• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 124,00 ha.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 124,00 ha."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik Wilayah Penelitian

Desa Buminagara merupakan sebuah desa di Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 124,00 ha. Buminagara merupakan salah satu desa dari 10 desa yang ada di kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Desa ini berada dikaki Gunung Halu yang keadaan jalannya kurang baik. Lokasi Desa Buminagara dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua, sepanjang jalan ini memiliki pemandangan yang indah seperti sawah yang hijau dan gunung. Untuk menuju Desa Buminagara dari wilayah Kota Bandung dapat ditempuh selama 2 jam. Iklim desa Buminagara yaitu kemarau dan penghujan, oleh karena itu berpengaruh terhadap tanaman yang ada di desa Buminagara.

Desa Buminagara merupakan wilayah agraris yang subur sehingga hampir sebagian besar penduduknya bersawah, berkebun dan beternak. Desa ini memiliki hasil pertanian seperti padi, sedangkan hasil perkebunan seperti sayur-sayuran petai, buah nangka, dan buah pepaya. Untuk beternak secara umum warga beternak domba dan ayam, namun belum dalam jumlah besar. Ternak masih di gunakan sebagai ternak tabungan dan pekerjaan sambilan selain bersawah dan berkebun.

4.1.2 Pembagian Lahan

Pembagian lahan Desa Buminagara Kecamatan Sindangkerta dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut :

(2)

Tabel 4. Pembagian lahan

No Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)

1 Lahan Pemukiman + 30

2 Lahan Pertanian + 33

3 Lahan Perkebunan + 37

4 Lahan Peternakan + 11

5 Tanah Lain Lain + 13

Jumlah + 124

Lahan terluas di Desa adalah pada lahan perkebunan dan pertanian, sehingga mata pencaharian utama penduduk diperoleh dari perkebunan dan pertanian.

4.1.3 Keadaan Penduduk Wilayah Penelitian A. Jumlah Penduduk

Menurut data statistik desa tahun 2016penduduk di Desa Buminagara, berjumlah 3.128 jiwa jumlah tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah penduduk

No Kategori Jiwa 1 Perempuan 1.253 2 Laki-Laki 1.875 3 Kepala Keluarga 1.079 Jumlah 3.128 B. Mata Pencaharian

Mata pencaharian yang ada pada penduduk desa Buminagara dapat dilihat pada tabel 6.

(3)

Tabel 6. Mata pencaharian No Kategori Orang 1 Pegawai 13 2 Wiraswasta 109 3 Buruh Tani 123 4 Petani 495 5 Pekebun 470 6 Peternak 270 7 Pedagang 309 8 Bidan 14 9 Lain-Lain 207 Jumlah 2.010

Secara umum, masyarakat di Desa Buminagara sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, pekebun dan peternak. Hal ini didukung dengan luasnya lahan sawah dan ladang yang mendominasi sebagian besar Desa Buminagara. Adapun penduduk yang beternak yaitu beternak domba, dan menjadikan beternak domba mata pencaharian sambilan, selain itu penduduk dapat memperoleh kemudahan dalam mencari hijauan makanan ternak karna ladang juga di manfaatkan untuk ditanami rumput dan hijauan.

4.2 Identitas Responden

Responden yang dijadikan narasumber pada penelitian ini sebanyak 20 orang anggota kelompok ternak di desa yang mengikuti program hilirisasi domba Padjadjaran. Karakterisitik responden dibagi kedalam 4 karakteristik, yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, dan lama menjadi anggota.

4.1.1 Umur Responden

Umur pada umumnya mempengaruhi produktivitas kinerja seseorang. Umur responden pada penelitian ini bervariasi mulai dari 30-75 tahun. Umur responden pada penelitian ini dapat dilihat padaTabel 7

(4)

Tabel 7. Umur responden No Umur (tahun) Jumlah orang % 1 0-14 0 0 2 15-64 17 85 3 >64 3 15 Jumlah 20 100

Data pada Tabel 7 menunjukan bahwa 85% responden (17 orang) berada pada rentang usia produktif yaitu berumur 15-64 tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa responden berusia muda dan produktif, peternak yang usianya muda dan produktif cenderung mempunyai semangat yang tinggi, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan akan berdampak positif. Umumnya semakin tua umur seseorang maka semakin menurun kondisi fisiknya sehingga berimplikasi penurunan produktivitas. Namun tidak ada perbedaan tugas yang diberikan untuk peternak muda dan peternak yang sudah tua, walaupun peternak yang sudah tua kondisi fisik sudah menurun, tetapi pengetahuan dan pengalaman yang mereka punya lebih banyak sehingga dalam menangani domba sakit maupun domba bunting mereka lebih mengetahui.

4.1.2 Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin pada umumnya tidak mempengaruhi semangat peternak dalam melakukan kewajiban beternak. Banyak jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Jenis kelamin responden pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 8.

(5)

Tabel 8. Jenis Kelamin Responden No Jenis kelamin Jumlah Orang % 1 Laki-laki 8 40 2 Perempuan 12 60 Jumlah 20 100

Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian responden (60%) adalah perempuan. Artinya bahwa tidak ada syarat khusus untuk dapat mengikuti program hilirisasi domba Padjadjaran. Banyaknya anggota keluarga perempuan dikarnakan sebagian besar perempuan di Desa Buminagara tidak bekerja, sehingga memiliki waktu yang luang untuk beternak, sedangkan untuk laku-laki kebanyakan bekerja diladang. Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap peternak perempuan maupun peternak laki-laki di Desa Buminagara, pembagian tugas seperti pemeliharaan ternak mereka lakukan sama dengan peternak laki-laki. Namun dikarenakan mereka adalah perempuan yang mengurus kebutuhan rumah tangga, membersihkan rumah, mengantar anak sekolah dan memasak. Sehingga mereka tidak dapat mengarit seriap hari, kebanyakan peternak laki-laki yang mengarit mencari rumput untuk pakan, sepulang mereka bertani dan berkebun. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan hilirisasi yaitu memberikan kegiatan kepada anggota keluarga yang produktif.

4.1.3 Tingkat Pendidikan Formal Responden

Pendidikan formal biasanya akan mempengaruhi pola pikir dan daya tangkap terhadap pengetahuan atau ilmu yang di dapat. Tingkat pendidikan responden pada penelitian ini dapat di lihat pada Tabel 9.

(6)

Tabel 9. Tingkat Pendidikan Responden No Pendidikan Jumlah Orang % 1 SD 9 45 2 SLTP 7 35 3 SLTA 2 10 4 Tidak bersekolah 2 10 Jumlah 20 100

Data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (45%) memiliki pendidikan jenjang SD. Sebagian responden memang mumpunyai latar belakang ekonomi yang kurang baik sehingga hanya dapat mengikuti pendidikan hingga tingkat SD. Pendidikan formal memberikan pengaruh kepada individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap atau permanen dalam kebiasaan tingkah lakunya, pikiran dan sikapnya (Hasibuan,2008).

4.1.4 Pengalaman Beternak

Pengalaman responden dalam beternak berpengaruh terhadap terlaksananya program seterusnya, responden yang sudah mempunyai pengalaman, akan mudah dalam melaksanakan program pengembangan domba Padjadjaran. Seperti pemberian pakan, pengendalian penyakit dan cara pemeliharaan. Responden denganpengalaman beternak dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Pengalaman beternak No Pengalaman Beternak (Tahun) Jumlah Orang % 1 0-5 15 75 2 5-10 5 25 3 10-15 0 0 Jumlah 20 100

(7)

Data pada Tabel 10 menunjukkan pengalaman beternak responden sebagian besar (75%) memiliki pengalaman selama 0-5 tahun, yang rata-ratanya bekisar 2- 5 tahun. Responden beternak untuk membantu ekonomi keluarga dengan menjadikan ternak sebagai tabungan yang sewaktu-waktu akan dijual. Sehingga paling lama mereka beternak rata-rata hanya 2 tahun karena ternak tersebut tidak berkembang.

4.3 Respon Tertutup (covert response)

Respon tertutup atau covert respon, adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau secara tidak nampak. Respon ini meliputi pengetahuan dan sikap seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan dan sikap responden terhadap program hilirisasi Domba Padjadjaran dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Tingkat pengetahuan dan sikap peternak

No Indikator Tinggi Sedang Rendah

………...%...

1 Pengetahuan 5 85 5

2 Sikap 80 20 0

Respon tertutup 65 35 0

Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap peternak terhadap program Hilirisasi Domba Padjadjaran pada penelitian ini termasuk kategori tinggi dengan presentase (65%), peternak menjadi unsur penting dalam pelaksanaan program ini, tingkat pengetahuan dan sikap yang

(8)

tinggi menunjukan bahwa peternak mengetahui dan bersikap postitif terhadap program yang sedang dijalankan.

4.3.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala seseorang, yang dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang orang tersebut miliki. Selain pengalaman seseorang juga menjadi tahu karna kita diberi tahu oleh orang lain. Pengetahuan juga didapat dari tradisi (Prasetyo, 2007). Tingkat pengetahuan responden terhadap program hilirisasi domba Padjadjaran dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Tingkat pengetahuan

No Indikator Tinggi Sedang Rendah

………. % ………

1 Terhadap Tujuan Program 5 55 40

2 Hak dan Kewajiban 50 30 20

3 Perjanjian Kerjasama 100 0 0

Pengetahuan 5 90 5

Data pada Tabel 12. Menunjukkan bahwa pengetahuan peternak mengenai program hilirisasi domba Padjadjaran termasuk dalam kategori sedang (90%), sebagian besar peternak sedikit mengetahui tujuan program yang mereka jalankan. Peternak hanya menganggap ternak tersebut diberikan untuk dikembangkan, dan diberikan sebagai ternak pinjaman yang nantinya akan diberikan kepada mereka saat program selesai. Kurangnya pengetahuan peternak terhadap tujuan program tidak membuat peternak lalai mengerjakan kewajibannya (pemeliharaan ternak). Berbeda dengan pengetahuan peternak terhadap tujuan program, peternak lebih mengetahui perjanjian kerjasama yang terjalin pada peternak dan peneliti. Seperti

(9)

pembagian hasil penjualan anakan domba sebesar 60% bagi peternak dan 40% bagi peneliti. Pada kategori tinggi presentase yang didapat hanya (5%) dikarenakan hanya sedikit peternak yang mengetahui seluruh tujuan program dan hak kewajiban. Sedangkan pada kategori rendah presentase yang didapat (5%) sama halnya dengan kategori tinggi, namun pada kategori rendah didapat dari ketidaktahuan peternak terhadap tujuan program dan hak kewajiban program.

4.3.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi dan menilai seseorang terhadap sesuatu stimulus atau objek. Sikap dapat berupa perasaan senang, tidak senang, suka dan tidak suka terhadap objek tersebut. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Tingkat sikap peternak terhadap program dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Sikap responden

No Indikator Tinggi (%) Sedang Rendah

………….……%... 1 Penilaian Terhadap

Program 80 20 0

2 Penilaian Terhadap

Fasilitas dan Kegiatan 65 35 0

Sikap 80 20 0

Data pada Tabel 13 menunjukkan bahwa sikap peternak terhadap program termasuk dalam kategori tinggi dengan presentase (80%), yaitu peternak sangat bersikap positif dengan adanya program tersebut, merasa senang, merasa terbantu secara ekonomi, dan merasa puas dengan fasilitas dan kegiatan yang diberikan. Pada kategori sedang terdapat presentase (20%), yaitu rata-rata didapat dari pada

(10)

penilaian terhadap fasilitas dan kegiatan, peternak belum dapat menjawab sepenuhnya pre-test yang diberikan sehingga peternak merasa tidak perlu untuk melakukan pre-test. Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu menerima, bahwa orang (subjek) mau dan memperhatiakan stimulus yang diberikan (objek). Merespon, memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Menghargai, mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Bertangung jawab atas segala sesuatu yang dipilih dengan segala resiko yang akan terjadi (Allport, 1954).

4.4 Respon Terbuka (Overt Response)

Respon terbuka atau respon yang nampak adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain (Notoatmodjo, 2007). Tindakan seseorang dapat dilihat dari tingkat partisipasi dan keterampilan seseorang terhdap stimulus yang diberikan. Tingkat partisipasi dan keterampilan responden dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Tingkat partisipasi dan keterampilan

No Indikator Tinggi Sedang Rendah

………%...

1 Partisipasi 70 30 0

2 Keterampilan 30 70 0

Respon terbuka 55 45 0

Data pada Tabel 14 menunjukkan bahwa respon terbuka (tindakan) peternak termasuk dalam ketegori tinggi dengan presentase (55%). Suatu tindakan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian sesuatu

(11)

agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Tindakan peternak pada penelitian ini dilihat dari dua kategori yaitu pertisipasi dan keterampilan, terlihat bahwa sebagian peternak ikut berpartisipasi dan mengerti apa yang disampaikan (mendapat umpan baik). Peternak merasa penting dan merasa diperlukan mengikuti semua rangkaian kegiatan tersebut. Apabila peternak selalu berpartisipasi terhadap segala kegiatan akan mendambah keterampilan peternak dari berbagai aspek. Perlunya mengikuti kegiatan – kegiatan tersebut akan memberikan keuntungan sendiri bagi peternak. 4.4.1 Partisipasi

Partisipasi dapat dilihat dalam berbagai pandangan seperti kontribusi nyata secara sukarela dari komunitas terhadap suatu program untuk masyarakat, keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan dan dalam implementasi program serta menikmati bersama keuntungan-keuntungan dari program pembangunan. Keterlibatan masyarakat dalam mengevaluasi program, suatu proses aktif, dimana rakyat dari suatukomunitas mengambil inisiatif dan menyatakan dengan tegas otonomi mereka. Tingkat partisipasi peternak dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Partisipasi peternak

No Indikator Tinggi Sedang Rendah

……….%...

1 Sosialisasi kegiatan 65 35 0

2 Monitoring dan evaluasi 60 40 0

Partisipasi 70 30 0

Data pada Tabel 15 menunjukkan bahwa partisipasi peternak termasuk dalam kategori tinggi dengan presentase (70%), seluruh peternak ikut serta dalam segala kegiatan yang diberikan. Semangat peternak untuk selalu mengikuti kegiatan dipacu dari keingintahuan peternak terhadap ilmu-ilmu yang nantinya

(12)

mereka dapat yang akan membenatu mereka dalam melaksanakan kewajibannya sebagai anggota program hilirisasi domba Padjadjaran. Peternak bertanggung jawab dengan apa yang sedang mereka kerjakan, adanya rasa tanggung jawab berarti sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Sehingga peternak merasa perlu dan penting mengikuti segala rangkaian kegiatan yang diberikan.

4.4.2 Keterampilan

Keterampilan diartikan sebagai kemampuan seseorang terhadap suatu hal yang meliputi semua tugas-tugas kecakapan, sikap, nilai dan kemengertian yang semuanya dipertimbangkan sebagai sesuatu yang penting untuk menunjang keberhasilannya didalam penyelesaian tugas. Tingkat keterampilan peternak dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Keterampilan peternak

No Indikator Tinggi Sedang Rendah

………..……%... 1 Breeding 45 25 30 2 Feeding 60 35 5 3 Manajemen 90 10 0 4 Produktivitas Kelahiran 5 45 50 5 Pencatatan 0 55 45 Keterampilan 30 70

Data pada Tabel 16 menunjukkan bahwa keterampilan peternak termasuk dalam kategori sedang, dengan presentase sebesar (70%). Hasil tersebut dilihat dari pencapaian peternak terhadap tingkat keterampilan pada seluruh indikator yaitu breeding, feeding, manajemen, produktivitas kelahiran dan pencatatan. Peternak semakin menguasai manajemen pemeliharaan ternak secara baik seperti melakukan pencukuran bulu, pemotongan kuku dan pemeliharaan tanduk, dan

(13)

pada indikator feeding peternak lebih bisa menguasai dari segi jumlah, mutu dan teknik penyajiannya juga. Pada indikator produktivitas kelahiran dan pencatatan peternak belummenguasai sepenuhnya, sehingga mereka perlu mendapat arahan serta monitoring kembali untuk meningkatkan indikator-indikator tersebut.

4.5 Hubungan antara Respon Tertutup dengan Respon Terbuka

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman (𝑟𝑠) dengan aplikasi SPSS, diperoleh nilai sig. 0,12 pada tingkat signifikansi 0,05. Nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara respon tertutup dengan respon terbuka. Sedangkan untuk nilai koefisien korelasi diperoleh 0,32 antara respon tertutup (X1) dengan respon terbuka (Y1) (lampiran 9).

Mengacu pada aturan Sarwono nilai koefisien korelasi sebesar 0,32 ini di artikan bahwa keeratan hubungan antara dua variabel cukup kuat, hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang searah atau positif antara keduanya, dapat di katakan semakin tinggi respon tertutup (pengetahuan dan sikap) semakin tinggi pula tingkat respon terbuka (partisipasi dan keterampilannya).

Respon tertutup merupakan respon yang tidak nampak, dimana seseorang merespon stimulus secara tertutup dan tidak dapat diketahui orang lain. Respon yang tidak nampak diwujudkan oleh seseorang kedalam aspek kognitif (pengetahuan) dan afeksi (sikap). Hasil penelitan menunjukkan respon tertutup peternak yang mengikuti program hilirisasi domba Padjadjaran termasuki dalam kategori tinggi (65%). Hal ini menunjukkan pengetahuan dan sikap yang dimiliki peternak cenderung tinggi.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakansesorang. Pada penelitian ini dilihat dari dua indikator yaitu (1)

(14)

pengetahuan peternak terhadap tujuan program hilirisasi Domba Padjadjaran (2) pengetahuan peternak terhadap cakupan program hilirisasi Domba Padjadjaran, pada indikator keduda terbagi menjadi dua aspek yaitu, (a) pengetahuan terhadap hak dan kewajiban program, (b) pengetahuan terhadap perjanjian kerjasama. Tingkat pengetahuan peternak termasuk dalam kategori sedang (90%). Sebagian besar peternak sudah mengetahui tentang program yang sedang mereka jalankan. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari sesorang terhadap suatu stimulusatau objek.Sikap pada penelitian ini dilihat dari dua indikator (1) sikap peternak terhadap program hilirisasi domba Padjadjaran, dan (2) penilaian peternak terhadap fasilitas dan kegiatan yang diberikan. Tingkat sikap peternak termasuk dalam kategori tinggi (80%). Dilihat dari kategori yang diberikan, peternak bersikap sangat baik mengenai program yang diberikan dan penilaian peternak terhadap program sanggat baik juga.

Respon terbuka merupakan respon yang nampak atau terlihat, dimana seseorang merespon stimulus secara nyata. Respon ini diwujudkan seseorang dalam tindakan (partisipasi dan keterampilan). Hasil penelitan menunjukkan bahwa presentase respon terbuka peternak terhadap program hilirisasi domba Padjadjaran termasuk dalam kategori tinggi (55%). Hal ini menunjukkan bahwa peternak berpartisipasi dan berketerampilan tinggi.

Partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang atau sekelompok orang dalam aktifitas tertentu. Partisipasi pada penelitian ini dilihat pada dua indikator yaitu, (1) partisipasi terhadap sosialisasi kegiatan, dan (2) partisipasi terhadap monitoring dan evaluasi. Tingkat partisipasi peternak termasuk dalam kategori tinggi (55%). Sebagian besar peternak selalu ikut berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan yang diberikan.

(15)

Keterampilan merupakan kemampuan seseorang terhadap suatu hal yang meliputi semua tugas-tugas yang diberikan. Keterampilan pada penelitian ini dilihat dari kemampuan peternak dalam tiga indikator yaitu, (1) penguasaan terhadap aspek zooteknis (2) kemampuan peternak terhadap manajemen pemeliharaan, dan (3) kemampuan terhadap pencatatan atau recording. Tingkat keterampilan peternak termasuk dalam kategori sedang (70%). Pada setiap indikator yang paling menonjol adalah pemeliharaan dan feeding. Sedangkan yang rendah terdapat pada indikator tingkat produktivitas kelahiran dan pencatatan peternak masih sangat rendah, peternak belum sepenuhnya mampu menguasai dua indikator tersebut.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang cukup kuat antara respon tertutup dan terbuka, memiliki arti bahwa tingkat respon tertutup (pengetahuan dan sikap) dapat mempengaruhi respon terbuka (partisipasi dan keterampilan). Semakin tinggi tingkat respon tertutup (pengetahuan dan sikap) maka respon terbuka (partisipasi dan keterampilan) yang dihasilkansemakin baik.

4.6 Kendala – Kendala yang Dihadapi

Setelah melihat bagaimana respon terbuka dan respon tertutup peternak terhadap program Hilirisasi Domba Padjadjaran, peternak juga mendapat kendala kendala dalam melaksanakan program tersebut. Kendala kendala yang didapat peternak sebagian besar sama dengan yang lainnya.Kendala tersebut adalah domba yang belum bunting atau susah bunting, setelah kelahiran pertama, domba kembali dikawinkan secara alami oleh peternak namun beberapa domba yang ada belum bunting kembali, sehingga menjadi

(16)

kekawatiran peternak. Kendala tersebut terjadi disebabkan ketepatan waktu yang tidak pas saat mengawinkan. Peternak seharusnya mengawinkan ternak ketika ternak betina sudah mengalami estrus yaitu dengan ciri-ciri 3 B, (1) bareum: yaitu saat alat kelamin betina berwarna merah, (2) baseuh: yaitu terdapat lendir pada alat kelamin betina, (3) bareuh: yaitu ketika alat kelamin betina membengkak. Apabila ternak sudah menunjukkan ketiga ciri-ciri tersebut peternak dapat langsung mengawinkan ternak.

Kendala yang lain yaitu penyakit pada ternak. Ternak sering terkena penyakit mencret atau diare. Penyakit mencret atau diare terjadi dikarenakan adanya gangguan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh pengantian pakan dan pola pakan yang mendadak, kualitas pakan yang kurang baik dan cuaca.

Gambar

Tabel 4. Pembagian lahan
Tabel 6. Mata pencaharian   No  Kategori  Orang   1  Pegawai  13  2  Wiraswasta  109  3  Buruh Tani  123  4  Petani  495  5  Pekebun  470  6  Peternak  270  7  Pedagang  309  8  Bidan  14  9  Lain-Lain  207  Jumlah  2.010
Tabel 7. Umur responden    No  Umur  (tahun)  Jumlah  orang  %  1  0-14  0  0  2  15-64  17  85  3  >64  3  15  Jumlah  20  100
Tabel 8. Jenis Kelamin Responden   No  Jenis  kelamin  Jumlah  Orang  %  1  Laki-laki  8  40  2  Perempuan  12  60  Jumlah  20  100
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurunnya produksi padi di Kalimantan Barat disebabkan adanya penurunan luas panen dan produktivitas pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, sementara

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bahwa suatu tim futsal itu juga membutuhkan rasa memiliki dan komitmen agar tiap individu dalam tim terdorong untuk terlibat,

Melihat komunikasi yang terjadi pada kedua unsur penyelenggara pemerintahan di daerah yaitu pihak eksekutif (pemerintah daerah) dan pihak legislative (DPRD) dalam

Penelitian mengenai siklus belajar 5E dilakukan oleh Sari, dkk., (2013) dinyatakan bahwa penerapan siklus belajar 5E dengan penilaian portofolio (1) dapat meningkatkan

Sedangkan daya terima warna biskuit yang tidak disukai pada perlakuan ke empat (P3) dengan proporsi tepung terigu 55 gr dan tepung ampas tahu 45 gr.. Hal ini dikarenakan

Pada muffin dengan perlakuan kontrol (100:0:0) terdapat kandungan betakaroten dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan muffin dengan perlakuan kombinasi

Menimbang, bahwa terhadap kondisi fisik/pendengaran dan juga pemikiran Penggugat yang sudah tidak baik lagi tersebut majelis juga telah berupaya maksimal dengan

Tujuan yang harus dicapai BPS Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2016 ada 3 (tiga), yaitu (1) Peningkatan Kualitas Data Statistik, (2) Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan