• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan industri manufaktur dan kegiatan ekonomi lainnya yang dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan industri manufaktur dan kegiatan ekonomi lainnya yang dapat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia Pariwisata merupakan suatu hal yang memiliki pengaruh penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu Negara. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pembangunan serta pengembangan dalam sektor pariwisata di berbagai wilayah di Indonesia. Sektor pariwisata dikembangkan karena dianggap menjadi sumber industri andalan yang dapat memberikan lapangan pekerjaan, menguntungkan masyarakat, pemerintah, maupun pihak swasta, serta menggeser kegiatan-kegiatan industri manufaktur dan kegiatan ekonomi lainnya yang dapat mengeksploitasi sumber daya alam. Oleh karena itu pengembangan di sektor pariwisata gencar dilakukan di berbagai wilayah Indonesia saat ini. Ada beberapa faktor pendorong Indonesia melakukan pengembangan pada sektor pariwisata, menurut Spilane (1987) adalah :

1. Berkurangnya perananan minyak bumi sebagai sumber devisa Negara jika dibandingkan dengan waktu lalu.

2. Merosotnya nilai ekspor pada sektor nonmigas.

3. Adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten. 4. Besarnya potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia bagi

pengembangan Pariwisata.

Saat ini perkembangan pariwisata secara maksimal kebanyakan berfokus didaerah Jawa, Bali dan daerah timur Indonesia karena dianggap memiliki potensi alam dan nilai pasar yang tinggi. Sedangkan wilayah Sumatera yang melakukan

(2)

2

pembangunan pariwisata maksimal serta dikenal oleh khalayak ramai adalah Sumatera Utara yang terkenal dengan Danau Toba. Provinsi Jambi yang merupakan bagian dari Pulau Sumatera adalah wilayah yang kurang terdengar dalam sektor pariwisata melainkan diketahui sebagai wilayah yang kaya akan hutan lebat, tambang, dan kelapa sawit. Namun, luput dari hal itu kenyataannya Jambi memiliki potensi wisata yang beragam dan indah.

Daerah di Provinsi Jambi yang dominan dalam sektor pariwisata adalah dimiliki oleh Kabupaten Kerinci yang terkenal dengan slogan “Bumi Sakti Alam Kerinci” yang diyakini bahwa Kerinci merupakan daerah sakti yang memikat para pengunjung. Daya tarik wisata unggulan Kerinci diantaranya adalah Danau Kerinci, Gunung Kerinci, Perkebunan Teh Kayu Aro, Air Terjun Telun Berasap, Air Panas Semurup, Danau Kaco, Danau Gunung Tujuh, dan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Daya tarik wisata unggulan diatas merupakan suatu potensi yang menarik dan menjadi magnet utama bagi dunia kepariwisataan di Provinsi Jambi. Para ahli geologi dan ekologi dunia menjuluki Kerinci sebagai daerah “3Ter” yaitu memiliki Gunung Kerinci sebagai “Atap Sumatera” (Top Of Sumatera) atau kadang dikatakan sebagai Gunung Vulkanik Tertinggi di Indonesia, lalu Danau Gunung Tujuh merupakan Danau Tertinggi di Asia Tenggara, dan Perkebunan Teh Kayu Aro merupakan kebun Teh Terluas di Asia Tenggara. Kemudian selain potensi “3Ter” tersebut Kerinci memiliki bentangan alam yang terdiri dari gugus pegunungan yang senantiasa diselimuti awan dan embun serta lembah menawan yang terhampar luas membentuk kantung (engclave) yang unik, spesifik dan merupakan engclave yang terluas yang pernah dihuni manusia di dunia. Luasnya

(3)

3

mencakup 1.484.650 Hektar dengan garis keliling 530 Km, sebagian besar dari kawasan ini diselimuti hutan belantara liar dan basah dengan berbagai tingkat keragaman flora dan fauna di kawasan hutan lindung yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan salah satu paru-paru dunia.

Harimau Sumatera merupakan Fauna khas penghuni Taman Nasional Kerinci Seblat, kemudian Flora khas Taman Nasional adalah Bunga Raflesia (Raflesia arnoldi), Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium), dan tumbuhan langka endemik seperti pinus Kerinci (Pinus Merkusii Strain kerinci). Di Kawasan Gunung Kerinci terdapat misteri sejarah alam terbesar di Asia yaitu hidupnya “orang pendek kaki tebalek” yang merupakan makhluk dengan ukuran tinggi 1 meter menyerupai manusia tetapi terdapat banyak bulu di wajah dan memiliki kaki yang terbalik kebelakang (kaki tebalek). Keberadaan Orang Kerdil ini telah memancing ahli binatang untuk mendaftarkan laporan makhluk misterius di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat lebih dari 150 tahun yang lalu danmasuk ke dalam salah satu studi Cryptozoology. Ekspediasi pencarian Orang Pendek sudah beberapa kali dilakukan salah satunya adalah ekspedisi yang di danai oleh National Geographic Society. National Geographic sangat tertarik mengenai legenda Orang Pendek di gunung Kerinci, Jambi. Bahkan, beberapa peneliti telah mereka kirimkan kesana untuk melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut namun tidak ada hasil sampai saat ini. Keberadaan “orang pendek” berkembang menjadi mitos menarik yang turun temurun oleh masyarakat Kerinci. Oleh karena itu pujangga besar alam Kerinci Gazali Burhan Riodjaselain mengibaratkan Kerinci sebagai sekepal tanah dari surga, sebuah anugerah untuk dunia” ia juga menjuluki kerinci sebagai “Bumi Sakti Alam Kerinci”.

(4)

4

Daerah yang memiliki banyak daya tarik wisata ini terus membenahi sektor pariwisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah Kerinci sehingga dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Data jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Kerinci akan dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara ke Kabupaten Kerinci

Tahun 2009-2014 No. Tahun Wisatawan

Nusantara

Wisatawan

Mancanegara Jumlah Persentase

1. 2009 221.036 2.182 223.218 2. 2010 252.036 980 253.016 11,77 % 3. 2011 29.098 157 29.255 -764 % 4. 2012 26.895 915 27.810 -5,23 % 5. 2013 38.985 1.235 40.220 32 % 6. 2014 32.851 815 33.666 -23,13 %

Sumber : Kerinci Dalam Angka 2014

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas tentang data kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara ke kabupaten Kerinci, pada tahun 2009 wisatawan Nusantara sebanyak 221.036 orang sedangkan wisatawan mancanegaranya sebanyak 2.182 orang sehingga total wisatawan ke Kabupaten Kerinci pada tahun 2009 adalah berjumlah 223.218 orang. Kemudian pada tahun 2010 wisatawan Nusantara sebanyak 252.036 orang, wisatawan mancanegara sebanyak 980 orang sehingga totalnya pada tahun 2010 adalah berjumlah 253.016 orang, pada tahun 2010 ini mengalami peningkatan sebanyak 11,77 %. Pada tahun 2011 wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Kerinci megalami kemerosotan yang sangat signifikan yaitu mencapai –76% terbukti dengan jumlah wisatawannya yang hanya berjumlah 29.255 orang. Kemudian, pada tahun 2012 wisatawan mancanegara adalah sebanyak 915 orang, wisatawan nusantara adalah

(5)

5

sebanyak 26.895 orang dengan total jumlah wisatawannya adalah 27.810 orang, jumlah ini bernilai lebih kecil dibandingkan pada tahun sebelumnya dan mengalami persentase penurunan sebanyak -5,2 %. Pada tahun 2013 jumlah kunjungan wisatawan Nusantara adalah sebanyak 38.985 orang, wisatawan Mancanegara sebanyak 1.235 sehingga secara keseluruhan berjumlah 40.220 orang. Pada tahun 2013 ini kunjungan wisatawan naik hingga 32 % dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 kunjungan wisatawan kembali mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan sebesar -23 % dari tahun 2013 yaitu hanya 33.666 orang. Kesimpulan dari tabel 1.1 diatas adalah kunjungan wisatawan ke kabupaten Kerinci mengalami kemerosotan yang sangat banyak dan dinilai tidak adanya kemajuan peningkatan kunjungan wisatawan.

Kawasan Kerinci tidak pernah tergarap dengan optimal, semestinya dengan adanya pengembangan terarah maka Kerinci akan menjadi salah satu daerah pariwisata yang luar biasa di Sumatera karena Alam dan Budaya yang unik. Namun karena pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan tidak secara profesional dan cenderung hanya berdasarkan pada peraturan daerah pusat maka daerah tersebut tidak dikenal sebagai daerah wisata potensial untuk dikembangkan dalam peta kepariwisataan tanah air. Suatu hal yang paling kentara adalah kepariwisataan Kerinci ternyata hingga kini hanya berjalan di tempat, bahkan mengalami kemerosotan. Indikasinya tidak pernah terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang tertera pada tabel 1.1, tidak berkembangnya industri perhotelan dan restoran, Hal tersebut terjadi karena tidak adanya perencanaan serta strategi yang matang, tidak adanya sinergisitas antara lembaga pengelola, baik pemerintah maupun swasta dengan masyarakat. Akibatnya masyarakat dan daerah tidak

(6)

6

pernah merasakan dampak dari pengembangan kepariwisataan tersebut yang semestinya mereka rasakan sendiri secara langsung.

Meskipun Kabupaten Kerinci memiliki banyak potensi di bidang pariwisata, Pemerintah Kabupaten Kerinci belum berfokus dalam bidang pariwisata, terbukti dengan tidak adanya Dinas Pariwisata yang berdiri sendiri melainkan merupakan bagian dari pemerintahan Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan. Hal ini mengakibatkan pengembangan untuk pengelolaan suatu daya tarik wisata terjadi seadanya dan lamban. Padahal pemeliharaan dan pengembangan pariwisata telah dicantumkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 24 Tahun 2012 Pasal 7 ayat (4) yang menyatakan bahwa “ strategi dalam pengembangan objek wisata adalah meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih efektif. Hal-hal yang menjadikan pariwisata kerinci tidak berkembang seperti tidak bertambahnya kunjungan wisatawan, untuk itu perlu kiranya disikapi lebih lanjut idalam skripsi ini akan membahas pengelolaan yang telah dilakukan sebelumnya dan strategi pengembangan pariwisata kedepan untuk pariwisata Kerinci dapat terus berlanjut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana Pelaksanaan Pengelolaan Pariwisata Di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi?

(7)

7

1.2.2 Bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan pariwisata di Kabupaten

Kerinci Provinsi Jambi.

1.3.2 Untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Akademis

Secara Akademis bagi mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan penelitian serta bahan informasi yang bermanfaat untuk mengaplikasikan teori dan konsep, mengindentifikasi, menggambarkan serta memecahkan suatu masalah pengembangan suatu daya tarik wisata, sebagai aplikasi mata kuliah proses perencanaan pariwisata.

1.4.2 Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberi gambaran, pertimbangan serta masukan bagi Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kerinci serta masyarakat lokal sebagai upaya pengembangan pariwisata Kerinci yang lebih optimal, agar dapat meningkatkan

(8)

8

kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kerinci sehingga memberikan manfaat nyata untuk daerah Kerinci.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika Penyajian dalam penelitian ini terdiri dari lima Bab, untuk dapat memudahkan dalam memahami isi dari laporan tiap bab yang saling berhubungan. Adapun sistematika penyajian laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menguraikan hasil dari penelitian sebelumnya dan deskripsi tentang konsep yang mendukung penelitian ini. Konsep tersebut adalah Konsep Pariwisata, Konsep Daya Tarik Wisata, Konsep Strategi, Konsep Tentang Pengembangan, Konsep tentang Pengembangan Pariwisata, Konsep Pengelolaan, Konsep Tentang Potensi dan Konsep Analitical Network Process (ANP).

(9)

9 BAB 111 METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai lokasi penelitian, jenis dan ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penetuan informan dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan uraian dari hasil pembahasan data yang diperoleh dari penelitian, meliputi gambaran umum penelitian dan potensi yang dimiliki kabupaten Kerinci, kondisi existing pelaksanaan pengelolaan pariwisata Kabupaten Kerinci, dan strategi pengembangan pariwisata Kabupaten kerinci, Provinsi Jambi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab penutup tentang kesimpulan penelitian dan saran atau kritik tentang bahasan dalam penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Kepala LPP TVRI Sumatera Barat Miswaruddin mengatakan dengan hadirnya sejumlah penyiar baru tersebut diharapkan juga akan dapat merubah tampilan layar kaca TVRI Sumatera

Terkait dengan website sebagai artefak perangkat lunak.Semua kualitas dapat dikategorikan menjadi tiga wilayah yang berbeda, yaitu kualitas website, kualitas

Pengujian terhadap objek dengan latar belakang yang berbeda ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana latar belakang memberikan pengaruh terhadap proses deteksi

Petunjuk B dipergunakan untuk menjawab soal nomor 23 sampai dengan nomor 26.. Protalium tumbuhan paku mempunyai

komunikasi wartawan dengan redaksi, dimana wartawan yang mendapatkan berita di lapangan menulis berita menggunakan media komunikasi handphone (smartphone), laptop, dan

Sehingga dalam penelitian ini yang dimaksud kondisi adalah keadaan dari airtanah dangkal yang digunakan masyarakat dalam wilayah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima, yaitu ada hubungan yang positif antara sense

Dalam pasal 22 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang penanam Modal Asing telah ditentukan pola penyelesaian sengketa yang terjadi antara Pemerintahan Indonesia