• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED

INDIVIDUALIZATION) DI SMA NEGERI 2 BUKITTINGGI

Oleh :

FITRI RAHMADENI NIM.05644/ 2008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)
(3)

Peningkatan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Teams Assisted Individualization) Di SMA Negeri 2 Bukittinggi

Fitri Rahmadeni

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang

Email: fitri.rahmadeni@ymail.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe TAI (teams assisted individualization) pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 di SMAN 2 Bukittinggi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 34 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua kali pertemuan pada setiap siklusnya. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes objektif, pengamatan aktivitas siswa dan lembar pengamatan aktivitas guru. Hasil penelitian dari dua siklus yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan rata-rata ketuntasan klasikal sebesar 67,65% naik menjadi 88,24% dan mencapai batas KKK yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe TAI (Teams Assisted Individulization) dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMAN 2 Bukittinggi Tahun Ajaran 2012/2013, maka penulis menyarankan kepada guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe TAI (teams assisted individualization) ini dalam mata pelajaran akuntansi.

Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Teams Assisted Individualization, Hasil Belajar ABSTRACT

This research aims to show improving learning result of student uses cooperative learning model type of teams assisted individualization in accounting subject in XI IPS I SMAN 2 Bukittinggi. The kind of research is classroom action research. The Subject is student in XI IPS 1 as many as 34 persons. This Research is committed in two cycles with two meeting each of cycle. Equipment of data collected is objective test, observing of student activity and observing teacher activity paper. The result of research from two cycles that have done shows learning result of student have improving from first cycle to second cycle with classical pass average 67,65% up to 88,24% and achieve the limit of KKK as wished. As result of researches are resumed that using cooperative learning model can improve accounting learning result of student in XI IPS 1 classes SMAN 2 Bukittinggi 2012/2013 learning years, so writer suggests to accounting teachers in XI IPS 1 classes for using cooperative learning model type teams assisted individualization in accounting subject. Keyword : Cooperative Learning Model, Teams Assisted Individualization, Learning Result

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan dan juga salah satu sarana untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM diharapkan mampu menjawab dan menghadapi tantangan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat. Untuk meningkatkan kualitas SDM, tidak terlepas dari peran pemerintah dalam dunia pendidikan. Salah satu unsur pendidikan yang berperan adalah guru, karena guru yang melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.

Peran guru dalam proses pembelajaran bukan saja sebagai informator, tetapi juga sebagai korektor, inspirator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator, dan evaluator (Lufri,2007b:5). Proses pembelajaran merupakan komponen pendidikan, di dalamnya terdapat kegiatan yang melibatkan peserta didik dan guru. Pada proses pembelajaran ini terdapat interaksi antara guru dan siswa sebagai peserta didik. Guru mempunyai peran penting saat berlangsungnya pembelajaran. Guru diharapkan mampu menerapkan berbagai model pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran misalnya pada mata pelajaran akuntansi. Siswa harus bisa dalam memahami konsep dan mampu dalam mempraktekkan prosedur-prosedur dalam materi yang dipelajari. Untuk mengetahui apakah siswa telah belajar dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Menurut Sudjana (2009:22) proses adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati

dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.

Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang lebih banyak prosedur, memfokuskan pada praktek. Mengharuskan siswa bekerja kerasn dengan model pembelajaran kooperatif atau teknik khusus untuk mempelajarinya. Untuk itu, guru akuntansi harus tepat dalam menggunakan dan mengkombinasikan model dan teknik dalam mengajar, sehingga pembelajaran dapat lebih menyenangkan dan hasil belajar siswa ikut meningkat.

Beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam mata pelajaran akuntansi siswa, diantaranya model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Asissted Individualization). Pembelajaran kooperatif merupakan Model belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuan berbeda. Menurut Lie (2004:28) bahwa “manusia adalah makhluk sosial”. Kerjasama adalah kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup manusia, yang dikembangkan dalam kelas untuk proses belajar dimana terdapat banyak kegiatan yang akan menunjang hasil belajar. Menurut Suyatno (2009:51) “kegiatan pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri”. Sedangkan Menurut Kunandar (2007:359) kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.

Menurut Salvin (2005:70). Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

(5)

kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang menggabungkan antara pengajaran individual dengan model pembelajaran kooperatif. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini siswa dibantu untuk memahami konsep akuntansi lebih mendalam. TAI (Teams Assisted Individualization) dapat digambarkan sebagai berikut: siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dimana setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggungjawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggungjawab bersama. Pada akhir pertemuan setiap siswa akan diuji kemampuannya.

Sebagai motivasi bagi siswa, guru memberikan reward (skor atau poin) bagi kelompok yang mampu memahami materi yang di ajarkan. Sehingga tiap-tiap kelompok akan terpacu untuk menjadi yang terbaik diantara kelompok-kelompok lainnya. Dengan demikian dapat dilihat model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa, memudahkan siswa menguasai isi pelajaran dan meningkatkan percaya diri siswa, sehingga hasil belajar siswa akan dapat tercapai dengan maksimal.

Pada saat sekarang ini, guru akuntansi umumnya hanya menggunakan strategi pembelajaran yang bersifat konvensional dalam mengajar misalnya menggunakan metode ceramah yang hanya bersifat teoritis, text book, latihan dan penugasan sehingga kurang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar dan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Pada saat sekarang ini, guru akuntansi umumnya hanya menggunakan strategi

pembelajaran yang bersifat konvensional dalam mengajar misalnya menggunakan metode ceramah yang hanya bersifat teoritis, text book, latihan dan penugasan sehingga kurang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar dan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Rendahnya hasil belajar mata pelajaran akuntansi juga terjadi pada siswa kelas XI IPS SMAN 2 Bukittinggi. Dari observasi awal yang dilakukan, diketahui bahwa siswa belum terlibat aktif dalam belajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI IPS SMAN 2 Bukittinggi masih belum memuaskan. Berdasarkan data hasil ulangan harian 1&2 siswa (lampiran 1) terlihat bahwa dari 5 kelas XI bahwa nilai rata-rata ulangan harian akuntansi kelas XI IPS SMAN 2 Bukittinggi adalah antara 46-64. Tingkat ketuntasan klasikal pun sangat rendah dan masih jauh berada di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 74. Tidak ada satu kelaspun yang tingkat ketuntasannya mencapai 75 %.

Dari observasi yang penulis lakukan di SMAN 2 Bukittinggi, diperoleh gambaran bahwa rendahnya hasil belajar akuntansi siswa di SMAN 2 Bukittinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya guru masih menggunakan model pembelajaran cendrung monoton dan kurang menunjang kreatifitas siswa. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam mengajar sehingga pembelajaran hanya terpusat kepada guru. Kemudian volume suara guru dalam menyampaikan materi agak kecil sehingga materi yang dijelaskan sulit untuk dipahami siswa. Guru masih memberikan latihan yang sedikit pada siswa. Selain guru, faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar juga dipengaruhi oleh siswa itu sendiri. siswa lebih banyak mendengar, menyaksikan dan mencatat apa yang ditulis guru di papan, siswa cendrung untuk tidak mengingat kembali materi yang diberikan, sehingga materi yang diajarkan sulit mereka pahami. Ketika guru menjelaskan, siswa kebanyakan berbicara dengan teman sebangkunya. Selain itu banyak siswa bila diberi soal-soal latihan masih banyak yang

(6)

menyalin atau mencontoh yang dibuat temannya dari pada yang dibuat sendiri. Keadaan ini menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Permasalahan-permasalahan di atas tentu tidak dapat dibiarkan secara terus-menerus. Untuk itu, peneliti mengajukan beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, diantaranya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Asissted Individualization. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa diajarkan untuk menyelesaikan masalah secara individu dan secara bersama-sama. Sehingga disini siswa dapat lebih cepat memahami materi pelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Dengan Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) di SMAN 2 Bukittinggi “

Tujuan penelitian, dilakukan untuk melihat apakah terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Asissted Individualization pada siswa kelas XI SMAN 2 Bukittinggi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Sumber data yang diperoleh yakni dari siswa dan guru. Subjek peneliti pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMAN 2 Bukittingi yang berjumlah 34 orang, 13 orang siswa perempuan dan 21 orang siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes objektif dan observasi.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari rencana (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection). Hasil yang didapat pada siklus I akan direfleksikan untuk pelaksanaan siklus II yaitu, hasil penelitian pada siklus I dievaluasi dan direnungkan dengan melihat kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan yang terjadi dalam pelaksanaannya. Setelah diketahui kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I maka diusahakan untuk menghindari dan memperbaikinya pada siklus ke II.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Asissted Individualization) dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Dapat dilihat dari tabel aktivitas dan hasil belajar dari kedua siklus yang telah dilaksanakan sebagai berikut ini:

Siklus 1

Lembar penilaian aktivitas ini digunakan oleh guru untuk melihat kegiatan atau aktivitas siswa didalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization). aktivitas siswa yang akan dinilai oleh guru dalam hal ini yaitu, kerjasama, keaktifan dan tanggungjawab. Berikut ini adalah Tabel yang menunjukkan persentase penilaian aktivitas siswa pada siklus I.

(7)

Tabel 1

Data Persentase Penilaian Aktivitas Siswa Kelas XI IPS 1 di SMAN 2 Bukittinggi Pada

Siklus I Indikator peneilaian % Pert I % Pert II % Rata-rata siklus I Selisih Kerjasama 68,62 78,43 73.53 9,81 Keaktifan 69,60 80,39 74,99 10,79 Tanggung jawab 65,68 76,47 71,07 10,79 Sumber : pengolahan data primer 2012

Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa indikator yang dinilai yaitu kerjasama, keaktifan dan tanggung jawab sudah mengalami peningkatan antara pertemuan I dengan pertemuan II. Kerjasama yang dilakukan siswa pada pertemuan I sebesar 68,62% mengalami peningkatan sebesar 9, 81%, sedangkan keaktifan dan tanggungjawab siswa mengalami peningkatan sebesar 10,79%, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kerja kelompok bisa dikategorikan baik, walaupun masih ada beberapa orang siswa dalam kelompok yang belum bisa menjalankan kegiatan diskusi dengan baik.

Sedangkan Hasil pengamatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) pada siklus I untuk nilai ulangan diperoleh data-data sebagai berikut:

Tabel 2

Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS1 SMAN 2 Bukittinggi Pada Siklus I Keterangan Jumlah Jumlah siswa 34 Nilai min 48 Nilai max 96 nilai siswa 2604 X nilai siswa 76.35 Jumlah siswa yang tuntas 23 Jumlah siswa yang tidak tuntas

11 Persentase siswa yang tuntas 67,65

Sumber : Data Pengelolaan primer 2012 Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui nilai terendah adalah 48 dan nilai tertinggi 96, siswa yang tidak tuntas pada siklus I sebanyak 11 orang siswa dengan persentase 32,35% dan siswa yang tuntas adalah 67.65% dengan rata-rata kelas 76,35. Hasil yang diperoleh pada siklus I belum sesuai dengan indikator keberhasilan kinerja yang diinginkan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini, yaitu belum 75% siswa mencapai nilai KKM yang ditetapkan sebesar 74. Oleh karena itu penelitian akan dilanjutkan ke siklus II.

Siklus1I

Lembar penilaian aktivitas ini digunakan oleh guru untuk melihat kegiatan atau aktivitas siswa didalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization). Aktivitas siswa yang akan dinilai oleh guru dalam hal ini yaitu, kerjasama, keaktifan dan TanggungJawab. Berikut ini adalah Tabel lembar penilaian psikomotor siswa pada siklus II.

(8)

Tabel 3

Data Persentase Penilaian aktivitas Siswa Kelas XI IPS 1 di SMAN 2 Bukittinggi Pada Siklus II

Indikator penilaian % Pert I % Pert II % Rata-rata siklus II Selisih Kerjasama 78,43 89,21 83,82 10,78 Keaktifan 74,50 83,33 78,92 8,83 Tanggungj awab 71,56 81,37 76,47 9,81 Sumber : pengolahan data primer 2012

Berdasarkan hasil lembar penilaian aktivitas siswa yang terdapat pada Tabel 3 di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kerja kelompok bisa dikategorikan terlaksana dengan baik, ini terbukti dari kerja sama anggota kelompok yang sangat kompak dan keaktifan masing kelompok semakin meningkat.

Tabel 4

Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN 2 Bukittinggi Pada Siklus II

Keterangan Jumlah Jumlah siswa 34 orang

Nilai min 68

Nilai max 100 nilai siswa 2812 X nilai siswa 82,70 Jumlah siswa yang

tuntas

30 Jumlah siswa yang tidak tuntas

4 Persentase siswa yang tuntas

88,24%

Sumber : Data Pengelolaan primer 2012 Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui nilai terendah adalah 68 dan nilai tertinggi 100, siswa yang tidak tuntas pada siklus II sebanyak 4 orang siswa dengan persentase 11,76% dan siswa yang tuntas adalah 88,24% dengan rata-rata kelas 82,70. Hasil yang diperoleh

pada siklus II ini sudah memuaskan yaitu dengan rata-rata yang sudah di atas KKM yang ditetapkan sebesar 74. Dan siswa telah memenuhi KKK yang ditetapkan sebelumnya. Namun empat orang siswa yang tidak tuntas ini dikarnakan nilai ulangan haraian tidak mencapai KKM yang ditentukan. Dalam belajar kelompok mereka masih kurang fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung, masih kurang aktif dan tidak mau bekerjasama dalam belajar, sehingga materi yang dipelajari tidak dapat dipahami dengan baik. Dari data yang peneliti peroleh dan menurut pendapat peneliti bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted

Individualization) dapat meningkatkan hasil

belajar akuntansi siswa.

Hal ini berarti, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted

Individualization) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 di SMAN 2 Bukittinggi. Oleh karena itu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dihentikan pada siklus II ini, karena telah mencapai indikator keberhasilan kinerja yang diinginkan yaitu dengan tingkat ketuntasan klasikal yang di ingingkan sudah mencapai 75%.

PEMBAHASAN

Dari Hasil penelitian pada siklus I dan II ditemukan bahwa dengan pemberian tindakan dalam belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) siswa kelas XI IPS 1 SMAN 2 Bukittinggi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini merupakan tindakan yang efektif diberikan pada siswa dalam belajar akuntansi. Karena dengan belajar berkelompok dapat mendidik siswa untuk :

1. Memupuk rasa bekerjasama yang harmonis dalam kelompoknya.

2. belajar secara berkelompok dapat meningkatkan semangat siswa terhadap belajar sehingga hasil belajar juga meningkat.

(9)

3. Memupuk sikap disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 4. Dengan belajar kelompok dapat melatih siswa

untuk menjadi aktif dan percaya diri.

5. Dengan belajar kelompok siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. 6. Dengan belajar berkelompok melatih siswa

untuk saling membantu dan mempermudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan 7. Dan mendidik siswa untuk bertanggungjawab

terhadap tugas yang diberikan.

8. Dengan belajar kelompok terjadi proses transfer ilmu dari siswa yang pintar kepada siswa yang kurang pintar.

Sesuai dengan pendapat pendapat budininggsih (2008:20) mengemukakan “ belajar adalah perubahan tingkah laku dengan cara baru yang terjadi dalam diri individu yang berasal akibat adanya interaksi. Dengan adanya perubahan tingkah laku belajar siswa akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa dan akan meningkat hasil belajar siswa. Sardiman (2009:95) juga mengatakan bahwa “ tidak ada belajar kalau tidak ada kativitas.

Jadi dapatlah penulis simpulkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMAN 2 Bukittinggi tahun ajaran 2012/2013.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) pada mata pelajaran Akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMAN 2 Bukittinggi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) telah berhasil meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di SMAN 2 Bukittinggi, hal ini dapat dilihat

dari ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang dicapai pada siklus I yaitu sebesar 67,65% kemudian rata-rata ketuntasan belajar secara klasikal tersebut meningkat pada siklus II yaitu menjadi 88,24%,. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa telah mencapai batas KKK (Kriteria Ketuntasan Klasikal) yang ditetapkan yaitu, 75% siswa telah mendapatkan nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Hal ini sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka disaran kepada guru bidang studi akuntansi untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Asissted Individualization) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan, karena dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar akuntansi siswa khususnya untuk kompetensi dasar membuat pencatatan siklus akuntansi perusahaan jasa dan posting ke buku besar. Kemudian, untuk peneliti selanjutnya dapat mencobakan pada pokok bahasan lain dan waktu penelitian lebih panjang sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi sesuai dengan apa yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kunandar.2007.Guru Profesional.Jakarta:PT

Rajagrafindo persada.

Lie, Anita. 2002. Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

(10)

Lufri.2007.b. Strategi pembelajaran biologi. Padang: UNP Press.

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, nana. 2009. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja rosda karya.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Operasi Hitung Nilai Mata Uang Bagi Anak Tunagrahita Ringan Kelas V di

Setiap pemanfaatan ruang diwajibkan mengacu pada rencana pengembangan sistem pusat pelayanan yang telah ditetapkan; Pada pusat pelayanan kota, kegiatan berskala kota

Durante el ejercicio 2002, la Sociedad como cabecera del grupo Service Point ha continuado la estrategia iniciada en el último tri- mestre del ejercicio 2001 de focali- zación de

Mineral yang banyak ditemukan pada tanah tertimbun 2, 3 dan 4 adalah magnetit, batuan hasil lapukan dan batuan lapukan gelas volkan, sedangkan plagioklas,

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu model pembelajaran yang baik karena memiliki suatu keunggulangan yang pada intinya dapat diterapkan di semua

yang mampu berprestasi baik itu pada tingkat daerah maupun tingkat nasional. Beberapa sekolah yang sudah ada ekstrakurikuler judo seperti di SMAN 2 Ngaglik dan

(6) Hasil model akhir dari regresi linear tersebut dapat menunjukkan hubungan yang dimiliki tiap karakte- ristik dengan operating voltage.. Karakteristik flat- ness dan length

Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian yaitu tipe penelitian, partisipan penelitian/sumber data, teknik pengumpulan