat melalui proses ekstraksi, pemurnian dan penghilangan bau (Anwar, 2012).
4.2. Proses Produksi 4.2.1. Pengayakan Tepung
Pada tahap ini, bahan tepung dimasukkan ke dalam screw dengan menggunakan perbandingan sesuai dengan produk mi yang akan diproduksi. Selanjutnya tepung yang masuk ke dalam screw, akan mengalami pengayakan kemudian masuk ke dalam mesin mixer melalui conveyor spiral. Menurut (Thomas Park, 1967) pengayakan bertujuan untuk mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses berikutnya dan mencegah oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya. Dalam proses pengayakan, ukuran mesh yang digunakan adalah 20 mesh.
4.2.2. Pencampuran
16
4.2.3. Pembentukan Lembaran Adonan (Pressing)
Pada proses ini, adonan yang sudah homogen tadi akan dilewatkan pada mesin roll press yang akan menjadikan adonan menjadi lembaran dengan ketebalan tertentu. Menurut Matz, (1984), Pembentukan lembaran adonan dapat menghaluskan serat serat gluten dan membuat lembaran adonan. Selanjutnya, lembaran tersebut menuju slitter yang berfungsi mengubah lembaran-lembaran itu menjadi untaian mie. Dalam proses ini, Quality controller bertugas memeriksa keadaan fisik dari lembaran adonan, ketebalan lembaran adonan, jumlah untaian serta ada tidaknya cemarang benda asing yang terdapat pada lembaran adonan.
4.2.4. Slitting & Waving
Proses ini merupakan pembuatan lembaran adonan menjadi untaian mi bergelombang dengan menggunakan mesin slitter. Slitter memiliki standar ketebalannya sendiri-sendiri berdasarkan jenis mie yang mau diproduksi.
4.2.5. Pengukusan
4.2.6. Pemotongan dan Pelipatan
Setelah proses steaming selesai, kemudian dilanjutkan denagn pemotongan untaian mi dengan menggunakan cutter. Untaian mie dilipat menggunakan folder. Setelah itu akan ditampung dalam wadah kotak kecil yang digunakan untuk mencetak mie.
4.2.7. Penggorengan
Sebelum dimasukan dalam fryer, dilakukan penirisan terhadap blok-blok mi agar mengurangi kandungan air yang terkandung akibat proses pengukusan. Proses penggorengan dilakukan dengan melewatkan blok mi di dalam mangkuk-mangkuk kecil di ruang penggorengan yang berisi minyak goreng dengan suhu 100oC - 160oC. Proses penggorengan bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari bahan dengan menggunakan panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya (Winarno, 2002). Kadar air diturunkan dari 32-35% menjadi 3%, dimana kadar air 3% ini bertujuan agar mi bisa bertahan hingga 7-8 bulan. Minyak yang digunakan juga sudah dipanaskan menggunakan steam boiler. Setelah proses penggorengan selesai, dilakukan penirisan.
4.2.8. Pendinginan
Setelah dilakukan penirisan, blok mie dilewatkan pada proses pendinginan di dalam lorong-lorong dengan fan. Proses pendinginan bertujuan untuk melepaskan sisa uap panas dari produk dan membuat tekstur mie menjadi keras. Pada proses pendinginan, suhu pada mi turun menjadi 30o-35oC.
4.2.9. Pengemasan
18
pengemasan dapat diartikan sebagai perlindungan terhadap produk dari segala macam kerusakan dengan menggunakan suatu wadah tertentu, sehingga dapat melindungi atau mengawetkan produk agar sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik.
Gambar 10. Diagram alir proses produksi mi instan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Tepung terigu
Pengadukan
Pengepresan sesuai dengan ketebalan yang diinginkan
Pembentukan untaian
(adonan mie menjadi untaian yang bergelombang)
Steaming
Cutting & Folding
Frying
Colling
Pengemasan dengan kemasan plastik
19
BABV
PENGAWASAN MUTU
5.1. Pengawasan dan Pengendalian Mutu
Pengawasan dan pengendalian mutu pangan sangat diperlukan agar dapat menghasilkan produk makanan dengan kualitas yang baik. Menurut Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan menyatakan bahwa pengawasan dan pengendalian mutu pangan sangat diperlukan agar dapat menghasilkan produk makanan dengan kualitas yang baik. Sistem pangan merupakan sesuatu yang berhubungan mengenai pengawasan terhadap kegiatan maupun proses produksi serta peredaran pangan sampai dikonsumsi oleh konsumen. Mutu pangan merupakan penilaian terhadap keamanan pangan, komposisi gizi, serta standar dalam perdagangan makanan dan minuman.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang diwajibkan menerapkan sistem mutu dalam semua rantai produk dimulai dari pembelian, desain, procurement, dan produksi sampai distribusi dan penjualan. Standar khusus dalam sistem mutu, diantaranya ISO 9000 yang merupakan standar manajemen mutu dan jaminan mutu. Seri ISO 9000 direvisi setiap enam tahun sekali dan pada tahun 2000 dilakukan revisi ISO 9000 (Guler, Guillén, Macpherson, & Guillen, 2002). Menurut Badan Standar Nasional (2000) dalam revisi ISO tersebut terdapat empat standar utama , yaitu :
ISO 9000 : Sistem manajemen mutu-konsep dan peristilahan ISO 9001 : Sistem manajemen mutu-persyaratan
ISO 9004 : Sistem manajemen mutu-panduan ISO 10011 : Panduan pengauditan sistem mutu
5.2. Standar Pengawasan Mutu
20
baku, proses produksi, mesin dan peralatan, tenaga kerja, produk jadi, hingga produk yang disimpan sampai batas umur simpan maksimum. Menurut Prawirosentono dalam Pertiwi (2017) menambahkan bahwa mutu dari produk akhir akan dipengaruhi oleh mutu bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu, pengawasan mutu dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, dan sebelum bahan baku digunakan untuk proses produksi. Mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang telah memenuhi standar dan sertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi ISO (International Organization for Standardization).
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang sudah mempunyai sertifikat ISO 22000, dimana ISO 22000 berkaitan dengan keamanan pangan serta sertifikat halal yang berlaku untuk semua produk. ISO 22000 merupakan standar sistem keamanan pangan global mulai dari mengawasi peralatan yang digunakan serta seluruh rantai pasokan bahan pangan, mulai dari petani, produsen, pengolah, pengepak, transportasi, dan penjual.
Sejak tanggal 5 Februari 2004 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
Cabang Semarang telah memiliki sertifikasi dari badan akreditasi SGS International of Indonesia yaitu ISO 9001:2000 berkenaan dengan manajemen mutu yang baik untuk menghasilkan produk barang yang bermutu baik dan sesuai dengan standar yang berlaku. ISO 9001:2000 menjamin bahwa suatu perusahaan akan memberikan produk sesuai dengan syarat yang ditentukan melalui permintaan dari konsumen. Selain itu perusahaan bertanggung jawab mengenai kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan slogan yang dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang melakukan pengawasan mutu berdasarkan pada SOP (Standarts Operational Procedure) yang berlaku dengan kebijakan perusahan serta mengikuti standar dari SNI 01-3551-2000 dan CODEX.
5.3. Pengawas Mutu
Pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Cabang Semarang dibagi menjadi tiga bagian, antara lain: Incoming Quality Control (Pengawasan Mutu Bahan Baku), Proses Quality Control (Pengawasan Mutu Proses Produksi), dan Outgoing Quality Control (Pengawasan Mutu Produk Akhir). Pengawasan mutu dipimpin oleh seorang BPDQC Manager, dan dilakukan oleh Departemen PDQC dengan bantuan PDQC Supervisor dalam melaksanakan pengawasan
mutu. BPDQC bertanggung jawab mengendalikan semua kegiatan Departemen PDQC dalam aspek proses pengendalian mutu guna menjamin kelangsungan aktivitas perusahaan, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan kalibrasi di laboratorium serta GMP dan HACCP di proses prduksi, mengendalikan semua kegiatan quality control mulai dari awal hingga hasil pengawasan mutu, mengatur dan merencanakan pekerjaan, tenaga kerja, dan fasilitas kerja dalam batas standar baku yang selaras dengan rencana manajemen, serta mengevaluasi kerja staf Departemen PDQC.
5.4. Incoming Quality Control (IQC)
Merupakan pengawasan mutu yang dilakukan terhadap bahan baku yang kemudian akan digunakan dalam proses produksi sehingga produk yang dihasilkan tidak mengalami penurunan mutu. Pengawasan mutu pada bahan baku dilakukan pada tepung terigu, seasoning, minyak, dan pengemasan.
22
Pada QC Bahan Baku, pengawasan mutu tepung terigu dilakukan secara fisik, organoleptik, dan kimia. Analisa secara fisik yang dilakukan adalah mengecek kebocoran
zak, mengecek label produksi pada zak, menimbang tepung per zak, dan mengecek segel.
Dalam pengecekan ini, zak tidak boleh bocor, label zak harus tertera dan dapat dibaca dengan jelas, zak harus dalam keadaan tersegel rapi, serta berat tepung terigu 25 kg per zak dan berat tepung tapioka 50 kg per zak. Sedangkan analisa organoleptik dilakukan dengan cara melihat bentuk, warna, dan bau tepung, serta mengayak sampel tepung. Tepung yang masuk dipastikan halal, sesuai standar, dan tidak tercemar dari segala jenis pengotor. Menurut SNI 3751-2009 bentuk tepung terigu yaitu serbuk dengan bau normal
(bebas dari bau asing), warna putih khas terigu. Tepung yang diayak harus bebas dari kotoran, kepompong, dan serangga. Kemudian analisa kimia dilakukan dengan menguji kadar abu, gluten, dan iron spot. Bersadarkan SNI 3751-2009 tentang tepung terigu, kadar
abu tepung terigu yang diizinkan maksimal 0,7%.
Quality Control Minyak Goreng
Untuk bahan baku minyak goreng, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Cabang Semarang menggunakan Minyak Kelapa Sawit “Bimoli”, dimana
produk ini merupakan satu group dengan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. Dalam pengawasan mutu, minyak goreng yang baru datang dari supplier diambil sampelnya dan dianalisa secara kimia dengan cara pengujian asam lemak bebas / free fatty acid (FFA). Kadar FFA maksimal yang diizinkan berdasarkan SNI 7709-2012 tentang minyak kelapa sawit yaitu 0,3%.
Pada bagian QC Seasoning dilakukan pengawasan mutu bumbu, minyak bumbu, kecap, sambal, solid ingredient, dan chilli powder yang baru datang dari PT.Indofood CBP
Food Ingredient Division (ICBP FID) Semarang. Pengawasan ini meliputi analisa fisik dan kimia. Analisa fisik yang dilakukan yaitu penimbangan bumbu per sachet, pengukuran panjang sambungan untuk bumbu tanpa potong, dan pengecekan kebocoran kemasan bumbu. Setiap flavor bumbu memiliki standar yang berbeda berkaitan dengan berat bumbu dan panjang sambungan kemasan. Analisa kimia dengan cara menguji kadar air bumbu.
Quality Control Pengemas
Pengawasan mutu kemasan dilakukan oleh QC Pengemas. Untuk etiket, analisa yang dilakukan meliputi pengukuran lebar, pitch, serta ketebalan etiket. Lebar dan pitch etiket diukur menggunakan penggaris, sedangkan ketebalan etiket diukur menggunakan alat bernama thickness gauge. Selanjutnya, analisa karton dengan cara menukur panjang, lebar, dan tinggi karton, serta daya tumpuk karton. Kemudian analisa cup Pop Mie meliputi pengukuran tinggi, diameter atas, diameter bawah, tebal bibir atas secara vertikal, tebal cup, serta berat cup. Pengukuran tinggi dan diameter cup menggunakan penggaris. Pengukuran tebal cup dan tebal bibir atas cup secara vertikal menggunakan jangka sorong. Pengukuran berat cup menggunakan timbangan analitik. Selain itu, garpu Pop Mie dianalisa berdasarkan berat, panjang, dan kelendutan garpu.
5.5. Process Quality Controll (PQC)
24
organoleptik juga dilakukan oleh QC Shelf Life. Untuk blok mi, analisa dilakukan dengan mengamati warna, aroma, dan tekstur. Warna dan aroma dipastikan normal, serta tekstur renyah. Pada minyak bumbu diihat warna, bau, dan rasanya. Warna dipastikan jernih, serta bau dan rasa normal. Bumbu dianalisa berdasarkan warna, aroma, tekstur, dan rasa. Warna bumbu dipastikan cerah dan normal, tekstur hablur (tidak cacking) dan rasa normal. Untuk chilli powder analisa dilakukan dengan mengamati warna, rasa, aroma, dan tekstur. Warna, rasa, dan aroma dipastikan normal, serta tekstur hablur. Pada kecap dan minyak kecap analisa dilakukan berdasarkan warna dan kekentalan. Warna dipastikan normal dan tidak terlalu kental (dapat mengalir). Selanjutnya, analisa bawang goreng dan solid ingredient dilakukan dengan mengamati tekstur, kerenyahan, rasa, aroma, dan warna. Aroma, rasa, dan warna dipastikan normal dan tekstur renyah. Selain itu, analisa terhadap air minum dan total dissolve solid (TDS) air limbah juga turut dilakukan menggunakan analisa kimiawi oleh QC analis di laboratorium. Analisa TDS bertujuan untuk menentukan tahap pegolahan limbah yang harus dilakukan.
5.6. Outgoing Quality Controll (OQC)
25 BAB VI
TUGAS KHUSUS : PENGARUH PERBEDAAN JENIS KEMASAN TERHADAP KADAR AIR, SIFAT ORGANOLEPTIK, DAN UMUR SIMPAN PADA
PRODUK POP MIE DAN INDOMIE
6.1. Latar Belakang
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan mi instan. Mi instan yang diproduksi disertai dengan bahan pelengkap berupa bumbu, minyak bumbu, chili powder, dan solid ingredient dalam suatu kemasan. Salah satu produk mi instan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle adalah pop mie dan indomie. Kedua produk tersebut diproduksi dalam kemasan yang berbeda. Indomie dikemas dalam kemasan plastik berbahan Polypropylene sedangkan kemasan Pop Mie berbahan Polystirene. Bahan kemasan dalam pembuatan produk Pop Mie diproduksi sendiri oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. Kemudian Bahan kemasan dalam pembuatan produk Indomie diproduksi oleh PT. Supernova
Flexible Packaging yang bekerjasama dengan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.
26
terhadap adonan mi dan blok mi, meliputi kadar air selain itu, analisa organoleptik juga dilakukan oleh QC Shelf Life. Untuk blok mi, analisa dilakukan dengan mengamati warna, aroma, dan tekstur. Warna dan aroma dipastikan normal, serta tekstur renyah. Pada minyak bumbu dilihat warna, bau, dan rasanya. Warna dipastikan jernih, serta bau dan rasa normal. Bumbu dianalisa berdasarkan warna, aroma, tekstur, dan rasa. Warna bumbu dipastikan cerah dan normal, tekstur hablur (tidak cacking) dan rasa normal. Hal ini dilakukan supaya bumbu yang akan disertakan pada produk akhir memiiki mutu yang baik dan sesuai standar sehingga umur simpannya sesuai dengan umur simpan mi dan produk secara keseuruhan. Analisa yang dilakukan meliputi analisa kimia dan fisik. Analisa kimia yang dilakukan adalah pengujian kadar air. Menurut (Raharja, 2008) dalam melakukan analisa pada suatu populasi yang banyak perlu dilakukan sampling. Apabila pada sampel yang diuji terdapat bumbu yang tidak sesuai dengan standar pada ketentuan A/R (accept / reject) tertentu maka akan dikembalikan ke supplier.
6.2. Tujuan
Mengetahui pengaruh perbedaan kemasan pada produk Indomie dan Pop Mie terhadap kadar air, sifat organoleptik dan umur simpan mi di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.
6.3. Metode
6.3.1. Analisa Fisik Kemasan
bocor. Kebocoran kemasan juga perlu diteliti agar uap air dan pengotor tidak masuk ke dalam blok mie atau bumbu. Uap air yang kontak langsung dengan blok mie atau bumbu dapat meningkatkan kadar air blok mie dan bumbu sehingga akan memperpendek umur simpannya. Hal ini sesuai dengan teori (Suradi, 2005) yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan dan penurunan mutu produk pangan yaitu kerusakan yang disebabkan faktor Iingkungan seperti kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan pangan, interaksi dengan oksigen, kehilangan dan penambahan cita rasa yang tidak diinginkan, sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh sifat alamiah produk yang dikemas, seperti perubahan-perubahan fisik berupa pelunakan, pencoklatan, pemecahan emulsi.Analisa fisik ini dilakukan oleh
Quality Control Pengemas PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
Cabang Semarang.
6.3.2. Analisa Kimia Bumbu dan Blok Mie
Analisa kimia yang dilakukan adalah uji kadar air bumbu dan blok mie, dimana kadar air ini dapat menentukan umur simpan bumbu maupun blok mie. Setiap flavor memiliki standar kadar air yang berbeda. Maka dari itu, umur simpan beberapa brand ada yang berbeda. Antara lain Indomie memiliki umur simpan delapan bulan dan Pop Mie dengan umur simpan enam bulan. Umur simpan ini selain ditentukan oleh hasil akhir blok mi dan kemasan serta ditentukan oleh bumbu dan bahan pelengkapnya. Analisa kimia dilakukan oleh QC Analis di Laboratorium PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.
• Uji Kadar Air
28
Kadar air sampel merupakan selisih dari berat sampel sebelum dikeringkan dengan berat sampel setelah dikeringkan yang kemudian dinyatakan dalam persen.
• Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian kadar air adalah blok mi dan bumbu Indomie Goreng Ayam Bawang serta blok mie dan Bumbu Pop Mie Rasa Ayam Bawang Jumbo.
• Alat
Alat yang digunakan dalam pengujian kadar air bumbu antara lain oven listrik, neraca analitik, desikator (berisi desikan aktif yang berwarna biru), cawan / botol timbang beserta tutupnya dengan diameter 5 cm dan tinggi 3-5 cm, serta penjepit.
• Cara Kerja
Menurut (Untoro, Kusrahayu, & Setiani, 2012) cara kerja pengujian kadar air pertama-tama cawan dan tutup dikeringkan dalam oven bersuhu 1030C - 1070C selama 15 menit,
lalu didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang sampai ketelitian 0,1 mg. Selanjutnya, sampel yang sudah disiapkan ditimbang sebanyak 3-5 g ke dalam cawan. Setelah itu, cawan berisi sampel dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 1030C - 1070C selama 3 jam. Setelah kering, cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator selama 30 - 40 menit. Kemudian, cawan berisi sampel ditimbang kembali hingga ketelitian 0,1 mg. Selanjutnya, perhitungan kadar air menggunakan rumus berikut:
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟𝐴𝑖𝑟 = 𝑊1−𝑊2
𝑊1−𝑊0 x 100%
Keterangan: W0 = berat cawan + tutup
6.4. Hasil Pengamatan
6.4.1. Analisa Kadar air Pop Mie dan Indomie Umur Simpan 1 Bulan
Hasil analisis kadar air pop mie dan indomie umur 1 bulan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Analisa Kadar Air Pop Mie dan Indomie Bulan 1 Ulangan Produk Jenis Cawan
kosong Cawan + sampel
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa kadar air bumbu dan blok mie dari indomie berumur 1 bulan lebih rendah daripada pop mie berumur 1 bulan.
6.4.2. Analisa Kadar air Pop Mie dan Indomie Umur Simpan 8 Bulan
Hasil analisis kadar air pop mie dan indomie pada umur 8 bulan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Analisa Kadar Air Pop Mie dan Indomie Bulan 8 Ulangan Produk Jenis Cawan
30
6.4.3. Uji Organoleptik
Hasil analisis uji organoleptik pada indomie dan pop mie berdasarkan umur simpannya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Uji Organoleptik Indomie dan Pop Mie Umur
simpan Produk Yang dianalisa Penampakan fisik 1 bulan Indomie Blok mie Renyah, tidak melempem, aroma mie Bumbu Warna normal, aroma normal, hablur
sempurna dan tidak ada gumpalan kecil Pop mie Blok mie Renyah, tidak melempem, aroma mie
Bumbu Warna normal, aroma normal, hablur sempurna dan tidak ada gumpalan kecil 8 bulan Indomie Blok mie Renyah, sedikit melempem, aroma mie
Bumbu Mulai lembab, jika diremas/dipegang masih berbentuk granula
Pop mie Blok mie Melempem, bau mulai menyimpang
Bumbu Terdapat gumplan basah, lembab, jika diremas atau dipegang tidak hancur, cacking membatu / mengeras
31 BAB VII PEMBAHASAN
7.1. Pengaruh Kemasan dan Kadar Air terhadap Umur Simpan Mie.
Pada tabel 1, dapat diketahui bahwa kadar air bumbu dan blok mie dari indomie berumur 1 bulan lebih rendah daripada pop mie berumur 8 bulan. Sedangkan pada tabel 2, dapat diketahui bahwa kadar air blok mie dan bumbu indomie berumur 8 bulan lebih rendah daripada pop mie berumur 8 bulan. Menurut SNI 01-3551-2000, kadar Air mie menggunakan proses penggorengan maksimal 10% , sedangkan menggunakan proses pengeringan maksimal 14,5%. Kemudian dari kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa kadar air blok mie dan bumbu dari pop mie dan indomie berumur 8 bulan lebih besar daripada yang berumur 1 bulan. Hal tersebut berarti semakin tinggi kadar air suatu produk maka umur simpan produk tersebut menjadi lebih singkat. Hal ini diperkuat dengan teori (Lee, Anema, & Klostermeyer, 2004) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi penurunan mutu produk pangan adalah kadar air yang terkandung dalam produk. Hasil penelitian ini sesuai dengan standar umur simpan yang ditetapkan perusahaan, yaitu umur simpan Pop Mie lebih singkat daripada Indomie. Pop Mie memiliki umur simpan selama enam bulan, sedangkan Indomie selama delapan bulan.
32
dari (Wulandari et al, 2013) bahwa perubahan kadar air bahan dalam kemasan dipengaruhi oleh permeabilitas kemasan. Permeabilitas uap air kemasan merupakan kemampuan uap air dalam menembus kemasan pada kondisi suhu dan RH tertentu, sehingga uap dan permeabilitas berbanding lurus. Jika semakin kecil permeabilitas pada kemasan maka daya tembus uap air juga akan semakin kecil, ataupun sebaliknya. Sifat kimia polimer, struktur dasar polimer, sifat komponen permanent merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari permeabilitas.
7.2. Pengaruh Kemasan dan Kadar Air terhadap Sifat Organoleptik Mie.
granula, sedangkan pada bumbu pop mie Terdapat gumplan basah, lembab, jika diremas atau dipegang tidak hancur, cacking membatu / mengeras.
34 BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
6.5. Kesimpulan
Pengawasan mutu pada kemasan dilakukan dengan Analisa fisik terhadap kemasan indomie adalah analisa ukuran, berat, ketebalan, pitch, lebar, warna, gambar kemasan, tulisan, nomor SNI, dan nomor BPOM.
Pengawasan mutu pada kemasan dilakukan dengan Analisa fisik terhadap kemasan pop mie yang dianalisa adalah diameter atas, diameter bawah, tebal bibir atas, tinggi, berat, ukuran, warna, gambar kemasan, tulisan, nomor SNI, dan nomor BPOM.
Kadar air dapat mempengaruhi umur simpan mie, sehingga semakin tinggi kadar air suatu produk maka umur simpan produk tersebut menjadi lebih singkat. Semakin lama umur penyimpanan bumbu dan blok mie, maka akan
mengalami perubahan aroma, rasa, warna, tekstur fisik.dan penggumpalan (cacking).
Pop mie dengan kemasan Polystirene memiliki umur simpan yang lebih pendek dibandingkan dengan indomie dengan kemasan berbahan Polipropylene.
6.6. Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
Anwar R.W. (2012). Studi Pengaruh Suhu dan Jenis Bahan Pangan Terhadap Stabilitas Minyak. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/1951
Asih Priyati, Sirajuddin Haji Abdullah, G. M. D. P. (2016). Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 1, Maret 2016 Pengaruh Kecepatan Putar Pengadukan Adonan Terhadap Sifat Fisik Roti, 4(1), 217–221. http://jrpb.unram.ac.id/index.php/jrpb/article/view/22
BPOM, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia, Jakarta
https://www.researchgate.net/publication/310487331_KONTROVERSI_STYR OFOAM_Perlunya_Pendekatan_Appropriate_Packaging
BSN. 2000. Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-9001-2001. Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. http://sispk.bsn.go.id/SNI/DetailSNI/7753
CHINACHOTI, P., STEINBERG, M. P., & VILLOTA, R. (1990). A Model for Quantitating Energy and Degree of Starch Gelatinization Based on Water, Sugar and Salt Contents. Journal of Food Science, 55(2), 543–546. https://doi.org/10.1111/j.1365-2621.1990.tb06805.x
Guler, I., Guillén, M. F., Macpherson, J. M., & Guillen, M. F. (2002). Global Competition, Institutions, and the Diffusion of Organizational Practices: The International Spread of ISO 9000 Quality Certificates. Administrative Science Quarterly, 47(2), 207. https://doi.org/10.2307/3094804
Ketaren, S. (2008). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta. http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/Kimia/article/view/1669
Lee, S. K., Anema, S., & Klostermeyer, H. (2004). The influence of moisture content on the rheological properties of processed cheese spreads. International Journal of Food Science and Technology, 39(7), 763–771. https://doi.org/10.1111/j.1365-2621.2004.00842.x
Nurminah, M. (2002). Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik Dan Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. USU Digital Library, 1–15. Retrieved from https://id.123dok.com/document/ky6j6moq-penelitian-sifat-
36
Matz, S.A. 1984. Snack Food Technology. The AVI Publishing. Co. Westport, Connecticut. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/food.19860300312
Pertiwi. G. E. P. B. (2017). Analisis Kadar Air Terkait Umur Simpan Bumbu Pada Produk Indomie Dan Popmie Di PT. Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. (Laporan Kerja Praktek) Tidak Dipublikasikan Raharja, S. (2008). Studi Empiris Mengenai Penerapan Metode Sampling Audit Dan
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit Oleh
Auditor Bpk, 15(1), 54–66.
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe3/article/view/301
Ricki Gunawan, Syarfi Daud, E. yenie. (2016). Pengaruh Suhu dan Variasi Rasio Plastik Jenis Polypropylene dan Plastik Polytyrene terhadap Yield dengan proses Pirolisis Ricki Gunawan 1) , Syarfi Daud 2) , Elvi Yenie 3) 1), 1–6. https://www.neliti.com/publications/202240/pengaruh-suhu-dan-variasi-rasio-plastik-jenis-polypropylene-dan-plastik-polytyre
SNI 01-3551-2000. Mi Instan.Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. https://socidoc.net/download/sni-01-3551-2000-a5b3552d5638f1
SNI No: 01-3709-1995. Rempah-rempah Bubuk.
https://tuxdoc.com/download/updated-sni-01-3709-1995-rempah-rempah-bubuk_pdf Soekarto, S.T., 1985, Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian,
Bhratara Karya Yogyakarta.
Kadaluarsa Oleh : Kusmajadi Suradi ABSTRAK. http://repository.unpad.ac.id/3791/
Suwaidah, I. S., Achyadi, N. S., & Cahyadi, W. (2014). The study of lead leached from waste paper packaging into fried foods. Panel Gizi Makan, 37(2), 145–154. [In
Bahasa Indonesia].
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/4018
Untoro, N. S., Kusrahayu, & Setiani, B. E. (2012). Kadar Air, Kekenyalan, Kadar Lemak dan Citarasa Bakso Daging Sapi dengan Penambahan Ikan Bandeng Presto (Channos Channos Forsk). Animal Agriculture, 1(1), 567–583. Retrieved from http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan http://kemasan.jabarprov.go.id/download/read/357-undang-undang-republik-indonesia-nomor-18-tahun-2012-tentang-pangan
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
W2 = 36,3670 KA = 𝑊1−𝑊2
𝑊1−𝑊0 x 100%
= 36,5567−36,3670
36,5567−32,0020 x 100%
= 4,1649 %
Perhitungan Kadar Air Blok Mie Indomie 1 bulan (mie) W0 = 28,9336
W1 = 34,0427 W2 = 33,7841 KA = 𝑊1−𝑊2
𝑊1−𝑊0 x 100%
= 34,0427−33,7841
34,0427−28,9336 x 100%
= 5,0615 %
Pop Mie 1 bulan (mie) W0 = 28,8513
W1 = 32,2949 W2 = 32, 1124 KA = 𝑊1−𝑊2
𝑊1−𝑊0 x 100%
= 32,2949−32,1124
32,2949−28,8513 x 100%
40
Indomie 8 bulan (mie) W0 = 29,0041
W1 = 33,7725 W2 = 33,3705 KA = 𝑊1−𝑊2
𝑊1−𝑊0 x 100%
= 33,7725−33,3705
33,7725−29,0041 x 100%
= 8,4964 %
Pop Mie 8 bulan (mie) W0 = 24,8736
W1 = 29,8175 W2 = 29,3607 KA = 𝑊1−𝑊2
𝑊1−𝑊0 x 100%
= 29,8175−29,3607
29,8175−24,8736 x 100%