• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PASIEN TUBERKULOSIS BTA POSISTIF DALAM MEMBUANG DAHAK DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PASIEN TUBERKULOSIS BTA POSISTIF DALAM MEMBUANG DAHAK DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 1 TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PASIEN TUBERKULOSIS

BTA POSISTIF DALAM MEMBUANG DAHAK DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

Level Of Knowledge And Behaviour Of Tuberculosis Patients Smear Positive In Wasting Sputum In District Banjarsari Surakarta

Indarwati, Ari eko Saputro

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

ABSTRACT

Tuberculosis is an infectious disease due to mycobacterium tuberculosis, tuberculosis is transmitted through air, and tuberculosis disease can be prevented by, among others, disposing sputum correctly, by disposing it into special container/stoppered jar containing disinfectant solution to kill germs, bacteria and mycobacterium tuberculosis. Objective to describe knowledge level and behavior of tuberculosis patients in disposing sputum into stoppered jar (can) containing disinfectant solution to prevent the tuberculosis transmission from occurring in Banjarsari Sub District area of Surakarta City.

This research employed descriptive qualitative method with saturated sampling technique with 36 respondents as the sample.

Univariate analysis showed that for the knowledge level of tuberculosis patients, most (19 or 52.8%) respondents had good knowledge level and for the patients’ behavior of disposing sputum, most (21 or 58.3%) respondents still had bad behavior.

The knowledge level of tuberculosis largely belonged to good knowledge category, but the BTA-positive tuberculosis patient’s behavior of disposing sputum into stoppered jar containing disinfectant still belonged to bad category.

Keywords: Knowledge level, Behavior of disposing sputum, Tuberculosis

ABSTRAK

(2)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 2 2014 di temukan 75 kasus tuberculosis BTA positif. Tujuan untuk mendiskripsikan tingkat pengetahuan dan perilaku pasien tuberkulosis dalam membuang dahak pada kaleng toples berisi cairan desinfektan guna mencegah terjadinya penularan tuberkulosis di Wilayah Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sampel random didapat 36 responden.

Analisa univariat menunjukkan tingkat pengetahuan pasien tentang tuberkulosis sebagian besar baik 19 responden (52,8%) dan untuk perilaku pasien dalam membuang dahak sebagian besar masih buruk sebanyak 21 responden (58,3%).

Tingkat pengetahuan tentang tuberkulosis sebagian besar termasuk dalam kategori pengetahuan baik, akan tetapi perilaku pasien tuberkulosis BTA posistif dalam membuang dahak kedalam kaleng toples berisi cairan desinfektan masih dalam kategori buruk.

Kata kunci : Tingkat pengetahuan,Perilaku membuang dahak, Tuberkulosis

PENDAHULUAN

Penyakit tuberkulosis paru adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobakterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh yang lainnya. Kuman ini juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membran selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari kumannya berlangsung lambat. Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet, karena itu penularannya terutama terjadi

pada malam hari (Tabrani,2014). Menurut penelitian Suharyo (2013)

WHO menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberculosis.

(3)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 3 2011 sebesar 27 per 100.000 penduduk,.

Akan tetapi angka insidennya turun menjadi 185 per 100.000 penduduk di tahun 2012.

Penyakit tuberkulosis (TB) di Jawa Tengah 2010-2013 bedasarkan presentase Case Notification Rate (CNR) kasus di

Jawa Tengah mengalami peningkatan dari tahun 2010 ada 111 kasus per 100.000 penduduk di tahun 2013 menjadi 114 per 100.000 penduduk.(Dinkes Provinsi Jawa Tengah 2014).

Bedasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta didapatkan dari tahun 2013 – 2014 mengalami peningkatan.Wilayah yang paling tinggi kasus penderita tuberculosis BTA (+) yaitu di wilayah Kecematan Banjarsari di tahun 2013 di temukan 73 kasus dan tahun 2014 di temukan 75 kasus tuberculosis BTA positif. Sedangkan wilayah yang paling rendah di wilayah Kecamatan Serengan yang di tahun 2013 di temukan 24 kasus di tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 13 kasus penderita tuberculosis BTA positif.

Bedasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2015 di 6 Puskesmas yang ada di Wilayah

Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan observasi di tiap-tiap puskesmas di dapat kasus penderita tuberculosis BTA (+) tahun 2015 yang masih dalam pengobatan secara keseluruhan di Kecamatan Banjasari sebanyak 36 orang. Dan hasil survei dari beberapa petugas puskesmas mengatakan sebagian masyarakat membuang dahak di sembarang tempat. Dari pihak puskesmas sendiri sudah memberikan cara pencegahan penularan tuberkulosis salah satunya dengan membuang dahak yang benar akan tetapi masyarakat masih membuang dahak di sembarang tempat.

Dengan adanya fenomena fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku penderita tubekulosis BTA positif dalam mebuang dahak dengan benar dengan cara membuang dahak di kaleng toples berisi cairan disinfektan guna mencegah penularan tuberculosis di Wilayah Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

(4)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 4 tuberculosis BTA positif dalam

membuang dahak pada kaleng toples berisi cairan desinfektan di Wilayah Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Untuk mendiskripsikan tingkat pengetahuan dan perilaku pasien tuberkulosis dalam membuang dahak pada kaleng toples berisi cairan desinfektan.

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bersifat Mendeskripsikan perilaku penderita Tuberculosis BTA (+) bedasarkan distribusi usia, jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendidikan . Penelitian dilakukan di Wilayah Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta tahun 2016.

Populasi pada penelitian ini sebanyak 36 responden penderita tuberkulosis BTA posistif yang masih dalam pengobatan di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Data Karakteristik Resonden Jenis Kelamin

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis

kelamin Frekuensi Persentase(%)

1 laki-laki 19 52,8%

2 Perempuan 17 47,2%

Total 36 100,0%

Bedasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa penderita tuberculosis BTA (+) antara laki-laki dan perempuan hamper sama, namun lebih banyak diderita kaum laki-laki sebanyak 19 responden (52,8%)

Usia Responden

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia

Table di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa penderita TBC berdasarkan usia paling banyak adalah usia 41-50 tahun yaitu sebanyak No Usia Frekuensi Persentase(%)

1 21-30 3 8,3%

2 31-40 9 25,0%

3 41-50 12 33,3%

4 51-60 8 22,2%

5 61-70 4 11,1%

(5)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 5 12 responden (33,3%) dan paling sedikit

adalah usia 21-30 tahun sebanyak 3 orang (8,3%).

Pekerjaan Responden

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase

(%)

1 Buruh 13 36,1%

2 Pedagang 5 13,9%

3 Swasta 8 22,2%

4 Wiraswasta 6 16,7%

5 tidak

bekerja 4 11,1%

Total 36 100,0%

Tabel 3. Hasil distribusi pekerjaan responden menunjukan distribusi tertinggi adalah buruh sebanyak 13 responden (36,1%) sedangkan distribusi terendah adalah tidak bekerja sebanyak 4 responden (11,1%).

Pendidikan Responden

Tabel 4. Distribusi Frekeunsi Responden Menurut Pendidikan

No Pendidikan frekuensi Persentase

(%)

1 SD 4 11,1%

2 SMP 12 52,8%

3 SMA 19 33,3%

4 Perguruan

tinggi 1 2,8%

Total 36 100,0%

Distribusi pendidikan responden menunjukan distribusi tertinggi adalah SMA sebanyak 19 responden (33,3%) dan yang terendah adalah perguruan tinggi sebanyak 1 responden (2,8%). Data tersebut juga memberikan informasi bahwa di Surakarta masih ada penduduk yang berpendidikan SD. Sedangkan pendidikan minimal yang ditargetkan oleh pemerintah adalah pendidikan dasar 9 tahun.

Tingkat pengetahuan tentang tuberkulosis dan cara membuang dahak.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Tuberkulosis dan cara membuang dahak

No Tingkat

Pengetahuan Frekuensi

Persentase (%)

1 Baik 10 27,8%

2 kurang baik 26 72,2%

Total 36 100,0%

(6)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 6 Perilaku Membuang Dahak Kedalam

Kaleng Toples Berisi Cairan Desinfektan

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Perilaku Membuang Dahak

No

Perilaku Membuang

Dahak

Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 11 30,6%

2 Buruk 25 69,4%

Total 36 100,0%

Distribusi frekuensi perilaku membuang dahak kedalam kaleng toples berisi cairan desinfektan menunjukan sebagian besar adalah buruk yaitu sebanyak 25 responden (69,4%) dan untuk perilaku membuang dahak yang benar yaitu berdahak pada tempatnya dengan toples yang telah diberi cairan desinfektan sebanyak 11 responden (30,6%).

Pembahasan

Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Penelitian tentang penderita tuberculosis ini memberikan gambaran kepada kita bahwa laki-laki lebih banyak yang terkena TBC. Penelitian ini mendukung Rhika,et al (2012) bahwa hasil penelitiannya menemukan kaum laki-laki lebih banyak yang

menderita TBC dibandingkan perempuan. Namun secara analisis statistik menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian TB Paru dan laki-laki mempunyai risiko terkena TB Paru dengan risiko 0,872 kali lebih besar dibandingkan perempuan. Penelitian ini juga didukung penelitian Nailul dan Betty (2013) menunjukkan bahwa tren penderita TB baru laki-laki lebih banyak daripada perempuan selama kurun waktu tiga tahun.

Gambaran Responden berdasarkan usia

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Banjarsari, penderita TBC sebagian besar berusia 41-50 tahun. Artinya penderita tuberkulosis tergolong kelompok dewasa madya. Pada kelompok usia dewasa madya ini adalah kelompok usia masih produktif.

(7)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 7 0,667 kali lebih besar dibandingkan usia

lebih dari usia lainnya. Hal tersebut dikarenakan ketahanan tubuh mulai menurun setelah usia 45 tahun sehingga rentan terkena penyakit

Gambaran Responden berdasarkan Pekerjaan

Hasil yang terdeskripsi tentang penderita tuberculosis pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita bekerja sebagai buruh. Responden yang bekerja sebagai buruh mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang di karenakan keterbatasan waktu dan tenaga karena seharian harus bekerja di lapangan. Terkadang jika pekerjaan membutuhkan waktu yang cepat, maka mengharuskan mereka yang hanya seorang buruh memaksa mereka hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup. Mereka tidak mempunyai dana cadangan untuk perawatan kesehatan bagi keluarga. Surakarta termasuk kota dengan perkembangan industri yang cukup baik, keberadaan pabrik-pabrik industri di wilayah kota Surakarta secara tidak langsung memerlukan tenaga kerja dari masyarakat surakarta dan menyebabkan

prosentase penduduk di surakarta yang bekerja sebagai buruh semakin lebih besar.

Menurut penelitian Rukmini dan Chatrina (2011), sebagian besar penderita TB adalah tergolong berpengeluaran rendah. Penyakit TB selalu dikaitkan dengan kemiskinan. Menurut WHO, 90% penderita TBC di dunia menyerang kelompok dengan sosial ekonomi lemah atau miskin.Hubungan antara kemiskinan dengan kejadian penyakit TB bersifat timbal balik, penyakit TB merupakan penyebab kemiskinan dan karena kemiskinan maka manusia menderita TB.

Gambaran Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasrkan tingkat pendidikan responden, pada table 4 tersebut di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa kelompok penderita TBC tingkat pendidikan SMA adalah terbanyak di wilayah Banjarsari. Penelitian ini didukung oleh penelitian Kurniasari, et al (2012) dalam penelitian analitiknya di

(8)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 8 dengan persentase sebesar 33,8%,

dimana proporsi pada kelompok kasus sebanyak 44,2% lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol sebanyak 23,5%. Menurut Wawan & Dewi (2011) pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu. Pendidikan bisa dapat mempengaruhi seseorang berbuat sesuatu, termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Tuberkulosis Dan Cara Membuang Dahak

Hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat pengetahuan di masyarakat masih kurang terbukti penderita tuberkulosis sebagian besar tingkat pengetahuannya tentang penyakit TBC dan cara membuah ludahnya masih rendah.

Penelitian ini juga mendukung penelitian Kurniasari,et al, (2012) yang mana pengetahuan responden tentang tuberkulosis sebagian besar adalah

rendah (52.9%) dibandingkan dengan kelompok control sebanyak (29.4%). Selain itu penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian dari Djannah,et al, 2009 bahwa pada penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan tuberkulosis paru sebanyak 17 responden (49,9%) yang mana pengetahuan dan pemahaman memegang peranan penting dalam pengobatan TBC paru.

Gambaran Perilaku Responden dalam membuang dahak

(9)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 9 kesehatan seperti puskesmas, obat,

alat-alat steril), Faktor pendorong (yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat) (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Merujuk pada teori tersebut jika melihat hasil penelitian ini, factor penentu perilaku membuag dahak yang tidak benar dimungkinkan ada hubungannnya dengan pengetahuan mereka yang rendah tentang penyakit TBC dan cara pencegahannya.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Muniroh (2013) melalui analisis kebiasaan perilaku buang dahak sebagian besar penderita TBC perilaku buang dahak buruk sejumlah 16 orang (53,3%) pada responden diketahui bahwa ada hubungan antara perilaku buang dahak dengan kesembuhan dengan TBC paru di wilayah kerja puskesmas Mangkang.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Tingkat pengetahuan tentang tuberkulosis masih termasuk dalam

kategori pengetahuan kurang baik ,dan perilaku pasien tuberkulosis BTA posistif dalam membuang dahak kedalam kaleng toples berisi cairan desinfektan masih dalam kategori buruk.

Saran

Khususnya kepada penderita tuberkulosis dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas penderita tuberkulosis paru dalam Tingkat pengetahuan tentang tuberkulosis untuk menambah pengetahuan tentang tuberkulosis dan cara membuang dahak yang benar dengan cara melakukan konsultasi kepada petugas kesehatan ataupun kader kesehatan yang berada sekitar lingkungan tersebut dan pasien tuberkulosis paru BTA positif untuk sadar akan perilaku yang benar khususnya dalam membuang dahak.

Bagi Masyarakat khususnya di kecamatan Banjarsari Kota Surakarta untuk selalu menjalankan hidup bersih dan sehat.selain dalam menjaga hidup bersih dan sehat.

(10)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 10 pendekatan interaktif kepada

masyarakarat dan penderita tuberkulosis agar terciptanya masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Djannah., N., S., Dyah., S., Dian., P., A, 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penularan TBC Pada Mahasiswa di Asrama Manokwari Sleman Yogyakarta. Kesmas Vol.3,No 3,: 162-232

Dinas Kesehatan Jawa tengah, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2014. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah .

Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2014. Profil Kesehatan Kota Surakarta 2014. Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

Masithoh., R., A , 2014. Pengaruh Terapi Berpikir Positif terhadap Perilaku Membuang Dahak pada Pasien Tuberkulosis, Jikk Vol.5.3Agustus 2014:26-3

Muniroh., N., Aisah S., Mifakhuddin, 2013.Faktor - Faktor Yang

Berhubungan Dengan

Kesembuhan Penyakit

Tuberkulosis (TBC) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Semarang Barat. Jurnal Keperawatan Komunitas Vol. 1,No.1:33-42

Nailul.,I., Betty.,R, 2013. Peningkatan Tuberkulosis di Puskesmas Pacarkeling Surabaya Tahun 2009-2011. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.Vol 16 No 1. 29-37

Purwoastuti dan Walyani, 2015. Perilaku & Softskills Kesehatan. Yogyakarta: Pt Pustaka Baru

Rhika.,N., P., Wuryanto., A., M., Dwi ., S, 2012. Hubungan Antara Karakterristik Individu, Praktek Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Di Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakart Vol,1 No 2 435-445

Rukmini, Chatrina 2011. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian TB Dewasa di Indonesia (Hasil Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010). Bulletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 14 No 14.320-331

Kurniasari .,Suhartono., Kusyogo.,C, 2012. Faktor Resiko Kejadian Tuberkulosis Paru di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol.11,No.2

(11)

Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 11 Suharyo, 2013. Determinasi Penyakit

Tuberkulosis di Daerah Pedesaan. Kesmas Vol.9 No.3 2013:85-91

Referensi

Dokumen terkait

emas dari batuan X1 dengan metode bisulfit disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan data pada Tabel 3, dari sekitar 6 g sampel X1 yang dilarutkan dalam air raja kemudian direduksi

pengguna menganggap melakukan pembelian melalui sosial media lebih beresiko karena tidak adanya garansi mengenai suatu produk yang ditawarkan, kasus kasus penipuan

Evaluasi polimer hibrid GLYMO sebagai bahan pelapis baja karbon dilakukan dengan pengukuran laju korosi substrat baja karbon yang dilapisi polimer hibrid dalam larutan

a.. Tampaknya, dalam Tabel l 1 baik <li dalam kantor maupun di mana saja pemakai bahasa Larnpung lebih senang memakai bahasanya. Hal ini disebabkan oleh rasa

Rapat jenis (density ) Density atau rapat jenis (ρ) suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan

Berdasarkan hasil pengamatan selama 5 minggu tanaman kacang tanah ini setelah dirata-ratakan diperoleh data sebagai berikut: rata-rata jumlah daun 15 helai, rata-rata jumlah cabang

Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen pendidikan dimasa depan merupakan manajemen pendidikan yang dirancang atau disusun

Karena Allah telah berfirman tentang orang-orang yang memperolok- olokan shahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam , yang ahli baca al-Qur`an yang artimya: "Dan jika