i
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI
METODE
COOPERATIVE LEARNING
PADA
SISWA KELAS V MI NU 39 KERTOSARI
KEC. SINGOROJO KAB. KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
RIFA FARIDAWATI
NIM 11509016
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
iii
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI
METODE
COOPERATIVE LEARNING
PADA
SISWA KELAS V MI NU 39 KERTOSARI
KEC. SINGOROJO KAB. KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
RIFA FARIDAWATI
NIM 11509016
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
iv
UPAYA MENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI METODE COOPERATIVE
LEARNING PADA SISWA KELAS V
MADRASAH IBTIDAIYAH NU 39
KERTOSARI KEC. SINGOROJO KAB. KENDAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama : Rifa Faridawati
NIM :
11509016
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul :
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 12 September 2013 Pembimbing
v
SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING
PADA SISWA KELAS V MI NU 39 KERTOSARI KEC. SINGOROJO KAB. KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
DISUSUN OLEH
RIFA FARIDAWATI NIM 11509016
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skipsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 04 Maret 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Benny Ridwan, M.Hum Sekretaris Penguji : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag Penguji I : Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag Penguji II : Maslikhah, M.Si
Penguji III : Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd
Salatiga, 07 Maret 2014 Ketua STAIN Salatiga
vi
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:administrasi@stainsalatiga.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini
Nama : Rifa Faridawati
Nim : 11509016
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 1 September 2013 Yang menyatakan,
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini aku persembahkan untuk kedua orang tuaku Bp Afifudin dan Ibu Eni Ismawati, para dosenku, Suamiku, Mas Sugiarto yang selalu memberikan semngatnya untukku,
viii
KATA PENGANTAR
Assalaamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan rasa ikhlas setulus hati penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat, hidayah , inayah serta ridloNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan untuk beliau Rosul tercinta Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang telah membawa kita semua dari zaman kejahiliahan menuju zaman yang penuh barokah ini, semoga kita termasuk umat yang mendapat syafa’atnya. Amin
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam STAIN Salatiga.
Dalam penyusunan skipsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta arahan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. sebagai ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. sebagai ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Bapak Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd. sebagai ketua Progdi S1 PGMI STAIN Salatiga.
ix
5. Seluruh dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan begitu banyak ilmunya.
6. BapakMuh Sinin, S.Pd.I sebagai kepala Madrasah Ibtidaiyah NU 39 Kertosari Kecamatan Singorojo yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di Madrasah yang beliau pimpin.
7. Para guru Madrasah Ibtidaiyah NU 39 Kertosari Kecamatan Singorojo, yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian.
8. Siswa-siswi kelas V Madrasah Ibtidaiyah NU 39 Kertosari Kecamatan Kertosari yang sangat ramah dan menyenangkan.
9. Bapak, Ibu, keluargaku dan teman spesialku yang senantiasa menyayangi dan mencintaiku.
10.Para sahabat-sahabatku PGMI angkatan 2009 yang sangat saya cintai.
11.Orang-orang yang telah membantu dan memberikan fasilitas kepada saya sehingga skripsi ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum begitu sempurna baik isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis berharap akan kritikan dan saran demi kebaikan skripsi ini. Semoga saja skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.
Salatiga,30 Agustus 2013
x
ABSTRAK
Faridawati,Rifa. 2013. Upaya Meningkaktan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Melalui Metode Cooperative Learning Siswa Kelas V MI NU 39 Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Metode Cooperative Learning.
Proses pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah NU 39 Kertosari Kecamatan Singorojo telah menggunakan metode dalam pelaksanaan pembelajarannya, tetapi cenderung kurang memperhatikan manfaat dari metode tersebut, akibatnya hasil belajar siswa pun rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka penulis mengadakan penelitian tindakan kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji seberapa besar manfaat metode cooperative learning
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa apabila digunakan sebagai metode dalam pembelajaran IPA tersebut.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dan pada tiap siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian Kolaborasi dilakukan oleh dua orang guru yang saling bergantian mengamati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode
cooperative learning dalam pelajaran IPA mampu meningkatkan prestasi belajar. Hasil prestasi belajar yang diperoleh sebelum menggunakan metode cooperative learning hanya 10 siswa yang tuntas atau 41,67%, dan setelah menggunakan metode cooperative learning dalam pembelajaran IPA pada siklus I siswa yang mencapai nilai KKM menjadi 15 siswa atau 62,5%, meningkat 5 siswa atau 20,83% dari kondisi awal. Kemudian pada siklus II siswa yang mencapai nilai KKM menjadi 20 siswa atau 83,33% meningkat 20,83% dari siklus I. Sehingga dari data tersebut penulis menyimpulkan bahwa metode cooperative learning
xi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO&PERSEMBAHAN ... vii
xii
H.Sistematika Penulisan ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Prestasi Belajar ... .. 14
1. Pengertian Prestasi Belajar... 14
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 15
3. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar ... 22
B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 23
1. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ... 23
2. Tujuan Pengajaran IPA ... 24
3. Macam-macam Metode Cooperative Learning ... 42
4. Manfaat Metode Cooperative Learning ... 48
5. Kelebihan-Kelebihan Metode Cooperative Learning ... 48
6. Kelemahan-Kelemahan Metode Cooperative Learning ... 49
D. Kaitan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Cooperative Learning... 49
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Setting (Tempat dan Waktu) Penelitian... 51
1.Gambaran Umum Madrasah ... 51
2.Waktu Penelitian ... 56
xiii
C. Deskripsi Penelitian Tindakan ... 57
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 57
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 59
1. Kondisi Awal... 59
2. Siklus I ... 60
3. Siklus II ... 67
B. Pembahasan ... 75
1. Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus ... 75
2. Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM antar Siklus ... 75
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Sekolah 52
Tabel 3.2 Profil Sekolah 52
Tabel 3.3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan 54
Tabel 3.4 Data Siswa 55
Tabel 3.5 Sarana Prasarana Madrasah 55
Tabel 3.6 Data Siswa Kelas V MI NU 39 Kertosari 56 Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal 59
Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siswa Siklus I 62
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I 64
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I 64
Tabel 4.5 Prestasi Belajar Siswa Siklus II 69
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II 71
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II 71 Tabel 4.8 Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus 75 Tabel 4.9 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai
KKM Antar Siklus 75
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Tabel Data Siswa Kelas V MI NU 39 Kertosari 82 Lampiran 2 : Tabel Struktur Organisasi MI NU 39 Kertosari 83 Lampiran 3 : Tabel Profil MI NU 39 Kertosari 84 Lampiran 4 : Tabel Data Pendidik dan Kependidikan 85 Lampiran 5 : Tabel Data Siswa MI NU 39 Kertosari 86 Lampiran 6 : Tabel Sarana Prasarana MI NU 39 Kertosari 87 Lampiran 7 : Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal 88 Lampiran 8 : Prestasi Belajar Siswa Siklus I 89 Lampiran 9 : Hasil Pengamatan Guru Siklus I 91 Lampiran 10: Hasil Pengamatan Siswa Siklus I 92 Lampiran 11: Prestasi Belajar Siswa Siklus II 94 Lampiran 12: Hasil Pengamatan Guru Siklus II 96 Lampiran 13: Hasil Pengamatan Siswa Siklus II 97 Lampiran 14: Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai
KKM per Siklus 99
Lampiran 15: Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai
KKM antar Siklus 100 Lampiran 21: Surat permohonan Izin Penelitian 116
Lampiran 22: Surat keterangan madrasah 117
Lampiran 23: Lembar Konsultasi Skripsi 118
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan sarana untuk mendapatkan pengetahuan bagi seorang peserta didik/siswa. Disekolah peserta didik akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat memperluas wawasan mereka, seperti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan lain-lain. pada pemberian ilmu-ilmu tersebut terjadilah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru dengan siswa-siswanya.
Menurut Morgan dalam buku Suprijono (2011:3), belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman (Learning is any relatively is a result of past experience). Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. (Suprijono,2011:3) Jadi proses belajar bersumber dari pengalaman-pengalaman yang mereka lakukan, dari pengalaman-pengalaman tersebut terjadilah pembelajaran yang dapat menimbulkan adanya perubahan perkembangan pribadi menjadi lebih baik.
2
Namun diera global seperti ini, sering terjadinya perubahan kurikulum pendidikan, seorang guru harus mampu membuat murid memikul tanggungjawab mereka sendiri, membangun pengetahuan berdasarkan pemahaman mereka, dan membentuk nilai-nilai kehidupan serta opini yang dapat dipertanggungjawabkan. (Asmani,2009:22)
Idealnya, agar proses mengajar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka guru harus memberikan variasi-variasi strategi dan metode pembelajaran yang nyaman, menyenangkan, membuat siswa dapat berpikir kritis, aktif dan mampu membuat peserta didik lebih mudah memahami ilmu pengetahuan yang mereka peroleh.
3
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang pada hakekatnya bahwa semua materi ada didalam lingkungan sekitar peserta didik. Dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi yang diberikan adalah berkaitan dengan bumi dan alam semesta. Dengan adanya materi yang lebih dapat terjangkau oleh peserta didik mereka akan lebih mudah memahami materi jika dikaitkan dengan keadaan disekitar mereka secara langsung ataupun dapat mempraktekkannya melalui alat peraga.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diarahkan pada pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan menimbulkan peran serta siswa dalam proses pembelajaran. Karena siswa diajak untuk ikut serta maka diupayakan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mampu menjadi mata pelajaran yang dapat disenangi dan digemari oleh siswa-siswa.
Kenyataannya, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih kurang diminati bagi siswa MI NU 39 Kertosari. Bahkan nilai atau prestasi mata pelajaran IPA yang dimiliki siswa masih kurang optimal. Dengan nilai KKM 7,00 banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM yang telah ditetapkan.
4
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah: Apakah melalui penerapan metode cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pada siswa kelas V MI NU 39 Kertosari Kec. Singorojo Kab. Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: Penerapan metode cooperative learning
dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas V MI NU 39 Kertosari Kec. Singorojo Kab. Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Jika penerapan metode cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa Kelas V MI NU 39 Kertosari Kec. Singorojo Kab. Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode cooperative learning ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
5
a) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok
b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/intruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok. (Djamarah dan Aswan, 2006:105)
c) 80% siswa mencapai nilai KKM yang meliputi:
(1) Siswa mampu mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia
(2) Siswa mampu mengidentifikasi fungsi organ pernapasan hewan (3) Siswa mampu mengidentifikasi fungsi organ pencernaan
manusia
(4) Siswa mampu mengidentifikasi fungsi organ peredaran darah manusia
(5) Siswa mampu mengidentifikasi gangguan pada organ darah manusia
2) Indikator metode cooperative learning
a) Siswa aktif dalam kelompok
6
E. Manfaat Penelitian
Dari tujuan diadakannya penelitian ini, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat:
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pengembangan ilmu strategi pembelajaran.
b. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pendidikan pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
2. Manfaat Praktis
a. Untuk mengetahui manfaat metode cooperative learning
b. Dapat memotivasi guru agar membuat team belajar agar memudahkan siswa dalam belajar
c. Dapat menarik perhatian dan kesenangan siswa terhadap mata pelajaran IPA
F. Definisi Operasional
Beberapa istilah penting yang ditegaskan pada penelitian ini adalah:
1. Prestasi Belajar
7
Dari pengertian prestasi dan belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui proses pembelajaran.
Dengan adanya prestasi belajar guru akan lebih memahami tingkat pemahaman anak dan kemampuan anak terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian guru dapat memutuskan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
2. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) atau disebut juga Ilmu Alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta termasuk dimuka bumi ini sehingga terbentuk konsep dan prinsip. (Maslikhah dan Peni, 2009:4)
3. Metode Cooperative Learning
Metode Kooperatif Learning adalah semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. (Suprijono, 2011:54)
Dalam pembelajaran kooperative guru mengarahkan siswa dengan memberikan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang telah diberikan.
8
akan lebih aktif dan kreatif untuk berusaha menggali pemahamannya bersama dengan teman kelompoknya.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2011:18)
Dalam Penelitian Tindakan Kelas terdapat empat tahap yang digunakan secara sistematis yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut diterapkan dalam siklus-siklus. sehingga dari penerapan siklus-siklus tersebut dapat diperoleh data penelitian yang digunakan untuk mengetahui hasil penelitian.
2. Subyek Penelitian
Dalam Penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V MI NU 39 Kertosari Kec. Singorojo Kab. Kendal yang berjumlah 24 siswa. Siswa tersebut terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
3. Langkah-langkah
9
tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi. Yang lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Langkah pertama dalam sebuah penelitian adalah perencanaan (Planning), perencanaan harus dilaksanakan secara matang dan teliti. Perencanaan yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencantumkan penerapan metode belajar kelompok.
2) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaiaan keaktifan siswa
3) Menyusun lembar pengamatan aktifitas guru dalam pembelajaran
4) Menyusun tes formatif untuk siswa. b. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak dikelas. (Suyadi,2011:62) Dan pada penelitian ini pelaksanaan yang telah dibuat adalah dengan menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun pada tahap perencanaan.
c. Pengamatan (Observation)
10
mendapatkan umpan balik. Peneliti juga mengamati guru saat dilakukannya kegiatan belajar mengajar, kondisi siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
d. Refleksi (Reflektion)
Tahapan terakhir dalam penelitian tindakan Kelas (PTK) adalah refleksi (reflektion). Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. (Suyadi, 2011:64) Dalam hal ini hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang kemudian dievaluasi untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya yaitu siklus II dan seterusnya.
4. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian dalam penelitian ini meliputi: a. Silabus
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c. Lembar Pengamatan Siswa
d. Lembar pengamatan guru e. Soal tes
5. Teknik Pengumpulan Data
11
a. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. (Sukmadinata, 2009:220)
Ada beberapa variasi bentuk observasi yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas, yaitu:
1) Observasi pertisipatif, peneliti melakukan observasi dengan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan.
2) Observasi khusus, observasi dilakukan ketika peneliti melakukan tugas khusus umpamanya memberikan bimbingan
3) Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data, mencatat kegiatan yang sedang berjalan. (Sukmadinata, 2009:152)
Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan bentuk observasi pasif. Peneliti hanya mencatat dan mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta keaktifan siswa dan kondisi kelas pada saat terjadinya kegiatan belajar mengajar.
b. Wawancara
12
penelitian. Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. (Basrowi dan Suwandi,2008:129) Wawancara digunakan untuk mengungkapkan data secara kualitatif. Didalam PTK data kualitatif dapat digunakan untuk melengkapi data kuantitatif. Data ini bersifat lebih luas dan dalam, mengingat data ini digali oleh peneliti sampai peneliti merasa cukup.
c. Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil pelajaran siswa. Tes disusun dengan pemberian soal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah ditetapkan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. (Sukmadinata, 2009:221) Dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran umum selama kegiatan penelitian berlangsung.
6. Analisis Data
Analisis data adalah usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data untuk menjawab permasalahan pokok. (Basrowi dan Suwandi,2008:131)
13
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDUHULUAN: Pendahuluan memuat tentang Latar Belakang Masalah; Rumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Hipotesis; Manfaat Penelitian; Definisi Operasional; Metode Penelitian meliputi: Rancangan Penelitian, Langkah-Langkah Penelitian, Instrument Penelitian, Tehnik Pengumpulan Data, Analisis Data; dan Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA: Kajian Pustaka memuat tentang Prestasi Belajar yang meliputi: Pengertian Prestasi Belajar, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar, Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar; Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) meliputi: Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Tujuan Pengajaran IPA, Ruang Lingkup IPA, Fungsi Mata Pelajaran IPA, Materi IPA Kelas V, Organ Tubuh Manusia dan Hewan; Metode Cooperative Learning meliputi: Pengertian Metode Cooperative Learning, Langkah-Langkah Metode Cooperative Learning, Macam-Macam Metode Cooperative Learning, Manfaat Metode
Cooperative Learning, Kelebihan-Kelebihan Metode Cooperative Learning,
Kelemahan-Kelemahan Metode Cooperative Learning; Kaitan Prestasi Belajar dengan Metode Cooperative Learning
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN: Pelaksanaan penelitian memuat tentang Setting (Tempat dan Waktu) Penelitian meliputi Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah NU 39 Kertosari, Waktu Penelitian; Data Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah NU 39 Kertosari; Deskripsi Penelitian Tindakan meliputi: Deskripsi Pelaksanaan Siklus I dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: Penelitian dan pembahasan memuat tentang Hasil Penelitian yang meliputi: Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II; Pembahasan
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. (Poerwadarminta,2003:910) Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. (Suprijono,2011:3)
Belajar terjadi melalui proses-proses dari tidak tahu menjadi tahu yang dapat menimbulkan perubahan perilaku. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat, sebagaimana Rosulullah SAW menyatakan dalam sebuah hadistnya bahwa manusia harus belajar sejak dari ayunan hingga liang lahat. Orang tua wajib membelajarkan anak-anaknya agar kelak ia mampu hidup mandiri dan mengembangkan dirinya.
15
tua dan orang lain, menyayangi saudara. Kebiasaan-kebiasaan ini akan terbawa sampai ia dewasa. (Martinis,2005:97)
Selain orangtua, guru sebagai pengajar disekolahan juga diwajibkan untuk lebih menekankan pendidikan karakter pada siswa. Dengan adanya penanaman karakter-karakter yang baik pada siswa mampu merubah perilaku siswa menjadi lebih baik dan benar.
Jadi Prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui proses pembelajaran. Hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. (Dimyati dan Mudjiyono,2002:200)
Dengan adanya prestasi belajar guru akan lebih memahami tingkat pemahaman anak dan kemampuan anak terhadap pembelajaran yang telah dialakukan. Dengan demikian guru dapat memutuskan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar a. Faktor Intern
1) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu yang membawa diri sesuai dengan penilaiannya. (Dimyati dan Mudjiyono,2002:238)
16
menolak atau mengabaikan belajar. Dengan adanya penilaian tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian dan hasil belajar siswa.
2) Motivasi Belajar
Motivasi merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. (Dimyati dan Mudjiyono,2002:239) Motivasi belajar yang kuat akan memperkuat kegiatan belajar sehingga prestasi yang dimiliki pun akan menjadi lebih baik. Begitu juga sebaliknya, apabila motivasi yang dimiliki lemah maka akan melemahkan kegiatan belajar dan merendahkan prestasi belajar siswa.
3) Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar adalah kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. (Dimyati dan Mudjiyono,2002:239)
17
memahami materi pelajaran yang ia peroleh dan akan mendapatkan prestasi yang optimal.
4) Rasa Percaya diri siswa
Rasa percaya diri siswa ditimbulkan dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dengan adanya percaya diri yang kuat akan mendorong siswa untuk berprestasi dan semakin diakui oleh orang lain.
5) Intelegensi Siswa
Menurut Wechler dalam buku Dimyati dan Mudjiyono (2002:248) Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien.
Intelegensi yang tinggi bila nilai IQ menunjukkan angka 130-145, Intelegensi normal bila nilai IQ menunjukkan angka 85-115, dan Intelegensi yang rendah apabila nilai IQ dibawah 70.
18 6) Kebiasaan Belajar
Prestasi belajar akan tercermin dengan adanya kebiasaan siswa untuk belajar. Kebiasaan belajar yang baik akan terjadi dengan adanya disiplin membelajarkan diri. Kedisiplinan untuk belajar harus ditanamkan di kehidupan sehari-hari dan dilaksanakan dengan teratur. Kebiasaan siswa untuk belajar yang tidak hanya pada saat berada disekolah atau karena tuntutan tertentu (ujian) dapat meningkatkatkan prestasi yang ia miliki.
7) Cita-cita Siswa
Cita-cita yang dimiliki siswa dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan giat. Dengan adanya peningkatan motivasi untuk mendapatkan atau memperoleh cita-cita yang telah ia bayangkan dan impi-impikan siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh dan maksimal akan membuat prestasi siswa menjadi lebih baik sesuai yang telah mereka usahakan. Sehingga cita-cita pun memiliki pengaruh bagi prestasi belajar yang dimiliki siswa.
b. Faktor Ekstern
19
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik bagi generasi muda bangsa.
Diera global seperti ini, seiring terjadinya perubahan kurikulum pendidikan, seorang guru harus mampu membuat murid memikul tanggungjawab mereka sendiri, membangun pengetahuan berdasarkan pemahaman mereka, dan membentuk nilai-nilai kehidupan serta opini yang dapat dipertanggungjawabkan. (Asmani,2009:22)
Untuk pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan guru harus selalu membina dan membimbing siswa dalam belajar.
Adapun tugas guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa adalah sebagai berikut:
a) Membangun hubungan baik dengan siswa
b) Mengarahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar siswa
c) Mengorganisasi belajar
20
f) Melaporkan hasil belajar siswa kepada orangtua siswa yang berguna bagi prestasi masa depan siswa. (Dimyati dan Mudjiyono,2002:249)
Pengggunaan strategi dan metode pembelajaran yang tepat akan membuat tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Ketepatan penyampaian tersebut akan berpengaruh pada baik buruknya prestasi siswa. Jadi guru pun memiliki peranan yang utama bagi keberhasilan belajar siswa.
2)Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran yang lain. Sedangkan prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olahraga.
Sarana dan prasarana berfungsi untuk mempermudah siswa belajar. Dengan adanya sarana dan prasarana akan menuntut guru dan siswa untuk memanfaatkannya dengan optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Peranan guru dalam sarana prasarana adalah sebagai berikut:
21
b) Memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada keberhasilan siswa belajar
c) Mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan sarana dan prasarana secara tepat. (Dimyati dan Mudjiyono,2002:250) Sedangkan peranan siswa adalah sebagai berikut:
a) Ikut serta dalam memelihara dan mengatur sarana dan prasarana secara baik
b) Ikut serta berperan aktif dalam pemanfaatan sarana prasarana secara tepat guna
c) Menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka pencerdasan kehidupan generasi muda bangsa. (Dimyati dan Mudjiyono,2002:250)
Dengan adanya peranan tersebut maka guru dan siswa dapat belajar memelihara fasilitas umum yang telah diberikan dengan baik. Dengan adanya sarana dan prasarana akan mendukung proses belajar mengajar dan membantu siswa memperoleh prestasi belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3)Kebijakan Penilaian
patokan-22
patokan nilai yang telah ditentukan dan kebijakan penilaian tersebut merupakan kebijakan guru sebagai pengelola proses belajar. Dengan patokan nilai tersebut maka akan tercermin prestasi siswa yang baik maupun yang kurang baik.
4)Lingkungan Sosial Siswa
Lingkungan menjadi faktor ekstern bagi prestasi belajar siswa, karena dengan adanya lingkungan yang baik dan sehat sangat mempengaruhi jiwa maupun fisik siswa. Dari keadaan jiwa dan fisik yang baik maka prestasi belajar yang dimiliki siswa akan berpengaruh baik pula.
5)Kurikulum Sekolah
Program pembelajaran disekolahan mendasarkan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum sekolah berisi tentang tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
23
Segala pemasalahan tersebut dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa, bagi siswa yang mudah menerima pergantian mungkin tidak akan mengalami kesulitan belajar, tapi bagi siswa yang kurang mampu menerima pergantian akan menjadi bingung dan berimbas pada prestasi yang ia miliki.
3. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Agar prestasi yang dimiliki siswa dapat meningkat dan memiliki nilai yang maksimal maka terdapat berbagai cara atau upaya yang dapat dilakukan, diantaranya yaitu:
a. Siswa harus mendengarkan penjelasan guru dengan baik
b. Siswa tidak malu bertanya tentang segala sesuatu yang belum mereka pahami, baik diwaktu belajar disekolahan bersama guru atau belajar dirumah bersama orangtua
c. Siswa harus aktif dan kreatif didalam kelas untuk menggali dan memahami pengetahuannya
d. Siswa harus selalu giat belajar baik disekolah maupun dirumah e. Mengikuti belajar diluar jam sekolah, seperti les
f. Istirahat yang cukup dan memakan makanan yang sehat
B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
24
secara teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen. Dengan demikian sains tidak hanya sebagai kumpulan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi tentang cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah. (Djumhana,2009:2)
Dari pengertian tersebut mata pelajaran IPA berupaya untuk membangkitkan manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahaman tentang alam dan seisinya sehingga mereka dapat menemukan berbagai macam rahasia alam seperti mengetahui sebab-sebab bencana alam, berbagai macam tumbuhan dan hewan yang ada didunia, serta bermacam-macam pengetahuan lain yang berhubungan dengan alam.
2. Tujuan Pengajaran IPA
Menurut Departemen Agama (2002 :254) tujuan IPA adalah:
a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
b. Memiliki ketrampilan-ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar. c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari
benda-benda serta kejadian dilingkungan sekitar.
25
e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
f. Mampu menggunakan terknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kesadaran Tuhan Yang Maha Esa.
3. Ruang Lingkup IPA
Menurut Departemen Agama (2002 :254) ruang lingkup IPA adalah sebagai berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya.
b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah dan batuan.
c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.
d. Kesehatan, makanan, penyakit dan pecegahannya.
26
4. Fungsi Mata Pelajaran IPA
Mata pelajaran IPA berfungsi untuk:
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan
keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajun IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
5. Materi IPA Kelas V
a. Fungsi organ tubuh manusia dan hewan 1) Organ pernapasan manusia
27 4) Alat peredaran darah manusia b. Tumbuhan
1) Cara tumbuhan hijau membuat makanan
2) Manusia dan hewan bergantung pada tumbuhan hijau c. Penyesuaian Makhluk hidup dengan lingkungannya
1) Penyesuaian hewan dengan lingkungannya 2) Penyesuaian tumbuhan dengan lingkungannya d. Benda dan sifatnya
1) Sifat benda 2) Perubahan benda 3) Perubahan wujud benda e. Gaya, gerak dan energi
1) Hubungan gaya, gerak dan energi 2) Macam-macam gaya
f. Pesawat sederhana
1) Pengertian pesawat sederhana 2) Jenis-jenis pesawat sederhana
3) Memilih pesawat sederhana yang sesuai dengan pekerjaan g. Cahaya dan sifat-sifatnya
1) Cahaya dan sifat-sifatnya 2) Penerapan sifat-sifat cahaya
28 h. Tanah dan struktur lapisan bumi
1) Batuan pembentuk tanah
2) Pelapukan batuan pembentuk tanah 3) Susunan dan jenis-jenis tanah 4) Struktur bumi
i. Daur air dan peristiwa alam 1) Daur air
2) Peristiwa alam di indonesia
3) Dampak kegiatan manusia terhadap permukaan bumi
6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan
a. Organ pernapasan manusia
Bernapas adalah Proses pengambilan oksigen dari udara bebas dan pembuangan karbondioksida serta uap air.
Adapun alat-alat pernapasan manusia terdiri dari: 1) Hidung
Hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan. Udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Didalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk agar bebas dari debu dan kuman.
29
Udara pernapasan dari hidung turun ke tenggorokan. Pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke tenggorokan. Ujung tenggorokan bercabang menjadi dua bagian yang disebut bronkus.
3) Paru-paru
Paru-paru terdapat didalam rongga dada diatas diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kiri yang terdiri atas dua gelambir dan paru-paru kanan yang terdiri dari tiga gelambir.
Proses pernapasan diatur oleh otot diafragma dan otot diantara tulang rusuk.
Pada saat menarik napas otot diafragma mengerut. Akibatnya diafragma mendatar, rongga dada membesar, dan udara masuk paru-paru. Selain itu, paru-paru dapat pula terisi udara dengan mengerutnya otot antar tulang rusuk. Otot antar tulang rusuk yang mengerut menyebabkan rongga dada membesar dan udara masuk ke dalam paru-paru. Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru-paru disebut inspirasi
30
paru-paru mengempis sehingga karbondiksida dalam paru-paru terdorong keluar. Proses tersebut merupakan proses ekspirasi.
Masuk dan keluarnya udara pernapasan yang disebabkan oleh naik dan turunnya tulang rusuk disebut dengan pernapasan dada. Adapun masuk dan keluarnya udara pernapasan karena mendatar dan melengkungnya diafragma disebut pernapasan perut.
b. Organ pernapasan hewan
Organ pernapasan pada hewan, antara lain sebagai berikut: 1) Burung
Burung bernapas dengan paru-paru. Selain paru-paru, pernapasan pada burung juga dibantu oleh pundi-pundi (kantong) udara. Burung bernapas dengan cara mengalirkan udara yang ada dalam pundi-pundi udara melalui gerakan sayapnya. Gerakan kedua sayap inilah yang menyebabkan pundi-pundi udara mengembang dan mengempis sehingga udara dapat masuk ke dalam paru-paru.
2) Ikan
31
tekanan didalam mulut ikan menjadi rendah dan air akan masuk. Pada lembar insang terjadi pertukaran oksigen yang larut dalam air dan karbondioksida dari dalam tubuh ikan. Oksigen yang terkandung dalam air akan diikat oleh kapiler darah.
Ikan memiliki gelembung renang. Gelembung renang itu berguna untuk menyimpan oksigen dan mengatur gerak naik turun. Ikan yang hidup ditempat yang kurang air mempunyai lipatan-lipatan insang yang disebut dengan labirin.
3) Serangga
Serangga bernapas dengan menggunakan trakhea. Trakhea merupakan pembuluh-pembuluh yang halus yang bercabang dan bercabang keseluruh tubuh. Pada ujung pembuluh terdapat lubang-lubang pernapasan yang disebut stigma. Stigma terletak disepanjang kedua sisi tubuh serangga dan berfungsi sebagai jalan keluar dan masuknya udara.
4) Cacing
32
c. Alat pencernaan makanan pada manusia
Pencernaan adalah proses melumatkan makanan yang semula kasar menjadi halus. Alat pencernaan pada tubuh manusia adalah:
1) Mulut
Makanan masuk kedalam tubuh melalui mulut. Didalam rongga mulut terdapat:
a) Gigi
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan yang masuk dalam rongga mulut. Berdasarkan bentuk dan fungsinya gigi dibedakan menjadi tiga yaitu:
(1) Gigi seri untuk memotong makana (2) Gigi taring untuk mengoyak makana (3) Gigi geraham untuk mengunyah makanan b) Lidah
Lidah memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebgai berikut:
(1) Mengatur letak makanan saat dikunyah (2) Membantu menelan makanan
33
Saat makanan dikunyah dalam mulut, makanan dibasahi oleh air liur. Makanan menjadi licin dan mudah ditelan. Selain itu, air liur mengandung enzim ptialin atau amilase. Enzim emilase berfungsi untuk mencerna zat tepung secara kimia menjadi zat gula.
Air liur dihasilkan oleh kelenjar liur. Penglihatan, bau, atau bahkan pikiran tentang makanan dapat merangsang kelenjar liur menghasilkan air liur.
2) Kerongkongan
Kerongkongan merupakan penghubung antara rongga mulut dan lambung. Kerongkongan terdiri atas otot yang lentur. Makanan yang berada didalam kerongkongan akan didorong oleh dinding kerongkongan menuju lambung. Gerakan ini disebut gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik dilakukan oleh dinding kerongkongan. Gerakan ini berkontraksi secara bergelombang seperti meremas-remas. Selain lambung dan kerongkongan, usus juga memiliki gerak peristaltik.
3) Lambung
34
kerongkongan. Dinding lambung menghasilkan asam klorida HCI (asam lambung) yang berguna untuk membunuh kuman-kuman yang masuk bersama makanan.
Didalam lambung terdapat:
a) Enzim pepsin, berguna untuk mengubah protein menjadi asam amino
b) Enzim renin, berfungsi untuk mengendapkan protein susu menjadi kasein
4) Usus halus
Setelah melalui pencernaan dilambung, makanan masuk kedalam usus halus. Usus halus terdiri atas tiga bagian yaitu usus dua belas jari, usus kosong dan usus penyerap.
Didalam usus dua belas jari, makanan dicerna secara kimiawi. Pencernaan itu dilakukan oleh getah empedu, dan getah prankeas, getah empedu dihasilkan oleh hati. Getah empedu berfungsi untuk mencerna lemak.
Beberapa enzim yang dihasilkan oleh getah prankeas:
a) Enzim amilase, berfungsi mengubah zat tepung menjadi gula
35
c) Enzim lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak
Setelah melewati usus dua belas jari, makanan sampai di usus kosong. Setelah hancur dan lumat, makanan menjadi usus penyerap.
5) Usus besar
Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus. Usus besar terdiri dari usus besar naik, usus besar melintang, dan usus besar turun. Didalam usus besar terjadi penyerapan air dan garam-garam mineral. Selanjutnya, sisa makanan dibungkus oleh bakteri pembungkus didalam usus besar. Hasil pembungkus berupa bahan padat, cair, dan gas. Gas dikeluarkan melalui kentut.
6) Anus
Bagian akhir dari saluran pencernaan berupa lubang keluar yang disebut anus. Sisa pencernaan dari usus besar dikeluarkan melalui anus. Bahan padat hasil pembusukan dikeluarkan sebagai tinja dan gas dikeluarkan berupa kentut.
Sisa pencernaan yang berupa cairan disalurkan dan disaring dalam ginjal. Cairan yang tidak berguna dikeluarkan melalui lubang kemih berupa air seni.
36
Alat peredaran darah pada manusia terdiri dari: 1) Jantung
Jantung terletak diantara rongga dada sebelah kiri ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung tersusun atas kumpulan otot yang sangat kuat dan disebut miokardia. Jantung terdiri atas 4 ruang yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan dan bilik kiri.
Antara serambi dan bilik dibatasi oleh katup (klep). Katup ini mencegah bercampurnya darah yang mengandung banyak oksigen dan karbondioksida. Jantung berfungsi memompa darah. Jantung memompa darah dengan cara menguncup (berkontraksi) dan mengembang (berelaksi).
2) Pembuluh darah
Pembuluh merupakan saluran tempat mengalirnya darah dari jantung keseluruh tubuh maupun sebaliknya. Ada dua macam pembuluh darah yaitu:
37
b) Pembuluh balik, yaitu pembuluh darah yang membawa darah kaya karbondioksida dari seluruh tubuh menuju jantung, kecuali vena pulmonalis. Vena pulnomalis membawa darah kaya oksigen dari paru-paru menuju jantung.
Pembuluh nadi dan pembuluh balik bercabang-cabang. Ujung cabang pembuluh yang terkecil disebut kapiler. Antar pembuluh nadi dan pembuluh balik terdapat perbedaan-perbedaan pokok yaitu sebagai berikut:
a) Pembuluh nadi (1) Denyut terasa
(2) Umumnya terletak dibagian dalam tubuh (3) Dinding tebal, kuat dan elastis
(4) Tekanan darahnya tinggi (5) Darah mengalir cepat
(6) Membawa darah yang mengandung banyak oksigen kecuali arteri pulmonalis
b) Pembuluh balik
(1) Denyut tidak terasa
38 (5) Darah mengalir lambat
(6) Membawa darah yang mengandung banyak karbondioksida kecuali vena pulmonalis
C. Metode Cooperative Learning
1. Pengertian Metode Cooperative Learning
a. Menurut Masitoh dan Dewi (2009:232) kooperatif learning adalah strategi pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.
b. Menurut Suprijono (2011:54) Metode belajar kelompok atau yang lebih dikenal dengan Kooperatif Learning adalah semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
c. Menurut Rusman (2009:202) pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
39
itu, siswa juga dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan berkembang suasana belajar yang terbuka, karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan.
Dalam metode kooperatif guru tidak hanya berperan sebagai narasumber tetapi sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri.
Djumhana (2009:92) Terdapat beberapa karakteristik dalam pembelajaran kooperatif, antara lain:
a. Setiap individu mempunyai rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kelompok agar hasil belajar menjadi lebih baik (Positive interdependence)
b. Setiap anggota kelompok harus saling membelajarkan dan mendorong agar tujuan dan tugas yang diberikan kepada kelompok dapat dipahami oleh anggota kelompok (Face to face promotive interaction)
40
untuk mengatur konflik yang terjadi dalam kelompok (Appropriate use of colaborative skills)
d. Setiap anggota kelompok harus dapat mengatur keberhasilan kelompok, secara berkala mengevaluasi kelompok, serta mengidentifikasi perubahan yang akan dilakukan kelompok agar menjadi lebih efektif (Group processing)
Nurulhayati (2002:25-28) dalam buku Rusman (2011:204) mengemukakan lima unsur dasar cooperative learning, yaitu:
a. Ketergantungan yang positif
Ketergantungan yang positif adalah suatu bentuk kerja sama yang sangat erat kaitan antara anggota kelompok. Kerjasama ini dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Siswa benar-benar mengerti bahwa kesuksesan kelompok tergantung pada kesuksesan anggotanya.
b. Pertanggungjawaban individual
Maksudnya adalah kelompok tergantung pada cara belajar perseorangan seluruh anggota kelompok. Pertanggungjawaban memfokuskan aktifitas kelompok dalam menjelaskan konsep pada satu orang dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok siap menghadapi aktivitas lain dimana siswa harus menerima tanpa pertolongan anggota kelompok.
41
Kemampuan bersosialisasi adalah sebuah kemampuan bekerjasama yang biasa digunakan dalam aktivitas kelompok. Kelompok tidak berfungsi secara efektif apabila siswa tidak memiliki kemampuan bersosialisasi yang dibutuhkan.
d. Tatap muka
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi dengan anggotanya. Kegiatan ini akan memberi keuntungan dan mempermudah siswa dalam kelompok.
e. Evaluasi proses kelompok
Evaluasi dilakukan oleh guru untuk mengetahui hasil yang telah diperoleh dan untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang diharapkan.
2. Langkah-langkah Metode Cooperative Learning
Menurut Rusman (2011:211) terdapat enam langkah utama dalam
cooperative learning, yaitu:
a. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar
42
Tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru membuat kelompok siswa berdasarkan pencampuran antara siswa yang berprestasi tinggi dengan yang rendah. Agar dalam lingkungan kelompok siswa dapat saling melengkapi dan dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa
d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok pada saat mereka belajar dan mengerjakan tugas
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam penggabungan kemampuan individu dan kemampuan pada kelompok. Penilaian dilakukan dalam bentuk tes maupun kuis
f. Memberikan penghargaan
43
Penghargaan dapat diberikan dalam bentuk nilai, pujian atau hadiah.
3. Macam-Macam Metode Cooperative Learning
Ada beberapa variasi jenis metode cooperative learning antaralain yaitu:
a. Student Teams Achievement Division (STAD)
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2007) dalam buku Rusman (2011:213) STAD merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang palig banyak diteliti. Model telah digunakan dalam penyampaian mata pelajaran matematika, IPA, IPS, bahasa inggris dan banyak subjek lainnya.
44 b. Jigsaw
Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
c. Investigasi Kelompok (Group Investigation)
GI dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa sendiri dengan tiap kelompok memiliki kebebasan untuk memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, kemudian membuat hasil kelompok. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi yang mereka peroleh.
d. Make a Match (Membuat Pasangan)
45
Penerapan metode ini dimulai dengan mempersiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban. Setelah itu guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok pembawa kartu pertanyaan, kelompok kedua merupakan kelompok pembawa kartu jawaban, dan kelompok ketiga adalah kelompok penilai. (Suprijono, 2011:95)
Kemudian guru meminta kelompok pertanyaan dan jawaban untuk menemukan pasangannya, setelah mereka menemukan pasangannya mereka menunjukkan jawabannya kepada kelompok penilai. Kemudian mendiskusikan ketepatan jawabannya dan mengonfirmasikan hal-hal yang telah mereka lakukan yaitu memasangkan pertanyaan dan jawaban dan melaksanakan penilaian.
e. Model TGT (Team Games Tournaments)
Menurut Saco (2006) dalam buku Rusman (2011:224), dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis dan pertanyaan-pertanyaan seputar materi.
f. Model Struktural
prinsip-46
prinsip dasar, pembentukan kelompok dan pembentukan kelas, kelompok, tata kelola, serta keterampilan sosial.
g. Think-Pair-Share
“Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru
mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. (Suprijono, 2011 : 91)
Selanjutnya, “Pairing”, pada tahap ini guru meminta
peserta didik untuk berpasang-pasangan. (Suprijono, 2011:91) Dengan pasangannya siswa diminta untuk saling berdiskusi tentang topik atau permasalahan yang harus diselesaikan sehingga lebih bermakna.
Setelah berdiskusi, kelompok-kelompok atau pasangan-pasangan tersebut memaparkan hasil kelompok mereka yang lebih dikenal dengan “Sharing”. (Suprijono, 2011: 91) Dalam hal ini
diupayakan terjadinya proses tanya jawab sehingga peserta didik dapat menemukan pengetahuan yang telah dipelajarinya.
h. Numbered Heads Together
47
Together” berdiskusi menemukan jawabannya. (Suprijono,
2011:92)
Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan sampai nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapatkan giliran untuk menjawab pertanyaan. Berdasarkan jawaban tersebut guru dapat mengembangkan hasil diskusi dan jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan pengetahuan bagi siswa.
i. Two Stay Tow Stay
Dalam metode ini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok. Kemudian guru memberikan tugas untuk didiskusikan jawabannya oleh tiap-tiap kelompok.
Setelah diskusi intra kelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kekelompok lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas memiliki kewajiban menerima tamu dari kelompok lain. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Setelah mereka menunaikan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing. (Suprijono, 2011:94)
Setelah kembali kekelompok asal, peserta didik yang bertamu dan menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka lakukan.
j. Listening Team
48
ketiga memiliki perspektif yang berbeda. Dengan perbedaan tersebut diupayakan akan memunculkan diskusi dan tanya jawab yang aktif sehingga mereka dapat menemukan pengetahuan struktural. Kelompok ke empat adalah kelompok yang bertugas mereview dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
k. The Power of Two
Metode ini diawali dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan. Guru meminta setiap siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut, kemudian guru meminta siswa untuk mencari pasangan kelompok mereka. Setelah berpasangan mereka saling menjelaskan jawaban masing-masing. Kemudian mereka menyusun kembali jawaban yang telah disepakati. Setelah itu pasangan tersebut akan membandingkan jawaban mereka dengan pasangan lainnya. Diakhir pelajaran buatlah rumusan-rumusan rangkuman sebagai jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. (Suprijono, 2011:101)
4. Manfaat Metode Cooperative learning Adapun manfaat cooperative learning adalah: a. Meningkatkan minat belajar yang dimiliki siswa
b. Dalam belajar, perbincangan antar kelompok mempermudah kenyataan dan teori-teori dilihat dari keseluruhannya
c. Dengan belajar kelompok, siswa belajar bertanggungjawab, menerima kritik dan masukan, belajar berkomunikasi dan menjalin keakraban kepada teman
d. Mempermudah belajar dan penyampaian materi yang banyak sedangkan waktu terbatas
e. Mendorong siswa menyumbangkan bukti pikirannya untuk memecahkan masalah bersama (Bona, 2005:50)
49
Menurut Masitoh dan dewi (2009:248) kelebihan metode
cooperative learning adalah sebagai berikut:
a. Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan
b. Optimalisasi partisipasi siswa
c. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi
d. Adanya stuktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur
e. Meningkatkan penerimaan f. Meningkatkan hubungan positif g. Motivasi Intrinsik makin besar h. Percaya diri yang tinggi i. Perilaku dalam tugas lebih
j. Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah k. Siswa beranggungjawab dengan belajar
6. Kelemahan-kelemahan Metode Cooperative Learning Adapun kelemahan metode ini adalah:
a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah
b. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai
50
D. Kaitan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Cooperative Learning Ilmu Pengetahuan Alam memiliki materi yang melibatkan siswa secara aktif serta berhubungan langsung dengan alam sekitar. IPA juga memiliki materi yang sangat luas yang melibatkan alam sekitar siswa.
Dalam kaitan memahami materi IPA yang begitu luas guru harus menggunakan metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan keaktifan siswa dalam belajar IPA. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode Kooperatif Learning.
Adapun pentingnya metode Kooperatif dalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:
a. Dengan menggunakan metode cooperative Learning siswa dapat belajar bersama teman, saling tukar pikiran, serta dapat memecahkan permasalahan secara bersama-sama
b. Dengan menggunakan metode cooperative learning dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa
c. Dengan menggunakan metode cooperative learning siswa tidak hanya mendapatkan pemahaman materi dari guru tetapi juga dari teman sekelompoknya
d. Dengan menggunakan metode cooperative learning dapat menumbuhkan pendidikan karakter tentang tanggungjawab terhadap apa yang telah ditugaskan kepadanya.
e. Dengan menggunakan metode cooperative learning siswa akan lebih aktif untuk mencari dan menggali pemahamannya tentang materi f. Dengan menggunakan metode cooperative learning dapat
51
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Setting (Tempat Dan Waktu) Penelitian
1.
Gambaran Umum MadrasahPenelitian ini dilakukan didesa Kertosari, tepatnya di MI NU 39 Kertosari Singorojo Kendal. Dengan gambaran umum sebagai berikut: a. Tinjauan Geografis
Ditinjau dari letak geografisnya MI NU 39 Kertosari, Singorojo Kendal berada di wilayah pedesaan dan terletak pada daerah dataran tinggi, di mana keadaan udaranya masih segar dan sejuk, belum banyak tercemar dengan polusi udara. Wilayah ini juga masih nyaman, indah dengan lingkungan yang asri dan relatif bersih. Dari kondisi seperti ini dapat menambah kenyamanan dan konsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar. Ini menjadi salah satu pendukung berhasilnya kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah.
52
Kertosari sehingga dari letak geografis tersebut keberadaannya sangat strategis diakses dari arah dukuh manapun.
b. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi yang ada di MI NU 39 Kertosari Singorojo Kendal Adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah NU 39 Kertosari
No. Nama Jabatan
1. Muh sinin, S.Pd.I Kepala Sekolah
2. Muchlasin, S.Pd.I Wakil Kepala Sekolah
3. Farida Asmawati, S.Pd.I Wali Kelas I
14. Ahmad Rosyidin Guru Kelas
15. Eni Ismawati Bendahara
16. Khikmatul Ulfa, S.Pd.I TU
Struktur organisasi sekolah membantu melancarkan proses pembelajaran serta tata tertib rapinya administrasi sekolah yang sesuai dengan kemampuan dan tugas bagi guru-guru MI NU 39 Kertosari. c. Profil Sekolah
Agar lebih jelas masalah status MI NU 39 Kertosari Singorojo Kendal, peneliti sajikan data profil sekolah sebagai berikut
Tabel 3.2 Profil MI NU 39 Kertosari
Profil Sekolah Identitas Sekolah
Nama Sekolah MI NU 39 Kertosari
NIS 111233240028
NSS 130261670612001
Provinsi Jawa Tengah
Otonomi Kendal
Kecamatan Singorojo
Desa Kertosari
53 Sambungan….
Alamat Jalan iman no.31 Brayo Barat
Kode Pos 51382
Daerah Pedesaan
Status Sekolah Swasta
Kelompok Sekolah Filial
Akreditasi B. th 2006 – A. th 2010
SK No:KW.11.4/4PP.D 32/623.24. 11/
06 TGL 27 Februari 2006
KBM Pagi
Bangunan Sekolah Milik Sendiri
Jarak ke Pusat Kecamatan + 14 km
Jarak ke Pusat Otoda + 27 km
Terletak pada Lintasan Desa
Organisasi Penyelenggara Pemerintahan
d. Visi Misi dan Strategi MI NU 39 Kertosari Singorojo Kendal 1) Visi
Cerdas, Trampil, berakhlakul karimah dan berlandaskan imtaq 2) Misi
a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
b) Menumbuhkan semangat budaya mutu dan disiplin kepada seluruh warga sekolah secara intensif
c) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal
d) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang di anut dan juga budaya bangsa, sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak .
54
f) Menerapkan managemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.
3) Tujuan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlotul ulama’ (NU) 39 Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut:
a) Mempersiapkan peserta didik yang berkelakuan islami dengan faham ahlussunah wal jama’ah dalam keseharian.
b) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkompetensi secara akademik, olah raga, keterampilan dan budaya ditingkat kabupaten, propinsi atau nasional dengan tetap menjunjung tinggi akhlakul karimah
c) Mempersiapkan peserta didik yang mandiri dan berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
e. Keadaan Guru dan Siswa
1) Keadaan Guru dan Karyawan
Tabel 3. 3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No. Keterangan Jumlah Jumlah
55
Di MI NU 39 Kertosari terdapat 13 tenaga pendidik yang sudah memiliki tugas masing-masing dalam kegiatan pembelajaran dan seorang tenaga kependidikan sebagai penjaga madrasah.
2) Keadaan Siswa
Tabel 3.4 Data Siswa
Tahun Ajaran Kelas Jumlah
I II III IV V VI
2011/2012 51 58 45 61 31 33 279
2012/2013 59 49 48 49 58 29 292
2013/2014 35 57 44 46 48 55 285
f. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah salah satu faktor yang penting dalam proses pembelajaran, karena tanpa adanya sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar tidak akan bisa terlaksana dengan baik dan sebagai alat untuk menunjang mutu pendidikan, dan kegiatan-kegiatan siswa yang ada di sekolah.
Sarana Prasarana MI NU 39 Kertosari
Tabel 3.5 Sarana Prasarana Madrasah